You are on page 1of 15

Meskipun keuntungan yang relatif rendah amplifier transistor, kontrol gain sering

diperlukan untuk mengkompensasi perubahan dalam input signal, tingkat kebisingan


ambien, dan variasi lainnya. Desain kontrol volume untuk sirkuit transistor bukan
masalah yang sulit jika fakta bahwa transistor adalah perangkat dioperasikan saat ini
disimpan dalam pikiran. Gambar 5-15 (A) menggambarkan salah satu bentuk yang
mungkin dari mengontrol output keuntungan dalam tahap digabungkan RC. Di sirkuit ini,
potensiometer keluaran set kedua kolektor dc titik operasi dan tingkat sinyal
outputKapasitor kopling dc blok arus dari mengalir ke beban. Nilai kapasitor ini harus
cukup besar untuk melewati frekuensi terendah yang akan diperkuat. Jika beban output
transformator, bentuk yang sama kontrol gain tidak memuaskan, karena, seperti yang
diilustrasikan pada Gambar. 5-15 (B), 5-15 (B), beban impedansi bervariasi dengan
pengaturan potensiometer. Jika kapasitor kopling diabaikan, operasi sirkuit miskin karena
pengaturan kontrol volume perubahan titik operasi dc.
Gambar 5-15 (C) menggambarkan bentuk memuaskan kontrol input volume dalam tahap
digabungkan transformator. Hambatan dari potensiometer harus setidaknya sepuluh kali
nilai impedansi sekunder berkelok-kelok membuat efek loading diabaikan. Pengaturan ini
diilustrasikan pada Gambar. 5-15 (D), 5-15 (D), bagaimanapun, adalah tidak memuaskan,
karena bias basis bervariasi dengan perubahan dalam pengaturan kontrol volume.
Dalam operasi multistage, kontrol gain mungkin berlokasi di sirkuit input atau output dari
setiap tahap. Hal ini biasanya diinginkan untuk menempatkan kontrol dalam tahap
pertama jika amplitudo sinyal cenderung bervariasi lumayan. Pengaturan ini membantu
untuk mencegah sistem dari overloading pada sinyal besar.


1. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus
dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.

Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter)
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu
terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah
komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog,
transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara,
sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor
digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen
lainnya.
1.1. Cara Kerja Transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar
junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-
masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua
polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus
listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan
ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran
arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan
(elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam
satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan
transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari
daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah
ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang
lebih lanjut.
Jenis-jenis transistor


PNP

P-
channel

NPN

N-
channel
BJT

JFET


Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:
Materi semikonduktor : Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
Kemasan fisik : Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-
lain
Tipe : UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit)
dan lain-lain.
Polaritas : NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
Maximum kapasitas daya : Low Power, Medium Power, High Power
Maximum frekwensi kerja : Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor,
Microwave, dan lain-lain
Aplikasi : Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain

BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT
dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga
ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
FET
FET dibagi menjadi dua kelompok : Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET)
atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda
dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah dioda dengan kanal (materi
semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET
menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah dioda antara
grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode",
keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah
kontrol tegangan input.

