You are on page 1of 4

TUGAS KEPALA SEKOLAH :

Di dalam menjalankan tugas, kepala sekolah adalah seorang pemimpin atau seorang
manager yang perlu mengetahui fungsi-fungsi manajemen. Kepala sekolah harus
membuat suatu perencanaan sekolah setiap tahunnya. Perencanaan program sekolah
tersebut yang menyangkut tujuan yang dicapai, materi belajar baik yang bersifta
akademis maupun yang bersifat praktis, serta perencanaan tenaga pendidik baik yang ada
maupun yang harus dikontrak dari luar seperti tenaga pengajar keterampilan. Kemudian
kepala sekolah perlu melakukan pengawasan atau penilaian serta pengendalian terhadap
seluruh kegiatan di sekolah sesuai dengan program yang telah ditentukan setiap harinya.
Misalnya jika seorang guru kurang disiplin, kurang memberikan pananaman nilai-nilai
atau urang menguasai ilmu yang diajarkan, maka kepala sekolah perlu mengambil
tindakan perbaikan. Kepala sekolah dapat juga melakukan pertemuan setiap harinya
setelah jam sekolah selesai untuk membicarakan berbagai hal sebagai pelaksanaan tugas
supervisi. Akan tetapi, yang terjadi selama ini, jarang dilaksanakan atau dapat dikatakan
tidak pernah dilakukan sehingga sekolah berjalan monoton.

TUGAS GURU :
Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas fungsi sekolah adalah seorang yang
profesioanal. Artinya seorang guru dituntut untuk dapat melaksanakan tugas pengajaran,
dan edukasi. Di dalam melaksanakan tugas pengajaran, guru harus menguasai ilmu yang
diajarkan, menguasai berbagai metode pengajaran, dan mengenal anak didiknya baik
secara lahiriah atau batiniah (memahami setiap anak). Dalam pengenalan anak, guru
dituntut untuk mengetahui latar belakang kehidupan anak, lingkungan anak, dan tentunya
mengetahui kelemahan-kelemahan anaksecara psikologis. Untuk itu, guru harus dapat
menjadi seoranag "dokter" yang dapat melakukan "diagnosa" untuk menemukan
kelemahan-kelemahan si anak sebelum mengajarkan ilmu yang telah dikuasainya. Setelah
itu, baru dia akan memilih metode atau mengulangi sesuatu topik sebagai dasar untuk
memudahkan pemahaman si anak terhadap ilmu yang akan diajarkan. Misalnya seorang
guru matematika akan mengaJ'arkan topik pangkat bilangan, tentunya guru harus
mengetahui sejauh mana anak telah menguasai konsep perkalian. Dengan demikian,
seorang guru dalam menjalankan tugasnya harus mampu;
(1) berkomunikasi dengan baik terhadap siapa audiensnya,
(2) melakukan kajian sederhana khususnya dalam pengenalan anak,
(3) menulis hasil kajiannya,
(4) menyiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan persiapan mengajarnya
termasuk sipa tampil menarik dan bertingkah laku sebagai guru, menguasai ilmunya dan
siap menjawabsetiap pertanyaan dari anak didiknya,
(5) menyajikan/,\meramu materi ajar secara konkrit (metode pengajaran),
(6) menyusun dan melaksanakan materi penilaian secara objektif sesuai dengan
taksonomi Bloom dan mengoreksinya setiap harinya, dan lain sebagainya. Untu itu,
dituntut kreatifitas guru, keprofesionalan guru, memegang etika guru dan tentunya
dedikasi yang tinggi untuk melaksanakan tugas keguruannya.
Jika hal ini dilakukan oleh masing-masing guru maka benarlah bahwa pekerjaan
guru adalah pekerjaan profesional yang tak mungkin dapat dilakukan oleh orang lain

TUGAS ORANG TUA :


Salah satu hal penting yang dilakukan orang tua sebagai perwujudan tanggung jawabnya
adalah dengan menyekolahkan putra-putrinya. Melalui sekolah orang tua berharap putra-
putrinya dapat berkembang dengan baik, dari segi kemampuan akademik maupun
kepribadian (moral, sikap, dan tingkah laku). Orang tua menyerahkan anaknya kepada
guru di sekolah untuk dididik dan di ajar, namun tidak diserahkan begitu saja tetapi masih
tetap mengawasi.

TUGAS SISWA :
Mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah.Mentaati peraturan sekolah. Siswa
menghormati kepala sekolah serta guru-guru selayaknya menghormati orang tua di
rumah. Menuruti perkataan gurunya. Bersikap sopan terhadap guru dan kepala sekolah.

IDENTIFIKASI MASALAH :
Masalah yang terjadi →guru menampar murid (hal ini dikarenakan guru tersebut
emosinya memuncak)
Penyebabnya→ murid menuliskan kata-kata kotor, semacam kelamin perempuan yang
tak lain adalah gurunya sendiri.
Akibatnya → Orang tua melakukan unjuk rasa karena merasa tidak terima anaknya
diperlakukan seperti itu.

FAKTOR-FAKTOR yang menyebabkan anak tersebut dapat berbicara kotor


• Lingkungan. Dari lingkungan inilah, anak bisa mengenal istilah kotor. Sebenarnya
tidak ada yang menyuruh anak tersebut, namun bisa saja anak itu terlalu sering
melihat dan mendengar orang yang berbicara kotor maka secara tidak langsung
dapat terpengaruh.
• Orang tua kurang memperhatikan dan mengkontrol cara berbicara sang anak,
sehingga secara tidak sadar anaknya melakukan hal itu. Seharusnya orang tua
memberikan pengetahuan tentang berbicara, sehingga anak tidak berbicara kotor.
Apabila tidak ada yang mengkontrol cara berbocara anak, maka yang di dapat kelak
adalah gaya hidup dengan berbicara yang tidak sopan. Hal ini juga menjadi tanggung
jawab guru sebagai pendidik, agar mengajari anaknya didiknya untuk berbicara yang
sopan.

Penyelesaian
Kepala sekolah mengambil harus bijak dalam mengambil keputusan, ada beberapa
langkah yang dapat ditempu yaitu :
1. Memanggil guru yang menampar murid tersebut, dengan maksud untuk
mengkonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi, dan apa penyebab dari guru
tersebut melakukan itu.
2. Memanggil murid, dengan maksud mengkonfirmasi apa penyebab dia
menuliskan kata-kata kotor terhadap guru itu.
3. Mempertemukan guru,murid dan orang tua sisea guna membicarakan duduk
persoalan yang terjadi. Dan melakukan musywarah mufakat.
4. Kepala sekolah juga memberi pengertian kepada orang tua bahwa, unjuk rasa
sebenarnya tidak harus terjadi, seharusnya ia bertanya dulu kepada anaknya apa
yang menyebabkan anak itu dipukul. Orang tua seharusnya bisa datang ke
sekolah berbicara baik-baik untuk mengkonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi.
Unjuk rasa bukanlah jalan keluar yang terbaik, karena cara tersebut hanya akan
memperburuk citra sekolah.
5. Kepala sekolah dapat meminta bantuan kepada guru BK agar dapat memberi
bimbingan konseling kepada siswa tersebut. Agar siswa tersebut tidak
mengulangi perbuatannya dan mengetahui dampak yang terjadi akibat
perbuatannya.
6. Memberikan pengarahan kepada guru, jika perlu diberikan training untuk
mengelola emosi supaya tidak terjadi pemukulan lagi.

You might also like