You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem kerja yang tidak ergonomik dalam suatu perusahaan sering kali kurang
mendapat perhatian atau dianggap sepele oleh para pihak manajemen atau pengelola
sumber daya manusia di perusahaan tersebut. Sebagai contoh antara lain adalah pada cara,
sikap dan posisi kerja yang tidak benar, fasilitas kerja yang tidak sesuai, dan faktor
lingkungan kerja yang kurang mendukung. Hal ini secara sadar ataupun tidak akan
berpengaruh terhadap produktivitas, efisiensi dan efektivitas pekerja dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
1

Risiko yang dapat dialami seorang pekerja antara lain kemungkinan terjadinya
penyakit akibat kerja, yaitu penyakit yang berhubungan dengan kecacatan dan kematian
akibat kerja, sehingga diperlukan antisipasi oleh pihak perusahaan baik saat proses kerja
maupun lingkungan kerja itu sendiri. Penyediaan fasilitas kerja berupa tempat kerja yang
kondusif, alat pelindung diri bagi pekerja dan pelayanan kesehatan kerja harus menjadi
perhatian bagi setiap perusahaan.
2
Populasi tenaga kerja yang mengerjakan pekerjaan dengan posisi duduk dan
berdiri baik pada bidang industri maupun tenaga produksi sangat luas. Salah satunya
adalah pekerjaan pada industri yang menghasilkan pakaian jadi. ndustri ini
memperkerjakan tenaga yang bekerja dengan posisi duduk dan menunduk serta berdiri
secara terus!menerus selama "aktu kerja. Sistem ini secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi otot yang terlibat dan dapat menyebabkan gangguan
muskuloskeletal dengan keluhan nyeri dan sakit otot bila bergerak dan ditekan. #angguan
muskuloskeletal ini terdapat pada $$% operator mesin jahit yang hampir selalu mengalami
nyeri pada leher, punggung, punggung ba"ah dan keluhan!keluhan lainnya.
&
'alam rangka identifikasi masalah atau bahaya potensial, maka dilakukan Walk
Through Survey, yaitu suatu survey pada tempat kerja dengan cara observasi dan
pengumpulan data perusahaan atau tempat kerja yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja, yang pada kesempatan ini dilakukan di P(. ) yang merupakan suatu
perusahaan garmen.
1
)ahaya potensial yang dapat menjadi perhatian adalah berbagai jenis bahaya
potensial seperti bahaya fisik, biologis, kimia, psikis dan mekanik, serta sumbangan
bahaya potensial dari bidang ergonomi seperti posisi tubuh pekerja saat bekerja dan
sebagainya.
*
'engan melakukan Walk Through Survey ini diharapkan dapat menjadi
masukan bagi peningkatan kualitas program kesehatan dan keselamatan kerja pada
perusahaan konveksi P(. )
.
1.2. Permasalahan
)elum diketahuinya bahaya kesehatan potensial yang terdapat pada perusahaan
konveksi P(. ).
Tujuan Umum
+eningkatkannya usaha kesehatan dan keselamatan kerja di sektor industri
pabrik garmen.
Tujuan Khusus
1. (eridentifikasinya faktor!faktor resiko terhadap kesehatan dan keselamatan
pekerja pada setiap simpul alur produksi di perusahaan konveksi P(. ).
2. (eridentifikasinya gangguan kesehatan yang diakibatkan posisi bekerja duduk
dan berdiri.
&. 'iketahuinya upaya perbaikan dan pencegahan yang telah dilakukan di
perusahaan konveksi P(. ).
*. (ersusunnya rekomendasi Program ,esehatan dan ,eselamatan ,erja -,&.
untuk pengendalian faktor resiko ditempat kerja dan pencegahan penyakit akibat
kerja.
Manfaat
1..1. Bag! Instans! Pen"!"!kan
+empunyai lulusan dokter yang berkualitas dan memilki "a"asan tentang materi
,edokteran /kupasi, terutama dalam pelaksanaan Plant Survey dan penerapannya
dalam pelaksanaan ,esehatan dan ,eselamatan ,erja -,&..
2
1..2. Bag! Perusahaan
1. (ercapainya derajat kesehatan bagi para pekerja yang setinggi!tingginya.
2. +emberikan sarana dalam pelayanan kesehatan dan keselamatan bagi
pekerja.
&. +emelihara dan meningkatkan kesehatan kerja bagi pekerja didalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor!faktor
yang membahayakan bagi pekerja.
*. +encegah timbulnya gangguan kesehatan para pekerja yang diakibatkan
oleh keadaan atau kondisi lingkungan tempat kerja.
0. 'itingkatkannya produksi, efisiensi dan produktivitas kerja dengan terus
memacu pertumbuhan ekonomi.
$. (ersusunnya bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk perbaikan
keadaan lingkungan kerja untuk mencegah timbulnya gangguan akibat kerja.
&
BAB II
HA#IL PEN$AMATAN
2.1. Data Umum Perusahaan
2.1.1. Nama %erusahaan 1 P(. )
2.1.2. Alamat %erusahaan 1 2l. Pulo )uaran )lok 3 4o. 1 ,a"asan ndustri
Pulo #adung.
2akarta 1&526, ndonesia
2.1.&. Pr'f!l Perusahaan 1
Pada tanggal 1$ /ktober 1575 berdiri P(. +itracorp Pacific 4usantara,
yang merupakan Head /ffice dari beberapa anak perusahaan, diantaranya adalah
P( )ina )usana nternusa dan P( ,harismitra Sukses. P( )ina )usana nternusa
berdiri pada tanggal 16 4ovember 1575, yang memproduksi kemeja 8alino dan
produksi garment lainnya. P( ,harismitra Sukses berdiri pada tanggal 6$ 9pril
1556 bergerak sebagai +arketing dan 'istributor kemeja 8alino.
