You are on page 1of 33

PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN

DI KAWASAN PERBATASAN LAUT


Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Yogyakarta, 12 September 2014

Dr. Ir. Abdul Kamarzuki, MPM
Asisten Deputi Urusan Penataan Ruang dan PDT
Dokumen MP3EI 2011-2025 diluncurkan oleh Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 27 Mei 2011,
Penetapan Perpres No.32/2011 tentang Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.
MP3EI merupakan salah satu langkah awal untuk mendorong Indonesia
menjadi negara maju dan termasuk:
10 (sepuluh) negara besar di dunia pada tahun 2025, dan
6 (enam) negara besar dunia pada tahun 2045, melalui pertumbuhan
ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan.
MP3EI menjadi dokumen yang terintegrasi dan komplementer dengan
RPJPN 2005-2025.
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN
PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI), 2011-2025
Slide - 2

Lingkungan global (krisis 2008, BRICS, dll)
Komitmen Internasional (G20, APEC, FTA,
ASEAN, Climate Change)
Perkembangan sosial-ekonomi domestik
Sistem Perencanaan dan
Penganggaran
UU 25/2004 UU
17/2003
RPJPN 2005 2025
RPJMN
2010 - 2014
RKP
Dinamika Perubahan
Tuntutan untuk mempercepat
transformasi ekonomi nasional
Rencana Aksi/Proyek
Investasi Swasta
dan PPP
RTRWN, RTR PULAU,
RTRW

REDD
RAN - GRK
Adaptasi, Integrasi,
dan Akselerasi
Pembangunan:
FOKUS DAN
KONKRET
MP3EI
Regulasi serta Investasi
publik dan PPP
MP3EI sebagai Komplementer dari
Dokumen Perencanaan Lainnya
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025
R
E
G
U
L
A
S
I

Launching 27 Mei 2011
dengan Perpres 32 tahun 2011
R
E
G
U
L
A
S
I

LEGENDA :
Batas Propinsi
Batas Laut Teritorial
Batas Negara
Garis Pantai
Batas Kabupaten
100
100
120
120
140
140
00
Wilayah
P.Sumatera
I
N
S
E
T
Tingkat Sharing
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
95 BT
95 BT
100
100
105
105
110 BT
110 BT
5 LS5 LS
00
5 LU
5 LU
PETA PDRB SHARE KABUPATEN/KOTA
WILAYAH PANTAI BARAT - PANTAI TIMUR SUMATERA
0 200 400
Kilometer
U
S
Disajikan Oleh:
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Wilayah Lain/ Tidak Ada Data
Sumber:
Data PDRB Kabupaten-Kota di Indonesia, BPS 2006
Pantai Barat Pantai Timur
Pantai Timur Sumatera #
% Pantai Barat Sumatera
0.00
0.02
0.04
0.10
0.08
0.06
0.14
0.16
0.18
0.12
0 10 20 30 40



( X
( X
( X
( X
( X
( X
( X
( X
( X
( X ( X
( X
( X
95 BT
95 BT
100
100
105
105
110 BT
110 BT
5 LS5 LS
00
5 LU
5 LU
0 200 400
Kilometer
U
S 2.000.000 Jiwa
1.000.000 Jiwa
500.000 Jiwa
Level Jumlah Penduduk
PETA DIAGRAM PENDUDUK
IBUKOTA PROPINSI
REGION SUMATERA
Kota
Banda Aceh
Kota
Medan
Kota
Pekanbaru
Kota
Tanjungpinang
Kota
Padang
Kota
Jambi
Kota
Palembang
Kota Bandarlampung
Kota
Pangkalpinang
Kota
Bengkulu
Konsep Pengembangan Koridor
Kontribusi PDRB dan Pusat Pertumbuhan
(contoh: Sumatera)
6 Koridor Ekonomi Indonesia
Kegiatan Ekonomi Utama
Di Tiap Koridor
P
e
n
d
e
k
a
t
a
n

K
o
r
i
d
o
r

E
k
o
n
o
m
i

6

K
o
r
i
d
o
r

E
k
o
n
o
m
i


2
2

K
e
g
i
a
t
a
n

E
k
o
n
o
m
i

U
t
a
m
a

K Tanjung
Bitung
CILAMAYA
TL. LEMBAR
MAKASAR
Jalur Laut Nasional Primer
ALKI-I
ALKI-II ALKI-III
ALKI-III B ALKI-III C
PANJANG
RD. INTAN CILACAP
Pelabuhan Hub Global
Pelabuhan Primer
Jalur Laut Nasional Sekunder
SLOC MALACA
Sea Line Of Communication (SLOC) and ALKI
MAIN INT. AIRPORT
Jalur Utama Darat (Jalan dan / atau KA)
Tiga Pilar Pengembangan MP3EI
1
2
5
3
4
6
KE Sumatera

