You are on page 1of 13

PENENTUAN ALKALINITAS AIR SUMUR DAN AIR MINUM DALAM

KEMASAN (AMDK)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air adalah kebutuhan utama manusia. Kehidupan tidak akan berlangsung
tanpa adanya air. Segala kegiatan selalu menggunakan air baik sedikit maupun
banyak. Namun di Indonesia ini cukup sulit untuk mendapatkan air bersih baik untuk
minum maupun untuk mandi dan mencuci karena dewasa ini kerap terjadi
pencamaran air. Bahkan air sumurpun dapat tercemar melalui rembesan dari tanah
sehingga air tidak lagi bersifat netral. Kadang pH air cenderung basa sehingga kurang
baik untuk digunakan sebagai air minum karena berpengaruh bagi kesehatan manusia.
Kebasaan tersebut biasa disebabkan oleh ion karbonat yang mengikat logam golongan
alkali sehingga kurang layak untuk dikonsumsi. Hal itulah yang melatarbelakangi
analisa ini.

1.2 Rumusan Masalah

• Bagaimana cara menentukan alkalinitas air


• Berapaka pH air sumur dan air minum dalam kemasan

1.1 Tujuan

Agar siswa mempelajari cara analisa air sumur dan air minum dalam kemasan
Agar siswa mengetahui kualitas air minum menurut standar Menteri Kesehatan
Agar siswa mengetahui cara pengambilan sampel (sampling)
Agar siswa mengetahuii sifat fisika dan kimia air sumur dan air minum dalam
kemasan

1.1 Manfaat
Air minum adalah kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dan tidak dapat
digantikan. Dewasa ini air sumur sering tercemar oleh zat-zat yang membahayakan
kesehatan manusia, salah satunya yaitu kebasaan. Maka dengan adanya analisa ini
kita dapat mengetahui harga alkalinitas atau kebasaan baik air sumur dan air minum
dalam kemasan dan membandingkannya dengan standar baku mutu air minum yang
telah ditetapkan oleh menteri kesehatan. Maka kita akan dapat mempertimbangkan
untuk mengkonsumsi air tersebut. Sehingga analisa ini juga bermanfaat bagi
kesehatan manusia.

1
1.2 Ruang Lingkup
Indonesia adalah negara kepulauan sehingga sebagian wilayahnya terdiri dari air dan
setiap daerah memiliki sumur. Tingkat kebasaan dan pH setiap air sumur di setiap
daerah pun berbeda-beda. Karena daerah di Indonesia sangatlah luas, maka sampel air
sumur yang dianalisa pun dibatasi yaitu hanya pada beberapa daerah di Bontang, yang
meliputi daerah Berbas Pantai, Bontang Lestari, Rawa Indah, Sidrap, dan Tanjung
Laut.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Proses pengambilan sample merupakan cara-cara kita dalam memilih sample


untuk studi tertentu.
Proses terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Memilih populasi, proses awal ialah menentukan poplasi yang menarik untuk
dipelajari.
2. Memilih Unit-Unit Sampling, unit-unit sampling adalah unit analisa dari mana sample
diambil atau berasal.
3. Memilih Kerangka Sampling, Pemilihan kerangka sampling merupakan tahap yang
penting karena jika kerangka sampling yang
dipilih secara memadai tidak mewakili populasi, maka generalisasi hasil penelitian
meragukan.
4. Memilih Desain Sampel
Desain sample merupakan tipe metode atau pendekatan yang digunakan untuk memilih
unit-unit analisa studi.
5. Memilih Ukuran Sampel
Ukuran sample tergantung beberapa factor yang mempengaruhi diantaranya ialah
homogenitas unit-unit sample, kakuratan, presisi, kekuatan statistik, prosedur analisa,
biaya, dan waktu.

