Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2008
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini diajukan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa.
ii
RINGKASAN
Ahmad, Tsabit Azinar, Syaiful Amin, Khoirul Anwar. 2008. Pendekatan Kritis
dalam Pembelajaran Sejarah Kontroversial Di Sekolah Menengah Atas
sebagai Upaya Mewujudkan Kesadaran Kritis Peserta Didik.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan yang Maha Kuasa, yang dengan rahmat-Nya
karya tulis dengan judul “Pendekatan Kritis dalam Pembelajaran Sejarah
Kontroversial Di Sekolah Menengah Atas sebagai Upaya Mewujudkan Kesadaran
Kritis Peserta Didik” telah diselesaikan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini, keberhasilan bukan
semata-mata diraih oleh penulis, melainkan diraih berkat dorongan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, penulis bermaksud
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
penyusunan karya tulis ini. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih kepada
1. Bapak Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd. selaku pembimbing karya ilmiah atas
segala masukannya
2. Ibu Dra. Ufi Saraswati M.Hum. dan segenap dosen tim pembina karya ilmiah
di Jurusan Sejarah
3. Bapak Drs. Amin Yusuf, M.Si dan Ali Formen Yudha, S.Pd. atas masukan-
masukannya yang berharga
4. Keluarga Besar Jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Semarang
5. Teman-teman Patemon Syndicate atas segala keceriaan dan bantuannya
6. Teman-teman seperjuangan (PMII, HSC, dll) yang memiliki visi perbaikan
yang tidak dapat disebut satu persatu.
Kami menyadari dalam karya tulis ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu
kritik dan saran sangat dibutuhkan sebagai upaya perbaikan. Semoga karya tulis
ini bermanfaat.
Semarang, 17 maret 2008
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 5
D. Manfaat Penulisan .......................................................................... 6
v
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ......................................................................................... 29
B. Saran ............................................................................................... 29
vi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semenjak bergulirnya reformasi, perubahan-perubahan terjadi dalam berbagai
aspek kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu perubahan yang paling menonjol
adalah dengan terwujudnya satu keadaan yang memungkinkan masyarakat untuk
mengemukakan pendapatnya secara bebas. Adanya kebebasan dalam
mengungkapkan pendapat menjadi satu indikator dari pencapaian iklim yang
demokratis dalam sebuah sistem pemerintahan. Reformasi telah mengubah mind
set atau pola pikir sebagian besar masyarakat menjadi lebih terbuka dan memiliki
keluasan pandangan tentang kondisi diri dan lingkungannya.
pemerintah menjadi sejarah yang lebih beragam dengan adanya beberapa versi
yang muncul dalam masyarakat.
Permasalahan lain berkaitan dengan masalah pendidikan sejarah yang sampai saat
ini masih sering terjadi adalah seperti yang diungkapkan oleh Suharso (1992)
dalam penelitiannya tentang persepsi siswa terhadap guru sejarah. Dalam
penelitiannya dijelaskan bahwa tampaknya faktor cara mengajar guru sejarah
merupakan faktor terpenting dari semakin memburuknya pembelajaran sejarah
tersebut. Kebanyakan guru sejarah ketika mengajar hanya memberikan cerita yang
diulang-ulang, membosankan, menyebalkan, dan guru sejarah dianggap siswa
sebagai guru yang memberikan pelajaran yang tidak berguna (Suharso, 1992:23).
Adanya hal tersebut telah memperkuat persepsi siswa tentang pendidikan sejarah
menjadi satu pelajaran yang membosankan, monton, kurang menyenangkan,
terlalu banyak hapalan, kurang variatif dan sebagainya.
Selain alasan-alasan di atas, ditinjau dari perspektif seorang guru, menurut Ig.