Pada tanggal 62 2anuari 155: P( )ina )usana nternusa dan P(
,harismitra Sukses digabungkan menjadi P(. ) Pada saat ini P( ) berdiri di dua
lokasi, yaitu1 P(.) di ,a"asan )erikat 4usantara, ;akung ;ilincing dan P(.)
di ,a"asan ndustri Pulo #adung.
2.1.(. Ka%as!tas Pr'"uks!
P( ) memproduksi kemeja 8alino, Harry +artin, ;hristian ,ent, 8isuto,
Sierra +orena, ;ompagnon dan )ergamo. ,emudian didistribusikan ke
'epartement Store yang ada di seluruh ndonesia. <ntuk sementara ini ;ounter
8alino memiliki 1&& outlet, Harry +artin 10* outlet, ;hristian ,ent 1: outlet,
8isSuto 12 outlet, Sierra +orena 05 outlet, ;ompagnon &6 outlet dan )ergamo 7
outlet. 'engan kapasitas produksi mempunyai 7 line serta dapat memproduksi
sekitar 7*6.666 pcs per tahun.
*
2.1.. )umlah Tenaga Kerja
P( ) , mempekerjakan pega"ai sebanyak 072 orang untuk bagian
produksi, $61 orang bagian marketing dan $1 orang untuk tenaga administrasi.
2.1.* +aktu Kerja
Para pekerja bekerja lima hari selama seminggu dengan jam kerja mulai
dari pukul 67.66!1$.66 =) dan "aktu istirahat pukul 12.10!1&.66 =). Pada hari
Sabtu, pega"ai libur, tetapi bila pesanan produksi banyak, maka pega"ai bekerja
setengah hari dari pukul 67.66!1&.66 =).
2.1., Pr'f!l Bangunan Perusahaan
)angunan pabrik merupakan bangunan permanen yang berdiri diatas tanah
seluas 1.$76 m> yang terdiri dari dua lantai1
?antai satu
?uas bangunan *6 @ &0 m> dengan dinding terbuat dari tembok, atap terbuat
dari asbes dan lantai dari keramik. (erdiri dari 1 ruang kantor administrasi, 1
ruang sho"room, 1 gudang, 1 ruang produksi, * kamar mandi, dan 1 mushola.
?antai dua
?uas bangunan seluas *6 @ &0 m> dengan dinding terbuat dari tembok dengan
atap terbuat dari asbes dan lantai dari keramik. (erdiri dari 1 ruang produksi, *
kamar mandi, 1 mushola, 1 poliklinik, 1 ruang kontrol mesin, 1 ruang
penga"asan dan 1 lift barang,
2.1.-. Kesejahteraan Pekerja
Pekerjaan yang dilakukan tidak memerlukan pendidikan yang tinggi -umumnya
pega"ai yang bertugas di ruang pabrik adalah lulusan S+P!S+9. dan harus
memiliki keahlian dalam menjahit, kecuali bagi staf perusahaan yang
berpendidikan '1, '& dan S1.
Sistem gaji pega"ai disesuaikan dengan <pah +inimal Regional -<+R.
setempat yaitu sebesar Rp :66.666,! per bulan.
0
Perusahaan menyediakan katering setiap hari untuk para pekerjanya, untuk satu
kali makan pada saat istirahat. ,omposisi makanan yang diberikan berupa nasi,
sayur, lauk!pauk -telurA ikanA daging., buah -pisangA jerukA pepaya. perporsi.
9ir minum disediakan pada setiap bagian produksi.
Pr'gram Kesehatan "an Keselamatan Kerja Perusahaan .K&/
Pada perusahaan ini sangat sedikit sekali informasi yang kami dapatkan
mengenai ,&. )egitu pula data mengenai P2,& dalam perusahaan ini tidak
kami dapatkan sehingga kami tidak dapat menjelaskan mengenai organisasi
dan departemen yang menangani keselamatan para pekerja.
Sebagai perusahaan sektor formal, program kesehatan kerja dilaksanakan
dengan melakukan dua macam pemeriksaan kesehatan, yaitu pada saat
penerimaan pekerja, dan saat pekerja sakit. Saat pekerja sakit, terlebih dahulu
ditangani oleh tenaga paramedis yang ada di perusahaan tetapi jika terdapat
masalah yang serius atau memerlukan tindakan lebih lanjut maka pekerja
tersebut akan dirujuk ke Rumah Sakit rujukan yang bekerja sama dengan
perusahaan. Pekerja yang sakit akan mendapatkan fasilitas penuh dalam hal
pembiayaan pengobatan karena semua pengobatan di tanggung sepenuhnya
oleh pihak perusahaan ini meliputi pelayanan ra"at jalan dan pelayanan ra"at
inap.
Pelayanan kesehatan kerja yang ada pada perusahaan ini yaitu adanya
poliklinik dengan fasilitas P&, yang di tangani oleh seorang pera"at. Pera"at
datang tiga kali dalam seminggu dan bekerja mulai pukul 67.66!1$.66 =).
Pera"at memberikan pertolongan pertama dan pengobatan terhadap kecelakaan
atau penyakit akibat kerja maupun yang bukan akibat kerja. 9pabila terdapat
pekerja yang memerlukan pera"atan dan pengobatan lebih lanjut maka akan
dirujuk ke Rumah Sakit rujukan yang bekerja sama dengan perusahaan antara
lain RS. Persahabatan, RS. Saint ;arolus, dan RS. 2ayakarta. )iaya pengobatan
ra"at inap maupun ra"at jalan di tanggung sepenuhnya oleh perusahaan.
