You are on page 1of 76

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Secara umum semua Perusahaan mempunyai tujuan dan sasaran yang
sama, yaitu keberhasilan memperoleh keuntungan atau profit, dan besar
kecilnya laba yang dapat dicapai merupakan ukuran tingkat kesuksesan
manajemen dalam mengelola perusahaannya. Dalam mencapai tujuan tersebut
dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu manajemen mempunyai
kewajiban untuk menetapkan kebijakan–kebijakan dalam hal merencanakan,
memperoleh, menggunakan dan mengelola sumber-sumber daya yang ada
untuk pencapaian tujuan perusahaan. Selain itu menurut Drs. S. Munawir
dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan, ”Planning juga merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena
akan mempengaruhi secara langsung terhadap kelancaran atau
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya”. Dengan adanya
perencanaan yang baik maka akan memudahkan tugas manajemen itu sendiri,
karena semua kegiatan perusahaan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakan dan perencanaan itu sendiri dapat digunakan sebagai
dasar untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan, sehingga
dengan perencanaan yang baik maka akan memungkinkan manajemen untuk
bekerja lebih efektif dan efisien. Dan untuk menghadapi ketidakpastian
globalisasi ekonomi, membuat suatu strategi sangat penting dilakukan.
Sebagai penentu Corporate Strategy, Direksi PT. Perkebunan Nusantara XI
(Persero) sangat berperan menentukan kebijakan arah dan tujuan perusahaan
agar kelangsungan perusahaan bisa berjalan secara kontinyu dengan trend
yang positif. Dan untuk mengurangi atau memperkecil dampak ketidakpastian
itu memerlukan suatu sistem pengendalian manajemen yang profesional. Hal
ini adalah untuk mengetahui apakah dalam proses pelaksanaan kinerja suatu
perusahaan terdapat penyimpangan atau losses baik disengaja maupun tidak

1
disengaja dari rencana dan program yang telah ditentukan perusahaan. Sistem
pengendalian bukan berarti bahwa Pimpinan Perusahaan tidak memiliki trust
atau kepercayaan terhadap bawahannya, melainkan sumber daya manusia
sebagai pelaksana memiliki keterbatasan yang tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan. Hal ini juga berfungsi untuk mengarahkan, menuntun dan
mengendalikan proses kegiatan agar tujuan atau sasaran produksi perusahaan
tercapai sesuai target ditentukan dan sebagai alat untuk mengukur kinerja
perusahaan. Perlu ditekankan pula bahwa pengendalian yang efektif
seharusnya ditujukan pada sistem yang berlaku dan bukan pada pelaku
pekerjaan atau sumber daya manusianya. Untuk mengetahui perihal sistem
dan proses bisnis perusahaan perkebunan inilah, maka dilakukan Praktek
Kerja Lapangan I di PT. Perkebunan Nusantara XI ( Persero ) Pabrik Gula
Redjosarie, dalam bentuk pengenalan proses administrasi perusahaan
perkebunan. Sehingga diharapkan dari pengenalan sistem, proses administrasi
dan peran bidang Tanaman, Instalasi, Pengolahan dan A.K&U ini mahasiswa
yang notabene juga merupakan peserta tugas belajar dari PT. Perkebunan
Nusantara XI (Persero) bisa lebih mendalami, menghayati, mengamalkan dan
menjabarkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari Politeknik LPP program
studi Akuntansi kedalam bidang Administrasi, Keuangan dan Umum
(A.K&U), kelak setelah selesai dari studi dan kembali ke tempat pekerjaan,
khususnya Unit Kerja Pabrik Gula di PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero).

1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) I


1. Untuk mengetahui dan memahami Sistem dan Proses Bisnis Perusahaan
Perkebunan di PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) Pabrik Gula
Redjosarie.
2. Mempererat hubungan antara dunia Industri Perkebunan, khususnya PT.
Perkebunana Nusantara XI (Persero) Pabrik Gula Redjosarie dengan dunia
pendidikan, yaitu Lembaga Pendidikan Perkebunana (LPP) Yogyakarta.
3. Sebagai pemenuhan persyaratan akademik pada Politeknik LPP
Yogyakarta.

2
1.3. Ruang Lingkup dan Waktu Kegiatan
Praktek Kerja Lapang I ini dilakukan di wilayah kerja PT. Perkebunan
Nusantara XI (Persero) unit kerja Pabrik Gula Redjosarie yang berada di
wilayah Pemkab. Magetan Jawa Timur. Pelaksanaan PKL I dimulai pada
tanggal 20 Oktober sampai dengan 5 Desember 2008, selama 7 (Tujuh)
minggu yang merupakan bagian dari kurikulum akademik Politeknik LPP
Yogyakarta. Ruang lingkup kegiatan meliputi beberapa bagian, yaitu :
1. Sistem dan proses bisnis perusahaan perkebunan :
a. Sistem, proses administrasi dan peran bidang Tanaman.
b. Sistem, proses administrasi dan peran bidang Instalasi.
c. Sistem, proses administrasi dan peran bidang Pengolahan.
d. Sistem, proses administrasi dan peran bidang Administrasi, Keuangan
dan Umum.
2. Organisasi perusahaan perkebunan :
a. Struktur organisasi.
b. Tingkat manajemen.
c. Budaya kerja perusahaan.
d. Sumber daya manusia ( Tenaga Kerja ).
3. Sarana dan prasarana pendukung perkebunan :
Terdiri dari berbagai macam pendukung pelaksanaan operasional usaha
perkebunan di PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero), khususnya Unit
Kerja Pabrik Gula Redjosarie.

1.4. Metode Pelaksanaan


Dalam penulisan digunakan beberapa metode pengumpulan data melalui:
1. Observasi lapangan yaitu dengan mengadakan pengamatan secara
langsung sistem dan proses bisnis perusahaan perkebunan yang
bersangkutan.
2. Penghayatan, wawancara dan diskusi dengan pihak yang berkompeten
dibidangnya, baik pada jajaran Pimpinan maupun pada karyawan/
karyawati perusahaan, serta tinjauan kepustakaan (library research).

3
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN KONDISI
PERUSAHAAN PERKEBUNAN

2.1. Kondisi Umum


A. Sejarah Pabrik Gula Redjosarie
Pabrik Gula Redjosarie terletak di Desa Redjosarie, Kecamatan
Kawedanan, Distrik Gorang Gareng Kabupaten Magetan ikut dalam
wilayah ex-Karesidenan Madiun Jawa Timur. PG. Redjosarie didirikan era
penjajahan oleh Pemerintahan Hindia Belanda tahun 1890, sesuai Surat
Ukur (Landrente) tanggal 10 Januari 1881 yang dimiliki oleh Nederlands
Indische Landbaouw Maatschappy ( NILM ). Oleh karena adanya
perjuangan merebut Irian Barat dari penjajah Belanda, maka pada tanggal
10 Desember 1957 seluruh perusahaan – perusahaan milik Belanda yang
ada di Indonesia diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia
(Nasionalisasi), termasuk perusahaan-perusahaan gula.
Pengelolaan perusahaan-perusahaan gula di Indonesia saat itu
disentralisir oleh Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Gula
Negara (BPU-PPGN) yang berkantor pusat di Jakarat. Pada tahun 1957
sampai 1968 Pabrik Gula Redjosarie dan 4 (empat) pabrik-pabrik gula lain
ex-Karesidenan Madiun dikelola oleh BPU-PPGN Perwakilan Daerah V di
Surabaya Jawa Timur. Pada tahun 1968, baru dilakukan perubahan
struktur organisasi perkebunan yang mendasar yaitu dari bentuk organisasi
sentral menjadi bentuk desentralisasi dengan maksud untuk memperlancar
dan mempermudah pengelolaan perusahaan dengan perubahan status nama
menjadi Perusahaan Negara/ PN. Perkebunan XX Pabrik Gula Redjosarie.
Status PN. Perkebunan XX di Pabrik Gula Redjosarie ini berlangsung dari
tahun 1968 sampai 2 Mei 1981. Perkembangan selanjutnya mulai 2 Mei
1981 berubah secara status hukum dari Perusahaan Negara menjadi
Perusahaan Persero dengan tujuan untuk turut melaksanakan dan

4
menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang
perekonomian dan pembangunan nasional melalui usaha di bidang
perkebunan dengan nama Perseroan Terbatas / PT. Perkebunan XX
(Persero) PG. Redjosarie sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 6 Tahun
1972 ( LN/Lembaran Negara RI No. 7 Tahun 1972) dan Peraturan
Pemerintah RI No. 6 tahun 1972 (Lembaran Negara RI 43 Tahun 1974)
tentang pembubaran Perum Gula Bone dan penetapan status Pabrik Gula
Bone sebagai unit produksi PT. Perkebunan XX (Persero).
Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
1996 yang ditetapkan pada tanggal 14 Pebruari 1996, PT. Perkebunan XX
(Persero) berubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero),
sehingga Pabrik Gula Redjosarie yang semula berada dibawah naungan
unit kerja PT.Perkebunan XX (Persero) beralih nama menjadi bagian unit
kerja dibawah naungan lingkup PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero)
dan berada dibawah naungan Kementerian Negara Badan Usaha Milik
Negara (Meneg BUMN). Perubahan nama Badan Usaha ini merupakan
penggabungan antara PT.Perkebunan XX (Persero) dan PT. Perkebunan
XXIV-XXV (Persero) yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1972 dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1975. Kedudukan Kantor Pusat PT.
Perkebunan Nusantara XI (Persero) ini tetap di Jalan Merak No. 1
Surabaya Jawa Timur seperti masih berstatus nama BPU-PPN Perwakilan
Daerah V, PN Perkebunan XX dan PT. Perkebunan XX (Persero).
B. Komoditi Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) Pabrik Gula Redjosarie
bergerak dalam bidang usaha perkebunan tebu yang menghasilkan produk
utama Gula Kristal Putih (GKP) dan hasil samping berupa Tetes
(Molasses). Selain itu Pabrik Gula Redjosarie dalam operasional gilingnya
juga menghasilkan ampas tebu (Bagasse) sebagai bahan bakar Biomassa
pengganti minyak Residu/ Marine Fuel Oil (MFO) untuk Ketel tekanan
rendah, Loko Uap dan usaha pabrik kertas yang diperoleh dari

5
penggilingan tebu dan berguna bagi Pabrik Gula Sesaudara. Usaha lain
perusahaan ini adalah usaha dibidang kesehatan, yaitu Balai Pengobatan
dan Apotek Argosarie yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi
karyawan dan karyawati dilingkup kerja PT. Perkebunan Nusantara XI
(Persero), khususnya SDM di pabrik gula wilayah barat, antara lain PG.
Kanigoro, PG. Pagottan, PG. Soedhono, PG. Poerwodadie dan PG.
Redjosarie sendiri, serta untuk masyarakat sebagai bentuk kepedulian pada
lingkungan dan masyarakat sekitar dalam penerapan CSR (Corporate
Social Responbility) di PG. Redjosarie.
C. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan.
Visi dan Misi Pabrik Gula Redjosarie merupakan bagian dari visi
dan misi secara umum PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero), yaitu :
Visi : ”Menjadikan PT.Perkebunan Nusantara XI (Persero)
perusahaan perkebunan yang mampu meningkatkan
kesejahteraan stakeholders secara berkesinambungan”
Misi : ”Menyelenggarakan usaha agribisnis, utamanya yang
berbasis tebu , melalui pemanfaatan sumber daya secara
optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan”.
Keberadaan Visi dan Misi Perusahaan diharapkan mampu meningkatkan
kinerja bisnis dan akuntabilitas korporasi sehingga dapat menciptakan nilai
yang optimal bagi pemegang saham maupun stakeholders yang lain. Selain
itu diharapkan mampu memberi arah yang jelas bagi Insan Perusahaan
dalam melaksanakan Strategi Perusahaan dan menjadi sistem nilai
Perusahaan yang meliputi Etika Kerja dan Etika Usaha Perusahaan yang
dituangkan dalam budaya Perusahaan.
Budaya Perusahaan :
a) ”Jadikanlah diri kita Pakar pendobrak hambatan, bukan hanya Pakar
berkilah dan Pakar cari alasan”.
b) ”Jangan kau tanyakan apa yang perusahaan berikan padamu, tapi
tanyakan apa yang kau berikan pada perusahaan”.
c) ”Sukses merupakan hasil kerja sama yang didukung prakarsa

6
perorangan”.
d) ”Senantiasa berorientasi pada pertumbuhan dengan mencip takan dan
memanfaatkan peluang”.
e) ”Mutu melandasi setiap perilaku”.
f) ”Kerja tim, peningkatan yang berkesinambungan, kepuasan Stake
holders termasuk petani tebu dan keterlibatan total anggota
organisasi”.
Budaya Perusahaan adalah seperangkat sistem nilai yang diyakini
semua Insan Perusahaan dan yang dipelajari, diterapkan , serta
dikembangkan secara terus menerus berfungsi sebagai perekat, dan
dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan
Perusahaan yang telah ditetapkan. Seperangkat sistem nilai terdiri dari
norma perilaku, sosial, dan moral yang menjadi pegangan Insan
Perusahaan untuk menentukan sesuatu hal yang dinilai benar atau salah.
Selanjutnya Budaya Perusahaan dijabarkan dalam pedoman Good
Corporate Governance (GCG) yang merupakan pedoman untuk
pengelolaan perusahaan secara baik dan Pedoman Perilaku (Code of
Conduct) bagi seluruh insan perusahaan yang juga merupakan kunci
keberhasilan dalam mencapai tujuan usaha.

2.2. Kedudukan dan Struktur Organisasi


A. Struktur Organisasi Pabrik Gula Redjosarie
Bentuk struktur organisasi Pabrik Gula Redjosarie adalah strutur
organisasi lini dimana wewenang dan tangung jawab berjalan vertikal
melalui saluran tunggal yang masing-masing sub bagian dibawah
pengawasan satu bagian dari jenjang setingkat di atasnya. Pabrik Gula
Redjosarie dipimpin oleh seorang Administratur yang bertanggung jawab
langsung terhadap Direksi PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) sebagai
wakil pemilik pemegang saham dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dalam menjalankan tugas seorang Administratur dibantu oleh :

7
1) Kepala Bagian Tanaman
2) Kepala Bagian Instalasi
3) Kepala Bagian Pengolahan
4) Kepala Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum
B. Diskripsi Kerja
Diskripsi kerja merupakan fungsi, wewenang dan tanggung jawab
dari masing-masing bagian berdasar struktur organisasi di Pabrik Gula
Redjosarie yang meliputi :
1) Administratur
Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya :
a) Memimpin pabrik gula dan bertanggung jawab atas segala aktifitas
perusahaan dan pelaporan kepada Direksi.
b) Melaksanakan kebijakan yang telah disetujui oleh Direksi dan
melaksanakan koordinasi kerja pada masing-masing bagian.
c) Melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan sesuai
persetujuan Direksi.
d) Melaksanakan supervisi dari segala aktifitas perusahaan.
e) Bertanggung jawab terhadap berhasil tidaknya aktifitas pabrik
gula dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan.
f) Mengangkat dan memberhentikan karyawan/karyawati baik yang
berstatus tetap maupun tidak tetap dengan persetujuan Direksi.
2) Kepala Bagian Tanaman
Kepala Tanaman bertanggung jawab kepada Administratur dalam
pengelolaan bidang tanaman. Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :
a) Pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
bidang tanaman termasuk tebang angkut.
b) Bertanggung jawab atas penyediaan bahan baku tebu.
c) Menentukan pola giling dan pola tebang.
d) Pembinaan sumber daya manusia (SDM) di bagian tanaman.
e) Mengadakan koordinasi dengan bagian lain dan instansi yang
terkait.

8
f) Membuat laporan tentang perkembangan pekerjaan di bagian
tanaman secara periodik kepada Administratur.
g) Mengatur pemakaian kendaraan dan alat mekanisasi pertanian
termasuk pemakaian bahan bakar.
h) Mengendalikan dan mengevaluasi penggunaan dana dan biaya
bidang tanaman dan tebang angkut.
i) Bertanggung jawab atas administrasi tanaman.
Kepala Tanaman dalam melakukan tugas-tugasnya dibantu oleh Sinder
Kebun Kepala (SKK) atau HTO (Hoofd Tuin Opzigten) yang
berfungsi lini sebagai pembina rayon dan Sinder Kebun Wilayah
(SKW) yang berfungsi staf sebagai spesialis yang meliputi bidang
Agronomi, Pembibitan, Litbang, Tebang Angkut, Tebu Sendiri (TS)
dan Tebu Rakyat (TR).
3) Kepala Bagian Instalasi
Dalam pelaksanaannya Kepala Instalasi bertanggung jawab langsung
kepada Administratur atas operasional peralatan pabrik, kendaraan dan
peralatan mekanisasi pertanian/traktor yang di bantu oleh Asisten
Kepala Instalasi dan para Masinis yang membidangi masing– masing
stasiun di pabrikat.
Tugas - tugas dan tanggung jawabnya meliputi :
a) Pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
bagian Instalasi.
b) Bertanggung jawab atas Maintenance mesin-mesin produksi, baik
pada masa giling maupun diluar masa giling serta kelancaran atas
proses produksi termasuk pelayanan tehnik.
c) Ikut menentukan pola giling yang ditentukan.
d) Pembinaan sumber daya manusia (SDM) di bagian Instalasi dan
mengadakan koordinasi dengan bagian lain.
e) Bertanggung jawab dalam pengajuan dan laporan tentang
Permintaan Modal Kerja (PMK) dan administrasi di bagian
Instalasi.

