2 Fungsi perencanaan di bidang kesehatan ad. proses untuk merumuskan masalah2 kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah2 untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan 3 Manfaat Perencanaan Melalui perencanaan program akan dapat diketahui: 1. Tujuan dan cara mencapainya 2. Jenis/ struktur organisasi yang dibutuhkan 3. Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan uraian tugasnya 4. Sejauh mana efektifitas kepemimpinan 5. bentuk dan standar pengawasan yg akan dlkkn. 4 Keuntungan perencanaan yang baik: 1. Aktifitas organisasi lebih terarah untuk mencapai tujuan 2. Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif 3. Alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai 4. Memberikan landasan pokok fungsi manajemen lainnya yaitu fungsi pengawasan 5 Kerugian perencanaan: 1. Keterbatasan dalam ketepatan informasi dan fakta2 tentang masa yad 2. Memerlukan biaya yang cukup besar 3. Hambatan psikologis 4. Menghambat timbulnya inisiatif 5. Terhambatnya tindakan yang perlu diambil 6 Langkah-langkah Perencanaan: 1. Analisis situasi Tujuan, mengumpulkan data/ fakta. Ilmu epidemiologi (distribusi penyakit dan determinannya), Ilmu antropologi (aspek budaya dan perilaku sehat, sakit masyarakat), Ilmu demografi (angka2 vital statistik), Ilmu statistik (mengolah dan mempresentasikan data), Ilmu ekonomi (pembiayaan kesehatan)
7 Langkah-langkah Perencanaan
2. Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah 3. Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai 4. Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program 5. Menyusun rencana kerja operasional (RKO) 8 Langkah 1- Analisis situasi: jenis informasi yang diperlukan untuk perencanaan: 1. Penyakit dan kejadian sakit di wil. Kerja 2. Data kependudukan 3. Jenis dan organisasi pelayanan kesehatan yang tersedia 4. Keadaan lingkungan dan aspek geografisnya 5. Sarana dan sumber daya penunjang 9 Pengumpulan data (langsung dan tidak langsung): 1. Mendengarkan keluhan masy. di lapangan 2. Membahas masalah2 kesehatn dgn tokoh2 formal dan informal masyarakat 3. Membahas bersama petugas lapangan kesehatan 4. Membaca laporan kegiatan program kesehatan 5. Mempelajari peta wilayah, sensus penduduk, laporan khusus, hasil suatu survei, juklak program, laporan tahunan 10 Masalah kesehatan Masalah penyakit (medis), intervensi medis yi diagnosa penyakit, pengobatan dan tindak lanjut Masalah kesehatan masyarakat (Public health), surveilen, analisis epidemiologi, intervensi yi promosi kesehatan, perlindungan spesifik/ imunisasi, deteksi dini 11 Masalah kesehatan Contoh masalah kesehatan: KIA/ KB, tingginya prevalensi anemia pada remaja putri dan wanita hamil, partus kasep, kematian ibu bersakin, BBLR, Kematian neonatal dan perinatal (mis. akibat tetanus neonatorum, ISPA, diare), infertility, mioma, Ca. Cervix, Ca. Mammae, masalah komplikasi pemakaian IUD 12 Masalah Program Sumber: in-put, proses, output, dan efek Masalah program dinilai dari dampak sistem pelayanan kesehatan (outcome) Contoh: Masalah program Masalah input, jml. staf kurang, keterampilan dan motivasi kerja rendah, peralatan kurang memadai, jenis obat yg. tersedia tidak sesuai
13 Masalah Program Masalah proses, terkait dengan fungsi manajemen (POAC), kurang jelas tujuan program, kurang jelas rumusan masalah program (P), pembagian tugas tidak jelas (O), kepemimpinan kurang (A), pengawasan/ supervisi lemah (C) 14 Langkah-2: mengidentifikasi masalah dan prioritasnya Tiga kategori masalah, masalah tentang penyakit, masalah manajemen pelayanan kesehatan (masalah program), dan masalah perilaku, sikap dan pengetahuan masy. Tentang kegiatan pelayanan kesehatan: 1.Jumlah anak penderita diare 2.Air minum terkontaminasi air limbah 3.Masyarakat membutuhkan penyuluhan kesehatan
15 4. Banyak tumpukan sampah di sepanjang jalan umum 5. Pemilikan jamban keluara masih rendah 6. Kurangnya persediaan oralit di Posyandu 7. Staf yang mampu melakukan deteksi dini diare sangat terbatas Prioritas, masalah utama ad. tingginya jumlah anak yang menderita diare
