You are on page 1of 96

KLASIFIKASI TEORI SOSIOLOGI

a. Johnson (Teori Sosiologi Klasik dan Modern)

LEVEL
ANALISIS TEORI KLASIK TEORI MODERN
Auguste Comte
Budaya Pitirim Sosokin Struktural Fungsional
William F Ogburn Konflik
Emile Durkheim Struktural Fungsional
Struktur Karl Marx Konflik

Individu Max Weber Struktural Fungsional

Interaksi Simbolik
Interaksi Georg Simmel Pertukaran
Struktural Fungsional
Konflik
b. George Ritzer (Sosiologi: Ilmu Penget Berparadigma Ganda)

Tiga paradigma teori sosiologi


1) Paradigma Fakta Sosial
* Teori struktural fungsional
* Teori Konflik
* Teori sistem
* Teori sosiologi makro

2) Paradigma Definisi Sosial


* Teori tindakan
* Teori interaksi simbolik
* Teori fenomenologi

3) Paradigma Perilaku Sosial


* Teori sosiologi perilaku
* Teori pertukaran
AUGUSTE COMTE (1798 – 1857)
1. Perumus sosiologi sbg ilmu empirik

1. Comte adalah positivist => Memahami masy


dg pendekatan sains

3. Mengembangkan strategi perubahan masy,


meskipun ia seorang konservatif yg
mempertahankan tertib sosial (soc order)

4. Masy dipandang sebagai organisme dg ciri2:


* Totalitas lebih besar d p jumlah individu
* Masy merupakan sistem
* Masy lebih penting d p individu
5. Metode kerja sosiologi = metode sains:
Observasi, perbandingan, Eksperimen

Kebudayaan berpengaruh thd struktur masyarakat


Berfikir merup komponen bud terpenting, berkemb
sbb: * Teologi
* Metafisik
* Positif
Hubungan berfikir dg struktur masyarakat:
a. Teologi => Masy militer
b. Metafisik => Org masy lokal, dominasi ahli
hukum
c. Positif => Masy industri
1. Perumbuhan ilmu (berdasarkan kompleksitas):
* Matematika
* Astronomi
* Fisika
* Kimia
* Biologi
* Sosiologi

1. Comte menaruh perhatian akan pembag kerja


dan kemajuan. Kemajuan mengganggu tertib
sosial. Utk kembali ke tertib sosial diperlukan
pembaharuan agama => Agama humanitas.
9. Sosiologi berperan sbg penjaga tertib sosial =>
penjaga moral intelektual dlm masyarakat dan
pemerintah.
PITIRIM SOROKIN (1889 – 1968)
1. Mengembangkan teori siklis yg menerangkan bhw
kebud berubah : bud rohani => bud campuran =>
bud indrawi => bud campuran => bud rohani =>
campuran, dst

Bud rohani (ideational) :


* Asketis => mengurangi kebutuhan fisik sejauh
mungkin.
* Aktif => mengurangi kebutuhan fisik dan
mengubah dunia aktual agar sesuai
dg dunia transendental
Budaya indrawi (sensasional)
* Pasif => Kejarlah kenikmatan
* Sinis => Kejar jenikmatan yg diterima dunia
ideasional
* Aktif => Mengubah dunia fisik untuk
kesenangan

Budaya campuran:
* Idealistis => terintegrasi
* Tiruan => tidak terintegrasi
WILLIAM FIELDING OGBURN (1886 – 1959)
1. Mengembangkan teori disequilibrium (teori
guncangan) akibat ketimpangan penerimaan bud
materi dan non materi.

2. Disequilibrium diperkuat oleh perbedaan penerimaan


antar bud non materi sendiri

3. Konsep kunci : Cultural lag

4. Persoalan hidup merup perwujudan cultural lag

Catatan: W F Ogburn tidak menerangkan pengaruh


perbedaan individu seperti halnya Rogers
EMILE DURKHEIM (1858 – 1917)
1. Sosiologi hrs terpisah dari psikologi dan filsafat
karena berlainan obyek studi dan metode kerja

1. Obyek studi sosiologi => fakta sosial:


a. Benda atau sebagai benda
b. Berada di luar dan di atas individu
c. Punya daya paksa thd individu
d. Tersebar / dimiliki masyarakat

3. Masyarakat itu riil, sedang individu dibentuk oleh


masyarakat (realisme sosial)
4. Pendekatan sains, positivistik, empirik, obyektif,
kuantitatif, statistik

5. Konsep utama : integritas sosial dan solidaritas


sosial

6. Solidaritas sosial => Keadaan hubungan antar


individu / klp yg didasari moral, perasaan dan
kepercayaan bersama, diperkuat dg pengalaman
emosional bersama

7. Dua kategori solidaritas sosial:


a. Solidaritas mekanis
b. Solidaritas organis
8. Solidaritas mekanis didasari ikatan emosional atas
kebersamaan; solidaritas organis berkaitan dg saling
tergantung atas dasar pembagian kerja (division of
labor)

9. Masyarakat ber-evolusi dari solidaritas mekanis ke


solidaritas organis
10. PERBANDINGAN TIPE SOLIDARITAS

SOLIDARITAS MEKANIK SOLIDARITAS ORGANIK

a. Pembag kerja rendah a. Pembag kerja tinggi


b. Kesad kolektif tinggi b. Kesad kolektif rendah
c. Hukum represif dominan c. Hkm restitutif dominan
d. Individualitas rendah d. Individualitas tinggi
e. Konsesnus akan pola e. Konsensus akan nilai
normatif penting abstrak & umum penting
f. Penyimpangan dihukum f. Penyimpangan dihukum
oleh masyarakat badan kontrol sosial
g. Kesalingtergantungan g. Kesalingtergantungan
rendah tinggi
h. Bersifat tradisional h. Bersifat industrial
pedesaan perkotaan
11. Dlm masy terjadi pembagian kerja yg makin
khusus (spesialisasi), yg bersumber pada
pertumbuhan penduduk

