You are on page 1of 14

MAKALAH

MIKROBIOLOGI
PERANAN MIKROB DALAM BIDANG PERTAMBANGAN



OLEH:
Kelompok 6
Sella Firdha Saputri F1D012009
Yuniza Fadli F1D012032
Wulan Oktavia F1D012033

Dosen pengampu:
Drs.Welly Darwis,M.S


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2014



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,yang senantiasa
melimpahkan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
yang berjudulPeran Mikrob dalam Bidang Pertambangan.
Makalah ini juga disusun agar mahasiswa dapat lebih terampil serata memiliki
pengetahuan yang lebih luas tentang Mikrobiologi dan juga sebagai penunjang pembelajaran
mata Mikrobiologi . Untuk lebih mudah memahami pembelajaran, pada setiap isi disajikan
dalam bentuk materi dengan penjelasan yang singkat dan jelas sehingga pembaca mempunyai
pemahaman yang lebih jauh tentang mikrob.
Penulis mengcuapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Tentunya penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
keterbatasan .oleh karena itu dengan segala kerendahan hati , kritik dan saran yang
membangunsangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.



Bengkulu , 06 September 2014









i



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3.Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II .LANDASAN TEORI ............................................................................................. 2

BAB III.PEMBAHASAN
3. Peran Mikrobiologi di Bidang Pertambangan
3.1. Peran Mikrob Sebagai Pemisahkan Logam dari Bijinya .................................... 3
3.1.1.Penggunaan bakteri untuk mengatasi limbah logam berat ............................... 4
3.1.2.Mekanisme Pemanfaatan T. ferrooxidans dalam pemisahan logam besi ..... 4-6
3.1.3.Oksidasi dan reduksi besi oleh Bakteri T. ferrooxidans ................................... 7
3.1.4.Aplikasi bioleaching secara umum ................................................................ 8-9
BAB IV.PENUTUP
4.1.Kesimpulan ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop.
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, Mikros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu.
Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut
sebagai mikroba, ataupun jasad renik. Dunia mikroorganisme terdiri dari beberapa kelompok
organisme, yaitupbakteri,protozoa,virus,algae,jamur dan archae. Mikrobiologi dapat berperan
dalam berbagai bidang diantaranya kesehatan,pangan,industri,pertanian,tekstil dan
pertambangan.Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai
penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung yang akhir-akhir ini
menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis
mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat
menyebabkanppencemaranmlingkungan.
Mikrobiologi memiliki peran untuk membantu dan memecahkan berbagai persoalan di
dunia pertambangan baik minyak dan gas serta batubara dan mineral.Maka dari itu,dalam
makalah ini akan dibahas peran mikrobiologi dalam bidang pertambangan.

1.2 Rumusan Masalah
Peranan mikrobiologi dalam bidang pertambangan.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja peran
mikrobiologi dalam bidang pertambangan.




