Professional Documents
Culture Documents
MODUL PENGANTAR
ALAT PENUNJANG DIAGNOSTIK
KELOMPOK 10
Dimas Qadar Raditiyo
030.06.072
030.07.009
030.07.011
030.07.013
030.07.015
030.07.077
030.07.081
Erika Pratami
030.07.083
Novi Agustina
030.07.189
Sania Swasti
030.07.233
Sarita Amelia
030.07.235
Septia Hapsari
030.07.237
Shalyane
030.07.239
030.07.265
030.07.267
030.07.313
030.07.315
030.07.327
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul EKG
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada para dosen pembimbing. Karena dengan
ilmu yang telah mereka berikan, kami mampu menyusun makalah ini dengan baik. Juga
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan laporan ini menjadi singkat dan
mudah dipahami. Namun sebagai manusia, kami tidak luput dari kesalahan. Maka kritik dan
saran yang membangun selalu kami harapkan guna penyusunan makalah yang lebih baik
dikemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penyusun
sendiri yang masih dalam tahap belajar. Akhir kata, kami mohon maaf atas segala
kekurangan.
Penyusun
PENDAHULUAN
Tinjauan Pustaka:
Elektrokardiografi (EKG) adalah hasil pencatatan dari fluktuasi potensial listrik selama
siklus jantung. Alat yang dipakai disebut elektrokardiograf. Kegiatan listrik yang dicatat ialah
proses depolarisasi dari bagian-bagian jantung.
Agar dapat memperoleh diagnosis elektrokardiografis dengan benar, diperlukan cara
penilaian secara sistematis dar EKG. Sebagai pedoman, untuk dapat menilai dengan
sistematis tersebut, disarankan untuk menguraikan EKG dalam sepuluh pokok, yaitu(2):
1. irama
2. frekuensi jantung
3. sumbu elektris jantung
4. gelombang P
5. PR-interval
6. kompleks QRS
7. V1 dan V6
8. ST- segment
9. gelombang T
10. hal-hal yang khusus
Jika semua hal diatas normal, maka EKG nya normal.
PEMBAHASAN
Gambar 1.1
EKG Normal
Komponen-komponen da instrumen EKG(1) :
1. Mesin EKG
2. Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang dibagi dengan garis tipis (1mm x 1mm) dan
garis yang agak tebal (5mm x 5mm) secara horizontal dan vertikal.
Aksis horizontal mewakili kurun waktu. Telah ditetapkan bahwa kecepatan mencatat
mesin EKG adalah 25mm/detik, dengan demikian setiap 1mm horizontal mewakili 0.04
detik sedangkan 5 mm mewakili 0.2 detik. Di sisi sebelah atas kertas grafik EKG,
setiap 75 mm juga diberi indikator yang berupa segi tiga atau garis kecil yang mewakili
waktu 3 detik.
3. Elektroda-elektroda
Keterangan gambar EKG (gambar 1.1) :
1.
Gelombang P
Gelombang P merupakan sebuah gelombang kecil yang terekam sewaktu atrium
mengadakan depolarisasi. Oleh karena sinus SA terletak di atrium kanan, maka atrium kanan
akan memulai dan mengakhiri depolarisasi lebih dulu daripada atrium kiri. Dengan demikian
setengah bagian pertama gelombang P mewakili depolarissi atrium kanan sedangkan
setengah bagian yang lain mewakili depolarisasi atrium kiri(1).
Setelah kedua atrium mengalami depolarisasi, pada saat tersebut tidak ada aktivitas
bioelektrik di jantung, maka pada EKG akan mencatat sebuah garis lurus yang disebut garis
isoelektrik(1).
Gelombang P yang normal dapat berupa(1):
a. Defleksi positif pada sandapan II dan negatif di aVR
b. Tingginya 3 mm (3 mV)
c. Lebarnya kurang dari 2.5 mm (0.88-0.11 detik)
2.
Kompleks QRS
Kompleks QRS menggambarkan jalanya gelombang pengaktifan yang melalui ventrikel
(depolarisasi ventrikel)(2).
Terdapat tiga komponen yang membentuk gelombang ini(1):
a. Gelombang Q yaitu bagian defleksi negatif pertama sebelum suatu defleksi positif.
b. Gelombang R yaitu defleksi positif yang pertama muncul.
c. Gelombang S yaitu defleksi negatif setelah gelombang R.
Interval QRS normalnya adalah kurang dari 0.1 detik (0.08 detik).
3.
dari endokardium sampai ke epikardium dari otot jantung. VAT normal pada V1 dan V2
adalah kurang dari 0.03 detik sedangkan pada V5 dan V6 kurang dari 0.05 detik.
4.
PR- Interval
PR-Interval merupakan jarak antara permulaan gelombang P sampai permulaaan
kompleks QRS. Durasi interval PR yang normal berkisar antara 0.12 - 0.20 detik pada orang
dewasa(3).
PR-Interval yang lebih besar dari 0.20 detik menunjukan blok atrioventrikuler (AV blok)
derajat pertama, apabila kurang dari 0.12 detik menunjukan hantaran impuls yang
dipercepat(3).
5.
PR-Segment
PR-Segment adalah waktu antara akhir gelombang P sampai permulaan kompleks QRS.
Panjang normalnya adalah 0.08 detik dan pada permulaannya adalah isoelektris (2). PRSegment menunjukan aktivitas perlambatan nodus AV (AV node delay).