12. Ada hubungan agama dg solidaritas sosial (Studi


ttg masy Arunta di Australia)

13. Studi ttg bunuh diri (suicide) memperkuat teori


solidaritas sosial. Tiga kategori bunuh diri:
a. Bunuh diri egoistik
b. Bunuh diri anomik
c. Bunuh diri altruistik
14. Ancaman terhadap solidaritas sosial:
a. Konflik
b. Penyimpangan
c. Individualisme
d. Anomi

15. Perubahan sosial berakibat :


a. Disintegrasi sosial
b. Disorganisasi sosial
C. Profanisasi / desakralisasi
d. Anomi
KARL MARX (1818 – 1883)

1. Pola berfikir => determinisme ekonomi

1. Ekonomi dipandang sbg infra struktur, sedang


sospol, budaya dan agama sbg supra struktur

1. Karl marx menolak pendekatan positif dan


menggunakan pendekatan historis

1. Karl marx terpengaruh hegel, tetapi mengganti:


a. Idealisme dg materialisme
b. Konservatisme dg perubahan sosial radikal
c. Dialektika tetap tidak berubah
5. Kebutuhan manusia tak pernah tuntas, selalu muncul
bentuk produksi baru

6. Mns berbeda dari hewan dlm kemampuan bersama


menciptakan kondisi materiil yg diperlukan

7. Perubahan cara produksi menimbulkan perub sos

8. Sejarah perkembangan masyarakat meliputi :


a. Primitif
b. Komunal purba
c. Feodal
d. Kapitalis
e. Komunis
9. Struktur kelas atas dasar pemilikan alat produksi:
a. Borjuis => pemilik alat produksi (tanah, mesin,
modal); mempertahankan status quo
b. Proletar => hanya memiliki tenaga dan
keterampilan; mengusahakan
perubahan revolusioner
Antara kedua kelas terjadi konflik yg tak pernah
selesai

10. Struktur kelas dan kesadaran kelas:


Str kelas => obyektif
Kesadaran kelas => subyektif
11. Konsep dasar lainnya:
a. Kesadaran palsu
b. Alienasi

12. Kesadaran palsu => ideologi budaya berupa ilusi


utk
mengimbangi ketimpangan dan kekurangan materi
yg berakibat tidak sadar akan kepentingan
sebenarnya

13. Kesadaran palsu merupakan dasar bagi sikap karl


Marx thd agama krn dlm agama tdp banyak
kesadaran palsu
14. Alienasi => Produk terlepas dari pembuatnya

15. Alienasi tjd paling ekstrim dlm kapitalisme yg ditandai


mekanisme pasar yg impersonal

16. Alienasi politik => perlindungan pemerintah thd kelas


yg dominan

17. Untuk menghilangkan alienasi hrs menghilangkan hak


milik dan kapitalisme

18. Kritik Karl Marx thd kapitalisme : nilai surplus jatuh ke


tangan kapitalis
19. Jawaban kapitalis atas kritik Karl Marx:
a. Upah buruh naik
b. Pertumbuhan kelas menengah
c. Tersebarnya pemilikan saham
d. Fiskal yg berimbang
e. Tanggung jawab thd kesejahteraan dasar
MAX WEBER 1864 - 1920

1. Sosiologi mengkaji individu dan tindakan sosialnya

1. Individu => motivasi dan rasionalitasnya


Tindakan sosial => perilaku penuh makna
subyektif diarahkan kepada orang lain

3. Perbandingan dg Durkheim:
Durkheim => realis sosial
Max Weber => nominalis
4. Metode kerja: kualitatif, subyektif, Verstehen.

5. Mengatasi subyektivitas dg mengembangkan tipe


ideal (ideal type)

6. Permasalahan ilmu yg ‘value free’ vs ‘value laden’

7. Tipe2 tindakan sosial:


a. Tindakan sos rational: zweckrational
wertrational
b. Tindakan sos non rational:
afektif
tradisional
8. Perbedaan power dan otoritas:
Power => Kemampuan utk memaksakan
kehendak
Otoritas => Pengakuan pihak lain

9. Macam2 otoritas:
Tradisional
Kharismatik
Rasional legal
Campuran

10. Konflik ada di mana-mana, termasuk pada individu:


konflik status dan konflik peran
11. Stratifikasi sosial didasari:
Wealth (kekayaan)
Power (kekuasaan)
Status (kedudukan)
12. Agama : Ia mempelajari pengaruh agama thd
perkembangan ekon di kalangan Calvynist Eropa
(The Protestant Ethic and the spirit of capitalism)

Asumsi : orang baik bakal masuk surga

Ciri2 orang baik:


Suka kerja keras dan biasa hidup hemat
Rasional dan berjiwa investasi
Disiplin serta mandiri

Sifat2 (The Protestant Ethic) tsb mendukung


pembentukan kapital
GEORG SIMMEL (1858 – 1918)

1. Obyek studi sosiologi => interaksi sosial (pola2


interaksi)

1. Simmel menjembatani :
a. Realisme – Nominalisme (Durkheim – M Weber)
b. Konflik – Solidaritas (K Marx – E Durkheim)

3. Pola berfikir Simmel dipengaruhi oleh:


a. Herbert Spencer => Evolusi (diferensiasi dan
heterogenesi masyarakat)
b. Immanuel Kant => Empirisme & rasionalisme
c. Hegel => Dialektika
4. Masy dlm proses pembentukan (sosiasi, vergesell-
schaftung)

5. Sosiologi mempelajari pola2 interaksi, meliputi:


a. Bentuk: Solidaritas, Kompetensi, Superordinasi-
Subordinasi, Pembagian Kerja, dll (dlm
negara, parpol, industri)
b. Isi : Kepentingan poleksos, dll

6. Hubungan bentuk dan isi dinamis


Kadang2 bentuk terpisah dari isi (sosiabilita)
7. Pokok-pokok pembahasan Simmel:
a. Proses sosial => pembag kerja, pembentukan
partai, oposisi thd penguasa,
konflik, perundingan
b. Tipe2 sosial (peran khas seseorang):
Wasit, atasan, orang asing,
makelar
c. Pola2 perkembangan sosial:
Diferensiasi sosial, otonomi,
perubahan fungsi organisasi
8. Konflik:
a. Merup bagian (bukan lawan) dari interaksi
b. Bisa memperkuat interaksi

9. Upaya meredam konflik :


a. Hilangkan dasar konflik
b. Menangkan salah satu pihak
c. Kompromi / Damai
d. Ketidakmungkinan damai
10. Peran pihak ketiga dlm konflik:
a. Wasit
b. Penengah
c. Pencari untung dlm konflik
d. Menciptakan konflik

11. Pengaruh jumlah thd konflik

12. Interaksi dan pembentukan kelompok dan birokrasi

13. Uang sebagai media interaksi


15. Kreativitas individu vs budaya mapan
a. Kebudayaan merupakan produk kreativitas, tapi
jika sudah mapan bisa menjadi penghalang untuk
perkembangan kreativitas lebih lanjut
b. Alienasi budaya => inovasi budaya bisa
menyebabkan alienasi / keterasingan
TEORI INTERAKSI SIMBOLIK

1. Landasan teori :
a. Pragmatisme
b. Behaviorisme sosial

2. Beberapa aspek pragmatisme:


a. Realitas diciptakan saat bertindak dlm dunia nyata
b. Pengetahuan dan ingatan ttg dunia nyata didasari
kegunaannya
c. Definisi ttg obyek sos dan fisik didasari
kegunaannya
3. Behaviorisme sosial (berbeda dg behaviorisme
radikal Watson): ‘tindakan bukan respon thd
stimulus melainkan thd maknanya bagi pelaku’

4. Kontributor thd teori interaksi simbolik:


a. George Herbert Mead (1863 – 1931)
b. Charles Horton Cooley (1864 – 1929)
c. William I Thomas (1863 – 1947)
d. Manford Kuhn ( …. - ….)
e. George Herbert Blumer ( …. - ….)
f. Erving Goffman (1922 – 1982)
5. Pokok2 fikiran G H Mead:
a. Masyarakat lebih penting daripada individu
b. Tindakan muncul melalui:
* Impuls (perangsang)
* Persepsi (pemahaman)
* Manipulasi (antisipasi dampak)
* Konsumasi (pelaksanaan)
(Hewan melalui ‘trial and error’)
c. Dlm interaksi, konsep diri memegang peran
penting. Orang bisa membuat dirinya jadi subyek
dan obyek (‘I’ dan ‘Me’) sehingga bisa melihat
dirinya sendiri
d. (dilanjutkan ……)
d. Dlm interaksi diperlukan empathy (kemampuan
menempatkan diri sbg orang lain)

e. Perkembangan konsep diri dimulai pd masa kanak2:


* Tahap bermain (memainkan peran orang lain)
* Tahap permainan (games, mengerti peran orang2
lain dalam tim)
* Tahap ‘generalized other’ (pembentukan sikap tim
sehingga anak punya sikap yg sama dg
komunitasnya, meski bisa muncul keunikan2)
f. (dilanjutkan)
f. Masyarakat merupakan proses sosial yg
berlangsung terus-menerus, didukung oleh:
* Pranata sosial (kebiasaan hidup bersama)
* Pendidikan (internalisasi pranata sosial yg
memberi ruang utk berkembangnya individualitas)

g. Prinsip-prinsip dasar interaksi simbolik:


* Mns punya kemampuan berfikir yg dibentuk melalui

interaksi sosial / sosialisasi yg tidak searah


* Obyek berfikir => obyek fisik, sosial, moral
(abstrak, yg menurut relativisme : obyek moral yg
sama punya arti berbeda bagi orang yg berbeda)
* (dilanjutkan …….)
* Interaksi simbolik adalah interaksi yg menggunakan

