You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbagai resiko yang dapat dialami seorang pekerja adalah kemungkinan
terjadinya penyakit akibat kerja, yaitu penyakit yang berhubungan dengan kecacatan
dan kematian akibat kerja, sehingga diperlukan antisipasi oleh pihak perusahaan baik
saat proses kerja maupun lingkungan kerja itu sendiri. Penyediaan fasilitas kerja
berupa tempat kerja yang kondusif, alat pelindung diri bagi pekerja dan pelayanan
kesehatan kerja harus menjadi perhatian bagi setiap perusahaan.
Dalam rangka identifikasi masalah atau bahaya potensial, maka dilakukan
Walk Through Surey , yaitu suatu surey pada tempat kerja dengan cara
obserasi dan pengumpulan data perusahaan atau tempat kerja yang berhubungan
dengan kesehatan dan keselamatan kerja, yang pada kesempatan ini dilakukan di
perusahaan koneksi PT. B.
Bahaya potensial yang dapat menjadi perhatian adalah berbagai jenis bahaya
potensial seperti bahaya fisik, biologis, kimia, psikis dan mekanik, serta sumbangan
bahaya potensial dari bidang ergonomi seperti posisi tubuh pekerja saat bekerja dan
sebagainya. Dengan melakukan Walk Trough Surey! ini diharapkan dapat menjadi
masukan bagi peningkatan kualitas program kesehatan dan keselamatan kerja pada
PT. B.
1.2. Permasalahan
Belum diketahuinya bahaya kesehatan potensial yang terdapat pada perusahaan
koneksi.
Tujuan Umum
". #eningkatnya usaha kesehatan dan keselamatan kerja di sektor industri formal di
masyarakat.
$. Teridentifikasinya simpul alur produksi.
%. Teridentifikasinya bahaya kesehatan potensial akibat faktor resiko di lingkungan
kerja dan upaya pengendaliannya.
"
Tujuan Khusus
". &dentifikasi faktor'faktor fisik, kimia, bising dan psikologis pada pekerja di PT.
B.
$. &dentifikasi gangguan kesehatan yang diakibatkan posisi bekerja duduk dan
berdiri.
%. &dentifikasi upaya perbaikan dan pencegahan yang telah dilakukan di PT. B.
(. Tersusunnya rekomendasi terhadap perusahaan untuk meningkatkan dan
memperbaiki upaya Program )esehatan dan )eselamatan )erja *)%+ untuk
pengendalian faktor resiko di tempat kerja dan pencegahan penyakit di tempat
kerja.
Manfaat
1..1. Bag! Instans! Pen"!"!kan
#empunyai lulusan dokter yang berkualitas dan memilki ,a,asan tentang
materi )edokteran -kupasi, terutama dalam pelaksanaan Plant Survey dan
penerapannya dalam pelaksanaan )esehatan dan )eselamatan )erja *)%+.
1..2. Bag! Perusahaan
". #emberikan sarana dalam pelayanan kesehatan dan keselamatan bagi
pekerja.
$. #emelihara dan meningkatkan kesehatan kerja bagi pekerja didalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor'
faktor yang membahayakan bagi pekerja.
%. #encegah timbulnya gangguan kesehatan para pekerja yang diakibatkan
oleh keadaan atau kondisi lingkungan tempat kerja.
$
BAB II
HA#IL PEN$AMATAN
2.1. Data Umum Perusahaan
Perusahaan garmen PT Bina Busana &nternusa && terletak di .alan Pulo Buaran
&& Blok / 0o. " )a,asan &ndustri Pulo 1adung .akarta. Perusahaan ini merupakan
perusahaan berskala nasional. 2,alnya perusahaan ini merupakan anak cabang dari
PT #itra 3orp Pacific 0usantara, namun pada tanggal $ .anuari "445 beberapa anak
cabang yang lain digabungkan menjadi PT Bina Busana &nternusa.
PT Bina Busana &nternusa && adalah suatu usaha sektor informal yang bergerak
dalam produksi pakaian berupa kemeja dengan merek 6alino, 7arry #artin,
3hristian )ent, 6issuto, Sierra #orena, 3ompagnon dan Bergamo. )emeja tersebut
kemudian didistribusikan ke Departemen Store yang ada di seluruh &ndonesia.
Dalam satu tahun perusahaan ini dapat memproduksi 8(9.999 pcs. :ntuk sementara
ini kemeja yang diproduksi oleh PT Bina Busana &nternusa && hanya di distribusikan
ke Departemen Store dan &nstitusional.