1

BAB II
LANDASAN TEORI

Mikrobe terdapat di mana-mana di sekitar kita ada yang menghuni tanah, air, dan atmosfer
planet kita. Mikroorganisme di alam jarang terdapat sebagai biakan murni. Berbagai spesimen
tanah atau air dapat mengandung bermacam-macam spesies cendawan protozoa, alga, bakteri
dan virus. Berbagai macam mikrobe dalam suatu ekosistem berasosiasi dan berinteraksi.
Dipandang dari segi ekosistem mikrobe alamiah, biakan murni merupakan suatu keadaan
artifisial (tidak asli). (Waluyo,Lud. 2005).
Siklus logam oleh mikroba salah satu indikasi paling jelas menunjukan bahwa tanah tidak
bersifat inert. Tanpa adanya siklus logam, maka transformasi logam tidak mungkin terjadi.
Mikroba pentrasnformsi logam penting dalam pembentukan tanah dan produksi biji logam.
Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam mengekstark logam-logam menjadi bijih
logam grade rendah, mengasamkan limbah, dan mencemari penyediaan air. Logam Fe
merupakan dari logam dlam tanah. Tramformasi Fe adalah dengan oksidasi untuk memperoleh
sumber energi an reuksi yang menggunkan logam tersebut sebagai elektron aseptor. Besi juga
mengubah bahan-bahan organik (asimilasi/imobilisasi) dan bentuk organik kembali ke bentuk
anorganik (mineralisasi) .(Waluyo,lud. 2009).
Di dalam bidang pertamabangan, mikroba berperan dalam usaha mendapatkan mineral dari
bijih. Kemungkinan besar perananya adalah dalam proses ekstraksi logam dan dari biji logam,
dengan alasan-alasan. (Waluyo,Lud.2005).
1. Deposit-deposit mineral yang lain kaya sudah banyak yang berkutrnag. Bijih bermutu
lebih rendah kini banyak diolah dan mengembangkan taknik-teknik yang dapt
mengekstraksi logam dengan lebih sempurna lagi.
2. Metode pengolahn biji logam secara tradisional, yakni dengan peleburran, merupakn
penyebab utama polusi udara dewasa ini
Mikroba tertentu mampu untuk memperbaikai keadan diatas, misalnya dengan
menggunakan beberapa bakteri aerobik ototrofik yaitu Thiobacillus ferrooxidans.
2

BAB III
PEMBAHASAN

3. Peran Mikrobiologi di Bidang Pertambangan
3.1.Peran Mikrob Sebagai Pemisahkan Logam dari Bijinya
Di bidang pertambangan, berkembang bioteknologi untuk memisahkan logam dari bijinya
yaitu dengan pemanfaatan bakteri Thiobacillus ferrooxidans.Energi yang digunakan Thiobacillus
ferrooxidans dalam memisahkan logam dari bijinya berasal dari hasil oksidasi senyawa
anorganik khususnya senyawa besi dan belerang. Asam sulfat dari besi sulfat melarutkan logam
dari bijinya .
Thiobacillus ferrooxidans adalah salah satu dari spesies khemolititrof (bakteri pemakan
batuan) yang berperan dalam mengekstrak berbagai jenis logam. Khemolitotrof memperoleh
energinya dari oksidasi zat organik karena dapat mengekstrak karbon secara langsung dari
karbondioksida di atmosfer. Thiobacillus ferrooxidans digunakan untuk memperoleh kembali
tembaga (dan uranium) dari bijih tembaga dan uranium berkualitas rendah. Misalnya bila larutan
yang mengandung ion besi (Fe3+) dicuci melalui endapan senyawa tembaga yang tidak dapat
larut, tembaga dioksidasi menjadi senyawa yang dapat larut. Dalam proses ini, (Fe3+) direduksi
menjadi Fe2+. Fe3+ dapat dioksidasi kembali menjadi Fe3+ oleh Thiobacillus ferrooxidans.
Tembaga yang bisa larut kemudian pindah keluar dari bijih dan diperoleh kembali sebagai
tembaga murni yang berkualitas tinggi.Selama ribuan tahun, penyulingan minyak atau mineral
dan memisahkan tembaga dari bijih yang berkualitas rendah dengan proses leaching Atau
meluluhkan. Pada 1957, berhasil dikembangkan teknik pemisahan tembaga dari bijinya dengan
menggunakan jasa bakteri. Bakteri yangdapat memisahkan tembaga dari bijihnya adalah
Thiobacillus ferooxidans yang berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik khususnya
senyawabesi dan belerang. Bakteri ini termasuk jenis bakteri khemolitotrop atau bakteri pemakan
batuan. Bakteri khemolitotrop tumbuh subur pada lingkungan yang miskin senyawa organik,
karena mampu mengekstrak karbon langsung dari CO2 di atmosfer.

3

3.1.1.Penggunaan bakteri untuk mengatasi limbah logam berat
Limbah pabrik yang banyak mengandung logam berat dapat dibersihkan oleh
mikroorganisme yang dapat menggunkan logam berat sebagai nutrien atau hanya menjerab
(imobilisasi) logam berat. Mikrooganisme yang dapat digunakan dianatranya adalah
Thiobacillus ferroxidans dan Bacillus subtilis. Thiobacillus ferrooxidans mendapatkan energi
dari senyawa anorganik seperti besi sulfida dan menggunkan energi untuk membentuk bahan
bahan yang berguba seperti asam fumarat dan besi sulfat (Budiyanto,MAK.2003).