9
f) Mengatur pemakaian kendaraan dan alat mekanisasi pertanian
termasuk pemakaian bahan bakar.
g) Mengendalikan dan mengevaluasi penggunaan dana dan biaya
bidang Instalasi.
4) Kepala Bagian Pengolahan
Dalam pelaksanaannya Kepala Pengolahan bertanggung jawab
langsung kepada Administratur atas operasional bidang Pengolahan
yang di bantu oleh Ajun Kemiker Kepala dan para Kemiker yang
bertanggung jawab atas proses pengolahan gula di pabrikat.
Tugas - tugasnya meliputi :
a) Pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
dibidang Pengolahan.
b) Bertanggung jawab atas proses pengolahan gula pada masa giling
dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan cleaning mesin-mesin
produksi pada Luar Masa Giling (LMG).
c) Ikut menentukan pola giling yang dilaksanakan.
d) Pembinaan sumber daya manusia (SDM) di bagian Pengolahan dan
mengadakan koordinasi dengan bagian lain, khususnya bagian
Instalasi.
e) Bertanggung jawab atas laporan administrasi di bagian
Pengolahan.
f) Bertanggung jawab atas pemakaian peralatan pengolahan,
khususnya laboratorium.
g) Mengendalikan dan mengevaluasi penggunaan dana, biaya dan
peralatan dibidang Pengolahan.
5) Kepala Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum ( A.K & U )
Kepala A.K&U membantu dan bertanggung jawab kepada
Administratur dalam melaksanakan tugas dan kegiatan di bagian
Administrasi, Keuangan dan Umum sesuai dengan ketentuan atau
prosedur yang telah ditetapkan oleh Kantor Direksi.
Uraian tugas Kepala AK&U meliputi :

10
a) Memonitoring dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas
bagian AK&U yang utamanya berhubungan dengan bidang
Akuntansi, Anggaran/keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM),
umum dan Hubungan Industrial (HI).
b) Memonitoring dan bertanggung jawab untuk menyiapkan data,
fakta yang diperlukan sebagai laporan yang berkaitan dengan
kegiatan perusahaan kepada Direksi dan atau Instansi lain serta
pihak lain yang memerlukan dan melaksanakan analisa keuangan
untuk membantu Administratur dalam mengambil keputusan, serta
pembinaan lingkungan baik ekstern maupun intern.
c) Memonitoring dan tanggung jawab terhadap penyelesaian laporan
hasil pemeriksaan Satuan Pengawas Intern (SPI) / Akuntan Publik
(AKP), mengatur semua kegiatan bagian AK&U dan
melaksanakan koordinasi antar bagian (Tanaman, Instalasi,
Pengolahan) dan atau instansi/pihak lain demi kelancaran tugas,
serta tugas lain yang bersifat non tehnis.
Dalam tugasnya Kepala AK&U dibantu oleh Assisten Kepala AK&U
dan beberapa Kepala Seksi (Kasie) / RC (Responcibility Centre) yang
terdiri dari RC. Gudang, RC. SDM dan Umum, RC. Keuangan dan
RC. Pembukuan.
C. Tenaga Kerja
1) Karyawan Luar Masa Giling (LMG) :
No Uraian Jumlah (orang)
1 Karyawan Tetap golongan IIIA-IVD 32
2 Karyawan Tetap golongan IA-IID 286
3 Karyawan Kampanye 0
4 Karyawan PKWT 12 bulan 109
5 Karyawan Honorer 3
6 Karyawan Borongan 56
Jumlah Total Karyawan LMG 486

2) Karyawan Dalam Masa Giling (DMG) :


No Uraian Jumlah (orang)
1 Karyawan Tetap golongan IIIA-IVD 32

11
2 Karyawan Tetap golongan IA-IID 286
3 Karyawan Kampanye 468
4 Karyawan PKWT 12 bulan 109
5 Karyawan PKWT DMG 55
6 Karyawan Honorer 3
7 Karyawan Borongan 238
8 Borong Panggul Gula 35
9 Borong Scrap 14
Jumlah Total Karyawan DMG 1.240

D. Jam Kerja Karyawan


1) Jam kerja Luar Masa Giling (LMG) untuk semua bagian, meliputi :
Senin – Kamis : Jam 06.30 – 15.00 WIB
Istirahat : Jam 11.30 – 12.30 WIB
Jum’at : Jam 06.30 – 11.00 WIB ( tanpa istirahat )
Sabtu : Jam 06.30 – 12.00 WIB ( tanpa istirahat )
2) Jam kerja Dalam Masa Giling (DMG), meliputi :
a) Bagian A.K&U, Tanaman dan Instalasi :
Senin – Kamis : Jam 06.30 – 15.00 WIB
Istirahat : Jam 11.30 – 12.30 WIB
Jum’at : Jam 06.30 – 11.00 WIB (tanpa istirahat)
Sabtu : Jam 06.30 – 12.00 WIB ( tanpa istirahat )
b) Bagian Pengolahan dan Instalasi kerja shift setiap hari, terdiri dari :
Shift Pagi : Jam 06.00 – 14.00 WIB
Shift Siang : Jam 14.00 – 22.00 WIB
Shift Malam : Jam 22.00 – 06.00 WIB

12
BAB III
SISTEM DAN PROSES BISNIS PERUSAHAAN PERKEBUNAN
DI PABRIK GULA REDJOSARIE

3.1. Bagian Tanaman


Salah satu ciri industri gula adalah continous proces, dimana tiap-tiap
bagian yang terkait harus integrasi dengan baik dimulai dari penyediaan bahan
baku sampai menjadi gula produk. Dalam hal ini bagian tanaman sangat vital
berperan menyelamatkan rendemen potensi kebun dengan cara
memaksimalkan pemeliharaan tanaman tebu dalam setiap fase-fasenya mulai
seleksi varietas bibit, pembukaan lahan sampai tanaman tebu itu ditebang,
sehingga cost yang telah dikeluarkan perusahaan untuk bidang tanaman bisa
optimal untuk pengelolaan kebun dan losses dikebun bisa ditekan sekecil
mungkin. Hal ini juga harus didukung sumber daya manusia yang potensial
dan mandiri.
Dengan luas lahan sekitar 6.040 Ha dari Tebu Sendiri (TS) dan Tebu
Rakyat (TR), bisa menghasilkan bahan baku tebu ± 354.000 ton dalam satu
musim giling tahun 2008. Di PG. Redjosarie, tebu yang digiling berasal dari :
a. Tanaman I (Plant Cane) atau TS (Tebu Sendiri) I yaitu tanaman dari
penggarapan lahan dan bibit baru, baik dari lahan sawah yang ditanam
pada bulan Mei sampai Agustus, lahan tegalan yang ditanam pada bulan
Oktober sampai November.
b. Tanaman Keprasan (Ratoon) atau TS (Tebu Sendiri) II, baik dari lahan
sawah maupun lahan tegalan. Tanaman ini merupakan tanaman tebu yang
tumbuhnya dari sisa dongkel / tunggak tebu setelah ditebang dan
merupakan tanaman kedua dan ketiga dari budidaya tanaman tebu.
Selain TS I dan TS II yang dikelola sendiri oleh PG. Redjosarie dari lahan
sewa, tebu yang digiling juga berasal dari Tebu Rakyat Kredit (TRK) dan
Tebu Rakyat Non Kredit / Tebu Rakyat Mandiri (TRM).

13
A. Pembibitan
Pembibitan adalah salah satu bagian dalam suatu
kegiatan usaha tani untuk mempersiapkan tempat bibit
dan bahan tanam. Bibit yang dikembangkan berasal dari
Kebun Bibit Nenek (KBN), Kebun Bibit Induk (KBI) dan
Kebun Bibit Datar (KBD) / top stek / rayungan bersetifikat
yang diusahakan dan dikelola oleh sub bagian agronomi
Litbang. Untuk memudahkan pengembangan suatu
varietas dan menjaga mutu bibit yang diharapkan,
penjenjangan kebun bibit mutlak diperlukan. Adapun
jenjang kebun pembibitan tersebut meliputi :
1. Kebun Bibit Nenek ( KBN )
Usia tanaman Kebun Bibit Nenek adalah 6 - 7 bulan
dengan masa tanam pada bulan Agustus-Oktober.
Kebutuhan areal untuk KBN ke KBI adalah 1:7 atau 0,7%
dari luas tanaman tebu giling. Misal ada 1.000 ha tanaman TG, maka
cukup ditanam 7 ha KBN.
2. Kebun Bibit Induk ( KBI )
Usia dari tanaman KBI adalah 6 - 7 bulan. Masa
tanamnya antara bulan februari sampai bulan april. Asal
bibit untuk tanaman KBI adalah dari tanaman Kebun
Bibit Nenek atau KBN. Faktor penangkaran dari KBI ke
KBD adalah 1:5 atau 2,5% dari luas areal tanaman Tebu
Giling. Sedang luas lahan yang dimiliki PG. Redjosarie
untuk KBI ini adalah 26,6 ha dari lahan keseluruhan
Tebu Sendiri (TS) seluas 1.401 ha.
3. Kebun Bibit Datar ( KBD )
Usia dari tanaman KBD adalah 6 - 7 bulan. Masa tanam
KBD adalah antara bulan november sampai bulan
januari. Kebutuhan KBD yang harus ditanam cukup 1:7
atau 12% luas areal tanaman Tebu Giling. KBD

14
kemudian ditanam di kebun TSS.I dan TST. I.
4. Tebu Sewa Sawah Kebun Percobaan ( TSS.KP ).
Usia dari tanaman TSS. KP adalah sama dengan usia
dari tebu giling yaitu 1 tahun. Untuk masa tanam
tanaman TSS.KP adalah bulan Juni sampai dengan
Agustus. Setelah ditebang, tanaman ini akan digiling
dan diproses menjadi gula.
B. Tebu Giling ( TG )
Tebu Giling ini merupakan tanaman yang dialokasikan
untuk musim giling berikut dan juga merupakan tanaman
yang dikelola dari lahan yang disewa oleh Pabrik Gula,
serta tanaman tebu rakyat yang dikelola oleh para petani.
Menurut jenjang masa tanam pada lahan-lahan TSS I, TSS
II, TST I dan TST II, disesuaikan dengan kemasakan varietas
yang meliputi masak awal, masak tengah dan masak
lambat. Hal ini juga berhubungan dengan kesesuaian
tingkat struktur tanah (ringan, sedang berat) yang disewa
perusahaan dan masa tebang untuk persiapan musim
giling berikutnya sesuai prosentase yang ditetapkan oleh
Pimpinan Pabrik Gula Redjosarie.
1. Kebun Tebu Sewa Sawah Pertama ( TSS.I )
Usia dari tanaman TSS.I adalah 1 tahun. Sedangkan
masa tanam dari tanaman TSS.I antara bulan Juni
sampai dengan bulan oktober.
2. Kebun Tebu Sewa Sawah Kedua ( TSS.II )
Usia dari tanaman TSS. II adalah 1 tahun. Masa
pengelolaan keprasan untuk tanaman TSS.II yaitu
antara bulan juni sampai dengan oktober.
3. Kebun Tebu Sewa Tegalan Pertama ( TST.I ).
Usia dari tanaman TST. I adalah 1 tahun dan masa

15
tanamnya berkisar antara bulan September sampai
dengan oktober.
4. Kebun Tebu Sewa Tegalan Kedua ( TST.II ).
Usia tanaman ini juga 1 tahun, sedang masa tanam
untuk tanaman TST. II adalah sekitar bulan oktober. TSS
II dan TST II ini disebut juga dengan tanaman
keprasan/ratoon, dikarenakan tanaman ini tumbuhnya
dari sisa dongkel/tunggak tebu setelah ditebang dan
tanaman ini tumbuh dari tunas tanaman TSS.I atau TST I
yang telah ditebang.

5. Kebun Tebu Rakyat Kemitraan ( TRK ).


TRK adalah tanaman tebu yang dikelola petani dengan
pemberian pinjaman biaya garap lahan melalui dana
Kredit Ketahanan Pangan (KKP). Program KKP ini
merupakan program Pemerintah sesuai Surat Peraturan
Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian yang
diperuntukkan dan dialokasikan bagi petani (tebu) yang
disalurkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui Unit
Kerja PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) PG.
Redjosarie.
6. Kebun Tebu Rakyat Mandiri ( TRM ).
Pelaksanaan TRM dari petani tebu yang berada dalam wilayah kerja
PG. Redjosarie dengan pengolahan lahan tersebut dengan biaya yang
diusahakan sendiri.
C. Administrasi Tanaman
1. Sewa Lahan atau Imbalan Penggunaan Lahan (IPL)
Perlu diketahui, bahwa di PG. Redjosarie terdiri
dari 9 Afdeling / Wilayah yang meliputi dalam wilayah
dan luar wilayah di Kabupaten Magetan.

16
Pengajuan areal IPL melalui beberapa proses antara lain
:
a) Permohonan Imbalan Penggunaan Lahan (IPL) untuk
Tebu Giling /Bibit. Permohonan ini diajukan oleh
pemilik lahan kepada Administratur Pabrik Gula
dengan mengetahui Kepala Desa/Kelurahan
setempat.
b) Lampiran kedua adalah lampiran gambar lahan yang
dikeluarkan Kantor Desa/Kelurahan setempat.
c) Daftar Nominatif. Lampiran ini merupakan daftar
pemilik lahan dan digunakan sebagai lampiran surat
kuasa dan diketahui Kepala Desa/ Kelurahan dan
Camat setempat diatas materai senilai Rp. 6.000,00.
d) Laporan Pemeriksaan Tanah/Areal/Lahan yang akan
dikelola PT.Perkebunan Nusantara XI ( Persero )
Pabrik Gula Redjosarie MT. XX/XX. Pemeriksaan lahan
dilakukan oleh SKW beserta mandor kebun, disetujui
oleh SKK Rayon dan diputuskan oleh Kepala
Tanaman.
e) Berita Acara Negosiasi penawaran harga IPL ini
dibuat dan disepakati oleh Tim Negosiasi dari Pabrik
Gula dan Pemilik Lahan yang diketahui oleh Kabag
Tanaman.
f) Berita Acara penetapan nilai imbalan penggunaan
lahan (IPL) yang ditanda tangani oleh SKW sebagai
penanggung jawab pengelola lahan.
g) Lampiran denah areal yang diajukan pemilik tanah,
selajutnya digambar oleh juru gambar Tanaman
dengan program pemetaan lahan GPS/GIS.
h) Perhitungan BEP ( KB/TSS/TST ) IPL MT. XX/XX PG.

17
Redjosarie. Perhitungan Break Even Point (BEP) IPL
dimaksudkan guna mengetahui operasi perusahaan
memperoleh nilai tidak laba dan tidak menderita
kerugian atau pada titik impas (Pendapatan = Total
biaya ). Perhitungan Laba/Rugi TS TG MT. XX/XX
Sampai Tebu Di Timbangan. Dari data data produksi
IPL pada perhitungan laba/rugi bisa diketahui
pendapatan yang dicapai dari sewa lahan tersebut,
sehingga pengurangan pendapatan terhadap biaya
dikeluarkan bisa diketahui total laba/ruginya, serta
diketahui laba/rugi per hektar dan laba/rugi per kui
tebu ditimbangan.
i) Penandatanganan Surat Perjanjian Penggunaan
Lahan Untuk Tanaman Tebu (oleh petugas AK&U)
antara kedua belah pihak yang disaksikan oleh
Kepala Desa/Kelurahan dan disyahkan oleh Camat
setempat diatas materai senilai Rp. 6.000,00.
j) Surat Pernyataan Penyerahan Lahan yang ditanda
tangani kedua belah pihak dan diketahui Kepala
Desa/Lurah setempat.
k) Data pembayaran Imbalan Penggunaan Lahan ( IPL ).
l) Kwitansi pembayaran beserta materai.

m) Kasbon ( bukti kas keluar ).


