Professional Documents
Culture Documents
2009
EFEKTIFITAS PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER
DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PADA PEMBELAJARAN TAJWID
(Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 6 Darangdan Kabupaten Purwakarta)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama
Islam pada Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Dr. KHEZ. Muttaqien
2009
EFEKTIFITAS PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER
DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PADA PEMBELAJARAN TAJWID
(Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 6 Darangdan Kabupaten Purwakarta)
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dr. H. Anang Abdul Razak, M.Pd. Nur Aisah Jamil, S.Ag., M.Pd.
Mengetahui,
ii
EFEKTIFITAS PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER
DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PADA PEMBELAJARAN TAJWID
(Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 6 Darangdan Kabupaten Purwakarta)
Tim Penguji
Penguji I :
Penguji II :
Penguji III :
iii
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya bagi Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya penulis
akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tanpa halang rintang yang
cukup berarti. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Skripsi yang mengambil judul “Efektifitas Pemanfaatan Media Komputer
dalam Peningkatan Hasil Belajar pada Pembelajaran Tajwid” ini disusun guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama
Islam pada Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Dr. KHEZ. Muttaqien
– Purwakarta.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada segenap pihak yang telah
mendukung penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Hj. Atis Hartini, ibunda tercinta, dan adinda Ristu L. Dewanti atas do‟a
restu dan dukungannya sepanjang hayat.
2. Lilis M. Koncara, istri terkasih, yang senantiasa mendampingi segenap
langkah penulis.
3. Dr. H. Anang Abdul Razak, M.Pd. dan Nur Aisah Jamil, S.Ag., M.Pd.,
yang telah membimbing sepenuhnya dalam penyusunan skripsi ini.
4. Yusep Solihudien, M.Ag., Ketua STAI Dr. KHEZ Muttaqien
Purwakarta.
5. Didin Syaprudien, S.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
STAI Dr. KHEZ Muttaqien Purwakarta.
6. Cahya Andriani, S.Pd., Kepala SMP Negeri 6 Darangdan –
Purwakarta, dan seluruh stafnya.
7. Syarif Hidayat, S.Pd., Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 6
Darangdan – Purwakarta, dan seluruh siswa-siswinya.
8. Rekan-rekan dan semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu
yang telah membantu dan mendukung hingga rampungnya skripsi ini.
Penulisan skripsi ini juga khusus didedikasikan kepada (alm.) Yunus Loo,
ayahanda tercinta.
Penulis sadar, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun besar
harapan penulis, meski dalam ketidaksempurnaan tapi mampu memberikan
sumbangan yang cukup berarti dalam memperkaya khazanah keilmuan masa kini,
khususnya di dunia Pendidikan Agama Islam.
v
DAFTAR ISI
PRAKATA ....................................................................................................... iv
F. Hipotesis .................................................................................... 14
1. Pendidikan ........................................................................... 15
2. Pembelajaran ........................................................................ 21
vi
2. Pembelajaran Tajwid dalam Pendidikan Agama Islam ....... 32
4. Pembahasan ......................................................................... 50
A. Kesimpulan ................................................................................ 53
B. Saran .......................................................................................... 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 56
vii
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
D. Instrumen Penelitian
I. Tabel Distribusi t
Skripsi
O. Biografi Penulis
viii
ABSTRAKSI
ix
ABSTRACT
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
perubahan zaman.
1
2
suatu institusi yang dirancang untuk membawa siswa pada proses belajar, di
bawah pengawasan guru atau tenaga pendidik profesional. Sekolah terdiri atas
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
bahwa sekolah merupakan suatu lembaga khusus, suatu wahana, suatu tempat
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan.
Belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Terdapat tiga ciri utama belajar, yaitu: proses, perubahan
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
3
dengan baik. Pembelajaran adalah suatu proses yang akan membuat seseorang
menjadi lebih baik atau lebih meningkat sesuatunya dari sebelumnya. Inti dari
pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar
terlaksananya proses tersebut, serta demi memperoleh hasil yang optimal. Salah
Rasulullah SAW pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT, sebagai
berikut:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. al-Alaq : 1-5)
Jelas sekali bahwa perintah yang pertama kali diturunkan Allah SWT
kepada umat manusia melalui Rasul-Nya adalah perintah untuk belajar. Dan
terlihat jelas bahwa proses belajar yang dicontohkan dan Allah SWT pun
yang tidak diketahuinya. Penggunaan media ini mutlak adanya dalam suatu proses
pembelajaran.
penerima pesan. Secara garis besar, media adalah manusia, materi, atau kejadian
sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri
peserta didik.
belajar, diantaranya:
sejenisnya
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang
digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke–20 usaha
teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat
5
bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti
Media komputer saat ini menjadi sangat populer dan menjadi salah satu
media belajar yang paling digandrungi oleh para siswa. Hal ini disebabkan karena
komputer sebagai media belajar, selain mampu menampilkan bahan ajar yang
bersifat audio-visual, tetapi juga dapat dimanfaatkan secara interaktif. Inilah salah
satu kelebihan media komputer yang tidak dimiliki oleh media apapun di dunia
saat ini.
Penggunaan komputer sebagai media belajar saat ini sudah tidak dapat
dipungkiri lagi. Bentuk komunikasi guru dalam budaya „talk and chalk‟ harus
mulai dihilangkan, karena nyaris tidak ada perubahan yang menonjol dalam hasil
akibat proses belajar yang telah ditempuhnya. Hasil belajar adalah pola-pola
adanya perubahan perilaku tahap-demi tahap, baik dalam ranah kognitif, afektif,
Seseorang yang telah melakukan proses belajar akan terlihat perubahan dalam
Hasil belajar hanya dapat diukur dengan suatu proses yang disebut
siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. (Munandar,
2003:195)
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang
bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai,
disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Pendidikan Agama
iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan
pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
guru sebagai pendidik untuk mencapai hasil belajar yang optimal secara efektif
dan menyenangkan.
tahun 2006 disebutkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi
aspek-aspek sebagai berikut: Al Qur‟an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tarikh
dan Kebudayaan Islam. Ilmu Tajwid merupakan salah satu materi pembelajaran
yang termasuk dalam aspek Al Qur‟an dan Hadits yang kemudian harus
Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari
kesalahan membaca.
berfirman:
pembelajaran Tajwid merupakan salah satu materi Pendidikan Agama Islam yang
siswanya memiliki hasil belajar di bawah rata-rata. Syarif Hidayat, S.Pd., seorang
Iqra‟ Al-Qur‟an di SMP Negeri 6 Darangdan menyebutkan bahwa saat ini hanya
8
sekitar 20% dari seluruh siswa yang mampu membaca Al-Qur‟an dengan tartil
Hal ini tentu butuh perhatian dan upaya lebih, termasuk dengan mencoba
materi pembelajaran tajwid. SMP Negeri 6 Darangdan yang telah memiliki kelas
Peningkatan Hasil Belajar pada Pembelajaran Tajwid” (Study Analisis di Kelas VII
B. Rumusan Masalah
penelitian, yang dirumuskan dalam suatu kalimat pertanyaan, merupakan hal yang
belajar siswa yang memanfaatkan dan tidak memanfaatkan media komputer pada
pembelajaran Tajwid?”
berikut:
9
pembelajaran Tajwid?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan keinginan yang ada pada peneliti untuk hal-
hal yang akan dihasilkan oleh penelitian, dirumuskan dalam kalimat pernyataan,
pembelajaran Tajwid.
10
D. Kegunaan Penelitian
2006:61)
Dari penelitian ini, penulis berharap agar pendidik (guru), khususnya guru
belajar siswa. Dengan mulai tersedianya media komputer hampir di tiap sekolah,
guru dapat memanfaatkan kesempatan dan sarana yang ada demi peningkatan
mutu pendidikan.
