You are on page 1of 16

BAB.

I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini manusia kebanyakan melupakan makna kehidupannya, hakekat
diciptakannya manusia oleh Tuhan, dan adat istiadat atau yang lazimnya sering disebut
dengan istilah kebudayaan. Hal tersebut seringkali banyak disebabkan oleh beberapa faktor
yang mempengaruhi dalam perkembangannya. Beberapa Diantaranya seperti kemajuan
teknologi yang pesat, modernisasi atau globalisasi yang semakin meningkat.
Dalam sejarah manusia yang sebelumnya memiliki kebudayaan yang bersifat primitif
dan kental akan seni, agama, dan tata kelakuan yang telah diturunkan turun- temurun ke
generasi berikutnya berangsur-angsur mulai berubah seiring dengan perkembangan zaman
dan kemajuan teknologi. Manusia yang dulu saling menyapa ketika bertemu di jalan sekarang
jarang terjadi karena lebih sibuk dengan handphonenya. Bertumbuhnya sifat individualisme
yang banyak terjadi khususnya dalam masyarakat perkotaan merupakan salah satu contoh
yang kongkrit dari akibat perkembangan teknologi yang pesat dan terus mempengaruhi
kebudayaan.
Berlimpahnya kemakmuran dan megahnya bangunan belum merupakan lambang
kemajuan suatu kebudayaan manusia dalam arti sebenarnya. Kemajuan dan perkembangan
yang hanya terbatas pada material saja akan menyebabkan kepincangan dalam kehidupan
manusia. Oleh karena itu, manusia dan kebudayaan memiliki hubungan yang erat karena
kebudayaan berasal dari pemikiran manusia yang diatur atau dibatasi oleh aturan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


 Apakah pengertian kebudayaan?
 Apakah definisi wujud kebudayaan?
 Unsur apa sajakah yang terkandung kebudayaan?
 Bagaimana proses transformasi kebudayaan?
 Bagaimana hubungan manusia dengan kebudayaan?

1
1.3 Tujuan Masalah
 Untuk mengetahui pengertian kebudayaan secara jelas dan lengkap.
 Untuk mengetahui definisi wujud kebudayaan.
 Untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam kebudayaan serta
penjelasannya secara rinci.
 Untuk mengetahui transformasi kebudayaan.
 Untuk megetahui hubungan manusia dan kebudayaan itu sendiri.

1.4 Manfaat
Dapat mengetahui secara detail baik dari pengertian, wujud, unsur, serta transformasi
pada hubungan manusia dengan kebudayaan, dan mengetahui lebih pasti tentang hubungan
manusia dan kebudayaan.

2
BAB. II
KONSEPSI TEORI

2.1 Pengertian kebudayaan


Kebudayaan berasal dari kata cultuure (Belanda) culture (Inggris) dan colere (Latin)
yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan terutama
pengolahan tanah yang kemudian berkembang menjadi segala daya dan aktifitas manusia
manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Dari bahasa Indonesia (Sansekerta) “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi
yang berarti budi atau akal. Pendapat lain “budaya” adalah sebagai suatu perkembangan dari
kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena itu mereka membedakan antara
budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta,karsa dan rasa.
Kebudayaan adalah hasil dar cipta,karsa dan rasa tersebut, beberapa pendapat ahli
antropologi dunia tentang definisi kebudayaan :
 E.B.Tylor (Primitive Culture) : keseluruhan kompleks yang mengandung ilmu
pengetahuan lain seperti kebiasaan manusia yang bermasyarakat.
 R.Linton (The Cultural Background of Personality) : konfigurasi dari tingkah laku
yang pembentukannya didukung dan diteruskan anggota masyarakat tertentu.
 C.Klukhonn dan W.H Kelly (Hasil Tanya jawab dengan ahli antropologi sejarah) :
Hukum, psikologi yang implisit, rasional, irasional terdapat pada setiap waktu sebagai
pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
 Melville J.Herskovits (Ahli antropologi Amerika) : bagian dari lingkungan buatan
manusia “Man Made Part of the Environment”.
 Dowson (Age of the Gods) : cara hidup bersama(Culture is common way of life).
 J.P.H Dryvendak : kumpulan cetusan dari jiwa manusia yang beraneka ragam dan
berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
 Ralph Linton (1893-1953) : sifat sosial manusia yang turun temurun “Man’s sosial
heredity”.
Beberapa definisi yang dikemukakan oleh pakar Indonesia :
 Prof. Dr. Koentjaara Ningrat : keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan
yang teratur oleh tata kelakuan yangharus didapat degan belajar.Dan yang semuanya
tersusun dalam kehidupan masyarakat.