Kasbon ini meliputi kasbon uang muka Imbalan
Penggunaan Lahan (IPL).
Untuk no. perkiraan Kas/Bank = 100 ( Kas besar
).
Untuk no. perkiraan lawan = 193.30

18
( Pembayaran u.m.
IPL )
n) Pemutihan ( kasbon pemutihan beserta surat
perjanjian ).
Untuk kasbon pemutihan, jenis kasbon sama dengan
jenis kasbon untuk pembayaaran uang muka IPL,
yang membedakan adalah no. Perkiraan :
Pembibitan MT. XX /XX +1 =
Kebun Bibit Nenek (KBN) : 192.603
Kebun Bibit Induk ( KBI ) : 192.703
Kebun Bibit Datar ( KBD) : 192.803
Tebu Giling ( TG ) : 193.30
Pembayaran dilakukan oleh petugas AKU atas
persetujuan SKW yang disaksikan oleh pejabat
kecamatan dan desa. Pembayaran dapat dilaksanakan
dalam dua periode musim tanam atau 2 Okupasi,
namun harus seijin dan persetujuan Direksi, serta
diajukan dalam RKAP. Biaya Yang Ditangguhkan untuk
pembibitan, tebu giling, tebang dan angkut tebu masuk
pada golongan 19, meliputi :
a) Perkiraan utama 196. Pembibitan tahun XX+1 /
XX+2, yaitu :
1) Kebun Bibit Nenek : 196.60
2) Kebun Bibit Induk : 196.70
3) Kebun Bibit Datar : 196.80
b) Perkiraan utama 197. Pembibitan tahun XX+2 /
XX+3, yaitu :
1) Kebun Bibit Nenek : 197.60
2) Kebun Bibit Induk : 197.70
3) Kebun Bibit Datar : 197.80

19
c) Perkiraan utama 198. Pembibitan tahun XX+3 /
XX+4

d) Perkiraan utama 199.Biaya beban tahun-tahun


yad, yaitu :
1) Tebu giling : 199.20
2) Tebang dan angkut tebu : 199.30
e) Perkiraan utama 512.Tebu giling pada tahun
bersangkutan untuk
Imbalan penggunaan lahan masuk perkiraan 512.30.
2. Biaya Garap Kebun
a) Buku Permintaan Pembiayaan Tanaman / Buku
Cadongan diisi oleh Mandor Kebun sesuai
pekerjaan masing-masing kebun beserta nominal
rupiahnya yang sudah ditentukan dalam Anggaran
Biaya Kebun ( No.Perk. 512.40 untuk Biaya
Penggarapan Tanah dan No.Perk. 512.50 untuk
Biaya Diluar Kebun ). Anggaran Biaya Kebun ini
berbeda-beda antar kebun dan afdeling, karena
struktur, letak dan sistem pengairan lahan yang
berbeda pula. Penentuan harga standar Anggaran
Biaya Kebun ini diajuakan oleh masing – masing
SKW atas persetujuan Kepala Tanaman melalui
tahap pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan ( RKAP). Buku Permintaan
Pembiayaan Tanaman / Buku Cadongan ini
diperuntukkan bagi mandor kebun dalam satu
kebun saja, jadi setiap mandor kebun bisa
membawa lebih dari satu buku cadongan dari

20
beberapa kebun yang dikelolanya. Perlu diketahui
untuk biaya penggarapan tanah ini meliputi biaya
pemeliharaan tanaman tebu yang terdiri dari :
(1) Pemeliharaan got mulai got keliling, mujur dan malang
yang bertujuan untuk menurunkankan permukaan air tanah,
sehingga merangsang pertumbuhan akar, mempertahankan
sistem drainase dan memperlancar sirkulasi udara dalam
tanah.
(2) Sulam bertujuan untuk mengganti tanaman atau bibit yang
mati dengan bibit baru supaya jumlah tanaman tiap
juringannya lengkap.
(3) Pemupukan bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan
perkembangan tanaman dan untuk mencukupi unsur hara
bagi tanaman. Pemupukan I dilakukan bersamaan dengan
masa tanam antara 0 - 7 hari, sedangkan Pemupukan II
dilakukan pekerjaan sebelum bumbun I atau paling lambat
berumur 45 hari.
(4) Penyiangan bertujuan untuk pengendalian gulma agar tidak
menjadi sarang hama, penyakit dan untuk menghidari
persaingan antara tebu dengan gulma terhadap penyerapan
hara.
(5) Bumbun (cacah/kecrik) I sampai III dilakukan untuk
memelihara media tanaman sebagai tempat tumbuh akar,
membantu menutup pupuk, menekan pertumbuhan rumput,
menggemburkan tanah, mendorong pertumbuhan anakan
(tillering) dan memutus kapiler tanah sehingga mengurangi
penguapan.
(6) Gulud akhir dan Rewos bertujuan untuk merangsang
pertumbuhan calon akar pada ruas batang, memperkokoh
berdirinya tanaman, mencegah tumbuhnya sogolan atau
anakan (Tillering) tebu yang terlambat tumbuh dan

21
memperlancar pengeringan kelebihan air hujan. Rewos
sendiri dilakukan sebelum gulud akhir, seringkali sebelum
gulud digarbu untuk menstimulir tumbuhnya akar.
(7) Pengairan bertujuan agar alas tanam dan bibit dapat
dipertahankan dalam keadaan basah, mencukupi kebutuhan
air bagi tanaman dan melarutkan pupuk, sehingga dapat
diserap oleh tanaman.
(8) Klentek I sampai III dilakukan dengan maksud untuk
mempermudah sirkulasi udara dan memudahkan tebangan.

b) Buku Robetan / Buku Biaya Penggarapan Tanah


dan Biaya Diluar Kebun diisi oleh Juru Tulis
Afdeling Tanaman setelah menghitung dan
mengkalkulasi biaya dari buku cadongan
disesuaikan dengan Anggaran Biaya Kebun yang
sudah ditentukan.
c) Buku Rekapitulasi Pengeluaran Bagian diisi oleh
Juru Tulis Afdeling, data ini meliputi Biaya
Penggarapan Tanah (Bon Dalam) dan Biaya Diluar
Kebun (Bon Luar) dari semua kebun per afdeling
dalam satu periode musim tanam.
d) Buku Ekspedisi adalah buku pegangan juru tulis
afdeling yang diisi dari data Rekapitulasi
Pengeluaran Bagian meliputi biaya penggarapan
tanah dan biaya diluar kebun per kategori kebun.
e) Bukti Keluar Kas/Bank (Kas Bon Biru) untuk Biaya
Penggarapan Kebun sesuai total nilai pada buku
ekspedisi, Tanda Terima Biaya Garap dan
Pengajuan Pembayaran Harian dibuat oleh Juru
Tulis Afdeling masing-masing. Kasbon Merah

22
(Bukti Masuk Kas/Bank) dibuat apabila ada
kelebihan biaya yang dikeluarkan yang disertai
dengan Berita Acara Pengembalian Biaya.
Setelah proses buku tersebut diatas, maka semua
data mulai dari Buku Permintaan Pembiayaan
Tanaman/Buku Cadongan, Robetan/Biaya
Penggarapan Tanah dan Biaya Diluar Kebun,
Rekapitulasi Pengeluaran Bagian , Buku Ekspedisi,
Kasbon dan Tanda Terima Biaya Garap dimintakan
persetujuan kepada Sinder Kebun Wilayah (SKW)
bersangkutan, Sinder Kebun Kepala (SKK/HTO) dan
Kepala Tanaman. Selanjutnya diserahkan pada
Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum ( AKU )
sampai proses pencairan dana sesuai jadwal satu
minggu sekali dan diterimakan langsung pada
Mandor Kebun bersangkutan untuk diserahkan pada
pekerja.

Keterangan :
No. perkiraan utama Kas/Bank = 100 (kas
besar)

No. perkiraan lawan untuk :


Kebun Tebu Giling MT.2008/2009 = 193.40
(Penggarapan Tanah)
= 193.50 (Biaya Diluar
Kebun)
Kebun KBD MT. 2008/2009 = 192.80

23
= 192.807 (Tebang Bibit)
= 192.808 (Angkut Bibit)
Kebun KBD MT. 2009/2010 = 196.80
= 196.804 (Penggarapan
Tanah)
= 196.805 (Biaya Diluar
Kebun)
Kebun KBI MT. 2009/2010 = 196.70
= 196.707 (Tebang Bibit)
= 196.708 (Angkut Bibit)
3. Perbandingan Biaya Penggarapan Tanah / BiayaDiluar Kebun
(LM.56)
Administrasi ini berisi laporan tentang perbandingan
biaya penggarapan tanah atau biaya diluar kebun dalam
periode satu bulan dengan nomor/ nama Perkiraan yang
diikuti dengan Sinder masing – masing Afdeling yang
berisi Perkiraan 512.40 Pengolahan Tanah dan
Perkiraan 512.50 Biaya Diluar Kebun, sehingga bisa
diketahui realisasi sampai dengan yang sudah
dikeluarkan untuk pengolahan Tanah dan biaya diluar
kebun . Dan dengan laporan ini bisa diketahui biaya –
biaya perhektar kebun.
4. Laporan Kemajuan Penggarapan Tanah ( LM. 57 )
Administrasi ini berisi laporan tentang perkembangan pekerjaan kebun
yang disertai jumlah nilai biaya yang sudah dikeluarkan sampai
periode terakhir. Sehingga dengan adanya laporan ini pihak Pimpinan
Kebun bisa mengetahui perkembangan kebun sekaligus bisa
memanajerial pengelolaan pekerjaan di kebun. Adapun laporan ini
meliputi No. Perk. 193.40 Pengolahan Tanah dan No.Per. 193.50
Biaya Diluar Kebun.
5. Alur permintaan biaya garap untuk TRK adalah sebagai

24
berikut :
a) Mengajukan Permohonan Pinjaman Dana KKP / Biaya
Garap yang disediakan PG dan diisi oleh Petani Tebu
Rakyat atau Ketua Kelompok TR dengan
mencantumkan nilai pinjaman dan luas lahan yang
dikelola yang disetujui oleh Asosiasi Petani Tebu
Rakyat setempat dan disyahkan oleh Kepala Desa/
Lurah bersangkutan.
b) Lampiran Daftar Nominatif nama – nama pemilik
lahan lainnya, apabila dalam satu pengajuan
pinjaman KKP lebih dari satu nama petani.
c) Gambar Krawangan lokasi dan luas kebun yang
dikelola petani yang dikeluarkan Kantor Kepala
Desa / Kelurahan setempat.
d) Laporan Pemeriksaan Tanah / Areal / Lahan yang
dikelola Petani Tebu Rakyat. Pemeriksaan dan survey
ini meliputi kebenaran akan wilayah lahan, tujuan
pinjaman, luas kebun dan lokasi kebun.
e) Lampiran denah areal yang diajukan, selanjutnya
digambar oleh juru gambar tanaman dengan
program gambar pemetaan lahan GPS/GIS.
f) Berita Acara Pemeriksaan untuk menyatakan
kebenaran atas keberadaan lahan PTR.
g) Petani/ Kelompok Tani yang dikoordinir APTR
mengajukan ke BRI sebagai penyalur kredit dan
membuat perjanjian tentang hak dan kewajiban
antara pihak PG dan Petani sesuai konsep kemitraan.
h) Pihak Petani penerima kredit menyerahkan Agunan
kepada Pabrik Gula berupa sebagai pengaman
pinjaman.

25
i) Pencairan kredit langsung di kasir Pabrik Gula
dengan Bukti Keluar Kas/Bank (kasbon biru) dan
langsung diterima oleh petani bersangkutan.
6. Alur pengembalian dana KKP meliputi beberapa tahap,
yaitu :
a) Pengajuan perhitungan pokok kredit dan bunga
pinjaman oleh Petani yang disyahkan pihak Pabrik
Gula.
b) Membuat kesepakatan pemotongan kredit antara
Pabrik Gula dan Petani TRK berdasarkan jumlah tebu
yang telah digiling melalui SHU yang sudah cair.
c) SHU dibayarkan langsung kepada petani oleh Pabrik
Gula setelah dikurangi kewajibannya dengan Bukti
Keluar Kas/Bank (Kasbon Biru)
d) Pabrik Gula membuat bukti Pelunasan Hutang
kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai
penyalur kredit. dan mengembalikan agunan yang
diserahkan petani beserta tanda terima
pengembalian agunan tersebut.
7. Pengadaan lahan TRM ini meliputi beberapa ketentuan, yaitu :
a) Pendataan lahan TRM oleh SKW bersangkutan.
b) SKW menggambar kebun dan memberinya nomor
blok dan diserahkan pada juru gambar dengan
program GPS/GIS.
c) Petani mengajukan permohonan Pendaftaran Nomor
Induk / Nomor Blok sebagai anggota Petani TRM
kepada PG.
d) Perhitungan tebu yang dikirim ke PG oleh petugas
Timbangan Tebu diperhitungkan dengan produksi
gula sesuai rendemen gula yang dihasilkan.

26
e) Pembayaran SHU langsung oleh Seksi Keuangan
dengan Bukti Keluar Kas/Bank (Kasbon biru).
9. Laporan Analisa Pendahuluan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk menganalisa faktor
kemasakan tebu, koefisien peningkatan rendemen dan
koefisien daya tahan tanaman.
8. Taksasi Produksi Tanaman
Perhitungkan produksi tanaman tebu per hektar kebun berdasarkan
pada perkalian :
1) Jumlah batang per juring
2) Tinggi batang tanaman tebu
3) Diameter batang tebu per juring dan faktor juringan.
Perhitungan produksi tanaman tebu dilakukan 2 (dua) kali , yaitu pada
bulan Desember dan bulan Maret. Taksasi hasil produksi ini
dimaksudkan bisa menggambarkan hasil realisasi yang diharapkan
dalam RKAP.
a) Taksasi Desember :
Taksasi bulan Desember dilaporkan kepada Direksi untuk
memperkirakan hasil produksi tanaman di PG. Redjosarie pada
periode pertama.
b) Taksasi Maret :
Taksasi merupakan rencana/perkiraan penilaian suatu hasil yang
dicapai dalam suatu periode kerja sampai periode realisasi terakhir
dalam satu tahun periode kerja. Untuk periode kedua pada Taksasi
Maret ini merupakan taksasi yang mendekati masa giling. Taksasi
dilakukan oleh Mandor Kebun dan SKW dan hasil taksasi
diperiksa oleh Kepala Tanaman dan Administratur, rekap taksasi
dibandingkan RKAP ini diteruskan ke Direksi sebagai data intern
PT.Perkebunan Nusantara XI (Persero).
D. Tebang dan Angkut Tebu
1. Administrasi Tebang dan Angkut :

27
Pengajuan tarip tebang dan angkut berdasarkan hasil musyawarah dari
pihak Pabrik Gula Redjosarie, Forum Temu Kemitraan (FTK)
termasuk Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) dan pihak Pemda
Kabupaten terkait sebagai acuan untuk penerbitan SK. Bupati tentang
Upah Tenaga Tebang dan Angkutan Tebu.

a) Kontrak Tebang
Kontrak tebang berupa surat perjanjian kerja antara PG. dengan
tenaga tebang yang diwakili Mandor tebang. Kontrak tebang dibuat
oleh PTA/SKW, diketahui SKK/Korteb dan disetujui oleh Kepala
Tanaman.
b) Kontrak Angkutan
Kontrak Angkutan dengan truk berupa surat perjanjian kontrak
sewa alat angkut truk antara PG. dengan Kontraktor Angkutan
yang dilakukan melalui tender yang disahkan oleh Administratur
dan ditanda tangani oleh pihak Kontraktor Angkutan.
c) Daftar dan Situasi Kebun
Daftar Kebun lengkap dengan nomor induk dan gambar kebun
yang dibuat oleh bagian tanaman, diserahkan kepada sub bagian
tebang untuk pengecekan.
d) Rencana Pola Giling dan Pelaksanaan Tebang
e) Rencana dan Laporan Tebangan Harian
Daftra rencana tebang harian dan periode yang dibuat SKW
berdasarkan Kapasitas Giling dan Surat Pemberitahuan Tebang
untuk PTR dibuat oleh bagian tanaman yang ditanda tangani oleh
Kepala Tanaman.
f) Realisasi Hasil Tebang Harian
Realisasi hasil tebang harian dibuat setiap hari oleh SKK Tebang
Angkut/ Korteb yang bertujuan untuk mengevaluasi jatah tebang
harian dari tiap-tiap wilayah tebangan.
g) Pemasukan Tebu.

