You are on page 1of 85

PERATURAN PEMERINTAH

TENTANG
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Pasal Penjelasan
Bab I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Pengertian Istilah
Pasal 1

Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan:

1. Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah proses Ayat 1


pengadaan barang/jasa yang sebagian atau Cukup jelas
seluruh dananya bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN)/Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), baik yang dilaksanakan secara
swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.

2. Proses pengadaan barang/jasa adalah kegiatan Ayat 2


yang dimulai dari perencanaan kebutuhan Cukup jelas
barang/jasa sampai dengan penyerahan
barang/jasa kepada pengguna barang/jasa.

3. Pengguna barang/jasa adalah pejabat pemegang


kewenangan penggunaan barang/jasa milik Ayat 3
negara/daerah di masing-masing Kementerian Cukup jelas
Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Institusi lainnya.

4. Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Ayat 4


Perangkat Daerah/Institusi lainnya, yang Cukup jelas
selanjutnya disebut K/L/D/I, adalah
instansi/institusi yang menggunakan APBN/APBD.

5. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Ayat 5


Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP, Cukup jelas
adalah satu-satunya lembaga pemerintah yang
bertugas mengembangkan dan merumuskan
kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden
Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

6. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut Ayat 6


dengan PA, adalah pejabat pemegang Cukup jelas
kewenangan penggunaan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, atau pejabat yang disamakan pada
institusi lain pengguna APBN/APBD.

Draft Perpres - Page 1 of 85


7. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya Ayat 7
disebut dengan KPA, adalah pejabat struktural Cukup jelas
yang ditunjuk oleh PA atau ditetapkan oleh kepala
daerah untuk menggunakan anggaran K/L/D/I.

8. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya Ayat 8


disebut dengan PPK, adalah pejabat struktural Cukup jelas
yang diangkat oleh PA/KPA sebagai kuasa pemilik
pekerjaan, yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

9. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar Ayat 9


yang selanjutnya disebut dengan PPSPM, adalah Cukup jelas
pejabat yang ditunjuk oleh PA/KPA yang bertugas
melakukan pengujian dan perintah membayar.

10. Panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan adalah Ayat 10


pejabat/panitia yang ditunjuk oleh PA/KPA yang Cukup jelas
bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.

11. Panitia/pejabat peneliti pelaksanaan kontrak Ayat 11


adalah pejabat/panitia yang ditunjuk oleh PPK Cukup jelas
yang bertugas melakukan penelitian atas
pelaksanaan kontrak dalam rangka perubahan
kontrak.

12. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau Ayat 12


orang perseorangan yang kegiatan usahanya Cukup jelas
menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/
layanan jasa.

13. Panitia Pengadaan yang selanjutnya disebut Ayat 13


panitia adalah tim yang diangkat oleh PA/KPA Cukup jelas.
untuk melaksanakan pemilihan penyedia
barang/jasa pemerintah.

14. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya Ayat 14


disebut ULP, adalah unit organisasi pemerintah Cukup jelas
yang bersifat struktural yang bertugas melakukan
pemilihan penyedia barang/jasa dan dibentuk
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

15. Pejabat Pengadaan adalah personil yang diangkat Ayat 15


oleh PA/KPA untuk melaksanakan penunjukan Cukup jelas
langsung dengan nilai sampai dengan
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan/atau
melaksanakan pembelian langsung dengan nilai
sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).

16. Perencanaan pengadaan adalah proses Ayat 16


perumusan kebutuhan barang/jasa suatu K/L/D/I Cukup jelas
yang sesuai dengan rencana kerja dan anggaran
K/L/D/I dimulai dari proses identifikasi kebutuhan
sampai dengan penyerahan barang/jasa untuk
digunakan.

Draft Perpres - Page 2 of 85


17. Pemilihan penyedia barang/jasa adalah kegiatan Ayat 17
untuk menetapkan penyedia barang/jasa yang Cukup jelas
akan ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan.

18. Barang adalah setiap benda, baik berwujud


termasuk makhluk hidup maupun tidak berwujud, Ayat 18
baik bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat Cukup jelas
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh pengguna barang, konsumen
atau pelaku usaha.

19. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan


yang berh dengan pembuatan, pembangunan,
pembangunan kembali (rekonstruksi), Ayat 19
perekayasaan, pembongkaran, reparasi atau Cukup jelas
renovasi bangunan, pekerjaan persiapan lokasi,
penggalian, pemasangan, pemancangan,
instalasi peralatan, perakitan, dekorasi dan
penyelesaiannya, pemboran, pemetaan,
investigasi gempa, dan pekerjaan semacamnya.

20. Jasa Konsultansi adalah layanan profesional yang Ayat 20


membutuhkan keahlian tertentu di berbagai Cukup jelas
bidang keilmuan yang mengutamakan adanya
olah pikir (brainware) dalam rangka mencapai
sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk
piranti lunak yang disusun secara sistematis
berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

21. Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan Ayat 21


kemampuan tertentu yang mengutamakan Cukup jelas
keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata
kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan di luar jasa
konsultansi.

22. Sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa Ayat 22


pemerintah adalah tanda bukti tertulis yang Cukup jelas
dikeluarkan oleh LKPP sebagai pengakuan atas
kompetensi tertentu di bidang pengadaan
barang/jasa pemerintah yang diperoleh melalui
ujian sertifikasi nasional.

23. Dokumen pengadaan adalah ketentuan tertulis Ayat 23


yang disusun oleh pejabat/panitia pengadaan/ULP Cukup jelas
dan disetujui oleh PPK untuk proses pembuatan
dan penyampaian penawaran oleh calon penyedia
barang/jasa, evaluasi penawaran oleh
pejabat/panitia pengadaan/ULP, dan penyusunan
kontrak oleh PPK.

24. Kontrak adalah perikatan antara pengguna Ayat 24


barang/jasa yang diwakili oleh PPK dan penyedia Cukup jelas
barang/jasa atau penerima hibah.

Draft Perpres - Page 3 of 85


25. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang Ayat 25
perseorangan dan/atau badan usaha Cukup jelas
perseorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah.

26. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang Ayat 26


berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang Cukup jelas
perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.

27. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif Ayat 27


yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang Cukup jelas
perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.

28. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif Ayat 28


yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah Cukup jelas
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi
usaha nasional milik negara atau swasta, usaha
patungan dan usaha asing yang melakukan
kegiatan ekonomi di Indonesia dengan kriteria
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah.

29. Surat jaminan adalah jaminan tertulis yang Ayat 29


dikeluarkan bank umum yang diberikan oleh Cukup jelas
penyedia barang/jasa kepada PPK untuk
menjamin terpenuhinya persyaratan/kewajiban
penyedia barang/jasa.

30. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara Ayat 30


penyedia barang/jasa dalam negeri dengan Cukup jelas
penyedia barang/jasa dalam negeri lainnya
maupun dengan penyedia barang/jasa luar negeri,
yang masing-masing pihak mempunyai hak,
kewajiban, dan tanggung jawab yang jelas,
berdasarkan kesepakatan bersama yang
dituangkan dalam perjanjian tertulis.

Draft Perpres - Page 4 of 85


31. Pakta integritas adalah surat pernyataan yang Ayat 31
ditandatangani oleh PPK/panitia/pejabat Cukup jelas
pengadaan/anggota ULP/penyedia barang/jasa
yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN)
dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

32. Pekerjaan kompleks adalah pekerjaan yang Ayat 32


memerlukan teknologi tinggi dan/atau mempunyai Cukup jelas
risiko tinggi dan/atau menggunakan peralatan
yang didesain khusus dan/atau pekerjaan bernilai
di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliyar
rupiah) dan telah disetujui oleh PA untuk APBN
atau Kepala Daerah untuk APBD.

33. Papan pengumuman resmi adalah papan Ayat 33


pengumuman yang ada di kantor instansi yang Cukup jelas
bersangkutan dan/atau di kantor kelurahan/
kecamatan/ bupati/ walikota/ gubernur.

34. Surat kabar nasional adalah surat kabar yang


digunakan sebagai media pengumuman Ayat 34
pengadaan barang/jasa pemerintah yang dipilih Cukup jelas
oleh Kepala LKPP dari daftar surat kabar
nasional yang ditetapkan oleh Menteri Komunikasi
dan Informatika.

35. Surat kabar provinsi adalah surat kabar yang Ayat 35


digunakan sebagai media pengumuman Cukup jelas
pengadaan barang/jasa pemerintah daerah, yang
dipilih oleh Gubernur dari daftar surat kabar
provinsi yang telah ditetapkan oleh Gubernur.

36. Website pengadaan nasional adalah website yang Ayat 36


dikoordinasikan oleh LKPP yang digunakan Cukup jelas
sebagai media pengumuman rencana dan
kegiatan pengadaan barang/jasa di K/L/D/I.

37. Masyarakat adalah orang perseorangan atau Ayat 37


kelompok komunitas yang memiliki kepedulian Cukup jelas
terhadap pengadaan barang/jasa.

38. Pengadaan barang/jasa secara swakelola adalah Ayat 38


pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, Cukup jelas
dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh institusi
pemerintah penanggungjawab anggaran atau
institusi pemerintah penerima kuasa dari
penanggungjawab anggaran atau kelompok
masyarakat penerima hibah.

39. Metode satu sampul adalah metode penyampaian Ayat 39


dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan Cukup jelas
administrasi, teknis dan penawaran harga yang
dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul tertutup
kepada panitia/pejabat pengadaan.

Draft Perpres - Page 5 of 85


40. Metode dua sampul adalah metode Ayat 40
penyampaian dokumen penawaran yang Cukup jelas
persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan
dalam sampul tertutup I, sedangkan penawaran
harga dimasukkan dalam sampul tertutup II,
selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke
dalam 1 (satu) sampul (sampul penutup) dan
disampaikan kepada panitia pengadaan.

41. Metode dua tahap adalah metode yaitu Ayat 41


penyampaian dokumen penawaran yang Cukup jelas
persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan
dalam sampul tertutup I, sedangkan penawaran
harga dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang
penyampaiannya kepada panitia pengadaan
dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara terpisah
dan dalam waktu yang berbeda.

42. Kontrak Lumpsum adalah kontrak pengadaan Ayat 42


barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan Cukup jelas
dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga
yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang
mungkin terjadi dalam proses penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia
barang/jasa.

43. Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan Ayat 43


barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan Cukup jelas
dalam batas waktu yang telah ditentukan,
berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap
untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan
spesifikasi teknis tertentu, yang volume atau
kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan
pada saat kontrak ditandatangani, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil
pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang
benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa.

44. Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan Ayat 44


adalah kontrak yang merupakan gabungan lump Cukup jelas
sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang
diperjanjikan.

45. Kontrak Terima Jadi (turn key contract) adalah Ayat 45


kontrak pengadaan pekerjaan konstruksi atas Cukup jelas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan
tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi,
peralatan dan jaringan utama maupun
penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai
dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.

46. Kontrak Persentase adalah kontrak pengadaan Ayat 46


barang/jasa tertentu, dimana penyedia Cukup jelas
barang/jasa yang bersangkutan menerima
imbalan berdasarkan persentase tertentu dari nilai
pekerjaan tersebut.

Draft Perpres - Page 6 of 85


47. Kontrak Tahun Tunggal (single year contract) Ayat 47
adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang Cukup jelas
mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu)
tahun anggaran.

48. Kontrak Tahun Jamak (multi years contract), Ayat 48


adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang Cukup jelas
mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1
(satu) tahun anggaran yang dilakukan atas
persetujuan oleh Menteri /Pimpinan dari K/L/D/I .

49. Kontrak Payung (framework agreement) adalah Ayat 49


kontrak harga satuan berjangka panjang yang Kontrak Payung (framework
dapat berlaku selama-lamanya 4 (empat) tahun agreement) dapat dievaluasi setiap
untuk menjamin ketersediaan barang/jasa tertentu akhir tahun dan jika ketentuan dalam
yang sifatnya dibutuhkan secara berulang dengan kontrak tidak lagi disetujui oleh kedua
volume atau kuantitas pekerjaan yang belum belah pihak, maka dilakukan
dapat ditentukan pada saat kontrak pemutusan kontrak.
ditandatangani, dan pembayarannya dilakukan Sebagai contoh, Kontrak Payung
pada setiap akhir tahun anggaran yang (framework agreement) dapat
didasarkan pada hasil penilaian/pengukuran dilakukan untuk pengadaan alat tulis
bersama terhadap volume/kuantitas pekerjaan kantor (ATK), pekerjaan perawatan
yang telah dilaksanakan oleh penyedia kendaraan dinas, perawatan ruas
barang/jasa secara nyata pada tahun jalan tertentu, jasa layanan
bersangkutan. kebersihan (cleaning service), jasa
layanan perjalanan (travel agent), dan
pekerjaan/jasa lain yang sejenis.

50. Kontrak Pengadaan Tunggal adalah kontrak Ayat 50


antara satu PPK dengan satu penyedia Cukup jelas
barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan
pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu.

51. Kontrak Pengadaan Bersama adalah kontrak Ayat 51


antara beberapa PPK dengan satu penyedia Cukup jelas
barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan
pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu sesuai
dengan kegiatan bersama yang jelas dari masing-
masing unit kerja dan pendanaan bersama yang
dituangkan dalam kesepakatan bersama.

52. Pelelangan umum adalah metode pemilihan Ayat 52


penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya Cukup jelas
untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh
semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya yang memenuhi syarat.

53. Seleksi umum adalah metode pemilihan penyedia Ayat 53


jasa konsultansi untuk semua pekerjaan yang Cukup jelas
daftar pendek pesertanya dipilih melalui proses
prakualifikasi.

54. Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan Ayat 54


penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa Cukup jelas
lainnya untuk pekerjaan kompleks dimana jumlah
penyedianya diyakini terbatas.

Draft Perpres - Page 7 of 85


55. Seleksi terbatas adalah metode pemilihan Ayat 55
penyedia jasa konsultansi untuk pekerjaan Cukup jelas
kompleks, dimana jumlah penyedia jasanya
diyakini terbatas.

56. Pemilihan langsung adalah metode pemilihan Ayat 56


penyedia barang/jasa untuk pekerjaan bernilai Cukup jelas
sampai dengan Rp200.000.000,00 ( dua ratus juta
rupiah) dengan membandingkan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia
barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi dan
melakukan negosiasi teknis dan biaya.

57. Seleksi langsung adalah metode pemilihan Ayat 57


penyedia jasa konsultansi untuk pekerjaan dengan Cukup jelas
bernilai sampai dengan Rp200.000.000,00 ( dua
ratus juta rupiah) dengan membandingkan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari
penyedia jasa konsultansi yang telah lulus
prakualifikasi dan melakukan negosiasi teknis dan
biaya.

58. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Ayat 58


penyedia barang/jasa untuk pengadaan Cukup jelas
barang/jasa khusus dan/atau untuk pengadaan
pada keadaan tertentu, dengan cara menunjuk
langsung kepada 1 (satu) penyedia barang/ jasa
yang diyakini mampu setelah melakukan
penilaian teknis dan negosiasi biaya sehingga
diperoleh barang/jasa dengan kualitas yang tinggi
dengan harga yang dapat dipertanggungjawabkan
(best value for money).

59. Pembelian Langsung adalah pembelian terhadap Ayat 59


barang/jasa yang terdapat di pasar berdasarkan Pembelian langsung adalah salah
harga pasar. satu metode pengadaan barang/jasa
yang digunakan hanya untuk
pengadaan kebutuhan operasional
sehari-hari.

60. Sistem gugur adalah penilaian penawaran dengan Ayat 60


cara memeriksa dan membandingkan dokumen Cukup jelas
penawaran terhadap pemenuhan persyaratan
yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa.

61. Sistem nilai adalah penilaian penawaran dengan Ayat 61


cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap Cukup jelas
unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai
yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa.

Draft Perpres - Page 8 of 85


62. Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis Ayat 62
(economic life cycle) adalah penilaian penawaran Cukup jelas
dengan cara memberikan nilai pada unsur-unsur
teknis dan harga yang dinilai menurut umur
ekonomis barang yang ditawarkan berdasarkan
kriteria dan nilai yang ditetapkan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa.

63. Metode evaluasi kualitas (Quality-Based Ayat 63


Selection/QBS) adalah penilaian penawaran jasa Cukup jelas
konsultansi berdasarkan kualitas penawaran
teknis terbaik.

64. Metode evaluasi kualitas dan biaya (Quality and Ayat 64


Cost Based Selection/QCBS) adalah penilaian Cukup jelas
penawaran jasa konsultansi berdasarkan nilai
kombinasi terbaik antara penawaran teknis dan
biaya terkoreksi.

65. Metode evaluasi pagu anggaran adalah i penilaian Ayat 65


penawaran jasa konsultansi berdasarkan kualitas Cukup jelas
penawaran teknis terbaik yang penawaran biaya
terkoreksinya lebih kecil atau sama dengan pagu
anggaran.

66. Metode evaluasi biaya terendah adalah penilaian Ayat 66


penawaran jasa konsultansi berdasarkan Cukup jelas
penawaran biaya terkoreksinya terendah
berdasarkan persyaratan teknis yang telah
ditentukan.

67. Pinjaman Luar Negeri adalah setiap penerimaan Ayat 67


Negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa Cukup jelas
yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk
barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi
pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali
dengan persyaratan tertentu sebagaimana diatur
dalam ketentuan mengenai Tata cara Pengadaan
Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta
Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.

68. Hibah Luar Negeri adalah setiap penerimaan Ayat 68


negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa Cukup jelas
yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk
barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi
hibah luar negeri yang tidak perlu dibayar kembali.

69. Fasilitas Kredit Ekspor, yang selanjutnya disebut Ayat 69


FKE, adalah pinjaman yang diberikan oleh Cukup jelas
lembaga keuangan atau lembaga non keuangan
di negara pengekspor yang dijamin oleh lembaga
penjamin kredit .

70. Daftar Hitam adalah daftar yang memuat identitas Ayat 70


penyedia barang/jasa yang dikenakan sanksi oleh Ketentuan lebih lanjut tentang Daftar
suatu K/L/D/I berupa pelarangan mengikuti Hitam akan ditetapkan dalam
pengadaan barang/jasa pemerintah di seluruh Keputusan Kepala LKPP. (masuk
wilayah Indonesia dalam jangka waktu tertentu dalam pengaturan)
sejak ditetapkan.

Draft Perpres - Page 9 of 85


Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2

1. Maksud diberlakukannya Peraturan Presiden ini Ayat 1


adalah untuk mengatur pelaksanaan pengadaan Cukup jelas
barang/jasa yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari APBN/APBD.

2. Tujuan diberlakukannya Peraturan Presiden ini Ayat 2


adalah untuk meningkatkan efisiensi dan Cukup jelas
efektifitas penggunaan keuangan negara yang
dibelanjakan melalui proses pengadaan
barang/jasa dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan publik guna menciptakan daya saing
nasional.

Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 3

1. Ruang lingkup berlakunya Peraturan Presiden ini Ayat 1


adalah untuk :  Pinjaman dan Hibah yang dimaksud
a. pengadaan barang/jasa yang sumber adalah pinjaman/hibah luar negeri
pembiayaannya sebagian atau seluruhnya atau pinjaman/Hibah dalam negeri.
menggunakan APBN/APBD;  Proses penyusunan Naskah
b. pengadaan barang/jasa yang sebagian atau Pinjaman/hibah Luar Negeri (NPHLN)
seluruh dananya bersumber dari pinjaman atau Naskah Pinjaman/Hibah Dalam
yang diterima oleh pemerintah atau Negeri harus berpedoman pada
pemerintah daerah; Peraturan Presiden ini.
c. pengadaan barang/jasa yang sebagian atau
seluruh dananya bersumber dari hibah yang
diterima oleh pemerintah atau pemerintah
daerah.

2. Pengaturan pengadaan barang/jasa pemerintah Ayat 2


yang dibiayai APBN, apabila ditindaklanjuti Sebagai contoh, tata cara pengadaan
dengan Keputusan Menteri / Pemimpin Lembaga/ Alat Utama Sistem Senjata (alutsista)
institusi lainnya pengguna APBN harus tetap dapat diatur lebih lanjut oleh Menteri
berpedoman serta tidak boleh bertentangan Pertahanan, pengadaan Alat Material
dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden ini. Khusus (almatsus) dapat diatur lebih
lanjut oleh Kepala Kepolisian RI,
kebutuhan barang/jasa di luar negeri
untuk keperluan kantor perwakilan
tetap RI di luar negeri dapat diatur
oleh Menteri Luar Negeri.

3. Pengaturan pengadaan barang/jasa pemerintah Ayat 3


yang dibiayai APBD, apabila ditindaklanjuti Cukup jelas
dengan Peraturan Daerah / Keputusan Kepala
Daerah / Pemimpin institusi lainnya pengguna
APBD harus tetap berpedoman serta tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan
Presiden ini.

Draft Perpres - Page 10 of 85


Pasal 4

Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah Cukup jelas


dilakukan dengan cara :
a) menggunakan penyedia barang/jasa;
b) swakelola

Bab II
TATA NILAI PENGADAAN
Bagian Pertama
Prinsip-Prinsip Pengadaan
Pasal 5
Pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip- Panitia pengadaan dan/atau pejabat
prinsip di bawah ini secara komprehensif: yang berwenang dalam mengeluarkan
1. Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus keputusan, ketentuan, prosedur, dan
diusahakan dengan menggunakan dana dan tindakan lainnya, harus didasarkan
daya yang minimum untuk mencapai sasaran dan pada prinsip-prinsip dasar tersebut.
waktu yang ditetapkan; Dengan demikian akan dapat tercipta
suasana yang kondusif bagi tercapainya
2. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus efisiensi, partisipasi, dan persaingan
sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah usaha yang sehat dan terbuka antara
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang penyedia jasa yang setara dan
sebesar-besarnya; memenuhi syarat, menjamin rasa
keadilan dan kepastian hukum bagi
3. Transparan, berarti semua ketentuan dan semua pihak, sehingga dapat
informasi mengenai pengadaan barang/jasa meningkatkan kepercayaan masyara
dapat diketahui secara luas oleh penyedia kat terhadap proses pengadaan
barang/jasa yang berminat serta oleh masyarakat barang/jasa, karena hasilnya dapat
pada umumnya; dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat, baik dari segi fisik,
4. Keterbukaan, berarti pengadaan barang/jasa keuangan, dan manfaatnya bagi
harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang kelancaran pelaksanaan tugas institusi
memenuhi persyaratan/kriteria tertentu pemerintah.
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas;

5. Bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus


dilakukan melalui persaingan yang sehat dimana
penyedia barang/jasa mempunyai akses
informasi yang sama tentang barang/jasa yang
diminta/dibutuhkan pengguna barang/jasa,
sehingga dapat diperoleh barang/jasa yang
ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada
intervensi yang mengganggu terciptanya
mekanisme pasar dalam pengadaan barang/jasa.

6. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan


perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia
barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara
dan atau alasan apapun;

Draft Perpres - Page 11 of 85


7. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan
dan ketentuan yang berlaku dalam pengadaan
barang/jasa sehingga dapat
dipertanggungjawabkan dan dikenakan sanksi
jika tidak sesuai dengan aturan dan ketentuan.