KE Bali Nusa Tenggara
KE Kalimantan
KE Papua Maluku
KE Sulawesi
KE Jawa
Efficiency
Driven
Economy
Innovation
Driven
Economy
Pendapatan
per kapita
(US$)
Kita harus menuju ke ke
tahap untuk bisa berdaya
saing
Konektivitas
Koridor Ekonomi
SDM - Iptek
Pembaharuan Dokumen MP3EI
7
Inkorporasi Pendekatan KPI
(Kawasan Perhatian Investasi)
Validasi Nilai Kegiatan Investasi
di Tiap Korior
Inkorporasi Komponen
Keberlanjutan
Penyempurnaan Strategi
Penguatan SDM-IPTEK
Penyempurnaan
Dokumen MP3EI
telah
diselesaikan
Penyempurnaan Dukungan
Regulasi (Sampai dengan
Tingkat Kementerian/Non
Kementerian)
Perubahan Daftar Infrastruktur
(Untuk Dianggarkan Melalui
APBN)
Keterkaitan dengan Dokumen
MP3KI
Validasi Nilai Kegiatan Investasi
TOTAL NILAI INVESTASI = Rp 4.012 T
- Sektor Riil = Rp 2.226 T
- Infrastruktur = Rp 1.786 T

Launching MP3EI ( 27 Mei 2011 )


Hasil Validasi per Desember 2013

TOTAL NILAI INVESTASI = Rp 4.637 T
- Sektor Riil = Rp 2.299 T
- Infrastruktur = Rp 2.338 T
8
Disamping hasil validasi total investasi
sebesar Rp. 4.637 Triliun, terdapat Rp.
21,7 Triliun untuk pengembangan SDM-
Iptek.
Penambahan Komponen Berkelanjutan (1)
WEHAB
(Water, Energy, Health, Agriculture,
Biodiversity)
Contoh : Koridor Ekonomi Jawa
9
KLHS dilakukan secara berjenjang
(tingkat kebijakan / tahap dalam
pelaksanaan) Tujuannya agar
kompleksitas MP3EI dapat
diurai/ditangani tahap demi tahap.
Gambar : Penjejangan dalam Penerapan
Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan
Sesuai UU 32/2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungap Hidup
Strategic ports in west part of Indonesia had larger cargo volume than ports in east part of Indonesia. For
example, Tanjung Priok and Balikpapan port had cargo volume for each about 41.982.000 ton and 41.777.000
ton in 2007.

