Professional Documents
Culture Documents
= =
A
Ao
C
C
A
A
t
r
dC
t dt
2
atau !
=
=
A A
Ao
X C
C
A
A
A
A
Ao
r
dC
r
dX
C t
2
3ersamaan diatas adalah %er#amaan karakter(#t(k untuk rea!tr bat!h
untuk sistim (#thermal dan )lume kn#tan.. 1ntergrasi persamaan diatas dapat
dilakukan secara analitis kalau diketahui hubungan antara 4r& dengan '&. 5etode dan
beberapa hasil-hasil integrasi untuk beberapa macam persamaan kecepatan reaksi
(tidak bolak-balik dan bolak-balik) dalam reaktor batch pada )olume konstan, telah
diuraikan dalam Bab 111.
"6
5.* Reaktr Bat!h den$an Vlume Cam%uran Berubah
(efinisi kecepatan reaksi untuk reactor batch, telah diketahui adalah !
dt
dN
V
r
A
A
0
=
Banyaknya mol & pada setiap saat di dalam reactor adalah !
NA = NAo (1 xA) ............(/.6)
7ehingga persaman kecepatan reaksinya menjadi !
dt
dX
V
N
r
A Ao
A
= ............(/.8)
ntuk sistim reaktor dengan )lume berubah berlaku hubungan !
V = Vo (1 + AxA)
d mana !
Vo , )olume awal campuran reaksi dalam reactor
V , )olume campuran reaksi pada akhir reaksi, waktu t.
atau !
A o
o
A
V
V V
x
=
atau !
A o
A
V
dV
dx
=
...........(/./)
di mana 9& adalah fraksi perubahan )olume dari sistim antara sebelum berekasi
(tanpa kon)ersi,*& , 2 dan kon)ersi total, *& , 0 dari reaktan &), jadi !
2
2 0
=
= =
=
A
A A
X
X X
A
V
V V
...........(/.:)
Cnth +al 5.1 ,
"8
7uatu reaksi isothermal fase gas yang )olumenya berubah selama reaksi !
& 8 R
;entukanlah nilai 9&, masing-masing untuk reaksi dengan reaktan campuran murni
dan apabila capuran reaksi terdiri /2 < senyawa & dan /2 < inert.
-a.ab ,
a) untuk reaktan & murni !
6
0
0 8
=
=
A
b) untuk campuran reaksi dengan /2 < inert pada awalnya, sehingga # bagian
)olume campuran reaktan, pada kon)ersi sempurna terdapat / bagian )olume
campuran produk, sehingga !
/ , 0
#
# /
=
=
A
=adi hubungan konsenttrasi reaktan untuk, sistim dengan )olume yang berubah,
adalah !
A A
A
Ao
A A o
A Ao A
A
X
X
C
X V
X N
V
N
C
+
=
+
= =
0
0
) 0 (
) 0 (
Ao
A
A
Ao
A
A
A A
A
Ao
A
C
C
C
C
X atau
X
X
C
C
=
+
=
0
0
0
0
......(/.>)
3ersamaan diatas adalah hubungan antara kon)ersi dan konsentrasi untuk sistim
isothermal dengan )olume yang berubah (density campuran reaksi berubah selama
reaksi). 7ehingga persamaan karakteristik untuk reaktor batch dengan )olume
berubah (density berubah) adalah !
"/
+
=
+
=
A A
X X
A A A
A
Ao
A A o A
A
Ao
X r
dX
C
X V r
dX
N t
2 2
) 0 ( ) ( ) 0 ( ) (
.......(/.")
?asil dari beberapa intergrasi untuk beberapa reaksi inrre)ersible adalah sebagai
berikut !
1' Reak#( rde nl
3ersamaan kecepatan reaksi untuk reaksi orde nol adalah - r& , k0, sehingga
persamaan (/.>) menjadi !
+
=
A
X
A A
A
Ao
X k
dX
C t
2
) 0 (
?asil integrasi persamaan diatas adalah !
) 0 ( ln
0
A A
A
Ao
X C t k
+ =
atau !
o A
Ao
V
V C
t k ln
=
.........(/.@)
"' Reak#( rde #atu & A %rduk '
3ersamaan kecepatan reaksinya adalah ! - r& , k '&
dimana !
