You are on page 1of 23

Dr. Melany Farahdilla, Sp.

A
EPILEPSI
Pendahuluan
Epilepsi terjadinya dua atau lebih bangkitan kejang
tanpa provokasi yang dipisahkan oleh interval lebih dari
24 jam.

Insidens epilepsi
20-70 per 100.000 orang per tahun,
prevalens 4-10 per 1000 orang.
Insidens lebih tinggi pada anak daripada orang
dewasa dan tertinggi pada neonatus.
Kurang dari sepertiga kasus kejang pada anak
disebabkan oleh epilepsi.

Etiologi
Berdasarkan etiologinya,
Epilepsi idiopatik (tidak diketahui
penyebabnya)
Epilepsi simtomatik (timbul sebagai
manifestasi kelainan baik intra dan ekstra
kranial yang diketahui)

PENYEBAB SPESIFIK EPILEPSI :
1. Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin /
kehamilan ibu : obat-obatan yang dapat merusak
janin, infeksi, alkohol, trauma, radiasi
2. Kelainan yang terjadi saat kelahiran : asfiksia, trauma
persalinan, dll
3. Cedera kepala
Kejang dapat terjadi saat cedera kepala atau 2 3
tahun setelah cedera
4. Tumor otak
5. Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan
pembuluh darah
6. Infeksi : meningitis, ensefalitis
7. Penyakit keturunan : phenyl keton uria, sclerosis
tuberosa, neurofibromatosis
8. Epilepsi karena keturunan
Penyebab Spefisik Epilepsi.
Patofisiologi
Kejang terjadi lepasnya muatan listrik secara sinkron
dan berlebihan depolarisasi pada neuron di susunan
saraf pusat.
Depolarisasi terjadi oleh karena masuknya ion natrium
ke dalam sel dan repolarisasi terjadi karena keluarnya
ion kalium dari dalam sel.
Untuk mempertahankan potensial membran pada
dinding sel diperlukan energi (ATP) yang berfungsi
sebagai pompa untuk mengeluarkan ion natrium dan
memasukkan ion kalium ke dalam sel.

Beberapa faktor yang berperan pada
epilepsi:
Gangguan pada membran sel neuron
Gangguan pada mekanisme inhibisi
prasinaps dan pascasinaps
Peranan dari sel glia
Faktor genetik

Manifestasi Klinis
Berdasarkan gambaran klinis dan elektroensefalografi
International League Against Epilepsy, klasifikasi kejang
epileptik
Kejang parsial
Kejang umum
Kejang yang tidak dapat diklasifikasikan.

Klasifikasi bangkitan atau serangan kejang
International League Against Epilepsy, 1981

Kejang parsial (fokal, lokal)
Parsial sederhana: Dapat dengan manifestasi motor, autonomik,
somatosensori, psikik.
Parsial kompleks
Dengan gangguan kesadaran sejak onset
Onset parsial sederhana diikuti penurunan kesadaran
Kejang parsial menjadi tonik-klonik umum secara sekunder
Parsial sederhana menjadi tonik-klonik umum
Parsial kompleks menjadi tonik-klonik umum

Kejang umum
A.1. Absens
Hanya gangguan kesadaran
Dengan komponen klonik ringan
Dengan komponen atonik
Dengan komponen tonik
Dengan automatisme
Dengan komponen autonomik (b sampai f dapat
terjadi sendiri atau dalam kombinasi)
2. Absens atipik

B. Mioklonik
C. Klonik
D. Tonik
E. Tonik-klonik
F. Atonik atau astatik

Tidak dapat diklasifikasi

Diagnosis
Anamnesis:
Adanya kejang, apakah pasien memang benar kejang?
Jenis kejang, apa yang dialami atau dilakukan pasien selama
kejang? Untuk kejang parsial atau fokal bagian tubuh yang
mengalami kejang dapat membantu menentukan fokus awitan
kejang di otak.
Kesadaran selama kejang dan ingatan pasien akan kejadian
kejang.
Lamanya kejang
Keadaan pasien sesudah kejang dan waktu yang dibutuhkan
kembali pada keadaan semula
Frekuensi kejang dan riwayat kejang sebelumnya


..diagnosis
Faktor pencetus, kejang yang tergolong epilepsy tidak didahului
faktor pencetus
Saat terjadinya kejang, seringkali kejang epileptic terjadi pada
dini hari atau saat pasien bangun tidur
Aura, misalnya berupa rasa takut, mati rasa atau kesemutan
pada jari, atau cahaya terang pada satu lapang pandang. Jika
aura (-) biasanya tidak dapat mengingat apapun dari kejadian
kejang.
Masa prodromal rasa tidak enak badan, iritabilitas,
perubahan mood, nyeri kepala atau perubahan kepribadian
dapat berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari
sebalum terjadinya aura dan kejang.


Jika ada, terapi antiepileptic sebelumnya, dosis dan jenis obat
yang didapat serta respons pasien terhadap obat tersebut
Riwayat tumbuh kembang anak
Gejala lain yang menyertai. Misalnya muntah atau demam,
penting ditanyakan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab
kejang lainnya
Adanya riwayat epilepsy dalam keluarga.

