You are on page 1of 81

Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 1

NAMA GURU :.....................



NAMA SEKOLAH :.........

ALAMAT : .
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 2



Nama Sekolah :
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelompok : Peminatan MIA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : X
Tahun Ajaran : 2014 2015
Semester : 1 dan 2


Kompetensi Inti (KI) :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong), kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.


Kompetensi Dasar (KD) yang diintegrasikan pada semua proses pembelajaran:
1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman
hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.3. Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif
dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.



Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 3


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nomor : 1
Kelas/Semester : X/1
Materi Pembelajaran : Ruang Lingkup Biologi
Alokasi Waktu : 9 45 menit
Jumlah Pertemuan : 3 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)
3.1 Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai objek
biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah, dan prinsip keselamatan
kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.

4.1 Menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan
organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek
keselamatan kerja serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.1.1 Merinci prosedur keselamatan kerja dan biosafety sederhana di laboratorium
biologi.
3.1.2 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan permasalahannya
pada berbagai tingkat organisasi kehidupan.
3.1.3 Menganalisis cabang biologi beserta manfaatnya bagi manusia dan
lingkungannya.

4.1.1 Mendemonstrasikan prosedur keselamatan kerja di laboratorium.
4.1.2 Merancang penelitian sederhana tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada suatu tingkat organisasi kehidupan.
4.1.3 Menggunakan rancangan penelitiannya untuk praktik di laboratorium atau di
lapangan.
4.1.4 Membuat tabel data hasil observasi identifikasi objek, permasalahan, produk,
dan profesi berbasis biologi.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif:
1. Siswa dapat mengubah perilakunya untuk mengagumi, menjaga, melestarikan
keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan menurut agama yang dianutnya.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.

Kognitif:
1. Siswa dapat merinci prosedur keselamatan kerja dan biosafety sederhana di
laboratorium biologi, setelah mempelajari tata tertib dan tata cara penggunaan
laboratorium.
2. Siswa dapat menganalisis cabang biologi beserta manfaatnya bagi manusia dan
lingkungannya, berdasarkan pengalaman kehidupannya sehari-hari.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 4

3. Siswa dapat mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan berdasarkan
pengalamannya dan kajian teori.

Psikomotorik:
1. Siswa dapat mendemonstrasikan prosedur keselamatan kerja di laboratorium,
sesuai dengan petunjuk yang telah dipelajarinya.
2. Siswa dapat membuat tabel data hasil observasi identifikasi objek, permasalahan,
produk, dan profesi berbasis biologi.
3. Siswa dapat merancang penelitian sederhana tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada suatu tingkat organisasi kehidupan melalui diskusi
kelompok.
4. Siswa dapat menggunakan rancangan penelitiannya untuk praktik di
laboratorium atau di lapangan dalam rangka menerapkan metode ilmiah melalui
kegiatan mandiri.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Penerapan biologi dalam kehidupan (misalnya gambar-gambar
kemajuan di bidang kedokteran, farmasi, pertanian, peternakan, perikanan, dan
teknologi pangan.


Kedokteran

Pertanian

Peternakan

Industri makanan
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 5

2. Materi Konsep
Biologi adalah ilmu tentang makhluk hidup.
Biologi sebagai sains memiliki karakteristik: rasional, objektif, empiris,
akumulatif.
Cabang biologi: anatomi, anestesi, bakteriologi, bioteknologi, botani, ekologi,
embriologi, entomologi, etologi, evolusi, fisiologi, genetika, higiene, histologi,
imunologi, mikologi, morfologi, ornitologi, paleontologi, patologi, filogeni,
taksonomi, teratologi, virologi, dan zoologi.
Peranan biologi: bidang kedokteran, farmasi, teknologi pangan, pertanian,
peternakan, perikanan, industri, pengelolaan lingkungan hidup.
Sikap ilmiah: peka dan kritis, tidak percaya takhayul, rasa ingin tahu yang
tinggi, minat yang besar untuk menghasilkan produk sains, berpikir logis dan
terbuka, jujur dan objektif, teliti, tekun, optimis, serta hormat dan menghargai
penelitian dan penemuan orang lain.
Ketrampilan proses: klasifikasi objek, mengajukan pertanyaan, observasi,
menyajikan/menafsirkan/prediksi data, dan identifikasi variabel percobaan.
Macam variabel: variabel bebas, terikat, kontrol, dan pengganggu.
Metode ilmiah: menemukan dan merumuskan masalah, mengumpulkan
informasi, menyusun hipotesis, melakukan percobaan, analisis data percobaan,
membuat kesimpulan, dan mengomunikasikan hasil penelitian.
Tata tertib penggunaan laboratorium, langkah-langkah keselamatan kerja,
biosafety, dan P3K.
Penulisan laporan praktikum: judul kegiatan, tujuan, landasan teori, alat dan
bahan, cara kerja, hasil pengamatan, jawaban pertanyaan, kesimpulan, serta
lampiran.
Objek kajian biologi pada tingkat organisasi kehidupan: tingkat molekul, sel,
jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma,
dan biosfer.
Ragam permasalahan biologi, contohnya: penyakit anemia, AIDS, kepunahan
organisme tertentu, kebakaran hutan, dan pemanasan global.

3. Materi Prinsip
Peranan biologi dalam kehidupan
Keselamatan kerja

4. Materi Prosedural
Mengenal peralatan laboratorium
Metode ilmiah (penelitian sederhana)

E. Metode Pembelajaran
Inkuiri
Diskusi kelas
Demonstrasi
Praktikum


Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 6

F. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan ke-1
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama(sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi ruang lingkup
biologi. Apa yang Anda ketahui tentang ruang lingkup biolologi?
Memotivasi: Guru menunjukkan gambar tentang penerapan biologi dalam
kehidupan (hal-hal terbaru yang berkaitan dengan biologi di bidang
kedokteran, pertanian, peternakan, dan teknologi pangan), misalnya
semangka kotak dan sapi hasil rekayasa genetika.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambartentang
penerapan biologi dalam kehidupan (hal-hal terbaru yang berkaitan dengan
biologi di bidang kedokteran, pertanian, peternakan, dan teknologi pangan),
misalnya semangka kotak dan sapi hasil rekayasa genetika.
Siswa secara individu melakukan pengamatan gambar-gambar (secara
cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu).
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil
analisisnya.
Elaborasi: Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil analisisnya dan
berdiskusi tentang ruang lingkup biologi (misalnya karakteristik sains,
pengertian biologi, cabang-cabang biologi).
Diskusi kelas tentang peranan biologi, ragam permasalahan biologi.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang ruang lingkup
biologi.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan ruang lingkup biologi.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku
paketRencana pembelajaran selanjutnya: Pengenalan peralatan laboratorium,
keselamatan kerja.




Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 7

2. Pertemuan ke-2
a. Pendahuluan (15 menit)
Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai religius).
Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang laboratorium. Bagaimana
tata tertib penggunaan laboratorium pada saat di SMP?
Memotivasi: Guru menunjukkan peralatan (benda-benda) yang terdapat di
laboratorium.Pernahkah Anda melihat sebelumnya peralatan yang ada di
laboratorium ini?
Penyampaian tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati peralatan (benda-benda) di
laboratorium, seperti bentuknya, terbuat dari bahan kaca/besi/gips, dll.
Siswa secara individu melakukan pengamatan peralatan laboratorium dengan
cermat dan teliti.
Siswa mendata peralatan laboratorium.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Guru menjelaskan fungsi dan cara-cara perawatan peralatan tersebut.
Eksplorasi: Siswa diperkenalkan pada hal-hal lainnya yang berkaitan dengan
laboratorium biologi (membaca tata tertib laboratorium, langkah-langkah
keselamatan kerja).
Elaborasi: Demontrasi langkah-langkah keselamatan kerja, biosafety, P3K,
peragaan penggunaan beberapa alat-alat laboratorium (seperti mikroskop,
torso, termometer, higrometer).
Guru menjawab pertanyaan dari siswa yang belum paham tentang langkah
keselamatan kerja, biosafety, P3K, peragaan penggunaan alat-alat
laboratorium.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang tata tertib bekerja
di dalam laboratorium dan penggunaan peralatan laboratorium.
Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa, hal-hal yang berkaitan
dengan keselamatan kerja di laboratorium dan cara-cara menggunakan
peralatan laboratorium.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Sikap ilmiah dan metode ilmiah.

Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 8

3. Pertemuan ke-3
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang materi metode ilmiah dan
penulisan karya ilmiah.
Guru memotivasi: Menunjukkan contoh-contoh hasil penemuan para ahli
khususnya bidang biologi. Mengapa para ilmuwan dapat menemukan atau
menghasilkan produk sains?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Eksplorasi: Siswa diberikan tugas mencari permasalahan biologi dan
merumuskannya sebagai langkah awal dalam metode ilmiah.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya terhadap hal-hal yang
kurang dimengerti.
Setiap kelompok mengemukakan rumusan permasalahan biologi yang telah
disepakati.
Kelompok lain menanggapi dan guru mengonfirmasi rumusan masalah yang
diajukan oleh setiap kelompok.
Elaborasi: Siswa bersama kelompoknya mendesain/merancang eksperimen
sederhana untuk penelitian karya ilmiah yang akan dilakukan di lapang (bisa
di rumah/di sekolah) sesuai dengan permasalahan yang dipilih.
Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
mendesain/merancang eksperimen untuk penelitian karya ilmiah.
Siswa dan guru menyepakati atas rancangan eksperimen yang akan
dilakukan oleh kelompok.
Guru memberikan tambahan informasi tentang sikap ilmiah yang harus
dimiliki oleh para siswa dalam melakukan eksperimen, sehingga praktik
eksperimen akan berjalan dengan baik.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang metode ilmiah.
Refleksi: Bertanya pada kelompok tentang rancangan eksperimen sederhana
yang akan dipraktikkan di rumah/sekolah.
Tindak lanjut: Penugasan untuk melaksanakan proyek penelitian atau
eksperimen sederhana untuk karya ilmiah yang dilakukan di lapang (bisa di
rumah/di sekolah); pembuatan laporan tertulis; dan mengerjakan soal-soal
latihan.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Keanekaragaman Hayati (observasi
tingkat keanekaragaman hayati di lingkungan sekitardan praktik
menggunakan kunci determinasi sederhana untuk mengklasifikasikan
makhluk hidup (misalnya, tumbuh-tumbuhan).


Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 9

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika
dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 1.

2. Bahan ajar:
Bahan presentasi,gambar-gambar penerapan biologi dalam kehidupan.
Lembar tata tertib keselamatan kerja laboratorium biologi

3. Alat:
- Komputer/LCD, VCD/CD player.
- Berbagai alat laboratorium untuk pengenalan.
- Perangkat penelitian dan percobaan sederhana.

H. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
Sebutkan empat karakteristik sains dan jelaskan artinya.
Jelaskan manfaat biologi di bidang: farmasi dan kedokteran.
Jelaskan sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan.
Jelaskan langkah-langkah metode ilmiah.
Temukan dan tuliskan satu masalah biologi yang terdapat di sekitar kehidupan
Anda.

2. Psikomotorik
a. Praktik di laboratorium: Pengenalan peralatan biologi.
b. Eksperimendalam praktik metode ilmiah yang dilakukan di rumah, yang
dibuktikan dengan hasil akhir percobaan, laporan, dan foto-foto sebagai
dokumen bukti.

3. Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan praktikum di laboratorium.













Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 10

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :
Menggunakan rancangan penelitiannya untuk praktik di laboratorium atau di lapangan
dalam rangka menerapkan metode ilmiah melalui kegiatan mandiri.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Metode ilmiah
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No.
Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Skor Nilai Rancangan
penelitian
Kegiatan
penelitian
(foto-foto)
Hasil
akhir/produk
penelitian
Laporan
akhir
penelitian
Presentasi
hasil
penelitian
1.
2.
3.
4.
5.




















Mengetahui, ..., Juli 2014
Kepala SMA/MA... Guru Mata Pelajaran Biologi,



...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................

------------------
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor : 2
Kelas/Semester : X/1
Materi Pembelajaran : Keanekaragaman Hayati
Alokasi Waktu : 6 45 menit
Jumlah Pertemuan : 2 kali

A. Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati
(gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia.

4.2 Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai
keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam
berbagai bentuk media informasi.

B. Indikator
3.2.1 Mengidentifikasi perbedaan keanekaragaman tingkat gen, jenis, dan ekosistem
melalui kegiatan pengamatan di lingkungan sekitar.
3.2.2 Mengemukakan tipe ekosistem pada keanekaragaman ekosistem dengan ciri-
cirinya baik abiotik maupun biotik.
3.2.3 Mengemukakan kekayaan flora dan fauna Indonesia.
3.2.4 Menjelaskan penyebaran keanekaragaman hayati di Indonesia.
3.2.5 Mengaitkan keanekaragaman hayati di Indonesia dengan fungsi dan manfaatnya.
3.2.6 Menjelaskan plasma nutfah (sumber daya genetik).
3.2.7 Menganalisis penyebab-penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati.

4.2.1 Melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci determinasi
sederhana.
4.2.2 Mengidentifikasi ancaman kelestarian berbagai hewan dan tumbuhan khas
Indonesia, yang disusun dalam bentuk laporan kegiatan.
4.2.3 Mengusulkan usaha-usaha pelestarian (konservasi) sumber daya alam hayati
yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif
1. Siswa dapat mengubah sikap dan perilakunya untuk senantiasa menjaga
keanekaragaman hayati sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
2. Siswa dapat menunjukkan kepeduliannya terhadap kelestarian keanekaragaman
hayati.

Kognitif
1. Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan keanekaragaman tingkat gen, jenis, dan
ekosistem melalui kegiatan pengamatan di lingkungan sekitar.
2. Siswa dapat mengemukakan tipe ekosistem pada keanekaragaman ekosistem
dengan ciri-cirinya baik abiotik maupun biotik.
3. Siswa dapat mengemukakan kekayaan flora dan fauna Indonesia.
4. Siswa dapat menjelaskan penyebaran keanekaragaman hayati di Indonesia.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 12

5. Siswa dapat mengaitkan keanekaragaman hayati di Indonesia dengan fungsi dan
manfaatnya.
6. Siswa dapat menjelaskan plasma nutfah (sumber daya genetik).
7. Siswa dapat menganalisis penyebab-penyebab menghilangnya keanekaragaman
hayati.