Diharapkan juga agar siswa lebih tertarik dan lebih terpancing untuk
belajar lebih giat, khususnya pada materi Pendidikan Agama Islam, dengan
E. Kerangka Berpikir
1. Media komputer
penerima pesan. Secara garis besar, media adalah manusia, materi, atau kejadian
sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi
belajar, diantaranya:
sejenisnya
elektronik yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara
cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa komputer hanya sebuah
Dalam hal ini, media pembelajaran yang akan penulis gunakan adalah:
tahun 2004.
2. Hasil belajar
manusia selama periode waktu tertentu yang disebabkan oleh proses perubahan,
dan perubahan itu dapat diamati dalam bentuk perubahan tingkah laku yang dapat
Hasil belajar juga merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa
dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
perubahan perilaku yang dapat diamati, yang dicapai siswa setelah melalui suatu
proses pembelajaran.
Hasil belajar hanya dapat diukur dengan suatu proses yang disebut
siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. (Munandar,
2003:195)
13
3. Pembelajaran tajwid
yang asli maupun yang datang kemudian. Sedangkan Ma‟sum al-Abror dalam
buku Ilmu Tajwid menyatakan bahwa ilmu tajwid ialah Ilmu yang mempelajari
tentang kaidah dan tata cara membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar.
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara membaca dengan baik. Ilmu ini
tuntunan bagaimana cara pengucapan ayat yang tepat, sehingga lafal dan
syairnya:
Qur‟an dengan tidak bertajwid dia berdosa. Karena dengan tajwidlah Tuhan
kepada kita.”
ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
yang akan penulis gunakan pada penelitian ini adalah “Hukum Bacaan Nun
Mati/Tanwin”.
F. Hipotesis
(Arikuto, 2006:71)
lebih besar daripada siswa yang tidak memanfaatkan media komputer pada
pembelajaran Tajwid.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendidikan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
15
16
untuk mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan dalam diri anak (Sadulloh,
2007 : 2).
yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Sedangkan dalam arti
sekolah.
pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani
pendidik, anak didik, materi pendidikan, metode dan alat pendidikan, serta
lingkungan pendidikan.
yaitu:
17
dari falsafah atau pandangan hidup manusia, baik secara perseorangan maupun
segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
suatu institusi yang dirancang untuk membawa siswa pada proses belajar, di
bawah pengawasan guru atau tenaga pendidik profesional. Sekolah terdiri atas
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
Instruksional.
pada suatu tingkatan. Untuk itu maka pada tiap lembaga hendaknya juga
digariskan adanya suatu tujuan pendidikan yang kita sebut tujuan institusional.
tujuan-tujuan yang terdahulu dan lebih atas. Tujuan ini diharapkan dapat tercapai
pada saat terjadinya proses belajar mengajar secara langsung yang terjadi pada
setiap hari.
Pendidikan tidak akan berkembang tanpa adanya suatu usaha yang disebut
diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses, dan
jasa. Berdasarkan pengertian tersebut, Robbins lebih memfokuskan pada tiga hal
utama, yaitu: gagasan baru, produk dan jasa, serta upaya perbaikan.
perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal yang ada sebelumnya
tertentu.
memiliki karakteristik sebagai sebuah buah karya dan buah pikir yang
d. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan dan arah yang ingin dicapai.