Kingkin Teja Angkasa, guru SMA Kolase De Britto Yogyakarta, permasalahan
dalam pendidikan sejarah yang menjadikan sejarah menjadi kurang menarik
adalah (1) adaya kejenuhan siswa tentang pelajaran sejarah, (2) materi
pembelajaran sejarah yang terkesan usang, serta (3) kurangnya perhatian
pemerintah dalam menempatkan sejarah secara proprsional bila dibandingkan
dengan pelajaran lain, seperti pemberian waktu yang sedikit
(http://www.kompas.com/kompas-cetak/0310/20/Didaktika/633991.htm). Dari
wawancara dengan Drs. Sigit Mardjono dan Sri Utari, S.Pd., guru sejarah di SMA
Negeri 1 Banjarnegara, permasalahan yang melingkupi pembelajaran sejarah yang
kontroversial masih berkutat pada permasalahan minimnya sumber ajar standar
untuk pembelajaran materi, serta minimnya jam ajar sejarah.
Dari uraian di atas, secara keseluruhan permasalahan utama yang ditemui adalah
pola pengembangan pembelajaran kontroversi sejarah masih belum diterapkan
secara maksimal dan permasalahan seputar campur tangan pemerintah yang
5
terlalu jauh dalam pembelajaran Sejarah, serta faktor kepentingan dari pihak-
pihak tertentu juga selalu melingkupi proses pendidikan sejarah. Hal ini terlihat
dari kecederungan guru untuk melakukan pembelajaran berdasarkan buku teks
yang digunakan, tanpa ada upaya perbandingan dengan sumber-sumber lain.
Pendekatan dalam pembelajaran juga masih relatif lama, yakni masih pada
penggunaan model konvensional seperti ceramah. Sistem evaluasinya lebih
cenderung pada pertanyaan-pertanyaan yang bersifat hapalan. Oleh karena itu,
masih perlu diadakan satu perbaikan dan penyempuranaan dalam pembelajaran
Sejarah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah yang diulas
dalam karya tulis ini adalah
1. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan
pembelajaran sejarah kontroversial di Sekolah Menengah Atas?
2. Bagaimana penerapan pendekatan kritis dalam pembelajaran sejarah
kontroversial di Sekolah Menengah Atas sebagai upaya mewujudkan
kesadaran sejarah peserta didik?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun di atas, tujuan dari karya tulis
ini adalah
6
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, karya tulis ini dapat dijadikan suatu kajian ilmiah tentang
permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran sejarah, khususnya sejarah
kontroversial serta pemecahan masalahnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, karya tulis ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa
a. Bagi praktisi pendidikan, dapat memberikan gambaran tentang
permasalahan pembelajaran sejarah dan identifikasi penyebab
permasalahan, serta menawarkan alternatif pemecahannya.
b. Bagi pemerintah dapat menjadi satu masukan tentang penentuan kebijakan
pendidikan yang menekankan aspek berpikir kritis pada peserta didik.
7
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Beberapa pakar seperti Soedjatmoko (1976), Hasan (2007), dan Wineburg (2006)
telah menekankan tujuan dari pendidikan sejarah bagi generasi muda. Wineburg
(2006) menyatakan bahwa “sejarah memiliki potensi untuk menjadikan kita
manusia yang berprikemanusiaan, hal yang tidak dapat dilakukan oleh mata
pelajaran lain dalam kurikulum sekolah.”
Selain pandangan di atas, tujuan dari pendidikan sejarah seperti dikemukakan oleh
Hasan (2007) adalah ditinjau dari mana pendidikan sejarah itu dimaknai. Menurut
Hasan (2007), ada beberapa pemaknaan terhadap pendidikan sejarah itu. Secara
tradisional pendidikan sejarah dimaknai sebagai upaya untuk menransfer
kemegahan bangsa di masa lampau kepada generasi muda. Dengan posisi yang
9
Posisi lain dalam pendidikan sejarah seperti diungkapkan Hasan (2007) adalah
bahwa pendidikan sejarah dalam kurikulum pendidikan dasar haruslah
mempersiapkan peserta didik untuk hidup di masyarakat. Oleh karena itu posisi
disiplin ilmu sejarah sebagai sumber materi untuk mengembangkan berbagai
kemampuan yang diperlukan peserta didik.
Dari berbagai tujuan yang yang telah dipaparkan oleh para ahli kaitannya dengan
tujuan dari pendidikan sejarah, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasanya
pendidikan sejarah bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan potensi
yang dimiliki oleh peserta didik dengan mengacu pada pemahaman terhadap
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau sehingga dalam diri peserta
didik terwujud satu kesadaran sejarah. Adanya kesadaran kritis peserta didik
tentang sejarah inilah yang menjadi tujuan utama dalam pendidikan sejarah yang
ideal.