Gambar sumber-sumber limbah
3.1.2.Mekanisme Pemanfaatan T. ferrooxidans dalam pemisahan logam besi
T. ferroxidans adalah bakteri pelepas logam yang paling banyak diteliti, berbentuk batang
kecil, menyukai temapat yang sangat asam dengan pH optimum berkisar anatara 1,5-2,5 (chang
& Myersonn, 1982). Bakteri ini mampu mendapatkan energi dari oksida besi ferrp (Fe2+) dan
menjadi ferri Fe3+ dan dengan mengoksidasi bentuk tereduksi sulfur menjadi asam sulfat
(corbelt & Ingledew,1987).
T. ferrooxidans adalah bakteri yang paling aktif di tambang limbah akibat asam dan polusi
logam. Situs drainase tambang asam ekstrim juga mengekspos tingkat tinggi pirit, suatu unsur
4

yang mudah teroksidasi oleh T. ferrooxidans. Ini kapasitas oksidasi pirit-telah dimanfaatkan
dalam industri desulfurisasi batubara. T. ferrooxidans digunakan dalam pengolahan mineral
industri dan proses bioleaching. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk menyerang sulfida yang
mengandung mineral sulfida larut dan mengkonversi logam seperti tembaga dan seng ke dalam
sulfat larut mereka logam. Logam dipulihkan melalui proses bioleaching termasuk tembaga,
uranium dan emas.

Skema pemulihan logam dengan proses bioleaching

Skema bioleaching T.ferroxidans
T. ferrooxidans berasal energi dari oksidasi besi ferro menjadi besi ferri, dan mengurangi
senyawa sulfur menjadi asam sulfat. Deposit belerang bisa menumpuk di dinding sel bakteri.
Produk sampingan lain dari metabolisme (asam sulfat) kadang-kadang berhubungan dengan
korosi oksidatif dari beton dan pipa. Dalam lingkungan tanah, T. ferrooxidans berguna sebagai
sumber slow release fosfat dan sulfat untuk pemupukan tanah. (Kuenen, J. Gijs, et al.1992).
Reaksi pelepasan logam biasanya meliputi pengubahan cebakan logam yang tidak larut,
biasanya berupa sulfida, menjadi senyawa yang larut dan logam yang diinginkan lebih mudah
5

dimurnikan atau diekstrak. Bakteri pelepas logam dapat melakukan perubahan ini secara
langsung dengan mngoksidasi sulfida logam sehingga terbentuk besi ferri, asam sulfat dan sulfat
logam dan hasil logam tergantung jenis cebakanya (Maha dan cork,1990; torma 1997; Ohmura et
all. 1993)
Beberapa reaksi pelepasan logam sebagai hasil serangan bakteri T. ferrooxidans langsung
adalah ;
4FeS
2
(pirit ) + 15O
2
+ H
2
O 2 Fe
2
(SO
4
)
3
+ 2H
2
SO
4
.. 1
4CuFeS
2
(khalkopirit) + 17 O
2
+ H
2
SO4 4CuSO4 + 2Fe(SO4)3 + 2H2O2
2FeAsS (arsenopirit) + 2O2 + H2O 2FeSO
4
+ 2 H
2
SO
4
3
CuS (kovelit) + 2O
2
CuSO
4
4
Pelepasan logam dari mineral oleh bakteri dapat juga secara tidak langsung. Seperti
diperlihatkan pada reaksi berikut ;
4FeS
2
(pirit) + 2Fe(SO
4
)
3
6Fe(SO
4
) + 4S.. 5
CuS (kovelit) + Fe
2
(SO
4
)
3
CuSO
4
+ 2F(SO
4
) + S..6
Besi ferri dan asam sulfat terbentuk melalui oksidasi langsung sulfide logam mampu
mengokidasi sendiri cebakan tertentu untuk membentuk oksidasi dan sulfat yang larut dalam
larutan asam
Dengan menggunakan beberapa bakteri aerobik ototrofik yaitu Thiobacillus ferrooxidans.
Spesies bakteri ini bila ditumbuhkan dalam keadaan lingkungan yang mengandung biji tembaga
atau besi akan menghasilkan asam dan mengksidasikan biji tersebut disertai pengendapan atau
pemisahan logam besinya. Proses ini yang dinamakan pelindian atau bleaching. Dengan teknik
ini dapat memperbaiki cara pemisahan logam dari biji dan tidak mengakibatkan polusi udara
(Waluyo,Lud.2005).