3
 Sultan Takdir Alisahbana : manifestasi dari cara berfikir.
 Dr. Moh. Hatta : ciptaan dari suatu bangsa.
 Mangunsarkoro : segala yang bersifat hasil kerja manusia dalam artian yang seluas-
luasnya.
 Drs. Sidi Gazalba : cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi
kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk satu kesatuan sosial dengan
suatu ruang dan suatu waktu.
Definisi di atas berbeda-beda namun memiliki prinsip yang sama yaitu mengakui
adanya ciptaan manusia,meliputi perilaku dan hasil kelakuan manusia,yang diatur oleh tata
kelakuan yang diperoleh dengan belajar yang semuanya tesusun dalam kehidupan
masyarakat.
Di dalam masyarakat kebudayaan diartikan “The general body of the art” yang
meliputi seni sastra, seni musik, seni pahat, seni rupa, dan pengetahuan filasafat. Dan
akhirnya mendapatkan kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil budi manusia untuk
mencapai kesempurnaan hidup atau segala sesuatu yang diciptakan manusia baik yang
konkrit maupun abstrak.
Menurut Prof. M. M. Djojodiguno1 bahwa kebudayaan atau budaya adalah daya dari
budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa.
 Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam
pengalamannya. Hasil cipta berupa Ilmu pengetahuan.
 Karsa : kerinduan manusia untuk menginsafi dari mana manusia sebelum lahir dan
kemana sesudah mati.Hasilnya berupa norma-norma keagamaan atau kepercayaan.
 Rasa : kerinduan manusia akan keindahan dan dorongan untuk menikmati keindahan.
Hasilnya berbagai macam kesenian.
Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Dan dijelasakan sebagai berikut :
 Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia yang
meliputi kebudayaan material (bersifat jasmaniah) dan kebudayaan non material
(bersifat rohaniah).
 Kebudayaan tidak diwariskan secara generative(biologis) melainkandngan cara
belajar.
 Kebudayaan diperoleh manusai sebagai anggota masyarakat.
1
Asas-asal Sosiologi, 1958.
4
 Kebudayaan adalah kebudayaan manusia.

2.2 Wujud Kebudayaan


Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan atau tindakan dan hasil karya
manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang tersusun dalam kehidupan
manusia. Adapun wujud kebudayaan itu sendiri menurut J. J. Honigmann yang dibedakan
berdasarkan gejalanya:
 Ideas
 Activities
 Artifact
Sedangkan menurut Koentjaraningrat wujud kebudayaan ada 3 macam yaitu :
 Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan nilai-nilai, norma-
norma, peraturan dan sebagainya.
 Wujud kebudayaan sebagai komleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
 Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Keterangan diatas menandakan bahwa kebudayaan hanya dapat diperoleh dalam
anggota masyarakat yang mana pewarisannya melalui cara belajar. Adapun wujud
kebudayaan dapat bersifat material dan non material. Dan kesimpulan tersebut
memperlihatkan adanya perbedaan pokok antara manusia dan hewan yaitu :
 Kelakuan manusia diakui oleh akalnya sedangkan hewan oleh nalurinya.
 Kehidupan manusia dapat berlangsung dengan bantuan peralatan sebagai hasil kerja
akalnya sedangkan hewan pada fisiknya.
 Perilaku manusia didapar dan dibiasakan melalui proses belajar sedangkan hewan
melalui proses nalurinya.
 Manusia memiliki alat komuikasi berupa bahasa sedangkan hewan tidak.
 Pengetahuan manusia bersifat akumulatif karena masyarakatnya yang bekembang.

