Professional Documents
Culture Documents
Assalamualaikum wr wb.
“Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi Muhammad adalah
utusan Allah”. “tiada suatu penderitaan apapun kecuali bagi orang yang tidak
pandai mensyukuri nikmat”. Manusia yang merasa bahwa dirinya adalah
manusia yang ada Penciptanya, ada yang memerhatikannya, ada yang
menghidupkan dan mematikannya, ada yang memberi nimkat kepadanya, maka
karena kita semua merasa sebagai seorang manusia, maka kita selalu harus
berupaya untuk selamanya memuji syukur kekhadirat Allah yang telah
menjadikan kita ada, kita hidup, kita berjuang untuk kehidupan abadi setelah
hidup ini.penulis juga bersyukur karena berkat rahmat dan limpahan karunia-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah yang kami susun ini berjudul “POLITIK BANGSA MASA KINI”, sebuah
kajian mengenai keberadaan perpolitikan negeri tercita Indonesia. Penulis
menyadari makalah ini masih sarat dengan kekurangan dan kekurangan dalam
penyusunannya, baik itu dari segi sistematika maupun isi materi yang belum
maksimal. Demikian pengantar isi makalah yang kami susun, terimakasih bagi
semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunannya.
Wassalamualaikum wr wb.
PENDAHULUAN
Politik adalah kajian ilmu social, yang tidak bisa lepas dari aktivitas
kehidupan manusia. Mengapa demikian? Karena manusia adalah makhluk
social. Sehingga bagaimanapun orang memandang politik, selama manusia
ada dan berupaya untuk melanjutkan peradabannya, maka selama itu pula
politik aka nada bersama berdampingan dengan manusia. Sekalipun saat ini
politik telah mengalami berbagai pergeseran, namun rasanya kita tidak harus
dan tidak bisa begitu saja dalam menilai baik tidak politik, karena pada
dasarnya poltik tu dikendalikan oleh manusia, maka wajar kalu suatu ketika
politik mengalami sedikit perubahan makna Karena manusia sendiri apda
dasarnya selalu berupaya untuk berubah. Hanya tingal kita bisa tidak melihat
sisi baik dari politik itu.
Sebuah kajian yang perlu pemahaman dan pengkajian materi mendalam. Tidak
mudah bagi kami untuk menjelaskan secara gamblang mengenai materi politik
ini, tapi kendati demikian kami telah dan akan selalu berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan kami untuk menguraikannya dalam ragam
dan bentuk serta pola yang lebih mudah dimengerti oleh pembaca semua.
Di bawah ini materi yang berhasil kami kutif dan kami kembangkan
menjadi sebuah karya baru semoga bermanfaat.
Secara etimologi politik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata
polistaia. Polis diartikan negara, kota yakni suatu masyarakat yang mampu
mengurus diri sendiri atau mandiri, sementara taia berarti urusan. Secara
sederhana dari tata bahasanya politik dapat diartikan urusan yang mengurusi
masalah negara kota.
Jika hanya dilihat dari rumpun ilmu social maka politik masih dikatakan sangat
muda karena politik baru lahir apda abad ke-19. Namun jika kita pandang dari
objek kajian politiknya itu sendiri secara orisinil maka ilmu politik usiannya sudah
sangat tua, bahkan sampai disebut sebagai ilmu social tertua. Untuk lebih
jelasnya kita bisa mengkajinya dari sudut pandang kajian orisinalnya, menurut
sejarah ilmu politik telah ada sejak tahun 450 S.M. (Budihardjo, 2008:5).
Buktinya pada saat itu pemikiran mengenai negara telah ada di Yunani kuno, hal
ini diperjelas oleh karya-karya Herodicus (ahli sejarah), Plato(Bapak filsafat
politik), Aristoteles (Bapak ilmu politik) yang telah meletakan dasar-dasar ilmu
politik.
Kendati demikian jika melihat dari perkembangan pola, bentuk dan konsep
mengenai politiknya itu sendiri maka kami sangat optimis meramalkan bahwa
politik dinegara kita akan teurs mengalami perkembangan dan gejolak yang lebih
besar dari pada yang sekarang kita alami dan rasakan ini. Mungkin itu lebih baik
ataupun sebaliknya malah lebih buruk (dilihat dari banyak sedikitnya memberikan
maslahat bagi masyarakat). Wallahu ’alam.
Jika kita kaji lebih dalam mengenai objek kajian ilmu politik maka jawabannya
akan sangat banyak dan beragam, namun agar kajiannya menjadi lebih
sederhana dan lebih mudah dipahami maka kami akan menguraikan dalam
kajian-kajian sebagai berikut:
1. Negara
2. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok manusia untuk
memengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain dengan sedemikian
rupa sehingga tingkah lakunya sesusi dengan yang dinginkan oleh orang atau
kelompok yang memepengaruhinya (Miriam Budiardjo,1992:35). Dalam hal ini
kekuasaan juga jelas sangat terkait erat dengan politik. Kekuasaan menjadi
objek yang cukup vital dalam kajian politik. Dan selama kekuasaan itu diingikan
untuk ada maka selama itu pula politik akan tetap ada dalam kehidupan umat
manusia.