Bagian Kedua
Etika Pengadaan
Pasal 6

Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Yang dimaksud dengan “menghindari
pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika sebagai dan mencegah terjadinya pertentangan
berikut: kepentingan para pihak yang terkait,
1. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa langsung maupun tidak langsung dalam
tanggungjawab untuk mencapai sasaran proses pengadaan”, adalah
kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan dimaksudkan untuk menjamin perilaku
pengadaan barang/jasa; konsisten ATAU mencegah perilaku
tidak konsisten dari para pihak dalam
2. bekerja secara profesional dan mandiri, serta
melaksanakan tugas, fungsi dan
menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan
perannya. Oleh karena itu, yang
barang dan jasa yang seharusnya dirahasiakan
bersangkutan tidak boleh
untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam
memiliki/melakukan peran ganda atau
pengadaan barang/jasa;
terafiliasi, misalnya :
3. tidak saling mempengaruhi baik langsung a. Dalam suatu perusahaan
maupun tidak langsung untuk mencegah dan Perseroan Terbatas, seorang
menghindari terjadinya persaingan tidak sehat; anggota Direksi tidak boleh
4. menerima dan bertanggung jawab atas segala merangkap sebagai Dewan
keputusan yang ditetapkan sesuai dengan Komisaris;
kesepakatan tertulis para pihak; b. Dalam pelaksanaan pekerjaan
5. menghindari dan mencegah terjadinya konstruksi/pemborongan,
pertentangan kepentingan (conflict of interest) konsultan perencana tidak boleh
para pihak yang terkait, baik secara langsung bertindak sebagai pelaksana/
maupun tidak langsung dalam proses pengadaan pemborong pekerjaan yang
barang/jasa; direncanakannya, kecuali dalam
pelaksanaan kontrak terima jadi
6. menghindari dan mencegah terjadinya (turn key contract);
pemborosan dan kebocoran keuangan negara c. Pengurus koperasi pegawai atau
dalam pengadaan barang/jasa;
anak perusahaan dalam suatu
7. menghindari dan mencegah penyalahgunaan K/L/D/I yang mengikuti
wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk pengadaan barang/jasa dan
keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain bersaing dengan perusahaan
yang secara langsung atau tidak langsung lainnya, tidak boleh merangkap
merugikan negara; sebagai anggota panitia
8. tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak pengadaan atau sebagai pejabat
menjanjikan untuk memberi atau menerima yang berwenang menentukan
hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa pemenang lelang/ Pemilihan
saja kepada siapapun yang diketahui atau patut Langsung/Penunjukan Langsung.
dapat diduga berkaitan dengan pengadaan
barang/jasa. Yang dimaksud dengan Afiliasi adalah
keterkaitan hubungan baik antar
penyedia barang jasa, maupun antara
penyedia barang jasa dengan PPK
dan/atau panitia/pejabat pengadaan,
yang meliputi:
a. hubungan keluarga karena
perkawinan dan keturunan sampai
dengan derajat kedua, baik secara
horizontal maupun vertikal;

Draft Perpres - Page 12 of 85


b. PPK/Panitia/pejabat pengadaan
baik langsung maupun tidak
langsung mengendalikan atau
menjalankan perusahaan penyedia
barang/jasa; atau
c. hubungan antara dua perusahaan
yang dikendalikan, baik langsung
maupun tidak langsung oleh Pihak
yang sama;

Bagian Ketiga
Kebijakan Umum
Pasal 7

Kebijakan umum pemerintah dalam pengadaan


barang/jasa adalah:
Ayat 1
1. meningkatkan penggunaan produksi/jasa dalam
Perluasan kesempatan kerja ditujukan
negeri yang sasarannya adalah memperluas
untuk meningkatkan kesejahteraan
kesempatan kerja dan memperluas basis
rakyat dan ketahanan ekonomi
industri dalam negeri dalam rangka
ditujukan agar basis ekonomi nasional
meningkatkan ketahanan ekonomi nasional;
semakin kokoh yaitu tidak rentan
terhadap gejolak perubahan serta
mendukung pertumbuhan yang
berkelanjutan

2. meningkatkan kemandirian industri strategis,


Ayat 2
industri alutsista dan industri almatsus dalam
Cukup jelas
negeri. Dalam hal alutsista dan/atau almatsus
dimaksud belum dapat dibuat oleh industri
dalam negeri maka pengadaannya langsung ke
pabrikan yang terpercaya;

3. meningkatkan peran usaha mikro, usaha kecil,


Ayat 3
termasuk koperasi kecil dan kelompok
Cukup jelas
masyarakat dalam pengadaan barang/jasa;

4. memperhatikan aspek pemanfaatan sumber


Ayat 4
daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan
Pembangunan berkelanjutan adalah
hidup secara arif untuk menjamin terlaksananya
sinergi pencapaian keseimbangan
pembangunan berkelanjutan;
tujuan ekonomi, sosial, dan
lingkungan hidup.

5. meningkatkan penggunaan teknologi informasi


Ayat 5
dan transaksi elektronik;
Cukup jelas
6. menyederhanakan ketentuan dan tata cara
Ayat 6
untuk mempercepat proses pengambilan
Cukup jelas
keputusan dalam pengadaan barang/jasa;

7. meningkatkan profesionalisme, kemandirian,


Ayat 7
dan tanggung jawab para pihak yang terlibat
Cukup jelas
dalam perencanaan dan proses pengadaan
barang/jasa;
Ayat 8
8. meningkatkan penerimaan negara melalui
Cukup jelas
sektor perpajakan;

Draft Perpres - Page 13 of 85


9. menumbuhkembangkan peran usaha nasional; Ayat 9
Cukup jelas
10. melaksanakan pengadaan barang/jasa di dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Ayat 10
termasuk di Kantor Perwakilan Republik Cukup jelas
Indonesia;

11. mengumumkan secara terbuka rencana Ayat 11


pengadaan barang/jasa di masing-masing Cukup jelas
K/L/D/I, pada setiap awal pelaksanaan
anggaran kepada masyarakat luas;

12. mengumumkan pelaksanaan kegiatan Ayat 12


pengadaan barang/jasa pemerintah secara Pengumuman secara terbuka artinya
terbuka melalui surat kabar nasional dan/atau rencana pengadaan K/L/D/I di
surat kabar provinsi dan website masing-masing website pengadaan nasional yang
K/L/D/I serta website pengadaan nasional. dikelola oleh LKPP dengan alamat
www.lkpp.go.id.

Pasal 8

Ketentuan tentang pemilihan surat kabar nasional dan Pemilihan surat kabar sebagaimana
surat kabar provinsi sebagaimana dimaksud pasal 7 dimaksud dalam pasal ini dimaksudkan
ayat 12 adalah sebagai berikut: agar calon penyedia barang/jasa dan
masyarakat dapat dengan mudah
1. Pemilihan harus dilakukan sesuai tata cara mendapatkan informasi mengenai
pemilihan penyedia barang/jasa sebagaimana rencana kegiatan pengadaan
diatur dalam Peraturan Presiden ini. barang/jasa pemerintah. Di lain pihak,
dengan telah ditetapkannya surat kabar
2. Pemilihan dilaksanakan oleh Kepala LKPP untuk untuk pengumuman kegiatan
surat kabar nasional dan Gubernur untuk surat pengadaan barang/jasa, PPK akan
kabar provinsi. mengeluarkan biaya pengumuman
lelang yang lebih murah sehingga pada
3. Kepala LKPP dan/atau Gubernur melaksanakan akhirnya menghemat APBN/APBD.
pemilihan surat kabar berdasarkan daftar surat
kabar yang beroplah besar dan memiliki Sebelum Kepala LKPP dan Gubernur
peredaran luas yang dikeluarkan oleh Menteri menetapkan surat kabar nasional dan
Komunikasi dan Informatika dan /atau Gubernur. surat kabar provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, pengumuman
4. Segala biaya yang timbul dalam rangka pemilihan kegiatan pengadaan barang/jasa
surat kabar, dibebankan APBN/APBD. pemerintah dilakukan melalui surat
kabar yang terpilih pada periode
sebelumnya.

Bab III
PERENCANAAN PENGADAAN
Pasal 9

1. Perencanaan pengadaan dilakukan untuk Cukup jelas


mewujudkan proses pengadaan yang sesuai
dengan kebutuhan serta dapat memberikan
informasi awal mengenai kesempatan usaha bagi
para penyedia barang/jasa.

Draft Perpres - Page 14 of 85


2. Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
pembangunan sesuai dengan rencana kerja dan
anggaran, perencanaan pengadaan dibedakan
menjadi:

a. Perencanaan Kegiatan dan Anggaran


Pengadaan – yang dilaksanakan oleh
PA/KPA, antara lain meliputi:
1) Mengidentifikasikan kebutuhan
barang/jasa yang diperlukan sesuai
dengan rencana kerja dan anggaran.
2) Menyusun dan menetapkan rencana
pendanaan untuk pengadaan barang/jasa
sebagaimana dimaksud angka 1) diatas.
3) Menetapkan cara pengadaan
barang/jasa.
4) Menetapkan kebijakan umum tentang
pemaketan pekerjaan.
5) Menetapkan pengorganisasian
pengadaan.
6) Mengumumkan rencana kerja dan
anggaran pengadaan kepada masyarakat
secara terbuka ‘
7) Memantau pelaksanaan pengadaan
barang/jasa.
8) Merencanakan audit atas pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.

b. Penyusunan Rencana Pengadaan – yang


dilaksanakan oleh PPK, antara lain meliputi:
1) melalui penyedia barang/jasa
a). menyusun rencana pengadaan,
termasuk di antaranya
pengorganisasian pelaksanaan
pengadaan, dan pengumpulan
dokumen-dokumen yang menjadi
dasar pelaksanaan pengadaan;
b). mengusulkan perubahan paket
pekerjaan kepada PA/KPA jika
diperlukan;
c). menyusun dan menetapkan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS);
d). menyusun dan menandatangani
kontrak;

2) swakelola
a). perencanaan kegiatan;
b). penyusunan KAK swakelola;
c). penyusunan jadwal pelaksanaan
pekerjaan/kegiatan;
d). penyusunan rencana biaya
pekerjaan/kegiatan;
e). pelaksanaan kegiatan oleh
masyarakat/lembaga;
f). penyusunan rencana monitoring
dan evaluasi atas kegiatan yang
dilakukan oleh
masyarakat/lembaga.

Draft Perpres - Page 15 of 85


c. Penyusunan Rencana Pengadaan – yang
dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan/ULP,
antara lain meliputi:
1) Menetapkan sistem pengadaan
2) Menyusun jadwal pelaksanaan
pengadaan
3) Menyusun petunjuk pelaksanaan
pengadaan
4) Menyusun dokumen pengadaan
5) Mengusulkan perubahan HPS kepada
PPK, jika perlu

Pasal 10

Organisasi pengadaan barang/jasa terdiri dari : Cukup jelas


1. Pengguna Anggaran (PA)
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
4. Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM)
5. Panitia/ Pejabat Pengadaan/ Unit Layanan
Pengadaan (ULP)
6. Panitia / Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
7. Panitia /Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak

Pasal 11

Panitia pengadaan/ULP wajib mengalokasikan waktu Cukup jelas


yang cukup untuk penayangan pengumuman,
kesempatan untuk pengambilan dokumen,
kesempatan untuk mempelajari dokumen, dan
penyiapan dokumen penawaran.
Pasal 12

K/L/D/I wajib menyediakan biaya untuk mendukung Biaya untuk mendukung pelaksanaan
pelaksanaan pengadaan barang/jasa sesuai dengan pengadaan barang/jasa, jika
peraturan perundangan yang berlaku, meliputi : diperlukan, juga meliputi biaya untuk
1. honorarium para pihak dalam organisasi pelaksanaan pemilihan penyedia
pengadaan (PA/KPA, PPK, Panitia/Pejabat barang/jasa yang kontraknya akan
pengadaan/Pejabat Pembelian/Pengelola dilakukan pada tahun anggaran
Keuangan, Panitia/Pejabat pemeriksa/penerima berikutnya.
barang/jasa, Panitia/Pejabat peneliti
pelaksanaan kontrak termasuk staf
pengadaan);

2. biaya pengumuman pengadaan barang/jasa;

3. biaya pembuatan dan penggandaan dokumen


pengadaan barang/jasa dan/atau dokumen
kualifikasi khusus untuk kebutuhan
panitia/pejabat pengadaan;

4. biaya administrasi dan operasional lainnya serta


perjalanan dinas yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan pengadaan
barang/jasa.

Draft Perpres - Page 16 of 85


Bab IV
JENIS PENGADAAN
Pasal 13

Jenis Pengadaan meliputi: Cukup jelas


1. Pengadaan barang;
2. Pengadaan pekerjaan konstruksi;
3. Pengadaan jasa konsultansi;
4. Pengadaan jasa lainnya.

Pasal 14
Pengadaan Barang
Pengadaan barang meliputi pengadaan setiap benda
baik berwujud termasuk makhluk hidup maupun
tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak
bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna
barang, konsumen atau pelaku usaha, yang meliputi
tapi tidak terbatas pada:
1. Bahan baku
2. Barang setengah jadi
3. Barang jadi/peralatan

Pasal 15
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Pengadaan pekerjaan konstruksi; meliputi pengadaan Cukup jelas
seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pembuatan, pembangunan, pembangunan kembali
(rekonstruksi), perekayasaan, pembongkaran,
reparasi atau renovasi bangunan, pekerjaan persiapan
lokasi, penggalian, pemasangan, pemancangan,
instalasi peralatan, perakitan, dekorasi dan
penyelesaiannya, pemboran, pemetaan, foto satelit,
investigasi gempa, dan pekerjaan semacamnya, yang
meliputi namun tidak terbatas pada:
1. pelaksanaan pekerjaan untuk membangun,
memodifikasi, merenovasi, memperbaiki dan/atau
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik
lainnya;
2. pekerjaan yang berhubungan dengan persiapan
lahan, penggalian dan/atau penataan lahan
(landscaping);
3. perakitan atau instalasi komponen pabrikasi;
4. Penghancuran (demolition) dan pembersihan
(removal);
5. Layanan pekerjaan yang perencanaan teknis dan
spesifikasinya ditetapkan oleh PPK sesuai
dengan penugasan PA/KPA dan proses serta
pelaksanaannya diawasi oleh PPK.

Draft Perpres - Page 17 of 85


Pasal 16
Pengadaan Jasa Konsultansi

Pengadaan jasa konsultansi; meliputi pengadaan Cukup jelas


layanan profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu di berbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir (brainware) dalam
rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya
berbentuk piranti lunak yang disusun secara
sistematis berdasarkan KAK, yang meliputi tapi tidak
terbatas pada:
1. Jasa rekayasa (engineering);
2. Jasa rancang bangun (perencanaan dan
pengawasan di bidang pekerjaan konstruksi);
3. Jasa perencanaan dan/atau pengawasan
transportasi, pariwisata, pos & telekomunikasi,
pertanian, perindustrian, pertambangan,
energi;
4. Jasa keahlian profesi

Pasal 17
Pengadaan Jasa Lainnya

Pengadaan jasa lainnya; meliputi pengadaan layanan Cukup jelas


jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu
sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia
usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan diluar
jasa konsultansi, yang meliputi tetapi tidak terbatas
pada:

1. Jasa boga (catering service)


2. Jasa layanan kebersihan (cleaning service)
3. Jasa penyedia tenaga kerja
4. Jasa asuransi, perbankan dan keuangan
5. Layanan kesehatan, pendidikan,
pengembangan sumber daya manusia,
kependudukan
6. Penerangan, iklan/ reklame, film, pemotretan
7. Percetakan dan penjilidan
8. Pemeliharaan/perbaikan
9. Jasa pembersihan, pest control, termite
control dan fumigasi
10. Pengepakan, pengakutan, pengurusan dan
penyampaian barang
11. Penjahit/konveksi
12. Jasa impor-ekspor
13. Perawatan peralatan listrik/ elektronik/
telekomunikasi
14. Jasa penulisan dan penerjemahan
15. Jasa penyewaan
16. Jasa penyelaman
17. Pengadaan/pembebasan lahan
18. Akomodasi dan angkutan penumpang
19. Jasa pelaksanaan transaksi instrumen
keuangan
20. Jasa penyelenggaraan acara (event
ornganiser)
21. Jasa pengamanan.

Draft Perpres - Page 18 of 85


Bab V
PARA PIHAK
Pasal 18
Pengguna Anggaran

PA; antara lain berwenang:


a. menetapkan dokumen perencanaan
pengadaan;
b. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c. mengumumkan secara luas rencana
pengadaan;
d. menunjuk seorang atau beberapa orang KPA,
Huruf d
apabila diperlukan, atas dasar pertimbangan
Pertimbangan beban pekerjaan dan
besaran beban pekerjaan atau rentang
rentang kendali dititikberatkan kepada
kendali organisasi ;
kemampuan PA melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
e. membentuk ULP;
f. mengangkat PPK, panitia/pejabat pengadaan
barang/jasa, PPSPM, Pengelola Keuangan,
Tim Pemeriksa dan Penerima Hasil
Pekerjaan, Tim Kelaikan, Panitia / Pejabat
Peneliti Pelaksanaan Kontrak, pejabat yang
bertugas melakukan perintah pembayaran.
g. mengawasi pelaksanaan anggaran;
h. menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan;
i. menyimpan dan memelihara seluruh dokumen
pengadaan barang/jasa.

Pasal 19
Kuasa Pengguna Anggaran

KPA; yaitu pejabat struktural yang ditunjuk oleh PA Cukup jelas


untuk K/L/I atau ditetapkan oleh Kepala Daerah atas
usulan PA untuk Pemerintah Daerah, dengan tugas
pokok antara lain:
a. melaksanakan tugas dan kewenangan PA
yang dikuasakan;
b. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
Pengadaan (RKAP);
c. mengangkat PPK, panitia/pejabat pengadaan
barang/jasa,Pengelola Keuangan, Tim
Pemeriksa dan Penerima Hasil Pekerjaan,
Tim Kelaikan, Panitia/Pejabat Peneliti
Pelaksanaan Kontrak, pejabat yang bertugas
melakukan perintah pembayaran;
d. mengumumkan secara luas rencana
pengadaan;
e. mengawasi pelaksanaan anggaran;
f. menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan;
g. menyimpan dan memelihara seluruh dokumen
pengadaan barang/jasa.

Draft Perpres - Page 19 of 85


Pasal 20
Pejabat Pembuat Komitmen

1. PPK; yaitu pejabat struktural yang diangkat Ayat 1


dengan surat Keputusan PA/KPA dan harus Cukup jelas
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki integritas moral;
b. memiliki disiplin tinggi;
c. memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis
serta manajerial untuk melaksanakan tugas
yang dibebankan kepadanya;
d. memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan, bertindak tegas dan keteladanan
dalam sikap dan perilaku serta tidak pernah
terlibat KKN;
e. menandatangani pakta integritas sebelum
pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai.

2. PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian Ayat 2


dengan menandatangani Surat Perintah Kerja Cukup jelas
(SPK) / kontrak untuk penyedia barang/jasa
apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup
tersedia anggaran yang akan mengakibatkan
dilampauinya batas anggaran yang tersedia untuk
kegiatan yang dibiayai dari APBN/APBD.

3. PPK memiliki tugas pokok: Ayat 3


a. menyusun rencana pengadaan barang/jasa;
b. mengusulkan perubahan paket pekerjaan
kepada PA/KPA jika diperlukan;
c. menyusun dan menetapkan KAK;
d. menyusun dan menetapkan HPS;
a. menetapkan besaran uang muka yang
menjadi hak penyedia barang/jasa sesuai
ketentuan yang berlaku;
b. menetapkan besaran jaminan pelaksanaan;
e. menyusun dan menndatangani kontrak;
f. mengangkat tim pendukung untuk membantu
tugas pelaksanaan pekerjaan apabila
dipandang perlu;
g. melaksanakan perjanjian/kontrak dengan
penyedia barang/jasa;
h. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian
pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA;
i. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/
kontrak;
j. menyerahkan aset hasil pengadaan
barang/jasa dan aset lainnya kepada PA/KPA
dengan berita acara penyerahan;
k. melakukan pencatatan dan pelaporan
keuangan dan hasil kerja pada setiap
kegiatan, baik kemajuan maupun hambatan
dalam pelaksanaan tugasnya dan
disampaikan kepada PA/KPA dan Inspektorat
instansi yang bersangkutan;
l. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh Huruf l
dokumen pelaksanaan pengadaan Informasi yang wajib diberikan kepada
barang/jasa; masyarakat adalah:

Draft Perpres - Page 20 of 85


1. Perencanaan paket-paket
pekerjaan;
2. Pengumuman pengadaan
barang/jasa;
3. Hasil evaluasi prakualifikasi;
4. Hasil evaluasi pemilihan
penyedia;
5. Dokumen kontrak;
6. Pelaksanaan kontrak.

m. memberikan tanggapan/informasi mengenai


pengadaan barang/jasa yang berada di dalam
batas kewenangannya kepada peserta
pengadaan/masyarakat yang mengajukan
pengaduan atau yang memerlukan
penjelasan.

Pasal 21
Panitia Pengadaan/ ULP

1. Panitia pengadaan wajib dibentuk untuk semua Ayat 1


pengadaan dengan nilai di atas Cukup jelas
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Untuk pengadaan sampai dengan nilai Ayat 2


Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dapat Cukup jelas
dilaksanakan oleh Panitia/ULP atau pejabat
pengadaan.

3. Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Ayat 3


dan ayat (2) dapat dilaksanakan oleh ULP. Cukup jelas

4. Anggota panitia pengadaan/ anggota ULP Ayat 4


berasal dari pegawai negeri, baik dari instansi Anggota panitia yang berasal dari
sendiri maupun instansi teknis lainnya. instansi teknis lain adalah anggota
panitia yang diangkat dari unit
kerja/instansi/departemen/lembaga
lain karena di instansi yang sedang
melakukan pengadaan barang/jasa
tidak mempunyai pegawai yang
memahami masalah teknis yang ada
dalam ketentuan pengadaan
barang/jasa, jenis pekerjaan, dan isi
dokumen pengadaan dari pekerjaan
yang akan dilakukan pengadaannya

5. Anggota panitia pengadaan/ULP harus Ayat 5


memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. memiliki integritas moral, disiplin dan Huruf a
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; Cukup jelas
b. memahami keseluruhan pekerjaan yang akan Huruf b
diadakan; Cukup jelas
c. memahami jenis pekerjaan tertentu yang Huruf c
menjadi tugas panitia pengadaan/ULP yang Cukup jelas
bersangkutan;
d. memahami isi dokumen pengadaan/metode Huruf d
dan prosedur pengadaan berdasarkan Cukup jelas
Peraturan Presiden ini;

Draft Perpres - Page 21 of 85


e. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Huruf e
pejabat yang mengangkat dan Hubungan keluarga yang dimaksud
menetapkannya sebagai panitia adalah hubungan keluarga sedarah
pengadaan/anggota ULP; dan semenda.
f. memiliki sertifikat keahlian pengadaan Huruf f.
barang/jasa pemerintah. Cukup jelas

6. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Panitia Ayat 6


Pengadaan/ULP meliputi sebagai berikut: Cukup jelas
c. menandatangani pakta integritas setelah
menerima surat pengangkatan;
d. menyusun dan menetapkan dokumen
pengadaan, jadwal, tata cara pelaksanaan
dan lokasi pengadaan yang telah disetujui
PPK;
e. menetapkan hasil pengadaan yang
dilaksanakan;
f. mengumumkan pengadaan barang/jasa
melalui website K/L/D/I masing-masing,
dan/atau melalui website pengadaan nasional
atau dengan pengumuman sekurang-
kurangnya di satu surat kabar nasional
dan/atau satu surat kabar provinsi;
g. menilai kualifikasi penyedia melalui
pascakualifikasi atau prakualifikasi;
h. melakukan evaluasi terhadap penawaran
yang masuk;
i. menunjuk dan menetapkan pemenang lelang;
j. menyerahkan seluruh dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa kepada PPK dan
PA/KPA;
k. membuat laporan mengenai proses dan hasil
pengadaan kepada pejabat yang
mengangkatnya.

