You are on page 1of 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Klorin merupakan zat kimia yang biasanya ditemui dalam bentuk gas beracun.
Klorin dapat diubah menjadi bentuk cair sehingga dapat ditransportasikan maupun
disimpan. Ketika cairan klorin terlepas, maka cairan tersebut akan segera berubah
menjadi gas yang akan tetap bertahan di lantai dan menyebar dengan cepat. Klorin
dapat dikenali dari baunya yang menyengat, yang mirip bau zat pemutih. Bau yang
kuat ini dapat menjadi penanda bahwa seseorang sedang terpapar gas beracun(CDC,
2013).
Sejak pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-20, klorin menjadi suatu
zat kimia yang sering digunakan di masyarakat sebagai desinfektan air, karena
kemampuannya untuk mengikat dan menghancurkan permukaan luar bakteri dan
virus, mudah didapat, dan sangat ekonomis. Selain untuk desinfektan air, derivat
klorin juga digunakan untuk mengolah limbah industri dan sebagai pemutih peralatan
industri dan rumah tangga. Senyawa klorin yang sering digunakan bisa berupa gas
klorin, bubuk pemutih, natrium hipoklorit, dan kalsium hipoklorit.
Klorin dalam bentuk gas sangat berbahaya bagi manusia, karena merupakan
suatu direct acting irritant pada saluran pernapasan, kulit, dan mata. Khususnya pada
saluran napas, gas klorin merupakan iritan yang sangat kuat (D Alessandro et al.,
1996). Dalam sebuah jurnal oleh Jiang et al. (1983), percobaan yang dilakukan pada
344 ekor tikus yang diberi paparan gas klorin dengan konsentrasi yang dapat
menurunkan respiratory rate hingga 50% menemukan adanya degenerasi parsial
hingga komplit dari sel sensoris olfaktori, hilangnya silia olfaktori dan eksfoliasi sel
epitel di area epitel respiratori. Selain itu Rotman et al. (1983) mempelajari adanya
perubahan klinis yang signifikan pada Pulmonary Function Test (PFT) setelah adanya
paparan terhadap klorin. Dari 9 relawan, paparan klorin dengan kadar 1 ppm selama 8
jam menyebabkan penurunan klinis yang signifikan pada FEV1 pada 44% subyek dan
kenaikan klinis yang signifikan pada Specific Airway Resistance (SRaw) pada 44%
subyek.
2

Salah satu contoh pengunaan gas klorin adalah pada pabrik pengolahan tekstil.
Dalam industri ini, gas klorin digunakan untuk memutihkan kain. Paparan terhadap
gas klorin yang berkepanjangan berisiko menyebabkan hilangnya fungsi penghidu
sensorik (anosmia) pada manusia, terutama pada pekerja pabrik yang telah terpapar
gas klorin dalam jangka waktu lama (Lalwani, 2008).
Klorin adalah gas beracun yang menimbulkan iritasi sistem pernafasan.
Karena lebih berat daripada udara, klorin cenderung terakumulasi di bagian bawah
ruang berventilasi buruk atau dataran yang rendah dan akan menetap di daerah rendah
itu kecuali angin atau kondisi lain memberikan gerakan udara. Terbentuknya gas
klorin di udara ambien merupakan efek samping dari proses pemutihan (bleaching)
dan produksi zat atau senyawa organik yang mengandung klor. Karena banyaknya
penggunaan senyawa klor di lapangan atau dalam industri dalam dosis berlebihan
seringkali terjadi pelepasan gas klorin akibat penggunaan yang kurang efektif. Hal ini
dapat menyebabkan terdapatnya gas pencemar klorin dalam kadar tinggi di udara
ambien. Karena digunakan secara luas di lokasi industri dan komersial, paparan klorin
dapat terjadi dari sebuah kecelakaan tumpahan atau pelepasan, atau dari serangan
teroris yang disengaja seperti dalam Perang Dunia I dan perang Irak.