Sumber: Statistik
Transportasi, 2007, Diolah
Total domestic movement is around 12 billion/year
Java movement dominated for about 9.9 billion/year (81%)
Sumatera 13%, 1,6 billion ton/year
East Part of Indonesia 6%, 0.72 billion ton / year
Source : Study of National Logistic Development , Ministry of Transportation, 2006
Desire Lines (O-D) of Cargo Transportation,
2006
Desire lines of cargo transportation showed the high level of movement in the western part of
Indonesia, especially on the island of Sumatra and Java, with total domestic movement was
around 12 billion/year. Java movement dominated for about 9.9 billion/year (81%), Sumatera 1.6
billion ton/year (13%), and East Part of Indonesia 0.72 billion ton/year (6%)
Inkorporasi Skenario Target PDB 2025 (per Koridor Ekonomi)
Pendekatan Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
1. Sentra produksi adalah 1 (satu) kegiatan investasi dalam satu lokasi tertentu
2. KPI adalah 1 (satu) atau kumpulan beberapa sentra produksi/kegiatan investasi yang
beraglomerasi di area yang berdekatan
KPI
REGULASI
(PUSAT & DAERAH)
SDM & IPTEK
KONEKTIVITAS
KPI
Ilustrasi
Hipotetis
Sentra Produksi
KPI Goals: mempermudah proses integrasi kegiatan investasi dengan enablers
(infrastruktur, SDM-IPTEK, regulasi)
Lokasi-lokasi KPI pada masing-masing KE perlu diidentifikasi untuk acuan penetapan proyek-proyek
infrastruktur (Tim Kerja Konektivitas), pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dan
peningkatan kemampuan teknologi/inovasi (Tim Kerja SDM & IPTEK), serta fasilitasi penyempurnaan
regulasi (Tim Kerja Regulasi).
1. Sentra Produksi adalah 1 (satu) kegiatan investasi dalam satu lokasi
tertentu
2. KPI adalah satu atau kumpulan beberapa sentra produksi/kegiatan
investasi yang beraglomerasi di area yang berdekatan.
Tujuan Pendekatan KPI: untuk mempermudah dalam proses integrasi kegiatan
investasi dengan enabler nya (infrastruktur, SDM-IPTEK dan Regulasi)
Inkorporasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
14
NO
KORIDOR
EKONOMI
JUMLAH
KPI
KPI
PRIORITAS
1 Sumatera 21 13
2 Jawa 37 28
3 Kalimantan 37 16
4 Sulawesi 31 15
5
Bali Nusa
Tenggara
24 8
6
Papua Kep.
Maluku
22 12
TOTAL 172 92
"Pendorong Industri
dan Jasa Nasional"
''Pintu Gerbang
Pariwisata dan Pendukung
Pangan Nasional''
''Pusat Produksi dan Pengolahan
Hasil Pertanian, Perkebunan, dan
Perikanan serta Pertambangan
Nikel Nasional''
"Sentra Produksi
dan Pengolahan Hasil
Bumi dan Lumbung
Energi Nasional"
"Pusat Produksi
dan Pengolahan
Hasil Tambang &
Lumbung Energi
Nasional"
Pusat Pengembangan
Pangan, Perikanan, Energi
dan Pertambangan
Nasional
Internasional Hub
Bag Barat
Internasional Hub
Bag Timur
Memperluas Akses Masyarakat dengan Menghadirkan Pusat-
pusat Pertumbuhan (Kawasan Perhatian Investasi KPI)
perluasan sebaran KPI ke luar Jawa
Perkembangan Beberapa Konsep Kawasan Ekonomi
di Indonesia
Bentuk Kawasan Landasan Hukum Definisi/Tujuan
Kawasan Berikat (7 lokasi) PP No. 33 Tahun 1996 Kawasan dengan batas tertentu untuk pengolahan barang asal
impor dan DPIL yang hasilnya untuk tujuan ekspor
Kawasan Industri (86 Lokasi) Keppres No. 41 Tahun 1996
PP No. 24 Tahun 2009
Kawasan yang bertujuan untuk pengaturan zonasi kegiatan
industri (pemusatan industri) dikelola oleh perusahaan KI
Kawasan Andalan (156 Lokasi) PP No. 26 Tahun 2008
(RTRWN)
Kawasan yang pengembangan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tsb dan sekitarnya
Kawasan Strategis Nasional (76
Lokasi)
PP No. 26 Tahun 2008
(RTRWN)
Kawasan budidaya dan non-budidaya yang perlu mendata
prioritas penanganan tata ruang
Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (KAPET)
(13 Lokasi)
PP No. 26 Tahun 2008
(RTRWN)
Perpres setiap Kapet
Kawasan yang memiliki potensi cepat tumbuh, sektor
unggulan dan potensi pengembalian investasi skala besar
FTZ atau KPBPB (4 lokasi) UU No.36 Tahun 2000
UU No.37 Tahun 2000
UU No.44 Tahun 2007
PP No. 46, 47, 48 Tahun 2007
Kawasan dengan batas tertentu yang terpisah dari daerah
pabean sehingga terbebas dari bea masuk, PPN, PPnBM dan
cukai
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
(22 pengusul)
UU No. 39 Tahun 2009 KEK
PP 26 Tahun 2012 KEK Tanjung Lesung
PP 29 Tahun 2012 KEK Sei Mangke
PP31 Tahun 2014 KEK Palu
PP 32 Tahun 2014 KEK Bitung
PP 50 Tahun 2014 KEK Morotai
PP 51 Tahun 2014 KEK Tanjung Api-api
PP 52 Tahun 2014 KEK Mandalika
Kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah NKRI untuk
menyelenggarakan fungsi perekonmian yang bersifat khusus
dan memperoleh fasilitas tertentu
Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI)
Perpres 48 tahun 2014 Konsep pengambangan kawasan melalui pendekatan 6 koridor
ekonomi
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan
Kawasan Ekonomi
Peran Pemerintah
Peran Swasta
Kaw.
Wisata
Kaw.
Hortikultura
Kaw.
Berikat
Kaw.
Industri
KEK
Daerah Tertinggal
(Regional Management-RM)
KAPET FTZ / KEK
Techno
Park
Zona
Logistik
Zona
Industri
Zona
Pengolahan Ekspor
Zona
Ekonomi
Lainnya
Kaw Strategis
Provinsi
> > >
>>>
Kaw.
Strategis Cepat
Tumbuh
Penguatan Konektivitas dan Jaringan Logistik Berbasis Maritim
Penguatan Sistem transportasi
Laut dengan peningkatan utilisasi
ALKI dan SLOC melalui
perwujudan Pelabuhan Depan
(front gates Kuala Tanjung &
Bitung), Pendulum Nusantara dan
Short Sea Shipping
Padang
Singapore
1.0
Balikpapa
n
Makassar
Jayapura
Inefficiency in sea transportation Inefficiency in Logistic
Cost
Based on sea tranport cost from Jakarta to several cities in Indonesia, relative to
the cost of a 20-feet container freight from Singapore to Jakarta (unit cost = 1.0)
19
JARINGAN KONEKTIVITAS LOGISTIK BERBASIS MARITIM
Sistem transportasi laut sebagai tulang punggung (backbone)
Utilisasi ALKI dan SLOC melalui perwujudan Pelabuhan Depan (front gates Kuala
Tanjung & Bitung), Pendulum Nusantara dan Short Sea Shipping
Pusat Distribusi Provinsi
Pusat Distribusi Nasional
Legend:
By sea / by rail By land / by rail / by sea By sea / by rail / by land
Konektivitas:
Short Sea Shipping
Main trunk
Domestic
Shipping Route
Short sea shipping
(coastal shipping)
Kuala
Tanjung
Bitung
BANDARA JUMLAH PROYEK NILAI INVESTASI (Miliar Rupiah)
PEMERINTAH 23 4.825
BUMN 18 44.935
SWASTA 0 -
CAMPURAN 9 64.127
Total 50 113.888
PELABUHAN JUMLAH PROYEK NILAI INVESTASI (Miliar Rupiah)
PEMERINTAH 100 17.712
BUMN 26 52.199
SWASTA 12 55.710
CAMPURAN 23 70.623
Total 161 196.244
PENGADAAN KAPAL JUMLAH PROYEK NILAI INVESTASI (Miliar Rupiah)
Kapal Perikanan 0 -
Kapal Angkutan 12 2.139
SEBARAN KEGIATAN/PROYEK BANDARA DAN PELABUHAN MP3EI
KE JAWA
BANDARA Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH - -
BUMN 5 34.717
SWASTA - -
CAMPURAN 2 44.498
Total 7 79.215
PELABUHAN Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH 4 850
BUMN 5 30.336
SWASTA 3 52.616
CAMPURAN 2 15.579
Total 14 99.381
PENGADAAN
KAPAL
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
Kapal Perikanan - -
Kapal Angkutan - -
KE SUMATERA
BANDARA Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH 1 130
BUMN 4 1.250
SWASTA - -
CAMPURAN 3 5.834
Total 8 7.214
PELABUHAN Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH 19 9.617
BUMN 10 19.054
SWASTA 5 985
CAMPURAN 5 39.265
Total 39 68.921
PENGADAAN
KAPAL
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
Kapal Perikanan - -
Kapal Angkutan 5 1.497
SEBARAN KEGIATAN/PROYEK BANDARA DAN PELABUHAN MP3EI
KE KALIMANTAN
BANDARA Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH 5 1.732
BUMN 3 3.547
SWASTA - -
CAMPURAN 2 1.600
Total 10 6.879
PELABUHAN Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH 10 2.618
BUMN 5 715
SWASTA 1 1.350
CAMPURAN 8 10.523,5
Total 24 15.206,5
PENGADAAN
KAPAL
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
Kapal Perikanan - -
Kapal Angkutan - -
KE SULAWESI
BANDARA Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH 9 1.053
BUMN 2 1.465
SWASTA - -
CAMPURAN - -
Total 11 2.518
PELABUHAN Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH 13 3.211
BUMN 3 194
SWASTA - -
CAMPURAN 4 4.125
Total 20 7530
PENGADAAN
KAPAL
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
Kapal Perikanan - -
Kapal Angkutan 2 95
SEBARAN KEGIATAN/PROYEK BANDARA DAN PELABUHAN MP3EI
KE BALI-NT
BANDARA Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH - -
BUMN 4 3.956
SWASTA - -
CAMPURAN 1 12.000
Total 5 15.956
PELABUHAN Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH 12 1.416
BUMN 2 291
SWASTA 0 0
CAMPURAN 1 36
Total 15 1.743
PENGADAAN
KAPAL
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
Kapal Perikanan - -
Kapal Angkutan 5 547
KE PAPUA-KEP. MALUKU
BANDARA Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH 8 1.910
BUMN - -
SWASTA - -
CAMPURAN 1 195
Total 9 2.105
PELABUHAN Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH 42 6.617
BUMN 1 1.609
SWASTA 3 759
CAMPURAN 3 1.095
Total 49 10.080
PENGADAAN
KAPAL
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
Kapal Perikanan - -
Kapal Angkutan - -
SEBARAN KEGIATAN/PROYEK BANDARA DAN PELABUHAN MP3EI
INDONESIA
TINGGI
MENENGAH
DASAR
100%
175%
20%
45%
Sebagai target pencapaian komposisi Angkatan Kerja
35%