Perusahaan ini memproduksi produk dengan jumlah besar sesuai pesanan yang
harus dipenuhi sesuai dengan ,aktu pesanan yang ditentukan. Perusahaan ini
memiliki pekerja sebanyak ;8$ untuk bagian produksi, <9" orang untuk bagian
marketing dan <" orang untuk tenaga administrasi. Para pekerja pabrik umumnya
adalah berpendidikan S#P dan S#2 yang mempunyai keahlian menjahit. Sedang
staf perusahaan berpendidikan D", D% dan S". Sistem gaji pekerja disesuaikan
dengan :pah #inimum =egional *:#=+ di D)& .akarta sebesar =p. 599.999,'
perbulan
Para pekerja bekerja selama enam hari dalam ,aktu satu minggu. .am kerja
hanya dibuat satu shift, yaitu mulai pukul 95."; > "<.99 W&B. Waktu istirahat
disediakan selama (; menit mulai pukul "$."; > "%.99 W&B. Bila terdapat banyak
pesanan, diadakan ,aktu lembur hingga pukul $".99 W&B.
Perusahaan garmen PT Bina Busana &nternusa && menempati lokasi seluas
".<89 m
$
. Bangunan terdiri dari dua lantai. ?antai satu dengan luas bangunan seluas
(9 @ %; m
$
terdiri dari beberapa ruangan yaitu " ruang kantor, " ruang sho,room, "
gudang, " ruang produksi, ( kamar mandi dengan % urinouir , dan " musholla. ?antai
dua dengan luas bangunan seluas (9 @ %; m
$
terdiri dari " ruang produksi, ( kamar
%
mandi dengan % urinouir, " mushola, " poliklinik, " ruang kontrol mesin, " ruang
penga,asan, dan " area untuk pengangkutan barang. Terdapat $ tangga yang
menghubungkan antara lantai satu dengan lantai dua yang terbuat dari besi
berukuran 59 @ $9 cm
$
, tebal $ cm dengan keadaan cukup kokoh serta mempunyai
pegangan pada kedua sisi tangga.
Perusahaan menyediakan katering setiap hari untuk para pekerjanya, untuk satu
kali makan pada saat jam istirahat. )omposisi makanan yang diberikan berupa nasi,
sayur, lauk pauk *telurAikanAdaging+, buah *pisang,AjerukApapaya+ perporsi. 2ir
minum disediakan pada setiap bagian produksi.
2.2. Alur Pr%"uks!
a. =uang produksi lantai " B
1udang
Spreading *menggelar kain C menggambar pola+
3utting *pemotongan pola+
0umbering *pemberian kode ukuran+
Pound *pencetakan mansetAkerah+
Bundle *pengikatan+
&nterlining *penempelan+
Pressing
(
=uang Produksi lantai $
b. =uang Produksi lantai $
=uang Produksi lantai "

3omponent *#enjahit, mengobras setiap komponen pakaian
seperti kantong, lengan, kerah baju+
Se,ing
2sembling *#emasang kancing baju+
&roning *#enyetrika Pakaian+

Dinishing Dolding *#elipat pakaian+
Packing *#engemas pakaian dalam plastik kemudian di
masukkan dalam kardus+
Penjualan
;
)eterangan B
Ruang Produksi Lantai I
". Bahan baku yang datang dari gudang berupa kain sesuai dengan corak dan bahan
kain yang diinginkan.
$. Bahan kain kemudian digelar dan diukur panjangnya lalu disusun E "99 lembar
kain diatas meja . )emudian digambar pola pakaian yang diinginkan diatas kertas.
%. 1ambar pola yang sudah jadi kemudian ditaruh diatas susunan kain yang ujung'
ujungnya sudah difiksasi dengan paku kemudian kain dipotong sesuai dengan
gambaran pola tadi dengan menggunakan gergaji potong khusus kain yang
digerakkan dengan listrik
(. )ain yang sudah dipotong menurut pola kemudian diberi nomor sesuai dengan
ukuran dan model pakaian.
;. ?alu pola'pola yang berbeda dikumpulkan menjadi satu dan diikat, masing'masing
sesuai dengan ukuran dan model pakaian yang diinginkan.
<. Pada pembuatan kerah agar terlihat kaku, kerah dibuat berlapis, untuk merekatkan
tiap lapisan digunakan alat bantu solder dan setrikaan.
5. Setelah tiap lapisan kerah direkatkan dengan solder atau disetrika, sebagai tahap
akhir agar lebih kuat merekatnya kerah lalu dipress.
8. Pola'pola yang telah dipotong dan diberi nomor kemudian di kirim ke ruang
produksi lantai $.
Ruang Produksi Lantai II
". Potongan pola dari lantai satu yang telah dikelompok'kelompokkan kemudian
dijahit dan diobras.
$. Setelah semua bagian pola dijahit kemudian dipasang kancing atau asesoris
pakaian yang diinginkan.
%. Setelah menjadi pakaian, kemudian disetrika.
(. Pakaian yang telah disetrika lalu dilipat, didalamnya dimasukkan karton dan dijepit
supaya terlihat rapi.
<
Pakaian lalu dimasukkan kedalam kantung plastik, dikumpulkan kedalam satu
kardus dan siap untuk dipasarkan.