2.3 Unsur-unsur Kebudayaan


Dari berbagai unsur kehidupan dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan hal
yang luas karena kebudayaan merupakan hasil dari alam, pemikiran manusia dan
tindakannya. Namun keanekaragaman tersebut dapat digolongkan menjadi sesuatu yang

5
umum atau universal. Ada 7 unsur besar yang dapat disebut sebagai isi pokok disetiap
kebudayaan, menurut Koentjaraningrat yaitu :
 Bahasa.
 Sistem pengetahuan.
 Organisasional.
 Sistem peralatan hidup dan teknologi.
 Sistem mata pencarian hidup.
 Sistem religi.
 Sistem kesenian.
Dalam butir keenam, religi dalam analisis Koentjaraningrat termasuk sistem
kebudayaan universal. Hal ini dapat dipandang dari sudut religi yang merupakan sebagian
dari kebudayaan karena merupakan keyakinan dan gagasan –gagasan tentang Tuhan dalam
agama Indonesia seperti penyembahan dewa, ruh halus dan berbagai bentuk upacara yang
terkait denagn sistem keyakinan tersebut. Namun dalam hal Islam religi bukanlah
kebudayaan karena merupakan suatu ciptaan Ilahi/Tuhan bukan hasil karya manusia baik
monument ataupun phenomena2.
Penyebaran (difusi) unsur-unsur kebudayaan dapat berlangsung melalui perpindahan
maupun datangnya kelompok-kelompok menusia dengan berbagai tujuan dan terjadilah
penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Sebagai contoh : Pedagang-pedagang Islam dari Arab,
India, dan Gujarat secara langsung/tidak langsung telah menyebarkan kebudayaan Islam pada
kelompok masyarakat yang mereka jumpai dalam kegiatan perdagangan mereka di nusantara
pada abad 7 dan 8. Hubungan-hubungan pedagang tersebut dengan penduduk dikatakan
hubungan symbolistik dari bahasa Inggris yang artinya hubungan serasi dari berbagai unsur
Hal ini dapat dikatakan bahwa hubungan penduduk dengan Islam pada awal sejarah
datangnya Islam ke nusantara adalah hubungan symbiotic dimana kedua kelompok dapat
hidup berdampingan dengan aman dan saling menguntungkan dengan adanya perdagangan
diantara mereka.
Namun dari hubungan tersebut terjadi juga semacam penerobosan kebudayaan dengan
jalan damai atau penetrasi pacifique (penerobosan dengan dasar damai ). Dalam hal ini unsur-
unsur kebudayaan pendatang turut masuk kedalam kebudayaan.