B. Tujuan Penulisan Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyehatan Udara














3

BAB II
KEPUSTAKAAN


A. Pengertian Klorin
Klor adalah nama salah satu unsur kimia yang mempunyai rumus Cl,
klor akan menjadi klorida ketika mendapat sumbangan ion untuk membentuk
anion
-
dari unsur lain. Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor
mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif)
Cl. Garam dari asam klorida HCl mengandung ion klorida; contohnya adalah
garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air,
senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl. Sedangkan Klorin adalah
bentukan dari unsur Cl
-
(klorida) yang bereaksi dengan senyawa lain yang
membentuk gas atau Cl
2
.
Klorin (Cl) merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang
dijumpai dalam bentuk bebas. Pada umumnya klorin dijumpai dalam bentuk
terikat dengan unsur atau senyawa lain membentuk garam natrium klorida (NaCl)
atau dalam bentuk ionklorida di air laut. Klor atau turunannya di perairan berasal
dari limbah industri yang menggunakan klor misalnya sebagai desinfektan atau
pelarut yang dibuang keperairan. Berat jenis gas klorin 2,47 kali berat udara dan
20 kali berat gas hidrogen klorida yang toksik.
Klorin pertama kali diidentifikasi oleh seorang ahli farmasi dari
Swedia, Carl Wilhem Scheele, pada tahun 1774 dengan meneteskan sedikit
larutan asam klorida (HCl) pada lempeng mangan oksida (MnO) yang
menghasilkan gas berwarna kuning kehijauan. Reaksi dari percobaan tersebut
adalah sebagai berikut (Keenanetal.,1993):

4HCl (ag) + MnO (s) > Cl (g) + MnCl (ag) + 2HO(l)

Pada saat itu, Scheele belum dapat memastikan kandungan gas
tersebut. Pada tahun 1810 Sir Humprey Davy, seorang ahli kimia Inggris
menyatakan bahwa gas kuning kehijauan pada percobaan Scheele adalah sebuah
unsure dan menamakannya chlorine, yang berarti khloros dalam bahasa Yunani
atau hijau. Menurut Scott(1994) dalam Hasan (2006) menyatakan bahwa klorin
4

dalam suhu kamar berbentuk gas halogen (GolonganVII), bersifat sangat reaktif
dan merupakan jenis oksidator kuat yang mudah bereaksi dengan berbagai unsur
lain. Pada suhu -34
o
C, klorin berbentuk cair dan pada suhu -103
o
C berbentuk
padatan kristal kekuningan.
Secara alami, klorin terdapat dalam bentuk ion klorida dengan jumlah
relative jauh lebih besar dibandingkan ion-ion halogen lainnya. Klorin dalam
bentuk garam (misalnya NaCl) merupakan bentuk paling aman, sedangkan dalam
bentuk gas, klorin dapat diperoleh dengan mengekstraksi larutan garam NaCl
dengan cara elektrolisis. Klorin disamping mempunyai fungsi yang berarti dalam
kehidupan manusia, juga berdampak negatif bagi lingkungan. Untuk mencegah
terjadinya kerusakan lingkungan akibat pembuangan limbah, termasuk limbah
klorin maka suatu industri diwajibkan mengelola limbahnya terlebih dahulu
sebelum dibuang ke lingkungan, dimana hal ini sesuai dengan pasal 16 ayat (1)
Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Sumber Pencemaran Klorin
1. Bidang kesehatan
Dalam bidang ini klorin lebih dikenal dengan kaporit atau dalam
bentuk gas klor yaitu sebagai bahan antiseptik atau disinfektan yang dapat
membunuh kuman, virus dan bakteri. Klorin adalah bahan utama yang di
gunakan dalam proses klorinasi air minum.
2. Industri
Dalam bidang industri tekstil, pulp dan kertas korin digunakan sebagai
bahan pemutih dan penghalus. Penggunaan klorin dalam kedua bidang industri
diatas dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Pada industri
pembuatan plastik klorin digunakan sebagai bahan baku PVC yang terkenal
kuat dan tidak mudah pecah.
3. Pertanian
Klorin digunakan sebagai bahan baku pestisida seperti DDT, Aldrin
dan dieldrin. Pestisida berbahan baku dari klorin merupakan jenis pestisida
yang pertama kali di buat manusia. namun kini sepertinya pestisida semacam
ini sudah dilarang pengunaannya oleh pemerintah karena dapat merusak
lingkungan.

