You are on page 1of 46

1

Dr. Isti I.F. Iman, MSc. (CM FM)


Bag. IKM/IKP/IKK Fak. K edokteran UISU

2
Fungsi perencanaan di bidang
kesehatan ad. proses untuk
merumuskan masalah2 kesehatan di
masyarakat, menentukan kebutuhan
dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang
paling pokok, dan menyusun
langkah2 untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
3
Manfaat Perencanaan
Melalui perencanaan program akan dapat
diketahui:
1. Tujuan dan cara mencapainya
2. Jenis/ struktur organisasi yang
dibutuhkan
3. Jenis dan jumlah staf yang diinginkan,
dan uraian tugasnya
4. Sejauh mana efektifitas kepemimpinan
5. bentuk dan standar pengawasan yg
akan dlkkn.
4
Keuntungan perencanaan yang
baik:
1. Aktifitas organisasi lebih terarah
untuk mencapai tujuan
2. Mengurangi atau menghilangkan
jenis pekerjaan yang tidak produktif
3. Alat pengukur hasil kegiatan yang
dicapai
4. Memberikan landasan pokok fungsi
manajemen lainnya yaitu fungsi
pengawasan
5
Kerugian perencanaan:
1. Keterbatasan dalam ketepatan
informasi dan fakta2 tentang masa
yad
2. Memerlukan biaya yang cukup
besar
3. Hambatan psikologis
4. Menghambat timbulnya inisiatif
5. Terhambatnya tindakan yang perlu
diambil
6
Langkah-langkah Perencanaan:
1. Analisis situasi
Tujuan, mengumpulkan data/ fakta. Ilmu
epidemiologi (distribusi penyakit dan
determinannya), Ilmu antropologi (aspek
budaya dan perilaku sehat, sakit
masyarakat), Ilmu demografi (angka2
vital statistik), Ilmu statistik (mengolah
dan mempresentasikan data), Ilmu
ekonomi (pembiayaan kesehatan)

7
Langkah-langkah Perencanaan

2. Mengidentifikasi masalah dan
penetapan prioritas masalah
3. Merumuskan tujuan program dan
besarnya target yang ingin dicapai
4. Mengkaji kemungkinan adanya
hambatan dan kendala dalam
pelaksanaan program
5. Menyusun rencana kerja
operasional (RKO)
8
Langkah 1- Analisis situasi:
jenis informasi yang diperlukan untuk
perencanaan:
1. Penyakit dan kejadian sakit di wil. Kerja
2. Data kependudukan
3. Jenis dan organisasi pelayanan
kesehatan yang tersedia
4. Keadaan lingkungan dan aspek
geografisnya
5. Sarana dan sumber daya penunjang
9
Pengumpulan data (langsung dan tidak
langsung):
1. Mendengarkan keluhan masy. di
lapangan
2. Membahas masalah2 kesehatn dgn
tokoh2 formal dan informal masyarakat
3. Membahas bersama petugas lapangan
kesehatan
4. Membaca laporan kegiatan program
kesehatan
5. Mempelajari peta wilayah, sensus
penduduk, laporan khusus, hasil suatu
survei, juklak program, laporan tahunan
10
Masalah kesehatan
Masalah penyakit (medis), intervensi
medis yi diagnosa penyakit,
pengobatan dan tindak lanjut
Masalah kesehatan masyarakat
(Public health), surveilen, analisis
epidemiologi, intervensi yi promosi
kesehatan, perlindungan spesifik/
imunisasi, deteksi dini
11
Masalah kesehatan
Contoh masalah kesehatan:
KIA/ KB, tingginya prevalensi anemia pada
remaja putri dan wanita hamil, partus
kasep, kematian ibu bersakin, BBLR,
Kematian neonatal dan perinatal (mis.
akibat tetanus neonatorum, ISPA, diare),
infertility, mioma, Ca. Cervix, Ca.
Mammae, masalah komplikasi pemakaian
IUD
12
Masalah Program
Sumber: in-put, proses, output, dan efek
Masalah program dinilai dari dampak
sistem pelayanan kesehatan (outcome)
Contoh: Masalah program
Masalah input, jml. staf kurang,
keterampilan dan motivasi kerja rendah,
peralatan kurang memadai, jenis obat yg.
tersedia tidak sesuai