10
Ada dua jenis sejarah kontroversial. Kategori pertama sejarah yang bersifat
kontroversial adalah kontroversi terhadap sejarah yang terjadinya pada kurun
waktu yang lama dari sekarang. Kategori kedua adalah sejarah kontroversial yang
terjadinya pada masa kontemporer. Namun demikian sejarah kontroversial
kontemporerlah yang sampai saat ini masih memunculkan berbagai masalah. Hal
ini dikarenakan kadar subjektivitas yang terkandung dalam sejarah kontemporer
lebih besar daripada masa-masa sebelumnya. Selain itu, pelaku atau saksi
sejarahnya masih ada dan masih memiliki satu implikasi yang dirasakan oleh
sebagian masyarakat pada masa ini (Ahmad, 2007:3).
Salah satu materi sejarah kontroversial yang diulas dalam karya tulis ini adalah
tentang Gerakan 30 September 1965. Sifat kontroversial ini nampak dari
beragamnya teori tentang peristiwa ini. Beise (2004) menjelaskan ada enam teori
tentang G 30 S, yakni, (1) teori keterlibatan PKI, (2) teori perwira-perwira
progresif, (3) teori keterlibatan Angkatan Darat dan Suharto, (4) teori keterlibatan
CIA, (5) teori keterlibatan Sukarno, serta (6) teori chaos.
Senada dengan pemikiran di atas, dalam bidang pendidikan sejarah, secara lebih
operasional Kuntowijoyo (1995) menyatakan bahwa pendekatan kritis pada
dasarnya menyangkut tiga hal, yakni aspek (1) mengapa sesuatu terjadi, (2) apa
yang sebenarnya terjadi, serta (3) ke mana arah kejadian-kejadian itu. Dari
pemikiran tersebut, kandungan yang harus terdapat dalam pendekatan tersebut
adalah aspek (1) latar belakang, (2) kronologis, (3) komprehensif, serta (4)
kausalitas.
Dari uraian tersebut, batasan dari pendekatan kritis dalam pembelajaran sejarah
kontroversial adalah suatu pendekatan yang bersifat menyeluruh dalam mengulas
suatu peristiwa sejarah. Keberpihakan dalam pendekatan ini diwujudkan dalam
bentuk pengakomodasian berbagai pendapat yang ada tentang suatu peristiwa
sejarah, sehingga dapat dihindari adanya satu realitas yang dianggap paling benar
yang menafikkan gagasan-gagasan alternatif. Dengan pendekatan ini diharapkan
“dosa sejarah” berupa vonis bersalah terhadap suatu kelompok masyarakat dan
“dendam sejarah” berupa kebencian terhadap dari suatu kelompok masyarakat
kepada kelompok lain akibat peristiwa sejarah tidak akan terulang kembali.
dengan peserta didik dengan produk kegiatan adalah membangun persepsi dan
cara pandang siswa mengenai materi yang dipelajari, mengembangkan masalah
baru, dan membangun konsep-konsep baru dengan menggunakan evaluasi yang
dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran
akan terjadi suatu proses dialog antara guru dan peserta didik dengan
mengembangkan pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran
(Anggara, 2007).
BAB III
METODE PENULISAN
A. Pendekatan Penulisan
Penulisan karya tulis ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga dihasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tentang pembelajaran sejarah kontroversial yang
diamati. Artinya data yang dianalisis di dalamnya berbentuk deskriptif dan tidak
berupa angka-angka seperti halnya pada penelitian kuantitatif (Moleong, 2002:3).
Data diperoleh kajian pustaka. Data yang diperoleh diolah sehingga diperoleh
keterangan-keterangan yang berguna, selanjutnya dianalisis. Analisis data
menggunakan model deskriptif kualitatif yaitu upaya yang berlanjut, berulang dan
terus menerus untuk menjelaskan tentang pembelajaran kontroversi sejarah di
sekolah. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan analisis adalah analisis
deduktif, di mana terlebih dahulu dijelaskan tentang upaya secara umum tentang
upaya penyelesaian permasalahan dalam pendidikan sejarah, baru kemudian
upaya yang dilakukan secaca khusus oleh salah satu komponen penopang
pendidikan sejarah sebagai upaya mewujudkan kesadaran sejarah peserta didik.