7. Keanggotaan Ayat 7
a. Panitia berjumlah gasal beranggotakan Cukup jelas
sekurang – kurangnya 3 (tiga) orang.
b. Dilarang duduk sebagai panitia
pengadaan/anggota ULP :
1) PPK dan pengelola keuangan;
2) Pegawai pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP)/
Inspektorat Jenderal Departemen/
Inspektorat Utama Lembaga Pemerintah
Non-Departemen/Badan Pengawas
Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota,
Pengawasan Internal institusi lainnya
pengguna APBN/APBD kecuali menjadi
panitia/pejabat pengadaan/anggota ULP
untuk pengadaan barang/jasa yang
dibutuhkan instansinya;
3) Pejabat yang bertugas melakukan
verifikasi surat permintaan pembayaran
dan/atau pejabat yang bertugas
menandatangani surat perintah
membayar.

Draft Perpres - Page 22 of 85


8. Panitia dapat melaksanakan proses pengadaan Ayat 8
barang/jasa sebelum dokumen anggaran Cukup jelas
disahkan sepanjang anggaran untuk kegiatan
yang bersangkutan telah dialokasikan, dengan
ketentuan penerbitan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/jasa (SPPBJ) dan penandatanganan
kontrak pengadaan barang/jasa dilakukan
setelah dokumen anggaran untuk kegiatan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ayat 2
disahkan.

Pasal 22
Pejabat Pengadaan

1. Pemilihan penyedia barang/jasa untuk Ayat 1


pengadaan sampai dengan nilai Cukup jelas
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
dilaksanakan oleh panitia atau pejabat
pengadaan.

2. Pembelian langsung barang/jasa sampai dengan Ayat 2


nilai Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) Cukup jelas
dilaksanakan oleh pejabat pengadaan.

3. Pejabat pengadaan berasal dari pegawai negeri, Ayat 3


baik dari instansi sendiri maupun instansi teknis Cukup jelas
lainnya.

4. Pejabat pengadaan harus memenuhi persyaratan Ayat 4


sebagai berikut : Cukup jelas
a. memiliki integritas moral, disiplin dan
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;
b. memahami keseluruhan pekerjaan yang akan
diadakan;
c. memahami jenis pekerjaan tertentu yang
menjadi tugas pejabat pengadaan yang
bersangkutan;
d. memahami isi dokumen pengadaan/metode
dan prosedur pengadaan berdasarkan
Peraturan Presiden ini;
e. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan
pejabat yang mengangkat dan
menetapkannya sebagai pejabat pengadaan ;
f. memiliki sertifikat keahlian pengadaan
barang/jasa pemerintah.

5. Tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat Ayat 5


pengadaan dalam memilih penyedia batang/jasa Cukup jelas
meliputi sebagai berikut:
a. menandatangani pakta integritas setelah
menerima surat pengangkatan;
b. menyusun dan menetapkan jadwal dan cara
pelaksanaan, lokasi pengadaan, dokumen
pengadaan, dan HPS.
c. melakukan prakualifikasi penyedia;
d. melakukan evaluasi terhadap penawaran yang
masuk;
e. menetapkan penyedia barang/jasa;

Draft Perpres - Page 23 of 85


f. membuat laporan mengenai proses dan hasil
pengadaan kepada pejabat yang
mengangkatnya.

6. Tugas dan wewenang pejabat pengadaan dalam Ayat 6


melaksanakan pembelian langsung adalah Cukup jelas
sebagai berikut:
a. Memilih penyedia barang/jasa yang dapat
memenuhi kebutuhan barang/jasa yang akan
diadakan;
b. Melaksanakan pembelian barang/jasa
langsung kepada penyedia barang/jasa.

7. Keanggotaan Ayat 7
a. Pejabat pengadaan hanya 1 (satu) orang. Cukup jelas
b. Dilarang duduk sebagai pejabat pengadaan :
1) PPK dan pengelola keuangan;
2) Pegawai pada BPKP/Inspektorat
Jenderal Departemen/Inspektorat Utama
Lembaga Pemerintah Non-Departemen/
Badan Pengawas Daerah Propinsi/
Kabupaten/Kota, Pengawasan Internal
institusi lainnya pengguna APBN/APBD
kecuali menjadi panitia/pejabat
pengadaan/anggota unit layanan
pengadaan untuk pengadaan barang/jasa
yang dibutuhkan instansinya;
3) Pejabat yang bertugas melakukan
verifikasi surat permintaan pembayaran
dan/atau pejabat yang bertugas
menandatangani surat perintah
membayar.

Pasal 23
Penyedia Barang/Jasa

1. Persyaratan umum bagi penyedia barang/jasa


dalam pelaksanaan pengadaan adalah sebagai
berikut:
a. memenuhi ketentuan peraturan perundang-
Huruf a
undangan untuk menjalankan usaha/
Yang dimaksud dengan memenuhi
kegiatan;
ketentuan peraturan perundang-
undangan untuk menjalankan
usaha/kegiatan sebagai penyedia
barang/jasa antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang jasa
konstruksi, kesehatan, perhubungan,
perindustrian.

b. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan


Huruf b
teknis dan manajerial untuk menyediakan
Cukup jelas
barang/jasa;

Draft Perpres - Page 24 of 85


c. dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir Huruf c
pernah memperoleh pekerjaan menyediakan Cukup jelas
barang/jasa baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak, kecuali penyedia barang/jasa
yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

d. memiliki sumber daya manusia, modal, Huruf d


peralatan, dan fasilitas lain yang diperlukan Cukup jelas
dalam pengadaan barang/jasa;

e. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak Huruf e


pailit, kegiatan usahanya tidak sedang Cukup jelas
dihentikan, dan/atau direksi yang bertindak
untuk dan atas nama perusahaan tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana;

f. secara hukum mempunyai kapasitas Huruf f


menandatangani kontrak; Cukup jelas

g. sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Huruf g


Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah Cukup jelas
memenuhi seluruh kewajiban perpajakan,
dibuktikan dengan melampirkan Surat
Keterangan Fiskal (SKF), kecuali perusahaan
yang baru berdiri kurang dari 1 tahun belum
wajib lapor, hanya menyampaikan fotokopi
Surat Pemberitahuan Masa PPh atau PPN.

h. tidak masuk dalam daftar hitam; Huruf h


Panitia/Pejabat Pengadaan/ULP wajib
mencari informasi dalam rangka
meyakini atau memastikan suatu
badan usaha tidak masuk dalam
daftar hitam instansi pemerintah
manapun dengan cara antara lain
menghubungi PPK sebelumnya. Untuk
mempercepat kerja panitia/pejabat
pengadaan/ULP, penyedia
barang/jasa cukup membuat
pernyataan bahwa penyedia
barang/jasa tidak sedang masuk
dalam daftar hitam. Kepada seluruh
penyedia jasa juga tidak diwajibkan
mempunyai surat keterangan tidak
masuk dalam daftar hitam dari
instansi/lembaga baik pemerintah
maupun swasta.

i. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat Huruf i


dijangkau dengan pos dan/atau melalui Cukup jelas
komunikasi secara elektronik;

j. khusus untuk penyedia barang/jasa orang Huruf j


perseorangan persyaratannya sama dengan di Cukup jelas
atas kecuali huruf c;

Draft Perpres - Page 25 of 85


2. Pegawai K/L/D/I dilarang menjadi penyedia Ayat 2
barang/jasa, kecuali yang bersangkutan Cukup jelas
mengambil cuti di luar tanggungan K/L/D/I .

3. Penyedia barang/jasa yang keikutsertaannya Ayat 3


menimbulkan pertentangan kepentingan dilarang Yang dimaksud dengan pertentangan
menjadi penyedia barang/jasa. kepentingan antara lain :
a. Penyedia barang/jasa yang telah
ditunjuk sebagai konsultan
perencana tidak boleh menjadi
penyedia barang/pekerjaan
konstruksi untuk pekerjaan fisik
yang direncanakan;
b. Penyedia barang/jasa yang telah
ditunjuk sebagai konsultan
pengawas tidak boleh menjadi
penyedia barang/ pekerjaan
konstruksi untuk pekerjaan fisik
yang diawasi.

Pasal 24
Pelaksana Swakelola

Swakelola dapat dilaksanakan oleh: Institusi pemerintah penerima kuasa


a. PPK; dari penanggungjawab anggaran
b. instansi pemerintah lain; harus mempunyai tugas pokok dan
c. kelompok masyarakat/lembaga swadaya fungsi sesuai dengan jenis kegiatan
masyarakat penerima hibah. pengadaan yang akan
diswakelolakan.

BAB VI
CARA PENGADAAN
Pasal 25

1. Swakelola Ayat 1
Pengadaan barang/jasa swakelola adalah Cukup jelas
pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan,
dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh institusi
pemerintah penanggungjawab anggaran atau
institusi pemerintah penerima kuasa dari
penanggungjawab anggaran atau kelompok
masyarakat penerima hibah.

2. Melalui penyedia barang/jasa: Ayat 2


a. Orang perseorangan Yang dimaksud sebagai Badan Usaha
b. Badan Usaha. antara lain dapat berbentuk PT, CV,
firma, koperasi, perusahaan
perseorangan, atau bentuk badan
usaha lainnya.

3. Pengadaan melalui penyedia barang/jasa Ayat 3


sebagaimana dimaksud dalam angka 2 di atas Ketentuan mengenai tata cara
dapat dilaksanakan secara elektronik melalui E- pelaksanaan E-Procurement diatur
Procurement sesuai dengan asas dan tujuan lebih lanjut dalam Keputusan Kepala
yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 11 LKPP.
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.

Draft Perpres - Page 26 of 85


BAB VII
TATA CARA PENGADAAN SECARA SWAKELOLA
Pasal 26

1. Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, Cukup jelas


dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh pelaksana
swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri
dan/atau tenaga dari luar baik tenaga ahli
maupun tenaga upah borongan. Tenaga ahli dari
luar tidak boleh melebihi 50% (lima puluh persen)
dari tenaga sendiri.

2. Swakelola dilihat dari pelaksana pekerjaan


dibedakan menjadi:
a. Swakelola oleh PPK adalah pekerjaan yang
direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri
oleh PPK dengan menggunakan tenaga
sendiri, dan/atau tenaga dari luar baik tenaga
ahli maupun tenaga upah borongan;
b. Swakelola oleh instansi pemerintah lain non-
swadana (universitas negeri, lembaga
penelitian/ilmiah pemerintah, lembaga
pelatihan) adalah pekerjaan yang
perencanaan dan pengawasannya dilakukan
oleh PPK, sedangkan pelaksanaan pekerjaan
dilakukan oleh instansi pemerintah yang
bukan penanggung jawab anggaran;
c. Swakelola oleh penerima hibah adalah
pekerjaan yang perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasannya dilakukan oleh penerima
hibah (kelompok masyarakat, LSM, komite
sekolah/pendidikan, lembaga pendidikan
swasta/lembaga penelitian/ilmiah non badan
usaha dan lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah) dengan sasaran ditentukan oleh
instansi pemberi hibah.

3. Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan


swakelola:

a. pekerjaan yang bertujuan untuk


meningkatkan kemampuan teknis sumber
daya manusia instansi pemerintah yang
bersangkutan dan sesuai dengan fungsi dan
tugas pokok PPK; dan/atau

b. pekerjaan yang operasi dan pemelihara-


annya memerlukan partisipasi masyarakat
setempat; dan/atau

c. pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran,


sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak
diminati oleh penyedia barang/jasa;
dan/atau

Draft Perpres - Page 27 of 85


d. pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat
dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga
apabila dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa akan menanggung resiko yang
besar; dan/atau

e. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran,


seminar, lokakarya, atau penyuluhan;
dan/atau

f. pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot


project) yang bersifat khusus untuk
pengembangan teknologi/metode kerja yang
belum dapat dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa; dan/atau

g. pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan


data, perumusan kebijakan pemerintah,
pengujian di laboratorium, pengembangan
sistem tertentu dan penelitian oleh
perguruan tinggi/lembaga ilmiah pemerintah;

h. pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I


yang bersangkutan.

4. Prosedur swakelola meliputi kegiatan


perencanaan, pelaksanaan, pengawasan di
lapangan dan pelaporan.

5. Dalam penyusunan jadwal pelaksanaan


swakelola harus mengalokasikan waktu untuk
proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan pelaporan;

6. Pengalokasian waktu dalam proses pemilihan


langsung diserahkan sepenuhnya kepada PPK.

Pasal 27
Perencanaan Pengadaan secara Swakelola

1. Perencanaan Kegiatan Cukup jelas


a. Menetapkan sasaran, rencana kegiatan, dan
jadwal pelaksanaan;
b. melakukan perencanaan teknis dan
menyiapkan metode pelaksanaan yang tepat
agar diperoleh rencana keperluan tenaga,
bahan, dan peralatan yang sesuai;
c. menyusun rencana keperluan tenaga,
bahan, dan peralatan secara rinci serta
dijabarkan ke dalam rencana kerja bulanan,
rencana kerja mingguan, dan rencana kerja
harian;
d. menyusun rencana total biaya secara rinci
dalam rencana biaya bulanan, dan biaya
mingguan;
e. butir a. sampai dengan butir d. dituangkan
dalam bentuk KAK.

Draft Perpres - Page 28 of 85


2. Penyusunan KAK Swakelola
KAK memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan
meliputi latar belakang, maksud dan tujuan,
sumber pendanaan, serta jumlah tenaga
yang diperlukan;
b. waktu pelaksanaan yang diperlukan;
c. produk yang dihasilkan;
d. besarnya pembiayaan.

3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan/Kegiatan


a. PPK untuk membantu pelaksanaan kegiatan
membuat jadwal pelaksanaan
pekerjaan/kegiatan;
b. jadwal pelaksanaan kegiatan adalah waktu
pelaksanaan pekerjaan/kegiatan yang
meliputi waktu mulai hingga berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan/ kegiatan;
c. pembuatan jadwal pelaksanaan
pekerjaaan/kegiatan disusun dengan
mempertimbangkan waktu yang cukup bagi
pelaksanaan pekerjaan/kegiatan.

4. Penyusunan Rencana Biaya Pekerjaan/Kegiatan


a. PPK membuat rincian biaya
pekerjaan/kegiatan dengan tidak melampaui
pagu anggaran yang telah ditetapkan dalam
dokumen anggaran;
b. rincian biaya pekerjaan/kegiatan tersebut
mengikuti ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku;
c. dalam hal diperlukan tenaga ahli/peralatan/
bahan tertentu maka dapat dilakukan
kontrak/sewa tersendiri.

5. Pelaksanaan Kegiatan oleh Masyarakat/LSM


a. Untuk pekerjaan/kegiatan yang sebagian
atau seluruhnya dilaksanakan oleh
masyarakat/LSM, perlu dibuat surat
penunjukan/surat kuasa dari PPK;
b. pertanggungjawaban untuk
pekerjaan/kegiatan ini dilaksanakan sesuai
ketentuan yang berlaku dan disampaikan
kepada pengguna.

Pasal 28
Pelaksanaan Swakelola oleh PPK

Pelaksanaan swakelola perlu mengikuti ketentuan Cukup jelas


sebagai berikut:
1. Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku
cadang, dan tenaga ahli yang diperlukan
dilakukan oleh panitia yang ditetapkan oleh PPK
dan menggunakan metode pengadaan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan di dalam
Peraturan Presiden ini, yaitu lelang/seleksi
umum, lelang/seleksi terbatas, pemilihan/seleksi
langsung atau penunjukan langsung;

Draft Perpres - Page 29 of 85


2. pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan
dilakukan secara harian berdasarkan daftar
hadir pekerja atau dengan cara upah borong;
3. pembayaran gaji tenaga ahli tertentu yang
diperlukan dilakukan berdasarkan kontrak
konsultan perorangan;
4. penggunaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan
dicatat setiap hari dalam laporan harian;
5. pengiriman bahan dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan dan
kapasitas penyimpanan;
6. panjar kerja dipertanggungjawabkan secara
berkala maksimal secara bulanan;
7. pencapaian target fisik dicatat setiap hari dan
dievaluasi setiap minggu agar dapat diketahui
apakah dana yang dikeluarkan sesuai dengan
target fisik yang dicapai, sedangkan pencapaian
target non fisik/perangkat lunak dicatat dan
dievaluasi setiap bulan;
8. pengawasan pekerjaan fisik di lapangan
dilakukan oleh pelaksana yang ditunjuk oleh
PPK, berdasarkan rencana yang telah
ditetapkan.

Pasal 29
Pelaksanaan Swakelola oleh Instansi Pemerintah Lain Non Swadana

1. Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku Cukup jelas


cadang, dan tenaga ahli yang diperlukan
dilakukan oleh panitia dari unsur instansi
pemerintah pelaksana swakelola yang ditetapkan
oleh PPK dan menggunakan metode pengadaan
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di
dalam Peraturan Presiden ini, yaitu lelang/seleksi
umum, lelang/seleksi terbatas, pemilihan/seleksi
langsung atau penunjukan langsung;
2. pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan
dilakukan secara harian berdasarkan daftar hadir
pekerja atau dengan cara upah borong;
3. pelaksanaan pengadaan yang menggunakan
beban sementara seperti Uang Persediaan (UP),
Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan
(UYHD) atau istilah lain yang sejenis dilakukan
oleh instansi pemerintah pelaksana swakelola;
4. pembayaran gaji tenaga ahli tertentu yang
diperlukan dilakukan berdasarkan kontrak
konsultan perorangan;
5. penggunaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan
dicatat setiap hari dalam laporan harian;

Draft Perpres - Page 30 of 85


6. pengiriman bahan dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas
penyimpanan;
7. panjar kerja dipertanggungjawabkan secara
berkala maksimal secara bulanan;
8. pencapaian target fisik dicatat setiap hari dan
dievaluasi setiap minggu agar dapat diketahui
apakah dana yang dikeluarkan sesuai dengan
target fisik yang dicapai, sedangkan pencapaian
target non fisik/perangkat lunak dicatat dan
dievaluasi setiap bulan;
9. pengawasan pekerjaan fisik di lapangan
dilakukan oleh pelaksana yang ditunjuk oleh
instansi penerima kuasa, berdasarkan rencana
yang telah ditetapkan.

Pasal 30
Pelaksanaan Swakelola oleh Kelompok Masyarakat/Lembaga Swadaya Masyarakat Penerima
Hibah

1. Pengadaan barang, jasa lainnya, peralatan/suku Cukup jelas


cadang, dan tenaga ahli yang diperlukan
dilakukan oleh penerima hibah;
2. penyaluran dana hibah khusus untuk pekerjaan
konstruksi dilakukan secara bertahap sebagai
berikut:
a. 50% (lima puluh persen) apabila organisasi
pelaksanaan penerima hibah telah siap;
b. 50% (lima puluh persen) sisanya apabila
pekerjaan telah mencapai 30% (tiga puluh
persen).
3. pencapaian kemajuan pekerjaan dan dana yang
dikeluarkan dilaporkan secara berkala kepada
PPK;

4. pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilakukan


oleh penerima hibah.

Pasal 31
Pelaporan Pelaksanaan Swakelola

1. Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan Cukup jelas


penggunaan keuangan dilaporkan oleh pelaksana
lapangan/pelaksana swakelola kepada PPK
setiap bulan;
2. Laporan kemajuan realisasi fisik dan keuangan
dilaporkan setiap bulan oleh PPK kepada
PA/KPA.

Draft Perpres - Page 31 of 85


BAB VIII
TATA CARA PENGADAAN MELALUI PENYEDIA BARANG/JASA
Bagian Pertama
Persiapan Pengadaan
Paragraf Pertama
Pembentukan Organisasi Pengadaan
Pasal 32

1. PA dapat menunjuk KPA, jika diperlukan; Ayat 1


Cukup jelas
2. PA / KPA mengangkat :
a. PPK; Ayat 2
b. Panita/Pejabat Pengadaan /Anggota ULP; Cukup jelas
c. Panitia Pemeriksa dan Penerima Hasil
Pekerjaan;
d. Panitia / Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak;

3. PPK dapat dibantu oleh tim pendukung yang Ayat 3


diperlukan untuk membantu pelaksanaan Cukup jelas
pengadaan barang/jasa;

4. Panitia Pengadaan berjumlah gasal beranggotakan Ayat 4


sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan dapat Cukup jelas
ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan;

5. Anggota panitia pengadaan / anggota ULP masing- Ayat 5


masing terdiri dari unsur-unsur yang memahami : Cukup jelas
a. tata cara pengadaan;
b. substansi pekerjaan/kegiatan yang
bersangkutan;
c. hukum-hukum perjanjian/kontrak.

6. Pejabat pengadaan yang ditunjuk adalah 1 (satu) Ayat 6


orang yang memahami: Cukup jelas
a. tata cara pengadaan;
b. substansi pekerjaan/kegiatan yang
bersangkutan;
c. ketentuan/ketentuan perjanjian / SPK.

Paragraf Kedua
Penyusunan Rencana Pengadaan
Pasal 33
Pemaketan

1. Untuk paket pengadaan dengan nilai di atas Rp Ayat 1


100.000.000,00 (seratus juta rupiah) pemilihan Cukup jelas
penyedia barang/jasanya dilaksanakan dengan
membentuk panitia pengadaan /ULP.

2. Untuk paket pengadaan dengan nilai sampai Ayat 2


dengan nilai Rp100.000.000,00 (seratus juta Cukup jelas
rupiah) pemilihan penyedia barang/jasanya
dilaksanakan dengan membentuk panitia
pengadaan atau menunjuk pejabat pengadaan.

Draft Perpres - Page 32 of 85


3. Dalam menetapkan/menyetujui sistem pengadaan Ayat 3
PPK, Pejabat/Panitia Pengadaan/ULP :
a. dilarang menyatukan atau memusatkan Huruf a
beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa Cukup jelas
daerah yang menurut sifat pekerjaan dan
tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di
beberapa lokasi masing-masing;
b. dilarang menyatukan beberapa paket Huruf b
pengadaan yang menurut sifat dan jenis Cukup jelas
pekerjaannya bisa dipisahkan dan/atau
besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh
usaha kecil termasuk koperasi kecil;
c. dilarang memecah paket untuk pengadaan Huruf c
yang merupakan satu kesatuan pekerjaan contoh pekerjaan yang satu kesatuan
konstruksi/sistem. adalah struktur bangunan, jembatan
atau struktur kapal.

Pasal 34
Persiapan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

1. PPK menyusun dan menetapkan spesifikasi Ayat 1


untuk pengadaan barang/pekerjaan pekerjaan Cukup jelas
konstruksi/jasa lainnya dan KAK untuk
pengadaan jasa konsultansi.

2. PPK menyusun dan menetapkan HPS Ayat 2


Cukup jelas

3. PPK menyusun dan menandatangani kontrak Ayat 3


Cukup jelas

4. Pejabat/Panitia Pengadaan/ULP menentukan: Ayat 4


a. Metode pemilihan penyedia barang/jasa Huruf a
1. Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/ Cukup jelas
jasa lainnya:
a). Pelelangan Umum;
b). Pelelangan Terbatas;
c). Pemilihan Langsung;
d). Penunjukan Langsung.