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan bumi.
Kesadahan pada air mungkin disebabkan oleh adanya satu atau lebih ion. Ini
termasuk hidroksida, karbonat, dan bikarbonat. Ion hidroksida selalu ada di dalam air,
walaupun terkadang konsentrasinya sangat kecil. Tetapi, hidroksida dengan konsentrasi
tinggi di saluran air alami dianggap tidak biasa, kecuali setelah melewati penapisan
jenis tertentu. Jumlah karbonat yang kecil ditemukan pada saluran air alami di tempat
tertentu, sangat jarang melebihi 3 atau 4 grain/gallon.
Alkalinitas dari air bisa didefinisikan sebagai kapasitasnya terhadap asam netral.
Zat alkali di dalam air termasuk hidroksida. Alkalinitas dapat dideteksi oleh rasanya
yang asam. Konsentrasi alkalinitas menengah diinginkan oleh hampir semua sumber air
untuk menyeimbangkan antara efek korosif dan asam. Tetapi, jumlah yang berlebihan
menyebabkan beberapa masalah. Ion ini tentu bebas berada di air, tetapi mereka ada di
kation, seperti kalsium, magnesium, dan natrium. Anda mungkin tidak akan
memperhatikan kondisi alkali karena ion bikarbonat, kecuali ada dalam jumlah yang
besar. Sebaliknya, alkalinitas harus dideteksi walaupun memiliki jumlah karbonat dan
ion hidroksida yang sangat kecil. Peraturan EPA membatasi alkalinitas dalam total
padatan terlarut (500 ppm) dan beberapa lebih dibatasi oleh pH. Alkali yang memiliki

2
kandungan mineral tinggi juga menyebabkan pengeringan yang berlebihan terhadap
kulit karena pada faktanya, mereka menghilangkan kelembaban pada kulit. Masalah
pada alkalinitas dapat dihilangkan oleh reverse osmosis bersama dengan total padatan
terlarutnya. Metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode tersebut
tidak cocok digunakan untuk perumahan dibandingkan jika menggunakan reverse
osmosis.
PH air yang baik dalah netral,yaitu 7. Fluktuasi pH air sangat di tentukan oleh
alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah
mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari setiap "gangguan" terhadap pengubahan
pH. Dengan demikian kunci dari penurunan pH terletak pada penanganan alkalinitas
dan tingkat kesadahan air. Apabila hal ini telah dikuasai maka penurunan pH akan lebih
mudah dilakukan.Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH,
untuk itu alam telah menyediakan mekanisma yang unik agar perubahan tidak tidak
terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. sistem pertahanan ini dikenal sebagai
kapasitas pem-buffer-an.Ph sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia
mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air.
Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan),
merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui
proses pemanasan terlebih dahulu.Air minum dalam kemasan merupakan air yang
dikemas dalam berbagai bentuk wadah 19 ltr atau 5 galon , 1500 ml / 600 ml ( bottle),
240 ml /220 ml (cup).
Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan proses pemurnian
air (Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment
processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk Air kemasan mineral
berasal dari mata air pengunungan, Untuk Air kemasan Non mineral biasanya dapat
juga digunakan dengan sumber mata air tanah / mata air pengunungan.
Proses Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) harus melalui proses tahapan baik
secara klinis maupun secara hukum, secara higines klinis biasanya disahkan menurut
peraturan pemerintah memalui Departemen Badan Balai Pengawasan Obat Dan
Makanan ( Badan POM RI) baik dari segi kimia, fisika, microbiologi, dll. Tahapan
secara hukum biasanya melalui proses pengukuhan merek dagang, hak paten, sertifikasi
dan asosiasi yang mana keseluruhannya mengacu pada peraturan pemerintah melalui
DEPERINDAG, Untuk SNI (Standar Nasional Indonesia), Merek Dagang dll. Untuk
masalah air kemasan tentang Hak Cipta, Hak Paten Merek dll biasanya melalui instansi
departemen kehakiman untuk pengurusan paten merek jenis barang dll.
AMDK harus memenuhi standar nasional (SNI dengan kode SNI No.01-3553-
1996) tentang standar baku mutu air dalam kemasan, serta MD yang dikeluarkan oleh
BPOM RI yang merupakan standar baku kimia, fisika, mikrobiologis. Serta banyak lagi
persyaratan yang harus dipenuhi agar AMDK itu layak dikonsumsi dan aman bagi
kesehatan manusia.

