You are on page 1of 23

Pengendalian dan Pengelolaan (Manajemen)

1. Pengertian Pengendalian (Kontrol; Pemberantasan) Versus


Manajemen

2. Prinsip-Prinsip Utama Penyakit Tumbuhan

3. Cara-cara Pengendalian (control)


(1) Cara Fisik Dan Karantina
(2) Pengendalian Hayati
(3) Pengendalian Kimiawi (Pestisida)

Pengertian

■ Pemberantasan/pengendalian (control) versus Pengelolaan


(Management)

◙ Control (pemberantasan)
⇒Suatu usaha membunuh (hewan) yang tidak diinginkan
pada waktu dan tempat tertentu

⇒ Menggunakan satu atau beberapa tindakan spesifik


dalam kerangka waktu yang terbatas (jangka pendek)

⇒ Dengan tujuan mereduksi OPT atau kerusakan yang


diakibatkannya

⇒Cenderung melakukan eradikasi

◙ Management
⇒Suatu tindakan atau seni pengelolaan (pengaturan)
yang meliputi pemanfatan seluruh sistem tindakan dan
perlakuan pada suatu hama atau penyakit
⇒ Aplikasi beberapa taktik (teknik, cara) pengendalian
(control) secara bersama-sama dalam suatu kerangka
waktu lama (jangka panjang)

⇒Tidak bermaksud mengeradikasi OPT

⇒ Populasi OPT (patogen) dibatasi (dimanipulasi) sampai


level tidak mencapai ambang kerusakan (ekonomi)
tanaman

Kecenderungan Fitopatologist dan Petani


⇒Nematologist memfokuskan pada manajemen

⇒Petani memfokuskan pada pemberantasan


o Berprinsip ekonomis (efisien dan efektif)
o Populasi patogen harus segera direduksi, dan bila
mungkin dieradikasi

■Prinsip-prinsip utama penyakit tumbuhan menurut


Yarwood (1962)

a.Patogen mempunyai kisaran inang yang luas

b. Pemencaran patogen umumnya pasif, tetapi untuk


patogen-patogen tertentu (nematoda, protozoa,
mikroorganisme berflagel) dapat aktif atau oleh vektor

c. Agens pendispersi adalah angin, air, arthropoda dan


manusia

d.Tanah dan sisa tumbuhan merupakan sumber infeksi


(penularan)

e.Semua faktor yang mempengaruhi penyakit mempunyai


potensi dalam pengendalian patogen
Metode pengendalian penyakit sangat beragam, sangat
dipengaruhi oleh :

• Jenis patogen
• Jenis tanaman inang
• Interaksi inang-patogen
• Dan variabel-variabel lainnya

Aplikasi pengendalian umumnya dilakukan terhadap


populasi bukan individu tanaman (ada kekecualian:
misalnya tanaman hias, tanaman tahunan dll.)

Klasifikasi metode pengendalian penyakit sangat


beragam tergantung sifat agens pengendali yang
digunakan. Antara lain dapat dikelompokkan:

• Regulasi (peraturan perundangan)


⇒ Untuk mencegah suatu patogen dari inangnya
atau dari wilayah geografi tertentu

• Cara budidaya tanaman


⇒ Membantu tanaman terhindar dari serangan
patogen
⇒ Menciptakan kondisi lingkungan yang tidak
sesuai bagi perkembangan patogen ata
penyakit

⇒ Eradikasi atau reduksi jumlah propagul patogen


pada suatu tanaman, lahan atau suatu wilayah

• Pengendalian hayati
⇒ Membantu memperbaiki ketahanan tanaman
⇒ Memberikan kondisi yang sesuai bagi agens
antagonistik terhadap patogen

• Cara fisik
⇒ Kekuatan mekanik
⇒ Penggunaan panas (heat = bahang)
⇒ Radiasi

• Cara kimia menggunakan pestisida


⇒ Fungisida
⇒ Bakterisida
⇒ Nematisida
⇒ Insektisida
⇒ Herbisida
Dua cara terakhir dapat membantu melindungi
tanaman dari gangguan pathogen

Alasan Dasar :