2. Pengadaan jasa konsultansi:


a). Seleksi Umum;
b). Seleksi Terbatas;
c). Seleksi Langsung;
d). Penunjukan Langsung.
b. Metode pemasukan penawaran: Huruf b
1) Satu sampul; Cukup jelas
2) Dua sampul;
3) Dua Tahap.
c. Metode evaluasi administrasi, teknis dan Huruf c
harga: Cukup jelas
1. Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/
jasa lainnya:
a). Sistem Gugur;
b). Sistem Nilai ;
c). Sistem penilaian biaya selama umur
ekonomi.

Draft Perpres - Page 33 of 85


2. Pengadaan Jasa Konsultansi:
a). Metode evaluasi kualitas;
b). Metode evaluasi kualitas dan biaya;
c). Metode evaluasi pagu anggaran;
d). Metode evaluasi biaya terendah;
d. Jenis kontrak;
1) berdasarkan bentuk pembayaran : Huruf d
a). lumpsum; Kontrak Payung (framework agreement)
b). harga satuan; adalah salah satu bentuk dari kontrak
c). gabungan lump sum dan harga harga satuan berjangka panjang yang
satuan; dapat berlaku selama-lamanya 4
d). terima jadi (turnkey); (empat) tahun.
e). persentase.

2) berdasarkan jangka waktu pelaksanaan :


a). tahun tunggal;
b). tahun jamak.
`
3) berdasarkan jumlah PPK:
a). kontrak pengadaan tunggal;
b). kontrak pengadaan bersama.
e. Besaran uang muka, jika ada

f. Besaran nilai jaminan, jika ada

Paragraf Ketiga
Jadwal Pelaksanaan Pengadaan
Pasal 35

1. Panitia wajib membuat jadwal pelaksanaan Cukup jelas


pengadaan barang/jasa yang meliputi
pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa,
waktu mulai dan berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan, dan waktu serah terima akhir hasil
pekerjaan.

2. Pembuatan jadwal pelaksanaan pengadaan


barang/jasa disusun sesuai dengan waktu yang
diperlukan serta dengan memperhatikan batas
akhir efektifnya tahun anggaran.

Paragraf Keempat
Biaya Pengadaan
Pasal 36

1. K/L/D/I wajib menyediakan biaya administrasi Ayat 1


untuk mendukung pelaksanaan pengadaan Komponen biaya pelaksanaan
barang/jasa yang dibiayai dari APBN/APBD, yaitu: pemilihan penyedia barang/jasa harus
disediakan dalam anggaran, dan jika
diperlukan termasuk biaya untuk
pelaksanaan pemilihan penyedia
barang/jasa yang kontraknya akan
dilakukan pada tahun anggaran
berikutnya.

Draft Perpres - Page 34 of 85


a. Honorarium PA/KPA, PPK, panitia/pejabat Huruf a
pengadaan, Pengelola Keuangan, Panitia Besaran honorarium ditetapkan
Pemeriksa dan Penerima Hasil Pekerjaan, secara proporsional berdasarkan
Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak pengalaman dan profesionalisme;
dan staf proyek;

b. Biaya pengumuman pengadaan barang/jasa Huruf b


meliputi : Cukup jelas
1) Biaya pengumuman rencana pengadaan
barang/jasa pada awal pelaksanaan
anggaran;
2) Biaya pengumuman pemilihan penyedia
barang/jasa termasuk biaya pemilihan
ulang.

c. Biaya penggandaan dokumen pengadaan Huruf c


barang/jasa dan/atau dokumen prakualifikasi; Cukup jelas

d. Biaya administrasi lainnya yang diperlukan Huruf d


untuk mendukung pelaksanaan pengadaan Cukup jelas
barang/jasa.

2. Pada setiap tahapan proses pemilihan penyedia Ayat 2


barang/jasa, PPK/ Pejabat Pengadaan/ Panitia Cukup jelas
Pengadaan/ULP dilarang membebani atau
memungut biaya apapun kepada penyedia
barang/jasa.

Paragraf Kelima
Prinsip Prakualifikasi dan Pascakualifikasi
Pasal 37

1. Panitia Pengadaan / ULP wajib melakukan Ayat 1


kualifikasi dengan cara prakualifikasi atau Cukup jelas
pascakualifikasi.
2. Prakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan: Ayat 2
a. jasa konsultansi; Cukup jelas
b. barang/pekerjaan pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya yang menggunakan metode
pelelangan terbatas, pemilihan langsung dan
penunjukan langsung;
c. barang/pekerjaan pekerjaan konstruksi / jasa
lainnya yang bersifat kompleks melalui
pelelangan umum.

3. Pascakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan Ayat 3


barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya melalui Cukup jelas
pelelangan umum.

4. Persyaratan prakualifikasi/pascakualifikasi yang Ayat 4


ditetapkan harus merupakan persyaratan minimal Cukup jelas
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan agar
terwujud persaingan yang sehat secara luas.

5. Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi Ayat 5


pejabat / panitia pengadaan/ULP dilarang Cukup jelas
menambah persyaratan prakualifikasi/
pascakualifikasi di luar yang telah ditetapkan

Draft Perpres - Page 35 of 85


dalam ketentuan Peraturan Presiden ini atau
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi.

6. Pejabat/panitia pengadaan/ULP wajib Ayat 6


menyederhanakan proses prakualifikasi dengan Cukup jelas
tidak meminta seluruh dokumen yang disyaratkan
melainkan cukup dengan mengisi formulir
kualifikasi penyedia barang/jasa.

7. Penyedia barang/jasa wajib menandatangani surat Ayat 7


pernyataan di atas meterai bahwa semua Cukup jelas
informasi yang disampaikan dalam formulir isian
kualifikasi adalah benar, dan apabila diketemukan
penipuan/pemalsuan atas informasi yang
disampaikan, terhadap yang bersangkutan
dikenakan sanksi pembatalan sebagai calon
pemenang, dimasukkan dalam daftar hitam
selama 2 (dua) tahun, serta dapat diancam
tuntutan secara perdata dan/atau pidana.

8. Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi Ayat 8


pejabat/panitia pengadaan/ULP tidak boleh Cukup jelas
melarang, menghambat, dan membatasi
keikutsertaan calon peserta pengadaan
barang/jasa dari luar propinsi/kabupaten/kota
lokasi pengadaan barang/jasa.

9. K/L/D/I dilarang melakukan prakualifikasi massal Ayat 9


yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktu Yang dimaksud dengan prakualifikasi
tertentu dengan menerbitkan tanda daftar lulus massal untuk pengadaan barang/jasa
prakualifikasi/sejenisnya. kurun waktu tertentu adalah
pelaksanaan prakualifikasi yang
dilakukan secara sekaligus kepada
seluruh calon penyedia barang/jasa
yang mendaftar dengan menerbitkan
tanda daftar lulus prakualifikasi/
sejenis yang berlaku pada kurun
waktu tertentu, misalnya 1 (satu)
tahun anggaran dan hanya berlaku
untuk K/L/D/I yang menerbitkan.

10. Pada setiap tahapan proses pemilihan penyedia Ayat 10


barang/jasa, PPK/ pejabat/panitia pengadaan/ Cukup jelas.
ULP dilarang membebani atau memungut biaya
apapun kepada penyedia barang/jasa.
Paragraf Keenam
Proses Prakualifikasi dan Pascakualifikasi
Pasal 38

1. Proses prakualifikasi secara umum meliputi Ayat 1


pengumuman prakualifikasi, pengambilan Cukup jelas
dokumen prakualifikasi, pemasukan dokumen
prakualifikasi, evaluasi dokumen prakualifikasi,
penetapan calon peserta pengadaan yang lulus
prakualifikasi, pengumuman hasil prakualifikasi,
masa sanggah prakualifikasi, dan penetapan hasil
prakualifikasi.

Draft Perpres - Page 36 of 85


2. Proses prakualifikasi secara khusus untuk Ayat 2
penunjukan langsung meliputi undangan, Cukup jelas
pengambilan dokumen prakualifikasi, pemasukan
dokumen prakualifikasi, evaluasi dokumen
prakualifikasi, pengumuman hasil prakualifikasi
dan penetapan hasil prakualifikasi.

3. Proses pascakualifikasi meliputi pemasukan Ayat 3


dokumen kualifikasi bersamaan dengan dokumen Cukup jelas
penawaran. Terhadap peserta yang diusulkan
untuk menjadi pemenang serta cadangan
pemenang dilakukan evaluasi dan verifikasi
terhadap dokumen kualifikasinya.
Paragraf Ketujuh
Prinsip Penentuan Sistem Pengadaan
Pasal 39

1. Untuk menentukan sistem pengadaan yang Ayat 1


meliputi metode pemilihan penyedia barang/jasa, Cukup jelas
metode penyampaian dokumen penawaran,
metode evaluasi penawaran, dan jenis kontrak,
perlu mempertimbangkan jenis, sifat, dan nilai
barang/jasa serta kondisi lokasi, kepentingan
masyarakat, dan jumlah penyedia barang/jasa
yang ada.

2. PPK, Pejabat/Panitia Pengadaan/ULP dilarang Ayat 2


menetapkan kriteria dan persyaratan pengadaan Yang dimaksud dengan kriteria dan
yang diskriminatif dan tidak obyektif. persyaratan yang diskriminatif dan
tidak obyektif, antara lain :
1. Persyaratan-persyaratan yang
menghalangi terwujudnya
persaingan sehat, misalnya :
persyaratan menjadi anggota
asosiasi tertentu, penggunaan
metode pemilihan penyedia
dengan cara undian,
mengharuskan pelaksanaan
pengadaan barang/jasa kepada
BUMD;
2. Persyaratan-persyaratan yang
menghalangi keikutsertaaan
penyedia barang/jasa dari daerah
lain, misalnya: kewajiban
mempunyai rekening di bank
daerah setempat, kewajiban
membuka kantor
perwakilan/cabang sebelum
ditunjuk sebagai penyedia
barang/jasa, kewajiban
mempunyai Surat Ijin Tempat
Usaha (SITU) daerah setempat.

Draft Perpres - Page 37 of 85


Bagian Kedua
Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Paragraf Pertama
Pemilihan Penyedia Barang / Pekerjaan Konstruksi / Jasa Lainnya
Pasal 40

1. Pelelangan Umum :
Ayat 1
Pemilihan penyedia barang/pekerjaan pekerjaan
Cukup jelas
konstruksi /jasa lainnya pada prinsipnya dilakukan
melalui metode Pelelangan Umum dengan pasca
kualifikasi.

2. Pelelangan Terbatas
Ayat 2
Dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang
Cukup jelas
mampu melaksanakan diyakini terbatas, maka
pemilihan penyedia barang/jasa dilakukan melalui
Pelelangan Terbatas.

3. Pemilihan Langsung
Ayat 3
Dalam hal metode Pelelangan Umum atau
Penilaian untuk Pemilihan Langsung
Pelelangan Terbatas dinilai tidak efisien dari segi
dilakukan oleh Panitia
biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia
Pengadaan/ULP, dan dalam hal
barang/jasa dapat dilakukan dengan metode
Panitia Pelelangan/ULP merasa ragu-
Pemilihan Langsung.
ragu maka penilaian diserahkan
kepada PA/KPA.
4. Penunjukan Langsung
Ayat 4
Dalam keadaan tertentu dan/atau pengadaan
Yang dimaksud dalam keadaan
barang/jasa khusus, pemilihan penyedia
tertentu adalah :
barang/jasa dapat dilakukan dengan Penunjukan
1. Penanganan darurat yang tidak
Langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa
dapat direncanakan sebelumnya
dengan melakukan negosiasi baik teknis maupun
dan waktu penyelesaian
biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan
pekerjaannya harus segera,
secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
untuk:
a. pertahanan negara, dan/atau
b. keamanan masyarakat,
dan/atau
c. keselamatan/perlindungan
masyarakat :
1) akibat adanya bencana
alam dan/atau, bencana
non-alam dan/atau
bencana sosial; dan/atau
2) dalam rangka
pencegahan bencana;
dan/atau
3) akibat kerusakan
infrastruktur yang dapat
menghentikan kegiatan
pelayanan publik.

Pengadaan diluar penanganan


darurat dilakukan sesuai dengan
prosedur pengadaan barang/jasa
sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden ini, dan/atau

Draft Perpres - Page 38 of 85


2. Kegiatan menyangkut pertahanan
negara yang ditetapkan oleh
Menteri Pertahanan dan
keamanan masyarakat yang
ditetapkan oleh Kepala Kepolisian
Republik Indonesia ; dan/atau
3. Pekerjaan dengan nilai sampai
dengan Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah), dengan
ketentuan :
a. Untuk keperluan sendiri;
dan/atau
b. resiko kecil; dan/atau
4. pekerjaan yang hanya dapat
dilakukan oleh pemegang hak
paten atau pihak yang telah
mendapat ijin pemegang hak
paten dan pekerjaan tersebut
menurut sifat dan persyaratannya
hanya dapat ditangani oleh 1
(satu) penyedia barang/jasa;
dan/atau

Yang dimaksud dengan


barang/pekerjaan khusus adalah :
a. barang/pekerjaan berdasarkan
tarif resmi yang ditetapkan
pemerintah; atau
b. pekerjaan/barang spesifik yang
hanya dapat dilaksanakan oleh
satu penyedia barang/jasa, satu
pabrikan, satu pemegang hak
paten; atau
c. merupakan hasil produksi usaha
kecil atau koperasi kecil atau
pengrajin industri kecil yang telah
mempunyai pasar dan harga yang
relatif stabil; atau
d. pekerjaan yang kompleks yang
hanya dapat dilaksanakan dengan
penggunaan teknologi khusus
dan/atau hanya ada satu
penyedia barang/jasa yang
mampu mengaplikasikannya; atau
e. pekerjaan pengadaan dan
distribusi bahan obat, obat dan
alat kesehatan dalam rangka
menjamin ketersediaan obat untuk
pelaksanaan peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat
yang jenis, jumlah dan harganya
telah ditetapkan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang
kesehatan; atau
f. pekerjaan pengadaan mobil,
sepeda motor dan/atau kendaraan
bermotor lainnya dengan harga
khusus untuk pemerintah
(Government Sales Operation/
GSO);

Draft Perpres - Page 39 of 85


g. sewa penginapan/ hotel; atau
h. lanjutan sewa gedung/kantor, dan
lanjutan sewa ruang terbuka atau
tertutup lainnya.

5. Pembelian Langsung Ayat 5


Untuk pengadaan barang/jasa yang menjadi Cukup jelas
kebutuhan operasional K/L/D/I dengan membeli
langsung ke penyedia barang/jasa.

Paragraf Kedua
Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
Pasal 41

1. Seleksi Umum Ayat 1


Pemilihan penyedia jasa konsultansi pada Cukup jelas
prinsipnya dilakukan melalui metode Seleksi
Umum.

2. Seleksi Terbatas Ayat 2


Dalam hal jumlah penyedia jasa konsultansi yang Cukup jelas
mampu melaksanakan diyakini terbatas, maka
pemilihan penyedia jasa konsultansi dilakukan
melalui Seleksi Terbatas.

3. Seleksi Langsung Ayat 3


Dalam hal metode Seleksi Umum atau Seleksi Penilaian untuk Seleksi Langsung
Terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya dilakukan oleh Panitia /ULP, dan
seleksi, maka pemilihan penyedia jasa dalam hal Panitia /ULP merasa ragu-
konsultansi dapat dilakukan dengan metode ragu maka penilaian diserahkan
Seleksi Langsung. kepada PA/KPA.

4. Penunjukan Langsung Ayat 4


Dalam keadaan tertentu pemilihan penyedia jasa Yang dimaksud dalam keadaan
konsultansi dapat dilakukan dengan Penunjukan tertentu adalah :
Langsung terhadap 1 (satu) penyedia jasa 1. penanganan darurat yang tidak
konsultansi dengan melakukan negosiasi baik bisa direncanakan sebelumnya
teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga dan waktu penyelesaian
yang wajar dan secara teknis dapat pekerjaannya harus segera,
dipertanggungjawabkan. untuk:
a. pertahanan negara; dan/atau
b. keamanan masyarakat;
dan/atau
c. keselamatan/perlindungan
masyarakat yang
pelaksanaan pekerjaannya
tidak dapat ditunda/harus
dilakukan segera, termasuk:
1) akibat adanya bencana
alam dan/atau, bencana
non-alam dan/atau
bencana sosial; dan/atau

2) dalam rangka
pencegahan bencana
dan/atau
3) akibat kerusakan
infrastruktur yang dapat

Draft Perpres - Page 40 of 85


menghentikan kegiatan
pelayanan publik.
Pengadaan diluar penanganan
darurat dilakukan sesuai dengan
prosedur pengadaan barang/jasa
sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden ini; dan/atau
2. penyedia jasa tunggal
3. kegiatan menyangkut pertahanan
negara yang ditetapkan oleh
Menteri Pertahanan dan
Keamanan Masyarakat yang
ditetapkan oleh Kepala Kepolisian
Republik Indonesia ; dan/atau
4. pekerjaan dengan nilai sampai
dengan Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah), dengan
ketentuan :
a. untuk keperluan sendiri;
dan/atau
b. resiko kecil; dan/atau
5. pekerjaan yang hanya dapat
dilakukan oleh pemegang hak
paten atau pihak yang telah
mendapat ijin pemegang hak
paten.

Paragraf Ketiga
Pengumuman Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Pasal 42

Pengumuman pengadaan barang / jasa dengan Cukup jelas


metode Pelelangan Umum/Terbatas dan/atau
Seleksi Umum/Terbatas wajib dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:

a. untuk semua pengadaan dengan metode


Pelelangan Umum dan Terbatas wajib
diumumkan pada website masing-masing
K/L/D/I dan website pengadaan nasional;

b. untuk pengadaan dengan metode Pelelangan


Umum yang bernilai sampai dengan
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) ,
selain ketentuan sebagaimana tercantum dalam
huruf a diatas juga diumumkan sekurang
kurangnya di:
1) satu surat kabar provinsi di lokasi kegiatan
bersangkutan; atau
2) satu surat kabar nasional, dalam hal jumlah
penyedia barang/jasa yang mampu
melaksanakan kegiatan tersebut yang
berdomisili di provinsi setempat kurang dari
3 (tiga) penyedia barang/jasa.

c. untuk pengadaan dengan metode Pelelangan


Umum/Terbatas yang bernilai di atas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) selain
ketentuan sebagaimana tercantum dalam huruf

Draft Perpres - Page 41 of 85


a di atas, diumumkan sekurang-kurangnya di
satu surat kabar nasional dan satu surat kabar
provinsi di lokasi kegiatan bersangkutan;

d. website pengadaan nasional sebagaimana


dimaksud dalam huruf a di atas dikoordinasikan
oleh LKPP.

Pasal 43

Untuk memperjelas pengumuman sebagaimana Cukup jelas


dimaksud dalam Pasal 42 di atas Panitia
Pengadaan/ULP memberikan penjelasan pekerjaan
(aanwijzing) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pemberian penjelasan (aanwijzing) dilakukan di


tempat dan waktu yang ditentukan, dihadiri oleh
para penyedia barang/jasa yang terdaftar dalam
daftar peserta lelang;

b. Ketidakhadiran penyedia barang/jasa pada saat


penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran;

c. Dalam acara penjelasan (aanwijzing) Panitia


Pengadaan/ULP harus memberikan penjelasan
kepada peserta lelang mengenai:
1) Metode pelaksanaan pemilihan penyedia
barang/jasa;
2) Cara penyampaian penawaran oleh penyedia
barang/jasa (satu sampul atau dua sampul
atau dua tahap);
3) Dokumen yang harus dilampirkan dalam
dokumen penawaran;
4) Acara pembukaan dokumen penawaran;
5) Metode evaluasi;
6) Hal-hal yang menggugurkan penawaran;
7) Jenis kontrak yang akan digunakan;
8) Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan
dengan preferensi harga atas penggunaan
produksi dalam negeri;
9) Ketentuan dan cara subkontrak sebagian
pekerjaan kepada usaha kecil termasuk
koperasi kecil;
10) Besaran, masa berlaku, dan penjamin yang
dapat mengeluarkan jaminan penawaran.

d. Panitia Pengadaan/ULP apabila memandang


perlu dapat memberikan penjelasan lanjutan
dengan cara melakukan peninjauan lapangan;

Draft Perpres - Page 42 of 85


e. Pemberian penjelasan mengenai pasal-pasal
dokumen pemilihan penyedia barang/jasa yang
berupa pertanyaan dari peserta dan jawaban dari
Panitia Pengadaan/ULP serta keterangan lain
termasuk perubahannya dan hasil peninjauan
lapangan harus dituangkan ke dalam berita acara
penjelasan yang ditandatangani oleh Panitia
Pengadaan/ULP dan minimal 1 (satu) wakil dari
peserta yang hadir, dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa;

f. Apabila dalam berita acara penjelasan


sebagaimana dimaksud dalam huruf e tersebut
terdapat hal-hal/ketentuan baru atau perubahan
penting yang perlu ditampung, maka Pejabat
Pengadaan/ULP harus menuangkannya ke dalam
adendum dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa yang menjadi bagian tak terpisahkan
dari dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dan
harus disampaikan dalam waktu bersamaan
kepada seluruh peserta secara tertulis setelah
disetujui oleh PPK. Bila ketentuan baru atau
perubahan penting tersebut tidak dituangkan ke
dalam adendum dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa maka bukan merupakan bagian dari
dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dan
yang berlaku adalah dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa awal (asli).

Bagian Ketiga
Metode Penyampaian Dokumen Penawaran
Pasal 44

Dalam pemilihan penyedia barang/jasa lainnya dapat


dipilih salah satu dari 3 (tiga) metode penyampaian
dokumen penawaran yaitu:
1. Metode satu sampul Ayat 1 :
Digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang Dapat digunakan untuk pemilihan
bersifat: penyedia barang/jasa pekerjaan
a. sederhana, dan konstruksi/jasa lainnya.
b. spesifikasi teknisnya jelas, atau Sebagai contoh: pengadaan
c. pengadaan dengan standar harga yang telah Pekerjaan pekerjaan konstruksi,
ditetapkan pemerintah, atau mobil, dan sepeda motor
d. pengadaan barang/jasa yang spesifikasi
teknis atau volumenya dapat dinyatakan Pada pengadaan jasa konsultansi,
secara jelas dalam dokumen pengadaan. hanya digunakan untuk penunjukkan
langsung.

2. Metode dua sampul Ayat 2


Digunakan dalam hal: Cukup Jelas
a. diperlukan evaluasi teknis yang lebih
mendalam terhadap penawaran yang
disampaikan oleh para penyedia barang/jasa,
dan
b. untuk menjaga agar evaluasi teknis jangan
sampai terpengaruh oleh besarnya
penawaran harga.

Draft Perpres - Page 43 of 85


Metode ini digunakan untuk pengadaan peralatan
dan mesin yang tidak sederhana.

3. Metode dua tahap Ayat 3


Digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang: Contoh untuk penggunaan metode
a. Kompleks; dan/atau dua tahap : kontrak terima jadi (turn
b. memenuhi kriteria kinerja tertentu dari key contract), rancang bangun
keseluruhan sistem termasuk pertimbangan rekayasa, dan pembangkit tenaga
kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan listrik.
pemeliharan peralatannya; dan/atau Evaluasi teknis untuk pekerjaan di
c. mempunyai beberapa alternatif penggunaan atas memerlukan waktu yang lama.
sistem dan disain penerapan teknologi yang
berbeda; serta
d. memerlukan penyesuaian kriteria teknis untuk
menyetarakan spesifikasi teknis diantara
penawar sesuai yang disyaratkan pada
dokumen pengadaan.

