You are on page 1of 9

A.

PENDAHULUAN
Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik untuk beraktivitas
maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun
mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.
salah satu pembahasan ergonomi adalah tentang sistem kerangka dan otot
manusia. karena kerangka dan otot saling berkaitan yang membuat tubuh bisa
bergerak dinamis. didalam makalah ini akan dibahas tentang sistem kerangka dan
otot manusia mulai dari kerangka dan sambungan, sistem sambungan kerangka,
otot (muscle), aktivitas otot, sumber energi otot, pengaruh berkurangnya aliran
darah, pembebanan otot secara statis saat melakukan kerja, jaringan penghubung
dan studi kasus

B. KERANGKA DAN SAMBUNGAN


Kerangka berfungsi untuk menggambarkan dasar bentuk tubuh penentuan
tinggi seseorang, perlindungan organ tubuh yang lunak (otak, jantung, hati) sebagai
tempat untuk melekatnya otot-otot, mengganti sel-sel yang telah rusak,
memeberikan sistem sambungan untuk gerak pengendali (control) dan untuk
menyerap reaksi dari gaya /force serta beban kejut. Sedangkan tulang berfungsi
sebagai alat untuk meredam dan mendistribusikan gaya/tegangan yang ada
padanya. Evolusi bentuk dan perkembangannya dirangsang oleh dinamika gerakan
tulang itu sendiri sesuai dengan kebutuhannya. Tulang yang besar dan panjang
selalu mempunyai bentuk berlubang yang berfungsi untuk memberikan
perbandingan yang seimbang terhadap beban yang terjadi pada tulang tersebut.
Selain itu tulang juga berfungsi untuk tempat melekatnya otot.
Disamping itu tubuh manusia tidak akan mempunyai bentuk yang indah tanpa
peran serta tulang belulang ini. Sebaliknya, tulangpun juga tidak akan berdiri tegak
tanpa peran serta otot, ligamen dan cartilage yang mengkombinasi dan memegang
sambungan tulang secara bersama-sama. Otot juga amat penting untuk menjaga
posisi tubuh agar tetap tegak sikap sempurna.
Sambungan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pertemuan
antara dua atau beberapa tulang kerangka. Sambungan terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu:
1. Sambungan Cartilagenous (Cartilagenous Joints)
Adalah sambungan yang berfungsi untuk pergerakan yang relatif kecil, seperti
sambungan antara iga (ribs) dan pangkal tulang iga (sternum). Disamping itu
terdapat pula sambungan cartilagenous khusus diantara vertebrae (ruas-ruas
tulang belakang yang dikenal sebagai intervertebral discs yang terdiri dari
pembungkus intervebral discs (pulpy core). Vertebrata tersebut juga terdapat
bersama-sama dengan ligamen dan otot. Selain itu pula terdapat gerakan yang
relatif kecil pada setiap sambungannya, sehingga mengakibatkan adanya
fleksibilitas badan manusia untuk membungkuk, menengadah dan memutar.
Disc tersebut berfungsi pula sebagai peredam getaran pada saat manusia
bergerak baik translasi maupun rotasi.
2. Sambungan Synovial (Synovial Joints)
Adalah sambungan yang terdapat paling banyak pada tangan dan kaki dan
berfungsi untuk pergerakan/perputaran bebas, walaupun tangan dan kaki
tersebut amat terbatas pergerakannya misalnya arah dan rentang gerakannya .
ujung tulang pada sambungan tertentu tertutup oleh artikulasi cartilagenous
lunak pada permukaannya. Permukaan ini tertutup dalam capsule fibrous yang
segaris dengan membran sinovial yang mengeluarkan cairan pelumas sinoval.
3. Ligamen
Adalah berfungsi untuk membentuk bagian sambungan dan menempel pada
tulang. Ligamen tersebut berfungsi untuk mencegah dislokasi dab sekaligus
berfungsi untuk membatasi rentang gerakan. Hal tersebut disebabkan sifat
ligamen yang tidak elastis dan dapat meregang (stretch) dibawah gaya regang
(temsion) tertentu.