• Selama tanaman dan patogen dapat dijauhkan satu


sama lainnya, maka penyakit oleh patogen tersebut
tidak akan berkembang

• Banyak tanaman yang tumbuh di suatu area tetapi


masih terbebas dari serangan patogen tertentu, karena :

◙ Kondisi lingkungan di tempat itu tidak mendukung


perkembangan patogen, atau

◙ Patogen tersebut tidak ada di tempat itu

Untuk mencegah keluar kemudian masuknya patogen


tertentu ke suatu wilayah geografi yang belum terdapat
patogen tersebut dapat dilakukan dengan :

I.1. Karantina dan Inspeksi


Asalnya merupakan istilah untuk isolasi selama 40 hari,
periode untuk kemunculan gejala penyakit bagi awak
(penumpang) kapal sebelum mendarat
⇒Kemudian digunakan juga dalam proteksi tanaman dan
hewan

⇒ Tindakan pengaturan untuk mencegah atau menghambat


masuk, mapan dan meyebaranya suatu OPT berbahaya
ke daerah (wilayah) sebaran baru

⇒ Karantina tumbuhan termasuk di antara prinsip utama


proteksi tanaman melalui tindakan-tindakan, yaitu :

o Eksklusi, pencegahan penyebaran patogen atau


bahan tanaman terinfeksi dari area produksi
tanaman ke area yang belum terinfestasi

o Eradikasi, tindakan pemusnahan patogen dan atau


tumbuhan inangnya

o Disinfestasi terhadap patogen kontaminan

o Disinfeksi terhadap bahan tanaman yang telah


terinfeksi

Cegah masuknya suatu OPT ke wilayah yang


masih terbebas dari OPT tersebut melalui bahan-
bahan tanaman (benih, bibit, dan lainnya) :

⇒ Melalui pemeriksaan bahan tanaman yang


keluar masuk di pelabuhan atau bandara baik
lokal maupun internasional
⇒ Harus ada daftar OPT karantina

Sertifikasi Tanaman bebas OPT penting (OPT


karantina)

I.2. Evasi atau Menghindar dari Patogen

• Produksi benih dilakukan


⇒ Di daerah-daerah bebas patogen-patogen
penting yang terbawa benih
⇒ Di daerah-daerah yang iklimnya tidak sesuai
bagi patogen-patogen tersebut

• Penanaman dilakukan:
◙ pada musim yang tidak cocok dengan perkembangan
penyakit tertentu
◙ di daerah bukan endemis OPT tertentu
◙ di daerah bukan sebaran vektor
◙ menggunakan benih atau bibit yang cukup bugar

I.3.Penggunaan Bahan Biakan Bebas Patogen (OPT)

• Benih bebas patogen  Didapatkan dengan cara


memproduksi benih
→ Di area bebas atau terisolir dari pathogen

→ Di daerah yang tidak sesuai bagi perkembangan


patogen

→ Di daerah yang tidak sesuai bagi vektor


patogen

→ Pengujian kesehatan benih dari patogen-


patogen terbawa benih berdasar :
 Morfologi gejala (simtomatologi)
 Pengamatan mikroskopi
 Pembiakan patogen
 Deteksi dengan teknik Polymerase Chain
Reaction (PCR)

• Bahan biakan vegetativ bebas patogen yang


biasanya menyerang secara sistemik seperti

◙ virus, viroid, molikut, bakteri fastidiosa, dan


beberapa patogen (cendawan dan bakteri)
penyebab layu;

◙ biasanya berasal dari induk yang sakit


Pelapisan permukaan tanaman

◙ Dengan pelapisan suatu filem atau membran


kontinyu pada permukaan tanaman yang dapat
mencegah/menghambat kontak dan penetrasi
patogen

◙ Contoh penyemprotan dengan suatu suspensi


dalam air dedocyl alkohol
⇒membran yang terbentuk tidak kedap
oksigen dan karbon dioksid
⇒ tetapi kedap air
⇒ Membran ini tidak mudah tercuci oleh air
hujan dan dapat bertahan selama 15 hari