Bagian Keempat
Metode Evaluasi Penawaran
Pasal 45

1. Kriteria dan tata cara evaluasi harus dicantumkan


Cukup jelas
dalam dokumen pengadaan dan dijelaskan pada
waktu pemberian penjelasan (aanwijzing).
2. Pengertian/batasan tentang substansi penawaran
harus dicantumkan dengan jelas dalam dokumen
pengadaan dan dijelaskan kepada calon penyedia
barang/jasa pada waktu pemberian penjelasan
(aanwijzing).

Paragraf Pertama
Metode Evaluasi Penawaran untuk Pengadaan Barang / Pekerjaan konstruksi / Jasa Lainnya
Pasal 46

1. Dalam pemilihan penyedia barang/pekerjaan Cukup jelas


konstruksi/jasa lainnya dapat dipilih salah 1 (satu)
dari 3 (tiga) metode evaluasi penawaran, yang
meliputi:
a. sistem gugur;
Evaluasi penawaran dengan sistem gugur
dapat dilakukan untuk hampir seluruh
pengadaan barang/pekerjaan pekerjaan
konstruksi/ jasa lainnya.
b. sistem nilai;
Evaluasi penawaran dengan sistem nilai
digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya yang memperhitungkan
keunggulan teknis sepadan dengan harganya,
mengingat penawaran harga sangat
dipengaruhi oleh kualitas teknis.
c. sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.
Evaluasi penawaran dengan sistem penilaian
biaya selama umur ekonomis khususnya

Draft Perpres - Page 44 of 85


dilakukan untuk pengadaan barang/peralatan
yang memperhitungkan faktor-faktor umur
ekonomis, harga, biaya operasi dan
pemeliharaan, dalam jangka waktu operasi
tertentu.

2. Kriteria dan tata cara evaluasi harus dicantumkan


dalam dokumen pengadaan dan dijelaskan pada
waktu pemberian penjelasan (aanwijzing).

3. Pengertian/batasan tentang substansi penawaran


harus dicantumkan dengan jelas dalam dokumen
pengadaan dan dijelaskan kepada calon penyedia
barang/jasa pada waktu pemberian penjelasan.

4. Dalam mengevaluasi dokumen penawaran,


panitia/pejabat pemilihan penyedia barang/jasa
tidak diperkenankan mengubah, menambah dan
mengurangi kriteria dan tatacara evaluasi tersebut,
dengan alasan apapun dan atau melakukan
tindakan lain setelah pemasukan penawaran (post
bidding).

Paragraf Kedua
Metode Evaluasi Penawaran untuk Pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi
Pasal 47

Dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat


dipilih salah 1 (satu) dari 4 (empat) metode evaluasi
penawaran, yaitu :
Ayat 1
1. Metode evaluasi berdasarkan kualitas;
Sebagai contoh : desain pembuatan
Metode ini digunakan untuk pengadaan jasa
pembangkit tenaga nuklir,
konsultansi yang kompleks dan menggunakan
perencanaan terowongan di bawah
teknologi tinggi. Kualitas usulan merupakan faktor
laut, dan desain pembangunan
yang menentukan terhadap hasil/manfaat
bandara internasional.
(outcome) secara keseluruhan, dan lingkup
pekerjaan sulit ditetapkan dalam KAK.

2. Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya;


Ayat 2
Metode ini digunakan untuk pekerjaan yang
Sebagai contoh: desain jaringan
lingkup, keluaran (output), waktu penugasan, dan
irigasi primer, desain jalan, studi
hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam
kelayakan, konsultansi manajemen,
KAK, serta besarnya biaya dapat ditentukan
dan supervisi bangunan non-gedung.
dengan tepat.

3. Metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran;


Ayat 3
Metode ini digunakan untuk pekerjaan yang sudah
Sebagai contoh: pekerjaan disain dan
ada aturan yang mengatur (standar), yang dapat
supervisi bangunan gedung serta
dirinci dengan tepat, meliputi : waktu penugasan,
pekerjaan survei dan pemetaan skala
kebutuhan tenaga ahli dan input lainnya serta
kecil
anggarannya tidak melampaui pagu tertentu.
Ayat 4
4. Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah;
Sebagai contoh: desain dan/atau
Metode ini digunakan untuk pekerjaan sederhana
supervisi bangunan sederhana dan
dan standar.
pengukuran skala kecil.

Draft Perpres - Page 45 of 85


Bagian Kelima
Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Pengadaan
Pasal 48

Penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan harus Cukup jelas


memberikan alokasi waktu yang cukup untuk semua
tahapan proses pengadaan, termasuk waktu untuk :
1. Pengumuman lelang/Seleksi
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen
penawaran
3. Rapat penjelasan pekerjaan (aanwijzing)
4. Pemasukan dokumen penawaran
5. Evaluasi penawaran
6. Penetapan pemenang
7. Sanggah dan sanggah banding

Pasal 49

Jadwal untuk Pelelangan Umum dengan Cukup jelas


Prakualifikasi, Seleksi Umum, Pelelangan/Seleksi
Terbatas:

1. Alokasi waktu penyusunan jadwal adalah sebagai


berikut:
a. Penayangan pengumuman prakualifikasi
selama 7 (tujuh) hari kerja di papan
pengumuman resmi untuk masyarakat,
website K/L/D/I, dan website pengadaan
nasional. Dalam hal pengumuman
dilaksanakan melalui surat kabar nasional/
provinsi sekurang-kurangnya dilakukan 1
(satu) kali tayang pada awal masa
pengumuman;
b. Pendaftaran dan pengambilan dokumen
kualifikasi dimulai sejak tanggal pengumuman
sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum
batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi;
c. Batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi
sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja setelah
berakhirnya penayangan pengumuman
prakualifikasi di papan pengumuman resmi
untuk masyarakat, website K/L/D/I, dan
website pengadaan nasional;
d. Evaluasi dokumen kualifikasi dapat dilakukan
dalam waktu 1 (satu) hari kerja sejak batas
akhir pemasukan dokumen kualifikasi atau
sesuai dengan waktu yang diperlukan;
e. Penetapan hasil prakualifikasi selambat-
lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah evaluasi
dokumen kualifikasi;
f. Pengumuman hasil prakualifikasi selambat-
lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah
penetapan hasil prakualifikasi. Pengumuman
dimuat di papan pengumuman resmi untuk
masyarakat, website K/L/D/I, website
pengadaan nasional, serta
disampaikan/diberitahukan kepada seluruh
peserta prakualifikasi;

Draft Perpres - Page 46 of 85


g. Masa sanggah terhadap hasil prakualifikasi
selama 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman hasil prakualifikasi, dan tidak
ada sanggah banding;
h. Undangan lelang kepada peserta yang lulus
prakualifikasi disampaikan 1 (satu) hari kerja
setelah selesainya masalah sanggah;
i. Pengambilan dokumen pemilihan dilakukan
sejak dikeluarkannya undangan lelang sampai
dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir
pemasukan dokumen penawaran;
j. Penjelasan (aanwijzing) dilaksanakan paling
cepat 4 (empat) hari kerja sejak tanggal
undangan lelang;
k. Pemasukan dokumen penawaran dimulai 1
(satu) hari kerja setelah penjelasan
(aanwijzing) sampai dengan sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari kerja setelah
penjelasan (aanwijzing).
l. Masa sanggah terhadap hasil lelang selama 5
(lima) hari kerja setelah pengumuman hasil
lelang dan masa sanggah banding selama 5
(lima) hari kerja setelah menerima jawaban
sanggah;
m. Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) diterbitkan selambat-lambatnya 5
(lima) hari kerja setelah pengumuman
penetapan pemenang lelang atau setelah
masalah sanggah selesai.
n. Kontrak ditandatangani selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkannya SPPBJ.

2. Pengaturan jadwal/waktu di luar proses butir a)


sampai dengan butir m) di atas, diserahkan
sepenuhnya kepada Panitia Pengadaan/ULP .

Pasal 50

Jadwal untuk Pelelangan Umum dengan Contoh:


Pascakualifikasi: waktu pemasukan dokumen
penawaran untuk pengadaan Alat
1. Alokasi waktu penyusunan jadwal adalah sebagai Tulis Kantor (ATK) cukup 2 (dua) hari
berikut: kerja, waktu pemasukan dokumen
a. Penayangan pengumuman lelang selama 7 penawaran untuk pengadaan untuk
(tujuh) hari kerja di papan pengumuman resmi peningkatan jalan kabupaten/kota 14
untuk masyarakat, website K/L/D/I, dan (empat belas) hari kerja, waktu
website pengadaan nasional. Dalam hal pemasukan dokumen penawaran
pengumuman dilaksanakan melalui surat untuk pengadaan pekerjaan kompleks
kabar nasional/ provinsi sekurang-kurangnya dapat lebih dari 30 (tiga puluh) hari
dilakukan 1 (satu) kali tayang pada awal masa kerja.
pengumuman;
b. Pendaftaran dan pengambilan dokumen Contoh: evaluasi penawaran
pengadaan (dokumen kualifikasi dan pengadaan sederhana, misal ATK
dokumen pemilihan) dimulai sejak tanggal dapat diselesaikan dalam waktu 1
pengumuman sampai dengan 1 (satu) hari (satu) hari, waktu evaluasi penawaran
kerja sebelum batas akhir pemasukan pekerjaan peningkatan jalan provinsi
dokumen pengadaan ; diperlukan selama kurang lebih 5

Draft Perpres - Page 47 of 85


(lima) hari, waktu evaluasi penawaran
pekerjaan pembangunan bendungan
serbaguna (multi purpose dam)
diperlukan selama dapat lebih 15 (lima
belas) hari.

c. Penjelasan (aanwijzing) dilaksanakan paling


cepat 4 (empat) hari kerja sejak tanggal
pengumuman lelang;

d. Pemasukan dokumen penawaran dimulai 1


(satu) hari kerja setelah penjelasan
(aanwijzing) sampai dengan sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari kerja setelah
penjelasan;
e. Evaluasi dokumen prakualifikasi dapat
dilakukan dalam waktu 1 (satu) hari kerja
sejak batas akhir pemasukan dokumen
prakualifikasi atau sesuai dengan waktu yang
diperlukan;
f. Penetapan hasil lelang selambat-lambatnya 5
(lima) hari kerja setelah evaluasi dokumen
penawaran ;
g. Pengumuman hasil lelang selambat-
lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah
penetapan hasil lelang. Pengumuman dimuat
di papan pengumuman resmi untuk
masyarakat, website K/L/D/I, website
pengadaan nasional, serta disampaikan/
diberitahukan kepada seluruh peserta lelang;
h. Masa sanggah terhadap hasil lelang selama 5
(lima) hari kerja setelah pengumuman hasil
lelang dan masa sanggah banding selama 5
(lima) hari kerja setelah menerima jawaban
sanggah;
i. SPPBJ diterbitkan selambat-lambatnya 5
(lima) hari kerja setelah pengumuman
penetapan pemenang lelang atau setelah
masalah sanggah selesai;
j. Kontrak ditandatangani selambat-lambatnya j. kontrak ditandatangani setelah
14 (empat belas) hari kerja setelah SPPBJ. penyedia barang/jasa
menyampaikan jaminan
pelaksanaan.
2. Pengaturan jadwal/waktu di luar proses butir a)
sampai dengan butir h) di atas, diserahkan
sepenuhnya kepada Panitia Pengadaan/ULP.

Pasal 51

Jadwal untuk Pemilihan/Seleksi Langsung : Cukup jelas

1. Ketentuan alokasi waktu dalam penyusunan


jadwal adalah sebagai berikut:
a. Penayangan pengumuman pemilihan
langsung selama 3 (tiga) hari kerja di papan
pengumuman resmi untuk masyarakat,
website K/L/D/I, dan website pengadaan
nasional;

Draft Perpres - Page 48 of 85


b. Pendaftaran dan pengambilan dokumen
kualifikasi dimulai sejak tanggal pengumuman
sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum
batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi;
c. Batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi
sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja setelah
berakhirnya penayangan pengumuman
prakualifikasi di papan pengumuman resmi
untuk masyarakat, website K/L/D/I, dan
website pengadaan nasional;
d. Evaluasi dokumen kualifikasi dapat dilakukan
dalam waktu 1 (satu) hari kerja sejak batas
akhir pemasukan dokumen kualifikasi atau
sesuai dengan waktu yang diperlukan;
e. Penetapan hasil prakualifikasi selambat-
lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah evaluasi
dokumen kualifikasi;
f. Pengumuman hasil prakualifikasi selambat-
lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah
penetapan hasil prakualifikasi. Pengumuman
dimuat di papan pengumuman resmi untuk
masyarakat, website K/L/D/I, website
pengadaan nasional, serta
disampaikan/diberitahukan kepada seluruh
peserta prakualifikasi;
g. Masa sanggah terhadap hasil prakualifikasi
selama 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman hasil prakualifikasi, dan tidak
ada sanggah banding;
h. Undangan lelang kepada peserta yang lulus
prakualifikasi disampaikan 1 (satu) hari kerja
setelah selesainya masalah sanggah;
i. Pengambilan dokumen pemilihan dilakukan
sejak dikeluarkannya undangan lelang sampai
dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir
pemasukan dokumen penawaran;
j. Penjelasan (aanwijzing) dilaksanakan paling
cepat 4 (empat) hari kerja sejak tanggal
undangan lelang;
k. Pemasukan dokumen penawaran dimulai 1
(satu) hari kerja setelah penjelasan
(aanwijzing) sampai dengan sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari kerja setelah
penjelasan;
l. Masa sanggah terhadap hasil lelang selama 5
(lima) hari kerja setelah pengumuman hasil
lelang dan masa sanggah banding selama 5
(lima) hari kerja setelah menerima jawaban
sanggah;
m. Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) diterbitkan selambat-lambatnya 5
(lima) hari kerja setelah pengumuman
penetapan pemenang lelang atau setelah
masalah sanggah selesai;
n. Kontrak ditandatangani selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari kerja setelah SPPBJ.

2. Pengaturan jadwal/waktu di luar proses butir a)


sampai dengan butir k) di atas, diserahkan
sepenuhnya kepada Panitia Pengadaan/ULP.

Draft Perpres - Page 49 of 85


Pasal 52

Pengaturan jadwal/waktu untuk Penunjukan Langsung Cukup jelas


diserahkan sepenuhnya kepada Pejabat/Panitia
Pengadaan/ULP yang antara lain meliputi proses :
a. undangan kepada peserta yang dipilih dilampiri
dokumen kualifikasi dan dokumen pengadaan,
b. pemasukan dokumen kualifikasi,
c. penilaian kualifikasi,
d. penjelasan (aanwijzing),
e. pemasukan penawaran,
f. evaluasi penawaran,
g. negosiasi teknis dan harga,
h. penetapan/penunjukan penyedia barang/jasa,
i. penandatanganan kontrak.

Pasal 53

Pelaksanaan pengadaan barang/jasa lainnya dengan Cukup jelas


Pembelian/Pembayaran Langsung hanya untuk :
1. Untuk kebutuhan operasional
2. Pembelian yang bernilai maksimal Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
3. Sifat pembelanjaannya merupakan belanja
barang/jasa lainnya

Bagian Keenam
Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Pasal 54

1. Pejabat/Panitia pengadaan/ULP wajib memiliki Data yang digunakan sebagai dasar


HPS yang dikalkulasikan secara keahlian dan penyusunan HPS adalah harga pasar
berdasarkan data yang dapat setempat hasil survey menjelang
dipertangungjawabkan. dilaksanakannya pengadaan dengan
mempertimbangkan informasi yang
2. HPS disusun dan ditetapkan oleh pejabat/panitia meliputi antara lain :
pengadaan /ULP dan disetujui oleh PPK. a. Informasi biaya satuan yang
dipublikasikan secara resmi oleh
3. Nilai total HPS terbuka dan tidak bersifat rahasia. Badan Pusat Statistik (BPS);
b. Informasi biaya satuan yang
4. HPS digunakan sebagai alat untuk menilai dipublikasikan secara resmi oleh
kewajaran harga penawaran termasuk rinciannya asosiasi terkait dan sumber data lain
dan untuk menetapkan besaran tambahan nilai yang dapat dipertanggungjawabkan;
jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai c. Daftar biaya/tarif barang/jasa yang
terlalu rendah. dikeluarkan oleh agen tunggal/
pabrikan;
5. HPS bukan sebagai dasar untuk menentukan d. Biaya kontrak sebelumnya atau yang
besaran kerugian negara. sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor
perubahan biaya;
e. Inflasi tahun sebelumnya, suku
bunga berjalan dan / atau kurs
tengah Bank Indonesia;
f. Hasil perbandingan dengan
kontrak sejenis, baik yang dilakukan
oleh instansi lain maupun pihak lain;
g. Perkiraan perhitungan biaya oleh
konsultan (engineer’s estimate);

Draft Perpres - Page 50 of 85


h. Informasi lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Bagian Ketujuh
Penyusunan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 55

1. Dokumen pengadaan terdiri dari : Ayat 1


a. Dokumen kualifikasi; Panitia Pengadaan/ULP juga
b. Dokumen pemilihan. menyiapkan dokumen
pasca/prakualifikasi untuk calon
penyedia barang/jasa berupa formulir
isian yang memuat data administrasi,
keuangan, personil, peralatan, dan
pengalaman kerja;

2. Dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, Ayat 2


panitia harus mencantumkan secara jelas dan Cukup jelas
terinci serta dapat dimengerti oleh calon penyedia
barang/jasa hal-hal sebagai berikut :
a. semua persyaratan minimal yang diperlukan
baik administrasi maupun teknis,
b. penggunaan barang/jasa produksi dalam negeri
dan preferensi harga,
c. unsur-unsur yang dinilai,
d. kriteria dan formula evaluasi yang akan
digunakan,
e. jenis kontrak yang dipilih,
f. contoh-contoh formulir yang perlu diisi

3. Dalam hal pengadaan barang/jasa, dokumen Ayat 3


kualifikasi sekurang-kurangnya memuat formulir Cukup jelas
isian kualifikasi dan tata cara penilaian.

4. Dalam hal pengadaan barang/jasa dilakukan Ayat 4


dengan pascakualifikasi, dokumen kualifikasi Cukup jelas
disampaikan bersamaan dengan dokumen
penawaran.

5. Dokumen pemilihan penyedia barang/jasa Ayat 5


sekurang-kurangnya memuat:
a. Undangan kepada penyedia barang/jasa yang Huruf a
mendaftar dalam hal dilakukan Undangan memuat :
pascakualifikasi atau yang lulus prakualifikasi a. tempat, tanggal, hari, dan waktu
untuk memperoleh dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa
dan keterangan lainnya;
b. tempat, tanggal, hari, dan waktu
pemberian penjelasan (aanwijzing)
mengenai dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa dan
keterangan lainnya;
c. tempat, tanggal, hari, dan waktu
penyampaian dokumen
penawaran;
d. alamat tujuan pengiriman dokumen
penawaran;

Draft Perpres - Page 51 of 85


e. jadwal pelaksanaan pengadaan
barang/jasa sampai dengan
penetapan penyedia barang/jasa.

b. Instruksi kepada peserta pengadaan Huruf b


barang/jasa Instruksi kepada peserta pengadaan
barang/jasa sekurang-kurangnya
memuat:
a. umum: lingkup pekerjaan, sumber
dana, persyaratan dan kualifikasi
peserta pengadaan barang/jasa,
jumlah dokumen penawaran yang
disampaikan, dan peninjauan
lokasi kerja;
b. isi dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa, penjelasan isi
dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa, dan perubahan isi
dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa;
c. persyaratan bahasa yang
digunakan dalam penawaran,
penulisan harga penawaran, mata
uang penawaran dan cara
pembayaran, masa berlaku
penawaran, surat jaminan
penawaran, usulan penawaran
alternatif oleh peserta pengadaan
barang/jasa, bentuk penawaran,
dan penandatanganan surat
penawaran;
d. cara penyampulan dan penandaan
sampul penawaran, batas akhir
waktu penyampaian penawaran,
perlakuan terhadap penawaran
yang terlambat, serta larangan
untuk perubahan dan penarikan
penawaran yang telah masuk;
e. prosedur pembukaan penawaran,
kerahasiaan dan larangan,
klarifikasi dokumen penawaran,
pemeriksaan kelengkapan
dokumen penawaran, koreksi
aritmatik, konversi ke dalam mata
uang tunggal, sistem evaluasi
penawaran meliputi kriteria,
formulasi dan tata cara evaluasi,
serta penilaian preferensi harga;
f. penilaian kualifikasi dalam hal
dilakukan pascakualifikasi, kriteria
penetapan pemenang pengadaan
barang/jasa, hak dan kewajiban
PPK untuk menerima dan menolak
salah satu atau semua penawaran,
syarat penandatanganan kontrak,
dan surat jaminan pelaksanaan.

Draft Perpres - Page 52 of 85


c. Syarat-syarat umum kontrak Huruf c
Syarat-syarat umum kontrak memuat
batasan pengertian istilah yang
digunakan, hak, kewajiban, tanggung
jawab termasuk tanggung jawab pada
pekerjaan yang disub-kontrakkan,
sanksi, penyelesaian perselisihan, dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dalam pelaksanaan kontrak
bagi para pihak.

d. Syarat-syarat khusus kontrak Huruf d


Syarat-syarat khusus kontrak
merupakan bagian dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa yang
memuat ketentuan-ketentuan yang
lebih spesifik sebagaimana dirujuk
dalam pasal-pasal syarat-syarat
umum kontrak, dan memuat
perubahan, penambahan, atau
penghapusan ketentuan dalam syarat-
syarat umum kontrak, yang sifatnya
lebih mengikat dari syarat-syarat
umum kontrak.

e. Daftar kuantitas dan harga: Huruf e


Daftar kuantitas dan jenis memuat
jenis dan uraian singkat pekerjaan
yang akan dilaksanakan atau barang
yang akan dipasok, negara asal
barang/jasa, volume pekerjaan, harga
satuan barang/jasa yang akan
ditawarkan, komponen produksi dalam
negeri, harga total pekerjaan/barang,
biaya satuan angkutan (khusus untuk
pengadaan barang/jasa), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak
lainnya.

f. Khusus untuk pengadaan barang, harga Huruf f


barang dalam negeri dan barang impor harus Jika barang dalam negeri, harus
dipisahkan. dijelaskan apakah harga tersebut
merupakan harga eks pabrik, eks
gudang, atau di lapangan (on site
stock), sedangkan untuk barang impor,
harus dijelaskan apakah harga
tersebut merupakan harga free on
board (FOB) atau cost insurance and
freight (CIF).

g. Spesifikasi teknis dan gambar Huruf g


Spesifikasi teknis dan gambar tidak
mengarah kepada merk/produk
tertentu kecuali untuk suku
cadang/komponen produk tertentu,
tidak menutup digunakannya produksi
dalam negeri, semaksimal mungkin
diupayakan menggunakan standar
nasional, metode pelaksanaan

Draft Perpres - Page 53 of 85


pekerjaan harus logis, jadwal waktu
pelaksanaan pekerjaan harus sesuai
dengan metode pelaksanaan,
macam/jenis, kapasitas, dan jumlah
peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan, syarat-syarat kualifikasi
dan jumlah personil inti yang
dipekerjakan, syarat-syarat material
(bahan) yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, gambar-
gambar kerja harus lengkap dan jelas,
dan kriteria kinerja produk (output
performance) yang diinginkan harus
jelas.

h. Bentuk surat penawaran Huruf h


Bentuk surat penawaran merupakan
pernyataan resmi mengikuti
pengadaan barang/jasa, pernyataan
bahwa penawaran dibuat sesuai
dengan peraturan pengadaan
barang/jasa, harga total penawaran
dalam angka dan huruf, masa berlaku
penawaran, lamanya waktu
penyelesaian pekerjaan, nilai jaminan
penawaran dalam angka dan huruf,
kesanggupan memenuhi persyaratan
yang ditentukan, dilampiri dengan
daftar volume dan harga pekerjaan,
dan ditandatangani oleh
pimpinan/direktur utama perusahaan
atau yang dikuasakan di atas meterai
dan bertanggal.

i. Bentuk kontrak Huruf i


Bentuk kontrak memuat tanggal mulai
berlakunya kontrak, nama dan alamat
para pihak, nama paket pekerjaan
yang diperjanjikan, harga kontrak
dalam angka dan huruf, pernyataan
bahwa kata dan ungkapan yang
terdapat dalam syarat-syarat
umum/khusus kontrak telah ditafsirkan
sama bagi para pihak, kesanggupan
penyedia barang/jasa yang ditunjuk
untuk memperbaiki kerusakan
pekerjaan atau akibat pekerjaan,
kesanggupan PPK untuk membayar
kepada penyedia barang/jasa sesuai
dengan jumlah harga kontrak, dan
tandatangan para pihak di atas
meterai.

j. Bentuk surat jaminan pelaksanaan Huruf j


memuat nama dan alamat PPK,
penyedia barang/jasa, dan pihak
penjamin, nama paket kontrak, nilai
jaminan pelaksanaan dalam angka
dan huruf, kewajiban pihak penjamin

Draft Perpres - Page 54 of 85


untuk mencairkan surat jaminan
pelaksanaan dengan segera kepada
PPK sesuai dengan ketentuan dalam
jaminan pelaksanaan, masa berlaku
surat jaminan pelaksanaan, mengacu
kepada Kitab Undang-undang Hukum
Perdata khususnya Pasal 1831 dan
1832, dan tanda tangan penjamin;

k. Bentuk surat jaminan uang muka: Huruf k


memuat nama dan alamat PPK,
penyedia barang/jasa yang ditunjuk,
dan hak penjamin, nama paket
kontrak, nilai jaminan uang muka
dalam angka dan huruf, kewajiban
pihak-pihak penjamin untuk
mencairkan surat jaminan uang muka
dengan segera kepada PPK sesuai
dengan ketentuan dalam jaminan
uang muka, masa berlaku jaminan
uang muka, mengacu kepada Kitab
Undang-undang Hukum Perdata
Pasal 1831 dan 1832, dan tanda
tangan penjamin.

Bagian Kedelapan
Pelelangan/Seleksi Gagal dan Ulang
Pasal 56
Pelelangan/Seleksi Gagal

1. Pelelangan Umum dan Terbatas dinyatakan Ayat 1


gagal oleh Panitia Pengadaan /ULP, apabila : Cukup jelas
a. jumlah penyedia barang/pekerjaan pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya yang mendaftar atau
memasukkan penawaran kurang dari 3 (tiga)
peserta; atau
b. tidak ada penawaran yang memenuhi evaluasi
penawaran; atau
c. harga penawaran terendah terkoreksi lebih
tinggi dari HPS;
d. jika seluruh penawaran yang masuk di atas
HPS.

2. Seleksi Umum dan Terbatas dinyatakan gagal Ayat 2


oleh Panitia Pengadaan/ULP, apabila :
a. jumlah penyedia jasa konsultansi yang yang Huruf a
mendaftar atau memasukkan penawaran Cukup jelas
kurang dari 3 (tiga) peserta; atau

b. tidak ada penawaran yang memenuhi evaluasi Huruf b


penawaran; atau Seleksi ulang yang disebabkan
karena tidak ada peserta yang
memenuhi persyaratan teknis maka
dilakukan dengan:
a. melakukan perbaikan KAK;
b. mengumumkan kembali
pengadaan jasa konsultansi;

Draft Perpres - Page 55 of 85


c. melakukan kembali prakualifikasi
dan menyusun kembali daftar
pendek konsultan.

c. negosiasi atas harga penawaran gagal karena Huruf c


tidak ada peserta yang menyetujui/ Seleksi ulang yang disebabkan
menyepakati klarifikasi dan negosiasi. karena tidak ada peserta yang
menyetujui/ menyepakati klarifikasi
dan negosiasi, maka dilakukan
dengan:
a. mengumumkan kembali
pengadaan jasa konsultansi;
b. melakukan kembali prakualifikasi
dan menyusun daftar pendek
konsultan dengan tidak
mengikutsertakan konsultan yang
telah masuk dalam daftar pendek
konsultan sebelumnya.

3. Pelelangan/Seleksi dinyatakan gagal oleh Panitia Ayat 3


atau PA/KPA apabila:
a. sanggahan dari penyedia barang/jasa atas Huruf a
kesalahan prosedur yang tercantum dalam Cukup jelas
dokumen pemilihan penyedia barang/jasa
ternyata benar ; atau

b. pelaksanaan pelelangan/seleksi tidak sesuai Huruf b


atau menyimpang dari dokumen pengadaan Cukup jelas
yang telah ditetapkan; atau

c. Calon pemenang urutan 1, 2, dan 3 Huruf c


mengundurkan diri; atau Cukup jelas

d. Pengaduan masyarakat atas dugaan KKN Huruf d


dalam pelaksanaan lelang ternyata benar. Cukup jelas

4. PA/KPA/PPK dilarang memberikan ganti rugi Ayat (4)


kepada peserta lelang/seleksi bila penawarannya Apabila sanggahan dan sanggahan
ditolak atau pelelangan/seleksi dinyatakan gagal. banding karena sebab pada Pasal 63
ayat (1) huruf b, huruf c atau huruf d
ternyata benar, maka dilakukan
lelang/seleksi umum/terbatas ulang
dengan membentuk panitia/pejabat
pengadaan baru.

Pasal 57
Pelelangan/Seleksi Ulang

1. Apabila pelelangan/seleksi dinyatakan gagal, Ayat 1


maka Panitia Pengadaan/ULP segera Cukup jelas
melakukan pelelangan/seleksi ulang.

2. Apabila dalam pelelangan ulang, jumlah Ayat 2


penyedia barang/jasa yang lulus prakualifikasi Cukup jelas
hanya 2 (dua) maka dilakukan seperti proses
pemilihan langsung.

Draft Perpres - Page 56 of 85


3. Apabila dalam pelelangan ulang, jumlah Ayat 3
penyedia barang/jasa yang memasukkan Cukup jelas
penawaran hanya 2 (dua) maka dilakukan
seperti proses pemilihan langsung.

4. Apabila dalam pelelangan ulang, jumlah Ayat 4


penyedia barang/jasa yang lulus prakualifikasi Cukup jelas
hanya 1 (satu) maka dilakukan seperti proses
penunjukan langsung.

5. Apabila dalam pelelangan ulang, jumlah Ayat 5


penyedia barang/jasa yang memasukkan Cukup jelas
penawaran hanya 1 (satu) maka dilakukan
seperti proses penunjukan langsung.

6. Apabila dalam seleksi umum ulang atau seleksi Ayat 6


terbatas ulang, jumlah penyedia jasa konsultansi Cukup jelas
yang lulus prakualifikasi hanya 2 (dua) maka
dilakukan seperti proses seleksi langsung.

7. Apabila dalam seleksi umum ulang atau seleksi Ayat 7


terbatas ulang, jumlah penyedia jasa konsultansi Cukup jelas
yang memasukkan penawaran hanya 2 (dua)
maka dilakukan seperti proses seleksi langsung.

8. Apabila dalam seleksi umum ulang atau seleksi


terbatas ulang, jumlah penyedia jasa konsultansi Ayat 8
yang lulus prakualifikasi hanya 1 (satu) maka Cukup jelas
dilakukan seperti proses penunjukan langsung.

9. Apabila dalam seleksi umum ulang atau seleksi


terbatas ulang, jumlah penyedia jasa konsultansi
yang memasukkan penawaran hanya 1 (satu) Ayat 9
maka dilakukan seperti proses penunjukan Cukup jelas
langsung .

Bagian Kesembilan
Kontrak
Pasal 58

1. Para pihak menandatangani kontrak selambat- Ayat 1


lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung Jaminan pelaksanaan harus diberikan
sejak diterbitkannya SPPBJ dan setelah oleh penyedia barang/jasa selambat-
penyedia barang/jasa menyerahkan surat lambatnya sesaat sebelum kontrak
jaminan pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) ditandatangani
dari nilai kontrak kepada PPK. Dalam hal
penawaran dibawah 80% (delapan puluh
persen) dari HPS, maka nilai jaminan
pelaksanaan sekurang-kurangnya 5% (lima
persen) dari nilai HPS.

2. Untuk pekerjaan jasa konsultansi tidak Ayat 2


diperlukan jaminan pelaksanaan. Cukup jelas

3. Untuk pembelian langsung dengan nilai sampai Ayat 3


dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta Cukup jelas
rupiah) cukup dengan kuitansi pembayaran
dengan meterai secukupnya.

Draft Perpres - Page 57 of 85


4. Untuk pengadaan dengan nilai sampai dengan Ayat 4
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), bentuk Cukup jelas
kontrak berupa SPK tanpa jaminan
pelaksanaan.

5. Untuk pengadaan dengan nilai di atas Ayat 5


Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), bentuk Cukup jelas
kontrak berupa kontrak pengadaan barang/jasa
dengan jaminan pelaksanaan.

6. Dalam melakukan perikatan, para pihak sedapat Ayat 6


mungkin menggunakan standar kontrak atau Bentuk standar kontrak dan SPK
contoh SPK yang dikeluarkan oleh LKPP atau dicantumkan pada dokumen
pimpinan instansi yang bersangkutan. pengadaan dan disampaikan kepada
para calon penyedia barang/jasa.

7. Kontrak untuk pekerjaan barang/jasa yang Ayat 7


bernilai di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh Untuk memperlancar persiapan
miliar rupiah) ditandatangani oleh PPK setelah penandatanganan kontrak dan
memperoleh pendapat ahli hukum kontrak yang memperkecil resiko yang mungkin
profesional. terjadi dalam pelaksanaan kontrak
baik secara material maupun finansial,
maka untuk pengadaan barang/jasa
yang kompleks dan/atau bernilai di
atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) agar sejak penyusunan
dokumen pengadaan khususnya
pembuatan konsep kontrak telah
menggunakan jasa ahli hukum
kontrak yang profesional.

8. Kontrak sekurang-kurangnya memuat ketentuan Ayat 8


sebagai berikut : Cukup jelas
a. Para pihak yang menandatangani kontrak
yang meliputi nama, jabatan, dan
alamat;
b. Pokok pekerjaan yang diperjanjikan
dengan uraian yang jelas mengenai jenis
dan jumlah barang/jasa yang diperjanjikan;
c. Hak dan kewajiban para pihak yang terikat
di dalam perjanjian;
d. Nilai atau harga kontrak pekerjaan, serta
syarat-syarat pembayarannya;
e. Tempat dan jangka waktu penyelesaian/
penyerahan dengan disertai jadwal waktu
penyelesaian/penyerahan serta syarat-
syarat penyerahannya;
f. Tempat dan jangka waktu penyelesaian/
penyerahan dengan disertai jadwal waktu
penyelesaian/penyerahan yang pasti serta
syarat-syarat penyerahannya;
g. Jaminan teknis/hasil pekerjaan yang
dilaksanakan;
h. Ketentuan mengenai cidera janji dan
sanksi dalam hal para pihak tidak
memenuhi kewajibannya;
i. Ketentuan mengenai pemutusan kontrak
secara sepihak;

Draft Perpres - Page 58 of 85


j. Ketentuan mengenai keadaan memaksa;
k. Ketentuan mengenai kewajiban para pihak
dalam hal terjadi kegagalan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
l. Ketentuan mengenai perlindungan tenaga
kerja;
m. Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung
jawab gangguan lingkungan;
n. Ketentuan mengenai penyelesaian
perselisihan.

9. Dokumen kontrak untuk pengadaan Ayat 9


barang/pekerjaan, pekerjaan konstruksi/jasa Cukup jelas
lainnya terdiri dari :
a. SPK;
b. Dokumen-dokumen lain yang terdiri dari :
1) Syarat-syarat Umum Kontrak;
2) Syarat-syarat Khusus Kontrak;
3) Dokumen pendukung lainnya.

Pasal 59
Pelaksanaan Kontrak

1. PPK sudah harus menerbitkan Surat Perintah Ayat 1


Mulai Kerja (SPMK) selambat-lambatnya 14 Untuk kontrak sederhana, tanggal
(empat belas) hari sejak tanggal SPMK dapat ditetapkan sama dengan
penandatanganan kontrak. tanggal penandatangan kontrak.

2. Program mutu harus disusun oleh penyedia Ayat 2


barang/jasa dan disepakati oleh PPK pada saat Program mutu antara lain terdiri
rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat dari:
direvisi sesuai dengan kondisi lapangan. informasi pengadaan barang/jasa;
a. organisasi proyek;
b. jadwal pelaksanaan;
c. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur instruksi kerja;
e. pelaksana kerja.

3. Mobilisasi harus sudah mulai dilaksanakan dalam Ayat 3


waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK. a. Mobilisasi dilakukan sesuai dengan
lingkup pekerjaan;
b. Mobilisasi peralatan dan personil
penyedia barang/jasa dapat
dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.

4. Pada tahap awal periode pelaksanaan kontrak Ayat 4


dan pada pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama- a. Untuk pemeriksaan bersama ini,
sama dengan penyedia barang/jasa melakukan PPK dapat membentuk
pemeriksaan bersama. panitia/pejabat peneliti
pelaksanaan kontrak;
b. Apabila dalam pemeriksaan
bersama mengakibatkan
perubahan isi kontrak maka harus
dituangkan dalam bentuk
adendum kontrak.

Draft Perpres - Page 59 of 85


5. Pembayaran Uang Muka : Ayat 5
a. Penyedia barang/jasa mengajukan Huruf a
permohonan pengambilan uang muka secara Cukup jelas
tertulis kepada PPK disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai kontrak;

b. PPK sudah harus mengajukan surat Huruf b


permintaan pembayaran untuk permohonan Dalam hal PPK menyetujui rencana
tersebut pada butir a) yang nilainya paling penggunaan uang muka sebagaimana
tinggi sesuai dengan yang ditetapkan dalam dimaksud butir a diatas.
kontrak, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah jaminan uang muka diterima dari
penyedia barang/jasa;

c. Besarnya jaminan uang muka harus bernilai Huruf c


sekurang-kurangnya sama dengan jumlah Cukup jelas
uang muka yang diberikan;

d. Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh Huruf d


bank umum; Cukup jelas

e. Pengembalian uang muka diperhitungkan Huruf e


berangsur-angsur secara proporsional pada Cukup jelas
setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan
paling lambat harus lunas pada saat
pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus
persen);

f. Untuk kontrak tahun jamak (multi years) nilai Huruf f


jaminan uang muka secara bertahap dapat Cukup jelas
dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan.

6. Pembayaran Prestasi Pekerjaan : Ayat 6


a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang a. Pembayaran prestasi hasil
disepakati dilakukan oleh PPK, apabila pekerjaan yang disepakati dapat
penyedia barang/jasa telah mengajukan dilakukan dengan sistem bulanan
tagihan disertai laporan kemajuan hasil atau sistem termin yang
pekerjaan; didasarkan pada prestasi
pekerjaan sebagaimana tertuang
b. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja dalam dokumen kontrak;
harus sudah mengajukan surat permintaan b. Pembayaran bulanan/termin
pembayaran untuk pembayaran prestasi kerja. harus dipotong uang retensi,
angsuran uang muka, denda (jika
ada), dan pajak;
c. Untuk kontrak yang mempunyai
subkontrak, permintaan
pembayaran kepada PPK harus
dilengkapi bukti pembayaran
kepada seluruh subkontraktor
sesuai dengan perkembangan
(progress) pekerjaannya;

7. Perubahan Kegiatan Pekerjaan : Ayat 7


a. Perubahan kegiatan pekerjaan hanya dapat a. Perintah perubahan pekerjaan
dilakukan untuk kontrak harga satuan (unit dibuat oleh PPK secara tertulis
price). kepada penyedia barang/jasa,
ditindaklanjuti dengan negosiasi

Draft Perpres - Page 60 of 85


teknis dan harga dengan tetap
mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam
perjanjian/kontrak awal;
b. Untuk kepentingan pemeriksaan pekerjaan, b. Hasil negosiasi tersebut
PPK dapat membentuk panitia/pejabat peneliti dituangkan dalam berita acara
pelaksanaan kontrak; sebagai dasar penyusunan
c. Apabila terdapat perbedaan yang mencolok adendum kontrak.
(significant) antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau
spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen
kontrak, maka PPK bersama penyedia
barang/jasa dapat melakukan perubahan
kontrak yang meliputi antara lain :
1) Menambah atau mengurangi volume
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
2) mengurangi atau menambah jenis
pekerjaan;
3) mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai
dengan kebutuhan lapangan;
4) melaksanakan pekerjaan tambah yang
belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan;
5) merubah jadwal pelaksanaan.
d. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10%
(sepuluh persen) dari harga yang tercantum
dalam perjanjian/kontrak awal;

8. Denda dan Ganti Rugi Ayat 8


a. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan Tata cara pembayaran denda
kepada penyedia barang/jasa sedangkan dan/atau ganti rugi diatur di dalam
ganti rugi adalah sanksi finansial yang kontrak.
dikenakan kepada PPK, karena terjadinya
cidera janji yang tercantum dalam kontrak;
b. Besarnya denda kepada penyedia barang/jasa
atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan
adalah sekurang-kurangnya 1/1000 (satu
perseribu) dari harga kontrak atau bagian
kontrak untuk setiap hari keterlambatan dan
tidak melampaui besarnya jaminan
pelaksanaan;
c. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK
atas keterlambatan pembayaran adalah
sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku
bunga yang berlaku pada saat itu menurut
ketetapan Bank Indonesia, atau dapat
diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam
kontrak.

9. Penyesuaian Harga (Price Adjustment) Ayat 9


a. Penyesuaian harga dapat diberlakukan Cukup jelas
terhadap kontrak tahun jamak (multi years
contract) dengan kontrak harga satuan
berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang
telah tercantum dengan tegas di dalam
kontrak awal;

Draft Perpres - Page 61 of 85


b. Tata cara perhitungan penyesuaian harga
harus dicantumkan dengan jelas di dalam
kontrak awal;
c. Penyesuaian harga tidak diberlakukan
terhadap kontrak tahun tunggal (single year
contract) kecuali dalam hal terjadi keadaan
kahar (force majeure).

Pasal 60
Keadaan Kahar (Force Majeure)

1. Keadaan kahar (force majeure) adalah suatu Ayat 1


keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak Cukup jelas
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.

2. Yang digolongkan keadaan kahar adalah: Ayat 2


a. Peperangan; Cukup jelas
b. Kerusuhan;
c. Revolusi;
d. Bencana alam: banjir,gempa bumi, tsunami,
badai, gunung meletus, tanah longsor,
wabah penyakit, dan angin topan;
e. Pemogokan;
f. Kebakaran;
g. Gangguan industri lainnya yang dinyatakan
melalui Keputusan Presiden.

3. Apabila terjadi keadaan kahar maka penyedia Ayat 3


barang/jasa memberitahukan tentang terjadinya Cukup jelas
keadaan kahar tersebut kepada PPK secara
tertulis dalam waktu selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kalender sejak terjadinya
keadaah kahar dengan menyertakan
pernyataan keadaan kahar dari pihak/instansi
yang berwenang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

4. Keadaan kahar tidak termasuk hal-hal yang Ayat 4


merugikan yang disebabkan oleh perbuatan Cukup jelas
atau kelalaian para pihak.

5. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang Ayat 5


diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan Cukup jelas
kahar tidak dapat dikenai sanksi.

6. Siapa yang menanggung kerugian akibat Ayat 6


terjadinya keadaan kahar, seandainya tidak Cukup jelas
diatur dalam kontrak, diserahkan kepada
kesepakatan para pihak.

7. Tindakan yang diambil untuk mengatasi Ayat 7


terjadinya keadaan kahar diserahkan kepada Cukup jelas
keepakatan para pihak dan dimuat dalam
perubahan kontrak.

Draft Perpres - Page 62 of 85


Pasal 61
Pembayaran Uang Muka dan Prestasi Kerja

1. Uang muka dapat diberikan kepada penyedia Ayat 1


barang/jasa dengan ketentuan sebagai berikut: Cukup jelas
a. Untuk usaha kecil setinggi-tingginya 30% (tiga
puluh persen) dari nilai kontrak;
b. Untuk usaha selain usaha kecil setinggi-
tingginya 20% (dua puluh persen) dari
nilai kontrak.

2. Besarnya uang muka untuk kontrak tahun jamak Ayat 2


(multi years contract), maksimum 20% (dua puluh Cukup jelas
persen) dari kontrak tahun pertama atau 15%
(lima belas persen) dari total nila kontrak.

3. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan Ayat 3


dengan sistem sertifikat bulanan atau sistem Khusus untuk pekerjaan konstruksi,
termin, dengan memperhitungkan angsuran uang pembayaran hanya dapat dilakukan
muka dan kewajiban pajak. senilai pekerjaan yang telah
terpasang, tidak termasuk bahan-
bahan, alat-alat yang ada di lapangan.

Pasal 62
Penghentian dan Pemutusan Kontrak

1. Penghentian kontrak dilakukan bilamana terjadi Ayat 1


hal-hal di luar kekuasaan para pihak untuk Cukup jelas
melaksanakan kewajiban yang ditentukan dalam
kontrak atau terjadi keadaan kahar (force majeur)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57a ayat
(2).

2. Pemutusan kontrak dapat dilakukan bilamana Ayat 2


para pihak cidera janji dan/atau tidak memenuhi Cukup jelas
kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana
diatur di dalam kontrak.

3. Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh Ayat 3


kelalaian penyedia barang/jasa dikenakan sanksi Cukup jelas
sesuai yang ditetapkan dalam kontrak berupa:
a. Jaminan pelaksanaan menjadi milik negara;
b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia
barang/jasa;
c. Membayar denda dan ganti rugi kepada
negara;
d. Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu
tertentu.

4. PPK dapat memutuskan kontrak secara sepihak Ayat 4


apabila denda keterlambatan pelaksanaan Cukup jelas
pekerjaan akibat kesalahan penyedia barang/jasa
sudah melampaui besarnya jaminan
pelaksanaan.

5. Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh Ayat 5


kesalahan PPK, dikenakan sanksi berupa Apabila PPK terbukti melakukan
kewajiban mengganti kerugian yang menimpa kolusi, kecurangan, atau tindakan
penyedia barang/jasa sesuai yang ditetapkan korupsi baik dalam proses pemilihan

Draft Perpres - Page 63 of 85


dalam kontrak dan ketentuan peraturan penyedia barang/jasa maupun
perundang-undangan yang berlaku. pelaksanaan pekerjaan, maka PPK
dikenakan sanksi berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

6. Kontrak batal demi hukum apabila isi kontrak Ayat 6


melanggar ketentuan perundang-undangan yang Cukup jelas
berlaku.

7. Kontrak dibatalkan apabila para pihak terbukti Ayat 7


melakukan KKN, kecurangan, dan pemalsuan Cukup jelas
dalam proses pengadaan maupun pelaksanaan
kontrak.