C. SISTEM SAMBUNGAN KERANGKA


Panjang tulang untuk menentukan tinggi badan (stature) seseorang. Sedangkan
batas jangkauan dapat menentukan ruang gerak/ aktivitas yang digambarkan oleh
sistem sambungan tulang. Selain itu dimensi ruang yang terbentuk tersebut amat
penting untuk penempatan pengendali (control) dan desain stasiun kerja. Sifat
masing-masing sambungan tulang pada pergerakan adalah sangat kompleks.
Contoh sambungan tulang sederhana ada pada siku dan lutut.
Siku dan lutut merupakan sambungan yang membatasi gerakan feksi (flexion)
disamping itu sambungan siku memberikan kebebasan bergerak pada tulang tangan
berupa gerak supinasi dan pronasi. Bahu dan pinggul adalah sambungan bola dan
soket yang memberikan kebebasan gerak secara tiga dimensi meskipun dalam
rentang yang relatif kecil. Lengan dan tungkai adalah sambungan yang kompleks
yang mampu untuk mengadakan gerakan tiga dimensi. Misalkan pada gerakan
mengangkat tangan dari permukaan meja ke arah mulut : sambungan siku tak dapat
melaksanakan aktivitas ini tanpa bantuan organ lain, yaitu bantuan dari gerakan
sambungan bahu, pergerakan rotasi seluruh tangan pada sumbunya (persendian
bahu) dan gerakan lengan tangan pada sambungan pergelangannya. Tangan
manusia mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam gerakannya. Hal inilah yang
dijadilakn modal dasar dalam mendesain robot. Akan tetapi jika ada gerakan
berulang (repetitive) maka harus dipertimbangkan hal yang lebih penting seperti
penggunaan otot dan konsumsi energinya.

D. OTOT (MUSCLE)
Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang otot striatik (striated muscle)
yaitu otot sadar dengan mengabaikan otot kardiak dan visceral (cardiac and
visceral muscles) yaitu otot sadar dan otot tal sadar. Otot terbentuk atas fiber yang
berukuran panjang dari 10 sampai 400 mm dan berdiameter 0,01 sampai dengan
0,1 mm. Pengujian mikroskopis menunjukkan bahwa fiber terdiri dari myofibril
yang tersusun atas sel-sel filamen dari molekul myosin yang saling overlap
(tumpang tindih) dengan filamen dari molekul aktin.
Serabut otot (muscle fibre) bervariasi antara satu otot dengan yang lainnya.
Beberapa diantaranya mempunyai gerakan yang lebih cepat dari yang lainnya. Dan
hal ini terjadi dari pada otot yang dipakai untuk mempertahankan kontraksi badan
seperti misalnya otot pembentuk postur tubuh. Otot yang pucat adlah
menggambarkan kontraksi otot yang cepat. Perbandingan antara otot merah dan
putih adalah merupakan indikasi untuk menunjukkan daya potensial bagi para
olahragawan.
Seperti misalnya proporsi yang besar pada serabut otot merah yang terdapat
pada otot kaki menggambarkan indikasi pelari sprinter sedangkan untuk sedabut
otot putih adalah untuk indikasi pelari jarak jauh. Kemampuan tersembunyi (latent
ability) dapat diturunkan secara genetika, yaitu dengan pelatihan yang rutin dan
kontinyu akan dapat membentuk serabut otot yang dapat megnhasilkan kekuatan
otot yang prima.
Adalah merupakan suatu hal yang penting bagi para ergonom untuk
mengetahui jenis otot yang sesuai untuk menopang beban statis (sustained statis
load) . beban statis yang terjadi pada semua otot harus diminimumkan. Daya yang
digunakan untuk kontraksi otot adalah sebanding dengan penampang
melintangnya. Pelatihan yang cukup akan dapat meningkatkan luasan penampang
melintang dari serabut otot,tanpa meningkatkan serabut ototnya.

E. AKTIVITAS OTOT
Otot hanya mempunyai kemampuan berkontraksi dan relaksasi (santai).
Analogi mekanismenya adalah seperti silender pneumatik aktivitas tunggal dengan
sistem vegas. Walaupun pada hakikatnya tidak ada pegas dalam tubuh manusia.
Dari sinilah otot sebagai penggerak utama bergerak dengan arah berlawanan
terhadap otot yang lain yang dikenal sebagai gerakan antagonis. Yang berfungsi
untuk mengendalikan dan mengembalikan posisi tangan dan kaki dari tempat
asalnya. Dalam pergerakan yang pelan dan terkendali baik otot penggerak utama
maupun yang antagonis berada pada posisi tegang (tension) selama dalam
pergerakannya. Sebaliknya dalam pergerakan yang cepat, otot antagonis secara
ototmatis akan relaks. Sebagai contoh otot, otot triceps dalam keadaan antagonis
relatif terhadap otot biceps selama dalam gerakan fleksi oleh siku (elbow flexion)
pada saat tangan mengangkat beban.
Selain itu ada beberapa otot lain yang juga berpartisipasi dalam pergerakan
otot. Misalnya, otot biceps dibantu oleh brachialis selama gerakan fleksi siku. Ada
juga jenis otot lain yang disebut sebagai fiksator (fixator) yang berfungsi sebagai
pemberi keseimbangan pada saat adanya suatu gerakan, dan sinergis (synergists)
yang berfungsiuntuk mengontrol sambungan-sambungan (joints) sehingga
memungkinkan suatu gerakan berjalan dengan efisien.