2. Pembelajaran
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan
Terdapat tiga atribut pokok belajar, yaitu: proses, perilaku, dan pengalaman
adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif
belajar mengajar, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi. Yang menjadi
melaksanakan suatu proses pembelajaran, hal yang harus dirumuskan pertama kali
Tujuan utama belajar adalah bahwa apa yang dipelajari itu berguna di
kemudian hari, yakni membantu anak didik untuk dapat belajar terus dengan cara
yang lebih mudah. Apa yang dipelajari dalam situasi tertentu harus
dengan kegiatan anak didik itu sendiri. Anak didik bukanlah bejana yang harus
a. Fase informasi, yaitu fase dimana anak didik memperoleh informasi yang
untuk kemudian diubah ke dalam bentuk yang lebih konseptual agar dapat
c. Fase evaluasi, yaitu fase penilaian apakah informasi yang didapat dan telah
berikut:
Jelas sekali bahwa perintah yang pertama kali diturunkan Allah SWT
kepada umat manusia melalui Rasul-Nya adalah perintah untuk belajar. Dan
terlihat jelas bahwa proses belajar yang dicontohkan dan Allah SWT pun
yang tidak diketahuinya. Penggunaan media ini mutlak adanya dalam suatu proses
pembelajaran.
23
penerima pesan. Secara garis besar, media adalah manusia, materi, atau kejadian
sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi
belajar, diantaranya:
f. Faktor keterkaitan antara gambar dan suara: gambar saja, suara saja, atau
pembelajaran, yaitu:
akan lebih berhasil bila siswa turut aktif dalam pembelajaran tersebut, dan
3) 6% melalui sentuhan
pengetahuannya.
guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan
abad ke–20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio,
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini
penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan
Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur
dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada
banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika. Dalam definisi seperti
itu terdapat alat seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik mulai dari abakus dan
baik yang cocok untuk arti luas seperti "komputer" adalah "yang memproses
komputer anak didik dapat belajar lebih cepat. Akan tetapi, hasil belajar murid
tidak dinilai berdasarkan norma dalam kelas, karena anak didik bekerja secara
Media komputer saat ini menjadi sangat populer dan menjadi salah satu
media belajar yang paling digandrungi oleh para siswa. Hal ini disebabkan karena
komputer sebagai media belajar, selain mampu menampilkan bahan ajar yang
bersifat audio-visual, tetapi juga dapat dimanfaatkan secara interaktif. Inilah salah
26
satu kelebihan media komputer yang tidak dimiliki oleh media apapun di dunia
saat ini.
Penggunaan komputer sebagai media belajar saat ini sudah tidak dapat
dipungkiri lagi. Bentuk komunikasi guru dalam budaya „talk and chalk‟ harus
mulai dihilangkan, karena nyaris tidak ada perubahan yang menonjol dalam hasil
akibat proses belajar yang telah ditempuhnya. William Burton dalam skripsi karya
adanya perubahan perilaku tahap-demi tahap, baik dalam ranah kognitif, afektif,
Seseorang yang telah melakukan proses belajar akan terlihat perubahan dalam
tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada
a. Pengetahuan
b. Kebiasaan
c. Keterampilan
d. Apresiasi
27
e. Emosional
f. Hubungan sosial
g. Jasmani
i. Sikap
Hasil belajar anak didik dapat dilihat dengan melakukan kegiatan evaluasi.
suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan evaluasi pendidik juga
tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah
dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. (Syah,
2006:195)
belajar siswa dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
belajar mengajar.
siswa.
l. Sebagai bahan umpan balik bagi siswa, guru, dan program pembelajaran.
Pada umumnya, ada dua teknik evaluasi, yaitu tes dan non-tes.
yang ditujukan kepada siswa untuk mendapat respon sesuai petunjuk. (Sutikno,
2008:117)
Secara umum tes dibagi dua, yaitu tes kepribadian (personality test) dan
a. Tes tertulis, yaitu tes yang soal dan jawaban diberikan kepada siswa
2) Tes obyektif, yaitu tes yang itemnya dapat dijawab dengan memilih
b. Tes lisan, yaitu tes yang soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan.
c. Tes perbuatan/tindakan, yaitu tes dimana jawaban yang dituntut dari siswa
alat baku, tidak bersifat mengukur, dan tidak memperoleh angka-angka sebagai
d. Chek list, yaitu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan
diamati.
pengetalman yang ditempuht atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu
atau ijazah. Di samping itu, kurikulum juga diartikan sebagai suatu rencana yang
orang pada waktu lalu juga menyebut kurikulum dengan istilah "Rencana
harus dikuasai (atau paling tidak diketahui) oleh seorang guru atau calon guru.