Buku dan tulisan yang digunakan dalam karya tulis ini sebelum dikumpulkan
terlebih dahulu dipilih berdasarkan isinya, kemudian dikelompokkan sesuai
dengan tema tulisan, yakni yang berhubungan dengan sejarah, kontroversi sejarah,
pembelajaran sejarah, serta model dan metode pembelajaran. Sumber-sumber
pustaka yang telah dikumpulkan digunakan sebagai acuan penulis dalam
melakukan analisis terhadap upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
sejarah kontroversial kaitannya dengan upaya mewujudkan kesadaran sejarah
peserta didik.
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
memahami, merekonstruksi, dan memaknai masa lalu masih sangat kuat, sehingga
bagi masyarakat awam, hal ini justru memberikan kebingungan.
sejarah yang tidak membahas pemberontakan (PKI) tahun 1948 dan 1965.
Walaupun pada dasarnya pendidikan sejarah merupakan alat dari pemerintah
untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme, akan tetapi ketika
pemerintah terlalu banyak campur tangan, hal ini dapat menimbulkan satu
anggapan bahwa pendidikan sejarah justru menjadi satu alat legitimasi.
interdependensi
Strategi top down yang juga dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menjaring
aspirasi dari masyarakat serta komponen lainnya secara aktif. Dalam pendidikan
sejarah, intervensi pemerintah hendaknya tidak terlalu dalam dan memberikan
peluang bagi peserta didik untuk berpikir secara kritis. Dalam materi tentang G
30 S misalnya, kebijakan yang ditetapkan pemerintah pada dasarnya justru
menutup kesepatan bagi siswa untuk berpikir secara kritis. Hal ini dikarenakan
sejarah yang diajarkan di sekolah adalah sejarah versi pemerintah, di mana di sana
ditetapkan bahwa PKI menjadi tersangka utama. Hal ini tentu saja belawanan
dengan kaidah keilmuan yang dalam perkembangannya muncul beberapa versi
20
tentang siapa yang ada di belakang peristiwa kelam tahun 1965 tersebut. Alasan
yang dikemukakan oleh pemerintah tentang dituliskannya PKI di belakang G 30 S
menjadi G 30 S/PKI pada kurikulum 2006 ini, dilandasi adanya upaya dari
pemerintah untuk menjaga stabilitas. Akan tetapi yang menjadi permasalahan
adalah bahwa dalam pengajarannya, peserta didik tidak diberikan teori lain selain
teori bahwa yang menjadi dalang adalah PKI. Hal ini mengakibatkan pendidikan
sejarah berkaitan dengan peristiwa tahun 1965 ---dan mungkin beberapa peristiwa
sejarah yang kontroversial lainnya--- menjadi tidak berimbang.
Komponen lain dari keenam komponen yang memiliki peran penting adalah
masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat inilah yang menjadi sasaran dalam
proses transformasi pendidikan sejarah. Masyarakat juga menjadi objek yang
melakukan transformasi, di mana masyarakat menjadi bagian dari komponen yang
lain, baik itu LPTK, praktisi, organisasi profesi ataupun pihak media massa.
Masyarakat memiliki peran strategis bagi terwujudnya transformasi pendidikan
sejarah. Hal ini dikarenakan tanpa adanya dukungan dari masyarakat yang
memiliki fungsi kontrol terhadap pemerintah, upaya mewujudkan transformasi
21
tersebut tidak akan berhasil. Oleh karena itu, tugas yang utama dan pertama yang
dilakukan oleh semua komponen terhadap masyarakat agar terwujud transformasi
pendidikan sejarah adalah dengan menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat
tentang realitas yang terjadi.