Psikomotorik
1. Siswa dapat melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci
determinasi sederhana.
2. Siswa dapat mengidentifikasi ancaman kelestarian berbagai hewan dan tumbuhan
khas Indonesia, yang disusun dalam bentuk laporan kegiatan.
3. Siswa dapat mengusulkan usaha-usaha pelestarian (konservasi) sumber daya alam
hayati yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi, misalnya
leaflet.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Keanekaragaman hayati di bumi, misalnya sungai, perkebunan, laut,
danau, dan hutan
Hutan Semak Perkebunan
Terumbu karang Laut
Danau

2. Materi Konsep
Tingkatan keanekaragaman hayati: keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis
(spesies), dan keanekaragaman ekosistem.
Tipe Ekosistem
- Ekosistem perairan: air tawar dan air laut (laut dalam, terumbu karang,
estuari/padang lamun/hutan mangrove, pantai pasir, dan pantai batu).
- Ekosistem darat: hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, gurun, hutan
gugur, taiga, dan tundra.
Kekayaan flora dan fauna di Indonesia: rangking ke-1di dunia (mamalia, kupu-
kupu), ke-3 (reptilia), ke-4 (burung), ke-5 (amfibia), ke-7 (tumbuhan berbunga).
Flora Indonesia termasuk kawasan Malesiana (Malaysia, Filipina, Indonesia,
Papua Nugini).
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 13

Penyebaran fauna Indonesia: kawasan barat (gajah, badak, orang utan, dan
banteng), peralihan (anoa, komodo, dan maleo), timur (kanguru, burung kasuari
gelambir ganda, cendrawasih, dan buaya Irian).
Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati: sumber pangan, obat-obatan,
kosmetik, sandang, papan, aspek budaya.
Plasma nutfah: bagian tubuh tumbuhan, hewan, mikroorganisme yang
mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat.
Faktor menghilangnya keanekaragaman hayati: hilangnya habitat, pencemaran,
perubahan iklim, eksploitasi, spesies pendatang, industrialisasi pertanian dan
hutan.
Usaha Pelestarian
- Konservasi insitu: cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa, taman
hutan raya, taman laut.
- Konservasi eksitu: kebun raya, taman safari, kebun koleksi, kebun binatang.
Cagar biosfer: kawasan terestrial dan pesisir yang melaksanakan konservasi
biodiversitas melalui pemanfaatan ekosistem yang berkelanjutan.
Sistem klasifikasi makhluk hidup: sistem alamiah, artifisial (buatan), filogenetik,
dan modern.
Tingkatan takson: kingdom/regnum, filum/divisio, classis (kelas), ordo (bangsa),
familia (suku), genus (marga), spesies (jenis), varietas (ras).
Sistem tata nama makhluk hidup.

3. Materi Prinsip
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang cukup
tinggi(megabiodiversitas).
Usaha-usaha pelestarian keanekaragaman hayati secara insitu dan eksitu.

4. MateriProsedural
Tingkat keanekaragaman hayati (tingkat gen, spesies, ekosistem).
Klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci determinasi
Praktik pembuatan media informasi (misalnya, leaflet) tentang usulan pelestarian
hewan dan tumbuhan Indonesia yang terancam punah.


E. Metode Pembelajaran:
Pembelajaran kolaboratif.
Observasi
Eksperimen
Ekplorasi perputakaan/internet.
Diskusi kelompok

F. Kegiatan Pembelajaran:
1. Pertemuan ke-1
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 14

Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pemahaman siswa tentang pengertian keanekaragaman
hayati (biodiversitas).
Memotivasi: Guru menunjukkan gambar/film video tentang berbagai macam
keanekaragaman hayati di Indonesia sebagai ciptaan Tuhan. Apa tema
gambar/film video ini?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar/film video
tentang keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.
Siswa secara individu melakukan pengamatan terhadap gambar/film video
secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil analisisnya dan berdiskusi
tentang tingkatan keanekaragaman hayati, tipe ekosistem, fungsi dan manfaat
keanekaragaman hayati.
Eksplorasi: Siswa melakukan observasi tingkat keanekaragaman hayati di
lingkungan sekitar (misalnya, kebun, kolam, halaman sekolah).
Praktik menggunakan kunci determinasi sederhana untuk mengklasifikasikan
makhluk hidup (misalnya, tumbuh-tumbuhan).
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif(diskusi kelas dengan presentasi)
tentangtingkatan keanekaragaman hayati, tipe ekosistem, fungsi dan manfaat
keanekaragaman hayati.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang keanekaragaman
hayati.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan tingkat keanekaragaman
hayati.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Keanekaragaman hayati Indonesia.

2. Pertemuan ke-2
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 15

Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang peringkat kekayaan flora
dan fauna Indonesia di dunia.
Memotivasi: Guru menunjukkan gambar/film video tentang flora dan fauna
Indonesia yang terancam punah.Apa tema gambar/film video ini?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar/film video
tentang flora dan fauna Indonesia yang terancam punah.
Siswa secara individu melakukan pengamatan terhadap gambar/film video.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Eksplorasi: Siswa melakukan kajian pustaka/browsing di internet tentang
penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif tentang kekayaan flora dan fauna
Indonesia, plasma nutfah, data flora dan fauna Indonesia yang terancam
punah.
Siswa lainnya menanggapi, bertanya, atau menjawab pertanyaan dari teman
lainnya untuk mendapat penilaian keaktifan.
Siswa membuat usulan/pesan pelestarian hewan dan tumbuhan Indonesia
yang terancam punah melalui media informasi, misalnya berbentuk leaflet.
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang kekayaan flora
dan fauna Indonesia, plasma nutfah, data flora dan fauna Indonesia yang
terancam punah dan usaha pelestariannya.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi
kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.


c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang kekayaan flora
dan fauna Indonesia, plasma nutfah, data flora dan fauna Indonesia yang
terancam punah dan usaha pelestariannya.
Refleksi: memberikan kuis/pertanyaan berkaitan dengan kekayaan flora dan
fauna Indonesia, plasma nutfah, data flora dan fauna Indonesia yang
terancam punah.
Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa mengerjakan soal-soal latihan buku
paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya:Virus.

G. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 2.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 16


2. Bahan Ajar:
Bahan presentasi,gambar-gambar/foto/film video, berita/informasi dari
media massa.

3. Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player, fasilitas internet (modem).

H. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
Apakah perbedaan keanekaragaman hayati tingkat genetik, spesies, dan
ekosistem?
Jelaskan perbedaan ciri abiotik dan biotik pada bioma sabana dengan padang
rumput.
Indonesia merupakan negara dengan megabiodiversitas. Apa maksudnya?
Bagaimanakah pembagian kawasan penyebaran flora berdasarkan ketinggian
di wilayah Indonesia?

2. Psikomotorik
Laporan tertulis hasil observasi ke suatu tipe ekosistem (misalnya kolam atau
danau) untuk mengamati dan mencatat jenis organisme yang hidup di
dalamnya.
Laporan tertulis praktikum klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan
kunci determinasi sederhana.
Pembuatan media informasi (misalnya, leaflet) tentang usulan pelestarian hewan
dan tumbuhan Indonesia yang terancam punah.

3. Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar di kelas, melakukan observasi ke suatu
tipe ekosistem, dan praktikum klasifikasi makhluk hidup.














Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 17

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN OBSERVASI/PRAKTIK

Indikator:
Mengidentifikasi perbedaan keanekaragaman tingkat gen, jenis, dan ekosistem melalui
kegiatan pengamatan di lingkungan sekitar.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Tingkat Keanekaragaman Hayati
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No.
Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Skor Nilai
Kesesuaian
pelaksanaan
dengan cara
kerja
Inisiatif
dalam
bekerja
Kontribusi
dalam
teman
kelompok
Hasil
laporan
tertulis
1.

2.

3.

4.

5.

6.



Indikator:
Melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci determinasi
sederhana.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Klasifikasi makhluk hidup
Tanggal Penilaian :
Kelas :


Indikator :
Melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci determinasi
sederhana.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Klasifikasi makhluk hidup
Tanggal Penilaian :
Kelas :






Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 18

No.
Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Skor Nilai Persiapan
bahan
Kesesuaian
pelaksanaan
dengan cara
kerja
Inisiatif
dalam
bekerja
Kontribusi
dalam
teman
kelompok
Kerapihan,
kebersihan
tempat
bekerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.


Indikator:
Mengusulkan usaha-usaha pelestarian (konservasi) sumber daya alam hayati yang
dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi, misalnya leaflet.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Pembuatan media informasi (leaflet) usaha-usaha pelestarian
sumber daya alam hayati.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No.
Nama
Siswa
Kelompok
Aspek yang dinilai dalam leaflet
Skor Nilai
Kesesuaian
isi dengan
tema
Model/Bentuk
/Perpaduan
warna
Susunan
Kalimat
Ketepatan
waktu
penyelesaian
1.
2.
3.
4.
5.
6.









Mengetahui, ...., Juli 2014
Kepala SMA/MA... Guru Mata Pelajaran Biologi,



...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................

--------------------
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor : 3
Kelas/Semester : X/1
Materi Pembelajaran : Virus
Alokasi Waktu : 6 45 menit
Jumlah Pertemuan : 2 kali

A. Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri, replikasi, dan peran
virus dalam aspek kesehatan masyarakat.

4.3 Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan
dalam bentuk model/charta.

B. Indikator
3.3.1 Menjelaskan ciri-ciri virus.
3.3.2 Membandingkan siklus litik dengan siklus lisogenik pada reproduksi virus.
3.3.3 Menjelaskan peranan virus dalam kehidupan.
3.3.4 Menjelaskan peranan virus dalam rekayasa genetika.

4.3.1 Merancang model replikasi virus.
4.3.2 Menggunakan rancangan model replikasi virus untuk presentasi atau belajar.
4.3.3 Membuat daftar usulan tindakan preventif untuk meminimalisir dampak infeksi
virus penyebab penyakit AIDS, SARS, herpes, cacar, flu burung, rabies, demam
berdarah, campak, hepatitis, poliomielitis, chikungunya, influenza.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif
1. Siswa dapat menunjukkan kekagumannya terhadap salah satu ciptaan Tuhan, yaitu
virus yang ternyata sebagian dari jenisnya telah diketahui berperanan penting dalam
kehidupan manusia.
2. Siswa dapat menunjukkan kepekaan dan kepedulian sosial terhadap
penanggulangan penyakit-penyakit tertentu yang disebabkan oleh virus.

Kognitif
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri virus berdasarkan kajian pustaka/teori.
2. Siswa dapat membandingkan siklus litik dengan siklus lisogenik pada reproduksi
virus.
3. Siswa dapat menjelaskan peranan virus dalam kehidupan berdasarkan
pengalamannya dan kajian teori.
4. Siswa dapat menjelaskan peranan virus dalam rekayasa genetika melalui diskusi
kelas.

Psikomotorik
1. Siswa dapat merancang model replikasi virus.
2. Siswa dapat menggunakan rancangan model replikasi virus untuk presentasi atau
belajar.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 20

3. Siswa dapat membuat daftar usulan tindakan preventif untuk meminimalisir
dampak infeksi virus penyebab penyakit AIDS, SARS, herpes, cacar, flu burung,
rabies, demam berdarah, campak, hepatitis, poliomielitis, chikungunya, influenza
dan berani mengemukakannya melalui diskusi kelas.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Terdapat penyakit yang menyerang masyarakat, yang disebabkan
oleh virus, seperti flu burung, cacar, polio, AIDS, dan chikungunya.

200 Ribu Penduduk Indonesia Menderita Positif HIV/AIDS
JAKARTA - Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember.
Seperti kita ketahui bahwa sampai sekarang penyakit yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia ini belum ditemukan obatnya. Penderitanya pun
semakin bertambah dari tahun ke tahun, itu pun yang terdata. Belum lagi
yang tidak tercatat karena fenomena penderita penyakit ini seperti gunung es,
hanya terlihat sedikit di permukaan, namun sebenarnya masih banyak yang
tersembunyi di bawahnya.
Jumlah penderita penyakit HIV/AIDS di Indonesia mencapai 26.483 kasus
per Juni 2011. Bahkan baru-baru ini, Kementerian Kesehatan mengeluarkan
data yang mengejutkan soal penderita HIV/AIDS. Diperkirakan sebanyak
lebih dari 200 ribu penduduk Indonesia menderita penyakit HIV/AIDS.
Daerah penderita terbanyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur,
Papua, dan Bali.
Berdasarkan cara penularannya, seks bebas atau berganti pasangan masih
menjadi nomor 1 dalam menyumbang angka penderita
HIV/AIDS. Sementara itu jika dilihat dari kelompok umur, kasus AIDS
terjadi pada kelompok umur 20-29 tahun yakni sebesar 46,4%, disusul
kelompok umur 30-39 tahun 31,5 %, dan kelompok umur 40-49 tahun 9,8%.
Dari data tersebut terlihat bahwa penderita HIV/AIDS terbanyak berada pada
usia produktif, yang seharusnya masih bisa melakukan hal-hal yang positif.
Pemerintah atau Kementerian Kesehatan sudah banyak menghimbau melalui
media cetak maupun elektronik agar menjaga diri untuk tidak tertular atau
menulari penyakit mematikan ini. (war/ego/ce1).
Sumber: http://www.sumeks.co.id

2. Materi Konsep:
Sejarah penemuan virus oleh Adolf Mayer, Dimitri Ivanowsky, Martinus
Beijerinck, dan Wendell Stanley.
Ciri-ciri Virus
- Bentuk tubuh : batang, bulat, oval, filamen, polihedral,seperti huruf T.
- Struktur tubuh: kapsid, selubung ekor, dan asam nukleat (DNA/RNA).

Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 21

- Cara hidup: parasit intraseluler obligat.
- Reproduksi terdiri 5 tahap: adsorpsi, penetrasi, sintesis (eklifase), pematangan,
dan lisis.
- Siklus: litik dan lisogenik.
Tingkatan takson klasifikasi virus: famili, genus, spesies.
Peranan Virus
- Menguntungkan: rekayasa genetika, vaksin, pengobatan secara biologis.
- Merugikan: penyebab penyakit pada manusia (gondongan, herpes, cacar
variola, cacar air varisela, hepatitis, influenza dan parainfluenza, morbili,
AIDS, poliomielitis, tumor, kanker, karsinoma, kutil, demam berdarah,
chikungunya, ebola, flu burung, SARS); penyakit pada hewan (rabies, mulut
dan kuku, tetelo/NCD, tumor/kutil); penyakit pada tumbuhan (tungro, mosaik,
TYLC).
Pencegahan dan pengobatan penyakit: vaksin, interferon, kemoterapi antivirus.
Organisme yang lebih sederhana daripada virus: Viroid dan Prion.