simbol (y I obyek sosial yg disetujui orang utk


menggantikan / merepresentasikan sesuatu
* Simbol berupa benda, gerak / isyarat atau kata2;
Bahasa adalah simbol yg paling penting
* Mns mempelajari simbol dan maknanya melalui
interaksi
* Simbol hrs dimaknai sama oleh pihak-pihak ybs
* Pemakaian simbol bisa tampak atau terselubung.
Berfikir => interaksi dg diri sendiri (terselubung)
* Perhatian interaksi simbolik terfokus pd dampak
makna dan simbol thd tindakan mns
* Tindakan mns tampil dan tersembunyi (berfikir). Yg
tersembunyi lebih penting
6. Pokok-pokok fikiran C H Cooley (1864 – 1929)
a. Individu dan masy saling memerlukan
b. ‘Looking glass self’ utk menilai penerimaan /
penolakan orang lain yg menghasilkan :
* Image ttg diri sendiri
* Image ttg pandangan orang lain
* Harga diri (rasa bangga, malu)
c. ‘Primary group’: tempat pertama kali orang
memasuki dunia sosial yg pokok => tempat watak
dasar secara universal dibentuk
d. ‘Secondary group’ => kelompok kepentingan yg
potensial utk menjadi primary group
7. Pokok2 fikiran W I Thomas
a. Perilaku tgt pd definisi situasi yg diberikan
(relativis melihat bhw situasi yg sama punya
makna berbeda bagi orang yg berbeda)
b. Definisi situasi itu subyektif dan berubah
c. Dalil Thomas : Kalau orang mendefinisikan situasi
sebagai riil, maka riil pula konsekuensinya
8. Pokok fikiran Manford Kuhn
a. Interaksi simbolik merupakan payung bagi teori2
lain
b. Konsep diri dapat dikorelasikan secara kuantitatif
dg variabel2 sosial lain melalui tes ‘twenty
statement’
9. Pokok2 fikiran George H Blumer
a. Orang punya macam-macam status dan peran. Di
antaranya ada yg meenonjol
b. Menolak dominasi struktur sosial berskala besar
thd tindakan sosial aktor
c. Konsep diri dipengaruhi status dan peran
d. Keberhasilan dlm pelaksanaan peran
dipengaruhi:
* Komitmen ybs
* Dukungan pihak lain
* Situasi
* Kesempatan
10. Pokok2 fikiran Erving Goffman (Teori Drama turgi)
a. Hidup adalah sandiwara untuk mempertahankan
kesan
b. Ada ‘back stage’ dan ‘front stage’ => setting dan
front personal (penampilan dan gaya)
11. Teori Interaksi simbolik merupakan teori utama dlm
psikologi sosial, komunikasi dan pendidikan

12. Keunggulan2 teori Interaksi simbolik:


a. Perhatian ke level analisis mikro maupun makro
b. Terintegrasi dan bersintesis dg teori2 lain
(pertukaran, etnometodologi, fenomenologi)
c. Mencakup pembahasan berbagai fenomena sosial
dan menjembatani aliran2 ilmu sosial masa kini
13. Kritik thd Interaksi simbolik
a. Meninggalkan teknik2 ilmiah konvensional
b. Konsep2-nya kurang tegas (self, fikiran, the ‘I’
and the ‘me’
c. Mengabaikan peran struktur berskala luas
d. Mengabaikan peran emosi, motif, kebutuhan,
tujuan, dan aspirasi para aktor
14. Masa depan Interaksi simbolik cukup cerah, karena:
a. Banyak karya berbagai ilmu bertema interaksi
simbolik
b. Analisisnya meliputi level mikro maupun makro
c. Menggabungkan berbagai perspektif teori lain
d. Terlibat dlm menjelaskan masalah besar yg
dihadapi teori2 sosiologi
TEORI PERTUKARAN
(EXCHANGE THEORY)

1. Fokus perhatian sosiologi adalah perilaku nyata yg


dpt diamati dan diukur, pd level individu maupun
kolektif

1. Konsep2 yg tidak dapat diukur hrs diberi definisi


operasional shg bisa diukur dan dibandingkan
(misal: kegiatan, keakraban hubungan, perasaan)

1. Tujuan akhir => terbentuknya hukum

1. Pendekatan => kuantitatif obyektif


5. Pemuka2 teori pertukaran
a. George Homans ( …. – 1989)
b. John Thibaut
c. Harold W Kelly
d. Peter Blau

6. Pokok2 fikiran George Homans


a. Fokus perhatian: pertukaran pd kelompok kecil
b. Teori pertukaran didasari:
* Ekonomi dasar => cost – benefit
* Psi perilaku => reward – punishment
c. Bentuk pertukaran:
* Langsung (menekankankeseimbangan dan
keterlibatan emosi

A B

* Tidak langsung (mendukung integrasi dan


solidaritas kelompok)

A B

C D
d. Kelebihan seseorang merupakan investasi yg
diperhitungkan dlm interaksi (usia, keturunan,
pendidikan, pengalaman, keahlian, dll)
7. Kontribusi Thibaut dan Kelly:
a. Memperluas analisis pertukaran ke kelompok yg
lebih besar
b. Interaksi dimulai dg penjajagan utk dilanjutkan
atau diputuskan
c. Mutu interaksi dipengaruhi faktor endogen (lelah,
rasa puas, dll) dan eksogen (lingkungan, latar blk,
dll)
d. Ada alternatif interaksi utk dipilih
e. Perhitungan cost – benefit kadang2 tidak disadari
f. Ada kemungkinan koalisi antara pihak2 yg terlibat
g. Jika klp bertambah besar, interaksi akan semakin
kompleks, tidak langsung danimpersonal
8. Kontribusi Peter Blau:
a. Pertukaran terjadi pd level mikro dan makro
(mensyahkan etruktur kekuasaan: ada sub dan
super struktur)
b. Pertukaran tak seimbang merupakan sumber
utama struktur kekuasaan (yg lemah sub ordinasi
kepada yg kuat, utk kemudian diakui sbg otoritas)
c. Sub ordinasi bisa dihindari dg:
* Penolakan pemberian
* Pembalasan yg seimbang
* Penggunaan sumber lain
* Penggunaan kekerasan
d. Perbandingan cost – benefit tak seimbang bisa
berdampak pd munculnya oposisi
9. Contoh proposisi pertukaran
a. Jika pd masa lalu suatu stimulus menimbulkan
tindakan yg mendatangkan ganjaran, maka makin
mirip stimulus yg ada makin mungkin orang ybs
melakukan tindakan yg sama atau hampir sama
a. Makin sering suatu tindakan mendapat ganjaran,
makin sering seseorang melakukannya
b. Makin tinggi nilai suatu tindakan, makin senang
orang melakukannya
c. Makin sering seseorg mendapat ganjaran, makin
kurang bernilai baginya utk meningkatkannya
d. Jika seseorg tidak menerima ganjaran seperti yg
diharapkan, atau menerima hukuman di luar
dugaannya, maka ia akan berkecil hati
TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL:
INTEGRASI DAN KETERATURAN SOSIAL