Pasal 63
Sanksi

1. Bila terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan Ayat 1


akibat dari kelalaian penyedia barang/jasa, Besarnya denda keterlambatan tidak
sebagaimana diatur dalam kontrak, maka dibatasi dan PPK dapat memutuskan
penyedia barang/jasa yang bersangkutan kontrak apabila denda keterlambatan
dikenakan denda keterlambatan sekurang- sudah melampaui nilai jaminan
kurangnya 1/1000 (satu perseribu) per hari pelaksanaan. Penyedia barang/jasa
kalender dari nilai kontrak. tidak dapat menuntut kerugian atas
pemutusan kontrak tersebut.

2. Bila terjadi keterlambatan pekerjaan/pembayaran Ayat 2


karena semata-mata kesalahan atau kelalaian Cukup jelas
PPK, maka PPK membayar kerugian yang
ditanggung penyedia barang/jasa akibat
keterlambatan dimaksud, yang besarnya
ditetapkan dalam kontrak sesuai ketentuan
peraturan perundangundangan yang berlaku.

3. Konsultan perencana yang tidak cermat dan Ayat 3


mengakibatkan kerugian PPK dikenakan sanksi Cukup jelas
berupa keharusan menyusun kembali
perencanaan dengan beban biaya dari konsultan
yang bersangkutan, dan/atau tuntutan ganti rugi.

Pasal 64
Penyelesaian Perselisihan

1. Bila terjadi perselisihan antara PPK dan penyedia Ayat (1)


barang/jasa maka kedua belah pihak Arbitrase atau perwasitan adalah cara
menyelesaikan perselisihan di Indonesia dengan penyelesaian suatu sengketa diluar
cara musyawarah, mediasi, konsiliasi, arbitrase, peradilan umum yang didasarkan
atau melalui pengadilan, sesuai dengan pada perjanjian arbitrase yang dibuat
ketentuan yang telah ditetapkan dalam kontrak secara tertulis oleh para pihak yang
menurut hukum yang berlaku di Indonesia. bersengketa.
Perjanjian arbitrase (arbitrarian
agreement) adalah suatu kesepakatan
berupa klausul arbitrase yang
tercantum dalam suatu perjanjian

Draft Perpres - Page 64 of 85


tertulis yang dibuat para pihak
sebelum timbul sengketa, atau suatu
perjanjian arbitrase tersendiri yang
dibuat para pihak setelah timbul
sengketa.
Klausul Arbitrase adalah suatu klausul
dalam perjanjian yang menyatakan
bahwa kedua belah pihak sepakat
untuk menyelesaikan sengketa
diantara mereka yang mungkin timbul
di masa depan menyangkut hubungan
hukum mereka ke forum arbitrase.
Arbiter/wasit adalah seorang atau
lebih yang dipilih oleh para pihak yang
bersengketa atau yang ditunjuk oleh
Pengadilan Negeri atau oleh lembaga
arbitrase, untuk memberikan putusan
mengenai sengketa tertentu yang
diserahkan penyelesaiannya melalui
arbitrase.
Musyawarah adalah metode
penyelesaian sengketa melalui
perundingan dan persetujuan yang
mengikat kedua belah pihak diluar
arbitrase maupun pengadilan.
Mediasi adalah metode penyelesaian
sengketa yang diselesaikan oleh suatu
panitia pendamai yang berfungsi
sebagai wasit dibentuk dan diangkat
oleh kedua belah pihak yang terdiri
dari anggota mewakili pihak pertama
dan pihak kedua dan ketua yang
disetujui oleh kedua belah pihak.
Keputusan panitia pendamai mengikat
kedua belah pihak dan biaya
penyelesaian perselisihan yang
dikeluarkan ditanggung secara
bersama.
Penyelesaian pengadilan adalah
metode penyelesaian sengketa yang
timbul dari hubungan hukum mereka
yang diputuskan oleh pengadilan.
Keputusan pengadilan mengikat
kedua belah pihak.

2. Keputusan dari hasil penyelesaian perselisihan Ayat 2


dengan memilih salah satu cara tersebut di atas Biaya yang diakibatkan penyelesaian
adalah mengikat dan segala biaya yang timbul perselisihan yang merupakan
untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dipikul tanggung jawab kepala kantor / satuan
oleh para pihak sebagaimana diatur dalam kerja / pemimpin K/L/D/I dan
kontrak. dibebankan pada kegiatan yang
bersangkutan.

Draft Perpres - Page 65 of 85


Pasal 65
Serah Terima Pekerjaan

1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) Ayat 1


sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Cukup jelas
kontrak, penyedia barang/jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk
penyerahan pekerjaan.

2. PPK melakukan penilaian terhadap hasil Ayat 2


pekerjaan yang telah diselesaikan, baik secara Cukup jelas
sebagian atau seluruh pekerjaan, dan
menugaskan penyedia barang/jasa untuk
memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan
pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam
kontrak.

3. PPK menerima penyerahan pekerjaan setelah Ayat 3


seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai Cukup jelas
dengan ketentuan kontrak.

4. Penyedia barang/jasa wajib melakukan Ayat 4


pemeliharaan atas hasil pekerjaan selama masa Masa pemeliharaan pekerjaan harus
yang ditetapkan dalam kontrak, sehingga diberikan waktu yang cukup, dengan
kondisinya tetap seperti pada saat penyerahan memperhatikan sifat, jenis dari
pekerjaan dan dapat memperoleh pembayaran pekerjaannya.
uang retensi dengan menyerahkan jaminan
pemeliharaan.

5. Masa pemeliharaan minimal untuk pekerjaan Ayat 5


permanen 6 (enam) bulan, untuk pekerjaan semi Yang dimaksud dengan pekerjaan
permanen 3 (tiga) bulan, dan masa pemeliharaan permanen adalah pekerjaan yang
dapat melampaui tahun anggaran. umur rencananya lebih dari 1 (satu)
tahun.
Yang dimaksud dengan pekerjaan
semi permanen adalah pekerjaan
yang umur rencananya kurang dari 1
(satu) tahun.

6. Setelah masa pemeliharaan berakhir, PPK Ayat 6


mengembalikan jaminan pemeliharaan kepada Cukup jelas
penyedia barang/jasa.

BAB IX
SANGGAHAN, DAN PENGADUAN
Pasal 66
Sanggahan

1. Peserta pemilihan penyedia barang/jasa yang Ayat 1


merasa dirugikan, baik secara sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lainnya dapat
mengajukan sanggah apabila menemukan: Huruf a
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan Yang dimaksud dengan
prosedur sebagaimana yang diatur dalam penyimpangan terhadap ketentuan
Peraturan Presiden ini dan yang telah dan prosedur adalah:
ditetapkan dalam dokumen pengadaan 1. tidak memenuhi persyaratan;
barang/jasa; 2. tidak mengikuti prosedur tata urut
proses.

Draft Perpres - Page 66 of 85


Huruf b
b. adanya rekayasa tertentu sehingga Yang dimaksud rekayasa tertentu
mengakibatkan terjadinya persaingan yang adalah upaya yang dilakukan yang
tidak sehat; dapat mengakibatkan persaingan
yang tidak sehat, misalkan;
1. penyusunan spesifikasi yang
mengarah kepada produk
tertentu;
2. Kriteria penilaian evaluasi yang
tidak rinci (detail) sehingga dapat
mengakibatkan penilaian yang
tidak adil dan transparan.
3. Penambahan persyaratan lainnya
yang diluar ketentuan yang diatur
dalam Perpres.

Huruf c
c. adanya penyalahgunaan wewenang oleh Yang dimaksud dengan adanya
panitia/pejabat pengadaan/ULP dan/atau penyalahgunaan wewenang adalah
pejabat yang berwenang lainnya; tindakan yang sengaja dilakukan
diluar kewenangan terkait proses
pengadaan.
Yang dimaksud dengan pejabat
berwenang lainnya adalah PPK,
PA/KPA, Kepala Daerah, dan pihak
lainnya.

2. Surat sanggahan disampaikan kepada pejabat Angka 2


pengadaan/ULP dan ditembuskan kepada PPK, Cukup jelas
PA/KPA dan Inspektorat selambat-lambatnya 5
(lima) hari kerja setelah pengumuman calon
pemenang .

3. Panitia pengadaan/ULP wajib memberikan Angka 3


keputusan atas sanggahan selambat-lambatnya 5 Cukup jelas
(lima) hari kerja setelah surat sanggahan diterima

Pasal 67
Sanggahan Banding

1. Penyedia barang/jasa yang tidak sependapat Ayat 1.


dengan jawaban sanggahan dari Panitia a) Yang dimaksud Inspektorat untuk
pengadaan/ULP dapat mengajukan sanggahan Kementerian/Lembaga adalah
banding kepada Inspektorat dengan tembusan Inspektorat Jenderal
kepada PPK, Panitia Pengadaan/ULP, PA/KPA b) Yang dimaksud Inspektorat untuk
dan LKPP. SKPD adalah Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota
c) Yang dimaksud Inspektorat untuk
Lembaga Lainnya adalah
Inspektorat Utama atau Unit kerja
yang ditugaskan untuk menjalankan
fungsi inspektorat.
d) Yang dimaksud Inspektorat untuk
BUMN/BUMD/Badan Hukum
lainnya adalah SPI

Draft Perpres - Page 67 of 85


2. Jaminan banding oleh penyanggah ditetapkan Ayat 2.
0
sebesar 2 /00 (dua per seribu) dari nilai HPS atau Jaminan banding berupa jaminan
setinggi-tingginya sebesar Rp50.000.000 (lima bank diserahkan kepada PPK dan
puluh juta rupiah), dengan masa berlaku 15 (lima dapat diambil kembali apabila
belas) hari kerja sanggah banding dinyatakan benar
atau setelah 15 (lima belas) hari kerja
tidak mendapat jawaban dari
Inspektorat. Persyaratan jaminan
banding sebagaimana ketentuan
jaminan pelaksanaan.

3. Sanggahan banding menghentikan proses Ayat 3


pengadaan. Cukup jelas

4. Inspektorat memberikan tanggapan atas Ayat 4


sanggahan banding selambat-lambatnya 15 (lima Apabila dalam waktu 15 (lima belas)
belas) hari kerja setelah surat sanggahan banding hari kerja tidak ada jawaban
diterima dengan tembusan kepada pihak yang sanggahan banding, maka sanggahan
menyampaikan keberatan. Dalam memberikan banding dinyatakan benar dan
tanggapan, Inspektorat dapat meminta jaminan dikembalikan
rekomendasi dari LKPP.

5. Apabila sanggah banding dinyatakan benar, Ayat 5.


Inspektorat melaporkan kepada PA/KPA dan Cukup jelas
merekomendasikan agar panitia pengadaan/ULP
melakukan evaluasi ulang atau pemilihan ulang.

6. Apabila sanggah banding dinyatakan salah, Ayat 6.


Inspektorat melaporkan kepada PA/KPA dan Cukup jelas
merekomendasikan agar panitia pengadaan/ULP
melanjutkan proses pelelangan.

7. Apabila sanggah banding dinyatakan benar, Ayat 7.


jaminan banding dikembalikan kepada Cukup jelas
penyanggah dan apabila dinyatakan salah, maka
jaminan banding disita dan disetorkan ke kas
Negara/daerah

Pasal 68
Pengaduan

1. Barang siapa yang memiliki informasi mengenai Ayat 1


penyimpangan prosedur atau indikasi Korupsi, Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999
Kolusi, Nepotisme (KKN) terkait dengan jo. UU No. 20 tahun 2001 tentang
pengadaan barang/jasa pemerintah wajib Pemberantasan Tindak Korupsi yang
melaporkan kepada Inspektorat atau LKPP. dirumuskan dalam 30 bentuk/jenis
tindak pidana korupsi dan pada
dasarnya dapat dikelompokan sebagai
berikut :
1. Merugikan keuangan negara,
2. Suap-menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
6. Benturan kepentingan dalam
pengadaan
7. Gratifikasi

Draft Perpres - Page 68 of 85


2. Pihak pengadu dalam menyampaikan pengaduan Ayat 2
harus menyebutkan penyimpangan yang terjadi Cukup jelas
disertai bukti yang kuat terkait dengan
penyimpangan proses pengadaan barang/jasa.

Pasal 69
Tindak Lanjut Pengaduan

1. Setiap pengaduan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1


Pasal 67 harus ditindaklanjuti. Cukup jelas

2. Dalam memberikan tanggapan atas pengaduan Ayat 2


kepada pelaku pengaduan perlu melakukan Cukup jelas
penelitian terkait dengan kasus yang diadukan.
Tanggapan tersebut ditembuskan kepada
PA/KPA.

3. Apabila pengaduan atas indikasi KKN terbukti, Ayat 3


Inspektorat atau LKPP wajib melaporkan kepada Cukup jelas
aparat hukum berwenang.

BAB X
KETENTUAN KHUSUS
Bagian Pertama
Penggunaan Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri
Paragraf Pertama
Pengadaan Barang/Jasa yang Dibiayai dengan APBN/APBD Murni
Pasal 70

1. K/L/D/I wajib: Ayat 1


a. memaksimalkan penggunaan barang/jasa Cukup jelas
hasil produksi dalam negeri, termasuk
rancang bangun dan perekayasaan
nasional dalam pengadaan barang/jasa;
b. memaksimalkan penggunaan penyedia
barang/jasa nasional;
c. memaksimalkan penyediaan paket-paket
pekerjaan untuk usaha kecil termasuk
koperasi kecil serta kelompok
masyarakat.

2. Kewajiban K/L/D/I sebagaimana disebutkan Ayat 2


dalam ayat (1) dilakukan pada setiap tahapan Cukup jelas
pengadaan barang/jasa mulai dari persiapan
sampai dengan penyelesaian perjanjian/kontrak.

3. Dalam perjanjian/kontrak wajib mencantumkan Ayat 3


persyaratan penggunaan:
a. Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Huruf a
standar lain yang berlaku dan/atau Yang dimaksud dengan instansi
standar internasional yang setara yang terkait yang berwenang antara lain:
ditetapkan oleh instansi terkait yang 1) Departemen Pertahanan/TNI
berwenang; untuk standar
peralatan/perlengkapan militer;

Draft Perpres - Page 69 of 85


2) Departemen/Lembaga lainnya
sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

b. produksi dalam negeri sesuai dengan


kemampuan industri nasional;
c. tenaga ahli dan/atau penyedia barang/jasa
dalam negeri.

4. Upaya pendayagunaan produksi dalam negeri Ayat 4


pada proses pengadaan barang/jasa dilakukan Cukup jelas
sebagai berikut :
a. Ketentuan dan syarat penggunaan hasil
produksi dalam negeri dimuat dalam
Dokumen Pengadaan dan dijelaskan kepada
semua peserta.
b. Dalam proses pengadaan barang/jasa harus
diteliti sebaik-baiknya agar benar-benar
merupakan hasil produksi dalam negeri dan
bukan barang/jasa impor yang dijual di dalam
negeri.
c. Apabila sebagian bahan untuk menghasilkan
barang/jasa produksi dalam negeri berasal
dari impor, dipilih barang/jasa yang memiliki
komponen dalam negeri paling besar. Dalam
mempersiapkan pengadaan barang/jasa,
sedapat mungkin digunakan standar nasional
dan memperhatikan kemampuan atau potensi
nasional.

5. Dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa Ayat 5


diupayakan agar penyedia barang/jasa dalam Cukup jelas
negeri bertindak sebagai penyedia barang/jasa
utama, sedangkan penyedia barang/jasa asing
dapat berperan sebagai sub-penyedia
barang/jasa sesuai dengan kebutuhan.

6. Apabila sifat dan lingkup kegiatan pengadaan Ayat 6


barang/jasa terlalu besar, atau jenis keahlian Cukup jelas
yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan
tidak dapat dilakukan oleh satu penyedia
barang/jasa, maka dalam pelaksanaan
pengadaan barang /jasa:
a. Diberikan kesempatan yang memungkinkan
para penyedia barang/jasa saling bergabung
dalam suatu konsorsium atau bentuk kerja
sama lain.
b. Diberikan kesempatan yang memungkinkan
penyedia barang/jasa, atau konsorsium
penyedia barang/jasa untuk menggunakan
tenaga ahli asing sepanjang hal itu diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian
yang benar-benar belum dimiliki, dan benar-
benar untuk meningkatkan kemampuan teknis
guna menangani kegiatan atau pekerjaan.

7. Penggunaan tenaga ahli asing yang keahliannya Ayat 7


belum dapat diperoleh di Indonesia, harus Cukup jelas
disusun berdasarkan keperluan yang nyata dan

Draft Perpres - Page 70 of 85


diusahakan secara terencana untuk semaksimal
mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian ke
tenaga Indonesia.

8. Apabila pengadaan tersebut menyangkut Ayat 8


barang/jasa yang terdiri atas bagian atau Cukup jelas
komponen dalam negeri dan bagian atau
komponen yang masih harus diimpor, maka
harus dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Pemilahan atau pembagian komponen harus
benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di
dalam negeri dan bagian atau komponen yang
masih harus diimpor.
b. Pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian,
dan lainnya sejauh mungkin dilakukan di
dalam negeri.
c. Dalam rangka pengadaan barang yang terdiri
atas bagian/komponen produksi dalam negeri
dan impor, peserta pengadaan diwajibkan
membuat daftar barang yang diimpor, dan
melampirkan pada penawarannya. Daftar
barang tersebut dilengkapi dengan spesifikasi
teknis, jumlah, dan harganya.

9. Pengadaan barang impor dapat dimungkinkan Ayat 9


bilamana: Pengadaan barang impor harus
a. Barang tersebut belum diproduksi di dalam dilengkapi dengan :
negeri; dan/atau a. Sertifikat keaslian (Cerficate of
b. Spesifikasi teknis barang yang diproduksi di origin)
dalam negeri belum memenuhi persyaratan. b. Surat Dukungan pabrikan/prinsipal
(Supporting letter)

10. Untuk pertimbangan efisiensi, kualitas, dan Ayat 10


kemudahan pelayanan purna jual, Prinsipal luar Cukup jelas
negeri harus mempunyai agen resmi pemegang
merek yang ditunjuk dan berkantor di Indonesia.

11. Penyedia barang/jasa yang melaksanakan Ayat 11


pengadaan barang/jasa yang diimpor langsung Cukup jelas
diwajibkan untuk semaksimal mungkin
menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam
negeri, seperti jasa asuransi, angkutan,
ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan.

Paragraf Kedua
Peran Serta dan Pemaketan Pekerjaan untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil termasuk Koperasi
Pasal 71

1. Dalam proses perencanaan dan penganggaran Ayat 1


proyek/kegiatan, instansi pemerintah Cukup jelas
mengarahkan dan menetapkan besaran
pengadaan barang/jasa untuk usaha mikro, usaha
kecil, termasuk koperasi.

2. Nilai paket pekerjaan pengadaan barang / Ayat 2


Pekerjaan Pekerjaan konstruksi / jasa lainnya Cukup jelas
sampai dengan Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar

Draft Perpres - Page 71 of 85


rupiah) diperuntukkan bagi usaha mikro, usaha
kecil, termasuk koperasi, kecuali untuk paket
pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang
tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil termasuk
koperasi.

3. Kementerian yang membidangi koperasi, Ayat 3


pengusaha kecil, dan menengah Cukup jelas
mengkoordinasikan pemberdayaan usaha kecil
termasuk koperasi kecil dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah.

Pasal 72

1. Perluasan Peluang Usaha Mikro, Usaha Kecil Cukup jelas


Termasuk Koperasi
Untuk meningkatkan pemberdayaan usaha kecil
termasuk koperasi dalam rangka pengadaan
barang/jasa instansi pemerintah, ditetapkan
sebagai berikut:
a. Setiap awal tahun anggaran, PA/KPA atau
pejabat berwenang lainnya wajib membuat
rencana pengadaan barang/jasa sesuai
dengan keperluannya berdasarkan dana yang
tersedia dan agar sebanyak mungkin
menyediakan paket-paket pekerjaan bagi
usaha mikro, usaha kecil termasuk koperasi,
selanjutnya segera melaporkan kepada
pimpinan instansinya, dan ditembuskan
kepada instansi yang membidangi usaha
kecil termasuk koperasi di setiap
kabupaten/kota;
b. Instansi yang membidangi usaha kecil di
setiap kabupaten/kota wajib menghimpun
laporan rencana pengadaan barang/jasa
instansi pemerintah di wilayahnya dan
menyusun direktori peluang bagi usaha kecil
termasuk koperasi kecil, serta memantau
pelaksanaannya berdasarkan pedoman teknis
dari Menteri yang membidangi Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah;
c. Apabila PPK mengikat kontrak dengan
penyedia barang/jasa bukan usaha kecil,
maka di dalam kontrak agar dicantumkan
klausul tentang: “Kepada penyedia
barang/jasa bukan usaha kecil yang terbukti
menyalahgunakan fasilitas dan kesempatan
yang diperuntukkan bagi usaha kecil termasuk
koperasi kecil sebagaimana diatur dalam UU
ini sudah diubah menjadi No. 20 Tahun 2008
maka yang bersangkutan dikenakan sanksi
sebagaimana termaktub dalam undang-
undang tersebut.

2. Pembinaan
a. PA/KPA agar membebaskan segala bentuk
pungutan biaya yang berkaitan dengan
perizinan usaha, registrasi usaha kecil
termasuk koperasi kecil, serta pungutan lain
dalam pengadaan barang/jasa instansi

Draft Perpres - Page 72 of 85


pemerintah kepada usaha kecil termasuk
koperasi kecil di wilayahnya.
b. PA/KPA bertanggung jawab atas
pengendalian pelaksanaan pengadaan
barang/jasa termasuk upaya peningkatan
pelaksanaan kemitraan antara usaha besar,
menengah, dan usaha kecil termasuk
koperasi kecil di lingkungan instansinya.
3. Usaha kecil termasuk koperasi kecil yang
ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa
(pemenang pengadaan barang/jasa) dilarang
mengalihkan pelaksanaan pekerjaan kepada
pihak lain dengan alasan apapun.

Paragraf Ketiga
Komponen Dalam Negeri Barang/Jasa
Pasal 73

1. Jenis Komponen Dalam Negeri Barang/Jasa Cukup jelas


a. Komponen dalam negeri untuk barang adalah
penggunaan bahan baku, rancang bangun,
dan rekayasa dalam negeri yang mengandung
unsur manufaktur, pabrikasi, perakitan, dan
penyelesaian pekerjaan.
b. Komponen dalam negeri untuk jasa adalah
jasa yang dilakukan di dalam negeri dengan
menggunakan tenaga ahli dan perangkat
lunak dari dalam negeri.
c. Komponen dalam negeri untuk gabungan
barang dan jasa adalah penggabungan antara
butir 1) dan butir 2).

2. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)


Barang/Jasa
a. Tingkat komponen dalam negeri untuk barang
adalah perbandingan antara harga barang jadi
dikurangi harga komponen luar negeri
terhadap harga barang jadi.
b. Tingkat komponen dalam negeri untuk jasa
adalah perbandingan antara harga jasa yang
diperlukan dikurangi harga komponen jasa
luar negeri terhadap harga seluruh jasa yang
diperlukan.
c. Tingkat komponen dalam negeri untuk
gabungan barang dan jasa adalah
penggabungan antara butir a dan b dalam
satu paket kontrak.