5


4. Bidang energi dan kelistrikan
Pada pembangkit-pembangkit listrik seperti PLTU dan PLTN, klorin
digunakan sebagai zat pendingin dan juga sebagai bioside.

Nilai Ambang Batas Klorin di Udara

B. Sifat Klorin
Klorin merupakan unsur kedua dari keluarga halogen, terletak pada
golongan VIIIA. Sifat kimia klorin yaitu gas berwarna kehijauan pada suhu
kamar, mempunyai titik lebur -101
o
C dan titik didih -34
o
C. Seperti halnya unsur
kimia lain, sifat kimia klorin ini sangat ditentukan oleh konfigurasi elektron pada
kulit terluarnya. Terdapat tujuh elekton pada kulit terluar pada klorin, sehingga
sifat klorin tidak stabil dan sangat reaktif agar klorin bisa mendapatkan stuktur
seperti gas mulia. Selain itu, klorin juga bersifat oksidator. Hal ini terlihat dari
kemampuannya untuk mengoksidasi atom-atom besi dan mangan. Seperti oksigen,
klorin juga membantu reaksi pembakaran dengan menghasilkan panas dan cahaya.
Dalam air laut maupun sungai, klorin akan terhidrolisis membentuk asam
hipoklorit. (Edward 1990).
Senyawa klorin yang mengandung klor yang dapat mereduksi atau
mengkonversi zat inert atau zat kurang aktif dalam air, yang termasuk senyawa
klorin adalah asam hipoklorit (HOCL) dan garam hipoklorit (OCL). Gas Klorin (
Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas
klorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen klorida yang toksik.
Gas klorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia
ke-1.








6

C. Dampak Klorin
Klorin merupakan zat asam yang korosif. Klorin akan berperan sebagai
iritan kuat pada jaringan yang sensitif. Kontak jangka panjang dengan klorin dapat
menyebabkan terbentuknya radikal bebas.
Radikal bebas adalah zat karsinogenik yang dapat menyebabkan
kerusakan sel. Klorin dapat masuk ke tubuh dengan cara :
1. Terhirup melalui saluran nafas. Klorin sangat berbahaya bila terhirup ke
saluran pernafasan. Berat molekul gas klorin lebih besar dari udara sehingga
akan selalu menempati daerah terendah dan mengendap di saluran nafas.
Paparan klorin pada anak-anak dapat menyebabkan serangan asma. Studi di
Belgia tahun 2003 menyebutkan iritan yang dikenal dengan triclhoramin.
Trikloramin ini akan dilepaskan apabila air yang berklorinasi bereaksi dengan
material organic seperti urin atau keringat manusia. Trikloramin dipercaya
dapat menginisiasi proses biologi yang dapat merusak barier seluler
permukaan paru.
2. Kontak dengan kulit atau mata. Efek klorin sangat negative untuk kosmetik.
Klorin dapat menyebabkan hilangnya kelembaban kulit dan rambut sehingga
terlihat keriput dan kering. Kontak dengan cairan klorin dapat menyebabkan
kulit dan mata terbakar.
3. Melalui inhalasi uap panas dan absorbsi melaui kulit. Paparan klorin yang
berbahaya adalah melaui inhalasi uap panas dan absorbsi melalui kulit saat
mandi menggunakan shower. Air shower yang hangat akan membuka pori-
pori kulit dan menyebabkan peningkatan absorbsi klorin dan bahan kimia
lainnya dalam air. Inhalasi sangat berbahaya mengingat gas klorin (kloroform)
yang terhirup dapat langsung menuju aliran darah.
4. Masuk kesaluran cerna melaui air atau makanan yang terkontaminasi. Menurut
U.S.Council of Environmental Quality, risiko terjadinya kanker meningkat
sebesar 93% pada penduduk yang mengonsumsi air berklorinasi dibandingkan
dengan yang tidak mengandung klorin. Pada penelitian binatang, tikus yang
terpapar klorin dan kloramin menderita tumor ginjal dan usus. Dr.Joseph Price
menulis sebuah buku yang kontroversal mengenai efek klorin dapat
menyebabkan aterosklerosis, serangan jantung dan stroke. Dr.Price
mengadakan percobaan pada ayam. Subjek penelitian dibagi menjadi dua
7