28
Proses administrasi tebu masuk dijelaskan pada administrasi
timbangan tebu pada bidang A,K & U pada halaman selanjutnya.
h) Pengiriman Alat-Alat Tebangan.
Guna menyiapkan jalan, jembatan dan peralatan tebang, PTA
mengajukan dan mengkoordinir pelaksanaannya, serta
berkoordinasi dengan Pakam/ Satpam baik setelah peralatan
tersebut terpasang maupun bongkar setelah selesai tebang.
2. Administrasi Biaya Tebang dan Angkut
a) PMK (Permintaan Modal Kerja) :
Permintaan modal kerja diajukan oleh SKW yang dikoordinir SKK
Tebang Angkut / Korteb, diketahui Kepala Tanaman, disetujui
Administratur dan dikompilir oleh bagian A.K&U.
b) Upah Tebang :
1) Lampiran SPAT (Surat Perintah Angkut Tebu)
2) Tanda Pembayaran Upah Tebang dibayar berdasarkan kwintal
tebu yang termuat dalam Surat Timbangan Tebu (Keper).
3) Daftar Penerimaan Tebu di Emplasemen.
4) Daftar Timbang Tebu.
5) Daftar pembayaran beserta Bukti Keluar Kas (Kasbon biru).
6) Rekap Surat Timbangan Tebu untuk pembayaran oleh PTA
kepada Mandor tebang.
c) Pembayaran Biaya Angkutan :
Biaya angkutan yang dibayarkan kepada Kontraktor Angkutan
berdasarkan kwintal tebu yang tercantum dalam surat timbangan
tebu seperti halnya pembayaran upah tebang diatas.
Biaya yang dikeluarkan dari tebang dan angkut tebu masuk pada
rekening / perkiraan utama 513, dengan rincian pada perkiraan :
Tebang dan muat TS : 513.30
Tebang dan muat TR : 513.40
Biaya alat pengangkutan sendiri : 513.50
Pemeliharaan jalan dan jembatan : 513.60

29
Biaya angkutan TS : 513.70
Biaya angkutan TR : 513.80

3.2. Bagian Instalasi


A. Peran Stasiun – Stasiun Bagian Instalasi
1. Stasiun Remise (Loko dan Lori)
Stasiun remise atau stasiun loko merupakan stasiun yang menangani salah
satu alat transportasi pabrik gula yang terdiri dari lokomotif dan lori-lori
pengangkut tebu. Biaya yang dikeluarkan pada stasiun ini masuk pada
rekening / perkiraan 513.50.
2. Stasiun Ketel
Stasiun Ketel mempunyai fungsi sebagai pembangkit tenaga uap untuk
menggerakkan turbin generator yang disalurkan melalui panel-panel
Instrumen dan sebagai sumber pemanas yang berbahan bakar ampas tebu /
kayu dan residu untuk ketel uap tekanan menengah bila diperlukan
(emergency). Biaya yang dikeluarkan masuk pada sub perkiraan 514.700.
3. Stasiun Gilingan
Di Pabrik Gula Redjosarie ada 4 unit gilingan yang masing-masing unit
terdiri dari rol atas, rol depan , rol belakang dan rol pengumpan. Peralatan
pada stasiun gilingan ini berfungsi memisahkan nira mentah dari batang
tebu. Biaya pemeliharaan mesin dan instalasi yang dikeluarkan dari stasiun
ini masuk pada sub perkiraan 514.701.
4. Stasiun Pemurnian Nira :
Stasiun ini berfungsi untuk menghilangkan kotoran pada nira. Beban biaya
pemeliharaan mesin dan instalasi pada stasiun ini masuk sub perkiraan
514.702.
5. Stasiun Penguapan
Peralatan pada stasiun penguapan ini berfungsi untuk menguapkan
sebagian besar kadar air dalan nira encer dan terbentuknya air embun.

30
Biaya yang dikeluarkan pada stasiun ini masuk pada sub perkiraan
514.703.
6. Stasiun Masakan (Kristalisasi)
Bejana/Pan Kristalisasi untuk mengubah sucrose (nira kental) menjadi
kristal dengan cara menguapan kandungan air dalam nira kental. Pan
Kristalisasi yang dimiliki ada 8 unit, yaitu 4 unit untuk kristal gula A, 1
unit gula C dan 3 unit untuk gula D. Biaya yang dikeluarkan pada stasiun
ini masuk pada sub perkiraan 514.704.
7. Stasiun Pendingin
Stasiun ini berfungsi sebagai kristalisasi lanjut, karena pada proses
pendinginan akan dipengaruhi angka koefisien lewat jenuh sehingga
kristal yang terbentuk akan lebih membesar terutama pada masakan D.
Palung pendingin yang dimiliki ada 15 (lima belas) unit. Biaya yang
dikeluarkan masuk pada sub perkiraan 514.705.
8. Stasiun Puteran
Stasiun puteran merupakan stasiun yang fungsinya untuk memisahkan
antara kristal gula dan stroop / larutannya. Pada stasiun ini terdapat
peralatan – peralatan yang beban biayanya masuk pada sub perkiraan
514.706.
9. Besali
Stasiun ini berfungsi guna perbaikan dan maintenance peralatan bagian
Instalasi untuk pembuatan alat-alat mesin yang bisa dikerjakan sendiri.
Beban biaya yang dikeluarkan masuk pada sub perkiraan 514.707. Stasiun
ini juga menangani pemeliharaan gedung dan penataran dengan beban
biaya masuk pada nomor perkiraan 514.80.
10. Sentral Listrik
Stasiun ini sebagai sentral listrik yang bertujuan dalam pemenuhan
kebutuhan energi listrik untuk motor penggerak mesin, semua peralatan
yang menggunakan energi listrik dalam semua aktifitas perusahaan. Semua
beban biayanya masuk pada sub perkiraan 514.708.
11. Eksploitasi Alat Pengangkutan

31
Sarana transportasi yang disediakan merupakan upaya perusahaan untuk
memperlancar operasional usaha produksi. Pembebanan eksploitasi alat
pengangkutan masuk pada perkiraan 514.96 yang merupakan rangkaian
dari perkiraan utama 516 dan rincian perkiraan yang meliputi :

a) 516.30 Sedan, Stationcar dan Bus.


b) 516.40 Jeep dan Landrover.
c) 516.50 Truck dan Pick Up.
d) 516.80 Sepeda motor dan Scooter.
e) 516.90 Lain – lain.
12. Eksploitasi Alat Pertanian
Peralatan pertanian dan traktor sebagai penunjang pelaksanaan
pengolalaan lahan. Pembebanan eksploitasi alat pertanian masuk pada
perkiraan 514.97 yang merupakan rangkaian dari perkiraan utama 517.
Dari perkiraan utama ini banyak diperuntukkan bagi perkiraan 517.30
Pompa air dan 517.50 Wheel traktor
B. Administrasi Instalasi
Administrasi bagian Instalasi pada intinya adalah
administrasi yang berhubungan dengan peralatan dan
perlengkapan mesin pabrik, administrasi pengajuan
pengadaan bahan/barang pabrik yang meliputi investasi dan
eksploitasi. Sedangkan administrasi bagian pengolahan
merupakan administrasi yang berhubungan dengan
operasional pengolahan (proses tebu menjadi gula,
laboratorium), serta pengemasan gula.
1. Proses Pengajuan Permintaan Borong Pekerjaan dan Tenaga Borong
(Outsourching) cleaning pabrikat:
Pengajuan ini dilakukan setelah selesai masa giling berakhir, meliputi :
a) Pengajuan pekerjaan rutin selesai masa giling kepada
Administratur dengan disertai Harga Perhitungan Sendiri (HPS)
pada masing-masing jenis pekerjaan dengan mengacu pada RKAP

32
dan realisasi sebelumnya.
b) Surat permohonan dari beberapa Pihak III disertai dengan nilai
permintaan harga pada masing-masing jenis pekerjaan.
c) Setelah di agendakan surat masuk, membuat Permintaan
Penawaran Harga pada Pihak III yang mempunyai penawaran
terendah.
d) Negosiasi harga dengan dikeluarkannya Berita Acara Negosiasi
yang di tanda tangani oleh Pihak III pemenang dan Administratur.
e) Bagian A.K&U membuat Kontrak Kerja yang meliputi Surat
Perintah Kerja (SPK) dan Perjanjian Kerja yang di tanda tangani
oleh kedua belah pihak diatas Materai senilai Rp. 6.000,00.
f) Pembayaran disesuaikan dengan kemajuan pekerjaan yang dibuat
Bagian Instalasi yang di tanda tangani Tim Pemeriksa dan disetujui
oleh Administratur.
g) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan sesuai jenis pekerjaan yang di
tanda tangani kedua belah pihak.
h) Pembayaran oleh Bagian A, K & U melalui Kasir langsung pada
Penanggung jawab Pihak III dengan dikeluarkannya Bukti Keluar
Kas/Bank dan kwintansi pembayaran.
2. Permintaan Barang, meliputi :
a) Buku pesanan permintaan barang oleh Mandor diajukan pada Juru
tulis.
b) Juru tulis merekap dengan pengecekan persediaan barang di
gudang, sesuai permintaan. Apabila persediaan ada maka di
buatkan Bon Gudang.
c) Bon Gudang dibuat oleh mandor atau pengguna barang atas
persetujuan Masinis bersangkutan, Kepala Instalasi dan RC.
Gudang. Ini meliputi seluruh bagian Instalasi termasuk permintaan
bahan bakar untuk Kendaraan dan Traktor.
d) PB (Pengadaan Barang) 24 atau Daftar Kebutuhan Bahan Barang
dibuat untuk pengadaan lokal dan bila persediaan di Gudang habis.

33
PB 24 ini dibuat oleh Masinis bersangkutan, diketahui Kabag
Instalasi, Kabag A.K&U dan atas persetujuan Administratur.
e) AU (Akuntansi Umum) 20 adalah merupakan Daftar Kebutuhan
Bahan Barang dan bukti pesanan bahan barang yang dibutuhkan
Bagian Instalasi oleh Pengadaan Kantor Pusat. Hal ini serupa
dengan PB 24, hanya dibedakan dengan nilai harga pesanan bahan
barang dan masa manfaat pemakaian bahan barang yang
dibutuhkan.
f) Memo diperuntukkan pada pengadaan bahan barang yang bersifat
segera atau mendesak dan ditujukan pada Kabag. A,K&U langsung
dari Kabag. Instalasi.
3. Permintaan Modal Kerja ( PMK ).
Pengajuan PMK Bagian Instalasi untuk Upah Borong pengerjaan
cleaning pabrikat setelah masa giling dan pengajuan bahan barang
untuk pemeliharaan Mesin dan Instalasi mengacu pada Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah disetujui Direksi.
4. Pembuatan Rincian Investasi Baru dan Laporan Kemajuan Pekerjaan.
Pengadaan Investasi baru yang dibutuhkan Bagian Instalasi dan sudah
ditentukan pada RKAP, dalam pelaksanaannya dibuatkan Rincian
Investasi Baru Bagian Instalasi yang diajukan Kabag Instalasi,
diketahui Kabag A.K&U dan disetujui Administratur diajukan kepada
Urusan Pengadaan Kantor Pusat. Hal ini dimaksudkan untuk
terlaksananya pelaksanaan pemasangan peralatan atau perlengkapan
yang diajukan sebagai Investasi Baru.
5. Laporan – laporan bagian Instalasi :
a) Laporan Bulanan, meliputi Daftar Pembelian Lokal, Realisasi
Investasi, Pemakaian Bahan Bakar Minyak, Laporan Manajemen
berisi laporan kemajuan pekerjaan guna melaporkan hasil kerja
baik DMG maupun LMG sesuai planning kerja bagian Instalasi
dan kendala-kendala pekerjaan.
b) Laporan 15 (lima belas) Harian, meliputi laporan kemajuan

34
pekerjaan dan laporan kondisi kendaraan.
c) Laporan Dalam Masa Giling (DMG), meliputi laporan yang sama
seperti tersebut diatas, namun tiap harinya ada tambahan laporan
giling yang terdiri dari angka-angka keragaan gilingan, tebu
tergiling dan hasil produksi gula.

3.3. Bagian Pengolahan


A. Peran Stasiun – Stasiun Bagian Pengolahan
1. Timbangan Tebu dan Emplasemen Pabrik
Sebelum ditimbang, tebu lebih dulu masuk selektor untuk penyeleksian
tebu yang layak digiling dan yang tidak layak sesuai ketentuan
perusahaan (bersih, segar, masak). Selanjutnya petugas selektor memberi
stempel pada SPAT yang telah ditimbang. Peralatan timbang yang
digunakan adalah Digital Crane Scale (DCS) yang terhubung dengan
komputer secara otomatis. Pengaturan tebu yang masuk disesuaikan
dengan kapasitas giling dengan sistem FIFO. Kapasitas emplasemen
pabrik hanya diperbolehkan menampung ± 130 % tebu dari kapasitas
giling perhari. Hal ini untuk menghindari terjadinya over stock atau
gangguan giling karena persediaan tebu dan menghindari hilangnya
kadar gula yang terkandung dalam tebu. Oleh sebab itu diberlakukan
safety factor sebesar ± 30 % dari kapasitas giling.
2. Stasiun Gilingan
Stasiun Gilingan bertujuan memisahkan nira mentah sebanyak-
banyaknya dari batang tebu dengan menekan kehilangan kadar gula
serendah-rendahnya dalam ampas.
3. Stasiun Pemurnian Nira
Tujuan pemurnian nira adalah menghilangkan kotoran dengan
menghindari kerusakan sukrosa yang sekecil-kecilnya.
4. Stasiun Penguapan
Stasiun penguapan mempunyai fungsi utama untuk menguapkan air
yang terdapat pada nira, sehingga setelah keluar dari badan akhir dari

35
evaporator diharapkan menjadi nira kental .
5. Stasiun Masakan
Proses kristalisasi bertujuan untuk membuat nira kental menjadi kristal
atau sukrosa yang berbentuk cair berubah menjadi kristal padat dengan
cara menguapkan kandungan air yang terdapat pada nira kental, sehingga
dihasilkan kristal gula dalam larutan akhir atau tetes serendah-
rendahnya.
6. Stasiun Pendingin
Stasiun pendingin ini juga disebut kristalisasi lanjut, karena pada proses
pendinginan ada penurunan suhu dan dipengaruhi angka koefisien lewat
jenuh sehingga kristal yang terbentuk akan lebih membesar. Dengan
peralatan palung pendingin untuk menampung dan mendinginkan hasil
masakan yang diturunkan dari pan masakan.
7. Stasiun Puteran
Stasiun putaran mempunyai tujuan utama yaitu memisahkan antara
kristal dan stroop atau cairannya. Dengan puteran high grade, masakan A
setelah didinginkan dipompa menuju palung puteran A/B hingga
terpisah antara gula A dengan stroop A. Gula A kemudian di lebur dan di
pompa menuju puteran SHS hingga terpisah antara klare SHS dengan
gula SHS (Superior Holdt Sugar) Sedang puteran low grade memutar
hasil masakan C hingga diperoleh gula C dan stroop C dan memutar
hasil dari masakan D hingga diperoleh gula D dan tetes. Gula C dan D
ini dijadikan kembali bibitan untuk masakan gula A, sedang tetes
ditampung dan ditimbang pada tangki penunggu sebelum masuk di bak
tetes untuk disimpan pada tangki tetes. Gula SHS dari puteran kemudian
masuk pada talang goyang hingga naik diangkut dengan bucet elevator
untuk disaring dan terbagi menjadi 3 bagaian ukuran kristal, yaitu gula
halus, gula kasar dan gula produk. Gula produk kemudian masuk sugar
bin dan dilakukan penimbangan dengan berat yang telah ditentukan
sebelum pengepakan dan disimpan digudang.
8. Laboratorium

36
Laboratorium sebagai tempat untuk melaksanakan analisa-analisa guna
pengawasan proses dipabrikasi serta penilaian hasil kinerja per stasiun,
sehingga dapat diketahui seberapa besar gula dihasilkan dengan kwalitas
seperti yang diharapkan dan mengantisipasi losses proses gula sejak
awal. Selain analisa yang dilakukan tiap 1 jam, 8 jam, 24 jam dan waktu
tertentu, juga terdapat buku-buku pembantu tiap stasiun pengolahan
yang berfungsi sebagai pedoman dalam proses pengolahan gula.
Biaya yang dikeluarkan pada bagian pengolahan ini masuk pos perkiraan
utama 515, dengan rincian pada perkiraan :
a) 515.30 : Pengemasan gula
b) 515.40 : Menimbun dan angkutan gula
a) 515.50 : Bahan pembantu pengolahan gula
b) 515.60 : Bahan dan alat pemeriksa
B. Administrasi Pengolahan
1. Laporan Harian DMG (Dalam Masa Giling), meliputi :
a) PB (Penerimaan Barang) 33 merupakan laporan harian selama masa
giling, meliputi laporan hasil gula dan tetes beserta laporan bagi hasil
produksi kepada Petani Tebu Rakyat (PTR).
b) LH (Laporan Harian) 1, meliputi :
1) Perhitungan tebu digiling, ampas, blotong, nira mentah dan
rendemen dihasilkan, serta bahan bakar ampas dan residu terpakai.
2) Data angka-angka KIS Dan KES (kecepatan dan jam berhenti
giling), serta hasil produk gula dan tetes.
3) Data tanaman Tebu Giling yang masuk HI S/d HI meliputi jumlah
tebu yang masuk, kristal dan rendemen dihasilkan.
4) Ditanda tangani oleh Kepala Pengolahan, Kepala Instalasi dan
Administratur.
c) Daftar Laporan Angka-angka Produksi, meliputi :
1) Kategori tebu masuk meliputi luas (Ha) digiling, ton tebu/Ha, ton
tebu digiling, rendemen, ton kristal dihasilkan dan ton gula
dihasilkan.