3. Pernyataan Penggunaan Komponen Dalam


Negeri
a. Para penyedia barang/jasa yang mengikuti
pengadaan barang/jasa menyatakan sendiri
besarnya komponen dalam negeri barang/jasa
yang ditawarkan (self assesment).
b. Para penyedia barang/jasa harus dapat
membuktikan kebenaran pernyataan besarnya
komponen dalam negeri barang/jasa dan
melampirkan rincian dan nilai bahan
baku/bahan penolong, baik dari dalam negeri

Draft Perpres - Page 73 of 85


maupun impor, nilai barang jadi keseluruhan
serta daftar nama pemasok.
c. Besarnya komponen dalam negeri
barang/jasa yang ditawarkan oleh penyedia
barang/jasa dapat diklarifikasikan oleh panitia
pada saat evaluasi. Jika dilakukan klarifikasi,
hasil klarifikasi tersebut dijadikan dasar untuk
menghitung preferensi.
d. Formulir yang berkaitan dengan cara
perhitungan tingkat komponen dalam negeri
barang/jasa, sesuai ketentuan dari instansi
yang berwenang dicantumkan dalam
dokumen pengadaan.
e. Dalam setiap kontrak dilampirkan rincian
barang/jasa dilengkapi dengan spesifikasi
teknis dan besarnya komponen dalam negeri.
Bagian Kedua
Pengadaan Barang/Jasa yang Dibiayai dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri
Pasal 74

1. Pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan Cukup jelas


melalui pelelangan internasional agar
mengikutsertakan penyedia barang/jasa nasional
seluas-luasnya.

2. Dokumen pengadaan barang/jasa melalui


pelelangan internasional ditulis dalam dua bahasa,
yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris,
dimana apabila terjadi penafsiran arti yang
berbeda maka dokumen yang berbahasa
Indonesia dijadikan acuan.

3. Pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan


pinjaman kredit ekspor atau kredit lainnya harus
dilakukan dengan persaingan sehat dengan
persyaratan yang paling menguntungkan negara,
dari segi harga dan teknis, dengan
memaksimalkan penggunaan komponen dalam
negeri dan penyedia barang/jasa nasional.

4. Pemilihan penyedia barang/jasa yang dibiayai


dengan pinjaman kredit ekspor atau kredit lainnya
harus dilakukan di dalam negeri.

5. Apabila pinjaman kredit ekspor atau hibah luar


negeri disertai dengan syarat bahwa pelaksanaan
pengadaan barang/jasa hanya dapat dilakukan di
negara pemberi pinjaman kredit ekspor/hibah,
agar tetap diupayakan semaksimal mungkin
penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam
negeri dan mengikutsertakan penyedia
barang/jasa nasional.

Pasal 75

1. Dalam kegiatan perencanaan dan perumusan Cukup jelas


perjanjian/kerjasama/pinjaman, KAK/dokumen
pelelangan dan dokumen kontrak perlu
memperhatikan penggunaan spesifikasi,

Draft Perpres - Page 74 of 85


kualifikasi, dan standar nasional, serta
kemampuan/potensi nasional yang diatur sebagai
berikut:
a. Dalam tahap perumusan dan negosiasi
Naskah Pinjaman Luar Negeri (NPLN)
sedapat mungkin memasukkan persyaratan
pengadaan dan evaluasi yang berkaitan
dengan penggunaan produksi dalam negeri;
b. Dalam tahap studi dan rancang bangun
proyek (design and engineering) telah
diperhitungkan adanya produksi dalam negeri
dengan memperhatikan kemampuan/potensi
nasional dan standar nasional;
c. Dalam pembuatan harga perhitungan sendiri
harus diperhitungkan penggunaan produksi
dalam negeri.

2. Dalam dokumen pengadaan/KAK mencantumkan


syarat semaksimal mungkin menggunakan
barang/jasa produksi dalam negeri.

3. Dalam menetapkan kriteria dan tata cara evaluasi


agar secara jelas mencantumkan rumusan peran
serta penyedia barang/jasa nasional, preferensi
harga yang ditetapkan, dan menjelaskan kepada
semua peserta pengadaan.

4. Dalam tahap penyusunan kontrak perlu diteliti dan


dicantumkan kewajiban penggunaan produksi
dalam negeri sesuai dengan penawaran peserta
yang bersangkutan serta sanksi bila yang
bersangkutan tidak memenuhinya.

5. Apabila suatu pekerjaan harus dilaksanakan oleh


penyedia barang/jasa asing, dalam dokumen
pengadaan agar disyaratkan :
a. Adanya kerjasama antara penyedia
barang/jasa asing dengan penyedia
barang/jasa dalam negeri.
b. Adanya ketentuan yang jelas dan tegas dalam
perjanjian kerjasama tersebut mengenai cara
pelaksanaan pengalihan kemampuan,
pengetahuan, keahlian, dan keterampilan.
c. Seluruh proses pengadaan sedapat mungkin
dilaksanakan di wilayah Indonesia.

Pasal 76

1. PPK yang melaksanakan pekerjaan yang dibiayai Cukup jelas


sebagian atau seluruhnya dengan pinjaman, wajib
memahami isi semua dokumen penyiapan,
penilaian dan pelaksanaan proyek, serta Naskah
Perjanjian Luar Negeri (NPLN) atau dokumen
kesepahaman (Memorandum of Understanding)
dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan proyek
Pengadaan barang/jasa dilakukan setelah NPLN
disepakati pemerintah RI dan pemberi
pinjaman/hibah.

Draft Perpres - Page 75 of 85


Kredit Ekspor dan Kerjasama Perdagangan :
a. Pengadaan barang/jasa yang akan dibiayai
dengan kredit ekspor harus dilakukan melalui
cara pelelangan internasional.
b. Pengadaan barang/jasa yang dibiayai se-
bagian atau seluruhnya dari kredit ekspor
harus merupakan proyek prioritas yang
tercantum dalam Daftar Rencana
Pinjaman/Hibah Luar Negeri (DRPHLN) yang
diterbitkan Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) dan baru
dapat dilaksanakan setelah alokasi
pembiayaan kredit ekspor disetujui Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian.
c. Pembiayaan yang diperlukan untuk pem-
belanjaan lokal (local expenditure) yang tidak
dibiayai kredit ekspor harus dijamin
ketersediaan dana pendampingnya oleh
instansi pelaksana proyek.
d. Peserta pelelangan internasional memasukan
penawaran administratif, teknis, harga dan
penawaran sumber pendanaannya yang
persyaratannya sesuai dengan ketentuan
Overseas Economic Cooperation for
Development (OECD) menyangkut antara lain
: jenis proyek yang memenuhi syarat untuk
memperoleh pendanaan dari kredit ekspor
maupun trade-related aid; jangka waktu
pengembalian maksimum yang dapat
diberikan; besarnya insurance premium;
interest rate; dan sebagainya.

2. Dalam rangka memperlancar komunikasi dengan


pemberi pinjaman/hibah (lender/donor), terutama
proyek-proyek pinjaman yang pelaksanaannya
tersebar di beberapa propinsi, instansi
penanggung jawab (executing agency) di tingkat
pusat dapat membentuk unit manajemen dan
monitoring pelaksanaan proyek yang membantu
PPK dengan tanpa mengurangi tanggung jawab
dan wewenangnya sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden ini.

Bagian Ketiga
Keikutsertaan Perusahaan Asing
Pasal 77

1. Perusahaan asing dapat ikut serta di dalam Cukup jelas


pengadaan barang/jasa dengan nilai tertentu
sebagai berikut:
a. Untuk Pekerjaan Pekerjaan konstruksi di atas
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah);
b. Untuk barang/jasa lainnya di atas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);

Draft Perpres - Page 76 of 85


c. Untuk jasa konsultansi di atas
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Perusahaan asing yang melaksanakan pekerjaan


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
melakukan kerjasama usaha dengan perusahaan
nasional dalam bentuk kemitraan, subkontrak, dan
lain-lain, apabila ada perusahaan nasional yang
memiliki kemampuan di bidang yang
bersangkutan.

3. Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) pada pasal ini


dapat dikecualikan untuk pengadaan material dan
peralatan pertahanan di lingkungan Departemen
Pertahanan/TNI yang ditetapkan oleh Menteri
Pertahanan / Panglima TNI / Kepala Staf
Angkatan.

4. Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) pada pasal ini


dapat dikecualikan untuk pengadaan material dan
peralatan keamanan di lingkungan Kepolisian
yang ditetapkan oleh Kepala Kepolisian RI.

Bagian Keempat
Preferensi Harga
Pasal 78

1. Dalam dokumen pengadaan diwajibkan Ayat 1


memberikan preferensi harga untuk barang Pemberian preferensi harga tidak
produksi dalam negeri, dan penyedia Pekerjaan mengubah harga penawaran dan
Pekerjaan konstruksi nasional. hanya dipergunakan Panitia
pengadaan untuk keperluan evaluasi
penawaran.

2. Untuk pengadaan barang/jasa internasional yang Ayat 2


dibiayai dengan pinjaman luar negeri, besarnya Cukup jelas
preferensi harga untuk barang produksi dalam
negeri setinggi-tingginya 10% (sepuluh persen) di
atas harga penawaran barang impor, tidak
termasuk bea masuk.

3. Besarnya preferensi harga untuk pekerjaan Ayat 3


pekerjaan konstruksi yang dikerjakan oleh Cukup jelas
kontraktor nasional adalah 5% (lima persen) di
atas harga penawaran terendah dari kontraktor
asing.

Preferensi Harga
a. Besarnya preferensi terhadap komponen dalam
negeri barang/jasa adalah tingkat komponen
dalam negeri dikalikan preferensi harga.
b. Preferensi harga diperhitungkan dalam evaluasi
harga penawaran yang telah memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis, termasuk
koreksi aritmatik.

Draft Perpres - Page 77 of 85


c. Perhitungan Harga Evaluasi Akhir (HEA):
 100 
HEA =   × HP
 100 + KP 
Keterangan :
HEA = Harga Evaluasi Akhir
KP = Koefisien Preferensi (Tingkat komponen dalam
negeri (TKDN) dikali Preferensi)
HP = Harga Penawaran (Harga penawaran yang
memenuhi persyaratan lelang dan telah
dievaluasi)
Catatan: apabila ada dua atau lebih penawaran
dengan HEA yang sama maka penawar
dengan tingkat komponen dalam negeri
terbesar adalah sebagai pemenang.
Bagian Kelima
Pengawasan Penggunaan Produksi Dalam Negeri
Pasal 79

1. Aparat pengawasan fungsional pemerintah Ayat 1


melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan Cukup jelas
penggunaan produksi dalam negeri dalam
pengadaan barang/jasa untuk keperluan
instansinya masing-masing, dan segera
melakukan langkah serta tindakan yang bersifat
kuratif/perbaikan bilamana terjadi
ketidaksesuaian dalam penggunaan produksi
dalam negeri, termasuk audit teknis (technical
audit) berdasarkan dokumen pengadaan dan
kontrak pengadaan barang/jasa yang
bersangkutan.
Ayat 2
2. Sanksi Cukup jelas
Bila hasil pemeriksaan sebagaimana tersebut di
atas menyatakan adanya ketidaksesuaian dalam
penggunaan barang/jasa produksi dalam negeri,
maka dikenakan sanksi finansial dan atau
administrasi berdasarkan ketentuan dalam
kontrak.
a. Sanksi bagi penyedia barang/jasa
1) Sanksi administrasi
Sanksi administrasi diberikan kepada
penyedia barang/jasa yang bersangkutan
dalam bentuk peringatan tertulis dan
bilamana terbukti dengan sengaja
memalsukan data komponen dalam negeri,
maka penyedia barang/jasa yang
bersangkutan dikenakan sanksi antara lain
dimasukkan dalam daftar hitam (black list);
2) Sanksi finansial
Sanksi perubahan tingkat komponen dalam
negeri tidak mengubah peringkat
pemenang. Besarnya sanksi adalah selisih
perhitungan normalisasi harga yang
dimenangkan dengan normalisasi harga
atas tingkat komponen dalam negeri yang
sebenarnya.

Draft Perpres - Page 78 of 85


b. Sanksi perubahan tingkat komponen dalam
negeri yang mengubah peringkat pemenang.
Besarnya sanksi adalah selisih nilai
penawaran yang dimenangkan dengan
penawaran terbaik yang dikalahkan ditambah
selisih perhitungan normalisasi harga yang
dimenangkan dengan normalisasi harga atas
tingkat komponen dalam negeri yang
sebenarnya.
c. Sanksi bagi PPK
PPK yang menyimpang dari ketentuan ini
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Keenam
Konsep Ramah Lingkungan
Pasal 80

1. Konsep ramah lingkungan dalam proses Ayat 1


pengadaan barang/jasa adalah upaya Cukup jelas
pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian
fungsi lingkungan hidup secara arif untuk
menjamin keberlanjutan pembangunan nasional;

2. Konsep ramah lingkungan sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) di atas dapat Ayat 2
diterjemahkan secara luas melalui rencana Konsep ramah lingkungan dalam
pengadaan barang/ perencanaan pekerjaan pengadaan barang berupa
konstruksi/ perencanaan jasa konsultansi dan meubel/furniture kantor yang terbuat
jasa lainnya secara cermat, maupun dengan dari kayu, misalnya, dapat
tata cara pengadaan yang efisien. diterjemahkan melalui dokumen
pelelangan yang mensyaratkan
penggunaan kayu hasil tanaman industri
(bukan kayu alam);
Konsep ramah lingkungan dalam tata
cara pengadaan,misalnya, dilakukan
melalui E-Procurement karena lebih
cepat dan hemat energi/biaya.

Bagian Ketujuh
Pengadaan Secara Elektronik
Pasal 81

1. Sebelum tahun anggaran 2011, setiap K/L/D/I Cukup jelas


dapat menggunakan sarana elektronik dalam
melaksanakan proses pengadaan
barang/jasa.

2. K/L/D/I wajib memulai pengadaan secara


elektronik untuk sebagian paket-paket
pekerjaan pada tahun anggaran 2011.
3. Tata cara pengadaan secara elektronik
meliputi e-lelang dan e-katalog.
4. Tata cara pengadaan secara elektronik diatur
lebih lanjut dalam peraturan Kepala LKPP.

Draft Perpres - Page 79 of 85


5. Panitia pengadaan/ULP berwenang
menetapkan paket pengadaan yang diproses
menggunakan sarana elektronik.

BAB XI
PENGADAAN KHUSUS DAN PENGECUALIAN
Pasal 82
Pengadaan TNI dan Polri

1. Alat utama sistem senjata (alutsista ) TNI Cukup jelas


yang digunakan untuk kepentingan
pertahanan negara ditetapkan oleh Menteri
Pertahanan.

2. Alat material khusus (almatsus) Kepolisian


Republik Indonesia yang digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan keamanan dan
keselamatan masyarakat ditetapkan oleh
Kepala Kepolisian Republik Indonesia.

3. Pengadaan alutsista dan almatsus dilakukan


oleh industri strategis, industri alutsista dan
industri almatsus dalam negeri.

4. Dalam hal alutsista dan almatsus belum dapat


dibuat di dalam negeri sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) pasal ini maka
pengadaannya langsung dari pabrikan yang
terpercaya.

5. Tata cara pengadaan alutsista dapat diatur Pedoman pedoman pengadaan alutsista
lebih lanjut oleh Menteri Pertahanan dengan dikonsultasikan dengan LKPP
tetap berpedoman pada tata nilai pengadaan
yang tercantum dalam Bab II Peraturan
Presiden ini.

6. Tata cara pengadaan almatsus dapat diatur Pedoman tata cara pengadaan
lebih lanjut oleh Kepala Kepolisian Republik almatsus dikonsultasikan dengan LKPP
Indonesia dengan tetap berpedoman pada
tata nilai pengadaan yang tercantum dalam
Bab II Peraturan Presiden ini.

Pasal 83
Pengadaan Barang/Jasa di Luar Negeri

Tata cara pengadaan barang/jasa untuk kebutuhan Pedoman tata cara pengadaan
perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat barang/jasa di luar negeri
diatur lebih lanjut oleh Menteri Luar Negeri dengan dikonsultasikan dengan LKPP
tujuan agar mampu menyesuaikan diri dengan
praktek pengadaan yang sehat di setiap negara
terkait, dengan ketentuan tetap berpedoman pada
tata nilai pengadaan yang tercantum dalam Bab II
Peraturan Presiden ini.

Draft Perpres - Page 80 of 85


Pasal 84
Pengadaan oleh Penerima Hibah dari Pemerintah

Pengadaan barang/jasa oleh penerima hibah dari Cukup jelas


pemerintah dilaksanakan dengan berpedoman
kepada prinsip-prinsip pengadaan yang ditetapkan
dalam Peraturan Presiden ini.
BAB XII
PENGAWASAN DAN SANKSI
Bagian Pertama
Pengendalian
Pasal 85

1. K/L/D/I wajib menyebarluaskan informasi dan Cukup jelas


memberikan bimbingan teknis mengenai substansi
Peraturan Presiden ini secara intensif kepada
semua unsur perencana, unsur pelaksana, dan
unsur pengawas pengadaan di lingkungan K/L/D/I
masing-masing, agar Peraturan Presiden ini dapat
dipahami dan dilaksanakan dengan baik dan
benar.

2. K/L/D/I bertanggung jawab atas pengendalian


pelaksanaan pengadaan barang/jasa termasuk
kewajiban mendayagunakan produksi dalam
negeri dan memperluas kesempatan usaha bagi
usaha mikro, usaha kecil termasuk koperasi.

3. K/L/D/I harus membebaskan segala bentuk


pungutan yang berkaitan dengan perijinan dalam
rangka pengadaan barang/jasa pemerintah
kepada usaha mikro, usaha kecil termasuk
koperasi.

4. K/L/D/I wajib mengumumkan secara terbuka


rencana pengadaan barang/jasa setiap awal
pelaksanaan tahun anggaran.

5. K/L/D/I dilarang melakukan pungutan dalam


bentuk apapun dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah kecuali pungutan perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

6. Pimpinan K/L/D/I wajib melaporkan secara


berkala realisasi pengadaan barang/jasa kepada
LKPP.

Draft Perpres - Page 81 of 85


Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 86
1. Pengawasan dan pemeriksaan atas pengadaan Cukup jelas
barang/jasa dimaksudkan untuk mendukung
usaha pemerintah guna:
a. Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah,
mewujudkan aparatur yang profesional, bersih
dan bertanggung-jawab;
b. Memberantas penyalahgunaan wewenang dan
praktek KKN;
c. Menegakkan peraturan yang berlaku dan
mengamankan keuangan negara.

2. K/L/D/I wajib melakukan pengawasan terhadap


PPK dan Pejabat / Panitia Pengadaan / ULP di
lingkungan K/L/D/I masing masing, dan
menugaskan kepada aparat pengawasan
fungsional untuk melakukan pemeriksaan sesuai
ketentuan yang berlaku.

3. Inspektorat K/L/D/I melakukan pengawasan


kegiatan, menampung dan menindaklanjuti
pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan
masalah atau penyimpangan dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa, kemudian melaporkan
hasil pemeriksaannya kepada pimpinan K/L/D/I
yang bersangkutan dengan tembusan kepada
Kepala BPKP dan Kepala LKPP.

4. Dalam hal berdasarkan tembusan laporan hasil


pemeriksaan yang disampaikan oleh Inspektorat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), BPKP
menilai terdapat penyimpangan dalam pengadaan
barang/jasa, maka BPKP dapat
menindaklanjutinya.

5. Tindak lanjut pengaduan masyarakat agar


dimanfaatkan untuk:
a. Menegakkan hukum dan keadilan secara
tertib dan proporsional bagi semua pihak yang
melanggar ketentuan yang berlaku dalam
pengadaan barang/jasa;
b. Membangun citra aparat pemerintah yang
bersih, profesional dan bertanggung jawab;
c. Menumbuhkembangkan partisipasi masya-
rakat dalam kontrol sosial terhadap
pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
d. Membangun sensitifitas fungsi-fungsi
manajerial para pejabat pemerintah dalam
pengadaan barang/jasa;
e. Memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam
pengorganisasian, metode kerja, dan
ketatalaksanaan dalam pengadaan
barang/jasa dan pelayanan masyarakat;
f. Menggiatkan dan mendinamisasi
pelaksanaan aparat pengawasan fungsional.

Draft Perpres - Page 82 of 85


6. Pengawasan Masyarakat (Wasmas) dapat
berfungsi:
a. Sebagai barometer untuk mengukur dan
mengetahui kepercayaan publik terhadap
kinerja aparatur pemerintah, khususnya dalam
pengadaan barang/jasa;
b. Memberikan koreksi terhadap penyimpangan
dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
c. Memberikan masukan dalam perumusan
kebijakan perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan dalam
pengadaan barang/jasa.

Bagian Ketiga
Tindak Lanjut Pengawasan
Pasal 87

1. Perbuatan atau tindakan penyedia barang/jasa Cukup jelas


yang dapat dikenakan sanksi adalah:
a. Berusaha mempengaruhi panitia pengada-
an/pejabat yang berwenang dalam bentuk dan
cara apapun, baik langsung maupun tidak
langsung guna memenuhi keinginannya yang
bertentangan dengan ketentuan dan prosedur
yang telah ditetapkan dalam dokumen
pengadaan/kontrak, dan atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Melakukan persekongkolan dengan penyedia
barang/jasa lain untuk mengatur harga
penawaran di luar prosedur pelaksanaan
pengadaan barang/jasa sehingga
mengurangi/menghambat/memperkecil
dan/atau meniadakan persaingan yang sehat
dan/atau merugikan pihak lain;
c. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar
untuk memenuhi persyaratan pengadaan
barang/jasa yang ditentukan dalam dokumen
pengadaan;
d. Mengundurkan diri dengan berbagai alasan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
dan/atau tidak dapat diterima oleh panitia
pengadaan;
e. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya
sesuai dengan kontrak secara bertanggung
jawab.

2. Atas perbuatan sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1), dikenakan tindakan berupa :
a. Sanksi administrasi;
b. Sanksi pencantuman ke daftar hitam;
c. Dituntut secara perdata;
d. Dilaporkan kepada pihak berwenang untuk
diproses secara pidana.

3. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam


angka 2 huruf a dilakukan oleh PPK.

Draft Perpres - Page 83 of 85


4. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam
angka 2 huruf b di atas dilakukan oleh PA setelah
mendapat masukan dari PPK.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai daftar hitam


sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b
diatas, diatur oleh Kepala LKPP.

6. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam


angka 2 huruf c dan d di atas, mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bab XIII
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Pasal 88
Pengembangan kebijakan pengadaan barang/jasa Cukup jelas
pemerintah, diantaranya dalam peningkatan kapasitas
dan kompetensi serta pembinaan profesionalisme dan
karir sumber daya manusia bidang pengadaan
barang/jasa pemerintah dan kebijakan lainnya serta
tata cara yang terkait dengan hal-hal teknis
administratif pengadaan barang/jasa secara lebih rinci
dilakukan oleh LKPP
Bab XIV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 89
Ketentuan pengadaan barang/jasa yang dilakukan Cukup jelas
melalui pola kerjasama pemerintah dan badan usaha
swasta dalam rangka penyediaan barang/jasa publik,
diatur dengan Peraturan Presiden tersendiri
Bab XV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 90

1. Panitia Pengadaan/Anggota ULP/Pejabat Cukup jelas


Pengadaan diwajibkan memenuhi persyaratan
sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa
pemerintah sebagaimana diatur dalam Pasal 21,
Pasal 22 selambat-lambatnya pada waktu yang
ditetapkan oleh Kepala LKPP.
2. ULP sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Presiden ini harus dibentuk selambat-lambatnya
untuk pengadaan pada tahun anggaran 2013.

Draft Perpres - Page 84 of 85


Bab XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 91
Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, maka Cukup jelas
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
telah diubah sebanyak tujuh kali terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007, beserta
petunjuk teknis dan seluruh perubahannya dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 92

Peraturan Presiden ini mulai berlaku sejak tanggal Cukup jelas


ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
menempatkannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

Draft Perpres - Page 85 of 85

You might also like