You are on page 1of 18

a.

Daftar Masalah
Pilek selama dua minggu
Ingusnya kental dan berbau dan pada pemeriksaan ada sekret pada meatus
mdia
Hidung terasa buntu
Nyeri kedua pipi dan dahi, terutama ujung alis bagian dalam, nyeri bertambah
berat pada posisi membungkuk, pemeriksaan fisik menunjukkan nyeri tekan di
daerah maksilaris
Suhu 38,5
o
C
b. Diagnosa pasien diskenario adalah Sinusitis akut karena keluhan baru terjadi dua
minggu. Menurut penelitian, bakteri utama yang ditemukan pada sinusitis akut adalah
Streptococcus Pneumoniae (30-50%). Haemophylus Influenza (20-40%) dan
Moraxella Catarrhalis (4%). Pada anak, Moraxella Catarrhalis lebih banyak
ditemukan (20%)
c. Tujuan terapi adalah:
Mengeradikasi bakteri penyebab
Mengencerkan sekret yang kental dan melegakan jalan nafas
Mengatasi nyeri
Menurunkan suhu
d. Golongan obat
Obat antibiotik
Sulfonamid
SKENARIO 2
Pria, 27 tahun, datang ke puskesmas, dengan keluhan pilek selama dua minggu,
ingusnya kental, dan berbau. Hidung terasa buntu. Pasien juga mengeluhkam nyeri
pada kedua daerah pipi dan pada dahi, terutama pada ujung alis bagian dalam. Nyeri
bertambah berat pada posisi membungkuk. Pemeriksaan fisik menunjukkan nyeri
tekan di daerah maksilaris bilateral. Rinoskopi anterior tampak sekret pada meatus
media. Rinoskopi posterior didapatkam post nasal drip. Suhu tubuh 38.5
Trimetopin-sulfametoksazol (kotrimoksaol)
Quinolon
Penisiline
Cefalosporin
Antibiotik Beta Laktam
Aminoglikosida
Tetrasiklin
Kloramfenikol
Makrolid
Dekongestan
Analgetik
NSAID
Opioid
Steroid
Antipiretik
Asetaminofen
















A. Antibiotik
Efikasi
Beta laktam Sefalosporin Kuinolon Makrolid Aminoglikosida Kloramfenikol Kotrimoksasol
Mekanisme kerja :
menghambat
pembentukan
mukopeptida yang
diperlukan untuk
sintesis dinding sel
bakteri,
Resistensi terhadap
penisilin
disebabkan
diproduksinya
enzim penisilinase
oleh
mikroorganisme,

Mekanisme kerja :
menghambat
sintesis dinding
sel mikroba
Aktif terhadap
bakteri gram (+)
dan gram (-),
tetapi masing-
masing derivat
bervariasi

Merupakan
kemoterapetika
sintetis yang akhir-
akhir ini mulai
populer dengan
spektrum antikuman
yang luas terutama
untuk kuman-kuman
Gram negatif dan
Gram positif,
enterobakteriaceae
dan pseudomonas.
Golongan makrolida
hampir sama dengan
penisilin dalam hal
spektrum antikuman,
sehingga merupakan
alternatif untuk pasien-
pasien yang alergi
penisilin. Bekerja
dengan menghambat
sintesis protein kuman.
Aktif secara in vitro
terhadap kuman-kuman
Gram positif, Gram
negatif, mikoplasma,
klamidia, riketsia dan
aktinomisetes.
Efektif untuk
bakteri gram ()
Mekanisme kerja :
menghambat
sintesis sel bakteri
Sifat : bakterisidal,
yaitu dapat
mematikan
mikroorganisme
Efek samping :
alergi, iritasi,
ototoksik,
nefrotoksik
Jenis : streptomisin,
gentamisin,
kanamisin,
neomisin, amikasin,
tobramisin,
paromomisin
Mekanisme kerja :
menghambat sintesis
protein kuman
Sifat : bakteriostatik
Spektrum antibakteri
luas

Trimetoprim dan
sulfametoksasol
menghambat reaksi
enzimatik obligat
pada dua tahap
yang berurutan
pada mikroba,
sehingga kombinasi
ini memberikan
reaksi sinergi.
Spektrum
antibakteri
trimetoprim sama
dengan
sulfametoksasol,
meskipun daya
antibakterinya 20-
100 kali lebih kuat
dari pada sulfa
metoksasol
90 80 70 90 50 80