Kualitas air yang baik adalah :


a. Secara fisik
1) Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat ditimbulkan karena
adanya zat organik atau bakteri / unsur lain yang masuk ke badan air.
2) Bau

3
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat
ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan
akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan, terutama sistem sanitasi.
3) Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas
biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan
secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sekitar
sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang
masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak
langsung (Chay, 1995: 54 ).
4) Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan – bahan organik dan
anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika
kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui
buangan dan warna air tergantung pada warna buangan yang memasuki badan air.
5) TDS atau jumlah zat padat terlarut (total dissolved solids)
Bahan pada adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan
pengeringan pada suhu 1030 – 105o C, dalam portable water kebanyakan bahan
bakar terdapat dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu
juga gas-gas yang terlarut. Kandungan total solids pada portable water biasanya
berkisar antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai satu pedoman kekerasan
dari air akan meningkatnya total solids, disamping itu pada semua bahan cair
jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat
sesuai derajat dari pencemara. Zat pada selalu terdapat dalam air dan kalau terlalu
banyak tidak baik untuk air minum, banyaknya zat padat yang disyaratkan untuk
air minum adalah kurang dari 500 mg/l.
b. Secara kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya
disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh
yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air
minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi
dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat
mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan
nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan
Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga
mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat
(permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari
Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium
dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit
tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat
menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil
magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam
jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
3) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkanrasa
logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari
metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan

4
induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang
terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l
4) Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium
menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan
maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan.
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang
keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi
pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat
dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan
dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat
yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat
bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk
methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
8) Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam
jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan
berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa
air.
9) Zink atau Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. Penyimpangan
terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam
jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena
kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri
Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standarbaku mutu air dibagi dalam tiga bagian
yaitu:
1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air
tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :

1. Syarat fisik, antara lain:


a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna
c. Tidak berasa
d. Tidak berbau
e. Suhu antara 10°-25° C (sejuk)
2. Syarat kimiawi, antara lain:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan

5
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2
3. Syarat bakteriologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan
bakteri patogen penyebab penyakit.
Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi
instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga
semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar
harga jual air bersih.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan
kualitas, yaitu:
a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan
biaya. Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan
radiologis (Hartono.A.J, Teknologi Membran Pemurnian Air, 1994 ), yaitu
sebagai berikut:
Parameter Air Bersih
Fisika Kimia Biologi Radiologi
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa & bau
4. Endapan
5. Temperatur
Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol,
protein, deterjen, dll.
Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH,
fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen. 1. Bakteri
Binatang
Tumbuh-tumbuhan
Protista
Virus
Sehingga parameter mengenai kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan
standar kualitas air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan
tersebut standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori: (Menkes No.
173/per/VII tanggal 3 Agustus 1977).
1. Kelas A.
Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.
2. Kelas B.
Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang terlebih dahulu
dimasak.
3. Kelas C.
Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.

Salah satu air minum dalam kemasan yang sering dikonsumsi masyarakat di
Indonesia adalah Aqua dari Danone. AQUA berasal dari sumber mata air terpilih yang
mewakili sebagian dari sumber mata air alami terbaik di Indonesia. Meski Indonesia