$.%. Pr%gram Kesehatan "an Keselamatan Kerja Perusahaan &K'(
Pada perusahaan koneksi ini sangat sedikit sekali informasi yang kami
dapatkan mengenai )%. Begitu pula data mengenai P$)% dalam perusahaan ini tidak
kami dapatkan sehingga kami tidak dapat menjelaskan mengenai organisasi dan
departemen yang menangani keselamatan para pekerja.
Sebagai perusahaan sektor informal, program kesehatan kerja dilaksanakan
dengan melakukan dua macam pemeriksaan kesehatan, yaitu pada saat penerimaan
pekerja dan saat pekerja sakit. Saat pekerja sakit, terlebih dahulu ditangani oleh
tenaga paramedis yang ada diperusahaan tetapi jika terdapat masalah yang serius
atau memerlukan tindakan lebih lanjut maka pekerja tersebut akan dirujuk ke rumah
sakit rujukan yang bekerja sama dengan perusahaan. Pekerja yang sakit akan
mendapatkan fasilitas penuh dalam hal pembiayaan pengobatan karena semua
pengobatan ditanggung sepenuhnya oleh pihak perusahaan. Biaya pengobatan yang
ditanggung oleh perusahaan ini meliputi pelayanan ra,at jalan dan pelayanan ra,at
inap.
Perusahaan ini juga mengikutsertakan pekerjanya dalam program
.2#S-STF), program ini meliputi .aminan )ecelakaan )erja, .aminan 7ari Tua
dan .aminan )ematian. Pada .aminan )ecelakaan )erja, pekerja mendapatkan
penggantian biaya jika mendapat kecelakaan pada saat bekerja, dan besarnya iuran
dibayar sepenuhnya oleh perusahaan. .aminan 7ari Tua diberikan pada pekerja yang
telah mencapai usia ;; tahun dan akan mendapatkan santunan selama dia bekerja
sampai usia yang telah disepakati oleh pekerja tetapi pekerja harus mengurus sendiri
ke perusahaan .2#S-STF) untuk mendapatkan santunan hari tuanya, besarnya
iuran dibayar bersama oleh pihak perusahaan dan pekerja. .aminan )ematian
diperuntukkan untuk keluarga yang ditinggalkan pekerja yang meninggal karena
kecelakaan kerja atau penyakit yang dideritanya, besarnya iuran ditanggung
sepenuhnya oleh perusahaan.
Poster'poster yang menunjang atau yang berisi tentang peringatan keselamatan
kerja tidak ada. 0amun ada beberapa tulisan peringatan di setiap bagian produksi
5
yang mengharuskan para pekerja menggunakan alat pelindung diri seperti
diharuskannya penggunaan masker pada ,aktu bekerja. Pemakaian alat'alat
pelindung diri seperti masker, sarung tangan dan penutup kepala disediakan oleh
perusahaan tetapi tidak semua pekerja memakai masker, sarung tangan maupun
penutup kepala ,alaupun telah diberikan oleh pihak perusahaan.
:ntuk pemeliharaan dan peningkatan giGi pekerja, perusahaan menyediakan
makanan yang dipesan melalui catering, dimana pekerja setiap hari mendapat
makanan berupa nasi, sayur, lauk pauk *dagingAikanAtelur+ dan buah'buahan
*jerukApisangApapaya+. #akanan setiap hari berariasi dalam menunya.
2.). Pela*anan Kesehatan Kerja
Pelayanan kesehatan kerja yang ada pada perusahaan ini yaitu adanya
poliklinik dengan fasilitas P%) yang ditangani oleh seorang pera,at. Pera,at datang
tiga kali dalam seminggu dan bekerja mulai pukul 98.99 > "<.99 W&B. Pera,at
memberikan pertolongan pertama dan pengobatan terhadap kecelakaan atau penyakit
akibat kerja maupun yang bukan akibat kerja. 2pabila terdapat pekerja yang
memerlukan pera,atan dan pengobatan lebih lanjut maka akan di rujuk ke rumah
sakit rujukan yang bekerja sama dengan perusahaan antara lain =S Persahabatan, =S
St. 3arolus, dan =S .ayakarta. Biaya pengobatan ra,at inap maupun ra,at jalan
ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan.
2.+. I"ent!f!kas! Baha*a P%tens!al Ber"asarkan Alur Pr%"uks!
a.1udang
". Daktor fisik
=uangan yang panas akibat entilasi yang kurang, lembab dan berdebu.
$. Daktor ergonomis
Pekerja mengangkat dan mendorong gulungan kain, ada kemungkinan
tersandung, lengan terkilir, punggung sakit, dan tertimpa kain.
%. Daktor psikis
Pekerjaan yang monoton dapat menimbulkan rasa bosan dan jenuh.
b. =uang produksi lantai "
". Daktor fisik
=uangan yang cukup panas dan pengap karena entilasi yang kurang
terutama dirasakan dibagian pressing.
8
Debu dan serat dari pakaian
$. Daktor kimia
)ertas karbon yang digunakan untuk membuat pola dapat menyebabkan
tangan menjadi kotor dan sulit dibersihkan.