Perusahaan ini juga mengikutsertakan pekerjanya dalam program
29+S/S(B,. Program ini meliputi 2aminan ,ecelakaan ,erja, 2aminan Hari
(ua dan 2aminan ,ematian. Pada 2aminan ,ecelakaan ,erja, pekerja
mendapatkan penggantian biaya jika mendapat kecelakaan pada saat bekerja,
$
dan besarnya iuran dibayar sepenuhnya oleh perusahaan. 2aminan Hari (ua
diberikan pada pekerja yang telah mencapai usia 00 tahun dan akan
mendapatkan santunan selama dia bekerja sampai usia yang telah disepakati
oleh pekerja tetapi pekerja harus mengurus sendiri ke perusahaan 2amsostek
untuk mendapatkan santunan hari tuanya, besarnya iuran dibayar bersama oleh
pihak perusahaan dan pekerja. 2aminan kematian diperuntukkan untuk keluarga
yang di tinggalkan pekerja yang meninggal karena kecelakaan kerja atau
penyakit yang di deritanya besarnya iuran di tanggung seluruhnya oleh
perusahaan.
Poster!poster yang menunjang atau yang berisi tentang peringatan
keselamatan kerja tidak ada. 4amun ada beberapa tulisan peringatan di setiap
bagian produksi yang mengharuskan para pekerja menggunakan alat pelindung
diri, seperti diharuskannya penggunaan masker pada "aktu bekerja. Pemakaian
alat!alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan dan penutup kepala
disediakan oleh perusahaan tetapi tidak semua pekerja memakai masker, sarung
tangan dan penutup kepala "alaupun telah diberikan oleh pihak perusahaan.
<ntuk pemeliharaan dan peningkatan giCi pekerja, perusahaan
menyediakan makanan yang di pesan melalui katering, dimana pekerja setiap
hari mendapat makanan berupa nasi, sayur, lauk!pauk -dagingA ikanA telur. dan
buah!buahan -jerukA pisangA pepaya.. +akanan setiap hari bervariasi dalam
menunya.
2.2. Alur Pr'"uks!
:
a. Ruang produksi lantai 1 1
#udang
Spreading -menggambar pola.
;utting -pemotongan.
4umbering -Pemberian kode ukuran.
Pound -Pencetakan manset A kerah.
)undle -Pengikatan.
nterlining -Penempelan.
Pressing
Ruang produksi lantai 2
7
b. Ruang produksi lantai 2 1
Ruang produksi lantai 1
Se"ing

Dinishing
Penjualan
5
9sembling -pemasangan kancing baju. ,omponen -menjahit, mengobras setiap
komponen pakaian seperti kantong, lengan dan
kerah baju.
roning -menyeterika pakaian.
Dolding -melipat pakaian.
Packing -memasukkan pakaian ke
dalam plastic dan dikemas dalam
kardus.
,eterangan bagan1
0uang Pr'"uks! Lanta! 1
1. )ahan baku yang datang dari gudang berupa kain sesuai dengan corak dan bahan kain
yang diinginkan.
2. )ahan kain kemudian digelar dan diukur kemudian digambar sesuai dengan pola
dengan menggunakan kertas karbon hitam.
&. ,ain dipotong sesuai dengan gambar pola.
*. ,ain yang sudah dipotong kemudian diberi nomor sesuai dengan ukuran dan model
pakaian yang dibuat.
0. ,ain yang sudah tergambar pola dikumpulkan sesuai dengan nomor ukuran pakaian.
$. Pada pembuatan kerah agar terlihat kaku, kerah dibuat berlapis dan untuk merekatkan
lapisan kerah digunakan solder dan setrika.
:. Setelah tiap lapisan kerah direkatkan dengan solder dan setrika, sebagai tahap akhir
agar kerah lebih kuat kerah dipress.
7. +asing!masing kain yang sudah berbentuk bagian!bagian pakaian, seperti kerah,
dikirim ke ruang produksi lantai 2.
0uang Pr'"uks! Lanta! 2
1. Potongan bagian!bagian pakaian dari lantai satu kemudian dijahit dan diobras.
2. Setelah semua bagian pola dijahit kemudian dipasang kancing atau asesoris pakaian
yang diinginkan.
&. Setelah menjadi pakaian kemudian diseterika.
*. Pakaian yang telah diseterika lalu dilipat, di dalamnya dimasukkan karton dan dijepit
supaya terlihat rapih.
0. Pakaian lalu dikumpulkan ke dalam kantung plastik, dikumpulkan ke dalam satu
kardus dan siap dipasarkan.
16
2.&. #an!tas! Umum
,ebersihan lingkungan pabrik cukup terpelihara. Ruang produksi
dibersihkan setiap selesai jam kerja. Sampah!sampah hasil sisa produksi yang tidak
terpakai ditampung di penampungan besar kemudian dibuang ke tempat sampah
yang berada di belakang pabrik yang akan diambil setiap pagi oleh petugas
kebersihan.
Pada setiap ruang produksi terdapat sirkulasi udara. Pada lantai satu
hanya terdapat $ buah eEhaust fan, 16 buah kipas angin yang beberapa buah tidak
berfungsi, & buah pintu dalam keadaan terbuka dan & celah udara yang masing!
masing berukuran 1 @ 6,0 m
2
. Pada lantai dua terdapat 10 buah kipas angin, $ buah
eEhaust fan, 2 buah pintu dalam keadaan terbuka dan celah udara sepanjang atap
bangunan dengan ukuran 1 @ *6 m
2
.
Pencahayaan pada ruang produksi mengandalkan cahaya lampu neon
dengan jumlah 106 buah dengan kekuatan *6 =att. 'i lantai satu, ada beberapa
lampu yang tidak berfungsi sehingga cahaya kurang terang.
Pada masing!masing lantai terdapat dua kamar mandi. Pada setiap kamar
mandi terdapat sekat dan terdapat beberapa toilet. Sumber air berasal dari P9+.
