You are on page 1of 10

Kelompok 6 :

1. HAJJATUN KHAIRAH
(07135079)

2. FRANS MADAH B.WAU


(07135071)

3. ALIMASKUR
(07135078)

4. SEPTI DWI RAHMA Y.


(071350

5. DAVID ROSDA
(07135077)

Created by Hajjatun Khairah, dkk


Apa Itu Oseanografi ?
 Oseanografi terdiri dari dua kata: oceanos yang berarti laut dan
graphos yang berarti gambaran atau deskripsi (bahasa Yunani).

 Oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan


(eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut
sendiri adalah bagian dari hidrosfer.

 Oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu


(secara umum)
utama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera
atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari
masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut
dan temperatur air laut; kimia oseanografi yang mempelajari
masalah-masalah kimiawi air laut dan yang terakhir biologi
oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan
dengan flora dan fauna di laut.
LAUT
 Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya
seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-
partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air
murni.
 Molekul air merupakan dipol elektrik, yang membentuk suatu kumpulan
molekul (polimer) dengan rata-rata 6 molekul pada temperatur 20oC. Oleh
karena itu air bereaksi lebih lambat (untuk berubah) daripada molekul-molekul
individunya.
 Air memiliki daya pisah yang luar biasa besar, akibatnya material terlarut akan
memperbesar daya hantar listrik air. Air murni memiliki daya hantar listrik yang
relatif rendah, tetapi air laut memiliki daya hantar antara air murni dan tembaga.
Pada temperatur 20oC, daya hambat (resistensi) air laut 1,3 kilometer (dengan
kandungan garam 3,5%) sebanding dengan air murni 1 milimeter.
Salinitas
 
 Seperti telah disebutkan di atas, air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan
organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut
(densitas, kompresibilitas, titik beku, temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat
tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara
signifikan oleh salinitas.
 
 Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%),
magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat,
bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah
pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents)
di laut dalam.
 
 Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air
laut. Secara praktis, untuk mengukur salinitas adalah susah, oleh karena itu penentuan harga salinitas
dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida
ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua
halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan
kandungan klorida. Selanjutnya hubungan antara salinitas dan klorida ditentukan melalui suatu rangkaian
pengukuran dasar laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh dunia dan dinyatakan sebagai:
S (o/oo) = 0.03 +1.805 Cl (o/oo) (1902) Lambang o/oo (dibaca per mil) adalah bagian per seribu.
Kandungan garam 3,5% sebanding dengan 35o/oo atau 35 gram garam di dalam satu kilogram air laut.  
 Dalam oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperatur air laut yaitu temperatur
dan temperatur potensial. Temperatur adalah sifat termodinamis cairan karena aktivitas
molekul dan atom di dalam cairan tersebut. Semakin besar aktivitas (energi), semakin tinggi
pula temperaturnya. Temperatur menunjukkan kandungan energi panas. Energi panas dan
temperatur dihubungkan oleh energi panas spesifik. Energi panas spesifik sendiri secara
sederhana dapat diartikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur dari satu satuan massa fluida sebesar 1o. Jika kandungan energi panas nol (tidak
ada aktivitas atom dan molekul dalam fluida) maka temperaturnya secara absolut juga nol
(dalam skala Kelvin). Jadi nol dalam skala Kelvin adalah suatu kondisi dimana sama sekali
tidak ada aktivitas atom dan molekul dalam suatu fluida. Temperatur air laut di permukaan
ditentukan oleh adanya pemanasan (heating) di daerah tropis dan pendinginan (cooling) di
daerah lintang tinggi. Kisaran harga temperatur di laut adalah -2o s.d. 35oC.
 
 Tekanan di dalam laut akan bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Sebuah parsel air
yang bergerak dari satu level tekanan ke level tekanan yang lain akan mengalami penekanan
(kompresi) atau pengembangan (ekspansi). Jika parsel air mengalamai penekanan secara
adiabatis (tanpa terjadi pertukaran energi panas), maka temperaturnya akan bertambah. Dan
sebaliknya
 Seperti telah disebutkan di atas, temperatur menunjukkan kandungan energi panas, dimana
energi panas dan temperatur dihubungkan melalui energi panas spesifik .
Konduktivitas
 Konduktivitas air laut bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per volumenya dan mobilitas ion-ion tersebut. Satuannya adalah mS/cm
(milli-Siemens per centimeter). Konduktivitas bertambah dengan jumlah yang sama dengan bertambahnya salinitas sebesar 0,01,
temperatur sebesar 0,01 dan kedalaman sebesar 20 meter. Secara umum, faktor yang paling dominan dalam perubahan konduktivitas di
laut adalah temperatur.
 

