Professional Documents
Culture Documents
Dosen pembimbing:
Oleh:
JURUSAN KIMIA
2009
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Tuhan Pencipta semesta alam
yang hanya karena rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, penulisan makalah dengan judul
“Isolasi minyak atsiri dari bunga kenanga” dapat diselesaikan sebagai tugas Ujian Tengah
Semester mata kuliah Bahan Alam.
Sholawat serta salam saya ucapkan kepada ujung tombak islam Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membebaskan dari zaman kebodohan, hingga saat ini kita
rasakan kenikmatan dalam memeluk agam islam.
Penulisan makalah ini merupakan upaya optimal penulis untuk memberikan yang
terbaik selama penyusunannya. Meskipun demikian, Penulis sangat mengharap saran dan
kritik yang membangun dari pembaca agar diperoleh hasil yang terbaik. Penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik penyulingan minyak atsiri yang selama ini diusahakan para petani, masih
dilakukan secara sederhana dan belum menggunakan teknik penyulingan secara baik dan
benar. Selain itu, penanganan hasil setelah produksi belum dilakukan secara maksimal,
seperti pemisahan minyak setelah penyulingan, wadah yang digunakan, penyimpanan yang
tidak benar, maka akan terjadi proses-proses yang tidak diinginkan, yaitu oksidasi, hidrolisa
ataupun polimerisasi. Biasanya minyak yang dihasilkan akan terlihat lebih gelap dan
berwarna kehitaman atau sedikit kehijauan akibat kontaminasi dari logam Fe dan Cu. Hal ini
akan berpengaruh terhadap sifat fisika kimia minyak. Untuk itu, proses penyulingan minyak
yang baik dan benar perlu diketahui secara lebih rinci, sehingga minyak yang dihasilkan
dapat memenuhi persyaratan mutu yang ada.
Kualitas atau mutu minyak atsiri ditentukan oleh karakteristik alamiah dari masing-
masing minyak tersebut dan bahan-bahan asing yang tercampur di dalamnya, adanya bahan-
bahan asing akan merusak mutu minyak atsiri. Komponen standar mutu minyak atsiri
ditentukan oleh kualitas dari minyak itu sendiri dan kemurniannya. Kemurnian minyak bisa
diperiksa dengan penetapan kelarutan uji lemak dan mineral. Selain itu, faktor yang
menentukan mutu adalah sifat-sifat fisika-kimia minyak, seperti bilangan asam, bilangan
ester dan komponen utama minyak, dan membandingkannya dengan standar mutu
perdagangan yang ada. Bila nilainya tidak memenuhi berarti minyak telah terkontaminasi,
adanya pemalsuan atau minyak atsiri tersebut dikatakan bermutu rendah. Faktor lain yang
berperan dalam mutu minyak atsiri adalah jenis tanaman, umur panen, perlakuan bahan
sebelum penyulingan, jenis peralatan yang digunakan dan kondisi prosesnya, perlakuan
minyak setelah penyulingan, kemasan dan penyimpanan.
1
Tanaman kenanga (Canangium odoratum Baill) termasuk keluarga Anonaceae
(kenanga-kenangaan), dapat tumbuh baik di seluruh Indonesia dengan ketinggian daerah di
bawah 1.200 m (di atas permukaan laut). Pada umumnya berbentuk pohon atau perdu berkulit
serat. Daun tersusun berseling, berbentuk agak bulat telur dengan ujung meruncing dan
berdasar bundar serta bertulang menyirip. Bunganya berbentuk bintang berwarna hijau pada
waktu masih muda dan berwarna kuning setelah masak, berbau harum, berada tunggal atau
berkelompok pada tangkai bunga. Minyak kenanga banyak digunakan dalam industri flavor,
parfum, kosmetika, dann farmasi. Komponen utama dalam minyak kenanga dari konsentrasi
yang paling besar berturut-turut adalah beta-kariofilen, alfa-terpineol,benzil asetat, dan benzil
alkohol.
Untuk mendapatkan hasil penyulingan minyak atsiri yang bagus perlu diketahui
teknik isolasi untuk mendapatkan minyak atsri dari bunga terhadap perlakuan atau proses
penyulingannya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari proses
penyulingan minyak atsiri dari bunga kenanga yang baik dan efisien.
1.4 Tujuan
Mengetahui Senyawa kimia yang terkandung dalam bunga kenanga
Mengetahui teknik isolasi untuk minyak atsiri dalam bunga kenanga yang
digunakan sebagai teknik isolasi yang baik dan efisien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia merupakan negara beriklim tropis kaya akan beraneka ragam flora,
berbagai jenis tanaman yang mempunyai banyak manfaat dapat tumbuh dengan mudah, salah
satu diantaranya adalah tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri. Indonesia memiliki
potensi sebagai salah satu negara pengekspor minyak atsiri, seperti minyak nilam, kenanga,
akar wangi, sereh wangi, cendana, pala, dan daun cengkeh. Beberapa daerah produksi minyak
atsiri antara lain daerah Jawa Barat (sereh wangi, akar wangi, daun cengkeh, dan pala), Jawa
Timur (kenanga dan cengkeh), serta daerah Jawa Tengah, Bengkulu, Aceh atau Sumatera
utara sebagai penghasil minyak nilam (Manurung,2003).
Minyak atsiri umumnya merupakan komponen pemberi bau yang khas, atau disebut
minyak eteris, minyak menguap atau essential oil yaitu bahan aromatis alam yang berasal
dari tumbuhan. Ciri minyak atsiri antara lain mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai tanaman penghasilnya
dan bersifat larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Ketaren, 1985). Minyak
atsiri pada suhu kamar berbentuk cairan berwarna kuning-kecoklatan hingga kuning muda
sampai kemerahan dan mempunyai densitas lebih kecil dari air.
3
Tanaman kenanga (Canangium odoratum Baill) termasuk keluarga Anonaceae
(kenanga-kenangaan), dapat tumbuh baik di seluruh Indonesia dengan ketinggian daerah di
bawah 1.200 m (di atas permukaan laut). Pada umumnya berbentuk pohon atau perdu berkulit
serat. Daun tersusun berseling, berbentuk agak bulat telur dengan ujung meruncing dan
berdasar bundar serta bertulang menyirip. Bunganya berbentuk bintang berwarna hijau pada
waktu masih muda dan berwarna kuning setelah masak, berbau harum, berada tunggal atau
berkelompok pada tangkai bunga. Minyak kenanga banyak digunakan dalam industri flavor,
parfum, kosmetika, dann farmasi. Komponen utama dalam minyak kenanga dari konsentrasi
yang paling besar berturut-turut adalah beta-kariofilen, alfa-terpineol, benzil asetat, dan
benzil alkohol.
Di dunia terdapat beberapa jenis kenanga, antara lain Cananga odorata, Cananga
latifolia, Cananga scorthecini King, Cananga brandisanum Safford. Tanaman kenanga yang
terdapat di Indonesia adalah kenanga jenis Cananga odorata. Bunga kenanga yang baik dan
tepat untuk dipanen adalah bunga yang warnanya sudah mulai kuning atau kuning benar.
Bunga yang masih berwarna hijau menghasilkan minyak atsiri yang bermutu jelek (Luqman,
L. dan Rahmayanti, 1994). Selain dimanfaatkan bunganya untuk pembuatan minyak atsiri,
tanaman kenanga dapat digunakan sebagai tanaman hias, sumber obat, sumber kayu dan
lainlainnya.
Minyak kenanga adalah salah satu jenis minyak atsiri yang banyak mengandung
senyawa hidrokarbon seperti terpen, alkohol, aldehyd, ester dan lain-lain. Senyawa yang
banyak terdapat dalam minyak kenanga yaitu senyawa sesquiterpenes. Untuk dapat
memperoleh minyak kenanga yang bermutu tinggi maka perlu perlakuan sebelum
penyulingan seperti pengirisan dan pengeringan. Adapun maksud dari pengirisan tersebut
adalah untuk membantu proses difusi minyak atsiri dari jaringan-jaringan serta untuk
mempercepat proses penyulingannya
4
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Bangsa Ranunculales
Suku Annonaceae
Marga Canangium
Jenis Canangium odoratum Baill.