Sumber air tidak digunakan untuk proses produksi, hanya digunakan untuk
kebutuhan kamar mandi, dapur perusahaan dan penyiraman tanaman.
Sumber air minum berasal dari air P9+ yang telah disaring dan dimasak
hingga mendidih. Pada masing!masing lantai air minum yang disediakan sebanyak
$06 liter setiap hari.
<ntuk peningkatan dan pemeliharaan giCi pekerja, perusahaan
menyediakan makanan yang dipesan melalui katering, dimana pekerja setiap hari
mendapat makanan berupa nasi, sayur, lauk pauk -dagingAikanAtelur. dan buah!
buahan -jerukApisangApepaya.. +akanan setiap hari bervariasi dalam menunya.
11
2.(. I"ent!f!kas! Baha1a P'tens!al Ber"asarkan Alur Pr'"uks!
a. #udang
1. Daktor fisik
Ruangan yang panas akibat ventilasi yang kurang, lembab dan berdebu.
2. Daktor kimia
'itemukan uap formaldehide, dan debu kapas
&. Daktor ergonomis
Pekerja mengangkat dan mendorong gulungan kain, ada kemungkinan
tersandung, lengan terkilir, punggung sakit, dan tertimpa kain.
*. Daktor mekanik
(umpukan gulungan kain dapat menimpa dan menjadi sandungan bagi para
pekerja
0. Daktor psikis
Pekerjaan yang monoton dapat menimbulkan rasa bosan dan jenuh.
b. Ruang produksi lantai 1
1. Daktor fisik
Ruangan yang cukup panas dan pengap karena ventilasi yang kurang
terutama dirasakan dibagian pressing.
Suara mesin yang digerakkan oleh tenaga listrik, bekerja untuk memotong
kain pada bagian cutting dapat menimbulkan kebisingan dan getaran
Penerangan dilantai kurang karena beberapa lampu ada yang tidak
berfungsi.
'ebu dan serat dari pakaian
2. Daktor kimia
,ertas karbon yang digunakan untuk membuat pola dapat menyebabkan
tangan menjadi kotor dan sulit dibersihkan.
)ahan baku kain serta sampah produksi berupa potongan kain
menyebabkan ruangan penuh dengan debu serat kain.
<ap formaldehide.
12
&. Daktor ergonomi
Pada saat memotong dan menggunting kain, mencetak dan menempelkan
kerah denga cara menyolder, menyeterika dan melakukan pressing, para
pekerja bekerja dengan posisi berdiri dan membungkuk selama 7 jam
kecuali dalam keadaan hamil diperbolehkan duduk. Pada saat menjahit dan
numbering, pekerja bekerja dengan posisi duduk tanpa ada sandaran pada
tempat duduknya. ,eadaan ini dapat menimbulkan kelelahan pada pekerja.
Pada bagian numbering pekerja bekerja dalam keadaan duduk dikursi
setinggi kurang lebih 06 cm tanpa sandaran dan ketinggian meja kurang
lebih 166 cm.
*. Daktor psikis
Pekerjaan yang monoton dapat menimbulkan stress dan rasa bosan, begitu
pula bila salah dalam menentukan ukuran, salah memotong pola, salah
menentukan ukuran dan kode pakaian, juga bila salah mencetak kerah baju.
Pada bagian interlining, stress ditimbulkan karena adanya bahaya luka
bakar dan pekerjaan yang monoton. Ruangan kerja yang panas membuat
pekerja tidak nyaman.
0. Daktor mekanik
Pada bagian spreading digunakan paku dengan posisi terbalik untuk
menahan posisi kain. ,eadaan tersebut membuat pekerja rentan tertusuk
paku.
Pada saat pemotongan kain dengan mesin potong, pekerja berisiko terluka
oleh mesin potong.
Pada saat pembuatan kerah, dangan menggunakan setrika dan solder,
pekerja rentan terluka akibat panas dari alat!alat tersebut.
1&
c. Ruang produksi lantai 2
1. Daktor fisik
Ruangan yang cukup panas dan pengap karena ventilasi yang kurang,
keadaan panas ini terutama dirasakan dibagian ironing.
Suara mesin yang terus!menerus bekerja sehingga menimbulkan kebisingan
di ruangan -tidak ada data mengenai ambang batas kebisingan di pabrik.
2. Daktor kimia
)ahan baku berupa kain dengan serat!seratnya saat menjahit dan
mengobras menyebabkan ruangan menjadi penuh debu.
Penggunaan xylene atau thiner untuk menghilangkan noda pada kain, dapat
menimbulkan bau yang menyengant dan dapat mengiritasi kulit.
&. Daktor ergonomi
Pada saat menjahit dan mengobras, pekerja duduk tanpa ada sandaran dan
alas duduk pada kursinya.
Pada saat menyeterika, melipat dan mengepak pakaian yang sudah jadi,
pekerja bekerja dalam keadan berdiri dan sedikit membungkuk.
*. Daktor psikis
Pekerjaan yang monoton dapat menimbulkan stress dan rasa bosan.
0. Daktor mekanik
Pekerjaan menjahit yang terus!menerus selama 7 jam berisiko tertusuk
jarum.
Pada bagian ironing, pekerja berisiko terkena panas setrika.
Secara sistematis, tertera pada lampiran tabel .
2.. Alasan %em!l!han t'%!k %em2ahasan
Salah satu bahaya kesehatan potensial di perusahaan konveksi P(. ) adalah
kondisi ergonominya, yaitu posisi duduk dan berdiri. 'i mana sebnyak 062
pekerjanya yang berada pada bagian produksi terpajan oleh sikap bekerja duduk
dan berdiri, yaitu1
'i lantai 11 Pada bagian pemotongan dan pengguntingan kain, pencetakan dan
penempelan kerah dengan cara menyolder, menyeterika dan melakukan pressing,
1*
para pekerja bekerja dengan posisi berdiri dan membungkuk selama 7 jam
kecuali dalam keadaan hamil diperbolehkan duduk. Pada bagian penjahitan dan
numbering, pekerja bekerja dengan posisi duduk tanpa ada sandaran pada tempat
duduknya. ,eadaan ini dapat menimbulkan kelelahan pada pekerja.