kelompok yaitu kelompok yang diberi air minum berklorinasi dan yang tidak.
Ketika dilakukan otopsi, kelompok yang terpapar klorin memperlihatkan
penyakit jantung sistemik pada setiap spesimen. Kelompok yang tidak
terpapar tidak menunjukkan hal demikian. Kelompok yang terpapar klorin
menunjukkan sirkulasi yang buruk, bulu-bulunya rontok, kedinginan dan
kurang aktif saat musim dingin tiba.
Menghirup gas klorin dalam konsentrasi tinggi akan menyebabkan
edema pulmo, iritasi saluran nafas, wheezing atau mengi, kesulitan bernafas, suara
serak, batuk, sesak nafas, iritasi mata, iritasi kulit. Tingkat keparahan akibat
paparan klorin tergantung bagaimana cara masuknya, dosis dan lama paparan.
Selain bau yang menyengat gas klorin dapat menyebabkan iritasi pada
mata saluran pernafasan. Apabila gas klorin masuk dalam jaringan paru-paru dan
bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam klorida yang bersifat
sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. diudara ambien, gas
klorin dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen. Dengan
adanya sinar matahari atau sinar terang maka HOCl yang terbentuk akan
terdekomposisi menjadi asam klorida dan oksigen. Selain itu gas klorin juga
dapat mencemari atmosfer.
Pada kadar antara 3,0 6,0 ppm gas klorin terasa pedas dan
memerahkan mata. Dan bila terpapar dengan kadar sebesar 14,0 21,0 ppm
selama 30 60 menit dapat menyebabkan penyakit paru-paru (pulmonari oedema)
dan bisa menyebabkan emphysema dan radang paru-paru. Eksposur klorin paling
berbahaya adalah akibat dari inhalasi. Semakin parah tingkat eksposur klorin,
semakin berat gejalanya. Namun, tingkat terkecil eksposur untuk klorin pun dapat
menyebabkan mata, hidung, dan tenggorokan terbakar. Efek pada kesehatan
biasanya dimulai dalam beberapa detik sampai menit. Gejala dari eksposur klorin
yang paling umum adalah :
Iritasi saluran pernapasan
Napas mendesah
Kesulitan bernapas
Sakit tenggorokan
Batuk
Dada sesak
Iritasi mata dan kulit
8

Klorin sangat potensial untuk terjadinya penyakit di kerongkongan,
hidung dan trakt respiratory (saluran kerongkongan didekat paru-paru). Akibat-
akibat akutnya bagi saluran pernapasan antara lain:
0,2 ppm : hidung terasa gatal
1,0 ppm : kerongkongan gatal atau rasa kering, batuk,
susah nafas
1,3 ppm (30 menit) : sesak nafas berat dan kepala sangat pening
5 ppm : peradangan hidung, pengkaratan gigi dan sesak
nafas
10,0 ppm : trakt respiratori menjadi sangat terganggu
15-20 ppm : batuk lebih keras, terasa tercekik, sesak di dada
30 ppm : batuk hebat, tercekik, sesak nafas, dan muntah-
muntah
250 ppm : kemungkinan besar dapat menyebabkan
kematian
1000 ppm : kematian

Karena klorin lebih berat daripada udara, klorin dapat mendorong
udara di sebuah ruangan di atas dirinya untuk bergerak. Jika kebocoran terjadi
di tempat yang berventilasi buruk, tertutup, atau daerah dataran rendah dapat
menyebabkan korban keterpajanan mati lemas Eksposur klorin tidak sering
mengakibatkan efek jangka panjang atau efek kesehatan kronis. Efek jangka
panjang biasanya ditemukan dengan orang-orang yang telah terpapar klorin
berulang-ulang. Klorin eksposur ulang ini dapat mengiritasi paru-paru dan
mengakibatkan batuk, produksi lendir, atau sesak napas yang dapat
berlangsung selama berbulan-bulan atau dalam beberapa kasus selama
bertahun-tahun, pengkaratan pada gigi, tua sebelum waktunya, dan besar
kecenderungan munculnya penyakit paru-paru seperti tbc dan emphisema,
merokok juga dapat memperburuk efek baik kronis atau akut klorin eksposur.