2.4 Transformasi Budaya


2
Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Teori dan konsep Dr. Hj. Sofia Rangkuti-Hasibuan, M.A 2002 Dian
Rakyat. Hal 149-150.
6
Kebudayaan merupakan suatu kumpulan yang berintegrasi dari cara-cara berlaku
yang dimiliki bersama, kebudayaan yang bersangkutan secara unik mencapai penyesuaian
kepada lingkungan tertentu. Kebudayaan tidak bersifat statis melainkan bersifat adinamis 3
dalam masyarakat Jawa dikenal satu budaya yang disebut Cokro manggilingan yaitu percaya
bahwa manusia seperti jalannya roda pedati, terkadang ada diatas dan terkadang ada di
bawah. Dalam budaya dikenal istilah cultural lag yaitu penggambaran keadaan masyarakat
yang dengan mudah nya menyerap budaya yang bersifat materil tetapi belum mampu
menyerap yang bersifat non materil. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk perubahan
kebudayaan antara lain :
 Evolusi : perubahan kebudayaan yang terjadi secara lambat namun arah perubahannya
akan mencapai bentuk yang lebih sempurna.
 Revolusi : proses perubahan yang sangat cepat sehingga dirasakan oleh masyarakat.
 Inovasi : proses perubahan yang berasal dari diri masyarakat itu sendiri.
 Difusi : perubahan budaya yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar masyarakat
seperti masuknya unsur-unsur budaya lain.4
Perubahan disebabkan karena pewarisan budaya dari generasi ke generasi berikutnya.
Hal ini terjadi proses pada individu, proses itu antara lain :
 Internalisasi : proses dari berbagai pengetahuan yang berada diluar diri individu
masuk menjadi bagian dari individu.
 Sosialisasi : proses penyesuaian diri seseorang ke dalam kehidupan kelompok dimana
individu tersebut berada,sehingga kehadirannya dapat di terima oleh anggota
kelompok lain.
 Enkulturasi : proses ketika individu memilih nilai-nilai yang dianggap baik dan pantas
dalam masyarakat, sehingga dapat dipakai sebagai pedoman untuk bertindak.
Ketiga proses ini dapat bervariasi antara individu satu dengan yang lain.Variasi
budaya ini sering disebut dengan istilah sub culture (Cabang Kebudayaan)5. Adat istiadat
dan kebudayaan itu mempunyai nilai pengontrol dan nilai sangsional terhadap tingkah laku
anggota masyarakat. Tingkah laku yang tidak cocok dengan norma atau peraturan diatas
dianggap “masalah sosial”6. Perilaku yang menyimpang (deviant behavior) yaitu salah satu
bentuk dari permasalahan sosial, maka dalam perkembangannya sering pula menimbulkan
3
T. O. Ihromi. 1994:32
4
Sir James George Frazer. 1944:211-216
5
L. Dyson. 1992:37
6
Kartini Kartono. 1992:2
7
budaya baru. Jika perilaku tersebut terjadi berulang-ulang maka masyarakat telah terbiasa
dengan hal itu.
Peristiwa asimilasi dan akulturasi juga dapat menimbulkan perubahan budaya, tetapi
kedua peristiw aini mempunyai cirri khas yang tersendiri antari lain : Dalam asimilasi unsur-
unsur budaya lama dari masing-masing budaya asal sudah tidak nampak lagi. Sedangkan
akulturasi unsur-unsur budaya yang berbeda itu saling bersentuhan dan saling meminjam,
tetapi ciri khas masing-masing budaya tidak hilang tetap dipertahanakan. Tidak semua
kelompok maupun individu mampu menerima perubahan yang terjadi. Hal ini disebabkan
karena beberapa faktor yaitu :
 Faktor kebutuhan.
 Faktor keuntungan langsung yang dapat dinikmati.
 Faktor senang terhadap sesuatu yang baru.
 Faktor sifat inovatif yang selalu ingin bekreasi.
Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang mampu menerima perubahan
budaya.sedangkan faktor-faktor yang mampu menolaknya yaitu :
 Anggapan bahwa hal baru itu merugikan.
 Anggapan bahwa hal baruitu bertentangan dengan nilai yang sudah dianut
sebelumnya.
Orang-orang muda dan kelompok wiraswasta cenderung lebih mudah menerima
perubahan. Sebaliknya kelompok masyarakat yang telah mapan dan tokoh-tokoh agama yang
cenderung lambat menerima perubahan.

2.5 Hubungan Manusia dan Kebudayaan


Dalam kehidupan ini setiap manusia baik dalam keluarga, organisasi, maupun dalam
masyarakat pasti mempunyai budaya-budaya sendiri yang telah tertanam dalam diri mereka
masing-masing dan berbeda menurut asal daerah mereka dibesarkan sebelumnya. Beraneka
ragamnya ras manusia, perbedaan tempat, dan banyaknya perbedaan keyakinan pada
manusia, mengakibatkan munculnya beraneka ragam kebudayaan yang dibawa oleh masing-
masing manusia. Sebelum membahas tentang hubungan manusia dan kebudayaan alangkah
baiknya jika tahu terlebih dahulu apa hakekat manusia dan kebudayaan sendiri bagi manusia.
Manusia pada hakekatnya mempunyai makna yaitu manusia dalam kehidupannya itu
tidak akan pernah bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lain, hal atau kesadaran seperti
inilah yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia agar pada setiap individu tidak seorang