Sementara di lantai 21 Pada bagian penjahitan dan pengobrasan, pekerja duduk
tanpa ada sandaran dan alas duduk pada kursinya. Sedangkan pada bagian
penyeterikaan dan pengepakan pakaian yang sudah jadi, pekerja bekerja dalam
keadaan berdiri dan sedikit membungkuk. Semua sikap dan posisi kerja tersebut
dilakukan secara terus!menerus sehingga didapatkan keluhan!keluhan sakit
pinggang dan mudah lelah, yang dapat berdampak buruk terhadap kinerja
perusahaan.

10
BAB III
TIN)AUAN PU#TAKA
&.1 Def!n!s!
,ata Brgonomi berasal dari bahasa Funani 1 E0$3# yang berarti bekerja dan
N3M3# yang berarti hukum alam. Secara singkat, ergonomi bermakna sebagai
ilmu yang meneliti tentang kajian antara manusia dengan lingkungan kerjanya, yaitu
sistem kerja yang meliputi keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi,
lingkungan kerja, metode kerja, serta pengaturan kerja baik perorangan maupun
kelompok sebagai pelaksana kerja dalam mencapai kesehatan, keselamatan,
kenyamanan dan kondisi lingkungan kerja yang efisien.
1,*

&.2. Erg'n'm! "alam Et's kerja
Brgonomi selalu terkait dengan sistem kerja, karena dalam suatu sistem kerja
hampir pasti terdapat komponen manusia. Brgonomi mempelajari aspek anatomi
-struktur tubuh., fisiologi -kerja dari alat!alat tubuh., aspek psikologis dari manusia
dalam lingkungan kerja dengan memperhatikan optimasi, efisiensi, keselamatan dan
kenyamanan kerja manusia di lingkungan kerja.
2,*
'engan pendekatan ergonomi diharapkan sistem produksi dapat dirancang
untuk melaksanakan kegiatan kerja -proses transformasi input menjadi output. yang
bernilai tambah dengan didukung oleh keserasian hubungan antara manusia dengan
sistim kerja yang dikendalikan. Sistem produksi ini adalah suatu sistem kerja yang
melibatkan komponen!komponen kerja seperti 1 mesin atau peralatan, material,
metode kerja, manusia sebagai pekerja, dan lingkungan fisik kerja. )erkaitan dengan
perancangan sistem produksi, komponen!komponen sistem produksi yang perlu
mendapat perhatian aspek!aspek ergonomisnya adalah 1
1
1$

#!ka% Kerja.

9spek!aspek ergonomi yang harus dipertimbangkan adalah posisi atau sikap


tubuh pada saat bekerja. Sikap kerja yang fisiologis sebagai berikut 1
a. ;ara kerja pada posisi duduk
Pada prinsipnya duduk harus sama dengan sikap duduk yang ergonomis,
sebaliknya perlu diperhatikan bah"a otot bahu harus dalam keadaan minimal dan
tidak menahan sehingga otot bahu dan leher bagian belakang atau otot tengkuk
tidak dalam keadaan berkontraksi karena selama atau setelah bekerja otot tengkuk
belakang dan gelang bahu akan dirasakan tegang atau keras.
b. ;ara kerja pada posisi berdiri
Pada posisi berdiri yang banyak menggunakan tangan. <ntuk kegiatan yang halus
memerlukan ketelitian dan ketepatan yang tinggi, siku dapat diletakkan pada
tempat kerja setinggi 6 ! 0 cm diatas posisi siku normal, sedangkan kegiatan yang
memerlukan tenaga lebih banyak makan tempat kerja setinggi 16 G 10 cm diba"ah
siku pada posisi normal. <ntuk kegiatan yang memerlukan tenaga yang kuat maka
tempat kerja diletakkan 16 !10 cm diba"ah siku normal, badan sedikit bungkuk
sehingga berat dapat menambah beban tekanan. 'engan demikain posisi cara kerja
fisiologis ini akan mengatur ketepatan penggunaan tenaga sesuai dengan
kebutuhan, sehingga tercapai efisiensi tenaga.
c. ;ara kerja pada posisi badan berdiri dan bungkuk kedepan
Pada posisi ini berat badan harus tetap jauh pada daerah "ilayah antara sendi lutut
dan sendi paha. (ujuannya adalah agar pusat gravitasi berat badan tetap pada
"ilayah kerja mekanik yang ringan dan aman bagi badan atau kardiovaskular
sehingga terhindar dari cidera tulang belakang.
1:
L!ngkungan kerja.
+enurut (an 'jui H Setiasi lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di
sekitar karya"an dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas
-dikutip dari Brgonomi dan Produktivitas.Seminar 4asional Brgonomi oleh )eni
?ianto.
Sedangkan menurut 9mrita -2666. kondisi dan lingkungan kerja adalah
semua faktor atau hal ditempat kerja yang bisa menimbulkan akibat kepada
tenaga kerja . +enurut 4itisemito -157&. faktor!faktor yang termasuk dalam
suatu lingkungan kerja antara lain1 penerangan, kebisingan, pe"arnaan,
kebersihan, musik dan sirkulasi udara.
&.&. Pr!ns!% Erg'n'm!.
*

'i ba"ah ini dikemukakan beberapa prinsip ergonomi sebagai pegangan 1
1. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran
dan penempatan mesin!mesin , penempatan alat!alat petunjuk, cara!cara harus
melayani mesin -macam gerak, arah dan kekuatan..