6
kaya akan sumber mata air, namun tidak semuanya layak menjadi sumber mata air
AQUA. Karenanya bagi AQUA, kerja keras untuk mencari sejumlah sumber air terbaik
di seluruh Indonesia, bukanlah main-main. Pada saat menemukan sumber mata air
alami, harus dipastikan bahwa setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi 9
poin kriteria yang kemudian melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat sebelum
akhirnya dapat dijadikan sumber mata air untuk AQUA.
9 kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan mata air pegunungan adalah:
1. Jumlah debit air dari sumber air harus seimbang dengan kebutuhan. Hal ini
karena AQUA ingin memastikan bahwa lingkungan di sekitar mata air tetap
terjaga.
2. Parameter fisik, misalnya PH atau tingkat konduktivitas.
3. Parameter kimia, seperti misalnya keberadaan elemen kalsium atau magnesium
yang sesuai dengan standar SNI.
4. Parameter mikrobiologi, misalnya ketiadaan bakteri-bakteri yang kurang baik
bagi kesehatan, sesuai dengan standar SNI.
5. Lingkungan mata air dan keberadaan sumber-sumber yang berpotensi untuk
menjadi sumber polutan, karena penting bagi AQUA untuk memberikan air
yang penuh dengan segala kebaikan alam.
6. Stabilitas parameter fisik, yaitu pemantauan jangka panjang terhadap
kemungkinan berubahnya parameter fisik dalam periode waktu tahunan.
7. Stabilitas parameter kimia, yaitu pemantauan jangka panjang terhadap
kemungkinan berubahnya parameter kimia dalam periode waktu tahunan.
8. Kesinambungan sumber air, dimana dalam proses pemilihan mata air, AQUA
memastikan bahwa mata air tersebut dapat bersifat berkesinambungan, baik
dari segi kualitas maupun jumlah debit.
9. Ketersediaan infrastruktur yang mendukung namun tetap menjaga lingkungan
sekitar sumber mata air.

Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia asam
sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8
juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia,
pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.
Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam
titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning dan strukturnya
adalah:

7
Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning
menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3.7 – mendekati netral. Ini akan diekplorasi
dengan lebih lanjut pada bagian bawah halaman.

1. ALAT DAN BAHAN

Erlenmeyer

Untuk menampung hasil


titrasi

Buret

Sebagai wadah
peniter

Klem dan statif

Sebagai media
untuk meletakkan
burat

Pipet volume dan bulp

8
Untuk memipet cairan

Labu ukur

Untuk membuat larutan


dengan volume yang
sesuai spesifikasi labu
ukur

Corong

Untuk memasukkan cairan ke


buret

Beaker glass

Sebagai wadah untuk


larutan

Gambar Rancangan Alat Untuk Titrasi

9
1. PROSEDUR KERJA

a. Pembuatan asam sulfat 0,02 N

H2SO4 pekat
– Dipipet 0,14 ml
– Dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml yang sudah berisi sedikit
aquadest
– Larutan dikocok hingga tanda tera
– dikocok

Larutan H2SO4 0,02 N

a. Pembuatan indikator metil jingga

10
Metil
jingga
– Ditimbang 10 mg
– Dilarutkan dengan sedikit aquadest dalam beaker glass
– Diaduk hingga larut sempurna
– Larutan dipindah ke dalam labu ukur 100 ml
– Dihimpitkan dengan aquadest hingga tanda tera
– Dikocok hingga homogen
– Disimpan dalam botol reagen
Larutan indikator
metil jingga 0,01%

a. Penetapan alkalinitas sampel

Air sumur/ air minum


dalam kemasan
– Dimasukkan 100 ml ke dalam erlenmeyer
– Ditambah 3 tetes indikator metil jingga
– Dimasukkan H2SO4 0,02 N 50 ml ke dalam buret 50 ml
– Sampel dititrasi dengan H2SO4 0,02 N hingga berubah warna

Larutan berwarna oranye

11
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Air

http://zeofilt.wordpress.com/2008/03/01/air-minum-dalam-kemasan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat

http://www.puretrex.com/pengetahuan_air/pH_air.html

http://one.indoskripsi.com/node/6062

http://www.puretrex.com/pengetahuan_air/kesadahan.html

http://www.aqua.com/aqua_v3/ina/aquafacts_protech.php

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadahan_air

http://laura8meiga.wordpress.com/2008/11/14/tugas-pengambilan-sampling/

12
PENENTUAN ALKALINITAS AIR SUMUR
DAN AIR MINUM DALAM KEMASAN
(AMDK)

Nur Ita Handayani


Parisal
Reny Fibriana
Rika Yuli Astutik
Wahyudi

XIB Analis Kimia

SMK NEGERI 1 BONTANG


2009

13

You might also like