Nama umum/dagang Kenanga
Nama daerah
Sumatera Kenanga (Aceh) Selanga (Gayo) Ngana-ngana
(Nias) Ingona (Minangkabau) Salapin (Sumatera
Timur] Kupa Apale (Sumatera Barat) Kupa lena
(Sumatera Selatan)
Jawa Kananga (Sunda) Kenanga (Jawa Tengah)
Kananga (Madura)
Ball Sandat
Nusa Tenggara Sandat (Sasak) Kananga (Bima) Tenaga (Sawu)
Bunga kacik (Roti)
Sulawesi Lalingiran (Sulawesi ufara) Kananga (Bugis)
Maluku Lomulilano (Buru)
Deskripsi
Habitus Pohon, linggi ± 10 m.
Batang Berkayu, bulat, bercabang, hijau kotor.
Daun Tunggal, tersebar, bulat telur, ujung runcing, pangkal
rata, panjang 10-23 cm, Iebar3-14 cm, pertulangan
menyirip, bertangkai 1-),5 cm, hijau.
Bunga Majemuk, bentuk payung, di ketiak daun, kuning,
kelopak bentuk corong, hijau, benang sari banyak,
coklat muda, kepala putik bulat, daun mahkota
enam, lanset, panjang 5-7,5 cm, masih muda hijau
etelah tua kuning
Buah Buni, lonjong, panjang ± 2 cm, hijau.
Akar Tunggang coklat.
5
2.3 Sifat fisiko kimia minyak kenanga
Sumber : Mulyono dan Marwati (2005)
Keterangan : *Badan Standarisasi Nasional (1995); Tt = tidak terdeteksi; - = tidak disyaratkan
Sebelum Setelah
Sifat fisikokimia pemurnian pemurnian SNI 06-3949-1995*
Kejernihan (% T) 13.1 94.1 -
Warna Coklat Kuning Kuning tua
Kelarutan dalam
alkohol 90 % Larut 1:3 Larut 1:3 1:1.5 jernih
Bilangan asam 1.01 1.19 -
Bilangan ester 24,01 23,84 15-35
Kadar logam (ppm)
Mg 321 111
Fe 11 4
-
Mn 13 5
Zn 1 tt
Pb 1 tt
Kadar komponen utama
β-kariofilen 39,441 39,441 -
α-terpineol 10,732 10,732
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa tersebut
secara cepat berinteraksi sistem syaraf pusat dan langsung merangsang pada sistem olfactory,
kemudian sistem ini akan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak dibawah kesetimbangan
korteks serebral (Buckle, 1999). Senyawa-senyawa berbau harum atau fragrance dari minyak
atsiri suatu bahan tumbuhan telah terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor
(Buchbauer, 1991).
6
oleh adanya pelepasan transmitter oleh neuron prasinaptik pada sistem syaraf pusat
(Gilman,1991).
Minyak kemangi dan kenanga dikategorikan sebagai minyak lembut (softly), sehingga
kedua minyak ini dapat digunakkan dalam SPA. minyak kenanga dan minyak serai wangi 2
% menjadi krim pijat yang baik setelah melalui uji hedonik (Ane R, 2005; Nia, 2005).
Minuman sari biji kemangi 20 % telah dibuat untuk kesegaran pemakainya (Yanti et al.,
2006).
7
Penyulingan
Penyulingan adalah pemisahan komponenkomponen suatu campuran dari dua jenis
zat atau lebih yang didasarkan atas perbedaan titik didih dari masing-masing zat tersebut
(Guenter, 1952). Secara umum metode penyulingan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
penyulingan dengan air, penyulingan dengan menggunakan uap serta penyulingan dengan air
dan uap air.