2. <ntuk normalisasi ukuran mesin dan alat!alat industri, harus diambil ukuran
terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara sehingga ukuran tersebut
dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tanaga kerja yang lebih kecil.
&. <kuran!ukuran antropometri terpenting seperti dasar ukuran dan penempatan
alat!alat industi 1
)erdiri 1 a. tinggi badan berdiri
b. tinggi bahu
c.tinggi siku
d. tinggi pinggul
e.panjang lengan
'uduk 1 a. tinggi duduk
b. panjang lengan atas
c. panjang lengan ba"ah dan tangan
17
*. <kuran!ukuran kerja
a. Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tingggi kerja sebaiknya 0!16
cm diba"ah tinggi siku
b. 9pabila bekerja berdiri dengan pekerjaaan diatas meja dan jika dataran
tinggi siku disebut / maka hendak nya dataran kerja 1
<ntuk pekerjaan memerlukan ketelitian 6 I - 0!16 . cm.
<ntuk pekerjaan ringan 6 G - 0!16. cm.
<ntuk bekerja berat, atau perlu mengangkat barang berat, yang
memerlukan otot punggung 6 G -16!26. cm
0. 'ari sudut otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk.
Sedangkan dari sudut tulang, dinasehatkan duduk tegak yang diselingi istirahat
sedikit membungkuk.
$. (empat duduk yang baik memenuhi syarat!syarat sebagai berikut
(inggi dataran duduk yang dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai
dengan tinggi lutut, sedangkan paha dalam keadaan datar.
Papan tolak punggung yang tingginya dapat diatur dan menekan pada
punggung.
?ebar papan duduk tidak kurang dari &0 cm.
:. Pekerjaan berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi pekerjaan duduk. 2ika
tidak memungkinkan kepada pekerja diberi kesempatan duduk untuk beberapa
saat.
7. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan lengan
ba"ah. Pegangan!pegangan harus diletakkan didaerah tersebut, lebih!lebih bila
sikap tubuh tidak berubah.
5. +acam gerakan yang kontinu dan berirama lebih diutamakan. #erakan keatas
harus dihindarkan berilah papan penyokong pada sikap lengan yang
melelahkan.
16. ,emampuan seorang bekerja seharinya adalah 7 sampai 16 jam, lebih dari itu
efisiensi dan k"alitas kerja sangat menurun.
11. =aktu istirahat didasarkan kepada keperluan pertimbangan ergonomi.
15
12. ,ondisi mental psikologis dipertahankan dengan adanya premi perangsang
motivasi, iklim kerja, dll.
1&. )eban tambahan akibat lingkungan sebaiknya ditekan sekecil!kecilnya.
1*. 'aya penglihatan dipelihara dengan penerangan yang baik.
&.(.
Pengaruh %'s!s! kerja terha"a% kesehatan.
,
A. P's!s! "u"uk
'uduk lama dengan posisi yang salah akan menyebabkan otot!otot
pinggang menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak sekitarnya. 'an,
bila ini berlanjut terus, akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf
tulang belakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus. )ila tekanan
pada bantalan saraf pada orang yang berdiri dianggap 166 persen, maka orang
yang duduk tegak dapat menyebabkan tekanan pada bantalan saraf tersebut
sebesar 1*6 persen. (ekanan ini menjadi lebih besar lagi 156 persen bila ia
duduk dengan badan membungkuk ke depan. 4amun, orang yang duduk tegak
lebih cepat letih karena otot!otot punggungnya lebih tegang. Sementara orang
yang duduk membungkuk kerja otot lebih ringan, namun tekanan pada bantalan
saraf lebih besar.
)ila merasakan nyeri pinggang ba"ah, hal pertama yang perlu
dilakukan adalah berdiri. )erelaksasi setiap 26!&6 menit sangat penting untuk
mencegah ketegangan otot. )erdiri dan meluruskan pinggang ba"ah beberapa
kali sangat menolong. 2alan!jalan satu jam sekali juga sangat menolong
mengurangi ketegangan otot.
Hal!hal yang harus dihindari selama duduk supaya tidak terjadi nyeri
pinggang ba"ah antara lain jangan duduk pada kursi yang terlalu tinggi, duduk
dengan membengkokkan pinggang, atau duduk tanpa sandaran di pinggang
ba"ah -pendukung lumbal.. Selain itu, selama duduk perlu menghindari duduk
dengan mencondongkan kepala ke depan karena dapat menyebabkan gangguan
pada leher, duduk dengan lengan terangkat karena dapat menyebabkan nyeri
pada bahu dan leher, serta duduk tanpa sokongan lengan ba"ah karena dapat
menyebabkan nyeri pada bahu dan pinggang.
26
P's!s! "u"uk 1ang 2enar a"alah4
Sebaiknya duduk dengan punggung lurus dan bahu berada di belakang serta
bokong menyentuh belakang kursi.
Seluruh lengkung tulang belakang harus terdapat selama duduk. ;aranya,
duduklah di ujung kursi dan bungkukkan badan seolah terbentuk huruf ;.
Setelah itu, tegakkan badan buatlah lengkungan tubuh sebisa mungkin. (ahan
untuk beberapa detik kemudian lepaskan posisi tersebut secara ringan -sekitar
16 derajat.. Posisi duduk seperti inilah yang terbaik.
'uduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul -gunakan
penyangga kaki bila perlu. dan sebaiknya kedua tungkai tidak saling
menyilang. 2aga agar kedua kaki tidak menggantung. Hindari duduk dengan
posisi yang sama lebih dari 26!&6 menit.