..diagnosis
Pemeriksaan Fisis
Keadaan umum
Kesadaran
Suhu tubuh
Tanda rangsang meningeal
Tanda peningkatan tekanan intrakranial.

Perbedaan Antara Kejang Dan Serangan
Yang Menyerupai Kejang
Keadaan Kejang Menyerupai kejang
Onset
Lama serangan
Kesadaran
Sianosis
Gerakan ekstremitas
Stereotipik serangan
Lidah tergigit atau luka lain
Gerakan abnormal bola mata
Fleksi pasif ekstremitas
Dapat diprovokasi
Tahanan terhadap gerakan pasif
Bingung pasca serangan
Iktal EEG abnormal
Pasca iktal EEG abnormal
Tiba-tiba
Detik / menit
Sering terganggu
Sering
Sinkron
Selalu
Sering
Selalu
Gerakan tetap ada
Jarang
Jarang
Hampir selalu
Selalu
Selalu
Mungkin gradual
Beberapa menit
Jarang terganggu
Jarang
Asinkron
Jarang
Sangat jarang
Jarang
Gerakan hilang
Hampir selalu
Selalu
Tidak pernah
Hampir tidak pernah
Jarang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
Untuk menyingkirkan penyebab kejang ekstrakranial darah
tepi, gula darah, elektrolit, kalsium dan BUN
Pemeriksaan Cairan Serebrospinal:
Bila dicurigai infeksi susunan saraf pusat
Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG):
Mutlak dilakukan pada setiap kasus yang dicurigai epilepsi.
Dapat digunakan untuk menentukan jenis dan prognosis epilepsi
Pemeriksaan radiologi :
CT-scan atau MRI kepala bila curiga trauma kepala, lesi
struktural otak dan peningkatan tekanan intrakranial


Penatalaksanaan

Medikamentosa
Anti konvulsan
Bila diagnosis epilepsi telah ditegakkan rejimen terapi
antikonvulsan sesuai dengan jenis epilepsi.
Diberikan sampai pasien bebas kejang 1-2 tahun atau sampai
usia remaja.

Edukasi
Mengenai penyakit dan pengobatannya, termasuk kepatuhan
minum obat dan efek samping obat
Mengenai fungsi dalam kehidupan sehari-hari:
Pasien dapat beraktifitas normal seperti anak-anak lain
seusianya, termasuk berolah raga
Pada aktivitas fisik tertentu, seperti berenang, sebaiknya pasien
ditemani orang lain
Aktifitas fisik yang ekstrem, kurang tidur, stress psikis sebaiknya
dihindari

Pemantauan
Pemantauan dilakukan untuk mengetahui kepatuhan
minum obat, respons terhadap obat, dan timbulnya efek
samping obat (bila perlu dilakukan pemeriksaan darah
tepi dan fungsi hati).
Evaluasi neurologis ulang secara berkala
OAE Pilihan Pertama Dan Kedua

Serangan parsial (sederhana, kompleks dan umum sekunder)
OAE pilihan pertama : karbamazepin, fenobarbital, primidon, fenitoin,
asam valproat
OAE pilihan kedua : benzodiazepine, asam valproat
Serangan umum
Serangan tonik-klonik
OAE pilihan pertama : karbamazepin, fenobarbital, primidon, fenitoin,
asam valproat
OAE pilihan kedua : benzodiazepine, asam valproat
Serangan absens
OAE pilihan pertama : etosuksimid, asam valproat
OAE pilihan kedua : benzodiazepine
Serangan mioklonik
OAE pilihan pertama : benzodiazepine, asam valproat
OAE pilihan kedua : etosuksimid
Serangan tonik, klonik, atonik
Semua OAE kecuali etosuksimid
Dosis Obat OAE Yang Sering Digunakan
Obat Dosis
Asam Valproat Dosis: dosis awal 15-20 mg/kg/hari dalam 2-4 dosis (masa
paruh 6-15 jam) dalam 1-4 hari dan disusul dosis rumatan
30-60 mg/kg/hari (tanpa loading dose)
Karbamazepin Dosis:
Usia < 6 th: 10-30 mg/kg/hari terbagi dalam 2-4 dosis
sehari
Usia 6-12 tahun: 2 x 100 mg
Usia > 12 tahun: 2 x 200 mg
Fenitoin Dosis: 5-7 mg/kg/hari terbagi menjadi 2-3 dosis sehari
Etosuksimid Dosis: 15-20 mg/kg/hari terbagi dalam 3-4 dosis
Klonazepam Dosis: 0,05 mg/kg/hari terbagi dalam 3-4 dosis, kemudian
dosis dapat dinaikkan bertahap 0,05 mg/kg per minggu
sampai kejang teratasi dengan dosis maksimal 0,5 mg/kg
Fenobarbital Dosis: loading dose: 4-5 mg/kg/hari dalam 2 dosis (remaja
2-3 mg/kg/hari)

You might also like