You are on page 1of 26

Kelompok 4

Ketua : Mantri Ginggi


Sekertaris : Lia Fitriani
Bendahara : Ayu Mega
Anggota :
Siti Maemunah
Tatag Hardiyanto
Neneng Qudsiah
Fiqi Ramadhan
Fiqih Hidayat
Bambang Eko

Pohon Masalah
I. Pearwatan ANAK
Filosofi Keperawatan Anak

Filosofi keperawatan anak merupakan
keyakinan atau pandangan yang
dimiliki perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan pada anak yang
berfokus pada keluarga (family
centered care), pencegahan terhadap
trauma (atraumatic care) dan manjemen
kasus
I. Pearwatan ANAK
a. Perawatan Berfokus Pada Keluarga

Keluarga merupakan unsur penting dalam
perawatan anak mengingat anak bagian dari
keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan
keterlibatan keluarga karena anak selalu
membutuhkan orang tua di Rumah Sakit
seperti aktivitas bermain atau program
perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan
keluarga ini dapat mempengaruhi proses
kesembuhan anak
I. Pearwatan ANAK
b. Atrumatic Care
Atrumatic care adalah perawatan yang tidak
menimbulkan trauma pada anak dan keluarga.
Atraumatik care sebagai bentuk perawatan
terapeutik dapat diberikan kepada anak dan
keluarga dengan mengurangi dampak
psikologis dari tindakan keperawatan yang
diberikan., seperti memperhatikan dampak
psikologis dari tindakan keperawatan yang
diberikan dengan melihat prosedur tindakan
I. Pearwatan ANAK
c. Manajemen kasus
Pengelolaan kasus secara komprehensif
adalah bagian utama dalam pemberian asuhan
keperawatan secara utuh, melalui upaya
pengkajian, penentuan diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari
berbagai kasus baik yang akut maupun kronis.
I. Pearwatan ANAK
Prinsip Prinsip Keperawatan Anak
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai
individu yang unik, dimana tidak boleh memandang
anak dari ukuran fisik saja melainkan anak sebagai
individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan
dan perkembangan menuju proses kematangan.
b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai
kebutuhan yang sesuai dengan tahap perkembangan.
Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis
(seperti nutrisi, dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat,
tidur dan lain-lain), kebutuhan psikologis, sosial dan
spritual.
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya
pencegahan dan peningkatan derjat kesehatan, bukan
hanya mengobati anak yang sakit.

I. Pearwatan ANAK
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan
yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga
perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam
memberikan asuhan keperawatan anak.
e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan
anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji,
mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup,
dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai
dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).
II. Traumatik Pada ANAK
Penegertian
Trauma berasal dari bahasa Yunani
yang berarti luka. Kata tersebut
digunakan untuk menggambarkan
situasi akibat peristiwa yang dialami
seseorang. Para Psikolog menyatakan
trauma dalam istilah psikologi berarti
suatu benturan atau suatu kejadian
yang dialami seseorang dan
meninggalkan bekas. Biasanya bersifat
negative, dalam istilah psikologi
disebut post-traumatic syndrome
disorder
II. Traumatik Pada ANAK
Gejala
Anak-anak dengan gangguan stres paska trauma dapat
juga menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
Khawatir tentang kematian pada usia dini
Kehilangan minat dalam kegiatan
Mengalami gejala fisik seperti sakit kepala dan sakit
perut
Menunjukkan reaksi emosional yang berlebihan
Gangguan tidur, sering terbangun karena mimpi
buruk
Sulit berkonsentrasi
Mudah marah
Cengeng
Menunjukkan peningkatan kewaspadaan terhadap
lingkungan

II. Traumatik Pada ANAK
Gejala
Anak-anak dengan gangguan stres paska trauma dapat
juga menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
Khawatir tentang kematian pada usia dini
Kehilangan minat dalam kegiatan
Mengalami gejala fisik seperti sakit kepala dan sakit
perut
Menunjukkan reaksi emosional yang berlebihan
Gangguan tidur, sering terbangun karena mimpi
buruk
Sulit berkonsentrasi
Mudah marah
Cengeng
Menunjukkan peningkatan kewaspadaan terhadap
lingkungan

II. Traumatik Pada ANAK
Penangnan
Penanganan Gangguan Stres Paska Trauma
Pada Anak
Untuk penanganan gangguan stres paska
trauma pada anak dapat dilakukan psikoterapi
baik secara individu, kelompok, atau keluarga
yang memungkinkan anak untuk berbicara,
menggambar, bermain, atau menulis tentang
peristiwa yang mereka alami. Terapi perilaku
dan terapi kognitif juga dapat membantu
mengurangi rasa takut dan kekhawatiran anak
akan hal-hal tertentu.
II. Traumatik Pada ANAK
Lanjutan.

Selain itu obat juga dapat digunakan untuk
menangani gejala agitasi, kegelisahan,
ataupun depresi.
Dengan kepekaan dan dukungan dari keluarga
dan profesional, anak-anak dengan gangguan
stres paska trauma dapat belajar untuk
mengatasi kenangan terhadap trauma,
sehingga kelak dapat membantu mereka untuk
hidup sehat dan meningkatkan produktivias
mereka.