Berpolitik adalah bertindak sesuai dengan kondisi dan situasi tertentu dalam
mengarahkan tindakan pada sebuah tujuan. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa
politik merupakan alternatif yang diterapkan untuk mencapai suatu tujuan, salah
satunya tujuan untuk mengangkat seorang pemimpin, maka politiklah
alternatifnya.
Hal ini pula yang cukup menjadi sorotan penting dalam kajian ilmu politik. Karena
manusia itu pada dasarnya memiliki keinginan dan harapan masing-masing serta
diberkahi cara pandang yang berbeda maka hal ini akan mengakibatkan
kemungkinan munculnya kerjasama atau sebaliknya konflik. Dalam dunia
perpolitikan hal ini sangat mungkin terjadi. Namun itu adalah hal yang wajar dan
alamiah.
Tujuan partai politik sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-Undang No. 2
tahun 2008,
1. Tujuan umum:
2. Tujuan khusus:
2.5 Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa yunani dari kata demos yang berarti
rakyat dan kratos atau kratein yang berarti kekuasaan atau berkuasa.
2. Kompetisi kekuasaan
3. Pergantian kekuasaan
4. Perwakilan umum
5. Kekuasaan mayoritas
9. Kebebasan pers.
Model-model demokrasi
Dengan segala kelemahan dan kekurangan yang masih ada, ABRI adalah
satu-satunya kelembagaan sosial d-politik yang mempertahankan Indonesia
secara rasional menyeluruh. Langkah-langkah perluasan kehidupan demokrasi
di Indonesia serta pemikiran-pemikiran pembaharuan hanya dapat dilakukan,
sejauh persepsi tentang persatuan dan kesatuan tidak terancam. Batasan ini
perlu dikemukakan, arena perdebatan tentang “demokratisasi kehidupan
politik”dan”pembaharuan politik”hanyalah dapat dilakukan dengan realistis,
apabila kedudukan unggul atau keporosan ABRI diakui sebagai premis dasar.
Oleh karena itu, salah satu faktor politik yang harus diakui ialah, bahwa
untuk jangka waktu 5-10 tahun mendatang, bobot dari keperosotan peran ABRI
akan tetap memainkan peran yang paling menentukan, meski bukan peran satu-
satunya.
Dalam pada itu, kita harus sadar, bahwa perubahan cepat yang telah kita
alami selama 20 tahun lebih, mau tidak mau memaksa kita untuk memikirkan
perlunya pemikiran kea rah partisipasi yang lebih luas daripada yang telah
dikerjakan selama ini. Tahap sentralisasi dan integrasi sebagai sasaran pokok,
perlu dilengkapi dengan tahap persiapan demokratis melalui keikutsertaan yang
lebih tersebar. Kunci persoalannya adalah bagaimana kita mengelolanya
sedemikian rupa, sehingga proses demokratisasi tidak diarikan sebagai tahap
menuju anarki, apalagi disentegrasi. Sebaliknya setiap tahap harus dapat
mencari bentuk-bentuk kelembagaan sosial, ekonomi, dan politik yang makin
membuahkan rasa yang memiliki yang lebih luas di kalangan pimpinan
masyarakat dari berbagai kalangan dan golongan.
Selain itu tujuan dari pendidikan politik itu ditujukan untuk membangun dan
meningkatkan partisipasi politik, guna mewujudkan tujuan dari politik itu sendiri
seutuhnya sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-undang No.2 Tahun
2008 tentang partai politik.
Aspek dinamis dari modernisasi bagi studi politik dapat dinyatakan dalam
proposisi umum, bahwa modernisasi adalah suatu proses meningkatnya
kompleksitas masalah-masalah manusia di dalam mana kepolitikan harus
bertindak. Inilah sebabnya mengapa ia menciptakan sejumlah masalah politik. Di
dalam ukuran besar, politik menjadi urusan melingkupi deferensiasi peran
sekaligus mengintegrasi stuktur organisasional. Namun tindakan-tindakan politik
yang muncul dari meningkatnya kompleksitas semacam itu bukanlah tanggapan
murni dari para pemimpin politik diluar konteks politik. Yang dimaksud konteks
politik tersebut adalah dimana pemerintah melangsungan kewenangan karena
struktur-strukturnya berubah begitu pula tanggapan politiknya.
Bagi para pengamat yang belajar di dalam tradisi Barat dan menaruh
perhatian pada masalah-masalah masyarakat industry modern, suatu cara yang
bermanfaat untuk menata hubungan –hubungan sosial dan politik bagi tujuan-
tujuan perbandingan adalah melalui studi tentang stratifikasi social.
3.1Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA