Professional Documents
Culture Documents
Disampaikan Oleh:
M. Syamsul Hidayat, S.H.
Ita Susanti, S.H.
DEFINISI HUKUM
Immanuel Kant :
“Noch suchen die Juristen eine definition zu ihrem begriffe von recht”
Mochtar Kusumaatmadja:
“Hukum tidak saja meliputi keseluruhan kaidah & norma2 yg mengatur
pergaulan hidup manusia tetapi juga meliputi proses-proses & lembaga2 yg
berupaya mewujudkan kaidah2 tersebut dalam kenyataan”
UNSUR-UNSUR HUKUM :
HUKUM
MEMAKSA MENGATUR
(Dwingen Recht) (Aan Vullend Recht)
Pelanggaran terhadap kaidah HUKUM YG MEMAKSA diancam
dengan SANKSI
A. PIDANA POKOK
1. Pidana Mati;
2. Pidana Penjara;
a) Seumur hidup
b) Sementara (max. 20 thn, min. 1 thn) atau selama waktu ttt.
3. Pidana Kurungan; (min. 1 hari & max. 1 thn)
4. Pidana Denda (sbg pengganti hukuman kurungan)
5. Pidana Tutupan;
B. PIDANA TAMBAHAN
1. Pencabutan hak tertentu;
2. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu;
3. Pengumuman keputusan hakim (Penetapan pengadilan)
TUJUAN HUKUM:
1. Menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat;
2. Eigenrichting is verboden, mencegah agar setiap orang tidak
menjadi hakim atas dirinya sendiri.
1 GRUND NORM
UU NO. 10
2 TUSSEN NORM TAHUN
2004
3 CASUS NORM
Syarat Berlakunya Hukum
(Geldings Theorie)
1. Personal Sphere
2. Utility Sphere
3. Territorial Sphere
4. Temporal Sphere
SYARAT BERLAKUNYA SUATU UU :
• Diundangkan dalam Lembaran Negara (LN) oleh Menteri / Sekretaris
Negara;
• Tanggal mulai berlakunya UU adalah menurut tanggal yg ditentukan
dalam UU itu sendiri;
• Jika tgl tidak disebutkan, maka untuk Pulau JAWA & MADURA, UU mulai
berlaku 30 hari setelah diundangkan dlm LN, sedangkan untuk daerah
lainnya mulai berlaku 100 hari setelah dilakukan pengundangan dlm LN.
FICTIE HUKUM
“SETIAP ORANG DIANGGAP TELAH MENGETAHUI ADANYA
SUATU UNDANG-UNDANG”
( in dubio pro reo )
BERAKHIRNYA KEKUATAN BERLAKU SUATU UU :
• Jangka waktu berlakunya UU tsb sudah lampau;
• Keadaan atau hal yg diatur UU sudah tidak ada lagi;
• UU tsb dengan tegas dicabut oleh badan pembuat (badan berwenang
lainnya yg lbh tinggi kedudukannya);
• Telah diadakan UU yg baru, yg isinya bertentangan dengan UU yg
sebelumnya berlaku.
PENEMUAN (PEMBENTUKAN) HUKUM
DASAR HUKUM;
1. ASAS “CURIA NOVIT” yaitu HAKIM DIANGGAP MENGETAHUI
HUKUM, sehingga hakim tidak boleh menolak suatu perkara yang
diajukan kepadanya dengan alasan peraturannya kurang jelas atau
tidak ada peraturannnya.
2. Pasal 27 ayat (1) UU No. 14 tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman ; bahwa “HAKIM SEBAGAI PENEGAK
HUKUM DAN KEADILAN WAJIB MENGGALI, MENGIKUTI DAN
MEMAHAMI NILAI-NILAI HUKUM YANG HIDUP DALAM
MASYARAKAT”
3. Menghindari terjadinya vacuum of power, yaitu untuk mengisi
kekosongan hukum ketika peraturan perundang-undangan tidak
atau belum mengatur.