1. Fokus perhatian:
a. Apa yg membuat masyarakat bersatu
b. Bagaimana landasan sos itu dipertahankan
c. Bagaimana tindakan individu yg berkontribusi
kepada masy diarahkan pd kesejahteraan masy

1. Analisis fungsional terdapat pd karya2: A Comte,


E Durkheim, Max Weber, Karl Marx, G Simmel, dan
di abad XX pd karya T Parsons dan R K Merton
3. Talcott Parsons (1902 – 1979) mengembangkan
‘Grand Theory of Sociology’ yg mendapat sambutan
luas, tapi kemudian terdesak oleh teori sosiologi
radikal dan interaksi simbolik

4. Parsons mengembangkan konsep ‘tindakan Sosial


Voluntaristik’ melalui analisis karya2 sbb.
a. Marshall => Terlalu rasional, kurang normatif
b. Pareto => Tindakan mns kebanyakan non logis
c. E Durkheim => Dominasi masyarakat
d. Max Weber => Tidakan individu dilandasi
idealisme, nilai, dan norma, tetapi ia mengabaikan
kondisi dan faktor biologis (alat dan kelelahan)
5. Tindakan sosial voluntaristik => orang bebas
memilih tujuan dan alat, tetapi terikat pada
lingkungan dan nilai / norma bersama
6. Tindakan sosial individu dilandasi dua elemen dasar:
a. Orientasi motivasional => meningkatkan kepuasan
dan menekan kekecewaan
b. Orientasi nilai => standar norma yg
mengendalikan pilihan

Orientasi motivasional meliputi tiga dimensi berikut:


a. Dim kognitif => pengetahuan pelaku ttg situasi
b. Dim katektif => reaksi afektif/emosional thd situasi
c. Dim evaluatuf => dasar-dasar utk menentukan pilihan

Orientasi nilai meliputi tiga dimensi berikut:


a. Dim kognitif => penget ttg standar utk penerimaan/
penolakan interpretasi kognitif
b. Dim apresiatif => std dlm pengungkapan perasaan
c. Dim moral => std utk menilai tipe-tipe tindakan
7. Komitmen thd nilai dan norma merupakan faktor
pemersatu masyarakat

8. Ada tiga kategori tindakan sosial :


a. Tind intelektual => kognisi
b. Tind afeksi => afeksi
c. Tind moral => evaluasi

9. Empat tahapan sistem yg fungsional dlm


pelembagaan dan pembudayaan nilai/norma:
a. Budaya
b. Sosial
c. Individu
d. Organisma perilaku
10. Nilai / moral sbg faktor pemersatu hrs:
a. Dilembagakan pd level budaya
b. Disosialisasikan pd level sosial
c. Diinternalisasi pd level individu
d. Dikontrol pd level perilaku

Juga hrs terpenuhi kebutuhan akan ketahanan


teritorial, krn masyarakat saling berhubungan

11. Ada arus informasi dan kontrol dari level budaya sp


dg organisma perilaku, dan arus enerji dg arah
sebaliknya. Gabungan kedua arus itu menghasilkan
sibernetik (mekanisme umpan balik)
12. Tindakan sosial dirumuskan dlm ‘variabel pola’
(pettern variable) sbb:
a. Afektif vs netral afeksi
b. Kolektivitas vs orientasi diri
c. Partikularism vs universalism
d. Orientasi askripsi vs orientasi prestasi
e. Kekaburan vs spesifitas

(Catatan: Variabel pola dpt dibandingkan dg konsep


Gemeinschaft – Gesellschaft dari ferdinand Tonnies)
13. Sistem sosial punya empat fungsi berikut:
(A) Adaptation => Ekonomi
(G) Goal attainment => Politik
(I) Integration => Hukum
(L) Latency => Keluarga, agama, pendid

14. T Parsons dan teori sistem umum :


a. Sistem terbuka
b. Setiap sub sistem pd gilirannya dpt dilihat sbg
sistem
c. Dlm setiap subsistem, betapa pun kecilnya, ada
‘AGIL’
15. Media pertukaran dalam AGIL :
(A) => uang
(G) => kekuasaan
( I ) => hukum
(L) => komitmen nilai

16. Kritik thd T Parsons :


a. Grand theory of Sociology tidak berorientasi
penelitian
b. Tidak memperhatikan perubahan sosial
c. Tidak memperhatikan konflik
17. Sebenarnya T Parsons tidak anti perub sosial,
krn dlm AGIL ada peningkatan:
(A) => pembag kerja, efisiensi
(G) => diferensiasi struktural
( I ) => peningkatan inklusi / keterlibatan
(L) => generalisasi nilai

18. Parsons : Perub sos berjalan sistemik,


seimbang, tanpa guncangan. (Berbeda dg
teori disequilibrium W F Ogburn). O k i teori
Parsons disebut teori keseimbangan / integrasi
19. Robert King Merton (1919 - …..)
Menjawab kritik terhadap Parsons dg:
a. Mengembangkan ‘middle range theory’ utk
acuan penelitian
b. Perhatian akan konflik
c. Analisis dampak (fungsional - disfungsional)
dan perlunya antisipasi
KONFLIK DAN PERUBAHAN SOSIAL

1. Teori konflik merup reaksi thd Fungsionalisme


Str’al yg terlalu menekankan pd integrasi,
solidaritas, stabilitas dan keseimbangan,
mengabaikan konflik dan perub sosial

1. Akar teori :
a. Karl Marx, Max Weber, Georg Simmel
b. Psikoanalisis
c, Fenomenologi
3. HISTORIS
Mulai berkembang di Frankfurt (1930 – an).
Dibubarkan Nazi. Di AS bertemu sos radikal dg
fokus masalah2 sos (industrialisasi, urbanisasi,
rasionalisasi berlebihan, situasi politik)