A A
A
Ao
A A o
A Ao A
A
X
X
C
X V
X N
V
N
C
+
=
+
= =
0
0
) 0 (
) 0 (
dimasukkan ke persamaan karakteristiknya, akan diperoleh !
) 0
) 0
) 0 (
A A
A
Ao A A
A
Ao
X
X
C X k
dX
C dt
+
=
atau !
) 0 (
A
A
X k
dX
dt
=
?asil integrasi persamaan diatas adalah !
":
A
X
A
X
k
t
2
) 0 ( ln
0
=
) 0 ( ln
A
X t k =
........(/.02)
?arga k t ini bias juga ditentukan berdasarkan besarnya perubahan )olume campuran
selama reaksi berlangsung, yaitu dengan memakai hubungan !
V = Vo (1 + AxA)
o A o
o
A
V
V
V
V V
X
=
7ehingga hubungannya menjadi ;
) 0 ( ln
o A
V
V
t k
=
....
......(/.00)
%alau persamaan (/.@) dengan persamaan (6.#") yaitu persamaan untuk sistim
dengan )olume campuran konstan, maka jelas bahwa untuk reaksi orde 0, adanya
perubahan )olume campuran reaksi sama sekali tidak mempengaruhi jalannya proses,
artinya waktu yang diperlukan untuk mencapai derajat kon)ersi tertentu adalah sama
untuk kedua sistim reaksi tersebut.
*' Reak#( rde dua
Reaksi ! # & produk
& - B produk, dimana ! '&o , 'Bo
3ersamaan kecepatan reaksinya adalah ! - r& , k '&
#
atau, kalau dinyatakan dalam A& !
#
#
#
) 0 (
) 0 (
A A
A
A
X
X
C k r
Ao
+
=
.......(/.0#)
">
(engan memasukkan persamaan diatas ke persamaan karakteristiknya (pers.
/.") akan diperoleh !
A
A
A A
Ao
dX
X
X
C k
dt
#
) 0 (
) 0 ( 0
+
=
3enyelesaian integrasinya adalah sebagai berikut !
=
A
A
A
A
A
Ao
t
dX
X
X
X
dX
C k
dt
# #
2
) 0 ( ) 0 (
0
.....
..(/.06)
5isalkan !
0 - A& ,
A& , 0 -
dA& , - d
5asukkan ketiga hubungan di atas ke dalam persamaan (/.06) sehingga
diperoleh hubungan !
=
dU
U
U
U
dU
C k
t
A
Ao
# #
) (
0
) (
0
= ) ln
0
(
0 0
U
U U C k
t
A
Ao
%embalikan fungsi ke dalam fungsi A& dan tetapkan harga batas antara 2 sampai A&,
maka !
=
A A A
X
A
X
A
A
X
A Ao
X
X X C k
t
2 2 2
) 0 ( ln )
0
0
(
0
0 0
.....(/.08)
atau !
= ) 0 ( ln )
0
(
0
0 0
A A
A
A A
A Ao
X
X
X
X C k
t
.....
..(/.0/)
atau !
+
= ) 0 ( ln
0
) 0 ( 0
A A
A
A A
Ao
X
X
X
C k
t
.......(/.0:)
""
/' Reak#( rde ke 0n
3ersamaan kecepatan reaksi untuk orde n adalah !
n
A A
n
A n
A A
X
X
C k C k r
Ao
) 0 (
) 0 (
+
= =
3ersamaan integralnya !
t C k dX
X
X
n
Ao A
X
n
A
n
A A
A
0
2
0
) 0 (
) 0 (
5./ O%era#( +em( Bat!h
3ada operasi reactor semi batch, reaktan masuk ke dalam reactor secara
kontinyu dan bereaksi di dalamnya. 7elama reaksi ini berlangsung tidak ada
campuran reaksi (reaktan dan produk) yang meninggalkan reactor tersebut.
Gambar 5.". O%era#( reaktr #em( bat!h.