3. Materi Prinsip
Peranan virus yang menguntungkan dan merugikan.

4. Materi Prosedural
Membuat model untuk memahami reproduksi virus


E. Metode Pembelajaran
Diskusi kelas dengan presentasi kelompok

F. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan ke-1
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai religius).
Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang seluk-beluk virus.
Memotivasi: Guru menunjukkan gambar lambang internasional pita merah
(kepedulian terhadap penyakit HIV/AIDS). Tahukah kamu tentang lambang
ini?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak siswa untuk mengamati lambang internasional pita merah
(kepedulian terhadap penyakit HIV/AIDS).
Siswa secara individu mengamati dan mencari tahu tentang maksud lambang
internasional pita merah (kepedulian terhadap penyakit HIV/AIDS).
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 22

Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi memaparkan ciri-ciri virus, cara
reproduksi atau replikasi virus (daur litik dan lisogenik), viroid dan prion.
Elaborasi: Pada saat diskusi kelas, kelompok/siswa yang lain bisa
menanggapinya atau bertanya kepada penyaji presentasi.
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang ciri-ciri virus,
cara bereproduksi virus, viroid dan prion.
Siswa membuat model replikasi virus sesuai dengan kreatifitas kelompok,
untuk lebih memahami daur litik dan lisogenik.
Guru memberikan saran-saran dalam pembuatan model replikasi virus (daur
litik dan lisogenik).
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri virus, cara
reproduksi virus.
Refleksi: Guru memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan ciri-ciri
virus, cara reproduksi atau replikasi virus (daur litik dan lisogenik), viroid
dan prion.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket kuis
bio dan diskusi.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Peranan virus, pencegahan dan
pengobatan penyakit oleh virus.

2. Pertemuan ke-2
a. Pendahuluan (15 menit)
Memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa berkaitan dengan penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh virus.
Memotivasi: Menayangkan film video tentang cara penularan virus
(misalnya, penularan virus penyebab flu). Apa maksud film video ini?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk menganalisiscara penularan virus (misalnya,
penularan virus penyebab flu).
Siswa secara individu menganalisiscara penularan virus (misalnya, penularan
virus penyebab flu).
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 23

Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang peranan virus baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan, pencegahan dan pengobatan
penyakit.
Elaborasi: Diskusi kelas tentang permasalahan penyakit AIDS dan
penularannya yang dikaitkan dengan pergaulan remaja yang salah (free sex
dan narkoba).
Diskusi kelas tentang peranan virus dalam rekayasa genetika.
Pada saat diskusi kelas, memberikan kesempatan pada kelompok/siswa
lainnya menanggapi.
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang peranan virus
baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, pencegahan dan
pengobatan penyakit.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang peranan virus baik
yang menguntungkan maupun yang merugikan, pencegahan dan pengobatan
penyakit.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan peranan virus baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan, pencegahan dan pengobatan
penyakit.
Tindak lanjut: Mengerjakan soal-soal latihan dari buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya:Archaebacteria dan Eubacteria.


G. Sumber Belajar/ Bahan ajar/Alat
1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika
dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 3.

2. Bahan Ajar:
Bahan presentasi,gambar-gambar/foto/film video, berita/informasi dari media
massa.

3. Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player.
Peralatan untuk membuat model reproduksi virus dan poster.

H. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
Berikut ini yang merupakan ciri-ciri virus adalah....
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 24

a. tubuh uniseluler
b. sel prokariotik
c. sel eukariotik
d. tubuh multiseluler
e. tubuh aseluler
Berikut ini bukan merupakan alasan mengapa virus dapat dianggap sebagai
makhluk hidup adalah.
a. kapsidnya terdiri dari protein
b. dapat dikristalkan
c. tubuh terdiri atas DNA/RNA
d. dapat menduplikasi diri
e. dapat hidup hanya pada sel hidup
Virus yang berbentuk huruf T adalah.
a. Adenovirus
b. Rabdovirus
c. Ebolavirus
d. Bakteriofaga
e. HIV
Fase-fase dari siklus litik pada reproduksi virus secara berurutan adalah....
a. lisis penetrasi adsorpsi sintesis pematangan
b. penetrasi adsorpsi lisis sintesis pematangan
c. adsorpsi lisis penetrasi sintesis pematangan
d. sintesis pematangan adsorpsi penetrasi lisis
e. adsorpsi penetrasi sintesis pematangan lisis
Penyakit pada organisme yang disebabkan oleh virus, antara lain....
a. tungro, mosaik, dan CVPD
b. antraks dan chikungunya
c. kolera, flu burung, dan SARS
d. kutil, cacar, dan gondok
e. rabies, AIDS, dan sifilis

2. Psikomotorik
Produk berupa model replikasi/reproduksi virus.
Poster kampanye bebas penyakit AIDS, flu burung, sars, demam berdarah.

3. Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan diskusi.











Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 25

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :Merancang model replikasi virus.
Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Membuat model reproduksi virus
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Skor Nilai
Kesesuaian
gambar
dengan
materi
Inisiatif/kreativitas
dalam bekerja
Kontribusi
dalam
teman
kelompok
Hasil model
reproduksi
virus
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Indikator:
Membuat daftar usulan tindakan preventif untuk meminimalisir dampak infeksi virus
penyebab penyakit AIDS, SARS, herpes, cacar, flu burung, rabies, demam berdarah,
campak, hepatitis, poliomielitis, chikungunya, influenza dan berani mengemukakannya
melalui diskusi kelas.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Poster kampanye bebas penyakit AIDS, flu burung, SARS, dan
demam berdarah.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No.
Nama
Siswa
Kelompok
Aspek yang dinilai dalam leaflet
Skor Nilai
Kesesuaian
isi dengan
tema
Model/Bentuk
/Perpaduan
warna poster
Kalimat
Ketepatan
waktu
penyelesaian
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengetahui, ..., Juli 2014
Kepala SMA/MA... Guru Mata Pelajaran Biologi,



...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................
--------------------
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 26

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor : 4
Kelas/Semester : X/1
Materi Pembelajaran : Archaebacteria dan Eubacteria
Alokasi Waktu : 9 45 menit
Jumlah Pertemuan : 3 kali

A. Kompetensi Dasar
3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan
Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan
sistematis.

4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam
kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.

B. Indikator
3.4.1 Mengidentifikasi ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria.
3.4.2 Membedakan ciri-ciri bakteri gram positif dengan gram negatif.
3.4.3 Menjelaskan cara hidup, habitat, reproduksi, dan peranan bakteri dalam
kehidupan.
3.4.4 Menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat, reproduksi Cyanobacteria dan
peranannya dalam kehidupan.

4.4.1 Melakukan percobaan pengamatan koloni bakteri pada medium buatan dari
berbagai lokasi.
4.4.2 Membuat laporan tertulis hasil percobaan pengamatan koloni bakteri dari
berbagai tempat dan cara penanggulangannya dengan menggunakan desinfektan.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif
1. Siswa dapat menyadari adanya ciptaan Tuhan berupa bakteri yang memiliki
peranan penting dalam kehidupan di bumi.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap peduli sosial terhadap pencegahan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri.

Kognitif
1. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria melalui
diskusi kelompok.
2. Siswa dapat embedakan ciri-ciri bakteri gram positif dengan gram negatif
berdasarkan kajian literatur.
3. Siswa dapat menjelaskan cara hidup, habitat, reproduksi, dan peranan bakteri
dalam kehidupan melalui diskusi kelas.
4. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat, reproduksi Cyanobacteria
dan peranannya dalam kehidupan diskusi kelas.

Psikomotorik
1. Siswa dapat melakukan percobaan pengamatan koloni bakteri pada medium buatan
dari berbagai lokasi melalui kerja kelompok.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 27

2. Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil percobaan pengamatan koloni bakteri
dari berbagai tempat dan cara penanggulangannya dengan menggunakan
desinfektan.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Fenomena alam, terkadang terjadi beberapa wabah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, misalnya kolera (muntaber), penyakit antraks, dan
legionellosis.






Waspadai Penyakit Akibat Bakteri Legionella

Berita pemulangan 10 turis asing karena terjangkit bakteri Legionela membuat
masyarakat khawatir tentang kemungkinan wabah penyakit ini. Kementerian
Kesehatan menyatakan akan terus menyelidiki dugaan wabah legionella di
Bali setelah dilaporkan ada beberapa turis terkena serangan bakteri tersebut.
Penyakit ini disebut legionaire disease dan masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan. Bakteri Legionella biasanya berkembang di air, khususnya pada
lingkungan yang hangat seperti pada bak mandi dengan air panas, tangki berisi
air panas, sistem pipa dan sistem pendingin udara. Legionellosis adalah suatu
penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging diseases. Secara
keseluruhan baru dikenal 20 spesies dan penyebab Legionellosis adalah
Legionella pneumophila. Legionellosis pernah terjadi di Philadelphia Amerika
Serikat pada tahun 1976 dengan jumlah kasus 182 dan kematian 29 orang. Di
Indonesia kasus ini ada di sejumlah tempat antara lain di Bali (1996), di
Karawaci Tangerang (1999), dan di sejumlah kota lainnya. Dari hasil survai
tahun 2001 menara sistem pendingin di hotel-hotel di Jakarta dan Denpasar
ditemukan hampir 90% pernah terpajan bakteri Legionella. Bakteri Legionella
biasa hidup di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau, mata air panas,
genangan air bersih, air menara sistem pendingin di gedung bertingkat, hotel,
spa, pemandian air panas, air tampungan sistem air panas di rumah-rumah, air
mancur buatan yang tidak terawat baik, endapan, lendir, ganggang, jamur,
karat, kerak, debu, kotoran, atau benda asing lainnya. (UG).
Sumber: http://dinkes.jogjaprov.go.id
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 28

2. Materi Konsep
Pengertian: Archaebacteria (organisme prokariotik yang hidup di lingkungan
ekstrim), Eubacteria (organisme prokariotik yang hidup kosmopolit), bakteri
(prokariotik, uniseluler, pada umumnya berdinding sel, tetapi tidak berklorofil).
Ciri-ciri Bakteri
- Ukuran 0,5 5 m, bentuk (basil, kokus, spirilum, kokobasil, vibrio, spiroseta).
- Bentuk agregat: kokus (monokokus, diplokokus, tetrakokus, sarkina, streptokokus,
stafilokokus); basil (monobasil, diplobasil, streptobasil).
- Struktur sel: kapsul, dinding sel, membran plasma, mesosom, sitoplasma, ribosom,
DNA, granula, vakuola gas, klorosom, flagela (atrik, monotrik, lofotrik,
amfitrik, peritrik), pilus (fimbria).

Pengelompokan Bakteri.
- Bakteri Gram positif dan Gram negatif.
- Bakteri autotrof (fotoautotrof dan kemoautotrof) dan heterotrof (saproba,
parasit, dan simbiosis mutualisme).
- Bakteri aerob dan anaerob (anaerob fakultatif dan anaerob obligat).
Pertahanan bakteri dengan endospora.
Reproduksi bakteri: aseksual (pembelahan biner) dan seksual (konjugasi,
transduksi, transformasi).
Archaebacteria: bakteri metanogen, halofil, termofil, termoasidofil.
Peranan Bakteri
- Menguntungkan: pengurai organisme mati, penyubur tanah,
produksi/industri (makanan, minuman, vitamin, antibiotik, obat, enzim,
biogas, logam), pembunuh hama, membantu pencernaan makanan.
- Merugikan: penyebab penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Pembiakan bakteri dengan medium cair, kental, padat.
Penanggulangan bahaya bakteri: pemanasan (sterilisasi, pasteurisasi),
pengeringan, pendinginan, zat pengawet (kimia, alami), kemasan, iradiasi.
Cyanobacteria
- Tubuh uniseluler/ multiseluler; cara hidup (bebas, bersimbiosis mutualisme);
habitat (air, tanah, tembok, batu, gurun, tempat ekstrim/panas dan asam);
reproduksi (pembelahan biner, fragmentasi, endospora).
- Peranan yang menguntungkan (makanan suplemen, obat, penyubur tanah);
peranan yang merugikan (menutup permukaan air bila blooming, melapukan
batuan candi).

3. Materi Prinsip
Peranan bakteri yang menguntungkan dan merugikan.
Usaha-usaha menanggulangi bahaya bakteri.

4. Materi Prosedural
Membuat biakan/kultur bakteri.



Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 29

E. Metode Pembelajaran
1. Diskusi kelas
2. Diskusi kelompok dan kelas
3. Eksperimen

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
a. Pendahuluan (20 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan SMP tentang bakteri.
Memotivasi: Guru menyuruh siswa membaca ilustrasi tentang peristiwa
keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri, misalnya berupa makanan
kemasan kaleng yang rusak/sudah kedaluarsa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk menganalisisbacaan ilustrasi tentang peristiwa
keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri, misalnya berupa makanan
kemasan kaleng yang rusak/sudah kedaluarsa.
Siswa secara individu menganalisisbacaan ilustrasi tentang peristiwa
keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri yang terdapat pada
makanan kemasan kaleng yang rusak/sudah kedaluarsa.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang ciri-ciri bakteri, struktur
sel bakteri, bentuk agregat bakteri, pengelompokan bakteri, Cyanobacteria.
Elaborasi: Pada saat diskusi kelas, kelompok/siswa yang lain bisa
menanggapinya atau bertanya kepada penyaji presentasi.
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang ciri-ciri
bakteri, struktur sel bakteri, bentuk agregat bakteri, pengelompokan bakteri,
Cyanobacteria.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (15 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri bakteri,
struktur sel bakteri, bentuk agregat bakteri, pengelompokan bakteri,
Cyanobacteria.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan ciri-ciri bakteri, struktur
sel bakteri, bentuk agregat bakteri, pengelompokan bakteri, Cyanobacteria.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 30

Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket kuis
bio dan diskusi.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Eksperimen pengamatan bakteri dalam
koloni.

2. Pertemuan ke-2
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru menyiapkan peralatan praktikum kultur bakteri di laboratorium.
Siswa duduk berkelompok di laboratorium.
Guru memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai religius).
Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan bagaimana cara mengkultur bakteri.
Memotivasi: Guru menanyakan persiapan melaksanakan eksperimen kultur
bakteri dan menunjukkan peralatan kultur bakteri yang sudah dipersiapkan di
laboratorium.
Penyampaian tujuan pembelajaran.
Siswa mengambil alat-alat dan menyiapkan bahan-bahan praktikum.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Siswa mempelajari literatur cara kerja mengkultur bakteri.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu tentang cara mengkultur bakteri.
Eksplorasi: Siswa mendiskusikan dengan teman sekelompok, tentang cara
kerja dan menentukan tempat menangkap bakteri.
Para siswa dalam kelompok menyepakati tempat menangkap bakteri.
Elaborasi: Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara-cara
pembuatan kultur bakteri yang benar dan mengajak siswa untuk
memperhatikan keselamatan kerja.
Setiap kelompok melakukan eksperimen kultur bakteri.
Siswa membersihkan dan mengembalikan peralatan laboratorium setelah
pembuatan kultur bakteri selesai.
Diskusi kelas tentang peranan bakteri dan penanggulangan bahaya bakteri.
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang peranan
bakteri dan penanggulangan bahaya bakteri.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi
kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan ataskesimpulan
siswa.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang cara-cara
mengkultur bakteri, peranan bakteri dan penanggulangan bahaya bakteri.
Refleksi: Memberikan pertanyaan peranan bakteri dan penanggulangan
bahaya bakteri.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 31

Tindak lanjut: Menugaskan siswa untuk mengontrol eksperimen kultur
bakteri, mencatat data-data hasil eksperimen.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan eksperimen di
rumah tentang pemanfaatan bakteri dalam produksi makanan (misalnya,
nata de coco).
Rencana pembelajaran selanjutnya: Membahas hasil eksperimen kultur
bakteri, dan pengamatan bentuk bakteri dengan menggunakan mikroskop.