13
Masalah Program
Masalah proses, terkait dengan
fungsi manajemen (POAC), kurang
jelas tujuan program, kurang jelas
rumusan masalah program (P),
pembagian tugas tidak jelas (O),
kepemimpinan kurang (A),
pengawasan/ supervisi lemah (C)
14
Langkah-2: mengidentifikasi
masalah dan prioritasnya
Tiga kategori masalah, masalah tentang
penyakit, masalah manajemen pelayanan
kesehatan (masalah program), dan masalah
perilaku, sikap dan pengetahuan masy.
Tentang kegiatan pelayanan kesehatan:
1.Jumlah anak penderita diare
2.Air minum terkontaminasi air limbah
3.Masyarakat membutuhkan penyuluhan
kesehatan

15
4. Banyak tumpukan sampah di sepanjang
jalan umum
5. Pemilikan jamban keluara masih rendah
6. Kurangnya persediaan oralit di Posyandu
7. Staf yang mampu melakukan deteksi dini
diare sangat terbatas
Prioritas, masalah utama ad. tingginya
jumlah anak yang menderita diare

16
Kriteria penetapan prioritas
masalah kesehatan:
1. Apakah masalah tersebut menimpa
sebagian besar penduduk?
2. Apakah masalah tersebut potensial
sebagai penyebab tingginya kematian
bayi?
3. Apakah masalah tersebut mempengaruhi
kesehatan dan kematian anak balita?
4. Apakah masalah tersebut mengganggu
kondisi kesehatan dan makibatkan
kematian ibu hamil?
17
Kriteria penetapan prioritas
masalah kesehatan
5. Apakah masalah kesehatan tersebut
bersifat kronis, mnimbulkan kecatatan,
dan mganggu produktifitas kerja
masyarakat di suatu wilayah?
6. Apakah masalah tersebut makibatkan
kepanikan masyarakat secara luas
Beri skor 1-10
18
Kriteria berdasarkan fisibilitas di
lapangan:
1. Apakah daerah itu mudah dicapai?
2. Bagaimana partisipasi masyarakat
setempat?
3. Berapa cakupan kegiatan program yang
telah mampu dicapai selama ini?
4. Apakah masalah kesehatan tersebut ad.
salah satu prioritas program kesehatan
nasional?
5. Apakah masalah kesehatan tsb. dapat
dipecahkan dengan potensi yg. Ada?
Beri skor 1-10
19
Langkah-3: Penentuan tujuan
program
Kriteria penentuan tujuan program:
1. Tujuan adalah hasil yang diinginkan
(tolok ukur keberhasilan kegiatan)
2. Tujuan harus sesuai dengan masalah,
bisa dicapai, bisa diukur, bisa dilihat
hasilnya
3. Tujuan penting untuk membuat
perencanaan dan mengevaluasi hasilnya


20
Kriteria penentuan tujuan
program
4. Target operasional berhubungan dengan
waktu
5. Tetapkan kegiatan program untuk
mencapai tujuan
6. Tetapkan masalah dan faktor2
penghambat sebelum tujuan dan target
operasional ditetapkan


21
Contoh: Untuk mekatkan cakupan
pemeriksaan ante natal care ibu2 hamil,
dirumuskan tujuan pelayanan
meningkatnya cakupan K1 (kunjungan ibu
hamil yang pertama) dari 80% menjadi
100%, dan K4 60% menjadi 80%. Perlu
didistribusikan bidan di setiap desa. Perlu
penyediaan kit bidan lengkap.