Safety

Beta laktam Sefalosporin Kuinolon Makrolid Aminoglikosida Kloramfenikol Kotrimaksasol
Efek samping : iritasi
lokal, mual, muntah,
diare, syok anafilaktik,
Efek samping yang
paling sering terjadi
adalah reaksi alergi.
Reaksi anafilaksis
dengan spasme
bronkus dan urtikaria
dapat terjadi.
Sefalosporin
merupakan zat yang
nefrotoksik.
Efek samping kuinolon
meliputi mual, muntah,
dispepsia, nyeri
lambung, diare (jarang,
kolitis terkait
antibiotik), sakit
kepala, pusing,
gangguan tidur, ruam
(sindroa Steven-
Johnson dan nekrolisis
epidermal toksik), dan
pruritus.
Efek samping
berupa mual,
muntah, dan diare
pada beberapa
pasien
Efek samping : alergi,
iritasi, ototoksik,
nefrotoksik
Efek samping : depresi
sumsum tulang, alergi,
reaksi sal.cerna,
sindrom Gray, reaksi
neurologik
Pada dosis yang
dianjurkan tidak
terbukti bahwa
kotrimoksasol
menimbulkan
defisiensi asam
folat. Efek samping
yang lain: mual,
muntah, ruam
(termasuk sindrom
Steven-Johnson,
NET,
fotosensitivitas, dll)
70 70 70 80 70 70

Suitability

Beta Laktam Sefalosforin Kuinolon Makrolid Aminoglikosida Kloramfenikol Kotrimoksasol
Indikasi : infeksi
pneumokokus,
Indikasi:
Sefalosporin hanya
Indikasi:Terutama
dipakai untuk infeksi-
Indikasi: Selain
sebagai alternatif
Indikasi : bakteri gram
(-), Pseudomonas
Indikasi : demam
tifoid, meningitis
Trimetoprim dan
sulfametoksasol
streptokokus,
stafilokokus,
meningokokus,
gonokokus,
salmonela, difteria
Kontraindikasi: orang
yang alergi dengan
obat ini
digunakan untuk
infeksi yang berat
atau tidak dapat
diobati dengan
antimikroba yang
lain
Kontraindikasi:
orang yang alergi
dengan obat ini
infeksi nosokomial.
Termasuk di sini
adalah asam
nalidiksat,
norfloksasin,
ofloksasin, dan
pefloksasin.
Kontraindikasi: orang
yang alergi dengan
obat ini
penisilin, eritromisin
juga merupakan
pilihan utama untuk
infeksi pneumonia
atipik (disebabkan
oleh Mycoplasma
pneumoniae) dan
penyakit
Legionnaires
(disebabkan
Legionella
pneumophilla)
termasuk dalam
golongan makrolida
selain eritromisin
juga roksitromisin,
spiramisin, josamisin,
rosaramisin,
oleandomisin dan
trioleandomisin.
Kontraindikasi: orang
yang alergi dengan
obat ini
Kontraindikasi: orang
yang alergi dengan
obat ini
purulenta,
riketsiosis, kuman
anaerob
Kontraindikasi:
orang yang alergi
dengan obat ini
menghambat reaksi
enzimatik obligat
pada dua tahap
yang berurutan
pada mikroba,
sehingga
kombinasi ini
memberikan reaksi
sinergi. Spektrum
antibakteri
trimetoprim sama
dengan
sulfametoksasol,
meskipun daya
antibakterinya 20-
100 kali lebih kuat
dari pada sulfa
metoksasol
90 80 70 90 50 80

B. Dekongestan

Simpatomimetik
-Efedrin Hidroklorida-
Antimuskarinik
-Ipratropium Bromida-
Efikasi Bekerja dengan cara vasokonstriksi pembuluh darah
mukosa yang kemudian mengurangi pembengkakan
mukosa nasal.
Merupakan senyawa amonium kuartener sintetis dari
metilatropin yang menghambat reseptor muskarinik
Safety Iritasi setempat, mual, sakit kepala; setelah penggunaan
berlebihan terjadi toleransi, efek menghilang, kongesti
berulang, juga dilaporkan efek pada kardiovaskuler
Hidung kering dan iritasi hidung, epistaksis
Suitabilty Indikasi: Kongesti nasal
Kontraindikasi: jangan digunakan pada pasien
hipertensi
Indikasi: Rinorea yang berhubungan dengan rinitis
perenial
Peringatan: hindari penggunaan di sekitar mata
Cost Demacolin
dr Yonghwa
SIP. No: 009/20/11/DINKES
Praktek:
Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 12 Oktober 2011