Bahan baku kain serta sampah produksi berupa potongan kain
menyebabkan ruangan penuh dengan debu serat kain.
%. Daktor ergonomi
Pada saat memotong dan menggunting kain, mencetak dan menempelkan
kerah denga cara menyolder, menyeterika dan melakukan pressing, para
pekerja bekerja dengan posisi berdiri dan membungkuk selama 8 jam
kecuali dalam keadaan hamil diperbolehkan duduk. Pada saat menjahit
dan numbering, pekerja bekerja dengan posisi duduk tanpa ada sandaran
pada tempat duduknya. )eadaan ini dapat menimbulkan kelelahan pada
pekerja.
(. Daktor psikis
Pekerjaan yang monoton dapat menimbulkan stress dan rasa bosan, begitu
pula bila salah dalam menentukan ukuran, salah memotong pola, salah
menentukan ukuran dan kode pakaian, juga bila salah mencetak kerah
baju. Pada bagian interlining, stress ditimbulkan karena adanya bahaya
luka bakar dan pekerjaan yang monoton.
;. Daktor mekanik
Pada bagian spreading digunakan paku dengan posisi terbalik untuk
menahan posisi kain. )eadaan tersebut membuat pekerja rentan tertusuk
paku.
Pada saat pemotongan kain dengan mesin potong, pekerja berisiko terluka
oleh mesin potong.
Pada saat pembuatan kerah, dangan menggunakan setrika dan solder,
pekerja rentan terluka akibat panas dari alat'alat tersebut.
c. =uang produksi lantai $
". Daktor fisik
=uangan yang cukup panas dan pengap karena entilasi yang kurang.
4
Suara mesin yang terus'menerus bekerja sehingga menimbulkan
kebisingan di ruangan *tidak ada data mengenai ambang batas kebisingan
di pabrik+
$. Daktor kimia
Bahan baku berupa kain dengan serat'seratnya saat menjahit dan
mengobras menyebabkan ruangan menjadi penuh debu.
Penggunaan @ylene atau thiner untuk menghilangkan noda pada kain, dapat
menimbulkan bau yang menyengant dan dapat mengiritasi kulit.
%. Daktor ergonomi
Pada saat menjahit dan mengobras, pekerja duduk tanpa ada sandaran dan
alas duduk pada kursinya.
Pada saat menyeterika, melipat dan mengepak pakaian yang sudah jadi,
pekerja bekerja dalam keadan berdiri dan sedikit membungkuk.
(. Daktor psikis
Pekerjaan yang monoton dapat menimbulkan stress dan rasa bosan.
;. Daktor mekanik
Pekerjaan menjahit yang terus'menerus selama 8 jam berisiko tertusuk
jarum.
Pada bagian ironing, pekerja berisiko terkena panas setrika.
Sesuai dengan Tabel " *?ihat lampiran+
2.,. Alasan -em!l!han t%-!k -em.ahasan
H Salah satu bahaya kesehatan potensial di PT. B adalah kondisi ergonominya,
yaitu posisi duduk dan berdiri.
Di lantai "B Pada bagian pemotongan dan pengguntingan kain, pencetakan dan
penempelan kerah dengan cara menyolder, menyeterika dan melakukan pressing,
para pekerja bekerja dengan posisi berdiri dan membungkuk selama 8 jam
kecuali dalam keadaan hamil diperbolehkan duduk. Pada bagian penjahitan dan
numbering, pekerja bekerja dengan posisi duduk tanpa ada sandaran pada tempat
duduknya. )eadaan ini dapat menimbulkan kelelahan pada pekerja.
"9
Sementara di lantai $B Pada bagian penjahitan dan pengobrasan, pekerja duduk
tanpa ada sandaran dan alas duduk pada kursinya. Sedangkan pada bagian
penyeterikaan dan pengepakan pakaian yang sudah jadi, pekerja bekerja dalam
keadaan berdiri dan sedikit membungkuk. Semua sikap dan posisi kerja tersebut
dilakukan secara terus'menerus sehingga didapatkan keluhan'keluhan sakit
pinggang dan mudah lelah, yang dapat berdampak buruk terhadap kinerja
perusahaan.

BAB III
TIN/AUAN PU#TAKA
'.1. Def!n!s!
)ata Frgonomi berasal dari bahasa Iunani B E0$1# yang berarti bekerja dan
N1M1# yang berarti hukum alam. Secara singkat, ergonomi bermakna sebagai
ilmu yang meneliti tentang kajian antara manusia dengan lingkungan kerjanya, yaitu
sistem kerja yang meliputi keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi,
lingkungan kerja, metode kerja, serta pengaturan kerja baik perorangan maupun
kelompok sebagai pelaksana kerja dalam mencapai kesehatan, keselamatan,
kenyamanan dan kondisi lingkungan kerja yang efisien.