9

Dampak Terhadap Ekosistem dan Lingkungan
Klorin selain berdampak pada kesehatan, juga berdampak pada lingkungan, baik itu
udara, air, dan komunitas makhluk hidup yang ada di lingkungan yang terkena
dampak tersebut. Besarnya dampak yang ditimbulkan oleh senyawa klorin sangat
tergantung dari kadar, jenis senyawa klorin dan yang terpenting dalah tingkat
toksisitas dari senyawa tersebut. Pembuangan limbah yang mengandung klorin ke
perairan, berpotensi mencemari perairan. Gas buang dari pembakaran senyawa
organoklorin juga dapat mengganggu habitat kehidupan di lingkungan tersebut. Selain
itu senyawa klorin juga dapat menyebabkan masalah lingkungan yang bersifat global
seperti CFCs yang terurai di atmosfer melepaskan klorin yang dapat merusak lapisan
ozon.
Dampak Terhadap Hewan
Klorin pada konsentrasi 0.2 - 0.3 ppm dapat membunuh ikan dengan cepat.
Dampak Terhadap Tumbuhan
Beberapa kerusakan yang disebabkan oleh polutan udara yaitu klorin (Cl2) yang
berasal dari kilang minyak, menyebabkan daun terlihat keputihan, terjadinya nekrosis
antar tulang daun, tepi daun nampak seperti hangus.
Dampak Terhadap Material
Di dalam industri pulp, kertas dan tekstil, klorin mempunyai dua kegunaan : pertama,
untuk bahan pemutih dan penghalus pulp, dan kedua, untuk mendrop oksigen pada
senyawa sulfur yang berada di liquor hitam (black liquor). Dalam proses produksi
pulp dan kertas, klorin banyak digunakan, karena dalam proses pemutihan
(bleaching), klorin dipakai di dalam tingkat terawal pada stage I yang disebut juga
klorin dan klorin dioksid stage atau klorinisasi, serta stage terahkir (stage IV) yang
disebut juga klorin dioksid stage . Dari prosess produksi industri tersebut, klorin dan
bahan lainnya keluar dalam bentuk limbah cair dan padat. Sementara bau yang keluar
dari semua industri pulp dan kertas adalah akibat dari proses pemasakan chips kayu
dengan kimia sodium/natrium hidrosida (NaOH) dan sodium/natrium sulfida (Na2S).
Sulfida dari unsur Na2S dapat bereaksi langsung dengan klorin. Selain itu, gas klorin
10

dapat bereaksi keras dengan bahan yang mudah terbakar maupun bahan kimia lain,
termasuk karbon, dan logam, sehingga dapat menimbulkan ledakan. Begitu juga bila
bereaksi dengan gas-gas hydrokarbon (metan, asetilen, etan), baik dalam bentuk cair
maupun gas, terhadap senyawa nitrogen dan senyawa yang non-logam seperti
phospor, boron dan silikon.

D. Pengendalian Klorin
1. Pencegahan
Sumber Tidak Bergerak
a) Memasang scruber pada cerobong asap.
b) Memodifikasi pada proses pembakaran.
Manusia
Apabila kadar klorin dalam udara ambien telah melebihi baku
mutu (150 mg/Nm3 dengan waktu pengukuran 24 jam) maka untuk
mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya upaya :
a) Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.
b) Mengurangi aktifitas di luar rumah.

2. Penanggulangan
a) Mengganti peralatan yang rusak.
b) Mengatur pertukaran udara di dalam ruang seperti mengunakan
exhaust-fan.
c) Bila terjadi korban keracunan klorin maka lakukan:
- Berikan pengobatan atau pernafasan buatan.
- Kirim segera ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat.