8
pun pada dirinya merasa “paling”, misalnya paling cantik, paling kaya, paling kuat, atau yang
semisal itu. Semua manusia di dunia ini pada dasarnya sama mereka menginginkan kebaikan,
kebagusan, keindahan pada diri mereka masing-masing. Tapi, perbedaan lingkungan,
pergaulan, serta pendidikan semua itu membuat berbagai perbedaan mendasar pada
pembentukan pribadi bagi setiap individu manusia.
Seperti halnya dengan budaya juga mempunyai berbagai macam definisi yang
dikemukakan oleh para ahli dibidang tersebut diantaranya seperti :
 Prof. Dr. Koentjaraningrat mengatakan kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari
kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya
dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
 Dr. Moh. Hatta, kebudayaan adalah ciptaan hidupdari suatu bangsa.
Sultan Takdir Alisyahbana mengatakan kebudayaan adalah suatu manifestasi dari
suatu tata cara berpikir.7
Definisi-definisi di atas merupakan beberapa dari banyaknya definisi-definisi yang
telah dikemukakan oleh para ahli. Dari berbagai macam definisi yang telah dikemukakan
tersebut mempunyai maksud yang sama, yaitu berasal dari manusia, meliputi perilaku, dan
hasil kelakukan, yang telah diatur oleh tata kelakuan dalam suatu masyarakat.
Setelah mengetahui apa hakekat manusia diciptakan dan makna dari kebudayaan.
Maka hubungan diantara keduanya dapat disimpulkan bahwa, pertama manusia dapat
dikatakan sebagai makhluk yang berbudaya. Hal itu dikerenakan manusia mempunyai 2 hal
penting yaitu pikiran dan perasaan, yang keduanya itu saling mengimbangi dalam kehidupan
suatu individu. Kedua, manusia sebagai makhluk termulia, dibandingkan dengan makhluk
tuhan yang lain. Karena manusia diberi dengan adanya pikiran dan perasaan. Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT dalam surat At-tin ayat 4-6:
“Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia itu dalam sebaik-baik ciptaan, kemudian
akan Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya kecuali mereka orang-
orang yang beriman dan berbuat kebajikan”. (At-Tin; 4-6)
Kebudayaan yang terus berkembang seiring dengan berkembangnya zaman, yang
sebelumnya diawali dari kebudayaan yang primitif hingga sekarang yang modern memiliki 2
fungsi yang bertentangan, yaitu budaya sebagai sarana kemajuan dan sebagai ancaman bagi
manusia. Alasan yang mencakup keduanya yaitu dengan budaya, kehidupan suatu individu
akan terdorong menjadi lebih modern misalnya seseorang yang gaptek, karena pengaruh

7
Ilmu Budaya Dasar. Dr.Djoko Widagdho. dkk. hal. 12
9
kebudayaan dalam penyebaran informasi seseorang itu menjadi ahlinya dalam beberapa tahun
atau bahkan beberapa bulan.
Budaya dapat dikatakan sebagai ancaman bagi manusia, Karena dengan
berkembangnya suatu budaya dapat mengubah pola pergaulan suatu masyarakat khususnya
para remajanya. Bahkan beberapa orang mengira bahwa semakin berkembang suatu budaya
semakin banyak dosa yang dibuat, begitu juga sebaliknya budaya yang masih primitif budaya
itu masih dianggap suci.
Maka dari itu, hubungan antara manusia dan kebudayaan sangat erat sekali, karena
kebudayaan itu muncul dengan adanya suatu pengalaman dari manusia. Dan perkembangan
budaya harus disertai dengan etika agar ke depannya tidak mengarah ke hal-hal yang tidak
diinginkan.

10
BAB. III
STUDY KASUS

Bangsa yang maju peradabannya tidak akan pernah lepas dari pengaruh
kabudayaannya. Sejumlah negara yang maju dan pernah mempunyai nama yang masyhur di
antara negara-negara lain di dunia adalah bangsa-bangsa yang sangat peduli terhadap
budayanya. Bangsa Indonesia termasuk salah satu bangsa yang memiliki banyak akan
keanekaragaman kebudayaan, beraneka ragam unsur-unsur budaya dari berbagai pelosok
daerah yang terdapat di tanah air, memiliki nilai kultural dan nilai sejarah yang cukup tinggi
dan terkenal di dunia, seperti Candi Borobudur, budaya keraton, tari Pendet Bali, dan lain
sebagainya.
Bentuk-bentuk budaya tersebut akan menjadi saksi sejarah bagi manusia sekarang dan
bahkan menjadi pusat perhatian dunia sebagai bangsa yang cukup maju peradabannya di
masa lalu. Keanekaragaman kebudayaan daerah dari berbagai etnis di tanah air, akan terus
dikibarkan untuk mendukung bagi pelestarian budaya nasional tanah air. Tapi semua itu tidak
akan menjadi kenyataan ke depannya, jika generasi selanjutnya atau generasi penerus bangsa
ini tidak memiliki rasa kecintaan terhadap budaya atau minimal mengerti terhadap
kebudayaan apa yang kita miliki, agar nantinya mereka tahu apa yang harus dilakukan agar
budaya Indonesia tetap terjaga kelestariannya. Pernyataan yang mendasari dari masalah di
atas mampukah budaya kita untuk bertahan melawan banyaknya budaya asing yang masuk?
gempuran budaya modern alias budaya asing lebih banyak mengandung unsur-unsur negatif
bagi pertumbuhan nasional bangsa Indonesia dibandingkan dengan unsur-unsur positifnya.
Apalagi terhadap posisi bangsa Indonesia yang masih dalam masa perkembangan, dan masih
gencar-gencarnya membangun. Lebih buruknya lagi unsur-unsur tersebut lebih menagarah ke
arah generasi penerus bangsa ini.
Selain yang telah disebut di atas, ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan kebudayaan bangsa ini diantaranya seperti :
 Perkembangan teknologi
Pada abad 21 teknologi sudah semakin canggih khususnya dalam perkembangan
penyebaran informasi sudah semakin cepat antara satu tempat ke tempat lain, yang
dulu membutuhkan kurir atau lewat kantor pos untuk mengirim surat dan itu
memakan waktu berhari-hari,sekarang hanya butuh beberapa detik. Selain teknologi