II.1. Cara Budidaya Tanaman


• Eradikasi inang untuk mengurangi sumber
inokulum

• Rotasi inang untuk memutus siklus penyakit

• Sanitasi mereduki sumber inokulum dan


menciptakan iklim mikro yang tidak sesuai bagi
penyakit

• Menciptakan Kondisi yang Tidak Sesuai Bagi


Patogen
⇒ Pengolahan tanah
⇒ Sistem pemangkasan
⇒ Jarak tanam yang mengurangi kelembaban
⇒ Penciptaan drainase yang baik
⇒ Pemberian bahan organik (pupuk kandang,
kompos)
⇒ Penggunaan pupuk seimbang
⇒ Penggenangan dikombinasikan dengan
pengeringan

• Perangkap Polietilen dan Mulsa Reflektif


◙ Perangkap polietilen kuning berperekat
(sticky) yang dipasang vertikal
⇒ dapat mengendalikan serangga-serangga
vektor virus
◙ Mulsa platik reflektan (hitam-perak)
⇒ dapat sebagai repelen (penolak) kedatangan
thrips, aphid dan serangga vektor virus
lainnya sehingga serangan virus sangat
berkurang

◙ Penggunaan mulsa plastik transparan pada


tanah lembab dalam kondisi cuaca terik
(solarisasi)
⇒ dapat meningkatkan suhu tanah 5 cm teratas
mencapai 520 C dibanding tanpa mulsa yang
hanya mencapai 370 C.
⇒ bila ini berlangsung selama beberapa hari
dapat mematikan banyak jenis patogeen
tular tanah

• Rumah Kaca (Greenhouse)


◙ Di daerah tropis dapat mengurangi penyakit
pada musim hujan, tetapi dapat meningkatkan
intensitas penyakit tepung, serangan tungau
dan thrip

II.2. Pengendalian Hayati untuk Mengeradikasi atau


Reduksi Inokulum

• Tanah supresiv (suppressive soil)


 Beberapa jenis patogen seperti
 Fusarium oxysporum,
 Gaemannomyces graminis,
 Phytophthora sinnamomi,
 Pythium spp.,
 Heterodera avenae

berkembang baik dan menimbulkan penyakit


berat pada tanah-tanah kondusiv

Pada tanah-tanah suppressive patogen-


patogen di atas tidak berkembang

Mekanismenya  belum begitu jelas


• Mungkin melibatkan faktor-faktor biotik
dan abiotik
• Dalam banyak kasus berhubungan
dengan keberadaan organisme
antagonis terhadap patogen-patogen
tersebut
• Antagonistik dengan berbagai
mekanisme, seperti :
⇒ Antibiotik
⇒ Aktivitas enzim
⇒ Kompetisi makanan
⇒ Paratisisasi terhadap patogen

• Penggunaan mikroba antagonis


 Untuk patogen tular tanah
Miselium dan oospora atau sklerotia cendawan
(flu) fitopatogenik seperti :
Pythium
Phytophthora
Rhizoctonia
Sclerotinia
Sclerotium

Terserang dan terparasit oleh


mikroorganisme yang biasanya tidak
patogenik pada tanaman
Mikroorganisme tersebut antara lain :
 Oomycetes
 Chytridiomycetes
 Hyphomycetes
 Pseudomonad
 Actinomycetes

Penyakit tidak terjadi atau sangat tertekan

 Untuk patogen pada tajuk


Banyak jenis organisme epifit dapat menekan
perkembangan penyakit pada tajuk tanaman

 Mekanisme penekanan antagonis terhadap


patogen tanaman: Tidak sepenuhnya
difahami, tetapi umumnya melalui
⇒ Parasitisme atau lisis secara langsung dan
mengakibatkan kematian patogen

⇒ Kompetisi nutrisi

⇒ Pengaruh langsung dari antibiotic

⇒ Pengaruh secara tidak langsung dari


senyawa-senyawa volatil, seperti etilen,
yang dihasilkan oleh aktivitas metabolik
antagonis

• Pengendalian dengan Tanaman Perangkap


 Penggunaan beberapa baris tanaman yang
lebih tinggi sepeerti jagung, sorghum dan
hermada yang mengelilingi tanaman utama
seperti cabai, kedelai, kacang tanah, kacang
hijau, labuh atau semangka