37
2) Dikirim kepada Urusan Pengolahan Kantor Pusat yang ditanda
tangani oleh Admiinistratur.

d) Angka-angka dan Kapasitas Giling, meliputi :


1) Kapasitas Giling Inclusief dan Exclusief jam berhenti (KIS/KES)
2) Angka –angka Ekstraksi Giling dan Neraca (Perhitungan bahan
pembantu, kristal, gula dan tetes.
3) Angka-angka kontrol pabrikasi harian.
4) Ditanda tangani Kabag Pengolahan dan Administratur.
e). Input Laporan Harian Giling yang merupakan lembar Sistem Informasi
Laporan Produksi PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) pada masa
giling dan dikirim melalui Fax ke Kantor Pusat yang ditanda tangani
oleh Kepala Pengolahan, meliputi :
1) Ton tebu digiling, suplesi residu dan ton hablur dihasilkan
2) KIS/KES, produksi gula beserta bagi hasilnya, data gula sisan, raw
sugar, reproses dan rendemen.
3) Tebu sisa di emplasemen, tebu terbakar dan keterangan.
f) TR. 5 (Hasil Analisa Penggilingan TR) :
Laporan ini merupakan lampiran DO sebagai dasar pembayaran oleh
bagian A.K&U pada Petani Tebu Rakyat (PTR) terhadap bagi hasil
gula atas tebu yang digiling, meliputi Daftar Total Kui tebu, Kristal,
SHS, Gula bagian PG, gula bagian Petani yang meliputi per tebu
masuk sesuai :
1) Nomor Kontrak
2) Kui tebu terkirim dan tergiling
3) Kristal diperoleh
4) Total SHS/ GKP
5) Gula Bagi Hasil :
- Gula PG (Kg)

38
- Gula Petani (Kg)
Perhitungan Rendemen dibawah sama dengan 6 bagi hasilnya 66 %
untuk Petani dan 34 % untuk Pabrik Gula, sedang sisa selebihnya
Rendemen diatas 6 bagi hasilnya 70 % untuk Petani dan 30 % untuk
PG. Pembagian atas perhitungan 70 % bagi hasil untuk Petani dibagi
lagi dengan perhitungan 90 % diberikan berupa uang dan 10 % berupa
Natura/ Gula.
Keterangan : 90 % Bagi hasil gula Petani berupa uang ini di
maksudkan untuk pengembalian dana Kredit Ketahanan Pangan (KKP)
yang dipinjam PTR untuk biaya penggarapan lahan dan pengembalian
Dana Talangan yang diberikan pada masa giling. Dana Talangan
diselenggarakan oleh Kantor Pusat PT. Perkebunan Nusantara
(Persero) bekerjasama dengan Pihak Investor sebagai pembeli kontrak
gula bagi hasil Petani, sedang KKP diselenggarakan oleh Unit Kerja
Pabrik Gula atas wewenang yang diberikan Kantor Pusat untuk
disalurkan pada Petani Tebu Rakyat (PTR) Binaan yang
membutuhkan, bekerjasama dengan Bank Penyalur yang ditunjuk
(BRI)
2. Laporan Periode Setengah Bulanan / 15 (Lima belas) Harian DMG:
a) Laporan Evaluasi Giling ( KT. 2 ), meliputi :
1) Tanaman : Luas lahan (Ha), tebu digiling, hablur dihasilkan, %
(Prosentase) Pol tebu, nilai nira, Kadar nira tebu dan rendemen
tebu.
2) Gilingan : Kecepatan dan jam berhenti (KIS/KES), nira mentah
dari % tebu digiling, pemberian Imbibisi dari % sabut, beserta
analisa-analisa St. Gilingan.
3) Pengolahan : Analisa Lab. Pengolahan.
4) Pabrik : Efisiensi pabrik, rendemen efektif produksi gula dan
tetes, satandad kehilangan Pol.
5) Pemakaian bahan pembantu (kapur tohor, belerang, flokulant,
Asam Phospat dan Coustic Soda yang dipakai.

39
b) Taksasi Sisa Area (Prognosa – Posisi), meliputi :
Data Tebu Giling yang sudah diproses dan belum diproses yang
meliputi Luas/Ha, Ton tebu, Tebu/Ha, Rendemen, ton Hablur,
Hablur/Ha, total produksi Gula (milik PG dan PTR) dan total
produksi tetes (milik PG dan PTR).
c) Pengantar Sample Gula dan Tetes yang mewakili pada periode 15
Harian ditanda tangani oleh Administratur dan dikirim ke Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan dengan
tindasan untuk Bidang Pengolahan KP.
d) Telegram Giling, meliputi :
1) Rincian Hasil Gula periode yang meliputi SHS yang diperoleh
dari TS dan TR, bagi hasil SHS untuk PG dan PTR. Dan
sebagai keterangan dimunculkan data ex gula Sisan, Raw Sugar
dan Gula awur.
2) Data Pabrikasi periode sampai dengan yang meliputi Kui
Produksi SHS I dan Tetes, KIS dan KES, Jam berhenti giling,
Analisa – Analisa Pengolahan, Persediaan Hasil Gula dan
Tetes, beserta persediaan Karung Plastik dan Innerbag, Bagi
hasil(Ton) kristal (GKP) milik PG dan PTR.
3) Data Tanaman periode sampai dengan, meliputi Tebu Giling
(TG), baik TS, TRK maupun TRM dengan keterangan luas ha
digiling, ton tebu, tebu dan halur/Ha, Ha yang belum digiling,
ton Hablur dan Rendemen.
e) KT 4 dikirim bersamaan dengan LP I ke Kantor Pusat, meliputi :
1) Daftar Perkiraan yang meliputi Data Analisa Pengolahan Gula
nira perahan pertama (nnp) sampai hasil produksi gula dan
tetes.
2) Pertanggung jawaban hasil, meliputi berat SHS sampai Hablur
diperoleh dalam hasil dan perkiraan hasil.
3) Hasil Tanaman meliputi ton TG yang masuk, luas ha sampai
ton kristal yang didapat dalam hasil dan perkiraan hasil.

40
4) Daya Giling, meliputi jumlah ton tebu tergiling, jam giling, hari
giling, ton nira mentah yang dihasilkan.
5) Rendemen, meliputi jumlah nira mentah, nira encer, ton Kristal
dari nira encer, ton hasil gula dan tetes dalam hasil dan
perkiraan hasil.
6) Neraca yang merupakan hasil perhitungan produksi Gula dan
Tetes.
7) Lain-lain Perhitungan Pabrikasi yang terdiri dari pemakaian
bahan penolong.
8) Perhitungan Pengawasan Gilingan yang terdiri dari tebu
tergiling, ton pemakaian air Imbibisi, nira kotor dan nira
mentah, ampas tebu dan kadar dari masing-masing analisa.
9) Perhitungan Pengawasan Bahan Bakar, meliputi pemakaian
Residu, solar, kayu bakar dan ampas untuk Ketel dengan
rincian perhitungan tiap-tiap Kg tebu giling yang diproses.
10) Perhitungan bukan gula dalam sirkulasi proses mulai ton Brix
nira mentah, ton bukan gula nira mentah (kotoran), ton bukan
gula nira encer, ton Molasses (tetes) tertimbang.
11) Bagan Perhitungan Rendemen (Recovery) meliputi ton pol
hasil gula dari tebu tergiling dan ton pol nira mentah,
Rendemen Pengolahan/Pol secara Aktual (Actual Boiling
House Recovery) dan BHR-esg (Setara Kristal Rendemen
Pengolahan).
12) Perhitungan Hablur dalam Gilingan dan Pabrikat.
f) LP I / Laporan Pabrik, meliputi :
1. Hasil Gula : Hasil Gula SHS dan HS, Gula Sisan, Analisa SHS
dan HS, Analisa Gula Sisan.
2. Tebu : Luas Tanaman Baku (Ha), tanaman tergiling (Ha),
jumlah berat tebu dalam ton, jumlah berat Hablur dalam ton
beserta hasilnya dan Rendemen masing-masing TG.
3. Pelaksanaan Giling : Lama Karyawan Kampanye (Jam/ hari),

41
lama giling, jam berhenti giling dengan perinciannya.
4. Ikhtisar Jumlah : Tebu tergiling, air Imbibisi, ampas, nira
mentah, blotong, nira kotor, nira encer, nira kental Masakan A,
C dan D, Gula SHS dan HS, Tetes dihasilkan.
5. Data Pengawasan Pabrik : Kapsitas Pabrik, Data dan Hasil
Kerja Stasiun Gilingan sampai dengan Stasiun Masakan.
6. Neraca : Neraca Pol, Neraca Brix dan Neraca bukan Gula.
7. Stasiun Masakan : Data pada stasiun masakan A, C dan D.
8. Data Analisa : Data analisa tebu sampai pengolahan gula sesuai
berat dan kadar- kadar Sucrose yang ada.
9. Bahan Pembantu : Kapur Tohor, Belerang, P2O5 untuk
pemurnian nira, Flukolan untuk pengendapan, NaOH dan MG
303 untuk penguapan, NaOH dan NaCl untuk Ketel, Voltabio
(pembersih / scrap pada pipa Pan Penguapan / Evaporator)dan
pemakaian saringan, baik untuk Puteran Batch
maupunContinue.
10. Bahan bakar : Pemakaian ampas dan bahan bakar tambahan
(ampas, kayu, Residu dan solar), beserta jumlah
keseluruhannya.
11. Ketel, Air pengisi ketel dan Uap : Ketel tekanan tinggi/
menengah dan tekanan rendah, air pengisi ketel, uap dan
prioritas rendemen ketel.
12. Pemakaian tenaga mekanik dan listrik : Kwh pemakaian
periode sampai dengan.
13. Pemakaian bahan bakar untuk pembangkit tenaga uap,
pembangkit tenaga listrik untuk percobaan giling (Residu,
solar), Loko (solar) dan untuk pompa kebun (solar).
14. Sisa (Persediaan) Bahan bakar : Hasil gula, tetes, pemakaian
pembungkus gula, bahan pembantu (kapur tohor, belerang, MG
303, coustic soda dan lain-lain, Bahan bakar (ampas tahun lalu
dan saat ini, residu, solar dan bensin/premium.

42
15. Persediaan kasa saringan Puteran Batch dan Continue.
16. LP I ditanda tangani oleh Kepala Pengolahan, Kepala Instalasi,
Kepala Tanaman dan Administratur, dikirim untuk Urusan
Pengolahan Kantor Pusat. Sedangkan Telegram Giling, Bagi
Hasil dan Evaluasi Giling (KT. 2) ini ditanda tangani oleh
semua Kepala Bagian dan Administratur, dikirim kepada
Urusan Pengolahan Kantor Pusat.
3. Laporan Bulanan, meliputi :
a) Laporan Manajemen/LM Dalam Masa Giling
(DMG) meliputi Data dan Angka – angka
Produksi, bahan pembantu, kapasitas giling,
persediaan dan kapasitas gudang.
b) LM Luar Masa Giling (LMG) meliputi
persediaan produksi gula dan tetes, Laporan
Kemajuan Pekerjaan Setelah Giling sesuai jenis
urut-urutan pekerjaan.
c) Pengajuan Permintaan Modal Kerja (PMK)
Bagian Pengolahan kepada Direksi setiap bulan
melalui bagian A, K & U sesuai Jenis
pengerjaan bidang pengolahan, meliputi No.
Perkiraan 515.
4. Laporan Tahunan, meliputi :
a) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Pengolahan
yang terdiri dari perkiraan utama 515 dikompilir oleh Bagian
A.K&U yang diketahui dan ditanda tangani oleh Kepala
Pengolahan, Kepala Instalasi, Kepala A,K&U dan disetujui oleh
Administratur.
b) Laporan Hasil Pasti Giling dikirim setelah tutup giling kepada
Urusan Pengolahan Kantor Pusat yang ditanda tangani oleh Kepala
Pengolahan, Instalasi, A,K & U dan Administratur dengan tindasan
untuk Kabid Keuangan, Pemasaran dan Biro SPI, meliputi Tanggal

43
awal dan akhir giling, realisasi hari giling, luas Ha, ton tebu
digiling Incl. dari PG, Sesaudara, ton hablur dihasilkan dan hasil
produksi gula (SHS/GKP) dan tetes termasuk gula sisan.

3.4. Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum ( A.K & U )


A. Timbangan Tebu
Administrasi Timbang Tebu, meliputi :
1) Surat Perintah Angkutan Tebu (SPAT).
2) Surat Timbangan tebu (Keper) dibuat oleh Mandor Tebang.
3) TR. 0 (Tanda Terima Sementara) dibuat oleh petugas penerima tebu
pertama/petugas emplasemen rangkap 2 :
a) Lembar asli untuk PTR
b) Lembar kedua untuk arsip petugas emplasemen.
4) TR. 1 (Daftar Penerimaan Tebu di Emplasemen) dibuat oleh petugas
emplasemen rangkap 2 :
a) Asli untuk dikirim ke timbangan
b) Lembar kedua untuk arsip petugas emplasemen.
5) TR. 2 (Daftar Timbang) dibuat oleh Sinder timbang/petugas timbangan
rangkap 5 :
a) Asli dikirim ke A.K&U
b) Lembar kedua ke kantor Tanaman
c) Lembar ketiga ke Pabrikasi
d) Lembar keempat ke PTR
e) Lembar kelima untuk arsip timbangan.
6) TR. 5 (Hasil Analisa Penggilingan TR) dibuat Pabrikasi rangkap 3 :
a) Asli untuk A.K&U
b) Lembar kedua sebagai tindasan ke Tanaman

44
c) Lembar ketiga untuk arsip Pabrikasi.
7) TR. 6 (Daftar Pemberian Pelunasan Gula TR) dibuat oleh Bagian
A.K&U rangkap 3 :
a) Asli untuk A.K&U
b) Tindasan kesatu untuk Tanaman
c) Tindasan kedua untuk PTR.

8) TR. 8 ( Perintah Pengeluaran Gula TR/DO ) dibuat oleh bagian


A.K&U rangkap 4 :
a) Asli untuk PTR
b) Tindasan 1 bagian A.K&U
c) Tindasan 2 bagian Tanaman
d) Tindasan 3 arsip sentral.
B. Gudang
1. Gudang Material
Penyelenggaraan pergudangan meliputi kegiatan pokok yang terdiri
dari :
a) Proses Penerimaan Barang
Penerimaan bahan/barang berdasarkan pada SP (Surat Pesanan),
Kontrak – Memo. Hal ini meliputi pembelian lokal, pengadaan
Kantor Pusat, serta pengadaan dari Unit Usaha Sesaudara. Kepala
Gudang bersama dengan petugas gudang berkewajiban memeriksa
kebenaran dokumen waktu penyerahan, jenis, jumlah, spesifikasi/
ukuran bahan/barang yang diterima dan ketentuan teknis lain yang
tercantum. Selanjutnya pihak gudang membuat berita acara
penerimaan bahan/barang dan semua barang yang diterima dicatat
di Bon Gudang penerimaan bahan/barang, dengan ketentuan :
1) Pengembalian penggunaan barang dari bagian lain dibuatkan
bon merah.
2) Penerimaan barang eks PG Sesaudara dan Kantor Pusat, serta

45
hasil produksi dibuatkan LHG (Lembar Harian Gudang).
Untuk batasan tanggung jawab :
1) Bagian peminta bahan/barang bertanggung jawab atas
kebenaran penulisan/pengetikan.
2) Diketahui oleh RC / Masinis / Kemiker / Sinder Bagian
bersangkutan.
3) Disetujui Kepala Bagian bersangkutan.