PENINGKATAN KWALIFIKASI SDM TINGGI dan
MENENGAH
Kualitas: SDM Ekonomi yang Berkedaulatan, Mandiri dan
Berkeadilan
-100%
25
26
Kedaulatan Teknologi
melalui Inovasi
Kedaulatan Industri dan Ekonomi
melalui SDM Unggul
Daya saing Industri
dan Ekonomi
melalui SDM Terampil


Penguatan SDM-Iptek MP3EI
MP3EI
Pengembangan 10-20 PT Riset dan Pusat
Penelitian secara Nasional
PT
Riset
Satu PT & 2 Politeknik Unggul di tiap
Provinsi (100 Politeknik baru)
PT
Pendidika
n
dan
Politeknik
Satu Akademi Komunitas di tiap
Kab/Kota (521 Akademi
Komunitas)
Akademi
Komunitas
utk Tenaga
Terampil
Setempat
Perbaikan rasio SMK:SMA,
penguatan mutu dan
relevansi SMK
Sekolah Menengah
Kejuruan
Peningkatan mutu,
penguatan relevansi,
dan sertifikasi
lembaga kursus
Kursus/Pendidikan Non
Formal utk Meningkatkan
Kompetensi Naker Setempat
26
RTR Pulau (Perpres)
1 : 1000.000
Perda RTRW Provinsi
Perda RTRW
Kabupaten/Kota
1 : 500.000
Perpres RTR Kawasan
Strategis Nasional
Zoning Regulation (RDTR)
1 : 250.000
1 : 100.000
1 : 10.000
HIRARKHI DOKUMEN
PERENCANA AN
HIRARKHI RENCANA
TATA RUANG
RPJMN RPJP
1 : 50.000
1 : 250.000
1 : 50.000
1 : 5.000
NASIONAL
RKP/RKPD RENSTRA
RPJMD RPJPD
PROVINSI
RPJMD RPJPD
KAB/KOTA
MUSRENBANG
UU No. 25/2004 SPPN
UU No. 26/2007
Penataan Ruang
PROGRAM
SEKTOR
Instrumen Pengendalian
Perpajakan, DBH, DAU, DAK
Insentif / Disinsentif
HIRARKHI
PENGELOLAAN WP3K
UU No. 27/2007
Pengelolaan WP3K
RTRWN (PP No. 26/2008)
RAWP3K
RZWP3K Provinsi
RZWP3K
Kabupaten/Kota
RSPWP3K
(Renstra WP3K)
PENGEMBANGAN WILAYAH, RENCANA TATA RUANG
DAN RENCANA PEMBANGUNAN LAINNYA
Perda RTR Kawasan
Strategis Provinsi
RSPWP3K
(Renstra WP3K)
M
P
3
E
I