⇒ akan memerangkap Aphid yang membawa


virus, sehingga tanaman utama tersebut
dapat terbebas dari virus

 Tanaman perangkap juga dapat digunakan


untuk pengendalian nematoda dengan
mekanisme yang berbeda
 Beberapa jenis tanaman yang tidak secara
nyata rentan terhadap nematoda sedenter
dapat memproduksi eksudat yang menstimulir
penetasan telur nematoda

⇒ Larva kemudian masuk ke dalam tanaman


tetapi tidak dapat berkembang menjadi
dewasa, dan akhirnya mati

Contoh :
⇒ Tanaman Crotalaria
⇒ Tanaman leuncak (Solanum nigrum)

 Tanaman yang sangat rentan terhadap


nematoda (biasanya sedenter), kemudian
dieradikasi sebelum mencapai fase reproduksi

• Pengendalian dengan Tanaman Antagonis


 Beberapa jenis tanaman seperti merigold dan
asparagus merupakan tanaman antagonis
terhadap beberapa jenis nematoda karena
mengeluarkan toksik

 Bila ditanam selang-seling dengan tanaman


utama dapat menekan populasi nematoda

II.3. Cara Fisik


Yang paling umum
◙ suhu (tinggi dan rendah), pengeringan udara,
panjang gelombang yang tidak sesuai , macam-
macam radiasi

◙ Bebrapa jenis tanaman yang ditanam dalam


greenhouse menggunakan barier fisik untuk
mencegah masuknya serangga vektor

Mekanisme penekanan
⇒ Ketahanan patogen tertentu terutama nematoda
terhadap tekanan fisik sangat terbatas

⇒ Batas ketahanan antar patogen berbeda tergantung :


o Stadia perkembangan patogen
o Energi yang digunakan
o Kondisi lingkungan

• Dengan energi panas  merupakan cara yang


paling penting

⇒Sterilisasi (disinfestasi) tanah dengan uap air panas


untuk dan di rumah kaca

⇒Air panas untuk bahan biakan

⇒Energi listrik

⇒ Radiasi (UV, sinar-X, sinar- γ )

◙ Desinfestasi tanah secara fisik

 Bahang atau panas (heat)


⇒Pembakaran

o Cara paling primitif dengan pembakaran jerami


atau lainnya di permukaan tanah, tetapi bukan
cara paling efektif

o Ketebalan jerami kering 10 cm dapat membunuh


beberapa jenis patogen tanaman, terutama
nematoda puru akar di dalam tanah sampai pada
kedalaman 9 cm

o Sangat efektif mengurangi sumber inokulum


patogen yang menyerang tajuk
• Cendawan karat, Pyricularia, Alternaria, bakteri
hawar, dan lainnya

• Nematoda penyebab rumput beracun terhadap


hewan ternak (di Australia), yaitu A. agrostis
dalam asosiasinya dengan Corynebacterium
sp. Dikendalikan dengan pembakaran tiap
tahun

• Nematoda puru biji rerumputan (Anguina


tritici)

• Nematoda daun Aphelenchoides besseyi

• Nematoda batang Ditylenchus angustus pada


padi di Asia dan Madagasgar

• Panas radiasi elektromagnetik pada 2450 MHz

o Banyak digunakan diatermi dan oven microwave

o Radiasi secara selektif diabsorb oleh molekul-molekul


air menghasilkan fibrasi molekuler dan diikuti oleh
kenaikan suhu

o Suatu magnetron yang memproduksi radiasi 2450


MHz pada kekuatan 600 W akan menghasilkan
absorbsi linier 168 J energi per gram air per 30 detik

o Dalam oven microwave M. incognita dalam tanah di


kedalaman 5 cm di dalam cawan Petri terbunuh
setelah radiasi 2450 MHz pada 1250 W selama 30
detik

o Reduksi R. reniformis tereduksi sampai kedalaman 10


cm di dalam tanah yang diberi perlakuan 8 MJ/m2

o Pada lapisan dengan ketebalan 3 cm Heterodera


schachti terbunuh semuanya setelah radiasi 2450
MHz pada 650 W selama 3 menit (20 MJ/m2), dan
semua nematoda di dalam tanah dan cendawan
terbunuh setelah radiasi microwave pada sekitar 70
MJ/ m2

o Untuk disinfestasi tanah di lapangan radiasi


microwave masih belum dilakukan karena
- keterbatasan penetrasinya ke dalam tanah
- resiko keamanan
- berpengaruh terhadap instalasi komonikasi dan
radar