3. Pertemuan ke-3
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang bentuk-bentuk koloni
bakteri.
Memotivasi: Menanyakan hasil eksperimen kultur bakteri.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak siswa untuk mengamati dan membandingkan bentuk-bentuk
dan jumlah koloni bakteri dari kultur dengan sumber bakteri pada tempat
yang berbeda.
Eksplorasi: Siswa bersama kelompoknya mengamati bentuk-bentuk dan
jumlah koloni bakteri hasil eksperimen.
Siswa mengamati bentuk-bentuk bakteri dengan menggunakan mikroskop
secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya berkaitan dengan hasil
percobaannya.
Elaborasi: Diskusi kelompok tentang hasil eksperimen kultur bakteri.
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat dan hasil eksperimen
antar kelompok.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi
kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan materi dan
kesimpulan siswa.
Siswa disuruh membuat laporan tertulis hasil eksperimen.
Guru menyuruh siswa membersihkan cawan petri bekas kultur bakteri dan
mengembalikan ke laboratorium.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang bentuk koloni dan
bentuk bakteri.
Refleksi: memberikan pertanyaan berkaitan dengan hasil eksperimen.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 32

Tindak lanjut: Penugasan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT)
pengawetan makanan secara aman dan mengerjakan soal-soal latihan di buku
teks.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Protista.

G. Sumber Belajar/ Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika
dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 5.

2. Bahan Ajar:
Bahan presentasi,gambar-gambar bakteri.
Bahan untuk eksperimen pengamatan bakteri dalam koloni (misalnya, agar-agar,
daging, kentang, metilin biru).
Bahan untuk praktik pemanfaatan bakteri dalam produksi makanan (misalnya
untuk membuat nata de coco diperlukan air kelapa, starter bakteri, asam cuka).
Bahan untuk praktik pengawetan makanan yang aman (misalnya, garam, gula,
ikan, telur, buah-buahan).

3. Alat:
- Komputer/LCD, VCD/CD player.
- Peralatan untuk eksperimen pengamatan bakteri dalam koloni (misalnya,
autoklaf, mikroskop, kaca objek).
- Peralatan untuk praktik pemanfaatan bakteri dalam produksi makanan (misalnya
kompor, panci, pisau).
- Peralatan untuk praktik pengawetan makanan yang aman.

H. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
Jelaskan persamaan dan perbedaan antara Archaebacteria dengan
Eubacteria.
Jelaskan perbedaan sel-sel yang terdapat pada Cyanobacteria: heterokista,
akinet, dan baeosit.
Jelaskan perbedaan bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif,
berikut contohnya masing-masing.
Beberapa jenis Cyanobacteria dapat merusak candi-candi peninggalan
sejarah jaman dahulu. Bagaimana cara hidup Cyanobacteria tersebut?
Sebutkan contohnya.

2. Psikomotorik
a. Unjuk kerja, laporan tertulis praktik pengamatan bakteri dalam koloni.
b. Produk makanan pemanfaatan bakteri
c. Produk pengawetan makanan secara aman.

3. Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar, diskusi, praktik di laboratorium.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 33

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator:
Melakukan percobaan pengamatan koloni bakteri pada medium buatan dari berbagai
lokasi.
Membuat laporan tertulis hasil percobaan pengamatan koloni bakteri dari berbagai
tempat.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Membuat kultur bakteri dan pengamatan bakteri dalam koloni.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Skor Nilai Persiapan alat
dan bahan
Kesesuaian
pelaksanaan
dengan cara
kerja
Kontribusi
dalam teman
kelompok
Laporan
eksperimen
1.
2.
3.
4.
5.
6.























Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 34

INSTRUMEN PENILAIAN TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR/TIDAK
TERSTRUKTUR

Aspek Penilaian : Psikomotor
Materi : Archaebacteria dan Eubacteria
Judul Kegiatan : 1. Membuat produk makanan pemanfaatan bakteri.
2. Membuat produk pengawetan makanan secara aman.
Hari /Tgl :
Kelas :

No. Nama
Kualitas
produk
Kelayakan
pemanfaatan
produk/
makanan
Waktu
penyelesaian
Jumlah
Skor
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.




















Mengetahui, ..., Juli 2014
Kepala SMA/MA... Guru Mata Pelajaran Biologi,



...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................

--------------------
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 35


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor : 5
Kelas/Semester : X/1
Materi Pembelajaran : Protista
Alokasi Waktu : 9 45 menit
Jumlah Pertemuan : 3 kali

A. Kompetensi Dasar
3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Protista berdasarkan ciri-ciri
umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan
sistematis.

4.5 Merencanakan dan melaksanan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran Protista
dalam kehidupan serta menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk
model/charta/gambar.

B. Indikator
3.5.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum setiap filum dalam kingdom Protista.
3.5.2 Mengklasifikasikan Protista mirip hewan (Protozoa), (Protista mirip tumbuhan
(ganggang), dan Protista mirip jamur.
3.5.3 Menjelaskan cara hidup, habitat, reproduksi, dan peranan Protista dalam
kehidupan.

4.5.1 Membuat kultur Paramecium sp. dan membuat gambar dari hasil
pengamatannya dengan mikroskop.
4.5.2 Membuat gambar organisme Protista baik yang mikroskopik maupun
makroskopik berdasarkan pengamatan langsung.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif
1. Siswa dapat mengagumi salah satu ciptaan Tuhan berupa Protista yang memiliki
peranan penting dalam kehidupan di bumi.
2. Siswa menunjukkan sikap peduli sosial terhadap pencegahan penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh Protista.

Kognitif
1. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri umum setiap filum dalam kingdom Protista
berdasarkan kajian teori dan pengalamannya.
2. Siswa dapat mengklasifikasikan Protista mirip hewan (Protozoa), (Protista mirip
tumbuhan (ganggang), dan Protista mirip jamur.
3. Siswa dapat menjelaskan cara hidup, habitat, reproduksi, dan peranan Protista
dalam kehidupan.

Psikomotorik
1. Siswa dapat membuat kultur Paramecium sp. dan membuat gambar dari hasil
pengamatannya dengan mikroskop.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 36

2. Siswa dapat membuat gambar organisme Protista baik yang mikroskopik maupun
makroskopik berdasarkan pengamatan langsung/eksperimen.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Di alam terdapat banyak jenis organisme Protista yang merugikan
maupun yang menguntungkan.

Amoeba Paramecium
Turbinaria ornata Jamur lendir


2. Materi Konsep:
Protista adalah organisme eukariotik yang paling sederhana.
Penggolongan: Protista mirip hewan (Protozoa), mirip tumbuhan (alga), mirip
jamur (jamur Protista).
Protozoa
- Ciri-ciri: eukariotik, heterotrof, uniseluler, alat gerak ada/tidak ada, tubuh
tetap/berubah-ubah, bercangkang/tidak, hidup bebas/parasit/simbiosis
mutualisme, membentuk kista/tidak.
- Klasifikasi: Ciliata, Rhizopoda, Flagellata, Sporozoa.
Alga (Ganggang)
- Ciri-ciri: uniseluler/multiseluler, fotoautotrof, memiliki klorofil, pigmen
fotosintetik lainnya, pirenoid, berdinding sel/tidak, soliter/berkoloni,
bergerak/tidak, reproduksi aseksual/seksual, metagenesis/tidak, hidup
bebas/simbiosis membentuk lichen.
- Klasifikasi: Euglenoid, Chrysophyta, Pyrrophyta, Chlorophyta, Phaeophyta,
dan Rhodophyta.

Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 37

Jamur Protista
- Jamur lendir plasmodial (Myxomycota), ciri-cirinya: heterotrof fagosit,
memiliki massa ameboid, bereproduksi aseksual (sporangium) dan seksual
(singami).
- Jamur lendir seluler (Acrasiomycota), ciri-cirinya: heterotrof, memiliki fase
soliter dan agregat, reproduksi aseksual (membentuk fruiting body) dan
seksual (singami sel ameboid).
- Jamur air (Oomycota), ciri-cirinya: uniseluler/multiseluler, berdinding sel
dari selulosa, heterotrof, saproba/parasit, reproduksi aseksual (zoospora
biflagel) dan seksual (pembuahan oogonium dengan inti sperma).
Peranan Protista
- Menguntungkan: sumber minyak bumi, bahan pasta gigi, penggosok, isolasi,
PST, bahan agar-agar.
- Merugikan: penyakit tidur, chagas, surra, kerusakan gigi, keputihan, diare,
malaria, keracunan, late blight pada tumbuhan.

3. Materi Prinsip
Peranan Protista yang merugikan dan menguntungkan.

4. Materi Prosedural
Membuat kultur Paramecium sp.

E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran kolaboratif.
Eksperimen
Proyek (penugasan kelompok)

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang materi Protista.
Memotivasi: Guru menunjukkan gambar produk makanan puding yang
terbuat dari ganggang laut yang termasuk kelompok Protista.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.


b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati gambar produk makanan puding
yang terbuat dari ganggang laut yang termasuk kelompok Protista.
Siswa secara individu mengamati gambar produk makanan puding dan
mencari tahu bahan dasar untuk membuat puding.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 38

Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Eksplorasi:Salah satu kelompok melakukan presentasi tentang ciri-ciri dan
klasifikasi Protista, serta jenis Protista mirip hewan.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif. Siswa lainnya bisa bertanya materi yang
belum dimengerti atau menanggapinya. Kelompok penyaji presentasi
kemudian memberikan pertanyaan dalam bentuk kuis ke forum dan
memberikan penilaian kepada teman-temannya.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila ada pertanyaan-pertanyaan/kuis yang
tidak terjawab oleh siswa.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri dan
klasifikasi Protista, serta kelompok Protista mirip hewan.
Refleksi: memberikan pertanyaan tambahan berkaitan dengan ciri-ciri dan
klasifikasi Protista, serta kelompok Protista mirip hewan terutama tentang
penyakit-penyakit yang ditimbulkannya.
Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan pada
fitur diskusi dan kuis bio dari buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Protista mirip tumbuhan dan mirip
jamur.

2. Pertemuan ke-2
a. Pendahuluan (20 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang Protista mirip tumbuhan dan
mirip jamur.
Memotivasi: Menayangkan gambar-gambar/video tentang Protista mirip
tumbuhan dan mirip jamur. Apa yang Anda ketahui tentang gambar/film
video ini?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati gambar-gambar/film video tentang
Protista mirip tumbuhan dan mirip jamur.
Siswa secara individu mengamati gambar-gambar/film video tentang Protista
mirip tumbuhan dan mirip jamur secara cermat.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 39

Eksplorasi:Siswa mengidentifikasi ciri-ciri Protista mirip tumbuhan dan
mirip jamur berdasarkan gambar atau video.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif dengan presentasi kelompok yang
dilengkapi kuis. Siswa lainnya bisa menanggapinya atau menjawab kuis.
Kelompok penyaji peresentasi memberikan penilaian kepada teman-
temannya yang berhasil menjawab pertanyaan kuis.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat berkaitan
dengan materi Protista mirip tumbuhan dan mirip jamur.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi
kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (15 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri,
klasifikasi, dan peranan Protista mirip tumbuhan maupun mirip jamur.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan ciri-ciri, klasifikasi, dan
peranan Protista mirip tumbuhan maupun mirip jamur.
Tindak lanjut: Penugasan membuat kultur Paramecium sp. di rumah dan
mempersiapkan bahan pratikum lainnya untuk pengamatan Protista pada
pertemuan KBM (kegiatan belajar mengajar) mendatang.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum pengamatan Protista.

3. Pertemuan ke-3
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang ciri-ciri Protista mirip
hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
Memotivasi: Menanyakan persiapan bahan-bahan praktikum yang di bawa
siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat praktik pengamatan
Protista dengan menggunakan mikroskop dan lup.
Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi kesempatan untuk
menanya bila tidak paham.
Guru menjelaskan kembali untuk mempertegas cara kerja praktikum yang
benar.
Eksplorasi:Siswa melakukan pengamatan Protista dari berbagai sumber
(misalnya air kolam, air rendaman jerami, air sungai, laut), dengan alat bantu
mikroskop dan lup.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 40

Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Elaborasi: Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk mendiskusikan
ciri-ciri Protista yang berhasil ditemukan.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi jenis Protista yang ditemukan siswa
berdasarkan identifikasi ciri-cirinya.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

d. Penutup (20 menit)
d. Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang jenis Protista yang
berhasil ditemukan.
e. Refleksi: Menanyakan ciri-ciri dari jenis Protista yang berhasil ditemukan
pada kegiatan pengamatan.
f. Tindak lanjut: Penugasan KTT (kegiatan tugas terstruktur) berupa membuat
laporan tertulis pengamatan Protest, mengerjakan latihan soal (uji
kompetensi dan latihan ulangan semester 1 pada buku paket.
g. Rencana pembelajaran selanjutnya: ulangan harian Protista, ulangan
semester 1, dan dimulai KBM semester 2.


G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 5.

2. Bahan Ajar:
Bahan presentasi,gambar-gambar Protista.
Bahan untuk eksperimen pengamatan Protista (misalnya, air kolam, air
rendaman jerami, air sungai, air got).
Protista makroskopis, misalnya ganggang awetan dalam botol.

3. Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player.
Peralatan untuk eksperimen pengamatan Protista (misalnya, mikroskop,
kaca objek cekung, lup).

H. Penilaian
1. Kognitif
a. Nilai dari sesama murid saat berlangsung pembelajaran kolaboratif (misalnya,
dari pemberian pertanyaan dalam bentuk kuis).
b. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
c. Ulangan harian.
Contoh soal:
Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri Protista adalah.....
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 41

a. uniseluler
b. multiseluler
c. heterotrof
d. prokariotik
e. eukariotik
Protozoa dan alga termasuk ke dalam kingdom Protista. Namun, Protozoa
berbeda dengan alga, karena alga bersifat .....
a. heterotrof
b. kemoautotrof
c. fotoautotrof
d. eukariotik
e. tidak memiliki alat gerak
Sporozoa yang menyebabkan keguguran janin pada ibu hamil adalah....
a. Plasmodium sp.
b. Toxoplasma gondii
c. Trichomonas vaginalis
d. Giardia lamblia
e. Leishmania donovani

2. Psikomotorik
Unjuk kerja, laporan tertulis praktik pengamatan Protista dan pembuatan kultur
Paramecium sp.

3. Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan praktikum di laboratorium.























Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 42

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK


Indikator:
Membuat kultur Paramecium sp. dan membuat gambar dari hasil pengamatannya
dengan mikroskop.
Membuat gambar organisme Protista baik yang mikroskopik maupun makroskopik
berdasarkan pengamatan langsung.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Pengamatan Protista
Tanggal Penilaian :
Kelas :


No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Skor Nilai
Persiapan
alat dan
bahan
Kesesuaian
pelaksanaan
dengan cara
kerja
Kontribusi
dalam teman
kelompok
Laporan
observasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.



Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 43

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor : 6
Kelas/Semester : X/2
Materi Pembelajaran : Jamur (Fungi)
Alokasi Waktu : 6 45 menit
Jumlah Pertemuan : 2 kali

A. Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri
dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

B. Indikator
3.6.1 Menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat, dan reproduksi jamur.
3.6.2 Mengklasifikasikan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-cirinya.
3.6.3 Menemukan contoh jamur yang merugikan dan menguntungkan berdasarkan
pengalamannya.
3.6.4 Menyebutkan contoh-contoh jamur baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan berdasarkan kajian literatur.

4.6.1 Membuat preparat segar jamur untuk diamati secara langsung dengan
mikroskop.
4.6.2 Menseketsa tubuh buah berbagai jenis jamur (misalnya, jamur merang dan jamur
kuping).
4.6.3 Membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif
1. Siswa dapat mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat
berperanan penting dalam kehidupan di bumi.
2. Siswa dapat mengubah sikap dan perilakunya untuk memanfaatkan jamur dalam
kehidupan, terutama sebagai sumber pangan.

Kognitif
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat, dan reproduksi jamur
berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka.
2. Siswa dapat mengklasifikasikan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-cirinya.
3. Siswa dapat menemukan contoh jamur yang merugikan dan menguntungkan
berdasarkan pengalamannya.
4. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh jamur baik yang menguntungkan maupun
yang merugikan berdasarkan kajian literatur.

Psikomotorik
Siswa dapat membuat preparat segar jamur untuk diamati secara langsung dengan
mikroskop melalui eksperimen.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 44

Siswa dapat menseketsa tubuh buah berbagai jenis jamur (misalnya, jamur merang
dan jamur kuping).
Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Banyak jenis jamur yang dibudidayakan, karena dapat dikonsumsi
dan bernilai ekonomi tinggi. Namun ada pula jamur yang merugikan karena
menyebabkan penyakit.

Jamur tiram Amanita muscaria Amanita phalloides

2. Materi Konsep:
Ciri-ciri jamur: eukariotik, heterotrof, dinding sel dari kitin, uniseluler/
multiseluler, tidak berklorofil, hidup secara saproba/parasit/simbiosis
mutualisme, reproduksi vegetatif (fragmentasi, spora aseksual) dan generatif
(spora seksual).
Klasifikasi
- Zygomycota, ciri-cirinya multiseluler, hifa tidak bersekat, senositik, tidak
memiliki tubuh buah, memiliki rizoid dan stolon, hidup
saproba/parasit/simbiosis mutualisme, reproduksi vegetatif (fragmentasi,
sporangiospora) dan generatif (zigospora).
- Ascomycota, ciri-cirinya uniseluler/multiseluler, hifa bersekat, tubuh buah
askokarp ada/tidak ada, hidup saproba/parasit/simbiosis mutualisme,
reproduksi vegetatif (pembelahan sel/pelepasan tunas, fragmentasi,
konidiospora) dan generatif (askospora).
- Basidiomycota: multiseluler, hifa bersekat, tubuh buah basidiokarp ada/tidak
ada, reproduksi vegetatif (konidiospora) dan generatif (basidiospora), hidup
saproba/parasit/simbiosis mutualisme.
- Deuteromycota: bereproduksi secara vegetatif, sedangkan reproduksi secara
generatif belum diketahui.
Simbiosis jamur dengan organisme lain: lichen dan mikorhiza (ektomikorhiza,
endomikorhiza).
Peranan
- Menguntungkan: makanan (campuran dalam masakan, pembuatan keju,
tempe, sufu, kecap, tauco), minuman (sake, tuak, anggur), obat, dan
antibiotik.
- Merugikan: menimbulkan penyakit pada manusia (ketombe, blastomikosis,
gatal), penyalit pada tumbuhan, pembusukan buah, makanan basi/busuk.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 45

Pembiakan/budidaya jamur bisa menggunakan medium serbuk kayu.

3. Materi Prinsip
Peranan jamur yang menguntungkan dan merugikan.

4. Materi Prosedural
Pengamatan struktur tubuh jamur.

E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran kolaboratif.
Ekplorasi perputakaan/internet.
Eksperimen

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
a. Pendahuluan (10 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan SMP tentang ciri-ciri jamur.
Memotivasi: Menayangkan gambar tempe yang merupakan jenis makanan
Indonesia, yang terbuat dari bahan kedelai dan jamur.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati gambar tempe sebagai jenis
makanan Indonesia, yang terbuat dari bahan kedelai dan jamur.
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisis jamur yang
bisa merubah kedelai menjadi tempe.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Eksplorasi:Siswa disuruh menjelaskan ciri-ciri jamur berdasarkan
pengalamannya (pernah melihat, memegang, atau memakan jamur). Siswa
disuruh menjelaskan peranan jamur berdasarkan eksplorasi pustaka atau
browsing materi di internet.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif dengan presentasi kelompok tentang
ciri-ciri, cara hidup, habitat,klasifikasi, cara bereproduksi, dan peranan
jamur.
Siswa bisa memberikan penilaian kepada sesama temannya yang aktif atau
yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang
ciri-ciri, cara hidup, habitat,klasifikasi, dan cara bereproduksi jamur.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi
kesimpulan utuh (secara demokratis).
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 46

Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (25 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri, cara
hidup, habitat,klasifikasi, cara bereproduksi jamur, dan peranan jamur.
Refleksi: memberikan pertanyaan ciri-ciri, cara hidup, habitat,klasifikasi,
cara bereproduksi, dan peranan jamur.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada buku paket fitur kuis
bio, diskusi, latihan soal (uji kompetensi).
Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum pengamatan jamur.

2. Pertemuan ke-2
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Bertanya pada siswa tentang berbagai macam bentuk, ukuran, dan
jenis jamur yang biasa ditemukan di lingkungan sekitar.
Memotivasi: Menanyakan persiapan praktikum pengamatan jamur.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat praktik pengamatan
jamur dengan menggunakan mikroskop dan lup.
Siswa mempelajari cara kerja praktikum pengamatan jamur.
Siswa dimotivasi/diberi kesempatan menanya tentang cara kerja praktikum.
Guru menjelaskan kembali untuk mempertegas cara kerja praktikum yang
benar.
Eksplorasi:Siswa melakukan kegiatan praktik pengamatan jamur.
Siswa dimotivasi/diberi kesempatan menanya tentang hasil praktikum
pengamatan jamur sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Elaborasi: Diskusi kelas membahas hasil pengamatan jamur.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
misalnya, bentuk dan struktur tubuh jamur mikroskopik maupun
makroskospik.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk
menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang struktur tubuh
jamur.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 47

Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan bentuk, ukuran, dan
struktur tubuh jamur.
Tindak lanjut: Penugasan KMTT (kegiatan mandiri tidak terstruktur) berupa
budidaya jamur di rumah/sekolah, membuat laporan tertulis.
Rencana pembelajaran selanjutnya:Dunia Tumbuhan (Plantae)

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 6.

2. Bahan Ajar:
Bahan presentasi,gambar-gambar jamur.
Bahan untuk eksperimen pengamatan jamur (misalnya jamur tempe, oncom,
jamur merang, jamur kuping, lichen (simbiosis jamur dengan ganggang).

3. Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player, fasilitas internet ( modem).
Peralatan untuk eksperimen pengamatan jamur (misalnya, mikroskop, kaca
objek).

H. Penilaian
1. Kognitif
Nilai dari sesama murid saat berlangsung pembelajaran kolaboratif
(misalnya, dari pemberian pertanyaan dalam bentuk kuis).
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Gambarkan struktur mikroskopis tubuh Rhizopus sp. lengkap dengan keterangan
bagian-bagiannya.
Tempe dan oncom merupakan produk asli Indonesia. Jelaskan perbedaan tempe
dengan oncom dalam hal bahan baku, nama jamur yang berperan, dan ciri-ciri
jamurnya.
Jelaskan persamaan dan perbedaan antara Ascomycota dengan Basidiomycota.

2. Psikomotorik
Unjuk kerja, laporan tertulis praktik pengamatan jamur, hasil eksplorasi
pustaka/internet.

3. Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan praktikum di laboratorium.






Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 48

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator:
Membuat preparat segar jamur untuk diamati secara langsung dengan mikroskop
melalui eksperimen.
Menseketsa tubuh buah berbagai jenis jamur (misalnya, jamur merang dan jamur
kuping).
Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Pengamatan Jamur
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Skor Nilai
Persiapan
alat dan
bahan
Kesesuaian
pelaksanaan
dengan cara
kerja
Kontribusi
dalam teman
kelompok
Laporan
tertulis
praktikum
1.
2.
3.
4.
5.
6.













Mengetahui, ..., Juli 2014
Kepala SMA/MA... Guru Mata Pelajaran Biologi,



...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................

--------------------
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 49

Nomor : 7
Kelas/Semester : X/2
Materi Pembelajaran : Dunia Tumbuhan (Plantae)
Alokasi Waktu : 12 45 menit
Jumlah Pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar
3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio
berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan
peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi.

4.7 Menyajikan data tentang morfologi dan peran tumbuhan pada berbagai aspek
kehidupan dalam bentuk laporan tertulis.


B. Indikator
3.7.1 Membandingkan ciri-ciri umum divisio dalam kingdom Plantae (tumbuhan).
3.7.2 Menjelaskan ciri-ciri tubuh, cara hidup, habitat, reproduksi tumbuhan lumut,
paku, dan tumbuhan berbiji.
3.7.3 Mengemukakan peranan berbagai tumbuhan berdasarkan pengalaman dan kajian
literatur.

4.7.1 Mengklasifikasikan berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekitar berdasarkan
pengamatan ciri-cirinya.
4.7.2 Membuat laporan tertulis hasil kegiatan pengamatan berbagai jenis tumbuhan di
lingkungan sekitar.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif
1. Siswa dapat mengagumi ciptaan Tuhan berbagai jenis tumbuhan yang memiliki
peranan penting dalam kehidupan di bumi.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku dalam eksploitasi dan pemanfaatan
berbagai jenis tumbuhan secara arif dan menjaga kelestariannya.

Kognitif
1. Siswa dapat membandingkan ciri-ciri umum divisio dalam kingdom Plantae
(tumbuhan) melalui pengamatan.
2. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri tubuh, cara hidup, habitat, reproduksi tumbuhan
lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
3. Siswa dapat mengemukakan peranan berbagai tumbuhan berdasarkan pengalaman
dan kajian literatur.

Psikomotorik
1. Siswa dapat mengklasifikasikan berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekitar
berdasarkan pengamatan ciri-cirinya.
2. Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil kegiatan pengamatan berbagai jenis
tumbuhan di lingkungan sekitar.

Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 50

D. Materi Pembelajaran:
1. Materi Fakta: Terdapat berbagai jenis tumbuhan di bumi yang dapat dimanfaatkan
sebagai penunjang kehidupan makhluk hidup lainnya.


Stratum A = lapisan tajuk (kanopi) hutan paling atas yang dibentuk oleh
pepohonan dengan tinggi lebih dari 30 meter.
Stratum B = lapisan tajuk ke dua dari atas yang dibentuk oleh pepohonan dengan
tinggi 20 30 meter.
Stratum C = lapisan tajuk ke tiga dari atas yang dibentuk oleh pepohonan dengan
tinggi 4 20 meter.
Stratum D = lapisan tajuk ke empat dari atas yang dibentuk oleh spesies
tumbuhan semak dan perdu dengan tinggi 1 4 meter.

2. Materi Konsep:
Ciri-ciri tumbuhan: eukariotik; multiseluler; dinding sel dari selulosa;
berklorofil; berfotosintesis; memiliki akar, batang, daun; menyimpan cadangan
makanan; bereproduksi secara vegetatif dan generatif.
Tumbuhan terdiri atas Bryophyta (lumut), Pteridophyta (paku), Spermatophyta
(berbiji).
Lumut memiliki ciri-ciri: tubuh berbentuk peralihan antara talus dengan kormus,
tidak memiliki pembuluh angkut, metagenesis, gametofit lebih dominan daripada
sporofit, menghasilkan spora, habitat tempat yang lembap.
Tumbuhan paku, ciri-cirinya bentuk tubuh kormus, memiliki rizom dan
pembuluh angkut, metagenesis, sporofit lebih dominan daripada gametofit,
menghasilkan spora, daun muda menggulung, batang bercabang, habitat
terutama tempat yang lembap.
Tumbuhan Berbiji
- Gymnospermae, ciri-cirinya bakal biji tidak dilindungi daun buah, memiliki
trakeid dan strobilus, pembuahan tunggal.
D
E
A
B
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 51

- Angiospermae, ciri-cirinya bakal biji dilindungi daun buah, memiliki xilem
dan floem, berbunga, reproduksi vegetatif dan generatif.
Peranan Tumbuhan
- Lumut: bahan pembalut, obat, dan bahan bakar.
- Tumbuhan paku: tanaman hias, obat, sayuran, pupuk, pembuatan petasan,
bahan penggosok, dan tiang bangunan.
- Tumbuhan berbiji: tanaman hias, bahan makanan, obat, bahan industri, kayu
bangunan, dan gulma.