Selama duduk, istirahatkan siku dan lengan pada kursi atau meja, jaga bahu
tetap rileks. )ila duduk dengan kursi beroda dan berputar, jangan memutarkan
pinggang selama duduk, sebaiknya putarkan seluruh tubuh. )ila berdiri dari
posisi duduk, usahakan berdiri dengan meluruskan kedua tungkai. Hindari
membungkukkan badan ke depan pinggang, segera luruskan punggung dengan
melakukan 16 kali gerakan membungkukkan badan selama berdiri.
Selain tindakan pencegahan tersebut di atas, yang terpenting adalah perlu
adanya program kegiatan olahraga senam untuk mengurangi maupun mencegah
nyeri pinggang ba"ah pada setiap pekerja sebelum memulai hari kerjanya. 'i
samping itu, hal penting lain yang tidak boleh dilupakan adalah desain kursi yang
ergonomis.
B. P's!s! 2er"!r!
Posisi berdiri yang terus!menerus atau terlalu lama akan menyebabkan
ketegangan otot seperti halnya pada posisi duduk yang tidak tepat yang terlalu
lama. ,etegangan otot yang terjadi dapat menimbulkan keluhan!keluhan
seperti nyeri pada kaki -otot, persendian., nyeri punggung karena lama!
kelamaan dalam posisi berdiri yang lama, badan akan lebih condong kedepan
-membungkuk. yang mana hal ini membatasi masuknya oksigen dan secara
cepat meningkatkan tingkat kelelahan otot yang terjadi.
21
&.. Peru"ang5un"angan "alam keselamatan kerja.
,
,etentuan Gketentuan pokok mengenai tenaga kerja secara tegas dijelaskan
dalam <ndang!<ndang 4o.1* tahun 15$5. )eberapa pasal yang dapat menjadi
acuan pokok keselamatan kerja tersebut antara lain pasal 5 yang menyatakan
bah"a tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya.
Sedangkan dalam <ndang!<ndang ,eselamatan ,erja 4o.1 tahun 15:6, antara
lain dikemukakan mengenai syarat!syarat keselamatan kerja -pasal & dan *., yang
mencakup perihal keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerja. Sementera masih berkenaan dengan syarat keselamatan kerja juga
dijelaskan dalam Peraturan +enteri (enaga ,erja 4o. : tahun 15$*, antara lain
seperti pada pasal 5 yang menyatakan bah"a semua pekerja yang duduk harus
diberi tempat duduk yang memiliki penyangga punggung dan semua pekerja yang
berdiri harus diberi fasilitas tempat duduk agar mereka dapat sesekali melemaskan
otot!otot kakinya yang tegang.

22
BAB I6
PEMBAHA#AN

Sikap kerja yang kami amati dari para pekerja di bagian proses pembuatan pola,
pengguntingan kain, pencetakan dan penyetrikaan terdiri dari 1
1. Punggung -back. 1
! lurus ke depanAbelakang
! bungkuk ke depanAbelakang
! memutarAbengkok ke samping
! bengkok dan memutar atau bengkok ke depan dan menyamping.
2. ?engan -arms.1 kedua lengan berada di ba"ah bahu
&. ,aki -legs.1 berdiri dengan kedua kaki
Sikap kerja yang kami amati dari para pekerja di bagian proses penjahitan, pengobrasan
dan numbering terdiri dari 1
1. Punggung -back.1
! lurus ke depanAbelakang tanpa sandaran
! bungkuk ke depanAbelakang
! memutarAbengkok ke samping
! bengkok dan memutar atau bengkok ke depan dan menyamping
! beban tubuh bertumpu pada tulang ekor tanpa bantalan
2. ?engan -arms.1
! kedua lengan berada di ba"ah bahu
! kedua lengan berada pada pakaian yang dijahit mengikuti gerakan
mesin
! siku tidak bertumpu, tumpuan dimulai dari 2A& lengan ba"ah
&. ,aki -legs.1
! pekerja duduk dengan kaki kanan pada pedal penggerak mesin -)agian
penjahitan dan pengobrasan.
)erdasarkan hasil pengamatan di lapangan, ditemukan beberapa bahaya potensial
dalam proses produksi di P( ) , salah satunya adalah faktor ergonomi. Daktor ergonomi
yang dimaksud yaitu sikap pekerja pada bagian bagian pembuatan pola, pemotongan dan
2&
pengguntingan kain, pencetakan, penyeterikaan dan pengepakan pakaian yang bekerja
dengan posisi berdiri dan pada bagian penjahitan, pengobrasan dan numbering dan
penjahitan yang bekerja dengan posisi duduk tanpa sandaran kursi dan alas kursi.
Para pekerja di bagian pembuatan pola dan pengguntingan kain, pencetakan
penyeterikaan dan pengepakan pakaian bekerja dengan posisi berdiri dan membungkuk
selama 7 jam -kecuali dalam keadaan hamil diperbolehkan duduk., sedangkan pada bagian
penjahitan, pengobrasan dan numbering, pekerja bekerja dengan posisi duduk tanpa ada
sandaran pada tempat duduknya. ,eadaan duduk dan berdiri ini untuk jangka "aktu yang
sangat lama dapat menimbulkan kelelahan pada pekerja sehingga menyebabkan kelelahan
yang sangat. Pada kenyataannya tubuh memerlukan "aktu istirahat untuk memulihkan diri
dan menetralkan asam laktat yang terkumpul akibat kontraksi otot yang berlangsung tanpa
henti. /tot yang mendukung tulang belakang, misalnya, melakukan pekerjaan tanpa henti
dengan tidak adanya penyangga punggung dan oleh karena itu akan terasa pegal. Sebagai
tambahan, tanpa penyangga punggung tubuh cenderung untuk membongkok ke depan,
membatasi masuknya oksigen dan secara cepat meningkatkan tingkat kelelahan otot. Para
pekerja yang melakukan pekerjaan sambil berdiri mengindikasikan ketidaknyamanan dan
rasa sakit pada kakinya setiap hari. Sebagaimana pada posisi duduk, posisi berdiri
menyebabkan kelelahan yang sangat pada otot kaki dan postur. ,eadaan ini kurang sesuai
dengan Peraturan +enteri (enaga ,erja pasal 5 4o. : tahun 15$*.
