You are on page 1of 2

CIUNG WANARA

Nafsu serakah dan ingin berkuasa, membuat Barma Wijaya berusaha


menyingkirkan abangnya, Permana Dikusumah dari tampak pimpinan Galuh Pakuan
Coorp. Sebuah perusahaan yang sudah meraksasa dan menggurita kemana-mana.
Caranya, melalui kecelakaan lalu lintas yang direkayasa alias tabrak lari.

Yang sialnya tidak langsung merenggut nyawa Permana Dikusumah, tetapi


hanya membuatnya terbaring berkepanjangan di rumah sakit dalam keadaan koma.
Namun sudah cukup bagi Barma Wijaya sebagai adik sekaligus juga wakil direktur,
untuk mengambil alih pimpinan perusahaan. Sekaligus mengatur kebijaksanaan dan
jalannya perusahaan demi kepentingan dirinya. Sambil terus mencari jalan untuk
kembali melenyapkan nyawa Permana Dikusumah untuk selamanya.

Perbuatan jahat Barma Wijaya belakangan diketahui oleh Dewi Pangrenyep


isteri muda Permana Dikusumah. Bukannya membuka belang Barma Wijaya, Dewi
Pangreyep yang juga mempunyai sifat tamak dan ingin berkuasa malah mendukung
bahkan kemudian berselingkuh dengan Barma Wijaya. Sehingga Dewi Pangrenyep
dengan leluasa dapat melaksanakan niat jahatnya sendiri, yakni menyingkirkan Dewi
Naga Ningrum, isteri tua yang paling disayangi Permana Dikusumah.

Serta bayi laki-laki Dewi Naga Ningrum yang terlahir pada saat Permana
Dikusumah masih dalam keadaan koma dirumah sakit, dengan cara diam-diam
menukar bayi Dewi Naga Ningrum dengan bayi anjing. Sehingga nama Dewi Naga
Ningrum tercemar diusir dengan semena-mena oleh Barma Wijaya. Sementara Dewi
Pangrenyep diam-diam memberi perintah khusus pada suruhannya, yakni Lengser
untuk membunuh tidak hanya Dewi Naga Ningrum, tetapi juga bayi Dewi Naga
Ningrum yang sebenarnya. Bayi laki-laki yang sehat dan lucu.

Tetapi takdir berkehendak lain. Lengser yang sangat hormat pada Permana
Dikusumah dan juga menyayangi Dewi Naga Ningrum diam-diam melanggar perintah
Dewi Pangrenyep maupun Barma Wijaya. Bayi laki-laki Dewi Naga Ningrum ia
hanyutkan kesebuah sungai dalam sebuah peti didalam mana ia sertakan juga sebutir
telur ayam yang ia percayai akan memberi keberuntungan pada sang bayi.

Sementara Dewi Naga Ningrum ia suruh mendiami rumah miliknya ditengah


hutan dimana Dewi Naga Ningrum kemudian hidup menderita bersama si Putih,
anjing yang disebut-sebut dan kemudian ia perlakukan sebagai anaknya sendiri.

Adapun bayi Dewi Naga Ningrum yang dihanyutkan ke sungai, kemudian


ditemukan dan dirawat oleh sepasang suami isteri jago silat, yakni Aki dan Nini
Balangantrang. Dan baru setelah bocah tangguh, diberinama Ciung Wanara. Sesuai
dengan nama burung Ciung dan monyet Wanara yang bersahabat dengan sang bocah.
Karena kedua binatang tersebut dapat merubah diri menjadi binatang raksasa, diyakini
oleh Aki Balangantrang sebagai keturunan dewa yang bertugas menjaga dan
melindungi wilayah sekitar dari perbuatan angkara murka.

Waktu terus berjalan, sebuah insiden menyangkut 2 orang gadis remaja, yakni
Kencana Wangi dan Kencana Sari yang diganggu oleh kawanan berandalan, akhirnya
mempertemukan Ciung Wanara dengan saudara tirinya Arya Banga, putera Dewi
Pangrenyep yang seperti halnya Ciung Wanara sudah sama-sama beranjak dewasa.
Dan ternyata memiliki sifat yang bertentangan dengan Dewi Pangrenyep. Yakni
lembut dan penyayang, sama halnya Ciung Wanara sendiri.

Pertemuan tak sengaja dan sifat yang sama dari kedua bersaudara tersebut,
belakangan berbuntut panjang. Ciung Wanara dan Arya Banga tidak hanya
mendapatkan jodoh mereka masing-masing, tetapi kemudian bersahabat. Yang tentu
saja berakibat fatal pada Dewi Pangrenyep dan Barma Wijaya. Rahasia mereka
terbuka dan mau tak mau harus menanggung akibat perbuatan jahat mereka. Apalagi
setelah Permana Dikusumah yang sudah pulih dari koma tiba-tiba muncul secara
mengejutkan untuk mengambil alih pimpinan dan sekaligus menyelesaikan masalah
yang sudah terjadi. Dengan gaya khas Permana Dikusumah yang sudah termasyhur
lembut dan bijaksana.

You might also like