"
'.2. Erg%n%m! "alam Et%s kerja
Frgonomi selalu terkait dengan sistem kerja, karena dalam suatu sistem kerja
hampir pasti terdapat komponen manusia. Frgonomi mempelajari aspek anatomi
*struktur tubuh+, fisiologi *kerja dari alat'alat tubuh+, aspek psikologis dari manusia
dalam lingkungan kerja dengan memperhatikan optimasi, efisiensi, keselamatan dan
kenyamanan kerja manusia di lingkungan kerja.
$

Dengan pendekatan ergonomi diharapkan sistem produksi dapat dirancang
untuk melaksanakan kegiatan kerja *proses transformasi input menjadi output+ yang
bernilai tambah dengan didukung oleh keserasian hubungan antara manusia dengan
sistim kerja yang dikendalikan. Sistem produksi ini adalah suatu sistem kerja yang
melibatkan komponen'komponen kerja seperti B mesin atau peralatan, material,
metode kerja, manusia sebagai pekerja, dan lingkungan fisik kerja. Berkaitan dengan
""
perancangan sistem produksi, komponen'kompnen sistem produksi yang perlu
mendapat perhatian aspek'aspek ergonomisnya adalah B
#!ka- Kerja
#anusia adalah komponen struktural utama yang sangat menentukan
kinerja sistem produksi. Selain itu manusia juga adalah bagian dari komponen
fungsional sistem produksi. 2spek'aspek ergonomi yang harus dipertimbangkan
adalah B posisi atau sikap tubuh kerja.
Tohamuslim dan )arhi,ikata *"445+, mendiskripsikan sikap kerja yang
fisiologis sebagai berikut B
a. 3ara kerja pada posisi duduk
Pada prinsipnya duduk harus sama dengan sikap duduk yang ergonomis,
sebaliknya perlu diperhatikan bah,a otot bahu harus dalam keadaan
minimal dan tidak menahan sehingga otot bahu dan leher bagian belakang
atau otot tengkuk tidak dalam keadaan berkontraksi karena selama atau
setelah bekerja otot tengkuk belakang dan gelang bahu akan dirasakan
tegang atau keras.
b. 3ara kerja pada posisi berdiri
Pada posisi berdiri yang banyak menggunakan tangan. :ntuk kegiatan yang
halus memerlukan ketelitian dan ketepatan yang tinggi, siku dapat
diletakkan pada tempat kerja setinggi 9 ' ; cm diatas posisi siku normal,
sedangkan kegiatan yang memerlukan tenaga lebih banyak makan tempat
kerja setinggi "9 > "; cm diba,ah siku pada posisi normal. :ntuk kegiatan
yang memerlukan tenaga yang kuat maka tempat kerja diletakkan "9 '";
cm diba,ah siku normal, badan sedikit bungkuk sehingga berat dapat
menambah beban tekanan. Dengan demikain posisi cara kerja fisiologis ini
akan mengatur ketepatan penggunaan tenaga sesuai dengan kebutuhan,
sehingga tercapai efisiensi tenaga.
c. 3ara kerja pada posisi badan berdiri dan bungkuk kedepan
Pada posisi ini berat badan harus tetap jauh pada daerah ,ilayah antara
sendi lutut dan sendi paha. Tujuannya adalah agar pusat graitasi berat
"$
badan tetap pada ,ilayah kerja mekanik yang ringan dan aman bagi badan
atau kardioaskular sehingga terhindar dari cidera tulang belakang.
L!ngkungan kerja
?ingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di sekitar karya,an dan dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas *Tan Djui C Setiasi, $99"+.
Sedangkan menurut 2mrita *$999+ kondisi dan lingkungan kerja adalah semua
faktor atau hal ditempat kerja yang bisa menimbulkan akibat kepada tenaga
kerja.
#enurut 0itisemito *"48%+ faktor'faktor yang termasuk dalam suatu
lingkungan kerja antara lainB penerangan, kebisingan, pe,arnaan, kebersihan,
musik dan sirkulasi udara.
'.'. Pr!ns!- Erg%n%m!
Di ba,ah ini dikemukakan beberapa prinsip ergonomi sebagai pegangan B
". Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran
dan penempatan mesin'mesin , penempatan alat'alat petunjuk, cara'cara harus
melayani mesin *macam gerak, arah dan kekuatan+.
$. :ntuk normalisasi ukuran mesin dan alat'alat industri, harus diambil ukuran
terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara sehingga ukuran tersebut
dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tanaga kerja yang lebih kecil.
%. :kuran'ukuran antropometri terpenting seperti dasar ukuran dan penempatan
alat'alat industi B
Berdiri B a. tinggi badan berdiri
b. tinggi bahu
c. tinggi siku
d. tinggi pinggul
e. panjang lengan
Duduk B a. tinggi duduk
b. panjang lengan atas
c. panjang lengan ba,ah dan tangan
"%
(. :kuran'ukuran kerja
a. Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tingggi kerja sebaiknya ;'"9
cm diba,ah tinggi siku
b. 2pabila bekerja berdiri dengan pekerjaaan diatas meja dan jika dataran tinggi
siku disebut - maka hendak nya dataran kerja B
:ntuk pekerjaan memerlukan ketelitian 9 E * ;'"9 + cm.