Densitas
 
 Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal
(misalnya akibat perbedaan pemanasan di permukaan) dapat menghasilkan arus laut yang sangat kuat. Oleh karena itu penentuan
densitas merupakan hal yang sangat penting dalam oseanografi. Lambang yang digunakan untuk menyatakan densitas adalah
 
 Densitas air laut bergantung pada temperatur (T), salinitas (S) dan tekanan (p). Kebergantungan ini dikenal sebagai persamaan keadaan
air laut (Equation of State of Sea Water):  ρ = ρ(T,S,p)
 
 Penentuan dasar pertama dalam membuat persamaan di atas dilakukan oleh Knudsen dan Ekman pada tahun 1902. Pada persamaan
mereka, ρ dinyatakan dalam g cm-3. Penentuan dasar yang baru didasarkan pada data tekanan dan salinitas dengan kisaran yang lebih
besar, menghasilkan persamaan densitas baru yang dikenal sebagai Persamaan Keadaan Internasional (The International Equation of
State, 1980). Persamaan ini menggunakan temperatur dalam oC, salinitas dari Skala Salinitas Praktis dan tekanan dalam dbar (1 dbar =
10.000 pascal = 10.000 N m-2). Densitas dalam persamaan ini dinyatakan dalam kg m-3. Jadi, densitas dengan harga 1,025 g cm-3
dalam rumusan yang lama sama dengan densitas dengan harga 1025 kg m-3 dalam Persamaan Keadaan Internasional.
 
Tekanan dan Kedalaman Laut
 Tekanan air laut bertambah terhadap kedalaman. Kedalaman air laut biasanya diukur dengan menggunakan
echo sounder atau CTD (Conductivity, Temperature, Depth). Kedalaman yang diukur dengan menggunakan
CTD didasarkan pada harga tekanan.
 
 Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Seperti telah disebutkan di atas, semakin ke dalam,
tekanan air laut akan semakin besar. Hal ini disebabkan oleh semakin besarnya gaya yang bekerja pada
lapisan yang lebih dalam. Satuan dari tekanan dalam cgs adalah dynes/cm2, sedangkan dalam mks adalah
Newton/m2. Satu Pascal sama dengan satu Newton/m2. Dalam oseanografi, satuan tekanan yang digunakan
adalah desibar (disingkat dbar), dimana 1 dbar = 10-1 bar = 105 dynes/cm2 = 104 Pascal.
 
 Gaya akibat tekanan bekerja dari tekanan yang berbeda pada satu titik ke titik lainnya. Gaya ini bekerja dari
tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Di laut, gaya gravitasi yang bekerja (ke arah
bawah) akan diimbangi oleh gaya akibat adanya perbedaan tekanan tersebut (ke arah atas), sehingga air
yang bergerak ke bawah tidak akan mengalami percepatan.
 
 Tekanan pada satu kedalaman bergantung pada massa air yang berada di atasnya. Persamaan yang
digunakan untuk mengukur harga kedalaman dari harga tekanan adalah persamaan hidrostatis, yaitu
dp=ρ*g*dh, dimana dp=perubahan tekanan, ρ=densitas air laut, g=percepatan gravitasi, dan dh=perubahan
kedalaman. Jadi, jika tekanan berubah sebesar 100 dbar, dengan harga percepatan gravitasi g=9.8 m/det2
dan densitas air laut ρ=1025 kg/m3, maka perubahan kedalamannya adalah 99,55 meter. Variasi tekanan di
laut berada pada kisaran nol (di permukaan) hingga 10.000 dbar (di kedalaman paling dalam).  
Sirkulasi Laut
 
 Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi laut di permukaan dibangkitkan oleh stres angin
yang bekerja di permukaan laut dan disebut sebagai sirkulasi laut yang dibangkitkan oleh angin (wind
driven ocean circulation). Selain itu, ada juga sirkulasi yang bukan dibangkitkan oleh angin yang disebut
sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline circulation) dan sirkulasi akibat pasang surut laut. Sirkulasi
termohalin dibangkitkan oleh adanya perbedaan densitas air laut. Istilah termohalin sendiri berasal dari dua
kata yaitu thermo yang berarti temperatur dan haline yang berarti salinitas. Penamaan ini diberikan karena
densitas air laut sangat dipengaruhi oleh temperatur dan salinitas. Sementara itu, sirkulasi laut akibat pasang
surut laut disebabkan oleh adanya perbedaan distribusi tinggi muka laut akibat adanya interaksi bumi, bulan
dan matahari.
 
 Sirkulasi di permukaan membawa massa air laut yang hangat dari daerah tropis menuju ke daerah kutub. Di
sepanjang perjalanannya, energi panas yang dibawa oleh massa air yang hangat tersebut akan dilepaskan ke
atmosfer. Di daerah kutub, air menjadi lebih dingin pada saat musim dingin sehingga terjadi proses sinking
(turunnnya massa air dengan densitas yang lebih besar ke kedalaman). Hal ini terjadi di Samudera Atlantik
Utara dan sepanjang Antartika. Air laut dari kedalaman secara perlahan-lahan akan kembali ke dekat
permukaan dan dibawa kembali ke daerah tropis, sehingga terbentuklah sebuah siklus pergerakan massa air
yang disebut Sabuk Sirkulasi Laut Global (Global Conveyor Belt). Semakin efisien siklus yang terjadi,
maka akan semakin banyak pula energi panas yang ditransfer dan iklim di bumi akan semakin hangat.
 
SEKIAN

TERIMAKASIH
• Kelompok 6 :

• 1. HAJJATUN KHAIRAH
• (07135079)

• 2. FRANS MADAH B.WAU


• (07135071)

• 3. ALIMASKUR
• (07135078)

• 4. SEPTI DWI RAHMA Y.


• (071350

• 5. DAVID ROSDA

• (07135077)

You might also like