F. SUMBER ENERGI OTOT


Sumber utamanya adalah pemecahan senyawa phosphat kaya energi (energy-
rich phosphat compounds) dari kondisi energi tinggi ke energi rendah, yang mana
dalam waktu yang sama akan menghasilkan muatan elektron statis dan
menyebabkan gerakan relatif dari Molekul Actin dan Myosin. Hal tersebut
ditunjukkan pada proses berikut :
ATP ADP + energi
ATP = Adenosin Tri Phosphat
ADP = Adenosin Di Phosphat
Untuk melanjutkan proses ini, ATP harus disintersa ulang dengan bahan
bakar yang berasal dari sumber lain. Dua proses berikut akan dapat lebih
memberikan penjelasan secara lebih terperinci :
1. Anaerobic
Yaitu perubahan ATP menjadi ADP dan energi tanpa bantuan oksigen.
Glikogen yang terdapat dalam otot terpecah menjadi energi , dan membentuk asam
laktat. Dalam proses ini asam laktat akan memberikan indikasi adanya kelelahan
otot secara lokal, karena kurangnya jumlah oksigen yang disebabkan oleh
kurangnya jumlah suplai darah yang dipompa dari jantung. Misalnya jika ada
gerakan yang bersifat tiba-tiba (mendadak) , lari jarak dekat (sprint), dan lain
sebagainya.
Sebab lain adalah karena pencegahan kebutuhan aliran darah yang
mengandung oksigen dengan adanya beban otot statis ( statis muscular load).
Ataupun karena aliran darah yang tidak cukup mensuplai oksigen dan glikogen,
akan melepaskan asam laktat.
2. Aerobic
Yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi dengan bantuan
oksigen yang cukup. Asam laktat yang dihasilkan oleh kontraksi otot dioksidasikan
dengan cepat menjadi CO2 (carbon dioksida) dab H2O dalam kondisi aerobik.
Sehingga beban pekerjaan yang tidak terlalu melelahkan akan dapat berlangsung
cukup lama. Disamping itu aliran darah yang cukup akan mensuplai lemak (fat),
karbohidrat dan oksigen ke dalam otot . akibat dari kondisi kerja yang terlalu lama
akan menyebabkan kadar glikogen dalam darah akan menurun drastis di bawah
normal, dan kebalikannya kadar asam laktat akan meningkat dan kalau sudah
demikian maka cara terbaik adalah menghentikan pekerjaan ,kemudian istirahat dan
makan makanan yang bergizi untuk membentuk kadar gula dalam darah.
Hal tersebut diatas adalah merupakan proses kontraksi otot yang telah
disederhanakan analisa pembangkit energinya dan sekaligus menandakan
pentingnya aliran darah untuk otot. Oleh karenanya para ergonom hendaklah
memeprhatikan hal-hal seperti berikut untuk dapat sedapat mungkin dihindari :
a. Beban otot statis (static muscle loads)
b. Oklusi (penyumbatan aliran darah) karena tekanan, misalnya tekanan segi kursi
pada popliteal (lipat lutut)
c. Bekerja dengan lengan berada di atas yang menyebabkan siku aliran darah
bekerja berlawanan dengan awah gravitasi.

G. PENGARUH BERKURANGNYA ALIRAN DARAH


Peran darah sebagai pembawa oksigen. Oleh karena itu, berkurangnya aliran
darah dapat menyebabkan kehilangan kemampuan otot untuk melakukan gerakan.
Roadbard dan Weiss (1977) menghentikan aliran darah pada lengan juru ketik
dengan menggunakan alat yang bisanya digunakan untuk mengukur tekanan darah.
Hasilnya adalah konerja operator tersbut menurun secara drastis. Dalam waktu dua
atau tiga menit kemudian menunjukkan rasa ketidaknyamanan mereka.
Oklusi (tersumbatnya) aliran darah oleh kontraksi otot statis juga telah
didemonstrasikan oleh Barnes (1980). Aliran darah pada lengan diukur dengan
menggunakan Whitney strain gauge yaitu suatu alat yang berupa tabung diisi
dengan mercury dan ditempatkan disekeliling tangan ataupun kaki. Jika volume
aliran darah tersebut naik atau turun maka akan menyebabkan perbedaan
panjangnya strain gauge. Beban otot statis dihasilkan dengan meremas grip force
dinamometer. Maksimum gaya yang dihasilkan oleh seseorang disebut sebagai
Maximum Voluntary Contraction (MVC). Barnes menemukan bahwa aliran darah
akan naik pada persen MVC yang rendah, akan tetapi turun secara drastis pada
tingkat MVC yangtinggi dan teroklusi pada nilai rata-rata 63,5 MVC.
Adalah penting bagi para ergonom untuk mengerahui bahwa beberapa otot
adalah lebih sesuai untuk mengatasi suatu kondisi beban otot statis tertentu. Pada
dasarnya beban otot statis pada tiap-toap otot seharusnya dikurangi.