16 Kriteria penetapan prioritas masalah kesehatan: 1. Apakah masalah tersebut menimpa sebagian besar penduduk? 2. Apakah masalah tersebut potensial sebagai penyebab tingginya kematian bayi? 3. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kesehatan dan kematian anak balita? 4. Apakah masalah tersebut mengganggu kondisi kesehatan dan makibatkan kematian ibu hamil? 17 Kriteria penetapan prioritas masalah kesehatan 5. Apakah masalah kesehatan tersebut bersifat kronis, mnimbulkan kecatatan, dan mganggu produktifitas kerja masyarakat di suatu wilayah? 6. Apakah masalah tersebut makibatkan kepanikan masyarakat secara luas Beri skor 1-10 18 Kriteria berdasarkan fisibilitas di lapangan: 1. Apakah daerah itu mudah dicapai? 2. Bagaimana partisipasi masyarakat setempat? 3. Berapa cakupan kegiatan program yang telah mampu dicapai selama ini? 4. Apakah masalah kesehatan tersebut ad. salah satu prioritas program kesehatan nasional? 5. Apakah masalah kesehatan tsb. dapat dipecahkan dengan potensi yg. Ada? Beri skor 1-10 19 Langkah-3: Penentuan tujuan program Kriteria penentuan tujuan program: 1. Tujuan adalah hasil yang diinginkan (tolok ukur keberhasilan kegiatan) 2. Tujuan harus sesuai dengan masalah, bisa dicapai, bisa diukur, bisa dilihat hasilnya 3. Tujuan penting untuk membuat perencanaan dan mengevaluasi hasilnya
20 Kriteria penentuan tujuan program 4. Target operasional berhubungan dengan waktu 5. Tetapkan kegiatan program untuk mencapai tujuan 6. Tetapkan masalah dan faktor2 penghambat sebelum tujuan dan target operasional ditetapkan
21 Contoh: Untuk mekatkan cakupan pemeriksaan ante natal care ibu2 hamil, dirumuskan tujuan pelayanan meningkatnya cakupan K1 (kunjungan ibu hamil yang pertama) dari 80% menjadi 100%, dan K4 60% menjadi 80%. Perlu didistribusikan bidan di setiap desa. Perlu penyediaan kit bidan lengkap.
22 Langkah 4: Mengkaji hambatan dan kelemahan program 1. Hambatan pada sumber daya, motivasi rendah pada staf pelaksana, partisipasi masyarakat rendah, peralatan (-), informasi tidak valid, dana kurang, waktu kurang 2. Hambatan pada lingkungan, geografis (jalan rusak), iklim, tingkat pendidikan rendah, sikap dan budaya masy. (mitos, tabu, salah persepsi), perilaku masy. yang kurang partisipatif 23 Langkah-langkah: Daftar hambatan dan kendala program Eliminasi, modifikasi, kurangi, tidak bisa? Sesuaikan dengan tujuan operasional kegiatan program
Langkah-5: Membuat rencana kerja operasional Mengapa kegiatan ini penting dilaksanakan? Apa yang akan dicapai? Bagaimana cara mengerjakannya?
24 Langkah-5: Membuat rencana kerja operasional
Siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaran kegiatannya? Sumber daya pendukung? Dimana kegiatan akan dilaksanakan? Kapan kegiatan ini akan dikerjakan? Untuk keperluan pengawasan dan pengendalian 25 ad. langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas, wewenang, pendelegasian wewenang untuk mencapai tujuan Alat untuk memadukan semua kegiatan: personil, finansil, material, dan tatacara untuk mencapai tujuan 26 Manfaat: Dapat diketahui: 1. Pembagian tugas perorangan dan kelompok 2. Hubungan organisatoris 3. Pendelegasian wewenang 4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik
27 Langkah langkah pengorganisasian: 1. Tujuan organisasi harus difahami oleh staf 2. Pembagian tugas 3. Menggolongkan kegiatan2 pokok dalam elemen kegiatan (praktis) 4. Kewajiban staf dan fasilitas yang diperlukan 5. Penugasan personil yang cakap 6. Mendelegasikan wewenang 28 Wewenang dalam organisasi: Wewenang, kekuasaan a/ hak untuk memerintah a/ meminta orang lain untuk berbuat sesuatu. Dibatasi melalui uraian tugasnya sesuai dengan fungsi dan kedudukan staf di dalam organisasi. Wewenang lini (Linie authority), vertikal, pelimpahan wewenang dari atas ke bawah Wewenang staf (staff authority), mengalir ke samping untuk membantu melancarkan tugas staf yg memiliki wewenang lini 29 Wewenang dalam organisasi Wewenang staf dan lini, campuran. - Sentralisasi - Desentralisasi - Dekonsentrasi - Perbantuan (Medebewyn) 30 Fungsi penggerak semua kegiatan yang telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi yang telah dirumuskan pada fungsi perrencanaan Manajer: peranan pimpinan, motivasi staf, kaerjasama dan komunikasi antar staf 31 Tujuan fungsi aktuasi: 1. Menciptakan kerjasama yang lebuh efisien 2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf 3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan 4. Mengusahakan lingkungan kerja: motivasi dan prestasi kerja 5. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis 32 Faktor-faktor penghambat fungsi aktuasi: Hambatan utama: kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi. Abraham H. Maslow (tingkatan kebutuhan manusia) Hierarchy of Needs: 1. Kebutuhan fisik 2. kebutuhan rasa aman dan tentram 3. Kebutuhan diterima lingkungan sosial 4. kebutuhan untuk diakui 5. kebutuhan untuk menunjukan kemampuan diri 33 kepemimpinan ad. kemampuan seseorang untuk memberikan pengaruh kepada perubahan perilaku orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Memotivasi dirinya sendiri untuk bekerja Memiliki kepekaan yanng tinggi terhadap permasalahan organisasi Menggerakkan (memotivasi) stafnya 34 Pemimpin Memberi semangat pengikutnya Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan pengikutnya Menunjukkan kepada pengikutnya bagaimana menjalankan suatu pekerjaan Bertanggungjawab Memperbaiki kegagalan yang terjadi dalam pencapaian tugas 35 Bukan pemimpin Memaksa/ menarik pengikutnya Menyelesaikan pekerjaan dengan mengorbankan pengikutnya Memberikan kekuatan dengan ancaman dan paksaan Melepas tanggung jawab Menyalahkan orang lain atas kegagalan yang dialami 36 Teori Kepemimpinan Blake and Mouton (teori dua dimensi) 1. Tipe disaster (pembelot) 2. Tipe missionary (berorientasi pada orang atau penganjur) 3. Tipe autocrat (berorientasi pada produk) 4. Tipe compromiser (memelihara keseimbangan) 5. Executive (produktivitas dan HAM tinggi)
37 Teori Kepemimpinan Tannenbaum & Schmidt, 1958: 1. Otoriter 2. Paternalistik 3. Demokrasi 4. Laisses-Faire Mc. Gregor (1960): teori X-Y 1. Teori Y, gaya kepemimpinan paternalistik dan demokratis 38 Teori Kepemimpinan Teori X, gaya kepemimpinan yang tough minded (otoriter) Hersey and Blanchard (1972) Didasarkan pada kemampuan dan kematangan stafnya. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan kemampuan dan inisiatif staf
39 Pemimpin berdasarkan cara pemimpin terpilih: 1. Tradisi (warisan) 2. Kekuatan pribadi (kharisma) 3. Pengangkatan (wakil rakyat/ staf, penunjukan) 4. Pemilihan (wakil rakyat/ staf, sesuai UU)
40 Pemimpin berdasarkan kekuasaan: Pemaksaan (coersive power) Penghargaan (reward) Kharisma Keahliannya Penunjukan 41 Aspek komunikasi dalam organisasi: Kurangi kesimpangsiuran arus informasi dalam organisasi Sesuaikan denngan pengalaman penerima informasi Sistem umpan balik Penggunaan media Komunikasi langsung 42 Tujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan efektifitas tugas2 staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin Prinsip pengawasan: 1. Dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur 2. Penting untuk pencapaian tujuan 3. Standar kerja 43 Manfaat pengawasan: 1. Mengetahui kegiatan/program telah dilaksanakan sesuai standar/ rencana kerja 2. Mengetahui penyimpangan pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas 3. Mengetahui apakah waktu dan sumber daya telah digunakan secara benar 4. Mengetahui sebab2 terjadinya penyimpangan 5. Mengetahui staf yg perlu penghargaan, promosi, latihan lanjutan
44 Jenis Pengawasan 1. Pengawasan fungsional (struktural) Fungsi: pengawasan melekat (waskat) seorang pimpinan thd kegiatan staf di bawah koordinasinya 2. Pengawasan publik 3. Pengawasan non fungsional Oleh badan yg berwenang (DPR, BPK, BPKP) 45 Evaluasi terhadap input, sebelum kegiatan program, bersifat pencegahan Evaluasi proses, pada saat kegiatan berlangsung, untuk mengetahui apakah metode yg dipilh sudah sudah efektif, komunikasi?, dll. Evaluasi output (summative evaluation), sesudah kegiatan selesai dilakukan 46 Perbandingan Evaluasi dan Pengawasan Kriteria Evaluasi Pengawasan Sumber Data Data sekunder dan Primer Data primer Pelaksana Pihak luar (agar lebih efektif) Pihak dalam (manajer) Waktunya Biasanya setelah kegiatan selesai Setiap saat sesuai fungsi seorang manajer Sifat 1. Formatif (evaluasi proses) 2. Sumatif (evaluasi thd hasil/ dampak, output dan outcome) Formatif Sebagai bagian dari upaya manajer untuk membaiki tugas2 staf, kualitas dan produktifitasnya