4. Aliran Farankfurt mengeritik:


a. Marxisme yang determinisme ek dan mekanistik
b. Positivisme dg metode sains utk semua disiplin
c. Sosiologi yg tidak serius membela or tertindas
d. Masy modern yg menekankan rasionalitas
berpihak pd kaum dominan
e. ‘Industri kultur’ yg memberi harapan palsu
5. TUJUAN:
Sosiologi kritis mendorong emansipasi dan
perbaikan nasib kaum tertindas

6. TOKOH – TOKOH:
a. Wright Mills
b. Robert Mitchels
c. Ralph Dahrendorf
d. Lewis Coser
e. Randal Collins
7. POKOK FIKIRAN WRIGHT MILLS
Masy didominasi kaum elit (pol, ekon, militer)
Elit di suatu bidang mudah jadi elit di bidang lain
Kerjasama antar elit dlm mempertahankan dominasi

8. KONTRIBUSI ROBERT MITCHELS


Organisasi didominasi kaum elit
Ada hukum besi oligarkhi
Kaum elit bisa jatuh, tapi penggantinya akan sama
9. KONTRIBUSI RALPH DAHRENDORF:
a. Dasar konflik => kontrol thd alat produksi
(manajer), bukan pemilikan faktor produksi
Konflik tjd antara pemilik otoritas (status quo)
dg kelas bawah (menentang otoritas)
b. Konflik dapat dibedakan atas:
* intensitas => jumlah enerji
* kekerasan => alat yg digunakan
c. Konflik menimbulkan tiga tipe perub str sos
(str otoritas)
* seluruh personel kaum dominan
* sebagian personel
* penggabungan kepentingan subordinat
d. Perub str otoriter berbeda keradikalan dan kecepatannya.
Ada korelasi antara intensitas dan kekerasan dg keradikalan
dan kecepatan

e. Perbandingan str’al fungsional dg konflik


1) str’al fungsional
* Str sosial mantap
* Elemen2 str terintegrasi
* Setiap elemen kehid berkontribusi thd sistem
* Dasar integrasi : konsensus akan nilai
2) Konflik
* Perubahan tdp di mana2
* Konflik tdp di mana2
* Elemen2 masy berkontrib thd disintegr & perub
* Selalu ada pemaksaan kaum dominan thd yg lemah
10. KONTRIBUSI LEWIS COSER
a. Konflik bisa fungsional atau disfungsional
b. Dalil Coser: Konflik dg luar memperkuat solidaritas ke dlm;
memperkuat solidaritas ke dlm berakibat konflik dg luar
c. Ketiadaan konflik tidak berarti ada integrasi yg kuat
d. Sumber konflik : Pemenuhan kebutuhan tidak memadai
dan ada ketidakadilan
e. Pemecahan konflik:
* Musyawarah terbuka
* Wasit yg adil
* Katup pengaman: upacara, lelucon, pertandingan, dll
* Penciptaan musuh/lawan bersama (riil atau imajiner)
f. Dua kategori konflik :
* realistik => utk mencapai tujuan, mendorong
perub sos yg menguntungkan sistem
* non realistik => mengarah pd kebencian
g. Kekerasan sering digunakan sebagai strategi yg
bisa memperkuat, tapi mengandung resiko
11. KONTRIBUSI RANDAL COLLINS
a. Konflik bisa tjd pd level makro atau mikro
b. Sumber konflik pd level makro : perbed kontrol thd
sumber (ek, pol, org, militer) oleh pihak2 yg terlibat
c. Sumber konflik pd level mikro : usaha mempengaruhi
definisi subyektif orang lain utk menambah keuntungan
d. Dlm organisasi, konflik bisa tjd antar jenjang otoritas
krn perbedaan wewenang, jaringan komunikasi, dana,
sifat kerja fisik, dll, yg bisa mempribadi
e. Orang yg berstatus relatif sama cenderung membuat
klp, tapi yg menonjolkan diri dlm klp bisa menyulut
konflik antar klp atau antar individu dlm klp
TEORI SISTEM TERBUKA

1. DASAR:
Menguatnya kesadaran bhw dunia penuh dg
kehid yg saling tergantung dan saling
pengaruhi:
* antar individu, klp, stratum, organisasi
* antar komponen/segi kehidupan
* antar wilayah (geo, pol, kota - desa), dll
* antara kehid dg lingkungan
2. Analisis kesalingtergantungan sistemik tsb tdp
pd berbagai teori:
• Str’al fungs => masy stabil krn konsensus nilai
• Konflik => sumber dikuasai kaum dominan
• Interasi simbolik => pemilikan simbol bersama
• Pertukaran => imbalan dan penghargaan