3. Materi Prinsip
Perbedaan tumbuhan lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.

4. Materi Prosedural
Praktikum pengamatan tumbuhan lumut, paku, dan tumbuhan berbiji .

E. Metode Pembelajaran:
Pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kolaboratif.
Eksperimen

F. Kegiatan Pembelajaran:
1. Pertemuan ke-1
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang ciri-ciri umum tumbuhan.
Memotivasi: Menunjukkan gambar/film video berbagai macam jenis
tumbuh-tumbuhan pada hutan hujan tropis.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisisgambar/ film
video berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan pada hutan hujan tropis.
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisisgambar/
film video secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Guru membentuk siswa menjadikelompok kecil (misalnya, 4 orang) dengan
tingkat kepandaian yang seimbang antar kelompok.
Eksplorasi: Siswa dalam kelompok kecil mengemukakan pendapatnya
sesuai dengan pengetahuannya berkaitan dengan materi yang dibahas
(lumut dan paku) berdasarkan pengalamannya sehari-hari dan kajian
pustaka.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 52

Elaborasi: Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman
sekelompok) tentang materi yang dibahas, yaitu lumut (Bryophyta) dan
paku (Pteridophyta).
Tanya jawab secara lisan oleh guru tentang lumut (Bryophyta) dan paku
(Pteridophyta).
Pembelajaran kolaboratif materi yang sulit dengan presentasi kelompok
tentang metagenesis (pergiliran keturunan) lumut dan paku. Siswa lainnya
bisa bertanya dan temannya boleh mencoba menjawab.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang
lumut (Bryophyta) dan paku (Pteridophyta).
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari
kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang persamaan dan
perbedaan ciri-ciri morfologi dan anatomi tumbuhan lumut dengan paku.
Refleksi: Memberikan kuis berkaitan dengan ciri-ciri tumbuhan lumut dan
paku.
Tindak lanjut:Penugasan menanam tumbuhun paku sebagai tanaman hias di
rumah.
Rencana pembelajaran selanjutnya:Praktikum pengamatan tumbuhan lumut
dan paku.

2. Pertemuan ke-2
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan tentang ciri-ciri umum tumbuhan lumut
dan paku berdasarkan pengetahuan dan pengalaman siswa sehari-hari.
Memotivasi: Menanyakan persiapan praktikum tumbuhan lumut dan paku.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Siswa mempersiapkan peralatan praktikum pengamatan lumut dan paku.
Eksplorasi: Siswa melakukan pengamatan lumut dan paku sesuai dengan
petunjuk cara kerja praktikum secara berkelompok.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin
tahu.
Elaborasi: Diskusi kelompok dilanjutkan diskusi kelas tentang persamaan dan
perbedaan antara lumut dengan paku, klasifikasi, dan peranan tumbuhan lumut
dan paku.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 53

Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang
persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi dan anatomi tumbuhan lumut
dengan paku.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang persamaan dan
perbedaan ciri-ciri morfologi dan anatomi tumbuhan lumut dengan paku,
klasifikasi, peranannya.
Refleksi: Memberikan kuis berkaitan dengan ciri-ciri lumut dan paku.
Tindak lanjut: Mengerjakan soal-soal latihan dari buku teks tentang lumut dan
paku.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Spermatophyta (tumbuhan berbiji).

3. Pertemuan ke-3
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang ciri-ciri umum tumbuhan
berbiji.
Memotivasi: Guru menayangkan gambar/film video berbagai macam
tumbuhan berbunga.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisisgambar/ film video
berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan berbunga/berbiji.
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisisgambar/ film
video secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Membentuk kelompok kecil (misalnya, 4 orang) dengan tingkat kepandaian
yang seimbang antar kelompok.
Eksplorasi: Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman
sekelompok) tentang materi yang dibahas, yaitu tumbuhan berbiji
(Spermatophyta), yang meliputi Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif materi yang sulit dengan presentasi
kelompok tentang siklus hidup Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Siswa lainnya bisa bertanya
dan temannya boleh mencoba menjawab.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 54

Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang
Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan
berbiji tertutup).
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang Gymnospermae
(tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
Refleksi: memberikan pertanyaan berkaitan Gymnospermae (tumbuhan
berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
Tindak lanjut: Penugasan KTT (kegiatan tugas terstruktur) melakukan survei
ke suatu tempat yang banyak ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan untuk
mengidentifikasi ciri-cirinya dan mendata nama jenis tumbuhannya, serta
membuat laporannya secara tertulis.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum pengamatan tumbuhan berbiji
terbuka dan tertutup (monokotil dan dikotil).

4. Pertemuan ke-4
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang perbedaan tumbuhan berbiji
Gymnospermae dengan Angiospermae; tumbuhan Angiospermae
(monokotil dengan dikotil).
Memotivasi: Menanyakan persiapan praktikum tumbuhan berbiji
Gymnospermae dan Angiospermae (monokotil dan dikotil).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat praktik pengamatan
tumbuhan berbiji Gymnospermae dan Angiospermae (monokotil dan
dikotil).
Siswa mempelajari cara kerja praktikum pengamatan tumbuhan berbiji
Gymnospermae dan Angiospermae (monokotil dan dikotil).
Eksplorasi: Siswa melakukan kegiatan praktik pengamatan tumbuhan berbiji
Gymnospermae dan Angiospermae (monokotil dan dikotil).
Siswa dimotivasi/diberi kesempatan menanya tentang hasil pengamatannya.
Elaborasi: Siswa berdiskusi tentang persamaan dan perbedaan ciri-ciri
morfologi dan anatomi tumbuhan berbiji Gymnospermae dengan
Angiospermae; tumbuhan Angiospermae (monokotil dengan dikotil).
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 55

Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang
persamaan/ perbedaan ciri-ciri tumbuhan berbiji Gymnospermae dengan
Angiospermae; tumbuhan monokotil dengan dikotil.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang persamaan dan
perbedaan ciri-ciri morfologi dan anatomi tumbuhan berbiji Gymnospermae
dengan Angiospermae; tumbuhan Angiospermae (monokotil dengan
dikotil).
Refleksi: Memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan
persamaan/perbedaan tumbuhan berbiji Gymnospermae dengan
Angiospermae; tumbuhan monokotil dengan dikotil.
Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis praktikum tentang
pengamatan tumbuhan berbiji, mengerjakan soal-soal latihan di buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya:Dunia Hewan (Animalia)

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 7.

2. Bahan Ajar:
Bahan presentasi,gambar/film video tentang stratifikasi hutan hujan tropis
dan berbagai jenis tumbuhan.
Bahan untuk praktikum pengamatan tumbuhan (misalnya lumut, paku, dan
tumbuhan berbiji).

3. Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player, fasilitas internet ( modem).
Peralatan untuk praktikumpengamatan tumbuhan (misalnya, mikroskop,
kaca objek, lup).

H. Penilaian
1. Kognitif
Nilai dari sesama murid saat berlangsung pembelajaran kolaboratif
(misalnya, dari pemberian pertanyaan dalam bentuk kuis).
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri kelompok Plantae adalah ....
a. memiliki klorofil
b. eukariotik
c. memiliki dinding sel
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 56

d. tubuh multiseluler
e. memiliki pembuluh angkut
Seorang siswa menemukan tumbuhan kecil yang tumbuh tegak di pagar
tembok dengan ciri-ciri berukuran sekitar 1 cm, memiliki akar sederhana
berbentuk benang, daunnya sangat kecil, di bagian ujung atas terdapat
struktur berbentuk bulat lancip berwarna kecokelatan. Tumbuhan
tersebut adalah....
a. Spermatophyta
b. Gymnospermae
c. Angiospermae
d. Pteridophyta
e. Bryophyta
Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri, yaitu .
a. memiliki bagian-bagian bunga berjumlah 3 atau kelipatannya
b. ujung akar tidak dilindungi oleh koleoriza
c. ujung batang dilindungi oleh koleoptil
d. tipe ikatan pembuluh angkut kolateral tertutup
e. letak xilem dan floem tersebar

2. Psikomotorik
Unjuk kerja dan laporan tertulis praktik pengamatan tumbuhan di
laboratorium, dan hasil survei tumbuhan di lapang.
Laporan tertulis hasil survei kesuatu tempat untuk mengidentifikasi ciri-ciri
berbagai jenis tumbuhan (lumut, paku, tumbuhan berniji terbuka dan
tumbuhan berbiji tertutup.

3. Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan praktikum di laboratorium.



















Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 57

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :
Mengklasifikasikan berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekitar berdasarkan
pengamatan ciri-cirinya.
Membuat laporan tertulis hasil kegiatan pengamatan berbagai jenis tumbuhan di
lingkungan sekitar.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Pengamatan Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta
Tanggal Penilaian :
Kelas :



No.
Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Skor Nilai
Persiapan
alat dan
bahan
Kesesuaian
pelaksanaan
dengan cara
kerja
Kontribu
si dalam
teman
kelompok
Laporan
tertulis
praktikum di
laboratorium
Laporan
tertulis
hasil
survei
1.
2.
3.
4.
5.
6.














Mengetahui, ..., Juli 2014
Kepala SMA/MA... Guru Mata Pelajaran Biologi,



...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................

--------------------

Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 58


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor : 8
Kelas/Semester : X/2
Materi Pembelajaran : Dunia Hewan (Animalia)
Alokasi Waktu : 12 45 menit
Jumlah Pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar:
3.8 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum
berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam
kehidupan.

4.8 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh
hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis.

B. Indikator
3.8.1 Membandingkan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Animalia (hewan).
3.8.2 Menjelaskan habitat, cara hidup, ciri-ciri tubuh, cara reproduksi, peranannya
bagi kehidupan berbagai hewan invertebrata.
3.8.3 Menjelaskan habitat, cara hidup, ciri-ciri tubuh, cara reproduksi, peranannya
bagi kehidupan berbagai hewan vertebrata.

4.8.1 Membuat tabel kompleksitas proses fisiologis berbagai jenis hewan invertebrata
dari pengamatan gambar.
4.8.2 Menseketsa bentuk tubuh dan kompleksitas sistem organ berbagai jenis hewan
vertebrata melalui pengamatan pada praktik pembedahan hewan.
4.8.3 Membuat tabel perbedaan kompleksitas sistem organ berbagai jenis hewan
vertebrata berdasarkan pengamatan objek maupun gambar.


C. Tujuan Pembelajaran:
Afektif
1. Siswa dapat mengagumi ciptaan Tuhan berbagai jenis hewan yang memiliki peranan
penting dalam kehidupan di bumi.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap dalam eksploitasi dan pemanfaatan berbagai jenis
hewan secara arif dan menjaga kelestariannya.

Kognitif
1. Siswa dapat membandingkan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Animalia
(hewan).
2. Siswa dapat menjelaskan habitat, cara hidup, ciri-ciri tubuh, cara reproduksi,
peranannya bagi kehidupan berbagai hewan invertebrata.
3. Siswa dapat menjelaskan habitat, cara hidup, ciri-ciri tubuh, cara reproduksi,
peranannya bagi kehidupan berbagai hewan vertebrata.


Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 59

Psikomotorik
1. Siswa dapat membuat tabel kompleksitas proses fisiologis berbagai jenis hewan
invertebrata dari pengamatan gambar.
2. Siswa dapat menseketsa bentuk tubuh dan kompleksitas sistem organ berbagai jenis
hewan vertebrata melalui pengamatan pada praktik pembedahan hewan.
3. Siswa dapat membuat tabel perbedaan kompleksitas sistem organ berbagai jenis
hewan vertebrata berdasarkan pengamatan objek maupun gambar.

D. Materi Pembelajaran:
1. Materi Fakta: Berbagai jenis hewan hidup di bumi.

Siput Burung
Capung Kelinci

2. Materi Konsep:
Ciri-ciri Animalia: eukariotik, multiseluler, tidak berdinding sel, tidak
berklorofil, heterotrof, menggerakkan tubuh untuk mencari makan dan
pertahanan diri terhadap musuh.
Hewan invertebrata terdiri dari beberapa filum:
- Porifera, tidak memiliki jaringan sejati, hidup di air laut/tawar, tubuh
berpori-pori, contohnya hewan spons.
- Cnidaria, memiliki rongga tubuh gastrovaskuler dan alat sengat, contohnya
ubur-ubur, hewan terumbu karang.
- Ctenophora, dikenal sebagai ubur-ubur sisir, tidak memiliki alat sengat,
hidup di laut, contohnya Neis cordigera.
- Platyhelminthes, cacing berbentuk pipih, tidak berongga tubuh, hidup
bebas/parasit, contohnya cacing hati.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 60

- Nematoda, cacing gilik, hidup bebas/parasit, contohnya cacing kremi dan
cacing perut.
- Annelida, cacing yang tubuhnya beruas-ruas, hidup bebas di air/di darat,
contohnya cacing tanah dan lintah.
- Mollusca, bertubuh lunak, tidak beruas-ruas, bercangkang/tidak, contohnya
bekicot, kerang, cumi-cumi.
- Arthropoda, tubuh dan kaki beruas-ruas; hidup bebas/ parasit/ simbiosis;
contohnya laba-laba, luing, belalang, udang.
- Echinodermata, hewan berkulit duri, hidup di laut, contohnya bintang laut,
landak laut, dan mentimun laut.
Chordata
- Urochordata (Tunicata): Ascidiacea (contohnya, sea squirt/hewan
penyemprot laut), Thaliacea (contohnya Pyrosoma sp.), Larvacea
(contohnya, Oikopleura sp.).
- Cephalochordata (lancelet), contohnya, Amphioxus sp.
- Vertebrata: Pisces (ikan), Amphibia, Reptilia, Aves (burung), Mammalia.
Pisces (ikan), ciri-cirinya bernapas dengan insang/dilengkapi labirin; memiliki
gelembung renang; bersisik; gurat sisi; jantung dua ruangan; peredaran darah
tertutup tunggal; poikiloterm; alat ekskresi ginjal; alat pencernaan makanan
lengkap (mulut faring esofagus lambung usus rektum anus);
contohnya kuda laut, ikan lele, bandeng.
Amphibia, ciri-cirinya kulit lunak dan basah; alat pernapasan insang, paru-paru,
kulit; jantung tiga ruangan, peredaran darah tertutup ganda; poikiloterm; alat
ekskresi ginjal; alat pencernaan lengkap dari mulut hingga kloaka; contohnya
salamander dan katak.
Reptilia, ciri-cirinya kulit kering dan bersisik; alat pernapasan paru-paru; jantung
empat ruangan; peredaran darah tertutup ganda; alat ekskresi ginjal; alat
pencernaan lengkap mulai dari mulut hingga kloaka; poikiloterm; contohnya
kadal, penyu, buaya.
Aves (burung), ciri-cirinya tubuh berbulu; homoioterm; alat pencernaan lengkap
(mulut esofagus tembolok lambung kelenjar empedal usus halus usus
besar kloaka); mulut berparuh; memiliki alat suara siring, pundi-pundi udara,
sayap; jantung empat ruangan; peredaran darah tertutup ganda; alat pernapasan
paru-paru; alat ekskresi ginjal; contohnya ayam, beo, merpati, penguin.
Mammalia, ciri-cirinya hewan menyusui; berambut; alat pencernaan lengkap
mulai dari mulut hingga anus; homoioterm; bernapas dengan paru-paru; jantung
empat ruangan; peredaran darah tertutup ganda; alat ekskresi ginjal; contohnya
tikus, gajah, monyet.
Peranan Hewan
- Menguntungkan: bahan makanan (daging sapi, ikan, udang, telur), obat
(madu, minyak ular), bahan sandang (sutera, kulit hewan untuk jaket dan
sepatu).
- Merugikan: hama tanaman, vektor suatu penyakit, penyakit cacingan.