11
itu, ada istilah lain yang berhubungan dengan penyebaran informasi yaitu internet.
Dengan internet segala macam bentuk informasi dari berbagai tempat di seluruh dunia
dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Melalui cara seperti itulah budaya asing
dapat masuk di Indonesia. Kita ambil misal cara pergaulan orang barat yang bebas,
seperti sekarang yang sudah terlihat telah banyak digandrungi oleh banyak pemuda
khususnya di kota-kota besar.
 TKI yang pulang dari luar negeri
Sekarang ini sudah semakin banyak TKI yang pulang dari luar negeri dengan
membawa budaya negara tempat dia bekerja, tanpa peduli dengan budaya aslinya di
Indonesia. Hal itu tidak menutup kemungkinan penyebaran budaya asing lebih lancar
masuk ke negara ini. Lebih ditakutkan lagi jika mereka para TKI itu mengajak sanak
saudaranya untuk mengikuti budaya luar secara langsung maupun tidak langsung.
Hal-hal seperti inilah yang seharusnya sangat dikhawatirkan, khususnya untuk
kelestarian budaya bangsa Indonesia sendiri. Apalagi negara Indonesia merupakan
salah satu negara pengekspor TKI terbesar, dan kebanyakan TKI tersebut tidak
memiliki pendidikan yang cukup.
 SDM Indonesia yang kurang berkualitas
Dewasa ini perkembangan SDM sangat mempengaruhi majunya budaya bangsa. Tapi
sayangnya di Indonesia SDM kurang begitu diperhatikan misalnya seperti
membludaknya para pengangguran beberapa tahun lalu. Banyak sekali budaya-budaya
Indonesia sangat menarik tapi kurang ditonjolkan dikarenakan kurangnya pengenalan
budaya Indonesia secara optimal. Padahal jika disebutkan satu persatu budaya
Indonesia sangat banyak. Kurangnya perhatian terhadap generasi muda khususnya
dalam masalah budaya akhirnya menjadi kendala besar dalam perkembangan budaya
sendiri.

12
BAB. IV
ANALISA DAN KESIMPULAN

4.1 Analisa
 Hakikat Manusia
Berbicara tentang manusia maka satu pertanyaan klasik yang sampai saat ini belum
memperoleh jawaban yang memuaskan adalah pertanyaan tentang siapakah manusia
itu. Banyak teori telah dikemukakan, di antaranya adalah pemikiran dari aliran
materialisme, idealisme, realisme klasik, dan teologis.
Aliran materialisme mempunyai pemikiran bahwa materi atau zat merupakan satu-
satunya kenyataan dan semua peristiwa terjadi karena proses material ini, sementara
manusia juga dianggap juga ditentukan oleh proses-proses material ini.
Sedangkan aliran idealisme beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang
sebenarnya. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan/kerohanian. Aliran
realisme klasik beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia
lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan/kerohanian, dan aliran teologis
membedakan manusia dari makhluk lain karena hubungannya dengan Tuhan.
Di samping itu, beberapa ahli telah berusaha merekonstruksikan kedudukan manusia
di antara makhluk lainnya. Juga berusaha membandingkan manusia dengan makhluk
lainnya. Dari hasil perbandingan tersebut ditemukan bahwa semua makhluk
mempunyai dorongan yang bersifat naluriah yang termuat dalam gen mereka.
Sementara yang membedakan manusia dari makhluk lainnya adalah kemampuan
manusia dalam hal pengetahuan dan perasaan. Pengetahuan manusia jauh lebih
berkembang daripada pengetahuan makhluk lainnya, sementara melalui perasaan
manusia mengembangkan eksistensi kemanusiaannya.