4) Diterima oleh Kepala Gudang, selanjutnya dibuatkan Buku


Ekspedisi Penerimaan Barang, Kartu Label Persediaan masing-
masing barang, pembuatan LHG untuk dasar pembukuan /
akuntansi di bagian A.K&U, serta dicatat dalam Kartu Gudang
atau lebih dikenal dengan MVA (Magazene Vorraad
Administratieve).
b) Proses Pengeluaran Barang
1) Pengeluaran barang berdasarkan bon gudang sesuai batasan
tanggung jawab pembuatan bon gudang dalam penerimaan
bahan/barang.
2) Membuat laporan harian pemakaian bahan/barang, termasuk
BBM dan Pelumas.
3) Membuat laporan triwulan sisa persedian bahan/barang dan
dikirim ke Kantor Pusat.
4) Mencatat pada kartu label gudang dan kartu gudang material
setiap hari.
5) Setiap selesai giling dan menjelang akhir tahun dilaksanakan
stock opname atas persediaan bahan/barang gudang.
2. Gudang Barang Bulk
a) Pupuk
Penerimaan :
Penerimaan berdasarkan Surat Pesanan, Kontrak dan Surat
Pengantar. Penerimaan pupuk ini harus sesuai dengan koordinasi

46
yang dilakukan bersama bagian Litbang.
Pengeluaran :
Buku Pemupukan dibuat oleh SKW, pengeluaran / pengiriman
pupuk sesuai bon permintaan / kebutuhan dan menggunakan
sistem FIFO, serta pembuatan Surat Jalan oleh Seksi Gudang.
b) Belerang dan Kapur
Belerang dan kapur merupakan bahan pembantu dalam proses gula.

c) Karung Outer dan Innerbag.


Penimbunan karung ini dalam gudang tersendiri dan disimpan
ditempat yang tidak lembab agar karung tetap kering dan awet.
Untuk pemakaiannya dibongkar lebih dulu kemudian disortir dan
karung plastik dengan label nama PG sudah tercetak dari PK.
Rosella, unit kerja sesaudara.
4) Penyimpanan Bahan Bakar.
Bensin / premium, solar, residu disimpan pada tangki tersendiri,
sedangkan ampas awur disimpan tersendiri dan jauh dari bahaya
kebakaran.
5) Gudang Barang Bekas
Semua bahan/barang bekas yang bisa dimanfaatkan dan mempunyai
nilai financial, ditimbun dalam gudang tersendiri dan diberi label
gudang.
3. Gudang Hasil.
Administrasi dan Penyimpanan Gula Pasir, meliputi :
a) Setiap hari seksi gudang menerima dan menghitung hasil
produksi gula kristal putih dari bagian pengolahan, dilengkapi
lembar penyerahan gula dari Bagian Pengolahan ke Bagian
AK&U yang ditandatangani oleh petugas Pabrikasi, AK&U
dan Keamanan.
b) Bagian AK&U :
1. Seksi gudang mengadiministrasikan pada buku mutasi

47
produksi pengeluaran dan persediaan gula pasir, serta
stock opname setiap periode tertentu.
2. Menyimpan dalam gudang gula dan melaporkan ke
Kantor Pusat tentang produksi, pengeluaran dan sisa
gula dengan laporan model PB-34.

C. Keuangan :
1. Pembuatan Permintaan Modal Kerja ( PMK )
a) Setiap bulan masing-masing bagian mengajukan PMK bulanan ke
Kantor Pusat yang dikompilir oleh bagian AKU.
b) Dari hasil pembahasan pengajuan PMK yang telah disetujui
oleh Kantor Pusat, dipakai sebagai pedoman Permintaan Modal
Kerja.
2. Persetujuan Modal Kerja
a) Modal kerja yang telah disetujui Kantor Pusat didistribusikan ke setiap
bagian untuk diketahui dana yang tersedia bagi masing-masing bagian
tersebut.
b) Permintaan droping dibuat mingguan berdasarkan rencana penggunaan
dana masing-masing bagian.
3. Dropping Uang
a) Permintaan dropping oleh bagian A, K & U disampaikan ke Kantor
Pusat Urusan Keuangan dengan melampirkan PMK bulanan, serta
Rekapitulasi PMK keseluruhan sesuai moker yang telah disetujui.
b) Permintaan dropping uang yang telah disetujui Direksi di Fax
ke PG dengan copy tindasan dari Bank yang dituju sebagai
Penasfer dropping dari Kantor Pusat dengan nilai masing-
masing unit usaha yang ditandatangani oleh Direktur
Keuangan.
c) Modal kerja yang telah diserahkan untuk pembiayaan

48
operasional seluruhnya menjadi tanggung jawab Administratur.
4. Pengambilan Dropping
a) Pengambilan di Bank dengan menggunakaan cek oleh RC. A, K & U.
b) Dropping uang dari Kantor Pusat diantar oleh pihak Bank yang
ditunjuk dan sebagian dengan pengambilan sendiri yang
dijaminkan dengan assuransi CIT dan harus ada pengawalan
dari Satpam dan pihak Kepolisian.

Pengambilan cek di Bank


a) Dibuatkan Bukti Keluar Kas/Bank warna biru dengan No. Perkiraan
110.XX Bank Giro dan No. Perkiraan Lawan 100.00 Kas Besar,
beserta keterangan Pengambilan uang di Bank XX, tanggal dan nomor
ceknya.
b) Setelah pengambilan uang, dibuatkan Bukti Masuk Kas/Bank warna
merah dengan No.Perkiraan 100.00 Kas Besar dan No. Perkiraan
Lawan P.M (Pro Memorie), beserta keterangan Penerimaan uang dari
Bank XX, tanggal dan nomor ceknya.
c) Penyetoran uang ke Bank kebalikan daripada pengambilan cek di
Bank, seperti keterangan diatas.
5. Penerimaan Uang.
a) Penerimaan dari pengambilan uang di bank.
1) Petugas pengambil menyerahkan uang ke kasir yang besarnya
sesuai nominal yang tercantum pada cek pengambilan
2) Kasir menerima uang yang disertai dengan Bukti Masuk
Kas/Bank warna Merah, distempel “Telah Diterima”
beserta tanggal penerimaan.
b) Penerimaan dari pihak ke III / Pengembalian uang muka.
c) Pendapatan bunga dan Jasa giro No.Perkiraan 819.40, serta
819.80 dan 819.81 masuk ke Kantor Pusat sebagai Cash

49
In.
6. Pengeluaran.
a) Pengajuan pembayaran dari masing-masing bagian
diajukan ke bagian A.K&U.
b) Semua pengeluaran kas/bank menggunakan bukti
kas/bank warna “Biru” dan didukung oleh dokumen
yang sah dan benar.
c) Pembayaran IPL ( sewa lahan ) dilakukan oleh petugas
bagian A.K&U, SKW, dan disaksikan oleh perangkat desa
setempat.
d) Semua transaksi pengeluaran menurut bukti keluar
kas/bank dicatat dalam Buku Kasir dan Buku Kas/Bank.
e) Saldo buku kasir harus sesuai dengan sisa fisik uang.
Alur pengeluaran
a) Bukti Keluar Kas/Bank warna biru dengan dokumen
yang sah dan benar dengan No.Perkiraan 100.00 dan
Lawan masing-masing No.Perkiraan yang
dikeluarkan.
b) Buku Perencanaan Kasir, selanjutnya dibuku pada
Rekapitulasi Buku Kas/Bank dan Laporan Harian
Kas/Bank yang merupakan kasbon-kasbon
permintaan harian.
c) Pembayaran dengan lampiran tanda terima oleh
Kasir dan dibukukan dengan paraf Mandor
Pembukuan
7. Batasan Tanggungjawab dan proses untuk Bukti Kas/Bank
a) Kasir bertanggungjawab atas kebenaran pengetikan.
b) Bagian pemeriksa, RC/ Masinis/ Kemiker/ Sinder dan
Kabag bersangkutan memeriksa kebenaran fisik dari
obyek yang akan dibayar.

50
c) Diketahui oleh Kabag A,K&U dan disetujui oleh
Administratur.
d) Pembayaran harus sesuai dengan jumlah nominal di
kasbon, kemudian dibukukan ( Diposting ).
8. Penyimpanan
a) Uang kas disimpan di brankas.
b) Brankas selain untuk menyimpan uang tunai, juga untuk
menyimpan surat berharga / dokumen penting
perusahaan.
c) Saldo kas maksimal sesuai jumlah yang ditutup
assuransi (CIS), apabila sisa kas terlalu tinggi, harus
disimpan di rekening giro Bank untuk menjamin
keamanan serta akan mendapat jasa giro Bank.
9. Pelaporan
Realisasi Kebutuhan Kas / Laporan Manajemen nomor 15
(LM - 15) merupakan laporan pertanggung jawaban
realisasi mutasi modal kerja dan posisi saldo kas/bank.
Sedangkan laporan Keuangan dapat diperiksa melalui
Neraca Bulanan. LM-15 dibuat dan dikirim ke Kantor Pusat
setiap bulan. Kemudian LM-15 didistribusikan ke setiap
bagian PG. Redjosarie sebagai bahan evaluasi /
pengendalian dari setiap cost centre (pusat biaya).
10. Pajak :
a) Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) :
1) PBB ini dikompilir oleh Seksi SDM dan Umum. Beban biaya yang
dikeluarkan masuk pos perkiraan 082.XX R/K dalam lingkungan BH,
yaitu Direksi.
2) Pada awal tahun mengisi form Surat Pemberitahuan Obyek Pajak
(SPOP) untuk diserahkan ke KPP setempat sebelum 31 Januari dan
tindasan/copy dikirim kepada Kantor Pusat.
3) Menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dari KPP.

51
4) Jangka waktu penyetoran PBB paling lambat 6 bulan setelah SPPT-
PBB diterima.
5) Setelah pembayaran PBB, copy Surat Setoran Pajak Bumi dan
Bangunan (SSPBB) dikirim ke KP sebagai bukti telah dibayarkan.
b) Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa
1) PPh 21 Masa ini dikerjakan oleh Seksi SDM dan Umum, seperti
halnya PBB tersebut diatas.
2) Pajak ini merupakan pajak atas penghasilan karyawan (gaji,
honorarium, upah, tunjangan yang dibayar perusahaan
3) Bukti kasbon merah/pungutan pajak perk.160.10 (PPh tahun ini), serta
bukti kas putih perk.403.40 (Penghargaan Khusus) dan perk.403.50
(SHT) dari Kasir dan print out Kartu Buku Besarnya dari Seksi
Pembukuan.
4) Membuat rekap PPh berdasarkan data dan bukti kas pembayaran gaji.
5) Membuat Surat Setoran Pajak ( SSP ) rangkap 5 untuk masing-masing
PPh pasal 21 karyawan (tidak final dan final).
6) Menyiapkan Cek untuk pembayaran pajak melalui Bank.
7) Setelah SSP di stempel pihak Bank, dibuatakan Surat Setoran Masa ke
KPP dan batas akhir pembayaran pada tanggal 10 bulan berikutnya.

c) Pajak Penghasilan Pasal 21 Tahunan


PPh 21 Tahunan ini juga dikompilir oleh Seksi SDM dan Umum.
Proses Pembayaran :
1) Berdasarkan jumlah PPh terutang yang telah diisi dengan benar
dibuatkan bukti Kas Keluar Perk. 160.00 dengan jumlah sebesar
jumlah PPh menurut SPT Tahunan dikurangi dengan jumlah setoran
PPh tidak final selama 1 ( satu ) tahun pajak.
2) Menyiapkan Surat Setoran Pajak (SSP) dan Cek untuk pembayaran .
3) Setelah pembayaran diproses dan di stempel, maka SSP yang diterima

52
dilaporkan ke KPP.
4) Form SPT Pajak Penghasilan Pasal 21 Tahunan dapat diambil di KPP
setempat.
d) Pajak Penghasilan (PPh) Final Pasal 4 ayat 2
PPh Final Pasal 4 ayat 2 untuk IPL dikompilir oleh Seksi Keuangan,
sedangkan untuk Pesangon dan SHT dikompilir oleh Seksi SDM dan
Umum. Pungutan PPh ini, objek dan tarifnya diatur dengan Peraturan
Pemerintah dan bersifat final.
Proses pembayarannya :
1) Memotong dari nilai penghasilan tersebut diatas, tidak termasuk PPN
dengan tarif 10% dari jumlah penghasilan bruto IPL
2) Memberi bukti pemotongan dan membuku pada Perk.167.10 PPh
(Wapu tahun ini)
3) .Melakukan pembayaran pada KPKN setiap akhir bulan melalui Bank.
4) Setelah pembayaran, SSP yang diterima dilaporkan ke KPP setempat
dan batas akhir pembayarannya adalah tanggal 10 bulan berikutnya
e) Pajak Penghasilan Pasal 23/26
1) Pajak ini dipungut atas imbalan dari jasa pekerjaan yang dikompilasi
oleh Pengadaan Seksi Pembukuan, pengembalian hutang PTR,
pensiunan dan pembayaran berkala lainnya yang langsung ditangani
oleh Seksi Keuangan
2) Batas akhir pembayaran tanggal 10 bulan berikutnya dan proses
penarikannya dengan dikeluarkan bukti kasbon merah perkiraan
167.10 ( PPh Wapu tahun ini ).
3) Mencocokkan kasbon dengan Buku Besar perk. 167.10 dengan bukti
pemotongan pajak.
4) Membuat bukti keluar kas/bank perk. 167.10.
5) Bukti-bukti pembayaran dimasukkan dalam buku pembayaran pajak
untuk dimintakan pembayarannya.
6) Membuat SSP atas dasar bukti pemotongan PPh.
7) Pembayaran melalui Bank dan SSP dibuatkan laporan dan dikirim ke

53
KPP setempat.
f) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN )
PPN adalah pajak yang dipungut atas Penyerahan Barang Kena Pajak dan
atau Jasa Kena Pajak. PPN ini dikerjakan oleh Pengadaan pada Seksi
Pembukuan / Akuntansi.
1) Faktur Pajak :
a) Faktur Pajak dibuat sesuai dengan ketentuan sebagaimana
ditetapkan dalam Keputusan Dirjen Pajak.
b) Faktur Pajak merupakan surat berharga dan dalam penulisannya
harus benar.
2) Pembelian Barang Lokal :
a) Pengadaan barang lokal berdasarkan Surat Pesanan dilengkapi
dengan Faktur Pajak.
b) Sedangkan untuk pembelian tunai tidak harus diliengkapi dengan
Faktur Pajak.
3) PPN Masukan Tahun ini :
a) Setiap pengadaan Barang Kena Pajak (BKP) / Jasa Kena Pajak
(JKP) dari perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak (PKP) terutang PPN 10%.
b) Rekanan wajib menyerahkan Faktur Pajak Standar.
c) Pembayaran kepada Rekanan sebesar harga + PPN.
d) PPN dibukukan pada perkiraan 162.10 PPN Masukan Tahun Ini.
e) Pada akhir bulan seluruh PPN Masukan dipindah bukukan ke KD.
f) Pada awal bulan berikutnya menyampaikan laporan ke Kantor
Direksi dan selambat-lambatnya tanggal 05 sudah diterima Daftar
Faktur Pajak dan Faktur Pajak Standar lembar ke I
4) PPN Keluaran Tahun ini :
a) Setiap penjualan atas pengadaan BKP/JKP kena PPN 10%.
b) Membukukan PPN keluaran ke perkiraan 163.10 PPN Keluaran
Tahun Ini.
c) Pada akhir bulan memindah bukukan perkiraan 163.10 ke Kantor

54
Direksi.
d) Pada awal bulan berikutnya menyampaikan laporan dan selambat-
lambatnya tanggal 05 sudah diterima Kantor Pusat.
11. Asuransi, meliputi :
a) Cash In Transit (CIT) merupakan asuransi kerugian guna pengaman
dalam pengambilan uang di Bank dari ancaman perampokan,
pencurian selama dalam perjalanan.
b) Cash In Save (CIS) merupakan asuransi kerugian guna melindungi
uang yang disimpan di brankas bila terjadi kehilangan.
c) Asuransi Kendaraan Bermotor merupakan asuransi kerugian, bila
terjadi kehilangan maupun kerusakan, baik akibat kecelakaan maupun
bencana alam.
d) Asuransi Kebakaran Gedung dan Asuransi Stok Gula merupakan
asuransi kerugian guna melindungi gedung dan hasil produksi gula.
e) Personel Accident Plus (PA Plus).
PA Plus merupakan asuransi jiwa yang diberikan oleh PT. Asuransi
Jasa Tania kepada karyawan golongan IA – IVD yang mengalami
kecelakaan dan meninggal dunia. Pembayaran premi asuransi
dilakukan setahun sekali oleh Bidang Keuangan Kantor Pusat dan
untuk klaim asuransi dikompilasi oleh seksi SDM melalui Kantor
Pusat ke PT. Asuransi Jasa Tania.

55
D. Sumber Daya Manusia dan Umum.
Pada bagian ini berkaitan erat dengan bidang Sumber Daya
Manusia (SDM) yang mencakup hubungan antar karyawan
dengan perusahaan dan semua urusan yang bersifat umum
dalam pelaksanaan operasional usaha perusahaan. Bagian
ini meliputi :
1. Urusan Pengembangan SDM.
a) Perencanaan dan pengadaan sumber daya manusia :
Penyediaan dan pengadaan tenaga kerja, meliputi :

56
1) Penyediaan Internal dari sumber dalam perusahaan.
2) Penyediaan Eksternal dari sumber diluar perusahaan.
b) Pendidikan dan pelatihan
1) Pelatihan Wajib, meliputi pelatihan Jabatan Manajerial seperti
KMPM, KMP, KMPL dan Kursus lain bagi para unsur pimpinan
dan pelatihan Jabatan Teknikal seperti KLG, Kursus Masinis per
stasiun dan Kursus bagi Mandor-Mandor.
2) Pelatihan Penyegaran bertujuan untuk menambah wawasan guna
menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai jabatannya,
seperti halnya Program PED (Pengembangan Efektifitas Diri),
Seminar/Workshop/Lokakarya dan In House Training.
2. Pemeliharaan sumber daya manusia
a) Penempatan / Pengangkatan Karyawan.
Karyawan hasil seleksi golongan I A s/d II D akan melalui masa
percobaan selama 3 bulan (12 minggu) di Bagian yang akan ditempati,
selajutnya diterbitkan Surat Keputusan Pengangkatannya. Sedang untuk
pengangkatan karyawan golongan III A, baik dari rekrutmen internal
maupun rekrutmen eksternal oleh Direksi wajib melaksanakan orientasi
selama maksimum 12 (duabelas) bulan bagi karyawan yang baru
diangkat dari golongan IID ke IIIA, dilaksanakan di luar bagiannya
masing-masing selama 4 bulan.

b) Pemensiunan
Program pensiun, meliputi :
1) Iuran Pensiun dikerjakan oleh seksi SDM setiap bulan dengan
membuat Daftar Iuran Pensiun (Iuran Normal), selanjutnya dikirim ke
Direksi disertai surat pengantar Administratur.
2) Pemberitahuan Masa Bebas Tugas (MBT) dan Pensiun
3. Program Asuransi.
a) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) diberikan melalui program

57
asuransi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK)
dan Jaminan Hari Tua (JHT) kepada semua karyawan.
b) Tabungan Asuransi Pesangon (TAP).diberikan oleh PT. Asuransi Jiwa
Sraya atas santunan kepada karyawan kampanye apabila mencapai usia
55 tahun / cacat total tetap akibat kecelakaan kerja/meninggal
dunia/berhenti sebagai karyawan kampanye.
4. Penggajian dan Sistem Imbalan Jasa
a) Gaji : adalah imbalan yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat
atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan
kesepakatan. Pembayaran gaji karyawan PG. Redjosarie :
1) Dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 27
2) Dalam daftar gaji tercakup didalamnya :
a) Gaji Pokok untuk karyawan golongan IA – IVD
b) Tunjangan Khusus untuk karyawan golongan IA - IID
c) Tunjangan Struktural untuk karyawan IIIA - IVD
d) Tunjangan Sosial bagi karyawan IA - IVD
e) Upah Lembur bagi karyawan golongan IA - IID
f) Insentif kehadiran diberikan bagi karyawan golongan IA –
IVD, kecuali karyawan kampanye dan Administratur/ Pejabat
Puncak
g) Tunjangan Ekstra Giling diberikan bagi karyawan IIIA-IVD
selama musim giling, apabila akhir giling tidak lengkap 1
bulan dihitung secara proporsional
h) Tunjangan Ekstra Tugas bagi karyawan golongan IIIA-IVD
i) Tunjangan Fungsional diperuntukkan bagi Administratur/
Pejabat Puncak dan para Kepala Bagian.
b) Santunan Sosial, terdiri :
1) Tunjangan Tetap adalah sejumlah uang yang disepakati
diterima oleh karyawan sebagai tambahan penerimaan yang
meliputi tunjangan khusus, tunjangan struktural, tunjangan
sosial dan tunjangan fungsional.

58
2) Tunjangan Tidak Tetap adalah sejumlah penerimaan bagi
karyawan selain tunjangan tetap yang meliputi :
(1) Lembur merupakan kerja Insidentil berdasarkan SPKL
(Surat Perintah Kerja Lembur).
(2) TEG (Tunjangan Extra Giling) diberikan kepada karyawan
golongan IIIA s/d IVD dalam masa giling.
(3) TET (Tunjangan Extra Tugas) diberikan kepada karyawan
golongan IIIA s/d IVD setiap bulan sesuai ketentuan SK
Direksi dengan perhitungan giling terpendek 3 bulan.
(4) Biaya Pelaksanaan Tugas yang meliputi :
a. Biaya Perjalanan Dinas (BPD)
b. Tunjangan Pengumandahan merupakan suatu
penugasan khusus kepada karyawan untuk jangka
waktu tertentu (min.1 bulan dan maks.3 bulan).
c. Tunjangan Pisah Keluarga (Maks. 3 bulan).
d. Biaya Pindah merupakan mutasi antar unit kerja.
e. Tunjangan Mewakili bagi yang mewakili tugas
Administratur / Kepala Bagian (Min. 1 bulan).
f. Konpensasi Tugas untuk Karyawan golongan IIA s/d
IID yang mewakili tugas golongan IIIA.
g. Biaya Pendidikan merupakan pembinaan keahlian dan
kejuruan karyawan.

5. Jaminan Sosial, meliputi :


a) Perawatan Kesehatan bagi karyawan, pensiunan beserta batihnya
sesuai ketentuan PKB (Perjanjian Kerja Bersama) dan SK Direksi,
baik pelayanan kesehatan di Poliklinik PG. Redjosarie, Balai
Pengobatan dan Apotek Argosarie, Rumah Sakit Perusahaan, Rumah
Sakit yang ditunjuk, dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan
laboratorium medis.
b) Pakaian dinas, gula incip-incip diberikan bagi karyawan tetap

59
golongan IA s/d IVD, Karyawan Kampanye dan Honorer dan rumah
dinas sesuai ketentuan SK. Direksi.
c) Cuti Tahunan, Cuti Panjang, cuti haid dan cuti diluar tanggungan
perusahaan, serta cuti melahirkan.
d) Bonus / Imbalan Jasa bagi Karyawan Tetap golongan I-IV, Karyawan
Musiman (ex-Kampanye), PKWT 12 bulan, PKWT DMG/LMG dan
Karyawan Honorer, sedangkan kepada Karyawan Borongan diberi atas
dasar kebijakan Direksi dengan mengacu pada hasil Keputusan RUPS
PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) tentang Laporan Pengesahan
Keuangan Tahun Buku, Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan SK
Direksi tentang Pemberian Imbalan Jasa/Bonus berdasarkan pada jasa
kerja dan prestasi kerja.
e) Bantuan biaya pemondokan anak sekolah dan Insentif kehadiran
diberikan bagi Karyawan golongan IA s/d IVD dan Karyawan
Kampanye, kecuali Administratur.
6. Kesejahteraan Sumber Daya Manusia
a) Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR) diberikan pada Karyawan
Tetap, Karyawan Kampanye, Karyawan PKWT 12 bulan / DMG /
LMG dan Karyawan Honorer, serta kepada Karyawan Borongan diberi
atas dasar kebijakan Direksi. Pemberian THR ini berdasarkan
Peraturan Menaker RI, PKB dan SK Direksi tentang pemberian
Tunjangan Hari Raya Keagamaan. Ketentuan THR diberikan secara
proporsional apabila karyawan bekerja kurang dari 12 bulan.
b) Santunan Hari Tua (SHT)
Prosedure pemberian SHT meliputi :
(a) Pembayaran SHT dilaksanakan dua tahap yaitu pada saat MBT
sebesar 50 % dan sisanya diterima saat berhenti bekerja/pensiun.
(b) Berdasarkan Surat Pemberitahuan MBT dari Direksi (golongan III-
IV) atau dari Administratur (golongan I-II), Seksi SDM membuat
kasbon pembayarannya seminggu sebelum memasuki MBT.
(c) Kasbon dilampiri foto copy surat pemberitahuan MBT yang

60
diparaf Staf SDM, Staf Keuangan, Kepala Bagian A.K&U dan
Administratur, kemudian dibayarkan melalui Kasir bagi karyawan
yang menempati Rumdin dan sudah menyerahkannya pada
perusahaan
(d) Sedangkan sisanya diberikan seminggu sebelum memasuki
pensiun, termasuk koreksi pembayaran SHT apabila ada kenaikan
gaji pokok. dengan membuat kasbon dilampiri foto copy SK
Pensiun disertai perhitungan PPh dan kuintansi.
(e) Pembayaran sisa SHT diberikan bersamaan dengan penyerahan SK
Pensiun oleh Administratur atau Direksi bagi karyawan golongan
III-IV.
7. Bantuan Kematian
Bantuan Kematian diberikan bagi karyawan aktif dan pasif (pensiunan)
golongan I-IV beserta batih berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama.
8. Penghargaan Masa Kerja 20 tahun, 25 tahun, 30 tahun dan 35 tahun
Penghargaan ini diberikan pada karyawan tetap golongan I-IV, baik
yang pernah menjadi karyawan kampanye maupun tidak dan telah
bekerja secara terus menerus tanpa terputus selama waktu penghargaan
masa kerja diperoleh.
9. Pelaporan.
(a) Laporan Bidang Umum (LBU) merupakan laporan bulanan yang
dikirim kepada Bagian Urusan Umum Kantor Direksi yang ditanda
tangani oleh RC. SDM & Umum, RC. Keuangan, Kabag A.K&U
dan Administratur dengan tindasan untuk Kabid SDM, meliputi :
1) Realisasi biaya SDM dibanding biaya produksi sampai dengan.
2) Formasi Karyawan PG. Redjosarie yang meliputi formasi
karyawan LMG (Luar Masa Giling) atau DMG (Dalam Masa
Giling).
3) Formasi Karyawan Menurut Usia Golongan IIIA - IVD dan IA-
IID
4) Formasi Karyawan Menurut Pendidikan Golongan IA-IVD

61
5) Formasi Karyawan Menurut Golongan
6) Jumlah karyawan yang akan pensiun/berhenti (bulan) golongan
IA-IVD dalam 5 tahun mendatang
7) Biaya gaji karyawan yang terdiri dari No. Perkiraan 51X.00
Gaji Karyawan Tetap meliputi :
(a) 510 : Pimpinan dan TUK
(b) 512 : Tanaman
(c) 513 : Tebang dan Angkut
(d) 514 : Pabrik
(e) 515 : Pengolahan
(f) 516 : Eksploitasi Alat Angkutan
(g) 517 : Eksploitasi Alat Pertanian
8) Karyawan PKWT 12 bulan, PKWT Dalam Masa Giling
(DMG), Karyawan Kampanye, Borongan, Borongan Panggul
Gula dan Borongan Scrap (DMG) meliputi upah dan uang
lembur (bila ada).
9) Realisasi upah lembur karyawan tetap golongan IA-IID dan
kampanye
10) Daftar Karyawan dengan masa kerja 20 tahun, 25 tahun, 30
tahun dan 35 tahun
11) Daftar karyawan MPP (Masa Persiapan Pensiun) dan MBT
(Masa Bebas Tugas), Pensiun dan karyawan golongan IA-IVD
termasuk karyawan kampanye.
12) Biaya perawatan kesehatan karyawan dan rekapitulasi
perawatan kesehatan sesuai jenis perawatan
13) Realisasi upah karyawan PKWT, Borongan dan Honorer
14) Rekapitulasi gaji (per perkiraan) golongan IA-IVD termasuk
karyawan kampanye.
(b) Permintaan Modal Kerja (PMK) Bagian SDM&Umum
PMK merupakan ajuan permintaan dropping dana yang dibutuhkan
oleh Perusahaan untuk membiayai pengadaan aktiva dan

62
operasional. Besarnya ajuan kebutuhan dana disesuaikan dengan
jadwal pelaksanaan program kerja yang telah dianggarkan dalam
RKAP.
(c) Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) SDM dan Umum
RKAP disusun saling berkaitan antara rencana kerja dan anggaran
sebagai alat koordinasi agar sasaran perusahaan lebih dijamin
karena semua saling menunjang, mendukung dan bekerjasama
dengan baik. Sekai SDM membuat RKAP biaya gaji, tunjangan
kesejahteraan dan tunjangan sosial sesuai formasi karyawan dan
selanjutnya RKAP tersebut dikompilasi oleh seksi keuangan dari
semua bagian di PG. Redjosarie.
(d) Laporan Program Kemitraan dan Program Bila Lingkungan (PKBL)
Dikerjakan oleh seksi SDM setiap bulan ke PKBL Pusat yang
memuat :
(1) Laporan pertanggung jawaban Dana PKBL kas/bank
(2) Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi
(3) Buku kas/bank, Daftar pencocokan R/K dana PKBL,
Evaluasi PKBL dan laporan bina lingkungan.

10. Sekretariat.
Selain administrasi file/dossier karyawan yang merupakan bagian
kearsipan pada Seksi SDM, juga terdapat sub Sekretariat yang
membidangi kearsipan surat-surat. kearsipan sendiri merupakan
serangkaian kegiatan pencatatan, pengumpulan surat, memo, data,
surat keputusan, dokumen dan lain-lain serta penyimpanannya
sebagai arsip perusahaan yang dilakukan seterusnya sebagai data dan
historis perusahaan.
Prosedure surat masuk, meliputi :
a) Surat masuk dari pihak III atau surat dari Direksi dicatat di buku
agenda surat masuk, antara lain nomor, tanggal dan perihal surat

63
serta disposisi Direksi.
b) Setelah diketahui Administratur, dicatat sesuai disposisi
Administratur dan diteruskan kepada Kepala Bagian sesuai
urusan dan disposisi Administratur.
Prosedure surat keluar, meliputi :
a) Konseptor/petugas sekretariat mengambil nomor surat sesuai
urusan surat keluar dan dicatat pada buku agenda surat keluar.
b) Sekretaris/agendaris membuat amplop surat dan dikirim
termasuk tindasannya, bila surat bersifat rahasia dikirim dengan
sampul tertutup dan diberi stempel rahasia.
c) Administratur mengetahui dengan paraf pada lembar arsip dan
surat diteruskan pada Direksi / pihak III.
E. Pembukuan
a. Administrasi Pelaporan
1. Posting :
Mutasi Kas / Bank :
1) Bahan / sumbar data dari Bukti Masuk dan Keluar
Kas/Bank yang dilengkapi dokumen dasar yang sudah
direalisir.
2) Posting dilakukan secara harian.
3) Output pertama yang dihasilkan dari kegiatan posting
mutasi kas/bank adalah Lembar Pemeriksaan Kas/Bank
yang dipergunakan untuk meneliti kebenaran jumlah
pengeluaran dan penerimaan kas/bank, meneliti
kebenaran posting perkiraan lawan atas penerimaan
dan pengeluaran kas/bank. Setelah semuanya sesuai
kemudian dicetak untuk dikirim ke Biro Satuan
Pengawas Intern (SPI) di Kantor Pusat.
4) Pada akhir periode posting (harian), bila diperlukan
bisa dilakukan proses mutasi ke dalam Kartu Buku
Besar, sehingga dihasilkan saldo akhir semua

64
perkiraan. Saldo akhir harian Kartu Buku Besar
perkiraan Kas dan perkiraan Bank harus cocok dengan
saldo fisik Kas dan saldo Rekening Koran (RK) yang
telah diterima dari Bank. Untuk pencocokan ini setiap
akhir bulan, disusun Daftar Pencocokan RK dengan
Bank (Rekonsiliasi Bank).
Mutasi Non Kas :
1) Bahan / sumber data adalah Bukti Memorial.
2) Jenis Bukti Memorial antara lain Penerimaan dan
Pengeluaran Barang Gudang, Hasil Produksi, Ambil Alih
R/K dan Bukti Memorial Koreksi-koreksi.
3) Posting dilakukan secara harian sesuai tanggal bukti
memorial.
4) Untuk meneliti kebenaran posting Bukti Memorial yang
telah dibuku, digunakan Lembar Pemeriksaan Bukti
Memorial.
2. Rekening Koran
Setiap terjadi transaksi pembebanan antar unit usaha, RK
harus dicetak sebanyak 2 lembar untuk yang asli
disampaikan kepada unit usaha terkait dan tindasan untuk
Bidang Akuntansi.
3. Kartu Buku Besar
Setelah Neraca Sisa selesai dibuat dan telah
ditandatangani oleh yang berwenang, maka yang harus
dilakukan adalah mencetak semua akun buku besar,
kemudian dibuku/dibendel untuk arsip sebagai data
pendukung Neraca Sisa
4. Kartu / Buku Tambahan ( Ekstra Komtabel )
Kartu ini adalah bertujuan untuk membantu penjelasan
dari Kartu Buku Besar. Kartu ini meliputi Kartu Rincian

65
Piutang, Kartu Rincian Hutang, Kartu Rincian Biaya, Kartu
Persediaan bahan/barang Finansial atau KVA (Kantoor
Vorraad Administratieve) dan Kartu Eksploitasi Alat
Pengangkutan.
5. Neraca Bulanan
Adalah merupakan kumpulan dari saldo akhir bulan atas
perkiraan Aktiva, Hutang, Modal, Persediaan, Pendapatan
dan Biaya.
6. Prognosa Laba / Rugi
Prognosa merupakan suatu cara untuk mengamati
perjalanan pelaksanaan RKAP, dengan mempertimbangkan
dan menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi,
sehingga dapat diprediksi sejauh mana target yang
ditentukan dapat tercapai, pada sektor mana target yang
tidak tercapai dan akhirnya bisa menentukan langkah-
langkah untuk mendekatkan upaya pencapaian target
7. Laporan Manajemen merupakan laporan aktifitas dan
biaya perusahaan.
8. Neraca Suplesi dan Penutup
Neraca Suplesi dan Penutup dibuat setelah Neraca
Bulanan dari bulan Desember atau akhir tahun yang
disampaikan ke Kantor Pusat.
9. Pelaporan
Pelaporan disampaikan ke Kantor Pusat yang meliputi
Neraca bulanan, Laporan Manajemen, Prognosa Laba/Rugi,
Neraca Sisa Suplesi dan Penutup, Lembar Pemeriksaan
Kas/Bank dan Memorial, serta Laporan Persediaan Bahan /
Barang Gudang Triwulanan.
b. Pengadaan Barang Dan Jasa :
1. Prosedur administrasi
a) Kepala Bagian terkait mengajukan permintaan pembelian sesuai

66
kebutuhan riil dengan menggunakan blangko PB-24 yang diketahui
Kepala A,K & U untuk mendapat persetujuan Admnistratur.
b) Berdasarkan persetujuan dari Admnistratur, kemudian dilakukan
proses Permintaan Penawaran Harga (PPH) kepada minimal 3 rekanan
perusahaan yang dinilai mampu dan layak dapat memenuhi pengadaan
barang tersebut oleh bagian pengadaan.
c) Hasil Permintaan Penawaran Harga (PPH) yang telah ditandatangani
oleh Tim Tender dibuatkan evaluasi penetapan pemegang tender. Tim
Tender dibentuk dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Administratur.
d) Berdasarkan referensi harga yang ada, maka dilakukan negosiasi harga
kepada pemenang tender dan selanjutnya dibuatkan berita acara hasil
negosiasi.
e) Dari hasil evaluasi dan negosiasi, Tim Tender menyampaikan usulan
pemenang tender untuk mendapatkan persetujuan Administratur.
f) Apabila peserta yang menyampaikan PPH lebih dari satu
Rekanan/Leperansir, maka saat pembukaan sampul PPH mengundang
minimal satu Rekanan guna sebagai saksi.
2. Batasan kewenangan pengadaan.
Pengadaan barang/jasa dapat dilaksanakan melalui
pembelian tunai maksimal sampai dengan nilai Rp 10
juta. Sedangkan yang melalui pemilihan langsung
(kontrak) dengan nilai diatas Rp 15 juta yang didukung
atas persetujuan Direksi.
3. Cara Pengadaan Barang Lokal
Pengadaan barang melalui Surat Pesanan ( SP ) :
a) Berdasarkan persetujuan Administratur, maka
dibuatkan SP kepada Rekanan pemenang tender.
b) Dalam SP harus memuat :
(1)Jumlah barang dan spesifikasi tehnis barang yang
dipesan.

67
(2)Diketahui Kepala Bagian bersangkutan, Kepala
Bagian A.K&U dan Administratur.
(3)Batas waktu penyerahan pesanan barang sejak
diterimanya SP Rekanan.
(4)Dilengkapi kode huruf I untuk barang investasi dan
huruf E untuk barang ekploitasi.
Pengadaan barang secara tunai :
a) Melalui penunjukan langsung baik di pasar, melalui
Rekanan, maupun pihak ketiga lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan.
b) Barang bersifat spesifik, keagenan, pabrikan,
keahlian khusus, dan pengadaan bersifat
mendesak/tidak dapat ditunda.
c) Pimpinan PG wajib menetapkan kebijaksanaan
daftar barang yang dapat dibeli secara tunai.
d) Bersifat Just in Time dan langsung digunakan.
e) Sesuai permintaan Kepala Bagian terkait dan
disetujui Administratur.
f) Pelaksanaan pembelian oleh urusan Pengadaan
didampingi petugas bagian terkait yang meminta
barang.
g) Dilakukan penelitian kwalitas barang, melalui nego
harga, guna memperoleh harga yang wajar dan
menguntungkan perusahaan.
h) Melakukan check price minimal 3 toko/Rekanan
sebagai referensi untuk menilai kewajaran harga.
i) Proses administrasi pencatatan penerimaan dan
pemanfaatannya harus melalui gudang atau
Laporan Harian Gudang ( LHG ).
Pengadaan barang/jasa melalui tender :

68
LEMBAR PEMERIKSAAN KAS/BANK LEMBAR PEMERIKSAAN MEMORIAL

a) Dapat dilaksanakan di unit usaha melalui proses pemilihan


langsung dengan mengikutsertakan minimal 3 Rekanan.
b) Kepala bagian terkait mengajukan permintaan untuk
mendapatkan persetujuan Adminiatratur.
c) Pengajuan pengadaan barang/jasa tersebut dikirim kke Kantor
Direksi untuk mendapat persetujuan.
d) Dibentuk Tim Tender yang ditetapkan berdasarkan surat
Keputusan Administratur.
e) Bagian pengadaan barang/jasa membuat spesifikasi tehnis dan
harga perhitungan sendiri ( HPS ).
f) Untuk pekerjaan tehnis, sebelum PPH perlu dilakukan
Aanwijzing ( penjelasan tentang pekerjaan ) dan dibuatkan berita
acara hasil pelaksanaan aanwijzing tersebut.
g) Hasil pembukaan PPH dievaluasi dan mendapat persetujuan
seluruh anggota Tim Tender.
h) Hasil negosiasi harga dibuatkan berita acara dan ditandatangani
oleh Tim Tender yang berfungsi selaku negosiator di unit usaha.
i) Dibuatkan Surat Perintah Kerja ( SPK ) atau Surat
Perjanjian/Kontrak sesuai ketentuan.

Alur Pembukuan

Mutasi Kas Mutasi Non Kas


- BUKTI MASUK KAS/BANK BUKTI MEMORIAL
- BUKTI KELUAR KAS/BANK

POSTING HARIAN

69
NERACA
KARTU BULANAN
BUKU BESAR
KARTU/BUKU TAMBAHAN

Gambar 3.2.

c. Aktiva Tetap.
Pengelolaan dan pencatatan Aktiva Tetap pada prinsipnya
mengacu pada Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan
yang ditetapkan Meneg. BUMN. Standar pengelolaan dan
pencatatannya meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Aktiva Tetap Berwujud.
(a) Pengakuan aktiva tetap berujud sesuai kriteria yaitu
memenuhi azas manfaat minimal lebih dari 1 tahun
dan memenuhi azas material dengan nilai perolehan
minimal sesuai ketentuan Direksi.
(b)Pengadministrasian pengakuan aktiva tetap
berwujud harus dicatat pada Kartu Aktiva dan
dilengkapi dengan data/dokumen pendukung yang
benar.
(c) Jenis aktiva tetap berwujud ( Investasi baru ):
Nama Perkiraan No.Perkiraan Masa
manfaat % Penyusutan
Bangunan perusahaan 003/043 20 tahun
5

70
Mesin dan instalasi 004/044 8 tahun
12,5
Jalan dan jembatan 005/045 20 tahun 5
Alat pengangkutan 006/046 8 tahun
12,5
Alat pertanian 007/047 8 tahun
12,5
Investasi kantor/rumah 008/048 4 tahun
25
2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Jenis aktiva tetap tidak berujud :
Nama perkiraan No.Perkiraan
Biaya pendirian 000.00
Penelitian dan pengembangan 000.30
Hak atas tanah ( HGU/HGB ) 000.70
3. Prosedur perolehan aktiva tetap.
a) Dianggarkan dalam RKAP tahun berjalan.
b) Realisasi pengadaannya harus dimintakan ijin dan
persetujuan Direksi.
c) Batasan nilai dan proses pengadaan lokal aktiva
tetap sesuai dengan SOP pengadaan barang/jasa.
d) Proses administrasi pencatatan penerimaan dan
pemanfaatannya harus melalui gudang ( LHG ) sesuai
ketentuan yang berlaku.
e) Perolehan aktiva tetap melalui kontrak/borongan
dalam satuan unit dan penyerahannya dilengkapi
dengan berita acara.
f) Setiap aktiva tetap yang dimanfaatkan diberi label
yang ditempelkan pada fisik aktiva tersebut.
Selanjutnya data tersebut dimasukkan dalam buku

71
inventarisasi aktiva.
4. Perbaikan, Penggantian dan Penghapusan Aktiva
Tetap :
a) Biaya perbaikan rutin yang bersifat mengembalikan
ke kapasitas normal di buku sebagai biaya
eksploitasi.
b) Biaya penggatian yang dampaknya dapat
meningkatkan kapasitas umur aktiva atau efisiensi
operasional aktiva dibuku sebagai penambah nilai
aktiva dan perlu dilakukan penyesuaian nilai buku,
penyusutan dan umur manfaatnya sesuai ketentuan.
c) Aktiva tetap non produktif ( aktiva bongkaran )
karena alas an yang dapat dipertanggungjawabkan
untuk segera diusulkan penghapusannya kepada
Direksi sesuai ketentuan dan prosedur.
5. Pelaporan
Setiap akhir tahun disampaikan kepada Bidang
Akuntansi KP Laporan posisi Aktiva Tetap dan pelaporan
buku aktiva tetap tahunan dibuat sesuai program
aplikasi Aktiva Tetap yang setiap waktu dapat dilakukan
up date sesuai urgensi perusahaan.
d. Administrasi Hasil
1. Administrasi Gula :
Mutasi Pemasukan :
a) Berita acara perhitungan prooduksi gula harian.
b) PB 33 laporan produksi Gula dan Tetes.

Mutasi pengeluaran Gula PG dan PTR :


a) Lampiran DO/SPPB (Surat Perintah Penyerahan

72
Barang) oleh Kantor Pusat/PG.
b) Surat Kuasa dari pembeli kepada pemegang DO.
c) Surat Pembuktian Pengeluaran Gula.
d) Gula dikeluarkan sesuai situasi kondisi gudang dan
stapel.
e) Surat Ijin Angkut ( SIA )
f) Buku Ekspedisi pengeluaran Gula beserta
Rekapitulasi Laporan Produksi dan Pengeluaran Gula.
g) DO/SPPB Natura 10% milik PTR dibuat,
ditandatangani oleh Kabag A.K&U dan Penerima
Gula.
Pola penjualan gula :
a) Dijual Kantor Pusat ( milik PG + PTR ).
b) Dijual PG ( milik PG + PTR ).
c) Kontrak A karyawan.
d) Natura 10% PTR.
Pola kepemilikan gula :
a) Milik sendiri ( PG )
Ex. TS ditambah ex. PTR dengan formula untuk
rendemen dibawah 6,00 sebesar 34 %, selebihnya
30 %.
b) Milik PTR
Untuk rendemen dibawah 6,00 sebesar 66%
selebihnya 70%.
c) Stock opname fisik secara bulanan oleh Tim Bagian
AK&U dan Bagian Pengolahan setiap akhir bulan dan
akhir tahun.
d). Periode penyelesaian perhitungan gula bagi hasil PTR
:
(a) Periode mingguan.
(b) Periode 15 harian.

73
(c) Periode 30 harian.

2. Administrasi Tetes ( Molasses ) :


Buku Persediaan Tetes :
Mutasi pemasukan :
a) PB 33 laporan produksi gula dan tetes.
b) Berita acara perhitungan produksi tetes periodic
(harian/dua mingguan).
c) Laporan mingguan, dua mingguan dan bulanan.
Mutasi pengeluaran tetes :
a) SPPB Tetes oleh Kantor Pusat berdasarkan Surat
Perintah Setor (SPS) dari PG. Redjosarie.
b) Surat Kuasa Pembeli kepada pihak trasportir
c) SPPB Tetes dan Surat Kuasa di Fax lebih dulu oleh
Pembeli ke PG untuk dikonfirmasikan ke KP oleh
Pihak PG
d) PB 48 Surat Pembuktian Penyerahan Tetes.
e) Buku keamanan pengeluaran tetes.
f) Bukti penimbangan tetes / Struk Timbangan Jiwan
Utara, baik tarra maupun setelah isi.
g) Berita Acara Penyerahan Barang yang
ditandatangani oleh Administratur dan Transportir
sesuai masing-masing nomor SPPB.
Pola penjualan tetes :
a) Dijual oleh Kantor Pusat.
b) Dijual Kantor Pemasaran Bersama (KPB).
c) Pemakaian PASA dan dijual PG setelah mendapat
persetujuan Kantor Pusat.

74
BAB IV
PENUTUP

Praktek Kerja Lapangan (PKL) I di PT. Perkebunan Nusantara XI


(Persero) Pabrik Gula Redjosarie sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh
Politeknik Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta dan ini merupakan
pemenuhan tugas dalam kalender akademik yang dilakukan pada Semester III.
Selain itu, PKL I ini ditujukan guna menambah pengetahuan penulis yang
notabene adalah sebagai karyawan dalam tugas belajar yang diadakan oleh
Direksi PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) kelak kembali terjun ke dunia
pekerjaan.
Dalam pelaksanaan PKL I ini, penulis bisa lebih mengenal, mengetahui,
memahami peran dan keterkaitan bagian masing-masing di pabrik gula,
sistematika penyusunan administrasi, dampak tidak terpenuhinya sistematika
penyusunan administrasi, pembentukan sistematika penyusunan laporan
administrasi dan cara menyusun dan mengerjakan isi pokok laporan administrasi.
Sistem operasional yang digunakan adalah Standard Operating Prosedure (SOP)
yang ditetapkan Direksi PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) dan Pedoman
Akuntansi BUMN Perkebunan yang ditetapkan Meneg. BUMN Sofyan A. Djalil
tahun 2008 sebagai pedoman pelaporan dan pelaksanaan tugas perusahaan
perkebunan. Pabrik Gula Redjosarie dipimpin oleh Administratur yang dibantu
oleh 4 (empat) Kepala Bagian sebagai Team Work yang saling berperan dan
berkaitan dalam mencapai sasaran dan tujuan perusahaan.
Keterbatasan ilmu dan waktu tentu akan terdapat beberapa kekurangan
dalam penulisan ini, sehingga penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun dari pembaca, sehingga bisa menjadikan suatu pengalaman dan ilmu
tersendiri bagi penulis. Demikian, semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi kita
sekalian. Terima kasih.

75
DAFTAR PUSTAKA

I.Prabowo, Dibyo, DR. dkk, 1992. PT. Perkebunan XX (Persero) Dalam


Perjalanan Waktu. Airlangga University Press, Surabaya.
II.Sartono, Jusuf. Sistem Pengawasan Pabrik Gula. Aqasana Karya Bhakti, LPP
Yogyakarta, 1988.
III.Basri, Irwan, H, Drs,MM. Standard Operating Procedure (SOP). PT.
Perkebunan Nusantara XI (Persero), Surabaya, 2008.
IV.PG. Redjosarie dan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Unibraw
Malang. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL), Magetan, 2005.
V.PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero). Laporan Manajemen Perusahaan PT.
Perkebunan Nusantara XI (Persero). Surabaya, 2006.
VI.Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Periode 2008-2009.
VII.Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara I – XIV
(Persero) dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), 2008.
VIII.Baridwan, Zaki. Sistem Akuntansi. Edisi Kedua, Yogyakarta, 1981.
IX.Koontz, Harold. Manajemen. Edisi Kedelapan, Alih Bahasa: Erlangga, Jakarta,
1990.
X.Anthony, R, N. Planning and Control System. Edisi Keenam, Boston, 1993.
XI.Mulyadi, Drs, M.Sc. Sistem Akuntansi. Edisi Pertama, STIE-YKPN,
Yogyakarta, 1989.

76

You might also like