Dalam hal ini kita dapat memandang bahwa kurikulum merupakan suatu program
belajar mengajar yang sengaja diciptakan di sekolah. Atas dasar hal tersebut,
tertentu.
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk
mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia,
serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis,
saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.
menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan
bermartabat.
yaitu:
Islam.
didik.
32
berikut: Al Qur‟an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tarikh dan Kebudayaan
Islam. Ilmu tajwid merupakan salah satu materi pembelajaran yang termasuk
dalam aspek Al Qur‟an dan Hadits yang kemudian harus disampaikan kepada
menjaga bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan
Al-Qur‟an dengan baik dan benar juga wajib bagi setiap mukallaf, sebagaimana
(makharijul huruf) dan berbagai harakat (mad) serta berbagai hal lainnya yang
berkaitan dengan bacaan Al-Qur‟an, seperti: hukum bacaan nun mati dan tanwin,
hukum bacaan mim mati, hukum bacaan alif lam, hukum bacaan qalqalah, dan
hukum waqaf.
33
Hukum bacaan nun mati dan tanwin merupakan materi pembelajaran yang
penulis angkat dalam skripsi ini, yang merupakan satu materi pembelajaran di
Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam SMP/MTs yang telah disusun oleh pemerintah melalui Badan Nasional
mati.
Kompetensi Dasar :
a. Idzhar khalqi, yaitu nun mati dan tanwin harus dibaca terang, pendek dan
jelas, tidak samar dan tidak mendengung, apabila bertemu dengan salah
satu huruf khalqi (tenggorokan). Yang termasuk huruf khalqi yaitu ha,
c. Iqlab, yaitu menukar suara nun mati dan tanwin dengan suara mim apabila
bertemu dengan huruf ba, serta dibaca mendengung dan agak panjang.
d. Ikhfa haqiqi, yaitu nun mati dan tanwin harus dibaca samar
agak panjang apabila bertemu dengan salah satu hurufnya, yaitu: ta, tsa,
jim, dal, dza, zay, sin, syin, shod, dlod, tho, dzo, fa, qaf, dan kaf.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
kelompok pembanding (Control Group), karena dalam penelitian ini akan diukur
seberapa besar peningkatan hasil belajar yang dicapai pada pembelajaran tajwid
kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. Dengan demikian penelitian
B. Prosedur Penelitian
(experimental group).
35
36
siswa.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6
Darangdan yang berjumlah 109 siswa, terdiri atas 65 siswa laki-laki dan 44 siswa
perempuan.
37
Karena populasi penelitian ini bersifat homogen dan berjumlah lebih dari
100 orang, maka penulis mengambil sampel 20 % dari populasi secara acak
sederhana (simple random sampling) dengan cara diundi, yaitu sejumlah 22 siswa.
dalam populasi yang bersifat homogen memiliki kesempatan yang sama untuk
dijadikan sampel.
(Suryana, 2008:157)
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
atau bakat yang dimiliki secara individu maupun kelompok. Tes prestasi adalah
38
peningkatan yang terjadi. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah
berupa tes prestasi (achievement test) dalam bentuk tes tulis berupa 10 soal isian
singkat (short answer items). Instrumen yang disusun mengacu pada Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP
yang telah ditentukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, serta dengan
melihat indikator yang telah dirumuskan oleh Guru Mata Pelajaran PAI SMP
Negeri 6 Darangdan.
mengukur kemampuan siswa sebelum proses pembelajaran serta uji coba untuk
test bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran.
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
Untuk itu, setelah data uji coba terkumpul, penulis kemudian menghitung
Rumus Spearman-Brown:
Seluruh data hasil penelitian yang terkumpul, baik nilai pre-test maupun
menggunakan uji-t (t-test) untuk mendapatkan nilai-t (t-value), yaitu nilai korelasi
M = Rata-rata
Sd = Standar deviasi
t = Nilai t (t-value)
Kabupaten Purwakarta, pada minggu ke-1 hingga minggu ke-2 Nopember 2009.