Upaya yang dilakukan dari dua arah ini (top down and bottom up) akan
mempercepat terwujudnya transformasi pendidikan sejarah. Namun demikian,
prasayarat utama yang harus dipenuhi adalah setiap komponen harus terhindar
dari segala bentuk kepentingan pribadi. Antarkomponen penopang memiliki
keterkaitan, kerja sama, dan hubungan yang timbal balik. Apabila hubungan
timbal balik dari tiap komponen itu tidak terjadi maka proses pendidikan sejarah
tidak akan berjalan seperti yang diharapkan. Semua komponen harus menjalankan
tugasnya sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Hal ini bertujuan agar proses
transformasi pendidikan sejarah menuju ke arah yang ideal bisa secara mudah
22
diwujudkan. Berikut adalah pola hubungan yang sinergis dari keenam komponen
penopang pendidikan sejarah.
karena dalam kurikulum 2006, guru memiliki wewenang yang luas untuk
mengembangkan materi ajarnya.
Karya tulis ini mengambil satu sampel peristiwa sejarah kontroversial yang
dijadikan kajian tentang bagaimana cara penyampaiannya di dalam kelas sejarah.
Peristiwa yang akan dijadikan permodelan adalah tentang Gerakan 30 September
yang terjadi pada tahun 1965. Ditinjau dari karakteristiknya, materi Gerakan 30
September termasuk pada sejarah kontroversial kontemporer yang masih
memunculkan perdebatan dalam masyarakat. Posisi materi tersebut dalam
kurikulum 2006 di Sekolah Menengah Atas telah tercantum dalam Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut
peluang dari siswa untuk berapresiasi, bisa dalam bentuk kegiatan diskusi, debat,
tugas mandiri, dan sebagainya. Kemudian, penggunaan variasi model dan media
juga menjadi hal yang diperhatikan dalam pembelajaran agar peserta didik mudah
dalam melakukan visualisasi, interpretasi, dan generalisasi. Dengan demikian,
kesan bahwa kesan bahwa pelajaran Sejarah adalah membosankan bisa teratasi.
Media dan sumber yang dapat dijadikan acuan antara lain
Ditinjau dari segi materi, guru harus meng-up date informasi kesejarahan terbaru.
Dikaitkan dengan pembelajaran tentang peristiwa kelam pada 1965, guru harus
bersikap arif dengan memberikan porsi yang berimbang tentang siapa yang ada di
balik G 30 S. Upaya yang berimbang itu bisa dalam bentuk guru memberikan
informasi pada peserta didik tentang adanya beberapa versi, serta menjelaskan
argumen yang melandasi versi-versi tersebut.
latar belakang dan aspek kronologi dari peristiwa Gerakan 30 September tahun
1965. Pada pertemuan kedua, guru mengulas indikator ketiga dan keempat atau
aspek komprehensif dan sebab akibat. Secara lebih rinci, langkah-langkah yang
dilakukan guru dalam tiap aspek adalah sebagai berikut
Penyusunan alat evaluasi tidak hanya sebatas soal ujian, tetapi juga bisa berupa
penugasan-penugasan yang bertujuan untuk mengembangkan kreasi dari peserta
didik melalui pendekatan inquiry, seperti siswa ditugaskan untuk mencari berita
tentang peristiwa Gerakan 30 September kemudian siswa ditugaskan untuk
mengulas isi dan memberikan pendapatnya tentang berita tersebut. Artinya peserta
didik diberikan peluang untuk melakukan suatu proses penemuan terhadap
berbagai data dan fakta tentang peristiwa Gerakan 30 September 1965. Penugasan
diberikan bisa dalam bentuk karya tulis sederhana tentang berbagai pendapat
tentang peristiwa Gerakan 30 September 1965. Berikut adalah rancangan evaluasi
terhadap pembelajarah sejarah kontroversial tentang peristiwa Gerakan 30
September tahun 1965.
28
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Upaya untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran sejarah harus
dilakukan oleh segenap komponen penopang pendidikan sejarah yakni
pemerintah, LPTK/perguruang tinggi, organisasi profesi.keilmuan, praktisi
pendidikan, media massa, dan masyarakat secara serempak agar terwujud
pembelajaran yang memerikan kesadaran sejarah bagi peserta didik.