2. Bandwidth
Bandwidth/lebar pita dalam teknologi komunikasi adalah perbedaan antara frekuensi terendah
dan frekuensi tertinggi dalam rentang tertentu. Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan
frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium transmisi. Dalam kerangka ini, Bandwidth
dapat diartikan sebagai perbedaan antara komponen sinyal frekuensi tinggi dan sinyal frekuensi
rendah. frekuensi sinyal diukur dalam satuan Hertz. Sebagai contoh, line telepon memiliki
bandwidth 3000Hz (Hertz), yang merupakan rentang antara frekuensi tertinggi (3300Hz) dan
frekuensi terendah (300Hz) yang dapat dilewati oleh line telepon ini.
Bandwidth (lebarpita) dalam ilmu computer adalah suatu penghitungan konsumsi data yang
tersedia pada suatu telekomunikasi. Dihitung dalam satuan bits per seconds (bit per detik).
Perhatikan bahwa bandwidth yang tertera komunikasi nirkabel, modem transmisi data,
komunikasi digital, elektronik, dll, adalah bandwidth yang mengacu pada sinyal analog yang
diukur dalam satuan hertz (makna asli dari istilah tersebut) yang lebih tepat ditulis bitrate
daripada bits per second.
Dalam dunia web hosting, bandwidth capacity (kapasitas lebarpita) diartikan sebagai nilai
maksimum besaran transfer data (tulisan, gambar, video, suara, dan lainnya) yang terjadi antara
server hosting dengan komputer klien dalam suatu periode tertentu. Contohnya 5 GB per bulan,
yang artinya besaran maksimal transfer data yang bisa dilakukan oleh seluruh klien adalah 5 GB,
jika bandwidth habis maka website tidak dapat dibuka sampai dengan bulan baru. Semakin
banyak fitur di dalam website seperti gambar, video, suara, dan lainnya, maka semakin banyak
bandwidth yang akan terpakai.
2.1 Digital Bandwidth
Digital Bandwidth adalah jumlah atau volume data yang dapat dikirimkan melalui sebuah
saluran komunikasi dalam satuan bits per second tanpa distorsi.
2.2. Analog Bandwidth
Analog Bandwidth adalah perbedaan antara frekuensi terendah dengan frekuensi tertinggi
dalam sebuah rentang frekuensi yang diukur dalam satuan Hertz (Hz) atau siklus per detik, yang
menentukan berapa banyak informasi yang bisa ditransimisikan dalam satu saat.
2.3. Alokasi Bandwidth
Alokasi atau reservasi Bandwidth adalah sebuah proses menentukan jatah Bandwidth kepada
pemakai dan aplikasi dalam sebuah jaringan. Termasuk didalamnya menentukan prioritas
terhadap berbagai jenis aliran data berdasarkan seberapa penting atau krusial dan delay-sensitive
aliran data tersebut. Hal ini memungkinkan penggunaan Bandwidth yang tersedia secara efisien,
dan apabila sewaktu-waktu jaringan menjadi lambat, aliran data yang memiliki prioritas yang
lebih rendah dapat dihentikan, sehingga aplikasi yang penting dapat tetap berjalan dengan lancar.
Besarnya saluran atau Bandwidth akan berdampak pada kecepatan transmisi. Data dalam jumlah
besar akan menempuh saluran yang memiliki Bandwidth kecil lebih lama dibandingkan
melewati saluran yang memiliki Bandwidth yang besar. Kecepatan transmisi tersebut sangat
dibutuhkan untuk aplikasi Komputer yang memerlukan jaringan terutama aplikasi real-time,
seperti videoconferencing. Penggunaan Bandwidth untuk LAN bergantung pada tipe alat atau
medium yang digunakan, umumnya semakin tinggi Bandwidth yang ditawarkan oleh sebuah alat
atau medium, semakin tinggi pula nilai jualnya. Sedangkan penggunaan Bandwidth untuk WAN
bergantung dari kapasitas yang ditawarkan dari pihak ISP, perusahaan harus membeli Bandwidth
dari ISP, dan semakin tinggi Bandwidth yang diinginkan, semakin tinggi pula harganya. sebuah
teknologi jaringan baru dikembangkan dan infrastruktur jaringan yang ada diperbaharui, aplikasi
yang akan digunakan umumnya juga akan mengalami peningkatan dalam hal konsumsi
Bandwidth. Video streaming dan Voice over IP ([[VoIP]]) adalah beberapa contoh penggunaan
teknologi baru yang turut mengonsumsi Bandwidth dalam jumlah besar.
3. Amplifier
Penguat (bahasa Inggris: Amplifier) adalah rangkaian komponen elektronika yang dipakai
untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan
menguatkan signal suara yaitu memperkuat signal arus (I) dan tegangan (V) listrik dari inputnya
menjadi arus listrik dan tengangan yang lebih besar (daya lebih besar) di bagian outputnya.
Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan
sebagai fungsi penguat frekuensi audio, gain power amplifier antara 20 kali sampai 100 kali dari
signal input.