6.
Gelombang T
Gelombang T merupakan gambaran fase repolarisasi ventrikel, gelombang ini muncul
QRS-Interval
QRS-Interval menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi ventrikel melalui berkas
Hiss dan anyaman purkinje, dihitung dari permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang
S. Nilai normal untuk orang dewasa adalah antara 0.06 - 0.11 detik, sedangkan pada bayi
yang baru lahir antara 0.04-0.05 detik(1).
8.
QT-Interval
QT-Interval menunjukan jarak permulaan gelombang Q sampai dengan akhir gelombang
ST-Interval
ST-Interval didapatkan dari hasil pengurangan QT-Interval dengan QRS-interval. ST
11. ST-Segment
ST-segment menunjukan waktu yang diperlukan oleh ventrikel untuk berkontraksi dan
mengosongkan dirinya(3).
ST-segment merupakan garis horizontal kadang-kadang sedikit mencekung keatas
diantara titik J dan permulaan gelombang T. Pada keadaan normal ST-segment berada pada
garis isoelektrik atau mungkin sedikit deviasi positif (1-2 mm) pada sandapan ekstremitas
bipolar(1).
12. Gelombang U
Gelombang U adalah gelombang kecil yang kadang-kadang terlihat sesudah gelombang
T. Gelombang ini merupakan bagian akhir dari fase repolarisasi yang sebenarnya masih
termasuk bagian dari gelombang T, sehingga memiliki polaritas yang sama seperti gelombang
T. Mekanisme timbulnya gelombang ini bervoltase rendah (lebih kecil dari pada gelombang
P) sehingga sering diabaikan(1).
Sandapan I
(RA) dan
lengan kiri (LA). LA lebih positif dari pada RA.
2.
Sandapan II
Ditanya
Pembahasan :
Untuk dapat menyelesaikan persoalan ini, kita dapat menyelesaikannya dengan dua cara.
Cara I
1 kotak =0.04 detik
R-R interval=10 kotak
Maka 10 kotak adalah=0.04 detik x 10 kotak
=0.4 detik
Maka frekuensi jantung dalam 1 menit adalah
=Jumlah detik dalam 1 menit : jumlah detik dalam R-R interval
=60 : 0.4 detik
=150 kali/menit
Cara II
Kecepatan EKG = 25 mm/detik
Dalam 1 menit = 60 detik x 25 mm/detik = 1500 kotak
Maka frekuensi jantung dalam 1 menit adalah:
=Jumlah kotak dalam 1 menit : jumlah kotak dalam R-R interval
=1500 kotak : 10 kotak
=150 kali/menit
Vektor QRS
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara mencari letak vektor QRS berdasarkan hasil
gambar EKG yang diperoleh.
Apabila pada hantaran
I
: R = + 5 mm sedang S = - 3 mm
III : R = + 5 mm sedang S = - 2 mm
Maka letak vektor QRS dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
Lihat pada sandapan standar I dan III masing-masing. Kemudian hitung jumlah
aljabar gelombang R dan S pada sandapan I dan III.
- Hantaran pada sandapan I:
I
=R+S
= (+ 5) + ( 3) = + 2 mm
Hasil penjumlahan tadi diletakkan pada Triaxial Reference System (gambar 2.1).
Keterangan:
o -30o sampai +110o = normal range of axis deviation
o -30 sampai -90 = abnormal left axis deviation
o +120 sampai +180 = abnormal right axis deviation
Pada titik-titik tersebut, dibuat garis-garis tegak lurus sehingga terdapat titik
potongnya. Dari titik potong tadi, ditarik garis ke titik pusat.
Garis tersebut adalah vektor QRS rata-rata. Dapat dibaca arah vektor tersebut
normal atau tidak.
Berdasarkan cara dan gambar 2.1 di atas, maka dapat diketahui bahwa vektor QRS pada
soal diatas terletak di antara sudut +60o dan +90o. Dengan ini, dapat disimpulkan pula bahwa
arah vektor tersebut masih dalam jangkauan normal.
Irama Sinus
Irama sinus merupakan depolarisasi bertahap dari sel otot jantung dari nodus SA.
Adapun beberapa syarat agar disebut sebagai irama sinus, yaitu :
Iramanya teratur
Frekuensi jantung normal
Normal Frekuensi jantung : 60-100x/menit
Sinus Tahikardi
: > 60-100x/menit
Sinus Bradikardi
: < 60-100x/menit
Gelombang P normal
Gelombang P dikatakan normal jika diikuti oleh gelombang QRS, kemudian gelombang P
membentuk gambaran cembung seperti bukit.
P-R Interval normal
P-R Interval normal yaitu 0,12- 0,20 sekon.
Gelombang QRS normal
Gelombang QRS normal yaitu 0,08 sekon
DAFTAR PUSTAKA
1. Karim S, Kabo P. EKG dan Penanggulangan beberapa penyakit jantung untuk dokter
umum. Konfigurasi EKG. Jakarta; Fakultas Kedokteran Indonesia, 1996. p: 51-107.
2. Meurs A A, Arntzenius A C. Elektrokardiografi Praktis 2nd ed. Jakarta; Hipokrates, 1995. p:
5-28.
3. Soeliadi. Belajar EKG tapa guru. Yogyakarta; Yayasan Essentia Medica. p: 1-37.