2. Materi Prinsip
Hewan memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia.

Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 61

3. Materi Prosedural
Pengamatan dan bedah hewan vertebrata.

E. Metode Pembelajaran:
Pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kolaboratif.
Praktikum

F. Kegiatan Pembelajaran:
1. Pertemuan ke-1
a. Pendahuluan(10 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang ciri-ciri hewan dan
klasifikasinya.
Memotivasi: Guru memperlihatkansampel hewan/gambar/film video
berbagai jenis hewan yang hidup di lingkungan sekitar (misalnya ayam dan
ulat).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis sampel
hewan/gambar/ film video berbagai jenis hewan yang hidup di lingkungan
sekitar (misalnya ayam dan ulat).
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisis sampel
hewan/gambar/ film video secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Membentuk kelompok kecil (misalnya, 4 orang) dengan tingkat kepandaian
yang seimbang antar kelompok.
Eksplorasi: Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman
sekelompok) tentang materi yang dibahas, yaitu Porifera, Cnidaria,
Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif materi yang sulit dengan presentasi
kelompok tentang siklus hidup ubur-ubur dan cacing. Siswa lainnya bisa
bertanya dan temannya boleh mencoba menjawab.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang
Porifera, Cnidaria, Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.



Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 62

c. Penutup (25 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang Porifera, Cnidaria,
Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda.
Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis) berkaitan dengan Porifera, Cnidaria,
Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda.
Tindak lanjut: Penugasan KTT (kegiatan tugas terstruktur) melakukan survei
ke suatu tempat di lingkungan sekitar untuk menemukan berbagai jenis
hewan invertebrata dan membuat laporannya sacara tertulis.
Rencana pembelajaran selanjutnya: invertebrata (Annelida,Mollusca,
Arthropoda, Echinodermata).

2. Pertemuan ke-2
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan tentang ciri-ciri Annelida, Mollusca,
Arthropoda, dan Echinodermata.
Memotivasi: Guru memperlihatkan sampel hewan/gambar/film video tentang
Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata yang hidup di
lingkungan sekitar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti(100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati sampel hewan/gambar/ film video
tentang Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata yang hidup di
lingkungan sekitar.
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisis sampel
hewan/gambar/ film video secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Membentuk kelompok kecil (misalnya, 4 orang) dengan tingkat kepandaian
yang seimbang antar kelompok.
Eksplorasi: Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman
sekelompok) tentang materi yang dibahas, yaitu Annelida, Mollusca,
Arthropoda, Echinodermata.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif materi yang sulit dengan presentasi
kelompok tentang proses metamorfosis serangga dan perbedaan anggota
subfilum Arthropoda (Chelicerata, Myriapoda, Crustacea, Hexapoda). Siswa
lainnya bisa bertanya atau menanggapinya.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang
Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata.Secara klasikal siswa
menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi
kesimpulan utuh (secara demokratis).
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 63

Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup(20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang Annelida,
Mollusca, Arthropoda, Echinodermata.
Refleksi: memberikan pertanyaan (kuis) berkaitan dengan Annelida,
Mollusca, Arthropoda, Echinodermata.
Tindak lanjut: Penugasan KMTT (kegiatan mandiri tidak terstruktur)
pengamatan secara langsung proses metamorfosis serangga (mulai dari ulat
hingga menjadi kupu-kupu) yang hidup di suatu tanaman dan membuat
laporannya secara tertulis.

3. Pertemuan ke-3
a. Pendahuluan(15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan tentang perbedaan ciri-ciri hewan yang
termasuk vertebrata, seperti Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan
Mammalia.
Memotivasi: Guru memperlihatkan gambar/film video tentang contoh-contoh
hewan vertebrata yang hidup di lingkungan sekitar, misalnya ikan, katak,
kadal, ayam, dan kucing.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti(100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati gambar/film video tentang contoh-
contoh vertebrata yang hidup di lingkungan sekitar, misalnya ikan, katak,
kadal, ayam, dan kucing.
Siswa secara individu melakukan pengamatan gambar/ film video secara
cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Membentuk kelompok kecil (misalnya, 4 orang) dengan tingkat kepandaian
yang seimbang antar kelompok.
Eksplorasi: Siswa anggota kelompok kecil mengemukakan pendapatnya
berkaitan dengan materi yang dibahas yaitu vertebrata, sesuai dengan
pengetahuannya/ pengalamannya.
Elaborasi: Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman
sekelompok) tentang materi yang dibahas, yaitu vertebrata. Dilanjutkan
diskusi kelas.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang
vertebrata.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 64

Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup(20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang vertebrata.
Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis) berkaitan dengan vertebrata.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket teks
dan latihan soal.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum bedah hewan vertebrata.

4. Pertemuan ke-4
a. Pendahuluan(15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang cara membedah hewan.
Memotivasi: Menanyakan jenis dan keadaan hewan vertebrata yang akan
dibedah.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti(100 menit)
Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan praktik
pembedahan hewan vertebrata (misalnya ikan, katak, kadal, burung, dan
tikus putih).
Guru menjelaskan cara kerja membedah hewan vertebrata dengan benar.
Eksplorasi: Siswa melakukan kegiatan pengamatan dan pembedahan hewan
vertebrata .
Siswa dimotivasi/diberi kesempatan menanya tentang hasil praktikum
pembedahan hewan vertebrata sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Elaborasi: Mendiskusikan hasil pengamatan dan pembedahan hewan
vertebrata seperti morfologi, anatomi, dan membandingkan perbedaan
kompleksitas alat-alat tubuh (sistem organ).
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi tentang morfologi, anatomi, nama-nama
organ dan sistem organ pada anatomi vertebrata.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup(20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang morfologi,
anatomi, dan perbedaan kompleksitas alat-alat tubuh.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan morfologi, anatomi, dan
perbedaan kompleksitas alat-alat tubuh (sistem organ).
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 65

Tindak lanjut: Penugasan setiap kelompok membuat laporan tertulis praktik
bedah hewan vertebrata.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Ekologi

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 8.

2. Bahan Ajar:
Sampel hewan, gambar/film video tentang hewan invertebrata maupun
vertebrata.
Bahan untuk praktikum pembedahan hewan (ikan, katak, kadal, burung,
tikus putih), dan zat pembius (kloroform).

3. Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player, fasilitas internet ( modem).
Sarung tangan karet, masker kain (penutup hidung)
Peralatan bedah hewan (sepertipapan bedah, pisau, gunting, pinset), lup, dan
kamera.

H. Penilaian
1. Kognitif
Nilai dari pemberian pertanyaan/kuis.
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Gambarkan skema siklus hidup Obelia pada fase reproduksi seksual
maupun aseksual.
Jelaskan siklus hidup Ascaris lumbricoides (cacing perut).
Jelaskan perbedaan antara Pisces dengan Amphibia mengenai ciri-ciri
fisik tubuhnya, sistem pencernaan makanan, sistem respirasi, dan sistem
peredaran darah.

2. Psikomotorik
Unjuk kerja, laporan tertulis hasil praktikum bedah hewan.
Laporan tertulis hasil survei penemuan berbagai jenis hewan invertebrata.
Laporan tertulis tugas mandiri: Hasil pengamatan langsung proses
metamorfosis serangga yang hidup di suatu tanaman.

3. Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan praktikum di laboratorium.





Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 66

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK


Indikator:
Membuat tabel kompleksitas proses fisiologis berbagai jenis hewan invertebrata dari
pengamatan gambar.
Menseketsa bentuk tubuh dan kompleksitas sistem organ berbagai jenis hewan
vertebrata melalui pengamatan pada praktik pembedahan hewan.
Membuat tabel perbedaan kompleksitas sistem organ berbagai jenis hewan
vertebrata berdasarkan pengamatan objek maupun gambar.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Bedah Hewan Vertebrata (Pengamatan Morfologi dan Anatomi)
Tanggal Penilaian :
Kelas :


No.
Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Skor Nilai
Persiapan
alat dan
bahan
Kesesuaian
pelaksanaan
dengan cara
kerja
Kontribusi
dalam teman
kelompok
Laporan
tertulis
praktikum di
laboratorium
1.
2.
3.
4.
5.
6.












Mengetahui, ..., Juli 2014
Kepala SMA/MA... Guru Mata Pelajaran Biologi,



...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................

--------------------

Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 67

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor : 9
Kelas/Semester : X/2
Materi Pembelajaran : Ekologi
Alokasi Waktu : 6 45 menit
Jumlah Pertemuan : 2 kali

A. Kompetensi Dasar:
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua
interaksi yang berlangsung didalamnya.

4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan jejaring makanan
yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk
media.

B. Indikator
3.9.1 Menganalisis peranan komponen-komponen ekosistem dalam aliran energi dan
daur biogeokimia.
3.9.2 Menjelaskan interaksi antara komponen biotik dengan komponen biotik lainnya
dalam ekosistem.
3.9.3 Membedakan tipe piramida ekologi.
3.9.4 Mengemukakan terjadinya dinamika komunitas akibat perubahan ekosistem.


4.9.1 Membuat media diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan yang terjadi
pada suatu ekosistem.
4.9.2 Membuat media charta daur biogeokimia (siklus nitrogen/ siklus karbon/ siklus
sulfur/ siklus fosfor) dari kajian literatur.
4.9.3 Menggunakan media charta daur biogeokimia untuk presentasi di kelas.


C. Tujuan Pembelajaran:
Afektif
1. Siswa dapat menyadari dan mengagumi keteraturan dan kompleksitas siklus energi
dan daur biogeokimia sebagai ciptaan Tuhan.
2. Siswa dapat mengubah perilaku untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian
hubungan interaksi antarkomponen ekosistem.

Kognitif
1. Siswa dapat menganalisis peranan komponen-komponen ekosistem dalam aliran
energi dan daur biogeokimia.
2. Siswa dapat menjelaskan interaksi antara komponen biotik dengan komponen biotik
lainnya dalam ekosistem.
3. Siswa dapat membedakan tipe piramida ekologi.
4. Siswa dapat mengemukakan terjadinya dinamika komunitas akibat perubahan
ekosistem.


Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 68

Psikomotorik
1. Siswa dapat membuat media diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan
yang terjadi pada suatu ekosistem.
2. Siswa dapat membuat media charta daur biogeokimia (siklus nitrogen/ siklus
karbon/ siklus sulfur/ siklus fosfor) dari kajian literatur.
3. Siswa dapat menggunakan media charta daur biogeokimia untuk presentasi di
kelas/belajar di rumah.

D. Materi Pembelajaran:
1. Materi Fakta: Terjadi hubungan saling ketergantunganantara makhluk hidup
dengan lingkungan tak hidup di dalam suatu ekosistem.

Gurun
Sawah

2. Materi Konsep:
Komponen ekosistem:
- Komponen abiotik (udara, air, tanah, garam mineral, sinar matahari, suhu,
kelembapan, pH).
- Komponen biotik (bakteri, jamur, ganggang, tumbuhan, hewan, manusia).
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 69

Interaksi antarspesies: netralisme, kompetisi, komensalisme, amensalisme,
parasitisme, predasi, protokooperasi, mutualisme.
Aliran energi dan siklus materi dalam ekosistem terjadi melalui rantai makanan
dan jaring-jaring makanan.
Piramida ekologi: piramida jumlah, piramida biomassa, piramida energi.
Produktivitas: produktivitas primer dan sekunder.
Daur biogeokimia: daur karbon, nitrogen, air, fosfor, dan belerang.
Dinamika Komunitas
- Perubahan komunitas siklis, terjadi pada periode tertentu, tetapi mudah
kembali ke keadaan yang hampir sama dengan keadaan sebelumnya.
- Perubahan komunitas non-siklis adalah perubahan komunitas yang terjadi
secara drastis dengan kondisi komunitas cenderung berubah secara
permanen.
Suksesi
- Suksesi primeradalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang
mula-mula tidak bervegetasi atau lahan yang pernah bervegetasi, tetapi
mengalami gangguan berat hingga komunitas asal hilang secara total atau
tidak ada lagi kehidupan.
- Suksesi sekunder adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang
pada awalnya telah bervegetasi sempurna, kemudian mengalami kerusakan,
tetapi tidak sampai menghilangkan komunitas asal secara total.

3. Materi Prinsip
Dalam ekosistem terjadi hubungan saling ketergantungan (timbal balik) antara
komponen biotik dengan komponen abiotik.
Dalam ekosistem terjadi siklus materi dan arus energi.

4. Materi Prosedural
Mendata komponen biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem di lingkungan
sekitar.

E. Metode Pembelajaran:
Pembelajaran kolaboratif.
Diskusi kelas
Observasi

F. Kegiatan Pembelajaran:
1. Pertemuan ke-1
a. Pendahuluan(15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang komponen ekosistem biotik
dan abiotik.
Memotivasi: Guru memperlihatkan gambar/film video tentang contoh
ekosistem dengan komponen biotik dan abiotik (misalnya gurun).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 70

b. Kegiatan Inti(100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar/film video
tentang contoh ekosistem dengan komponen biotik dan abiotiknya (misalnya
gurun).
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisisgambar/ film
video secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Eksplorasi:Siswa bekerja sama dengan teman sekelompoknya melakukan
observasi ke lingkungan sekitar (misalnya, kebun, kolam halaman sekolah)
untuk mendata komponen abiotik dan biotik.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya setelah melakukan
observasi ekosistemdi lingkungan sekitar.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif dengan presentasi kelompok yang
dilengkapi kuis tentang komponen ekosistem, interaksi antar spesies, rantai
makanan/jaring-jaring makanan, piramida ekologi, dan produktivitas. Siswa
lainnya menanggapi, bertanya, atau menjawab pertanyaan kuis untuk
mendapatkan penilaian dari teman sesama.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang
komponen ekosistem, interaksi antar spesies, rantai makanan/jaring-jaring
makanan, piramida ekologi, dan produktivitas.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup(20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang komponen
ekosistem, interaksi antar spesies, rantai makanan/jaring-jaring makanan,
piramida ekologi, dan produktivitas.
Refleksi: memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
komponen ekosistem, interaksi antar spesies, rantai makanan/jaring-jaring
makanan, piramida ekologi, dan produktivitas.
Tindak lanjut: Penugasan KMTT (kegiatan mandiri tidak terstruktur) proyek
melakukan penelitian berkaitan dengan interaksi antar spesies (misalnya,
kompetisi antara tanaman jagung dengan rumput di suatu kebun).
Rencana pembelajaran selanjutnya: Daur biogeokimia, perubahan komunitas
dan suksesi.