ASKEP KLIEN DENGAN HOSPITALISASI


Pengertian
* Hospitalisasi adalah suatu proses karena
suatu alasan darurat atau berencana
mengharuskan individu untuk tinggal di
rumah sakit menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangan kembali
kerumah.
* Hospitalisasi adalah bentuk stressor
individu yang berlangsung selama
individu tersebut dirawat dirumah sakit.
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang
mengancam bagi individu karena stressor yang
dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak
aman, seperti:
Lingkungan yang asing,
Berpisah dengan orang yang berarti,
Kurang informasi,
Kehilangan kebebasan dan
kemandirian,
Pengalaman yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan, semakin sering
berhubungan dengan rumah sakit,
maka bentuk kecemasan semakin kecil
atau malah sebaliknya,
Perilaku petugas rumah sakit.

Dimensi Peran Sakit
Perubahan yang terjadi akibat hospitalisi adalah :
a. Perubahan konsep diri.
Akibat penyakit yang di derita atau tindakan
seperti pembedahan, pengaruh citra tubuh,
perubahan citra tubuh dapat menyebabkan
perubahan peran , idial diri, harga diri dan
identitasnya.
b. Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat
perkembangan sebelumnya atau lebih rendah
dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.
c. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada
orang lain.

LANJUTAN........................................
d. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien
menyebabkan perubahan kepribadian,
tidak realistis, tidak dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan, perubahan
identitas dan sulit bekerjasama
mengatasi masalahnya
e. Takut dan Ansietas
Perasaan takut dan ansietas timbul
karena persepsi yang salah terhadap
penyakitnya.
f. Kehilangan dan perpisahan
Kehilangan dan perpisahan selama klien
dirawat muncul karena lingkungan yang
asing dan jauh dari suasana
kekeluargaan, kehilangan kebebasan,
berpisah dengan pasangan dan terasing
dari orang yang dicintai.


Reaksi dan Masalah Perilaku Klien yang Dirawat
Berikut reaksi dan masalah perilaku klien yang
dirawat di rumah sakit, yaitu:
Masa bayi (0-1 th)
Perlu pembentukan rasa percaya diri dan kasih
sayang. Usia anak > 6 bln terjadi stanger
anxiety /cemas. Reaksi berupa:
1) Menangis keras
2) Pergerakan tubuh yang banyak
3) Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
Masa todler (2-3 th)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan.
Disini respon perilaku anak dengan tahapnya.
1) Tahap protes menangis, menjerit, menolak
perhatian orang lain
2) Putus asa menangis berkurang, anak tak aktif,
kurang menunjukkan minat bermain, sedih,apatis
3) Pengingkaran/denial

Masa prasekolah (3 sampai 6 tahun)
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai
hukuman. Sehingga ada perasaan malu, takut
sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah,
berontak, tidak mau bekerja sama dengan perawat.


-Masa sekolah 6 sampai 12 tahun
Perawatan di rumah sakit memaksakan
meninggalkan lingkungan yang dicintai , keluarga,
kelompok sosial sehingga menimbulkan
kecemasan. Kehilangan kontrol berdampak pada
perubahan peran dalam kelurga, kehilangan
keluarga sosial, perasaan takut mati, kelemahan
fisik. Reaksi nyeri bisa digambarkan dengan
verbal dan non verbal.
Masa remaja (12 sampai 18 tahun)
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh
kelompok sebayanya. Saat merasa cemas karena
perpisahan tersebut. Pembatasan aktifitas
kehilangan kontrol. Reaksi yang muncul :
1) Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
2) Tidak kooperatif dengan petugas
(http://www.trinoval.web.id, 2009).

Dewasa
Beberapa klien yang dirawat di rumah sakit mungkin
bertindak secara seksual melalui pengucapan kata-
kata kotor, mencubit atau kontak sugestif lainnya
dengan perawat, atau telanjang, atau memajankan
alat genital ketika perawat memasuki ruangannya.
Lansia
Untuk beberapa lansia hospitalisasi mengakibatkan
penurunan fungsi, meskipun pengobatan atau
perbaikan kondisi mereka dapatkan. Hospitalisasi
mengakibatkan komplikasi yang tidak berhubungan
dengan masalah yang menyebabkan ia masuk ke
rumah sakit atau penanganan spesifik untuk alasan
yang tidak dapat dijelaskan dan dihindari (Potter &
Perry, 2005).


ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakuakn pada klien
dengan hospitalisasi (Wanda, 2003) adalah:
Cara berpikir dan persepsi
Aktivitas motorik dan bahasa tubuh
Perasaan
Keadaan fisik
Riwayat terdahulu



Diagnosa Keperawatan
Berikut diagnosa keperawatan pada klien
hospitalisasi (Boyd & Nihart, 1998), yaitu:
a. Perubahan proses keluarga,
b. Perubahan pemeliharaan kesehatan,
c. Risiko tinggi terhadap kekerasan diri sendiri,
d. Cemas,
e. Gangguan interaksi sosial,
f. Koping individu inefektif,
g. Gangguan harga diri,
h. Gangguan pola tidur,
i. Isolasi sosial,
j. Gangguan spiritual.

Rencana Intervensi Keperawatan

a. Diagnosa keperawatan: koping tidak efektif
(Wanda, 2003)
Intervensi:
Sarankan klien mencatat situasi yang
menimbulkan kemarahan
Bantu klien untuk mengatasi kemarahan dengan
merangsang bicara sendiri.
Ajarkan teknik distraksi.
Ajarkan pikir teknik relaksasi.
Ajarkan klien menghormati perasaan
orang lain dan hak-hak orang lain.
Bantu klien mengidentifikasi cara
penanggulangan pada saat tegang.

You might also like