22
Langkah 4: Mengkaji hambatan
dan kelemahan program
1. Hambatan pada sumber daya, motivasi
rendah pada staf pelaksana, partisipasi
masyarakat rendah, peralatan (-),
informasi tidak valid, dana kurang, waktu
kurang
2. Hambatan pada lingkungan, geografis
(jalan rusak), iklim, tingkat pendidikan
rendah, sikap dan budaya masy. (mitos,
tabu, salah persepsi), perilaku masy.
yang kurang partisipatif
23
Langkah-langkah:
Daftar hambatan dan kendala program
Eliminasi, modifikasi, kurangi, tidak bisa?
Sesuaikan dengan tujuan operasional
kegiatan program

Langkah-5: Membuat rencana kerja
operasional
Mengapa kegiatan ini penting
dilaksanakan?
Apa yang akan dicapai?
Bagaimana cara mengerjakannya?

24
Langkah-5: Membuat rencana kerja
operasional

Siapa yang akan mengerjakan dan siapa
sasaran kegiatannya?
Sumber daya pendukung?
Dimana kegiatan akan dilaksanakan?
Kapan kegiatan ini akan dikerjakan?
Untuk keperluan pengawasan dan
pengendalian
25
ad. langkah untuk menetapkan,
menggolong-golongkan, dan mengatur
berbagai macam kegiatan, penetapan
tugas, wewenang, pendelegasian
wewenang untuk mencapai tujuan
Alat untuk memadukan semua kegiatan:
personil, finansil, material, dan tatacara
untuk mencapai tujuan
26
Manfaat:
Dapat diketahui:
1. Pembagian tugas perorangan dan
kelompok
2. Hubungan organisatoris
3. Pendelegasian wewenang
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik

27
Langkah langkah
pengorganisasian:
1. Tujuan organisasi harus difahami oleh
staf
2. Pembagian tugas
3. Menggolongkan kegiatan2 pokok dalam
elemen kegiatan (praktis)
4. Kewajiban staf dan fasilitas yang
diperlukan
5. Penugasan personil yang cakap
6. Mendelegasikan wewenang
28
Wewenang dalam organisasi:
Wewenang, kekuasaan a/ hak untuk
memerintah a/ meminta orang lain untuk
berbuat sesuatu. Dibatasi melalui uraian
tugasnya sesuai dengan fungsi dan
kedudukan staf di dalam organisasi.
Wewenang lini (Linie authority), vertikal,
pelimpahan wewenang dari atas ke bawah
Wewenang staf (staff authority), mengalir
ke samping untuk membantu melancarkan
tugas staf yg memiliki wewenang lini
29
Wewenang dalam organisasi
Wewenang staf dan lini, campuran.
- Sentralisasi
- Desentralisasi
- Dekonsentrasi
- Perbantuan (Medebewyn)
30
Fungsi penggerak semua kegiatan
yang telah dituangkan dalam fungsi
pengorganisasian untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah
dirumuskan pada fungsi
perrencanaan
Manajer: peranan pimpinan, motivasi
staf, kaerjasama dan komunikasi
antar staf
31
Tujuan fungsi aktuasi:
1. Menciptakan kerjasama yang lebuh
efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan
keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan
menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan lingkungan kerja:
motivasi dan prestasi kerja
5. Membuat organisasi berkembang lebih
dinamis
32
Faktor-faktor penghambat fungsi
aktuasi:
Hambatan utama: kegagalan manajer
dalam menumbuhkan motivasi.
Abraham H. Maslow (tingkatan kebutuhan
manusia) Hierarchy of Needs:
1. Kebutuhan fisik
2. kebutuhan rasa aman dan tentram
3. Kebutuhan diterima lingkungan sosial
4. kebutuhan untuk diakui
5. kebutuhan untuk menunjukan
kemampuan diri
33
kepemimpinan
ad. kemampuan seseorang untuk
memberikan pengaruh kepada perubahan
perilaku orang lain baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Memotivasi dirinya sendiri untuk bekerja
Memiliki kepekaan yanng tinggi terhadap
permasalahan organisasi
Menggerakkan (memotivasi) stafnya
34
Pemimpin
Memberi semangat pengikutnya
Menyelesaikan pekerjaan dan
mengembangkan pengikutnya
Menunjukkan kepada pengikutnya
bagaimana menjalankan suatu pekerjaan
Bertanggungjawab
Memperbaiki kegagalan yang terjadi
dalam pencapaian tugas
35
Bukan pemimpin
Memaksa/ menarik pengikutnya
Menyelesaikan pekerjaan dengan
mengorbankan pengikutnya
Memberikan kekuatan dengan ancaman
dan paksaan
Melepas tanggung jawab
Menyalahkan orang lain atas kegagalan
yang dialami
36
Teori Kepemimpinan
Blake and Mouton (teori dua dimensi)
1. Tipe disaster (pembelot)
2. Tipe missionary (berorientasi pada
orang atau penganjur)
3. Tipe autocrat (berorientasi pada produk)
4. Tipe compromiser (memelihara
keseimbangan)
5. Executive (produktivitas dan HAM
tinggi)