Sebuah penguat suara elektronik
Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output (Pout) dengan daya di bagian
inputnya (Pin) dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran dari gain, (G) ini biasanya memakai
decibel (dB). Dalam bentuk rumus hal ini dinyatakan sebagai berikut:
G (dB) = 10log (Pout/Pin)
Pout adalah Power atau daya pada bagian output, dan Pin adalah daya pada bagian inputnya.
Dalam bagian rangkaian amplifier pada proses penguatan audio ini terbagi menjadi dua
kelompok bagian penting yaitu bagian penguat signal tegangan (V) kebanyakan menggunakan
susunan transistor darlington, dan bagian penguat arus susunannya transistor paralel dan masing-
masing transisistor berdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk membuang panas ke
udara, sekarang ini banyak yang menggunakan transistor simetris komplementer.
4. Ultra Wideband (UWB)
Perbedaan mendasar dari teknologi radio biasa dengan UWB adalah teknologi radio biasa
mengirimkan informasi melalui variasi level daya, frekuensi, dan fasa dari gelombang sinusoidal,
sedangkan UWB mengirimkan informasi dengan menghasilkan radio energi pada waktu singkat
tertentu dan menempati bandwidth lebar memunkinkan pulsa posisi dan modulasi waktu.
Sistem komunikasi narrowband memodulasi gelombang kontinu RF pada frekuensi tertentu
untuk mengirimkan dan menerima informasi. Gelombang kontinu memiliki daya besar pada pita
frekuensi yang sempit sehingga mudah dideteksi dan diterima oleh pihak lain. Gambar berikut
merepresentasikan sinyal narrowband pada domain waktu dan frekuensi :

Gambar 1 Sinyal narrowband pada (a) domain waktu dan (b) domain frekuensi
Seperti dijelaskan sebelumnya sistem UWB tidak menggunakan carrier, pulsa durasi-singkat
(picosecond sampai nanosecond) duty cycle sangat rendah (<0.5%) untuk pengiriman dan
penerimaan informasi. Duty cycle rasio dari waktu pulsa on terhadap waktu total transmisi.

Gambar 2 Duty Cycle yang rendah

Duty cycle rendah menawarkan daya transmisi rata-rata dari sistem komunikasi UWB yang
relatif rendah, yaitu dalam orde microwatt, ribuan kali lebih kecil dari daya ponsel. Walaupun
daya puncak dari pulsa UWB bisa cukup besar, tetapi karena dipancarkan sangat sebentar (Ton <
1 nanosecond), daya rata-ratanya menjadi cukup rendah. Akibatnya batterai peralatan handheld
UWB lebih tahan lama. Karena frekuensi berbanding terbalik dengan periode/waktu, durasi yang
singkat dari pulsa UWB menyebabkan energinya disebar pada pitafrekuensi yang cukup lebar
dengan power spectral density (PSD) yang rendah. Gambar berikut menggambarkan pulsa UWB
pada domain waktu dan frekuensi :

Gambar 3 Pulsa UWB pada (a) domain waktu dan (b) domain frekuensi
Bandwidth lebar yang didapat merupakan hasil transformasi Fourier dari persamaan sinyal pada
time domain :

Notasi sebelah kiri x(t), merupakan fungsi sinyal dalam domain waktu dengan faktor a; notasi
sebelah kanan merepresentasikan sinyal yang sama pada domain frekuensi X(f). Misalnya pulsa
dengan durasi T =500 picosecond berada pada frekuensi tengah fc =2 GHz
Sinyal UWB harus memiliki bandwidth frekuensi tengah atau 500 MHz. Fractional
bandwidth adalah factor yang digunakan untuk mengklasifikasikan sinyal sebagai narrowband,
wideband, atau ultra-wideband dan diperoleh dari rasio bandwidth pada 10 dB dari frekuensi
tengah. Persamaannya ditunjukkan sebagai berikut :

dimana fh dn f1 adalah frekuensi cutoff tertinggi dan terendah (pada titik 10 dB) dari spectrum
pulsa UWB. Sinyal UWB dapat berupa bermacam-macam sinyal, seperti Gaussian, chirp,
wavelet, atau Hermite-based short-duration pulses. Gambar berikut adalah Gaussian monocycle
sebagai contoh pulsa UWB pada domain waktu dan frekuensi.
Berikut ini klasifikasi sinyal berdasarkan fractional bandwidthnya :