6

3.1.3.Oksidasi dan reduksi besi oleh Bakteri T. ferrooxidans
Dalam kondisis aerobik, bakteri Thiobacillus ferooxidans dapat menggunakn energi dari
mengisolsidasi Fe
2+
(Waluyo,Lud.2009)
.
Proses tersebut diantarannya :
2Fe
2+
+ O
2
+ 2 H
+
2Fe
3+
+ H
2
O
Oksidasi pyrit (FeS
2
) menjadi SO4
2-
dan Fe
3+
dilakukan bakteri tersebut jika kondisis
lingkungan dengan keasaman tinggi. Thiobacillus ferroxidans mengoksidasi besi dalam bentuk
ferro sulfat untuk mengahasilkan ferri sulfat.
4FeSO
4
+ 2 H
2
SO
4
+ O
2
2 Fe
2
(SO
4
)
3 +
2 H
2
O
Ferri sulfat mempengaruhi keasaman setelah menghidrolisi ke bentuk ferri hidroksida.
2 Fe
2
(SO
4
)
3
+ 12 H
2
O - 4 Fe (OH)
3
+ 6 H
2
SO
4

Apakah keuntungan dari proses oksidasi Fe
2+
? mikrobe akan mendapatkan tambahn
energi. Ion Fe
3+
yang terbentuk secara fisik akan melindungi mikroba dan meningkatkan
stabilitas mikrokoloni pada permukaan benda padat. (Waluyo,lud. 2009).

Skema proses oksidasi dan reduksi Fe oleh T.ferrooxidans
7

3.1.4.Aplikasi bioleaching secara umum :
Pembakaran pirit (FeS
2
)
Pada langkah pertama, disulfide secara spontan dioksidasi menjadi tiosufat oleh besi ferri
(Fe
3+),
yang kemudian akan dikurangi untuk memeberikan besi ferrous (Fe
2+)

FeS
2
+ 6 Fe
3+
+ 3 H
2-
7 Fe
2-
+ S
2
O
3
2-
+ 6 H
-
(1) spontan
Besi ferrous ini kemudian dioksidasi oleh bakteri aerob :
4Fe
2+
+ O
2
+ 4H
+
4Fe
3-
+ 2H
2
O (2) Oksidasi besi
Tiosulfat juga dioksidasi oleh bakteri untuk memberikan sulfat ;
S
2
o3
2-
+ 2O
2
+ H
2
O 2SO
4

2-
+ 2H
-
(3) oksidasi belerang.
Besi-besi dihasilkan dalam reaksi 2 sulfida teroksidasai lebih seperti pada reaksi 1,
menutup siklus dan diberi reaksi bersih
2 FeS
2
+ 7O
2
+ 2H
2
O 2Fe
2+
+ 4SO
4

2-
+ 4H
-
(4)
Produk bersih reaksi yang larut yaitu ferro sulfat dan asam sulfat.
Proses oksidasi mikroba terjadi pada membrane sel bakteri. Bebrapa electron masuk ke
dalam sel yang digunakan dalam proses biokimia unutk menghasilkan energy bagi bakteri
sementara mengurangi oksigen ke air. Reaksi kritis adalah oksidasi sulfide dengan besi besi.
Peran utma dari bakteri adalah langkah regenerasi reakttran ini. Proses untuk tembaga sangat
mirip, namun efisiensi dan kinetika tergantung pada mineral temabah. Mineral temabaga utama
kalkopirit (CuFeS
2
) jumlah melimpah dan sanagt efisien. Pencucian CuFeS
2
terdiri dari 2 tahap
yaitu menajdi teralrut dan kemudian lebih lanjur oksidasi, dengan Cu
2+
ion yang tertinggal dalam
larutan (Novi hidayatullah, dkk.2011).