P
e
r
p
r
e
s

4
8
/
2
0
1
4

KEBIJAKAN
RENCANA TATA RUANG DAN BATAS WILAYAH NKRI
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Pasal 6 (5) UU 26/2007
-> Ruang laut dan ruang udara, pengelolaannya diatur dengan undang-undang tersendiri.
Pasal 15 UU 26 2007
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi.
UU No. 43 Tahun 2008
Pasal 1:
Zonasi Wilayah NKRI
a) Perairan Pedalaman
b) Perairan Kepulauan
c) Perairan Teritorial
d) Zona Tambahan
e) Zona Ekonomi Eksklusif
f) Landas Kontinen
g) Landas Kontinen Di Luar 200 NM
RTRWN
Kawasan Budidaya Kawasan Lindung
Kawasan Andalan KSN
KSN
Non KSN
Darat dan laut
Sektor
Unggulan
(pertanian,
pariwisata, industri,
perikanan,
perkebunan,
pertambangan,
kehutanan)

Pertahanan dan
Keamanan (perbatasan)
Pertumbuhan Ekonomi
(KAPET, kawasan perkotaan,
FTZ)
Sosial dan Budaya
(Poso, Toraja)
Pendayagunaan
SDA dan/atau
teknologi tinggi
(pengamat dirgantara
pontianak, jakarta,
jawa barat)
Fungsi dan daya
dukung LH
(Borobudur, Taman
Nasional,
Kawasan perlindungan
bawahannya, Kawasan
perlindungan setempat,
suaka alam, pelestarian
alam dan cagar budaya,
rawan bencana alam,
lindung geologi dan
lindung lainnya, dll
(POLA RUANG)
RTRWN
Batam, Jabudetabek,
Kedungsepur,
Gerbangkertosusila,
Pontianak, Gorontalo,
Ambon, Jayapura
Perda
RTRW
Provinsi
Sabang,
Batam,
Jayapura
Energi Telekom
(STRUKTUR RUANG)
Transport
Sumber
Daya Air
Jalan bebas
hambatan,
pelabuhan
nasional,
pelabuhan
internaional,
pelabuhan
udara primer,
pelabuhan
udara sekunder
Jaringan pipa
minyak dan
gas bumi,
pembangkit
tenaga listrik,
jaringan
transmisi
tenaga listrik
Terestrial,
dan satelit
Musi,
Bengawan
Solo,
Mahakam,
dll
Sistem Perkotaan Sistem Jaringan dan Prasarana
A. Percepatan pengembangan kota-kota utama kawasan
perbatasan
B. Mendorong pengembangan kota-kota sentra produksi
C. Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota
pusat pertumbuhan nasional
D. Pengendalian kota-kota berbasis mitigasi bencana
PKN PKW PKL PKSN
KORIDOR EKONOMI SUMATERA
MP3EI (Perpres 48/2014)
RTR PULAU SUMATERA
(Perpres 3/2012)
Banda Aceh
Medan
Tanjung Pinang
Pangkal Pinang
Palembang
Bengkulu
Bandar Lampurng
Padang
Jambi
Pengembangan Pelabuhan
Kuala Tanjung (Ps 25 ayat (2) huruf c)
Pengembangan dan rehabilitasi kawasan peruntukan industri
di Kabupaten Simalungun (Sei Mangke) (Ps 55 ayat (2))
Pemantapan Pelabuhan
Batam (Ps 25 ayat (2) huruf g)
Pekanbaru
Pengembangan Pelabuhan
Dumai (Ps 25 ayat (2) huruf f)
Pengembangan jaringan
jalan bebas hambatan
atar kota, Jembatan Selat
Sunda
(Ps 22 ayat (7) huruf a angka 23)
Mengembangkan dan
merehabiiltasi kawasan
peruntukan pertambangan
minyak dan gas bumi di Kota
Palembang (Lampiran 13)
KORIDOR EKONOMI SULAWESI
MP3EI (Perpres 48/2014)
RTR PULAU SULAWESI
(Perpres 8/2011)
Manado
Gorontalo
Palu
Mamuju
Makasar
Kendari
Perikanan budidaya
Kabupaten Mamuju
(Ps 51 ayat (3))
Pengembangan dan pemantapan Pelabuhan Soekarno-
Hatta
(Ps 23 ayat (2) huruf b)
Pengembangan dan pemantapan Pelabuhan
Bitung
(Ps 23 ayat (2) huruf a)
Pusat pengembangan industri
pengolahan hasil perikanan di PKN
Kendari(Ps 18 ayat (4))
Pusat industri pengolahan dan industri jasa
pertanian tanaman pangan jagung di PKN
Gorontalo (Ps 18 ayat (5) huruf b)
TERIMA KASIH

You might also like