2. Pendekatan kritis dalam pembelajaran sejarah adalah suatu pendekatan yang
bersifat menyeluruh dalam mengulas suatu peristiwa sejarah. Dengan adanya
pendekatan tersebut, diharapkan siswa akan mampu memahami suatu
peristiwa sejarah secara menyeluruh serta mampu berpikir secara kritis tentang
peristiwa sejarah tersebut. Upaya yang dilakukan dari pihak guru untuk
mewujudkan proses transformasi pendidikan sejarah yang ideal melalui
pelaksanaan pendekatan kritis dalam pembelajaran sejarah kontroversial
adalah dengan melakukan perbaikan desain pembelajaran, peng-up-date-an
informasi kesejarahan terbaru, dan penggunaan variasi pembelajaran dan
media. Dalam pembelajaran sejarah kontroversial, konstruktivisme dijadikan
salah satu landasan dalam pelaksanaan pembelajaran.
B. Saran
1. Perlu digunakan pendekatan kritis sebagai alternatif pembelajaran sejarah
kontroversial guna mewujudkan kesadaran kritis peserta didik.
2. Perlu adanya upaya yang dilakukan oleh semua pihak secara serempak menuju
transformasi pendidikan sejarah menuju pendidikan sejarah yang memberikan
satu pendewasaan masyarakat yang dilandasi kejujuran, bebas dari
kepentingan pribadi, dan semangat membangun kesadaran kritis masyarakat.
3. Perlu adanya sosialisasi tentang informasi kesejarahan terbaru kepada
masyarakat dan praktisi pendidikan.
4. Guru perlu meng-up date informasi kesejarahan terbaru untuk menunjang
penguasaan materi guru tentang peristiwa sejarah.
30
DAFTAR PUSTAKA
Abu Su’ud. 1993. ’Bila Isu Kontroversial Masuk Kelas Sejarah (Sebuah Alternatif
dalam Pembelajaran Sejarah)’. Pidato Pengukuhan. Diucapkan pada
penerimaan jabatan Guru Besar pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial
IKIP Semarang pada 23 Januari 1993.
Badudu, J.S. dan Sutan Muhammad Zein. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyudi. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Widja, I Gde. 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pembelajaran Sejarah.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
33
BIODATA
Ketua
Nama : Tsabit Azinar Ahmad
TTL : Banjarnegara, 24 juli 1986
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : Sokanandi, RT 02 RW II No 21 Banjarnegara, Jawa
Tengah 53413
Alamat Semarang : Gedung C2 lantai 1, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran Gunung
Pati Semarang 50229
Telefon : 081327694456
E mail : azinar_ahmad@yahoo.com
Pendidikan
SD : SDN 2 Sokanandi
SMP : SLTP Negeri 2 Banjarnegara
SMA : SMU Negeri 1 Banjarnegara
PT : Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang
Karya yang telah dibuat
Kartun di Surat Kabar sebagai Upaya Peningkatan Kecerdasan Politik
Masyarakat
Pemanfaatan Museum sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkan
Pemahaman Pelajar terhadap Materi Zaman Prasejarah
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pelajaran Sejarah
sebagai Upaya Memaksimalakan Pemahaman Siswa
Peran Puri Klungkung sebagai Media Pelestarian Kebudayaan Bali
Keistimewaan Puri Klungkung sebagai Daya Tarik Wisata Keagamaan Di
Bali
Pendidikan Politik dalam Wacana Kartun Editorial di Surat Kabar
Pendekatan Kritis dalam Pembelajaran Sejarah Kontroversial di Sekolah
Menengah Atas
Prestasi
Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa bidang Seni tingkat Nasional
tahun 2006
Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa bidang Seni tingkat Nasional
tahun 2007
Finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XX Bandar Lampung
tahun 2007
Lolos seleksi naskah Program Kreativitas Mahasiswa Penulisan Ilmiah
(PKMI) Dinas Pendidikan Tinggi (Dikti) tahun 2006
Juara 3 Lomba Karya Inovatif Produktif Provinsi (LKIP) bidang Sosial
Budaya Provinsi Jawa Tengah tahun 2006
Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa bidang Pendidikan tingkat
Fakultas FIS Unnes tahun 2007
Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa bidang Pendidikan tingkat
Fakultas FIS Unnes tahun 2006
Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa tingkat Jurusan, Jurusan
Sejarah FIS Unnes tahun 2006
34
Anggota Pelaksana I
Prestasi
Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa bidang Seni tingkat Nasional
tahun 2006
Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa bidang Seni tingkat Nasional
tahun 2007
Finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XX Bandar Lampung
tahun 2007
Lolos seleksi naskah Program Kreativitas Mahasiswa Penulisan Ilmiah
(PKMI) Dinas Pendidikan Tinggi (Dikti) tahun 2006
Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa bidang Pendidikan tingkat
Fakultas FIS Unnes tahun 2007
Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa bidang Pendidikan tingkat
Fakultas FIS Unnes tahun 2006
Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa tingkat Jurusan, Jurusan
Sejarah FIS Unnes tahun 2006
35
Anggota Pelaksana I
Pendidikan
SD : SDN 3 Kalikondang
SMP : SLTP Negeri 3 Demak
SMA : SMU Negeri Demak
PT : Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang
Prestasi
Siswa Terbaik 2 Kelompok Prov Jawa Tengah
Lawatan Sejara Regional Prof IY tahun 2006
36
Lampiran 1
SILABUS
Sekolah : Sekolah Menengah Atas
Kelas : XI
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Semester : 1 (satu)
Standar Kompetensi : Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
Penilaian
Materi/Pokok Kegiatan Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Bentuk Sumber Belajar
Pembelajaran Pembelajaran Teknik Contoh Instrumen Waktu
Penilaian
Menganalisis Peristiwa Guru Menganalisis situasi Penu- Pembu Buatlah tuisan pada 4 X 45 - Surat kabar
perjuangan bangsa Gerakan 30 menggambarkan politik, ekonomi, gasan atan satu halaman folio menit - Peta
Indonesia dalam September 1965 situasi politik sosial masyarakat artikel tentang kondisi - Gambar-
mempertahankan (kekuatan antara Indonesia menjelang ekonomi Indoesia gambar
kemerdekaan dari Sukarno, Tentara, peristiwa Gerakan 30 pada awal tahun - Film
ancaman disintegrasi PKI- kondisi September 1965 1960-an - Lembar kerja
bangsa terutama ekonomi), dan siswa
dalam bentuk sosial menjelang - Buku teks
pergolakan dan peristiwa Gerakan - Buku
pemberontakan 30 September `65 referensi
(antara lain: PKI yang lainya, seperti
Madiun 1948, melatarbelakangi - Sekretariat
DI/TII, Andi Aziz, terjadinya peristiwa Negara RI.
RMS, PRRI, Gerakan 30 1994.
Permesta, G-30- September G30S/PKI:
S/PKI) Latar
Menelaah kronologi Mendeskripsikan Tes Isian Cornell Paper Belakang,
peristiwa Gerakan kronologi peristiwa tertulis singkat ditulis oleh.... Aksi dan
30 September 1965 Gerakan 30 Penumpasann
September 1965 ya. Jakarta:
Sekretariat
Negara
Berdiskusi tentang Membandingkan Penu- Kliping Carilah tulisan Republik
37
Penilaian
Materi/Pokok Kegiatan Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Bentuk Sumber Belajar
Pembelajaran Pembelajaran Teknik Contoh Instrumen Waktu
Penilaian
bebagai pendapat beberapa pendapat gasan surat tentang peristiwa G Indonesia
mengenai peristiwa tentang peristiwa kabar 30 S di surat kabar - Syamdani
Gerakan 30 Gerakan 30 atau internet. Beri (ed). 2001.
September 1965 September 1965 tanggapan tulisan Kontroversi
(teori dalang PKI, tersebut dalam satu Sejarah di
Sukarno, Suharto halaman folio Indonesia.
dan TNI, Klik Jakarta:
Angkatan Darat, Gramedia
CIA, teori chaos) - Adam, Asvi
Warman.
Guru menjelaskan Menganalisis Tes Soal Jelaskan salah satu 2007. Seabad
tentang bebagai dampak-dampak tertulis uraian teori tentng Kontroversi
akibat dari peristiwa Gerakan 30 peristiwa G 30 S! Sejarah.
peristiwa Gerakan September Yogyakarta:
30 September Penerbit
(pembantaian Ombak.
massal, - Sulistyo,
penangkapan Hermawan.
naggota PKI, dll.) 2001. Palu
Arit Di
Ladang Tebu.