2. Pertemuan ke-2
a. Pendahuluan(15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang siklus biogeokimia di alam,
contohnya siklus air.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 71

Memotivasi: Menunjukkan gambar skema terjadinya hujan yang merupakan
bagian dari siklus air.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti(100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar skema
terjadinya hujan yang merupakan bagian dari siklus air.
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisisgambar
skema terjadinya hujan pada siklus air.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Eksplorasi:Siswa disuruh mencoba menjelaskan keterlibatan unsur
tumbuhan, hewan dan manusia dalam siklus karbon.
Elaborasi: Pembelajaran kolaborasi melalui presentasi kelompok dengan
media diagram daur biogeokimia (misalnya, daur karbon, nitrogen, air,
fosfor, dan belerang).
Diskusi kelas dengan presentasi kelompok untuk membahas permasalahan
yang berkaitan dengan perubahan komunitas dan suksesi. Siswa lainnya
menanggapi, bertanya, atau menjawab pertanyaan kuis.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang
daur biogeokimia (misalnya, daur karbon, nitrogen, air, fosfor, dan belerang),
perubahan komunitas dan suksesi.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup(20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang daur biogeokimia
(misalnya, daur karbon, nitrogen, air, fosfor, dan belerang), perubahan
komunitas dan suksesi.
Refleksi: Memberikan pertanyaan yang terdapat pada fitur berupa kuis,
diskusi, dan soal-soal latihan dari buku teks.
Tindak lanjut: Membuat beberapa lukisan daur biogeokimia (misalnya, daur
karbon, nitrogen, air, fosfor, dan belerang) sebagai KTT (kegiatan tugas
terstruktur). Mengerjakan soal-soal latihan buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya:Perubahan dan Pelestarian Lingkungan
Hidup.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 9.

2. Bahan Ajar:
Gambar/film videotentang contoh ekosistem dengan komponen biotik dan
abiotiknya.
Gambar skema daur biogeokimia.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 72

3. Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player, fasilitas internet ( modem).

H. Penilaian
1. Kognitif
Nilai dari pemberian pertanyaan/kuis.
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Jelaskan hubungan antara topografi dengan keadaan suhu dan
kelembapan.
Jelaskan jenis interaksi antara spesies berikut, dan sebutkan contohnya.
a. Protokooperasi
b. Simbiosis mutualisme
Buatlah contoh jaring-jaring makanan yang terjadi di danau.
2. Psikomotorik
Unjuk kerja, laporan tertulis hasil observasi ke lingkungan sekitar (misalnya,
kebun, kolam halaman sekolah).

3. Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar dan observasi ekosistem di
lingkungan sekitar.

























Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 73

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK


Indikator:
Membuat media charta daur biogeokimia (siklus nitrogen/ siklus karbon/ siklus
sulfur/siklus fosfor) dari kajian literatur.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Membuat media charta daur biogeokimia
Tanggal Penilaian :
Kelas :


No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Skor Nilai Kesesuaian
materi
Model skema
daur
biogeokimia
Perpaduan
warna
Ketepatan
waktu
penyelesaian
1.
2.
3.
4.
5.
6.

















Mengetahui, ..., Juli 2014
Kepala SMA/MA... Guru Mata Pelajaran Biologi,



...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................

--------------------

Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 74


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor : 10
Kelas/Semester : X/2
Materi Pembelajaran : Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Alokasi Waktu : 9 45 menit
Jumlah Pertemuan : 3 kali

A. Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan
tersebut bagi kehidupan.
4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang
limbah dan upaya pelestarian lingkungan.

B. Indikator
3.10.1 Mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab berbagai pencemaran.
3.10.2 Memprediksi dampak negatif dari pencemaran udara di atmosfer terhadap bumi.
3.10.3 Mengemukakan penanganan berbagai jenis limbah (cair, gas, padat, B3).

4.10.1 Memproduksi daur ulang limbah yang dapat bermanfaat bagi kehidupan.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif
1. Siswa dapat mengubah perilaku untuk menjaga dan menyayangi lingkungan hidup
sebagai manivestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap kepekaan dan kepedulian terhadap permasalahan
lingkungan hidup.

Kognitif
1. Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab berbagai pencemaran.
2. Siswa dapat memprediksi dampak negatif dari pencemaran udara di atmosfer
terhadap bumi.
3. Siswa dapat mengemukakan penanganan berbagai jenis limbah (cair, gas, padat,
B3).

Psikomotorik
Siswa dapat memproduksi daur ulang limbah yang dapat bermanfaat bagi
kehidupan.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta:Banyak ekosistem terutama yang padat penduduknya, telah
mengalami perubahan keseimbangan lingkungan yang disebabkan oleh faktor
buatan manusia seperti pencemaran.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 75



2. Materi Konsep:
Berdasarkan tempat terjadinya, pencemaran dibedakan 4 macam: pencemaran
udara, air, tanah, dan suara.
Penyebab pencemaran udara: CO, NO
X
, CFC, O
3
, gas rumah kaca (H
2
O, CO
2
,
CH
4
, NO).
Penyebab pencemaran air: limbah domestik, industri, pertanian, pertambangan.
Penyebab pencemaran tanah: penggunaan insektisida, fungisida, herbisida, DDT,
pupuk kimiawi secara berlebihan; limbah sulit terurai, misalnya plastik, kaca,
styrofoam, dan kaleng.
Pencemaran Limbah Industri di Citarum semakin Parah

Sampah di Sungai Citarum, Jawa Barat
Republika.co.id, Bandung, 29/6/2012. Lagi, persoalan limbah industri tekstil
pada sungai Citarum mendapat kecaman dari sejumlah pihak. Limbah industri
yang langsung dibuang ke aliran sungai tanpa proses instalasi pengolahan
limbah mengancam puluhan hektar sawah, penyakit kulit, hingga penurunan
kuantitas listrik pada waduk sepanjang sungai Citarum.

Pencemaran itu terjadi di kawasan dekat hulu Citarum, di kampung
Balekambang, Majalaya, Kabupaten Bandung. Sejumlah warga mengaku pasrah
terhadap pencemaran pabrik tekstil di sekitar kawasan tersebut.

Sejumlah petani di Balekambang, Majalaya, Kabupaten Bandung, mengaku
mengalami kondisi terparah dari pencemaran limbah tujuh pabrik di sekitar
kawasan Balekambang. Banyak pipa-pipa saluran limbah yang bocor ke areal
sawah, tak jarang banyak padi yang rusak, ujar Ojang (60 tahun), warga
Balekambang. Air sumur juga kotor mengakibatkan penyakit gatal dan diare.
Sumber: http://www.republika.co.id
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 76

Penyebab pencemaran suara: suara dari mesin pabrik, lalu-lalang kendaraan
bermotor, pesawat terbang, ledakan mercon.
Penanganan Limbah
- Penanganan limbah cair: cubluk, tangki septik konvensional dan biofilter,
IPAL.
- Penanganan limbah padat: reuse, replacement, refusal, repair, reconstruct,
redurability, reduce, recycle, recovery.
- Penanganan limbah gas: filter udara, pengendap siklon dan elektrostatik,
filter basah.
- Penanganan limbah B3: reduksi, pengolahan dengan teknologi, penimbunan,
diekspor, penyimpanan dengan persetujuan Bapedal.

3. Materi Prinsip:
Keseimbangan lingkungan bisa mengalami perubahan yang disebabkan oleh
faktor alami maupun faktor buatan manusia.

4. Materi Praktik:
Daur ulang kertas.
Pembuatan pupuk kompos

E. Metode Pembelajaran
Diskusi kelas
Diskusi kelompok.
Praktikum

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
a. Pendahuluan (20 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang pencemaran lingkungan
yang dapat menyebabkan perubahan keseimbangan lingkungan.
Memotivasi: Guru menyuruh siswa membaca berita dari media massa
tentang peristiwa perubahan keseimbangan lingkungan (misalnya, Peneliti
temukan merkuri cemari pantai Banyuwangi).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis berita dari media
massa tentang peristiwa perubahan keseimbangan lingkungan (misalnya,
Peneliti temukan merkuri cemari pantai Banyuwangi).
Siswa secara individu menganalisis isi berita dari media massa tentang
peristiwa perubahan keseimbangan lingkungan tersebut.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 77

Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Eksplorasi:Siswa diminta untuk menjelaskan adanya pencemaran yang
terjadi di lingkungan sekitar.
Elaborasi: Diskusi kelompok yang dilanjutkan dengan diskusi kelas tentang
penyebab pencemaran udara, air, tanah, suara, beserta dampaknya terhadap
kesehatan manusia dan kehidupan organisme lainnya di bumi.Siswa lainnya
menanggapi, bertanya, menjawab pertanyaan antar teman.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang
penyebab pencemaran udara, air, tanah, suara, beserta dampaknya terhadap
kesehatan manusia dan kehidupan organisme lainnya di bumi.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (15 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang penyebab
pencemaran udara, air, tanah, suara, beserta dampaknya terhadap kesehatan
manusia dan kehidupan organisme lainnya di bumi.
Refleksi: Memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan penyebab
pencemaran udara, air, tanah, suara, beserta dampaknya terhadap kesehatan
manusia dan kehidupan organisme lainnya di bumi.
Tindak lanjut: Penugasan mengerjakan soal-soal latihan (uji kompetensi) dari
buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Cara mencegah pencemaran dan
menangani limbah cair, padat, B3, serta kiat-kiat hemat energi.

2. Pertemuan ke-2
a. Pendahuluan (20 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa, bagaimana cara mengatasi
tumpukan sampah yang semakin banyak.
Memotivasi: Menayangkan gambar/film video tentang peristiwa banjir di
kota (misalnya Jakarta) akibat aliran sungai tertutup sampah.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisisgambar/film video
tentang peristiwa banjir di kota (misalnya Jakarta) akibat aliran sungai
tertutup sampah.
Siswa secara individu menganalisisgambar/film video tentang peristiwa
banjir di kota (misalnya Jakarta) akibat aliran sungai tertutup sampah.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 78

Eksplorasi:Siswa mengemukakan cara-cara mengatasi sampah di rumah dan
lingkungan sekitarnya, berdasarkan pengalamannya (mungkin dengan cara
dibakar, ditimbun, dibuang ke sungai, atau dimanfaatkan kembali).
Elaborasi: Diskusi kelompok dan dilanjutkan dengan diskusi kelas tentang
cara mencegah pencemaran dan menangani limbah cair, padat, B3, serta kiat-
kiat hemat energi.Siswa lainnya menanggapi, bertanya, menjawab
pertanyaan antar teman.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang
cara mencegah pencemaran dan menangani limbah cair, padat, B3, serta kiat-
kiat hemat energi.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok
untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (15 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang cara mencegah
pencemaran dan menangani limbah cair, padat, B3, serta kiat-kiat hemat
energi.
Refleksi: memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan cara mencegah
pencemaran dan menangani limbah cair, padat, B3, serta kiat-kiat hemat
energi.
Tindak lanjut: Penugasan KMTT (kegiatan mandiri tidak terstruktur) yaitu
proyek melakukan suatu kegiatan kelompok peduli lingkungan di suatu
daerah.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktik daur ulang kertas dan pembuatan
pupuk kompos.

3. Pertemuan ke-3
a. Pendahuluan(20 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang cara memanfaatkan barang-
barang bekas untuk dijadikan/didaur ulang menjadi barang-barang yang
berguna.
Memotivasi: Menunjukkan beberapa produk reuse (pemanfatan barang
bekas).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti(100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati beberapa produk reuse
(pemanfaatan barang bekas).
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu.
Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 79

Eksplorasi:Siswa mengemukakan ide-ide pemanfaatan sampah/barang bekas
berdasarkan pengalamannya, atau informasi dari majalah dan internet.
Elaborasi: Guru menjelaskan/mendemontrasikan cara-cara membuat daur
ulang kertas dan pupuk kompos.Siswa dibimbing guru untuk praktik
membuat daur ulang kertas dan pupuk kompos.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya hal-hal yang kurang
dimengerti berkaitan dengan proses daur ulang kertas dan pembuatan pupuk
kompos.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi
kesalahan dalam pembuatan daur ulang kertas dan pupuk kompos.
Guru menjelaskan proses/reaksi terbentuknya pupuk kompos.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi
kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan
siswa.

c. Penutup (15 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang cara-cara
membuat daur ulang kertas dan pupuk kompos.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan cara-cara membuat daur
ulang kertas dan pupuk kompos.
Tindak lanjut: KTT (kegiatan tugas terstruktur) yaitu melakukan kegiatan
reuse (pemanfaatan kembali) barang-barang bekas yang tidak terpakai
menjadi barang yang berguna.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Latihan ulangan semester 2.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 10.

2. Bahan Ajar:
Bahan daur ulang kertas, misalnya kertas bekas/koran, pewarna, lem
kayu/lem kanji.
Bahan pembuatan pupuk kompos, misalnya daun-daun, starter bakteri
pengurai sampah.

3. Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player, fasilitas internet ( modem).
Peralatan praktik daur ulang kertas, misalnya blender, baskom/kontainer
plastik, screen, rakel.
Alat untuk membuat pupuk kompos, misalnya mesin penggiling daun, sekop,
ember plastik, komposter.
Alat untuk praktik reuse barang bekas, misalnya gunting dan pisau.



Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 80

H. Penilaian
1. Kognitif
Nilai dari pemberian pertanyaan/kuis.
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Apakah yang Anda lakukan terhadap limbah padat atau sampah berupa
batok kelapa, gelas plastik bekas, kaleng-kaleng, dan ampas kelapa.
Bagaimanakah mekanisme terjadinya efek rumah kaca?
Jumlah persediaan air bersih terutama di daerah perkotaan semakin
berkurang. Bagaimanakah cara Anda berpartisipasi dalam upaya
penghematan air bersih?

2. Psikomotorik
Unjuk kerja dan produk dari daur ulang kertas dan pembuatan pupuk
kompos.
Laporan tertulis dilengkapi dengan foto-foto kegiatan proyek peduli
lingkungan terhadap pencemaran di suatu daerah.

3. Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di kelas dan praktik di luar
kelas (daur ulang kertas dan pembuatan pupuk kompos).

























Irnaningtyas-Penerbit Erlangga Page 81

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK


Indikator:
Memproduksi daur ulang limbah yang dapat bermanfaat bagi kehidupan.

Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Daur Ulang Kertas dan Pembuatan Pupuk Kompos
Tanggal Penilaian :
Kelas :


No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Skor Nilai
Persiapan
alat dan
bahan
Kesesuaian
pelaksanaan
dengan cara
kerja
Kontribusi
dalam
teman
kelompok
Produk
Laporan
tertulis
praktikum
1.
2.
3.
4.
5.
6.

















Mengetahui, ..., Juli 2014
Kepala SMA/MA... Guru Mata Pelajaran Biologi,



...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................

--------------------

You might also like