You are on page 1of 2

Kunci Kejayaan Islam Ada di Perpustakaan

Written by Yossy Suparyo


Saturday, 10 October 2009 23:15 - Last Updated Saturday, 10 October 2009 23:56

Kunci kejayaan umat Islam ada di tangan pustakawan. Pada era keemasan Islam, buku
dianggap lambang kemajuan. Ibu peradaban dan kebudayaan. Perpustakaan dapat dijumpai di
mana-mana dengan koleksi buku yang melimpah. Begitu pula pengunjung tetap perpustakaan
dan pencinta buku.

Situasi di atas terjadi pada zaman Dinasti Abbasiyah, khususnya pada masa pemerintahan
Khalifah Harun Ar–Rasyid (786–809M) dan putranya Khalifah Al–Ma’mun (813–833 M). Kota
Baghdad bukan saja terkenal sebagai pusat penerbitan buku, tapi juga pusat penulisan risalah
ilmiah, sastra, dan filsafat. Tak heran Baghdad menjadi pusat peradaban dunia. Kondisi
sebaliknya dialami warga di daerah Eropa. Saat itu seluruh daratan Eropa mengalami masa
kegelapan pengetahuan.

Mengapa kegiatan ilmiah sangat menonjol pada era Abbassiyah? Kedua khalifah sadar tatanan
masyarakat yang baik hanya bisa diraih melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Allah SWT
menempatkan “Iqra“ (bacalah) sebagai wahyu pertama yang disampaikan. Ibnu Uda,
meriwayatkan Muhammad SAW pernah berkata “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina
sekalipun.“

Perkembangan ilmu pengetahuan dipercepat dengan didirikannya perpustakaan. Perpustakaan


menyimpan dan menghimpun ilmu pengetahuan dan informasi yang diperoleh dan dilahirkan
umat manusia dari masa ke masa. Ilmu dan informasi itu disampaikan kepada orang lain
melalui media rekaman, salah satunya ialah buku. Jadi, perpustakaan berfungsi sebagai
pengantar ilmu dan informasi kepada masyarakat yang memerlukannya.

Banyaknya perpustakaan dan melimpahnya buku mencerminkan kesadaran masyarakat Islam


saat itu terhadap ilmu pengetahuan. Maka tak heran banyak pustakawan yang lahir. Salah satu
diantaranya yang terkenal ialah Muhammad Ibn Ishaq Al–Nadim. Dia menerbitkan suatu buku
indeks dengan judul Al–Fihrist, yang merupakan maha karyanya. Kitab Al–Fihrist merupakan
indeks buku–buku karya orang arab dan orang nonarab yang ditulis dalam bahasa arab tentang
semua cabang pengetahuan, disusun berdasarkan pengarang, asal–usul, dan riwayat hidupnya
dan negeri tempat tinggal, sejak cabang ilmu pengetahuan dikembangkan sampai tahun
987–988.

Perpustakaan yang termegah saat itu ialah perpustakaan Bayth Al–Hikmah. Perpustakaan ini
didirikan oleh Khalifah Harun Ar–Rasyid dan mencapai puncak kejayaan pada masa anaknya,

1/2
Kunci Kejayaan Islam Ada di Perpustakaan

Written by Yossy Suparyo


Saturday, 10 October 2009 23:15 - Last Updated Saturday, 10 October 2009 23:56

Khalifah Al Ma’mun. Perpustakaan tersebut sampai pertengahan abad ke–9, koleksinya


mencapai kurang lebih satu juta koleksi yang berisi teks berbagai ilmu pengetahuan, sastra,
dan filsafat dari pelbagai negeri. Di dalammnya terdapat sebuah ruang baca yang megah dan
tempat tinggal para pekerja perpustakaan.

Perpustakaan juga dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan para ilmuan untuk mengadakan
diskusi–diskusi ilmiah dan pengamatan bintang. Perpustakaan ini lebih menyerupai sebuah
universitas. Perpustakaan tersebut juga berfungsi sebagai kantor penerjemahan, terutama
karya–karya kedokteran, filsafat, matematika, kimia, astronomi, dan ilmu alam. Buku–buku yang
diterjemahkan didatangkan dari Bizantium dan tempat lainnya.

2/2

You might also like