Pendahuluan Dikenal sejak tahun 2641 SM. Raja Menes dari Mesir wafat akibat tersengat lebah Sarjana Francis Charles Richet dan Paul Portier menerangkan respon Hipersensitif berupa syok & kematian pada binatang percobaan anjing Anafilaksis berasal dari bahasa Yunani Ana = melawan Philaksis = perlindungan Reaksi anafilaksis tersering disebabkan pemberian gol. Penisillin dan Sefalosporin Anafilaksis adalah kumpulan gejala klinis yg jelas dgn tanda yg khas berupa perubahan mendadak dan dramatik pada permeabilitas vaskuler dan hiperaktivitas bronkus Perubahan ini disebabkan karena bbrp mediator dilepaskan segera suatu stimuli baik oleh karena antigenik maupun non-antigenik Rx. Anafilaktis klasik berupa rx imunologis Rx. Anafilaktoid, klinis = An. Klasik tetapi tidak ada kaitan dgn antibodi Patofisiologi 1. Aktifasi imunologis dan non-imunologis Terjadi proses sensitisasi jika antigen pertama kali masuk ke tubuh Terjadi pelepasan mediator-mediator (Histamin, ECF-A, NCF, SRS-A, prostaglandin, PAF, kinin) jika antigen serupa masuk kembali. tanda- tanda anafilaksis Mediator Utama dan Efeknya Mediator Efek Histamin Vasodilatasi Kenaikan permeabilitas kapiler Bronkokonstriksi Chemotactic factor Khemotaksis dari eosinofil dan neutrofil Leukotrien Kenaikan permeabilitas kapiler Bronkokonstriksi Vasokonstriksi koroner Gangguan inotrofik Prostaglandin Kenaikan permeabilitas kapiler Bronkospasme Hipertensi pulmoner Vasodilatasi PAF Agregasi pltelet, leukosit Bronkospasme Kenaikan permeabilitas kapiler Kinins Kenaikan permeabilitas kapiler Vasodilatasi Aktifasi Anafilaksis Non Imunologis Aktivasi komplemen Protamin Plasmin Bahan radiokontras Obat-obatan Endotoksin Eksotoksin
Aktivasi sistem penguatan humoral
Koagulasi Fibrinolisis Aktivasi kinin
Pelepasan histamin secara langsung
Narkotika Obat pelemas otot ; d-tubokurarin, atrakurium Bahan radiokontras, manitol Vankomisin, polimiksisn-B Dekstran Patofisiologi 2. Reaksi biokimiawi Aktivasi imunologis menyebakan perubahan bifasik kada cAMP Bila penurunan kadar cAMP dpt dicegah maka, pelepasan mediator tidak terjadi Katekolamin dan Xantin sangat penting dlm mengatasi anafilaksis 3. Peranan ion kalsium Aktivasi imunologis meningkatkan permeabilitas sel terhadap kalsium Ion kalsium menurunkan cAMP diikuti degranulasi dan lepasnya mediator Tanda dan Gejala Anaphilaksis SISTIM GEJALA TANDA Pernafasan Dyspneu Batuk Rasa tak enak di dada Bersin Wheezing Edema laryng Edema paru berat Distress nafas akut Kardiovaskuler Pusing Disorientasi Malaise Diaforesis Rasa tertekan retrosternal Penurunan kesadaran Hipotensi – syok Tahkikardi Disritmia Penurunan tahanan p.drh sistemik Arrest jantung Kulit Gatal-gatal Flushing Rasa panas Edema perioral, periorbital Pencernaan Mual Tumpah Diare Nyeri abdomen Umumnya makin cepat timbulnya gejala dan tanda tersebut, makin berat anafilaksisnya. Manifestasi yang paling berbahaya adalah pada sistim kardiovaskuler dan pernafasan Efek pada pernafasan Bronkospasme Edema saluran nafas dan Edema paru akut
Efek pada sistim kardiovaskuler
Vasodilatasi p.drh → hipovolemia Peningkatan permeabilitas kapiler → hipovolemia absolut Gangguan inotropik otot jantung Terapi Farmakologis 1. Obat-obatan Menghambat sintesa dan lepasnya mediator Blokade reseptor jaringan terhadap mediator yg lepas Mengembalikan fungsi organ terhadap pengaruh mediator Gol katekolamin Gol penghambat fosfodiesterase (Xantin) Antihistamin Kortikosteroid 2. Cairan Untuk mengatasi syok hipovolemik dan meningkatkan kompenssasi kardiovaskuler Berupa cairan kristaloid dan kolloid Tindakan dan Pengobatan Syok Anafilaktik A. Persiapan Persiapan mental, pengetahuan dan keterampilan Persiapan fasilitas, alat dan obat • Posisi syok, penerangan yg cukup • Tensimeter • Semprit • Intravenous kateter • Set infus • Oksigen • Ambu bag • Orofaring tube Persiapan obat-obatan ; Adrenalin Simpatomimetik yg lain : efedrin, dopamin
Antihistamin ; difenhidramin
Kortikosteroid ;hidrokortison, deksametason
Cairan kristaloid ; RL, NaCl 0,9%
Cairan koloid : gelatin, dekstrene, albumin
B. Rencana terapeutik Prioritas utama adalah pernafasan Terapi farmakologis harus secepatnya diberikan; adrenalin Anti histamin dan kortikosteroid adalah obat sekunder utk anafilaksis Koreksi cepat hipovolemia sangat penting dalam terapi anafilaksis Penutup Syok anafilaksis adalah peristiwa yg akut dan sangat membahayakan dan menyebakan kematian Persiapan yg matang, antisipasi, pengenalan dini dan terapi yg cepat dan tepat malapetaka dpt dihindari Terapi farmakologis dgn obat dpt menurunkan sintesa mediator intra selular dan pelepasannya dan mengatasi pengaruh pd organ-organ Tidak boleh dilupakan usaha menjamin jalan nafas yg bebas dan pengembalian vol. intra vaskuler