LATAR BELAKANG PENEMUAN HUKUM
1. Peraturannya tidak ada, tetapi esensi perkara sama atau
mirip dengan suatu peraturan lain yang dapat
diterapkan pada perkara tersebut
2. Peraturannya sudah (memang) ada, tetapi kurang jelas
sehingga hakim perlu menafsirkan peraturan tersebut
untuk diterapkan pada perkara yang ditangani
3. Peraturannya sudah ada, tetapi peraturan itu sudah
tidak sesuai lagi dengan kondisi dan kebutuhan warga
masyarakat, sehingga hakim wajib menyesuaikannya
dengan perkara yang sedang ditangani.
PENEMUAN HUKUM
PENAFSIRAN KONSTRUKSI
(INTERPERTASI) HUKUM HUKUM
• Otentik
cara penafsiran yang pasti terhadap arti kata-kata itu sebagaimana
yang diberikan oleh pembentuk UU
• Sistematis / dogmatis
penafsiran dengan cara menilik susunan yang berhubungan dengan
bunyi pasal-pasal lainnya baik dalam UU itu maupun dengan UU
yang lain
PENAFSIRAN
(INTERPERTASI) HUKUM
• Restriktif
penafsiran dengan membatasi (mempersempit) arti kata-kata dalam
peraturan itu
• Analogis
memberi tafsiran pada sesuatu peraturan hukum dengan memberi ibarat
(kiyas) pada kata-kata tersebut sesuai dengan asas hukumnya, sehingga
sesuatu peristiwa yang sebenarnya tidak dapat dimasukkan, lalu dianggap
sesuai dengan bunyi peraturan tersebut
• Argumentum a contrario
suatu cara menafsirkan UU yang didasarkan pada perlawanan pengertian
antara soal yang dihadapi dan soal yang diatur dalam suatu pasal UU.
Dengan berdasarkan perlawanan pengertian (pengingkaran) itu ditarik
kesimpulan, bahwa soal yang dihadapi itu tidak diliputi oleh pasal yang
termaksud atau dengan kata lain berada di luar pasal tersebut
PEMBIDANGAN ILMU HUKUM
TUJUAN :
• Kepastian hukum;
• penyederhanaan hukum;
• kesatuan hukum
• Teori KEKAYAAN BERTUJUAN (BRINZ dlm “Lehrbuck der Pandecten” & R.H. SICCAMA,
“de Geestelijke en kerkelijke goederen onder het canonieke, het gereformeerde en het
neutrale recht”) :
Badan Hukum terdiri dari sesuatu kekayaan yg dipisahkan & diberi tujuan-tujuan tertentu.
• Teori KEKAYAAN BERSAMA (Planiol “Traite elementarie de droit civil” & Molengraaff
“Leidraad b/d beofening van het Ned. Handelsrecht”) :
Pada Bdn Hukum terdapat suatu kekayaan dari beberapa orang (manusia) bersama-sama. Ia
adlh suatu kesatuan yg berdiri sendiri, mempunyai nama sendiri dan dlm hubungan itu ia
merupakan pendukung hak.
Psl. 330 KUH Perdata : 21 tahun atau telah menikah (kawin) atau
pernah kawin (menikah)
Psl. 7 (1) UU No. 1 tahun 1974 ttg : 19 tahun bagi Pria & 16 tahun bagi wanita
Perkawinan (untuk dapat melangsungkan pernikahan)
Psl 28 UU No. 3 tahun 1999 ttg Pemilu : Hak pilih seseorang adalah usia 17 tahun atau
sudah / pernah kawin pada waktu pendaftaran
pemilih
Psl 2 (1) butir d PP No. 44 tahun 1993 : Usia untuk memperoleh SIM adalah:
ttg Kendaraan dan Pengemudi a. SIM C dan SIM D, 16 tahun
b. SIM A, 17 tahun
Psl 33 Keppres No. 52 tahun 1977 ttg : Usia 17 tahun atau sudah/pernah menikah
Kependudukan wajib memiliki KTP
OBYEK HUKUM
“segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum dan yang dapat
menjadi obyek sesuatu perhubungan hukum ”.
Selain itu, menurut pasal 504 KUH Perdata, BENDA dapat juga dibagi dalam:
1. benda yang tak bergerak (benda tetap), semisal : tanah, bangunan, dll.
2. benda yang bergerak, semisal : cek, wesel, motor, dll.
PERBUATAN HUKUM
“Segala perbuatan manusia yg secara sengaja dilakukan oleh
seseorang untuk menimbulkan hak & kewajiban”.
FAKTA HUKUM