Jakarta: KPG.
38
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menganalisis situasi politik, ekonomi, sosial masyarakat
Indonesia menjelang peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang menjadi
latar belakang terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965
2. Siswa mampu mendeskripsikan kronologi peristiwa Gerakan 30
September 1965
3. Siswa dapat memahami dan membandingkan beberapa pendapat tentang
peristiwa Gerakan 30 September 1965
4. Siswa mampu menganalisis dampak-dampak peristiwa Gerakan 30
September dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat Indonesia
B. Materi Pembelajran
1. Latar Belakang dan Kronologi Peristiwa G 30 S
2. Beberapa pendapat tentag G 30 S dan dampak peristiwa G 30 S
D. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Pertemuan ke-1
Materi Kegiatan Pembelajaran Waktu
Latar A. Pendahuluan 10 menit
Belakang Apersepsi
dan o Guru menyampaikan bahan yang
Kronologi digunakan dalam materi
Peristiwa
G 30 S Motivasi
Guru memutarkan salah satu adegan dalam
Film Gie tentang kondisi menjelang
peristiwa G 30 S.
B. Kegiatan Inti
o Guru mendiskusikan cuplikan film 10 menit
tentang gambaran kondisi Indonesia
pasca pemilu 1955.
o Guru menerangkan peta kekuatan 10 menit
politik di Indonesia antara Sukarno-
PKI-Tentara
o Guru menceritakan tentang kondisi 10 menit
ekonomi Indonesia pada tahun 1960-an
o Guru menceritakan tentang kronlogi 10 menit
peristiwa G 30 S
o Guru memutarkan salah satu adegan 20 menit
dalam film “Pemberontakan G 30S
PKI”
o Guru mempersilakan siswa untuk 10 menit
berpendapat dan mengajukan
pertanyaan
C. Penutup 10 menit
o Guru memberi penguatan terhadap
materi yang sudah dijelaskan
o Guru menyimpulkan materi
o Guru menyarankan siswa membaca
buku yang mendukung materi
o Guru memberikan penugasan pada
siswa
2. Pertemuan ke-2
Materi Kegiatan Pembelajaran Waktu
Beberapa A. Pendahuluan 10 menit
pendapat Apersepsi
tentag G o Guru mengulas secara ringkas materi
30 S dan pertemuan minggu lalu
40
B. Kegiatan Inti
o Guru menerangkan beberapa teori dan 15 menit
dampak peristiwa G 30 S
o Guru membagi siswa dalam beberapa 25 menit
kelompok untuk mendiskusikan
masing-masing teori (lima kelompok)
o Tiap kelompok mempresentasikan hasil 25 menit
diskusi dilanjutkan dengan diskusi
kelas
o Guru mengulas masing-masing teori 10 menit
ditambah ulasan teori chaos
o Guru menceritakan tentang dampak 10 menit
peristiwa G 30 S
C. Penutup
o Guru memberi penguatan terhadap 5 menit
materi yang sudah dijelaskan
o Guru menyimpulkan materi
o Guru menyarankan siswa membaca
buku yang mendukung materi untuk
menambah pengetahuan siswa
o Guru memberikan penugasan untuk
mengulas film “Gie” dan menugaskan
siswa untuk membuat klipig dan
mengulasnya
2. Bentuk Penilaian
a. Tes formatif atau uraian
b. Makalah
Semarang, .....
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mapel
............................ ............................
42
Lampiran 3
DAFTAR NAMA INFORMAN
Informan I
Nama : Drs. Sigit Mardjono
Usia : 45 tahun
Pekerjaan : Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Banjarnegara
Posisi : Guru Kelas XII IPA dan IPS
Alamat : Kelurahan Kutabanjar, Kec. Banjarnegara, Kab. Banjarnegara
Informan II
Nama : Sri Utari, S.Pd.
Usia : 40 tahun
Pekerjaan : Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Banjarnegara
Posisi : Guru Kelas XI IPA dan IPS
Alamat : Perumahan Gemuruh, Banjarnegara
43
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA