Sekertaris : Lia Fitriani Bendahara : Ayu Mega Anggota : Siti Maemunah Tatag Hardiyanto Neneng Qudsiah Fiqi Ramadhan Fiqih Hidayat Bambang Eko
Pohon Masalah I. Pearwatan ANAK Filosofi Keperawatan Anak
Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (family centered care), pencegahan terhadap trauma (atraumatic care) dan manjemen kasus I. Pearwatan ANAK a. Perawatan Berfokus Pada Keluarga
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan keluarga karena anak selalu membutuhkan orang tua di Rumah Sakit seperti aktivitas bermain atau program perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan keluarga ini dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak I. Pearwatan ANAK b. Atrumatic Care Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan., seperti memperhatikan dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan I. Pearwatan ANAK c. Manajemen kasus Pengelolaan kasus secara komprehensif adalah bagian utama dalam pemberian asuhan keperawatan secara utuh, melalui upaya pengkajian, penentuan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari berbagai kasus baik yang akut maupun kronis. I. Pearwatan ANAK Prinsip Prinsip Keperawatan Anak a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, dimana tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja melainkan anak sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan. b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang sesuai dengan tahap perkembangan. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis (seperti nutrisi, dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur dan lain-lain), kebutuhan psikologis, sosial dan spritual. c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan dan peningkatan derjat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.
I. Pearwatan ANAK d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal). II. Traumatik Pada ANAK Penegertian Trauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut digunakan untuk menggambarkan situasi akibat peristiwa yang dialami seseorang. Para Psikolog menyatakan trauma dalam istilah psikologi berarti suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami seseorang dan meninggalkan bekas. Biasanya bersifat negative, dalam istilah psikologi disebut post-traumatic syndrome disorder II. Traumatik Pada ANAK Gejala Anak-anak dengan gangguan stres paska trauma dapat juga menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut: Khawatir tentang kematian pada usia dini Kehilangan minat dalam kegiatan Mengalami gejala fisik seperti sakit kepala dan sakit perut Menunjukkan reaksi emosional yang berlebihan Gangguan tidur, sering terbangun karena mimpi buruk Sulit berkonsentrasi Mudah marah Cengeng Menunjukkan peningkatan kewaspadaan terhadap lingkungan
II. Traumatik Pada ANAK Gejala Anak-anak dengan gangguan stres paska trauma dapat juga menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut: Khawatir tentang kematian pada usia dini Kehilangan minat dalam kegiatan Mengalami gejala fisik seperti sakit kepala dan sakit perut Menunjukkan reaksi emosional yang berlebihan Gangguan tidur, sering terbangun karena mimpi buruk Sulit berkonsentrasi Mudah marah Cengeng Menunjukkan peningkatan kewaspadaan terhadap lingkungan
II. Traumatik Pada ANAK Penangnan Penanganan Gangguan Stres Paska Trauma Pada Anak Untuk penanganan gangguan stres paska trauma pada anak dapat dilakukan psikoterapi baik secara individu, kelompok, atau keluarga yang memungkinkan anak untuk berbicara, menggambar, bermain, atau menulis tentang peristiwa yang mereka alami. Terapi perilaku dan terapi kognitif juga dapat membantu mengurangi rasa takut dan kekhawatiran anak akan hal-hal tertentu. II. Traumatik Pada ANAK Lanjutan.
Selain itu obat juga dapat digunakan untuk menangani gejala agitasi, kegelisahan, ataupun depresi. Dengan kepekaan dan dukungan dari keluarga dan profesional, anak-anak dengan gangguan stres paska trauma dapat belajar untuk mengatasi kenangan terhadap trauma, sehingga kelak dapat membantu mereka untuk hidup sehat dan meningkatkan produktivias mereka.
ASKEP KLIEN DENGAN HOSPITALISASI
Pengertian * Hospitalisasi adalah suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana mengharuskan individu untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. * Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu tersebut dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena stressor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti: Lingkungan yang asing, Berpisah dengan orang yang berarti, Kurang informasi, Kehilangan kebebasan dan kemandirian, Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, semakin sering berhubungan dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau malah sebaliknya, Perilaku petugas rumah sakit.