R/ Tab Amoksisilin 500 mg no. XV
S.t.d.d.tab I.p.c

R/ Tab Demacolin no. X
S.p.r.n.t.d.d.tab I.p.c




Yng
Yng
Pemilihan antibiotik disesuaikan dengan bakteri
yang paling sering menyebabkan sinusitis akut, yaitu
Streptococcus pneumoniae (bakteri gram positif) sehingga
diperlukan antibiotik yang bisa mengeradikasi bakteri gram
postof. Di FK UI lini pertama yang digunakan adalah
golongan beta laktam, sehingga kami memilih amoksisilin.
Untuk menghilangkan hidung tersumbat dapat diberikan
dekongestan yaitu pseudoefedrin (simpatomimetik) dan
untuk menurunkan demam serta inflamasi yang terjadi
diberikan parasetamol, maka dari itu diberikan Demacolin
yang mengandung pseudoefedrin HCl dan Parasetamol.











a. Daftar Masalah
Telinga kiri sakit selama 3 bulan dan hilang timbul
Sekret encer, berwarna kuning, berbau, dan disertai demam
b. Diagnosis Paisen Skenario
Diagnosis pasien di skenario adalah otitis media akut stadium perforasi
Kuman penyebab utama pada OMA ialah bakteri piogenik, seperti Streptokokus hemolitikus,
Stafilokokus aureus, Pneumokokus. Selain itu, kadang-kadang ditemukan juga Hemofilus
influenza, Escherichia colli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas
aurugenosa.
c. Tujuan Terapi
Mengeradikasi agen infeksius
Menghilangkan nyeri pada pasien
e. Golongan obat
Obat antibiotik mengeradikasi bakteri
Sulfonamid
Trimetopin-sulfametoksazol (kotrimoksaol)
Quinolon
Penisiline
Cefalosporin
Antibiotik Beta Laktam
Aminoglikosida
Tetrasiklin
Kloramfenikol
Makrolid
Skenario 1

Seorang anak, 8 tahun, diantarkan ibunya, datang ke dokter dengan keluhan telinga
kirinya sakit. Keluhan ini sudah berlangsung selama 3 bulan, namun hilang timbul.
Muncul terutama apabila anak sedang batuk pilek atau habis berenang. Sebelumnya
pasien sudah meminum obat nyeri antalgin. Ibu pasien menceritakan bahwa sejak
kemarin muncul kotoran dari telinganya berupa sekret encer berwarna kuning, berbau,
dan disertai demam.

Analgetik
NSAID
Opioid
Steroid
Asetaminofen






C. Antibiotik
Efikasi
Beta laktam Sefalosporin Kuinolon Makrolid Aminoglikosida Kloramfenikol Kotrimoksasol
Mekanisme kerja :
menghambat
pembentukan
mukopeptida yang
diperlukan untuk
sintesis dinding sel
bakteri,
Resistensi terhadap
penisilin
disebabkan
diproduksinya
enzim penisilinase
oleh
mikroorganisme,

Mekanisme kerja :
menghambat
sintesis dinding
sel mikroba
Aktif terhadap
bakteri gram (+)
dan gram (-),
tetapi masing-
masing derivat
bervariasi

Merupakan
kemoterapetika
sintetis yang akhir-
akhir ini mulai
populer dengan
spektrum antikuman
yang luas terutama
untuk kuman-kuman
Gram negatif dan
Gram positif,
enterobakteriaceae
dan pseudomonas.
Golongan makrolida
hampir sama dengan
penisilin dalam hal
spektrum antikuman,
sehingga merupakan
alternatif untuk pasien-
pasien yang alergi
penisilin. Bekerja
dengan menghambat
sintesis protein kuman.
Aktif secara in vitro
terhadap kuman-kuman
Gram positif, Gram
negatif, mikoplasma,
klamidia, riketsia dan
aktinomisetes.
Efektif untuk
bakteri gram ()
Mekanisme kerja :
menghambat
sintesis sel bakteri
Sifat : bakterisidal,
yaitu dapat
mematikan
mikroorganisme
Efek samping :
alergi, iritasi,
ototoksik,
nefrotoksik
Jenis : streptomisin,
gentamisin,
kanamisin,
neomisin, amikasin,
tobramisin,
paromomisin
Mekanisme kerja :
menghambat sintesis
protein kuman
Sifat : bakteriostatik
Spektrum antibakteri
luas