3. TUJUAN SISTEM TERBUKA / UMUM


Membentuk model perspektif teori yg lebih
komprehensif
4. KARAKTERISTIK TEORI SISTEM TERBUKA
• Konsep inti : organisasi (dg komponen2 yg saling tgt
memunginkan integrasi berbagai ilmu)
• Dunia dan kehid merup sebuah sistem amat besar
• Sistem tda komponen fisik dan tindakan
• Keseluruhan lebih besar d p jmlah semua bagiannya
• Perub sebuah sub sistem berpengaruh pd subsistem lain
• Sistem berinteraksi dg lingkungan shg perub lingkungan
berpengaruh thd sistem
• Batas sistem dg lingkungan tidak selalu jelas
• Hub sistemik bisa bersifat konflik atau koperatif
• Sifat hubungan merup kontinum : kuat – longgar
• Ada transaksi antar sistem (ada input dan output)
• Sistem sosbud berlainan dg sistem fisik-biologis
• Hub antar individu dan lingkungan merup hub informasi
• Sistem punya batas2, kekuatan menembus batas berbeda,
bahkan ada yg terisolasi
5. WALTER BUCKLEY:
Tiga model sistem sosbud:
a. Model mekanis => hub amat stabil dan bertahan
thd perubahan (konsep dasarnya: equilibrium,
inertia)
b. Model organis => ada penyesuaian thd lingk tapi
tanpa perub struktur internal (konsep dasarnya:
homeostasis pd level indiv dan kompetisi pd level
spesies)
c. Model proses => tidak mempertahankan struktur
(memecah atau mengubah struktur internal)
6. Perbed pandangan antara Darwinisme Sosial,
Teori Sosial, Teori Sosio-biologis dan Sistem
Terbuka ttg perilaku:
a. Darwinisme sosial : Perbedaan kemampuan
survival adalah sifat bawaan
b. Teori Sosial : Perbedaan kemampuan survival
disebabkan perbedaan pemilikan kesempatan
c. Teori Sosio – biologis : Sifat dan perilaku mns
sbg warisan biologis dan bud dg bobot k l sama
d. Teori Sistem Terbuka : Perilaku dipengaruhi
faktor internal dan eksternal
7. Teori sistem terbuka : Faktor internal dan eksternal
mempengaruhi perilaku indiv dlm mekanisme sbb:
• Individu atau klp bertindak
• Tindakan menimbulkan dampak / konsekuensi
• Dampak bisa fungsional atau disfungsional
• Dampak bisa kasat mata atau hrs melalui penelitian
(kualitatif, kuantitatif, atau gabungan)
• Penget ttg dampak menghasilkan umpan balik :
* Morfostatis (perlu dipertahankan)
* Morfogenesis (perlu diubah)
• Pelaku meninjau ulang tindakan yg lalu
• Perub bersifat dialektis: kebutuhan dan kemampuan
saling meningkatkan, menuju perbaikan taraf hidup
BAGAN ARUS UMPAN BALIK

INDIV / KLP TINDAKAN I DAMPAK PD


BERTINDAK SISTEM

TUJ - PENILAIAN
TINDAKAN II
DAMPAK

INFORMASI TTG DAMPAK

8. Teori sistem terbuka berkaitan dg integrasi teori2


sosiologi
PHENOMENOLOGI

1. Akar Intelektual:
Edmund Husserl (1859 – 1938):
Phenomenology: aliran filsafat yg berpendapat
bhw pengetahuan diperoleh melalui alat indera
(yg lain: spekulasi)
Sosiologi fenomenologi menerangkan dunia tepat
spt yg tampak se-hari2 (phenomenon = kejadian

Alfred Schutz (1899 – 1959), filsuf sosial Jerman


menerapkan ide Husserl di USA (Schutz masuk
USA 1939, menghindari tekanan Nazi)
2. Penganut utama fenomenologi di USA :
• Harold Garfinkel => Ethnomethodology
• Peter L Berger => Sosiologi Pengetahuan

a. Harold Garfinkel (1917 - ……)


Ethnomethodology diberi definisi => ‘members’
methods of making sense of their social world

Fokus perhatian => bgm or memaknai kegiatan


hidupnya se-hari2 yg ‘taken for granted’ (diterima
begitu saja). Bukan apa dan bgm norma yg hrs
diikuti tetapi bgm cara warga mengikuti norma
dan nilai tertentu.
Metode: kualitatif, melibatkan indiv dlm kehid se-
hari2
Dua jenis kajian awal:
• Studi setting institusional (spt kehidupan se-hari2
di poliklinik, sidang pengadilan, kantor polisi, dll)
• Analisis percakapan

Kritik kaum fenomenologi thd teori tradisional:


• Terlalu memfokuskan pd konsep2, karenanya
terasing dari realita kehidupan sosial se-hari2
• Metodologis : kurang memahami obyek studi

Sebaliknya, fenomenologi dipandang mengkaji


hal2 yg sepele
b. Peter Berger (1929 - …..)
Bersama Luckman menulis ‘The Social Construction
of Reality’ => Sosiologi Pengetahuan, dg fokus pd
proses bhw : ‘Pengetahuan hrs diterima sbg
kenyataan obyektif dan bermakna subyektif’

Sos pengetahuan diciptakan oleh Max Scheler


(Jerman, 1920-an), kemudian dirumuskan dan
dikembangkan di USA oleh Karl Mannheim.

Tugas pokok sosiologi pengetahuan:


* Menerangkan bgm penget dibentuk,
dikembangkan dan didistribusikan
* Menjelaskan dialektika antara diri dg dunia
sosbud dlm satu proses dg tiga momen simultan:
eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi
Penget bersumber pd ide dan pengalaman subyektif
dlm kehid se-hari2 yg diperoleh secara kualitatif,
kemudian mengalami proses eksternalisasi dan
obyektivasi

Kenyataan hidup se-hari2 sudah diobyetivasi,


dibentuk oleh suatu tatanan obyek, diberi nama,
dikelompokkan, dan diterima begitu saja. Bahasa
merup faktor obyektivasi paling penting dan
digunakan sec intersubyektif (ber-sama2)

Sosiologi penget melihat masy sbg kenyataan


obyektif maupun subyektif
Sbg kenyataan obyektif, masy telah ada sebelum
mns lahir, mengalami pelembagaan dan legitimasi,
dipertahankan dan disebarkan dlm bentuk tradisi2,
diperkaya dan dimodifikasi

Dlm kenyataan subyektif ada proses internalisasi


Dua tahap sosialisasi : primer (masa kanak2 dlm
keluarga) dan sekunder (perolehan pengetahuan /
peran2 khusus sesuai dg pembag kerja)
Hasil sosialisasi sekunder tidak lengkap. Ini
menghasilkan cadangan pengetahuan
Sosialisasi bisa berhasil/gagal (cacat fisik, sosial,
pertentangan sosialisasi primer-sekunder dll),
tidak cocok dg perkemb, shg perlu pengalihan
PERKEMBANGAN INTEGRATIF
TEORI-TEORI SOSIOLOGI

1. INTEGRASI TEORI MIKRO – MAKRO (AS)

Mnrt Ritzer perkemb teori sosiologi di AS sd


akhir abad ke – 20 sbb:
a. Sd th 1970 : ekstrimisme sosiologi makro dan
mikro
b. 1970-an : proses awal menuju konsensus teori
sosiologi makro - mikro
c. 1980-an dan 1990-an : pemusatan perhatian pd
integrasi teori mikro - makro
BEBERAPA CONTOH INTEGRASI MIKRO-MAKRO
a. GEORGE RITZER : Hub teori mikro – makro hrs
dikaitkan dg kontinum obyektif – subyektif sbb:
MAKROSKOPIK

I. Makro obyektif (masy, II. Makro - suyektif


hukum, birokrasi, (Budaya, norma, nilai)
bahasa, teknologi,dll)

OBYEKTIF SUBYEKTIF

III. Mikro-Obyektif (Pola IV. Mikro-Subyektif


perilaku, tindakan, (Perspektif, keyakinan,
interaksi, dll buah fikiran, dll)

MIKROSKOPIK

Ritzer menerapkan model ini dlm analisis fenomena kehid


sep: Manfaat dan mudarat credit card, Tindak kekerasan dlm
keluarga, dll
b. JEFFREY ALEXANDER (SOSIOLOGI MULTI DIMENSIONAL)

PERINTAH KOLEKTIF

STR MATERIAL NORMA

INSTRUMENTAL NORMATIF
TINDAKAN
(MATERIALIS) (IDEALIS)

RASIONAL SUKARELA
TINDAKAN AGEN

INDIVIDU

GRS VERTIKAL : KONTINUM SUMBER KETERATURAN, BERASAL DARI


KEKUATAN EKSTERNAL (KOLEKTIF) DAN INTERNAL (INDIVIDU)
GRS MENDATAR : KONTINUM TINDAKAN DARI MATERIALIS KE IDEALIS
(RASIONAL – NOEMATIF)
Perbedaan pola fikir Alexander – Ritzer:
Ritzer memusatkan perhatian pd hubungan
dialektis antara keempat tingkat.
Alexander memberi prioritas pd salah satu tingkat
(teori kolektif normatif) dg perhatian utama pd norma
dlm kehid sosial
c. JAMES S COLEMAN (MIKRO KE MAKRO) =>
MENGIKUTI POLA FIKIR (THE PROTESTANT ETHIC)

TINGKAT MAKRO
DOKTRIN AGAMA SISTEM EKONOMI
(PROTESTAN) (KAPITALIS)

NILAI ORIENTASI
INDIVIDUAL PERILAKU EKONOMI
TINGKAT MIKRO

KETER: 2 HUB MAKRO – MIKR0; 1 HUB MIKRO – MIKRO;

3 HUB MIKRO – MAKRO


KEKURANGAN MODEL INI : TAK ADA FEEDBACK (GRS
SEARAH)
d. ALLEN LISKA (MAKRO KE MOKRO DAN MIKRO KE
MAKRO) => PERBAIKAN THD MODEL COLEMAN

PROTESTANTISME KAPITALISME
(SISTIM RELIGIUS) SISTIM EKONOMI
TINGKAT MAKRO

TINGKAT MIKRO
NILAI INDIVIDUAL PERILAKU EKONOMI
e. RANDAL COLLINS, KARIN KNORR-CETINA DAN
AARON CIQUIREL (LANDASAN MIKRO SOSIOLOGI
MAKRO)

Mnrt mereka : Struktur mikro dan makro tak dapat


dianalisis secara terpisah, bahkan str sosial (makro)
dp ditafsirkan secara empirik menjadi pola interaksi
mikro yg berulang, atau interaksi mikro yg berulang
jadi landasan pembentukan struktur mikro.
f. NORBERT ELIAS (SOSIOLOGI FIGURASIONAL)

Figurasi adalah proses sosial yg menyebabkan


terbentuknya jalinan hub sos individu baik pd
klp kecil maupun besar (sekali)

Fokus perhat Elias pd perkemb (sosiogenesis)


peradaban barat (civilizing process) yg meliputi
berbagai hal seperti perilaku di meja makan,
hubungan seksual, membuang ingus, dll.

Di antara kesimpulannya: kaum bangsawan punya


peran penting dlm civilizing, krn apa yg mereka
lakukan menyebar ke mana2 sp masy/bgs lain
2. INTEGRASI AGEN – STRUKTUR/KULTUR (EROPA)

a. Agen bisa individual (mikro) atau kolektivitas


(makro) dan struktur pun bisa makro atau mikro
(misal : interaksi antar individu)
b. Str adalah bidang fenomena material dan
kepentingan
Kultur meliputi fenomena non material dan
gagasan
c. O k I integrasi agen – struktur bisa tjd antara
agen mikro, makro, atau kedua-duanya, dan
meliputi kehidupan materi dan non materi
4. Tujuan integrasi agen – struktur/kultur :
menerangkan hub dialektis dan saling pengaruh
antara agen dan struktur/kultur, antara kebiasaan
dg lingk sosbud

DLM PERKEMBANGANNYA, KEDUA MODEL


INTEGRASI TEORI YG BERBEDA (USA – EROPA)
ITU SALING MELENGKAPI

You might also like