 Hakikat Kebudayaan
Kebudayaan sering kali dipahami dengan pengertian yang tidak tepat. Beberapa ahli
ilmu sosial telah berusaha merumuskan berbagai definisi tentang kebudayaan dalam
rangka memberikan pengertian yang benar tentang apa yang dimaksud dengan
kebudayaan tersebut.

13
Akan tetapi ternyata definisi-definisi tersebut tetap saja kurang memuaskan. Terdapat
dua aliran pemikiran yang berusaha memberikan kerangka bagi pemahaman tentang
pengertian kebudayaan ini, yaitu aliran ideasional dan aliran
behaviorisme/materialisme. Dari berbagai definisi yang telah dibuat tersebut,
Koentjaraningrat berusaha merangkum pengertian kebudayaan dalam tiga wujudnya,
yaitu kebudayaan sebagai wujud cultural system, social system, dan artifact.
Kebudayaan sendiri disusun atas beberapa komponen yaitu komponen yang bersifat
kognitif, normatif, dan material. Dalam memandang kebudayaan, orang sering kali
terjebak dalam sifat chauvinisme yaitu membanggakan kebudayaannya sendiri dan
menganggap rendah kebudayaan lain. Seharusnya dalam memahami kebudayaan kita
berpegangan pada sifat-sifat kebudayaan yang variatif, relatif, universal, dan
counterculture.

 Manusia dan Kebudayaan


Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan
kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang
sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian
prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan
dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses
internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari
kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat
kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai 1) penganut kebudayaan, 2) pembawa
kebudayaan, 3) manipulator kebudayaan, dan 4) pencipta kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang
meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus
mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan
berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan
manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of
life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

14
4.2 Kesimpulan
 Kebudayaan berasal dari kata cultuure (Belanda) culture (Inggris) dan colere (Latin)
yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan terutama
pengolahan tanah yang kemudian berkembang menjadi segala daya dan aktifitas
manusia manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
 Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan atau tindakan dan hasil karya
manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang tersusun dalam
kehidupan manusia.
 Dari berbagai unsur kehidupan dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan hal
yang luas karena kebudayaan merupakan hasil dari alam, pemikiran manusia dan
tindakannya.
 Kebudayaan hanya dapat diperoleh dalam anggota masyarakat yang mana
pewarisannya melalui cara belajar.
 Dari berbagai unsur kehidupan dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan hal
yang luas karena kebudayaan merupakan hasil dari alam, pemikiran manusia dan
tindakannya. Namun keaneka ragaman tersebut dapat digolongkan menjadi sesuatu
yang umum atau universal.
 Penyebaran (difusi) unsur-unsur kebudayaan dapat berlangsung melalui perpindahan
maupun datangnya kelompok-kelompok menusia dengan berbagai tujuan dan
terjadilah penyebaran unsur-unsur kebudayaan.
 Kebudayaan merupakan suatu kumpulan yang berintegrasi dari cara-cara berlaku
yang dimiliki bersama, kebudayaan yang bersangkutan secara unik mencapai
penyesuaian kepada lingkungan tertentu.
 Manusia pada hakekatnya mempunyai makna yaitu manusia dalam kehidupannya itu
tidak akan pernah bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lain.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rangkuti, Sofia, Hasibuan, Dr. Hj. 2002. Manusia dan kebudayaan di Indonesia.
Dian Rakyat.
http://agushidayat89.blogspot.com/2009/06/hakekat-manusia-dan-kebudayaan.html
http://sosial-budaya.blogspot.com/2009/05/manusia-dan-kebudayaan.html

16

You might also like