Professional Documents
Culture Documents
Kunci kejayaan umat Islam ada di tangan pustakawan. Pada era keemasan Islam, buku
dianggap lambang kemajuan. Ibu peradaban dan kebudayaan. Perpustakaan dapat dijumpai di
mana-mana dengan koleksi buku yang melimpah. Begitu pula pengunjung tetap perpustakaan
dan pencinta buku.
Situasi di atas terjadi pada zaman Dinasti Abbasiyah, khususnya pada masa pemerintahan
Khalifah Harun Ar–Rasyid (786–809M) dan putranya Khalifah Al–Ma’mun (813–833 M). Kota
Baghdad bukan saja terkenal sebagai pusat penerbitan buku, tapi juga pusat penulisan risalah
ilmiah, sastra, dan filsafat. Tak heran Baghdad menjadi pusat peradaban dunia. Kondisi
sebaliknya dialami warga di daerah Eropa. Saat itu seluruh daratan Eropa mengalami masa
kegelapan pengetahuan.
Mengapa kegiatan ilmiah sangat menonjol pada era Abbassiyah? Kedua khalifah sadar tatanan
masyarakat yang baik hanya bisa diraih melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Allah SWT
menempatkan “Iqra“ (bacalah) sebagai wahyu pertama yang disampaikan. Ibnu Uda,
meriwayatkan Muhammad SAW pernah berkata “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina
sekalipun.“
Perpustakaan yang termegah saat itu ialah perpustakaan Bayth Al–Hikmah. Perpustakaan ini
didirikan oleh Khalifah Harun Ar–Rasyid dan mencapai puncak kejayaan pada masa anaknya,
1/2
Kunci Kejayaan Islam Ada di Perpustakaan
Perpustakaan juga dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan para ilmuan untuk mengadakan
diskusi–diskusi ilmiah dan pengamatan bintang. Perpustakaan ini lebih menyerupai sebuah
universitas. Perpustakaan tersebut juga berfungsi sebagai kantor penerjemahan, terutama
karya–karya kedokteran, filsafat, matematika, kimia, astronomi, dan ilmu alam. Buku–buku yang
diterjemahkan didatangkan dari Bizantium dan tempat lainnya.
2/2