Dimensi Peran Sakit Perubahan yang terjadi akibat hospitalisi adalah : a. Perubahan konsep diri. Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan, pengaruh citra tubuh, perubahan citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran , idial diri, harga diri dan identitasnya. b. Regresi Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih rendah dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual. c. Dependensi Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
LANJUTAN........................................ d. Dipersonalisasi Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit bekerjasama mengatasi masalahnya e. Takut dan Ansietas Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap penyakitnya. f. Kehilangan dan perpisahan Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan yang asing dan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah dengan pasangan dan terasing dari orang yang dicintai.
Reaksi dan Masalah Perilaku Klien yang Dirawat Berikut reaksi dan masalah perilaku klien yang dirawat di rumah sakit, yaitu: Masa bayi (0-1 th) Perlu pembentukan rasa percaya diri dan kasih sayang. Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas. Reaksi berupa: 1) Menangis keras 2) Pergerakan tubuh yang banyak 3) Ekspresi wajah yang tak menyenangkan Masa todler (2-3 th) Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan. Disini respon perilaku anak dengan tahapnya. 1) Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain 2) Putus asa menangis berkurang, anak tak aktif, kurang menunjukkan minat bermain, sedih,apatis 3) Pengingkaran/denial
Masa prasekolah (3 sampai 6 tahun) Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga ada perasaan malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak, tidak mau bekerja sama dengan perawat.
-Masa sekolah 6 sampai 12 tahun Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai , keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam kelurga, kehilangan keluarga sosial, perasaan takut mati, kelemahan fisik. Reaksi nyeri bisa digambarkan dengan verbal dan non verbal. Masa remaja (12 sampai 18 tahun) Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat merasa cemas karena perpisahan tersebut. Pembatasan aktifitas kehilangan kontrol. Reaksi yang muncul : 1) Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan 2) Tidak kooperatif dengan petugas (http://www.trinoval.web.id, 2009).
Dewasa Beberapa klien yang dirawat di rumah sakit mungkin bertindak secara seksual melalui pengucapan kata- kata kotor, mencubit atau kontak sugestif lainnya dengan perawat, atau telanjang, atau memajankan alat genital ketika perawat memasuki ruangannya. Lansia Untuk beberapa lansia hospitalisasi mengakibatkan penurunan fungsi, meskipun pengobatan atau perbaikan kondisi mereka dapatkan. Hospitalisasi mengakibatkan komplikasi yang tidak berhubungan dengan masalah yang menyebabkan ia masuk ke rumah sakit atau penanganan spesifik untuk alasan yang tidak dapat dijelaskan dan dihindari (Potter & Perry, 2005).
ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian Pengkajian yang dapat dilakuakn pada klien dengan hospitalisasi (Wanda, 2003) adalah: Cara berpikir dan persepsi Aktivitas motorik dan bahasa tubuh Perasaan Keadaan fisik Riwayat terdahulu
Diagnosa Keperawatan Berikut diagnosa keperawatan pada klien hospitalisasi (Boyd & Nihart, 1998), yaitu: a. Perubahan proses keluarga, b. Perubahan pemeliharaan kesehatan, c. Risiko tinggi terhadap kekerasan diri sendiri, d. Cemas, e. Gangguan interaksi sosial, f. Koping individu inefektif, g. Gangguan harga diri, h. Gangguan pola tidur, i. Isolasi sosial, j. Gangguan spiritual.
Rencana Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan: koping tidak efektif (Wanda, 2003) Intervensi: Sarankan klien mencatat situasi yang menimbulkan kemarahan Bantu klien untuk mengatasi kemarahan dengan merangsang bicara sendiri. Ajarkan teknik distraksi. Ajarkan pikir teknik relaksasi. Ajarkan klien menghormati perasaan orang lain dan hak-hak orang lain. Bantu klien mengidentifikasi cara penanggulangan pada saat tegang.