Narrowband Bf < 1%
Wideband 1% < Bf < 20%
Ultra-Wideband Bf > 20%
5. Penguat Operasional
Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa
tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat operasional
memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat
bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu
tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah
(ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat operasional:

5.1. Karakteristik Ideal Penguat Operasional
Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan
yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi, impedansi
keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) A
VOL

Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) V
OO
= 0
Hambatan masukan (input resistance) R
I

Hambatan keluaran (output resistance) R
O
= 0
Lebar pita (band width
Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai dalam
kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki
karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus
memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu
tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp.
5.1.1. Penguatan Tegangan Lingkar Terbuka
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan diferensial
Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang diterapkan padanya
seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal, penguatan tegangan lingkar terbuka adalah:
A
VOL
= Vo / Vid
A
VOL
= Vo/(V1-V2)
Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran V
O
berbeda fasa dengan tegangan
masukan V
id
. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk
divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti
adalah bahwa tegangan keluaran V
O
jauh lebih besar daripada tegangan masukan V
id
. Dalam
kondisi praktis, harga A
VOL
adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB).
Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran V
O
tidak lebih dari tegangan catu yang
diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang
amplitudonya sangat kecil.
5.1.2. Tegangan Ofset Keluaran
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) V
OO
adalah harga tegangan keluaran dari
Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan V
id
= 0. Secara ideal, harga
V
OO
= 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR
(common mode rejection) ideal.
Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan
dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset V
OO
biasanya berharga
sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan balik maka harga V
OO
akan menjadi
cukup besar untuk menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu
diterapakan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan
V
id
= 0, tegangan keluaran V
O
juga = 0. Apabila hal ini tercapai.
5.1.3. Hambatan Masukan
Hambatan masukan (input resistance) R
i
dari Op Amp adalah besar hambatan di antara
kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi
tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan
balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka
hambatan masukan Op Amp akan meningkat.
Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan.
Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam
menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar,
maka sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar.
5.1.4. Hambatan Keluaran
Hambatan Keluaran (output resistance) R
O
dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam
yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan
keluaran R
O
Op Amp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op
Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran
yang kecil sangat diharapkan.
Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm
hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka
harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.
5.1.5. Lebar Pita
Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana tegangan
keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat amplitudo
tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi
dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan.
Sebagian besar Op Amp serba guan memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya
diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang
khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga
harus didukung komponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat
bekerja dengan baik.
5.1.6. Waktu Tanggapan
Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran
untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0
detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah.
Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak
langsung berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro
detik hal ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah
perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi
kondisi steady state. Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.
5.1.7. Karakteristik Terhadap Suhu
Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya
apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal, karakteristiknya
tidak berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp
pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan biasa, perubahan tersebut dapat
diabaikan.

5.2. Implementasi Penguat Operasional
Rangkaian yang akan dijelaskan dan dianalisa dalam tulisan ini akan menggunakan penguat
operasional yang bekerja sebagai komparator dan sekaligus bekerja sebagai penguat. Berikut ini
adalah konfigurasi Op Amp yang bekerja sebagai penguat:

Gambar di atas adalah gambar sebuah penguat non inverting. Penguat tersebut dinamakan
penguat noninverting karena masukan dari penguat tersebut adalah masukan noninverting dari
Op Amp. Sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal keluarannya. Adapun besar
penguatan dari penguat ini dapat dihitung dengan rumus:
A
V
= (R1+R2)/R1
A
V
= 1 + R2/R1
Sehingga :
V
O
=1 + (R2/R1) V
id

Selain penguat noninverting, terdapat pula konfigurasi penguat inverting. Dari penamaannya,
maka dapat diketahui bahwa sinyal masukan dari penguat jenis ini diterapkan pada masukan
berbeda fasa sebesar 180
0
dengan sinyal keluarannya. Jadi jiak ada masukan positif, maka
keluarannya adalah negatif. Berikut ini adalah skema dari penguat inverting:


Penguatan dari penguat di atas dapat dihitung dengan rumus:
A
V


Sehingga:
V
O

id

You might also like