:ntuk pekerjaan ringan 9 > * ;'"9+ cm.
:ntuk bekerja berat, atau perlu mengangkat barang berat, yagn
memerlukan otot punggung 9 > *"9'$9+ cm
;. Dari sudut otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk.
Sedangkan dari sudut tulang, dinasehatkan duduk tegak yang diselingi istirahat
sedikit membungkuk.
<. Tempat duduk yang baik memenuhi syarat'syarat sebagai berikut
Tinggi dataran duduk yang dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai
dengan tinggi lutut, sedangkan paha dalam keadaan datar.
Papan tolak punggung yang tingginya dapat diatur dan menekan pada
punggung.
?ebar papan duduk tidak kurang dari %; cm.
5. Pekerjaan berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi pekerjaan duduk. .ika tidak
memungkinkan kepada pekerja diberi kesempatan duduk untuk beberapa saat.
8. =uang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan lengan
ba,ah. Pegangan'pegangan harus diletakkan didaerah tersebut, lebih'lebih bila
sikap tubuh tidak berubah.
4. #acam gerakan yang kontinu dan berirama lebih diutamakan. 1erakan keatas
harus dihindarkan berilah papan penyokong pada sikap lengan yang melelahkan.
"9. )emampuan seorang bekerja seharinya adalah 8 sampai "9 jam, lebih dari itu
efisiensi dan k,alitas kerja sangat menurun.
"". Waktu istirahat didasarkan kepada keperluan pertimbangan ergonomi.
"$. )ondisi mental psikologis dipertahankan dengan adanya premi perangsang
motiasi, iklim kerja, dll.
"%. Beban tambahan akibat lingkungan sebaiknya ditekan sekecil'kecilnya.
"(
"(. Daya penglihatan dipelihara dengan penerangan yang baik.
Pengaruh -%s!s! "u""uk terha"a- kesehatan
A. P%s!s! Du"uk
Sekitar <9 persen orang de,asa mengalami nyeri pinggang ba,ah karena
masalah duduk. Suatu penelitian di sebuah rumah sakit menunjukkan bah,a
pekerjaan dengan duduk lama *separuh hari kerja + dapat menyebabkan hernia
nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit! di antara kedua ruas
tulang belakang sehingga menyebabkan selain nyeri pinggang juga rasa
kesemutan yang menjalar ke tungkai sampai ke kaki. Bahkan bila parah dapat
menyebabkan kelumpuhan.
Duduk lama dengan posisi yang salah akan menyebabkan otot'otot
pinggang menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak disekitarnya. Bila
kondisi ini berlanjut terus, maka akan menyebabkan penekanan pada bantalan
saraf tulang belakang yang mengakibatkan terjadinya hernia nukleus pulposus.
Bila tekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang pada orang yang berdiri
dianggap "99 persen, maka orang yang duduk tegak dapat menyebabkan tekanan
pada bantalan saraf tersebut sebesar "(9 persen. Tekanan ini menjadi lebih besar
lagi "49 persen bila duduk dengan badan membungkuk ke depan. 0amun, orang
yang duduk tegak lebih cepat letih karena otot'otot punggungnya lebih tegang.
Sementara orang yang duduk membungkuk kerja ototnya lebih ringan, namun
tekanan pada bantalan saraf lebih besar.
Bila merasakan nyeri pinggang ba,ah, hal pertama yang perlu dilakukan
adalah berdiri. Berelaksasi setiap $9'%9 menit sangat penting untuk mencegah
ketegangan otot.
7al'hal yang harus dihindari selama duduk supaya tidak terjadi nyeri
pinggang ba,ah antara lain jangan duduk pada kursi yang terlalu tinggi, duduk
dengan membongkokan pinggang, atau duduk tanpa sandaran di pinggang ba,ah
*Pendukung lumbal+. Selain itu, selama dudk perlu menghindari duduk dengan
mencondongkan kepala ke depan karena dapat menyebabkan gangguan pada
leher, duduk dengan lengan terangkat dapat menyebabkan nyeri pada bahu dan
leher, serta dudk tanpa sokongan lengan ba,ah dapat menyebabkan nyeri pada
bahu dan pinggang.
";
Posisi dudk yang benar adalahB
Sebaiknya duduk dengan punggung lurus dan bahu berada di
belakang serta bokong menyentuh belakang kursi.
Seluruh lengkung tulang belakang harus terdapat selama duduk.
3aranya, dudklah di ujung kursi dan bungkukan badan seolah terbentuk
huruf 3. Setelah itu, tegakkan badan buatlah lengkungan tubuh sebisa
mungkin. Tahan untuk beberapa detik kemudian lepaskan posisi tersebut
secara ringan *sekitar "9 derajat+. Posisi duduk seperti inilah yang terbaik.
Duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi
panggl *gunakan penyangga kaki bila perlu+ dan sebaiknya kedua tungkai
tidak saling menyilang. .aga agar kedua kaki tidak menggantung. 7indari
duduk dengan posisi yang sama lebih dari $9'%9 menit.
Selama duduk, istirahatkan siku atau lengan pada kursi atau
meja, jaga bahu tetap rileks. Bila duduk dengan kursi beroda dan berputar,
jangan memutarkan pinggang selama duduk, sebaiknya putarkan seluruh
tubuh. Bila berdiri dari posisi duduk, kedepan pinggang, segera luruskan
punggung dengan melakukan "9 kali gerakan membungkukan badan
selama berdiri.
Selain tindakan pencegahan tersebut di atas, yang terpenting adalah perlu
adanya program kegiatan olahraga senam untuk mengurangi maupun mencegah
nyeri pinggang ba,ah pada setiap pekerja sebelum memulai pekerjaannya.
Disamping itu, hal penting lain yang tidak boleh dilupakan adalah dsain kursi
yang ergonomis.
B. P%s!s! Ber"!r!
Posisi berdiri yang terus'menerus atau terlalu lama akan menyebabkan
ketegangan otot seperti halnya pada posisi duduk yang tidak tepat atau terlalu
lama. )etegangan otot yang terjadi dapat menimbulkan keluhan'keluhan seperti
nyeri pada kaki *otot, persendian+, nyeri punggung karena terlalu lama dalam
posisis berdiri, badan akan lebih condong kedepan *membungkuk+ yang mana
hal ini membatasi masuknya oksigen dan secara cepat meningkatkan kelelahan
otot yang terjadi.
"<
"5
BAB I2
PEMBAHA#AN
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, ditemukan beberapa bahaya potensial
dalam proses produksi di PT.B, salah satunya adalah faktor ergonomi. Daktor ergonomi
yang dimaksud yaitu sikap pekerja terutama pada bagian pembuatan pola dan penjahitan.
Pada perusahaan ini terdapat ketidaksesuaian dengan prinsip ergonomi. )etidaksesuaian
bagian tubuh saat bekerja yang diamati antara lain leher, punggung, lengan, serta kaki,
dimana sikap kerja lebih banyak menggunakan tubuh bagian atas, yang mengakibatkan
interaksi yang tidak proporsional.
:ntuk permasalahan dimensi dari tubuh manusia berkaitan dengan interaksi
dengan rancangan produk ataupun objek yang digunakan. Dimensi tubuh seperti tinggi
postur, panjang lengan, tangan, bahu, kaki dan bagian tubuh lain adalah penting didalam
sistem rancangan kerja. Solusi dari permasalahan ini biasanya adalah melalui penyesuaian
sistem rancangan dengan penyesuaian ukuran dengan penggunaannya. Pergerakan atau
aktiitas dari tubuh manusia adalah masalah koordinasi dari sistem kerja. Pekerjaan yang
dirancang perusahaan kurang baik sehingga menghasilkan ketidakefektifan terhadap
sistem kerja yang ada. -leh karena itu permasalahan ini banyak berhubungan dengan
ketegangan'ketegangan otot ataupun yang lainnya yang berkaitan dengan sakit pada otot,
saraf, dan tulang.
)eselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah penting dalam setiap
proses operasional, baik disektor tradisional ataupun disektor modern. )hususnya dalam
bidang industri, masalah besar yang selalu timbul adalah kecelakan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada umumnya menimbulkan beberapa permasalahan dan jika tidak
ditanggulangi secara cermat dapat memba,a akibat buruk baik bagi pekerja maupun
perusahaan. )esemuanya ini merupakan biaya tambahan bagi perusahaan yang akan
mengakibatkan profitabilitas perusahaan menurun. Dan salah satu cara dengan melakukan
perancangan. Pada bagian pembuatan pola dan penjahitan sering terjadi ketegangan otot,
tulang, saraf dan cepat lelah sehingga berdampak buruk pada kinerja perusahaan. Salah
satu hal yang dapat menyebabkannya adalah sikap kerja berdiri *proses pembuatan pola+
dan duduk *proses menjahit+ selama 8 jam dengan ,aktu istirahat " jam setiap hari kerja.
7al ini dilakukan dengan alasan beberapa keuntungan yang dapat diambil diantaranyaB
fleksibilitas pekerjaan, lebih mudah dan murah.
"8
Sikap kerja yang kami amati dari para pekerja di bagian proses pembuatan pola
terdiri dari punggung *back+ meliputi lurus ke depanAbelakang, bungkuk ke
depanAbelakang, memutarAbengkok ke samping, bengkok dan memutar atau bengkok ke
depan dan menyamping. Pada lengan *arms+ kedua lengan berada di ba,ah bahu, dan
pada kaki *legs+ berdiri dengan kedua kaki. Seharusnya secara ergonomis posisi kerja
untuk badan berdiri dan bungkuk kedepan, berat badan harus tetap jauh pada daerah
,ilayah antara sendi lutut dan sendi paha. Tujuannya adalah agar pusat graitasi berat
badan tetap pada ,ilayah kerja mekanik yang ringan dan aman bagi badan atau
kardioaskular sehingga terhindar dari cidera tulang belakang. Sedangkan pada posisi
berdiri yang banyak menggunakan tangan untuk kegiatan halus yang memerlukan
ketelitian dan ketepatan tinggi, siku dapat diletakkan pada tempat kerja setinggi 9 ' ; cm
diatas posisi siku normal.