• Perlakuan Air Panas


→ Sterilisasi tanah
→ Perlakuan bahan propagativ
Perlakuan terhadap organ simpanan

• Uap air panas


Banyak dilakukan karena biayanya relatif murah

o Melaui pipa-pipa di lahan-lahan rumahkaca atau


pertanian modern

o Sheet steaming
 Uap air panas dialirkan di bawah lembaran plastik
tebal (tebal 0.25 mm) pada suhu 60-700 C

• Energi matahari (solar energy)

o Tanah diolah, diairi (KL) kemudian ditutup dengan


plastik hialin selama 1 bulan dalam musim panas
(kemarau)

o Suhu dapat mencapai antara 45 – 500 C dan 38 – 450


C pada kedalaman berturut-turut 10 dan 20 cm
 Kekuatan mekanik
Struktur patogen tertentu terutama nematoda mudah
rusak oleh tekanan mekanik
o Abrasi
o Pemadatan
o Pengolahan tanah

 Pengeringan
Pada kelembaban nisbi yang rendah akan terjadi
tekanan osmotik yang tinggi
⇒ patogen tertentu terutama nematoda, bakteri dan FLO
mati dalam beberapa menit, walaupun ada yang tahan
lama

• Pengeringan Buah dan Biji sampai kadar air 12 %


• Refrigerasi untuk menyimpan produk pascapanen
• Radiasi
o Sinar ultraviolet
o Sinar-X
o Sinar γ
o Sinar β

Biasa digunakan untuk produk pascapanen

 Penggenangan tanah
⇒ Menyebabkan kandungan oksigen tanah menurun
dalam 1 – 2 hari dan kandungan CO2 meningkat

⇒Lebih efektif dengan kombinasi penggenangan


selama 2 minggu kemudian dikeringkan selama 2
minggu

 Menghilangkan Panjang Gelombang Tertentu

◙ Untuk cendawan-cendawan Alternaria, Botrytis,


Stemphylium merupakan
→ cendawan yang bersporulasi bila mendapat
cahaya dalam kisaran ultraviolet (di bawah
360 nm)

→ Dalam greenhouse dilengkapi filem vinyl


 mengabsorb UV
 memblokir transmisi panjang gelombang di
bawah 390 nm

II.4. Proteksi Langsung dengan Cara Kimia (Pestisida)

Untuk pengendalian penyakit


◙ di lapangan,
◙ di rumah kaca atau
◙ kadangkala di tempat penyimpanan
⇒ dengan senyawa kimia yang toksik terhadap
patogen (pestisida)

• Cara kerja terhadap patogen :


◙ Menghambat perkecambahan
◙ Menghambat pertumbuhan
◙ Menghambat perkembangbiakan
◙ Letal (mematikan)

• Cara Aplikasi Pestisida:


(i) Perlakuan tanah
→ Fumigasi menggunakan fumigan (senyawa
volatil)
→ Penaburan menggunakan formulati bubuk atau
granular
→ Penyiraman menggunakan formulasi cair atau
dapt bercampu/larut dengan air

(ii) Disinfestasi gudang dan peralatan


→ Biasanya dengan fumigasi atau penyemprotan

(iii) Pengendalian serangga vektor


→ Untuk mencegah penularan dari satu tanaman
ke tanaman lainnya

 Tumbuhan tidak memiliki sistem produksi antibodi dan


tidak dapat diimunisasi seperti manusia dan hewan

⇒ intruduksi gen-gen dari koding tikus ke dalam gen-


gen tumbuhan dapat memproduksi antibodi melawan
patogen-patogen tanaman tertentu (umumnya virus)