8

Pencucian kalkopirit ;
CuFeS
2
+ 4 Fe
3+
Cu
2-
+ 5Fe
2-
+ 2 S (1) spontan
4Fe
2+
+ O
2
+ 4 H
+
4 Fe
3-
+ 2 H
2
O (2) oksidaisi besi
2 S + 3O
2
+ 2H
2
O 2 SO
4

2-
+ 4 H
-
(3) oksidasi belerang
CuFeS
2
+ 4 O
2
Cu
2-
+ Fe
2-
+ 2 SO
4
2-
(4) Reaksi berakhir
Secara umum, sulfide yang pertama dioksidsi menajdi sulfur elemental, sedangkan sulfide
yang teroksidasi untuk membentuk tiosulfat, dan proses ini dapat diterapkan pada biji sulfide
lain. Dalam hal ii tujuan tunggal langkah bakteri adalah regenerasi Fe 3+ sulfidik bijih besi dapat
ditambhakan untuk mempercepat proses dan menyediakan sumber besi. (Novi hidayatullah,
dkk.2011).

Skema proses bioleaching T.ferooxidans


9

BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
1. Peran mikrob dalam bidang pertambangan di bantu oleh bakteri Thiobacillus
ferrooxidans.Bakteri Thiobacillus ferrooxidans yaitu bakteri pemakan batuan yang
tumbuh subur di tempat pertambangan, peranannya sangat penting karena dapat
mengekstraksi berbagai jenis logam. Bakteri ini dapat memperoleh energinya dari
oksidasi zat anorganik, yaitu besi dan belerang. Bakteri ini juga dapat tumbuh dengan
subur dalam lingkungan tanpa adanya zat organik, dia mampu mengekstrak karbon secara
langsung dari karbon dioksida di atmosfer. Pemanfaatan mikrorganisme ini untuk
memisahkan logam dari bijih logam yang diterapkan di tambang logam karena logam
tidak bisa dimanfaatkan jika terikat dengan bijihnya. Dapat memisahkan tembaga dari
bijihnya hasil oksidasi senyawa besi dan belerang dengan teknologi biomining. Dapat
mengekstrak mineral dan bijih yang berkadar rendah.
i.
Reaksi : CuSO
4
+ Fe -> Cu + FeSO
4

2. Thiobacillus ferrooxidans adalah salah satu dari spesies khemolititrof (bakteri pemakan
batuan) yang berperan dalam mengekstrak berbagai jenis logam. Khemolitotrof
memperoleh energinya dari oksidasi zat organik karena dapat mengekstrak karbon secara
langsung dari karbondioksida di atmosfer.









10


DAFTAR PUSTAKA


Budiyanto,MAK.2003. Mikrobiologi Terapan. Malang : UMM press.
Corbet Cm, ingledew Wj. 1987. Is Fe 2+/3+ ycling an intermediate in sulphur oxidation by Fe2+
grown thibacillus ferroxidans. Biochem. Biophys. Acta. 128;522-534
Kuenen, J. Gijs, et al. The Genera Thiobacillus, Thiomicrospira, and Thiosphaera. The
Prokaryotes. Ed. Albert Balows, et al. New York: Springer-Verlog, 1992. 2638-9, 2650
Maha A, Cork Dj.1990. Introduction to sulfur microorganism and their applications in the
enviroment and industry. Development in industial Microbiology 31 (5); 99-102.
Novi hidayatullah, dkk.2011. Makalah Mikrobiologi Industri Bioleaching. Jurusan biologi
FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
Waluyo,Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Waluyo,Lud. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang : UMM Press
Waluyo,Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press

You might also like