37
Teori Kepemimpinan
Tannenbaum & Schmidt, 1958:
1. Otoriter
2. Paternalistik
3. Demokrasi
4. Laisses-Faire
Mc. Gregor (1960): teori X-Y
1. Teori Y, gaya kepemimpinan
paternalistik dan demokratis
38
Teori Kepemimpinan
Teori X, gaya kepemimpinan yang
tough minded (otoriter)
Hersey and Blanchard (1972)
Didasarkan pada kemampuan dan
kematangan stafnya.
Mengembangkan kemampuan sesuai
dengan kemampuan dan inisiatif staf

39
Pemimpin berdasarkan cara
pemimpin terpilih:
1. Tradisi (warisan)
2. Kekuatan pribadi (kharisma)
3. Pengangkatan (wakil rakyat/ staf,
penunjukan)
4. Pemilihan (wakil rakyat/ staf, sesuai
UU)



40
Pemimpin berdasarkan
kekuasaan:
Pemaksaan (coersive power)
Penghargaan (reward)
Kharisma
Keahliannya
Penunjukan
41
Aspek komunikasi dalam
organisasi:
Kurangi kesimpangsiuran arus informasi
dalam organisasi
Sesuaikan denngan pengalaman
penerima informasi
Sistem umpan balik
Penggunaan media
Komunikasi langsung
42
Tujuan agar efisiensi penggunaan
sumber daya dapat lebih berkembang,
dan efektifitas tugas2 staf untuk
mencapai tujuan program dapat lebih
terjamin
Prinsip pengawasan:
1. Dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah
diukur
2. Penting untuk pencapaian tujuan
3. Standar kerja
43
Manfaat pengawasan:
1. Mengetahui kegiatan/program telah
dilaksanakan sesuai standar/ rencana
kerja
2. Mengetahui penyimpangan pengetahuan
dan pengertian staf dalam melaksanakan
tugas
3. Mengetahui apakah waktu dan sumber
daya telah digunakan secara benar
4. Mengetahui sebab2 terjadinya
penyimpangan
5. Mengetahui staf yg perlu penghargaan,
promosi, latihan lanjutan

44
Jenis Pengawasan
1. Pengawasan fungsional (struktural)
Fungsi: pengawasan melekat (waskat)
seorang pimpinan thd kegiatan staf di
bawah koordinasinya
2. Pengawasan publik
3. Pengawasan non fungsional
Oleh badan yg berwenang (DPR, BPK,
BPKP)
45
Evaluasi terhadap input, sebelum kegiatan
program, bersifat pencegahan
Evaluasi proses, pada saat kegiatan
berlangsung, untuk mengetahui apakah
metode yg dipilh sudah sudah efektif,
komunikasi?, dll.
Evaluasi output (summative evaluation),
sesudah kegiatan selesai dilakukan
46
Perbandingan Evaluasi dan
Pengawasan
Kriteria Evaluasi Pengawasan
Sumber Data Data sekunder dan Primer Data primer
Pelaksana Pihak luar (agar lebih
efektif)
Pihak dalam (manajer)
Waktunya Biasanya setelah kegiatan
selesai
Setiap saat sesuai fungsi
seorang manajer
Sifat 1. Formatif (evaluasi
proses)
2. Sumatif (evaluasi thd
hasil/ dampak, output
dan outcome)
Formatif
Sebagai bagian dari
upaya manajer untuk
membaiki tugas2 staf,
kualitas dan
produktifitasnya

You might also like