⇒Tetapi apakah efektif untuk melindungi tanaman dari


patogen bersangkutan, belum diketahui

Inokulasi patogen tertentu pada tanaman


⇒menyebabkan tanaman menjadi “immun” secara
temporal atau hampir permanen

Ini merupakan fenomena “immunisasi” tanaman,


yaitu induksi resistensi tanaman yang secara
normal rentan terhadap patogen
 Beberapa perlakuan tersebut hanya
melibatkan virus dan diketahui seagai
proteksi silang

 Yang lainnya dapat melibatkan jenis patogen


yang berbeda dan diketahui sebagai induksi
atau Systemic Acqured Resistance (SAR)

⇒ SAR dapat juga diperoleh melalui perlakuan


tanaman dengan senyawa kimia tertentu
seperti
 asam salisik
 asam dikloroisinikotinik (INA) dan
 benzotiasol tertentu

III.1. Proteksi silang


o Proteksi suatu tanaman terhadap starain virus
virulen dengan aplikasi strain virus yang lemah

o Sulit digunakan secara luas karena ketersediaan


viru lemah sangat terbatas

o Bahaya mutasi virus lemah menjadi ganas

III.2. Induksi resistansi


Contoh:
 Buncis dan bit gula yang diinokulasi virus
menjadi sangat resistan terhadap
⇒ penyakit karat dan
⇒ embun tepung
 Pada tembakau, TMV menginduksi resistansi
tidak hanya terhadap kelumpok virus tersebut
tetapi juga terhadap :
⇒ Virus kelompok lain
⇒ Phytophthora nicotianae
⇒ Bakteri Pseudomonas tabaci

 Tembakau yang diinokulasi


⇒ Cendawan penginduksi lesio pada akar,
Chalara elegans (Thielviopsis basicola)
⇒ Bakteri penginduksi lesio pada daun P.
syringae

Menginduksi resistansi terhadap TMV

III.3. Aktivator pertahanan tanaman


 Resistansi tanaman terhadap
⇒ Sejumlah virus, sepereti TMV
⇒ Cendawan, seperti Peronospora tabacina
⇒ Bakteri, seperti Pseudomonas syringae

Dapat diinduksi dengan beberapa tipe


senyawa sintetik yang diinjeksikan ke dalam
tanaman, penyeprotan pada daun atau
absorbsi melalui petiol atau melalui akar

Senyawa-senyawa tersebut:
 Salicylic acid
 Acetylsalicylic acid (aspirin)
 Dichloroisonicotinic acid (INA)
 Benzothiadiazole (CGA245704)

III.4. Perbaikan kondisi pertumbuhan tanaman


 Praktik budidaya tanaman dapat membantu
perbaikan pertumbuhan tanaman dan sekaligus
dapat meningkatkan ketahanannya terhadap
patogen
⇒ Pemupukan berimbang
⇒ Perbaikan drainase
⇒ Pengolahan tanah
⇒ Tanam system guludan
⇒ Irigasi
⇒ Pengaturan jarak tanam
⇒ Pengendalian gulma
⇒ Mulsa plastic hitam perak

III.5. Penggunaan varietas tanaman resistan

 Paling aman
 Paling murah
 Paling efektif

IV.1. Proteksi langsung secara hayati


(i) Cendawan antagonis
(ii) Bakteri antagonis
(iii) Pengendalian Hayati Terhadap Gulma

IV.2. Proteksi Langsung Secara Kimia

Jenis Pestisida Menurut Jenis OPT sasaran :


⇒ Fungisida untuk pengendalian cendawan

⇒ Bakterisida untuk pengendalian bakteri


⇒ Nematisida untuk pengendalian nematode

⇒ Herbisida untuk pengendalian gulma

⇒ Insektisida untuk pengendalian serangga hama

⇒ Akarisida untuk pengendalian tungau

⇒ Rodentisida untuk pengendalian roden (tikus)

⇒ Moluskisida untuk pengendalian moluska

Metode aplikasi
(i) Penyemprotan dan pemupuran pada daun
(ii) Perlakuan tanah
(iii) Perlakuan luka pada pohon
(iv) Pengendalian produk pascapanen
Perl
Fum

You might also like