8
Pada metode ini bahan olahan diletakkan di atas rak-rak atau saringan berlubang.
Ketel sulingnya diisi air hingga tidak berada jauh di bawah saringan. Pemanasan air dapat
dilakukan dengan uap jenuh yang basah dan bertekanan rendah, jika bahannya dalam jumlah
yang banyak. Keuntungan alat ini adalah uap selalu dalam keadan panas, jenuh dan tidak
terlalu panas, serta bahan tidak berhubungan langsung dengan air panas. Sehingga
menempatkan alat ini lebih unggul, dilihat dari penggunaan bahan bakar yang lebih sedikit.
Akan tetapi proses penyulingannya lebih lama. Dalam beberapa keadaan, tekanan uap yang
rendah akan menghasilkan minyak atsiri yang berkualitas baik.
Penyulingan dengan uap. Metode ini prinsipnya sama dengan penyulingan dengan air
dan uap. Perbedaannya air tidak dimasukkan dalam ketel penyulingan. Uap yang digunakan
adalah uap jenuh atau uap yang kelewat panas pada tekanan di atas 1 atmosfir. Uap dialirkan
melalui pipa uap spiral berlubang yang terletak di bagian bawah bahan. Kemudian uap
bergerak ke atas melalui bahan yang ada di saringan. Tipe penyulingan ini biasa disebut
dengan penyulingan langsung. Penyulingan ini merupakan yang terbaik dibandingkan kedua
jenis metoda di atas, jika ditinjau dari segi biaya, kecepatan penyulingan dan kapasitas
minyak yang dihasilkan (Sarwono, 1984).
Pada metode penyulingan dengan menggunakan air dan uap air. Keuntungan alat ini
adalah uap selalu dalam keadaan panas, jenuh dan tidak terlalu panas, serta bahan tidak
berhubungan langsung dengan air panas. Sehingga menempatkan alat ini lebih unggul, dilihat
dari penggunaan bahan bakar yang lebih sedikit. Dalam beberapa keadaan, tekanan uap yang
rendah akan menghasilkan minyak atsiri yang berkualitas baik.
Pada proses penyulingan ini bahan baku berupa bunga kenanga. Bunga kenanga yang
digunakan adalah bunga yang telah matang yaitu bunga yang telah berwarna kuning. Bahan
baku mula-mula dipotong-potong (dirajang), selanjutnya dimasukkan ke dalam kolom atau
ketel penyulingan, yang telah dirangkai dengan labu leher tiga. Kemudian nyalakan kompor,
setelah air mendidih uap akan keluar melalui pori-pori yang terletak di bawah bahan, minyak
akan terbawa naik bersama uap menuju ke pipa yang dilengkapi pendingin dan menetes ke
dalam gelas beker. Cairan pada gelas beker berupa campuran air dengan minyak, dengan
perbedaan densitasnya, minyak yang diperoleh dapat dipisahkan. Percobaan dilakukan
dengan variabel berat bahan baku dan volume air penyulingan. Pengisian air dalam labu leher
9
tiga jangan sampai terlalu penuh untuk memudahkan terjadinya penguapan, dan labu leher
tiga ditutup rapat agar tidak terjadi kebocoran.
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Buchbauer, G. 1993. Biological Effects of fragrances and Essential Oils. Journal Perfumer
and flavorist
Gilman, A.G., Rall,T.W., Nies, A.S. and Taylor. 1991. The Pharmacological Basis of
Therapeutics, 8th ed, New York : McGraw-Hill.
Ketaren, S., 1985, Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, Balai Pustaka, Jakarta.
Luqman, L. & Rahmayanti, Y.,1994, Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri. Penebar
Swadaya : Jakarta.
Manurung, T.B., 2003, Usaha Pengolahan dan Perdagangan Minyak Atsiri Indonesia
dan Permasalahannya dalam Menghadapi Era Perdagangan Global, Jakarta,
Mulyono, E. dan T. Marwati. 2005. Kajian proses pemurnian minyak kenanga. Buletin
Teknologi Pascapanen Pertanian.
12