'imensi tubuh seperti tinggi postur, panjang lengan, tangan, bahu, kaki dan bagian
tubuh lain adalah penting didalam sistem rancangan kerja. Solusi dari permasalahan ini
biasanya adalah melalui penyesuaian sistem rancangan dengan penyesuaian ukuran
dengan penggunaannya. Pergerakan atau aktivitas dari tubuh manusia adalah masalah
koordinasi dari sistem kerja. Pekerjaan yang dirancang perusahaan kurang baik sehingga
menghasilkan ketidak efektifan terhadap sistem kerja yang ada di mana permasalahan ini
banyak berhubungan dengan ketegangan!ketegangan otot ataupun yang lainnya yang
berkaitan dengan sakit pada otot, saraf, dan tulang. +aka dalam hal penyesuaian tersebut
dalam proses produksi pada perusahaan ini, didapatkan kurang sesuai dengan ketentuan
yang tersirat pada pasal & dan * << 4o. 1 tahun 15:6 mengenai syarat!syarat keselamatan
kerja.
2*
BAB 6
KE#IMPULAN DAN #A0AN
KE#IMPULAN
1. +asih banyak ditemukan pada sistem kerja manual terutama pada jenis pekerjaan
pembuatan pola, pengguntingan kain, pencetakan, penjahitan, pengobrasan dan
numbering yang belum memperhatikan dan memenuhi persyaratan ergonomi kerja,
yang mana ergonomi merupakan suatu langkah yang perlu dilakukan guna
menghasilkan peralatan maupun metode yang sesuai dengan tubuh manusia
sebagai pemakai.
2. Sikap kerja pada pekerja di atas yang belum memenuhi persyaratan keselamatan
dan kesehatan kerja, sebab pada sikap kerja yang diamati dapat terjadi ketegangan
otot, tulang, saraf, dan meningkatkan tingkat kelelahan kerja.
#A0AN
1. Pada bagian pembuatan pola dan pencetakan pola pada kain diperlukan
penambahan alat bantu sederhana seperti meja gambar dan kursi yang
ketinggiannya disesuaikan dengan posisi meja yang sesuai dengan sikap dan posisi
pada saat pembuatan pola dan pencetakan pola pada kain.
2. Pada bagian pengguntingan dan serta bagian penyetrikaan juga perlu
disediakan kursi dengan ketinggian yang disesuaikan dengan masing!masing
cakupan pekerjaannya. +isalnya bagian pengguntingan mungkin memerlukan
meja yang lebih datar dengan kursi yang tidak terlalu rendah -disesuaikan dengan
tinggi meja. agar pekerja dapat dengan leluasa menguasai arah guntingannya. 'an
pada bagian penyetrikaan juga perlu meja yang dilengkapi sanggaan setrika yang
aman, dengan penyesuaian ketinggian meja dan kursi terhadap pekerjanya
sehingga jangkauan setrika lebih terkendali dengan aman.
20
&. Pada bagian penjahitan, pengobrasan dan numbering diperlukan kursi yang
memiliki sandaran dan bantalan yang cukup nyaman, serta mengatur ketinggian
kursi dengan mesin jahitAmesin obras, sehingga menyediakan sarana yang
ergonomis bagi pekerja, sementara pada bagian pengepakan juga perlu
diperhatikan tinggi meja dan postur pekerja agar dapat mengurangi frekuensi dan
kualitas sikap membungkuk yang berulang.
*. 9pabila masih belum dapat secara sempurna mengadakan posisi kerja yang
ergonomis, maka perlu diadakan penggiliran pekerjaan para pekerja agar bekerja
pada sikap duduk dan berdiri bergantian dengan berpegang pada hukum di
ndonesia yang menyatakan bah"a semua pekerja yang duduk harus diberi tempat
duduk yang memiliki penyangga punggung dan semua pekerja yang berdiri harus
diberi fasilitas tempat duduk agar mereka dapat sesekali melemaskan otot!otot
kakinya yang tegang. (Peraturan Menteri Tenaga Kerja o. ! tahun "#$%& pasal
#..

2$
DA7TA0 PU#TAKA
1. 9. +. Sugeng )oediono. 'rgonomi 'alam )unga Rampai Hiperkes dan ,,. )adan
Penerbit <4'P Semarang. Hal :0!70. 2660.
2. 9. +. Sugeng )oediono. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Kerja
'alam )unga Rampai Hiperkes dan ,,. )adan Penerbit <4'P Semarang. Hal 1:1!
176. 2660.
&. ?utam ). 9nalisis 4yeri Punggung dengan Daktor!Daktor Fang )erhubungan Pada
Pekerja =anita di Penjahitan Pakaian P(. @ #unung Putri )ogor 2660. Program Studi
,edokteran ,erja. Program Pasca Sarjana D,<. 2akarta.2660.
*. ?ianto ). Brgonomi dan Produktivitas.Seminar 4asional Brgonomi. (plikasi
'rgonomi dalam )ndustri 266*. Dorum ,omunikasi (eknik ndustri, 2ogjakarta
0. SumaJmur. Prinsip 'rgonomi dalam *igiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
2akarta1 #unung 9gung, 155$.
$. 9. +. Sugeng )oediono. Mengenal *iperkes dan Keselamatan Kerja 'alam )unga
Rampai Hiperkes dan ,,. )adan Penerbit <4'P Semarang. Hal :!12. 2660.
:. SumaJmur. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. 2akarta 1 ;8. Haji
+asagung, 1575.
2:

You might also like