11

BAB III
KASUS

SEMARANG, Jaringnews.com - Bidang Dokumentasi dan Kesehatan Polda
Jateng memastikan bahwa zat klorin menjadi penyebab utama kematian para korban
dalam kasus bunuh diri sekeluarga di Pekalongan Kamis (27/2/2014) lalu. Cairan
beracun ini terdapat dalam pembersih lantai yang berefek membuat korban mati lemas
dalam waktu yang tidak lama. Kombes Pol Musyafak, Kepala Bidang Kedokteran dan
Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah menyebutkan bahwa pihaknya menemukan
hasil positif saat dilakukan uji forensik di laboratorium, terhadap contoh sisa toksin
yakni toksin jenis klorin. "Jenis racunnya positif klorin yang biasanya digunakan
untuk bahan pembersih lantai," kata Musyafak, Selasa (4/3/2/2014).
Sementara hasil autopsi juga linear dengan uji labfor. Racun tersebut
menyebabkan dua korban meninggal dengan tanda-tanda yang menunjukkan mati
lemas. "Hasil menunjukkan mati lemas, kuku kebiruan, dan ada titik pendarahan di
mata," kata Musyafak. Temuan ini bermula dari kasus bunuh diri sekeluarga. Dimana
Anita (58) dan putranya Roy Rudjito (39) ditemukan tewas di hotel di Cirebon hari
Jumat (28/3) lalu. Ketika dilakukan pengusutan di tempat tinggalnya, ternyata putri
Anita, Lisnawati (41) serta anak Lisnawati, Deni Ricardo (11) juga tewas di rumahnya
di Perumahan Duta Bahagia no 7 RT 1 RW 5, Kraton Lor, Kelurahan Pekalongan
Utara, Kota Pekalongan. Ketika polisi menggelar olah TKP, ditemukan gelas berisi
cairan racun dan beberapa paket racun tikus yang masih utuh. Sedangkan dari TKP di
Cirebon, menyisakan satu korban selamat yang saat ini masih kritis. "Lambung dan
darah diperiksa dan mengandung klorin positif, bukan seperti kata kebanyakan orang
akibat racun tikus," kata Kabidokkes.
Ketika memasuki tubuh sebagai akibat pernapasan, tertelan, atau kontak kulit,
klorin akan bereaksi dengan air dalam tubuh untuk menghasilkan asam klorida yang
bersifat korosif dan merusak sel-sel dalam tubuh saat terjadi kontak. Asam klorida
sangat korosif ketika terjadi kontak apalagi bila dosis atau takaran yang tertelan dalam
jumlah banyak, seperti paparan diatas pada bagian pustaka, dalam konsentrasi yang
mencapai 1000 ppm bisa berakibat kematian.

12

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Klor adalah nama salah satu unsur kimia yang mempunyai rumus Cl,
klor akan menjadi klorida ketika mendapat sumbangan ion untuk membentuk
anion
-
dari unsur lain. Klorin merupakan zat kimia yang biasanya ditemui
dalam bentuk gas beracun. Klorin dapat menyebebkan gangguan saluran
pernapasan, kanker, iritasi pada kulit dan mata, iritasi saluran pernapasan,
napas mendesah, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, batuk, dada sesak,
dan iritasi kulit dengan kadar seperti tertera pada bagian pustaka.
. Zat klorin hanya bagus apabila digunakan sebagai pemutih. Penelitian
membuktikan bahaya klorin yang dapat merusak vitamin B, C dan E dalam
tubuh. Apabila bereaksi dengan asam dari tumbuhan yang membusuk akan
terbentuk trihalomethans (THMs) yang bersifat karsinogen. Ini merupakan
penyebab dari berbagai penyakit seperti lever, ginjal, pernapasan, tensi darah
rendah dan cacat lahir. Juga menyebabkan pengendapan kolesterol dalam
darah dan stroke. Zat klorin bersifat merusak jika masuk ke dalam tubuh
karena ion Clnya yang akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menjadi
asam klorida yang bersifat korosif apalagi dalam jumlah yang tidak sedikit.

B. Saran
1. Zat klorin hanya bagus apabila digunakan sebagai pemutih.
2. Saat mandi dengan air yang mengandung klorin sebaiknya ventilasi udara
dibuka agar uap klorin keluar dan digantikan dengar udara yang bersih.
3. Penggunaan klorin di industri sebaiknya tidak berlebihan karena banyak
penggunaan senyawa klor di lapangan ataupun industri dengan dosis
yang berlebihan sehingga seringkali terjadi pelepasan gas klorin akibat
pemanfaatan yang tidak efektif.
4. Sebelum bekerja dengan bahan yang mengandung klor, pekerja harus
dilatih dalam penanganan dan penyimpanan dan tahu cara menggunakan
APD yang tepat.

You might also like