H. PEMBEBANAN OTOT SECARA STATIS SAAT MELAKUKAN KERJA


Beban otot statis terjadi ketika otot dalam keadaan tegang (tension) tanpa
menghasilkan gerakan tangan atau kaki (limbs) sekalipun. Pergerakan rithmik yang
dinamis adalah proses pemompaan aliran darah oleh organ tubuh manusia. Beban
otot statis terjadi ketika postur tubuh berada pada kondisi yang berlawanan dengan
arah gravitasi. Sebagai latihan para pembaca di harapkan mengidentifikasi
kelompok otot yang terkena beban status dan dapat pula merekomendasikan
dengan memberikan beberapa alternatif cara untuk mengurangi beban tersebut.

I. JARINGAN PENGHUBUNG
Jaringan-jaringan penghubung yang terpenting pada sistem kerangka-otot
adalah ligamen, tendon dan fasciae. Jaringan terdiri dari collagen dan elastis dalam
beberapa propersi. Tendon berfungsi sebagai penghubung antara otot dan tulang
terdiri dari sekelompok serabut collagen yang letaknya paralel dengan panjang
tendon.
Ligamen berfungsi sebagai penghubung antara tulang dengan tulang untuk
stibilitas sambungan (joint stability ), adalah tersusun atas serabut yang letaknya
tidak paralel oleh karenanya tendon dan ligamen bersifat inelastis dan berfungsi
pula untuk menahan deformasi. Adanya tegangan yang constan akan dapat
memperpanjang ligamen dan menjadikannya kurang efektif dalam menstabilkan
sambungan ( joints ). Sedangkan jaringan pasciae ( fascine tissue) adalah berfungsi
sebagai pengumpul dan pemisah otot.yamg mana terdiri dari sebagian besar serabut
elastis dan mudah sekali terdeformasi.
Tendon bergerak dalam sekelompok jeringan serabut dalam suatu area di mana
adanya gaya gesek haruslah diminimumkan. Bagian dalam dari jaringan ini
mengeluarkan cairan synovial untuk pelumasan. Sedangkan lengan tangan terdiri
dari lapisan synovial

J. DAMPAK PEKERJAAN BAGI TUBUH MANUSIA


Benezech dan L’ Epee (1983) menyatakan bahwa telah banyak para ahli medis
meneliti operator pada suatu kondisi kerja tertentu menggambarkan kecenderungan
untuk mengalami beberapa keluhan antara lain :
1. Algias : penyakit pada juru ketik , sekretaris, pekerja yang posturnya
membungkuk ke depan , vertebral syndrome pada pembawa barang dan
penerjun payung
2. Osteo articular deviations : scoliosis pada pemain violin (violinist) dan operator
kerja bangku, bungkuk (kifosis) pada buruh palbuhan (stevadoring) dan
pembawa / pemikul keranjang , datarnya telapak kaki pada para penunggu,
pembuat roti dan pemangas rambut.
3. Rasa nyeri pada otot dan tendon : rusaknya tendon achiles bagi para penari,
tendon para extensor panjang baig para drummer, tenosynovitis pada pemoles
kaca, pemain piano dan tukang kayu.
4. Iritasi pada cabang saraf tepi: saraf ulnar bagi para pengemudi kendaraan,
tukang kunci, tukang pande-besi, reparasi arloji, penjilidan buku, pemotong
kaca,dan pengendara sepeda.
Beberapa pekerjaan tersebut diatas sekarang sering dijumpai dan gejalanya
tidak menutup kemungkinan untuk kondisi kerja baru yang lain sejalan dengan
perubahan teknologi. Perkembangan insiden tenosynovitis terjadi diantara para
pekerja pabrik dan operator keyboard komputer di Negara Australia pada akhir
tahun 1970-an dan awal 1980-an. Kebanyakan kasus yang terjadi adalah pada
pergelangan tangan. beberapa insiden tersebut dikategorikan sebagai epicondylitis ,
peritendinits dan carpal tunnel syndrome.
Suatu istilah yang menjembatani semua yang tersebut diatas adalah repetition
strain injury (RSI) yang dikenal di Australia untuk semua rasa nyeri akibat
pekerjaan.

K. STUDI KASUS
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut di tunjukan beberapa
kondisi pembebanan otot secara statis ( staticmuscle loading ).
2. Dalam kasus Dibawah, akibat yang dirasakan oleh para pekerja adalah rasa
nyeri pada bagian punggung, lengan tangan, leher, bahu, pergelangan tangan,
jari- jemari.

A B C

You might also like