Trimetoprim dan
sulfametoksasol
menghambat reaksi
enzimatik obligat
pada dua tahap
yang berurutan
pada mikroba,
sehingga kombinasi
ini memberikan
reaksi sinergi.
Spektrum
antibakteri
trimetoprim sama
dengan
sulfametoksasol,
meskipun daya
antibakterinya 20-
100 kali lebih kuat
dari pada sulfa
metoksasol
90 80 70 90 50 80



Safety

Beta laktam Sefalosporin Kuinolon Makrolid Aminoglikosida Kloramfenikol Kotrimoksasol
Efek samping : iritasi
lokal, mual, muntah,
diare, syok anafilaktik,
Efek samping yang
paling sering terjadi
adalah reaksi alergi.
Reaksi anafilaksis
dengan spasme
bronkus dan urtikaria
dapat terjadi.
Sefalosporin
merupakan zat yang
nefrotoksik.
Efek samping kuinolon
meliputi mual, muntah,
dispepsia, nyeri
lambung, diare (jarang,
kolitis terkait
antibiotik), sakit
kepala, pusing,
gangguan tidur, ruam
(sindroa Steven-
Johnson dan nekrolisis
epidermal toksik), dan
pruritus.
Efek samping
berupa mual,
muntah, dan diare
pada beberapa
pasien
Efek samping : alergi,
iritasi, ototoksik,
nefrotoksik
Efek samping : depresi
sumsum tulang, alergi,
reaksi sal.cerna,
sindrom Gray, reaksi
neurologik
Pada dosis yang
dianjurkan tidak
terbukti bahwa
kotrimoksasol
menimbulkan
defisiensi asam
folat. Efek samping
yang lain: mual,
muntah, ruam
(termasuk sindrom
Steven-Johnson,
NET,
fotosensitivitas, dll)
70 70 70 80 70 70 70

Suitability

Beta Laktam Sefalosforin Kuinolon Makrolid Aminoglikosida Kloramfenikol Kotrimoksasol
Indikasi : infeksi
pneumokokus,
streptokokus,
stafilokokus,
Indikasi:
Sefalosporin hanya
digunakan untuk
infeksi yang berat
Indikasi:Terutama
dipakai untuk infeksi-
infeksi nosokomial.
Termasuk di sini
Indikasi: Selain
sebagai alternatif
penisilin,
eritromisin juga
Indikasi : bakteri
gram (-),
Pseudomonas
Kontraindikasi: orang
Indikasi : demam
tifoid, meningitis
purulenta,
riketsiosis, kuman
Indikasi: mikroba
yang peka terhadap:
S.pneumoniae,
C.diptheriae, dan
meningokokus,
gonokokus, salmonela,
difteria
Kontraindikasi: orang
yang alergi dengan
obat ini
atau tidak dapat
diobati dengan
antimikroba yang
lain
Kontraindikasi:
orang yang alergi
dengan obat ini
adalah asam
nalidiksat,
norfloksasin,
ofloksasin, dan
pefloksasin.
Kontraindikasi: orang
yang alergi dengan
obat ini
merupakan pilihan
utama untuk
infeksi pneumonia
atipik (disebabkan
oleh Mycoplasma
pneumoniae) dan
penyakit
Legionnaires
(disebabkan
Legionella
pneumophilla)
termasuk dalam
golongan
makrolida selain
eritromisin juga
roksitromisin,
spiramisin,
josamisin,
rosaramisin,
oleandomisin dan
trioleandomisin.
Kontraindikasi:
orang yang alergi
dengan obat ini
yang alergi dengan
obat ini
anaerob
Kontraindikasi:
orang yang alergi
dengan obat ini
N. Meningitis, 50-
95% strain S.
Aureus,
S.epidermidis,
S.pyogenes,
S.viridans,
S.faecalis, E.coli,
P.mirabilis,
P.morganii, P.
Rettgeri,
Enterobacter,
Aerobacter,
Salmonella, dan
Shigella
Kontraindikasi:
gagal ginjal dan
gangguan fungsi
hati yang berat,
porfiria
90 80 70 90 50 80 90