Bperasi semi batch ini seringkali dilakukan karena adanya fleksibilitas yang
cukup baik di dalam pengaturan pengoperasiannya di mana dimungkinkan untuk
melakukan control terhadap kecepatan reaksi (rate of reat!on) selama operasi
"@
C&o
D&o
D
%ecepatan reaksi, - r&
$olume campuran, $
berlangsung. ?al ini dapat dilakukan misalnya dengan mengatur jumlah reaktan yang
masuk sesuai dengan kecepatan perpindahan panasnya.
ntuk reaksi irre)ersible orde satu yang dioperasikan secara isothermik, neraca
massa pada suatu waktu tertentu adalah !
dt
C dV
C V k C "
A
A Ao
+ = .............(/.0>)
di mana !
$ , )olume campuran reaksi
'& , konsentrasi Eat & di dalam reaktor
'&o , konsentrasi Eat & masuk
&pabila laju alir umpan yang masuk adalah konstan dan sama dengan D, maka !
2 =
dt
dV
dan
"t V V
o
+ =
..........(/.0")
di mana ! $o adalah )olume campuran pada awal reaksi.
(engan mengintegrasikan persamaan (/.0:), maka akan diperoleh !
dt
"C
e # C V
Ao kt
A
+ =
..........(/.0@)
%ontanta integrasi 1 ditentukan dengan memakai harga batas sebagai berikut !
&pabila pada awal reaksi, campuran sama sekali tidak mengandung reaktan, maka,
pada !
t = 0 VCA = 0
sehingga diperoleh !
k
C "
#
Ao
= ..........(/.#2)
(engan memasukkan persamaan (/.0@) ke dalam persamaan (/.0") akan didapat
hubungan berikut !
@2
) 0 (
kt Ao
A
e
k
"C
C V
= .......(/.#0)
%ombinasi persamaan (/.0>) dengan persamaan (/.#2)menghasilkan !
) 0 ( ) (
kt Ao
A o
e
k
"C
C "t V
= + .......(/.##)
atau !
) (
) 0 (
) (
) 0 (
t
"
V
k
e
"t V k
e "
C
C
o
kt
o
kt
Ao
A
+
=
+
=
..........(/.#6)
ntuk sistim reaksi di mana 0 mol & menghasilkan 0 mol produk B, atau !
& B
5aka neraca massa untuk setiap saat adalah !
$ A Ao
VC VC t C " + =
$
kt Ao
Ao
VC e
k
"C
t C " + =
) 0 (
atau !
) 0 (
kt Ao
Ao $
e
k
"C
t "C C "
= .......(/.#8)
VC$ , jumlah mol B yang terdapat dalam reaktor.
%onsentrasi Eat B dalam reaktor adalah !
t " V
e
k
"C
t C "
C
o
kt Ao
Ao
$
+
=
) 0 (
..........(/.#/)
3erbandingan konsentrasi B terhadap konsentrasi & pada suatu waktu t adalah !
@0
) (
) 0 (
t
"
V
k
e t k
C
C
o
kt
Ao
$
+
=
........
..(/.#:)
Frafik hubungan antara
Ao
A
C
C
dan
$o
$
C
C
dan waktu diberikan pada gambar /.6.
berikut !
Fambar /.6. Frafik hubungan
Ao
A
C
C
dan
$o
$
C
C
terhadap waktu untuk reaksi
& B di dalam reaktor semi batch.
?arga '& maksimum diperoleh dengan menyamakan d'&Gdt dari persamaan (/.#6)
sama dengan nol.
2
) (
) 0 ( ) (
# #
=
+
+
=
"t V k
k" e " "t V k e "
dt
dC
o
kt
o
kt
A
....(/.#>)
atau !
) 0 ( ) (
kt
o
kt
e " "t V k e
+
, 2 ..........(/.#")
@#
(ipisahkan suku-suku yang mengandung e
-kt
, diperoleh !
" " k"t kV e
o
kt
= + +
) (
sehingga,
0 + + =
kt
"
kV
e
o kt
.............(/.#@)
atau !
) ( 0 t
"
V
k e
o kt
+ + =
..........(/.62)
k
t
"
V
k
t
o
)H ( 0 I ln + +
=
..........(/.60)
dimana !
t adalah waktu yang diperlukan agar konsentrasi & di dalam campuran mencapai titik
maksimum.
@6