Sikap kerja yang kami amati dari para pekerja di bagian proses penjahitan terdiri
dari punggung *back+ meliputi lurus ke depanAbelakang tanpa sandaran, bungkuk ke
depanAbelakang, memutarAbengkok ke samping, bengkok dan memutar atau bengkok ke
depan dan menyamping, beban tubuh bertumpu pada tulang ekor tanpa bantalan. Pada
lengan *arms+ meliputi kedua lengan berada di ba,ah bahu, kedua lengan berada pada
pakaian yang dijahit mengikuti gerakan mesin, siku tidak bertumpu, tumpuan dimulai dari
$A% lengan ba,ah. Pada kaki *legs+ pekerja duduk dengan kaki kanan pada pedal
penggerak mesin. Seharusnya sikap duduk yang ergonomis, perlu diperhatikan bah,a otot
bahu harus dalam keadaan minimal dan tidak menahan sehingga otot bahu dan leher
bagian belakang atau otot tengkuk tidak dalam keadaan berkontraksi karena selama atau
setelah bekerja otot tengkuk belakang dan gelang bahu akan dirasakan tegang atau keras..
"4
BAB 2
KE#IMPULAN DAN #A0AN
KE#IMPULAN
". #asih banyak ditemukan pada sistem kerja manual terutama pada jenis pekerjaan
pembuatan pola dan penjahitan yang belum memperhatikan dan memenuhi
persyaratan ergonomi kerja, dimana peranan ergonomi sebagai suatu langkah yang
perlu dilakukan guna menghasilkan peralatan maupun metode yang sesuai dengan
tubuh manusia sebagai pemakai.
$. Sikap kerja pada pekerja pembuatan pola dan penjahitan yang tidak memenuhi
persyaratan kerja dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya ketegangan otot,
tulang, saraf, dan meningkatkan tingkat kelelahan kerja karena bertambahnya
konsumsi energi kerja.
#A0AN
". :saha pera,atan dan perlindungan harus dilakukan secara terpadu untuk
meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
$. Pada bagian pembuatan pola diperlukan penambahan alat bantu sederhana seperti
meja gambar dan kursi yang ketinggiannya disesuaikan dengan posisi meja yang
sesuai dengan sikap dan posisi pada saat pembuatan pola.
%. =ekomendasi Program )%
(. Pada bagian penjahitan diperlukan kursi yang memiliki sandaran dan bantalan,
serta mengatur ketinggian kursi dengan mesin jahit, sehingga menyediakan sarana
yang ergonomi bagi pekerja.
;. Fdukasi para pekerja agar bekerja pada sikap duduk dan berdiri bergantian.
$9
DA3TA0 PU#TAKA
". #anuaba. Aspek Ergonomi 2003. Seminar 0asinal Frgonomi. Aplikasi Ergonomi
dalam Industri 2004. .ogjakartaB Dorum )omunikasi Teknik &ndustri, $99(.
$. ?ianto B. Frgonomi dan Produktiitas. Seminar 0asional Frgonomi. Aplikasi
Ergonomi dalam Industri 2004. .ogjakartaB Dorum )omunikasi Teknik &ndustri, $99(.
%. SumaJmur. Prinsip Ergonomi dalam Higiene Perusahaan dan esehatan er!a"
.akartaB 1unung 2gung, "44<.
$"
?2P-=20 ):0.:0120 PF=:S27220
BAHA4A #IKAP KE0/A
TE0HADAP
KE#EHATAN DAN KE#ELAMATAN KE0/A
KA04A5AN PE0U#AHAAN K1N2EK#I
DI #U#UN 1LEH 6
".Theresia Tri F.S *44.%"".95$+
$. Desiyani Diah S *44.%"".9(;+
%. ?ydia 2 *44.%"".9((+
(. 7anita Widya *44.%"".9;%+
;. Danie 0ur & *44.%"".995+
<. Dirsty -ctaiana *44.%"". +
5.=eni &ndah P *44.%"".99;+
8. =obekka *48.%"". +
4. .asril 7ardiyanto *44.%"".9;(+
"9. 2li 7artanto *48.%"". +
"". 3anang &ring *44.%"". +
"$.Setio Budi *44.%"". +
PEMBIMBIN$6
Dr. #uhtarudin #asjur #S
B21&20 &?#: )FD-)TF=20 )-#:0&T2S
D2):?T2S )FD-)TF=20 :P0 6FTF=20! .2)2=T2
DFSF#BF= $99<
$$

You might also like