Diketahui:
Umur anak n= 8
Dosis maksimal Amoksisilin dan Parasetamol = 4000 mg
Dosis Lazim Amoksisilin dan Parasetamol
Jadi, ( n/n+12) x DM 8/20x 4000= 1600 (dosis maksimal sehari) dibagi 3 = 533,3
( n/n+12) x Dosis Lazim 8/20x 500= 200 (Dosis Lazim), karena BSO yang ada mengandung 120 mg/5ml anak tersebut diberikan dengan
menggunakan sendok makan satu setengah atau bisa diberikan dua sendok makan.
dr Yonghwa
SIP. No: 009/20/11/DINKES
Praktek:
Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 12 Oktober 2011

R/ Syr Amoksisilin 60 ml Lag III
S.t.d.d.Cth II

.p.c

R/ Syr Parasetamol 60 ml lag I
S.p.r.n.t.d.d.Cth II

.p.c




Yng

Yng
Obat yang dipilih untuk anak dengan otitis media akut stadium
perforasi adalah dari golongan beta laktam. Hal ini disebabkan
karena beta laktam merupakan lini pertama untuk mengeradikasi
bakteri gram positif yang sering menjadi etiologi penyakit pasien,
seperti Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus,
Pneumokokus.
Untuk mengatasi nyeri dan demam pada pasien bisa diberikan
parasetamol











1. Daftar Masalah
Pilek terutama pagi hari
Bersin berkepanjangan
Ingus encer dan bening terus menerus
Kepala terasa berat
Gatal pada hidung
Konka nasal tampak livide
2. Diagnosis Kerja : Rinitis Alergi
3. Tujuan Terapi
Mengurangi gejala reaksi alergi
4. Golongan obat sesuai tujuan
Mengurangi gejala reaksi alergi
Antagonis reseptor H1
Kortikosteroid
5. Golongan obat yang dipilih
Antagonis reseptor H1, alasan:
Merupakan obat pilihan (drug of choice) dan sering sangat efektif untuk rinitis alergika.
Kortikosteroid: hanya diberikan pada serangan akut yang berat.
6. Obat yang dipilih
Obat yang dipilih: antihistamin generasi kedua
Antihistamin oral paling umum digunakan dan dapat dibagi menjadi 2 kategori:
1. Antihistamin non selektif (generasi pertama)
Skenario 3

Perempuan, 20 tahun, datang ke poli RSU Mataram dengan keluhan pilek terutama
muncul di pagi hari, disertai bersin-bersin berkepanjangan. Ingus encer dan bening
keluar terus menerus. Merasa berat dibagian kepala dan gatal pada hidung. Didapatkan
riwayat alergi dalam keluarga. Keluhan ini muncul sejak tiga bulan terakhir, setelah
terkena AC di tempat kerja, dan berkurang saat diluar ruangan. Pemeriksaan fisik
demam 37.2. Rinoskopi anterior didapatkan sekret mukoid encer pada kavumnasi
bilateral konka nasal tampak livide
Agen-agen non selektif umumnya berhubungan dengan antihistamin yang sedatif.
2. Anthistamin selektif perifer (generasi kedua)
Agen-agen selektif perifer berhungan dengan antihistamin yang tidak berefek sedatif.

Loratadin

7. Dosis & BSO yang dipilih
BSO
BSO yang dipilih: Loratadin tablet 10 mg
5 ktk x 10 tablet: Rp. 23.316,- Cuma butuh 5 tablet jadinya: Rp. 2.331,6
Cepat diserap pada pemberian secara oral
Dosis
Oral: durasi kerja 24 jam
Pemberian 1 kali sehari, selama 5 hari.


8. Resep









9. Informasi yang diberikan
Hindari alergen penyebab
Makan yang teratur
Istirahat yang cukup dan hindari stres
dr. C
SIP No: 252/123/UP/DINKES
Praktek:
Jalan Pesona Hijau No. 84 Mataram
Telp. (0370) 631590
Mataram, 13 Oktober 2011
R/ Tab Loratadin 10 mg No.V
s.u.d.d. tab 1 p.c.


Pro : Indi
Umur : 20 tahun
Alamat : Jl. Merpati Putih No. 100


paraf

You might also like