42
BAB IV
salah satu materi Pendidikan Agama Islam yang siswanya memiliki hasil belajar
di bawah rata-rata. Syarif Hidayat, S.Pd., seorang guru Pendidikan Agama Islam
Darangdan menyebutkan bahwa saat ini hanya sebagian kecil dari seluruh siswa
Hal ini tentu butuh perhatian dan upaya lebih, termasuk dengan mencoba
materi pembelajaran tajwid. SMP Negeri 6 Darangdan yang telah memiliki kelas
3. NSS : 201022005007
42
43
Ukuran
Jenis Ruang Jumlah
(m2)
1. Perpustakaan 1 7x12 m2
2. Lab IPA 1 7x12 m2
3. Lab Komputer 1 7x12 m2
4. Keterampilan - -
Jumlah Guru
Status Kepegawaian
dan Pegawai
Guru Tetap (PNS) 7 orang
Guru Bantu -
Guru Kontrak -
Guru Tidak Tetap 10 orang
TU Tetap (PNS) 3 orang
TU Honda 1 orang
TU Sukwan 2 orang
Pesuruh Sukwan 2 orang
B. Data Responden
yang diambil secara acak dari 109 total populasi di kelas VII SMP Negeri 6
kontrol yang terdiri atas 22 peserta didik juga yang diambil secara acak dari sisa
Siswa kelas VII SMP Negeri 6 Darangdan – Purwakarta pada tahun ajaran
2009/2010 berjumlah 109 siswa yang terdiri atas 65 siswa laki-laki dan 44 siswa
perempuan. Siswa dibagi dalam tiga rombongan belajar, dengan rincian sebagai
berikut:
Kelas
VII A VII B VII C Total
L P L P L P
21 siswa 15 siswa 20 siswa 17 siswa 24 siswa 12 siswa 109 siswa
Kelas
Kelompok VII A VII B VII C Total
L P L P L P
Eksperimen 2 5 2 5 6 2 22 siswa
Kontrol 6 1 5 3 5 2 22 siswa
peningkatan hasil belajar siswa pada materi tajwid (hukum bacaan nun
Karena itu, untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, penulis mengumpulkan
beberapa informasi yang dianggap perlu dari guru mata pelajaran Pendidikan
komputer.
Dari informasi tersebut diperoleh data bahwa seluruh siswa kelas VII SMP
dengan materi ajar dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian perlu diuji nilai validitas dan
Dari uji coba inilah penulis melakukan analisis validitas dan reliabilitas
a. Analisis Validitas
Jumlah Soal : 10
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
47
0,295 0,137 0,295 0,338 0,216 0,137 0,216 0,420 0,338 0,132
Nilai r-hitung :
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1,382 0,618 1,382 1,608 0,989 0,618 0,989 2,070 1,608 0,596
Karena nilai r-hitung masing-masing nomor soal lebih besar daripada nilai
r-tabel (0,423), maka seluruh soal dalam instrumen dapat dinyatakan valid
b. Analisis Reliabilitas
Jumlah Soal : 10
Karena nilai t-hitung (0,666) lebih besar daripada nilai t-tabel (0,423),
instrumen penelitian.
Adapun data yang diperoleh dari tes awal dan tes akhir adalah sebagai
berikut:
a. Tes awal
1) Kelompok Eksperimen
2) Kelompok Kontrol
b. Tes akhir
1) Kelompok Eksperimen
2) Kelompok Kontrol
kedua kelompok eksperimen dan kontrol, baik pada tes awal maupun tes akhir.
Penulis juga menentukan nilai derajat kebebasan (db) sebagai acuan untuk
t1 < tt < t 2
Terlihat bahwa nilai-t (t1) tes awal lebih kecil daripada nilai-t tabel (tt),
dan nilai-t (t2) tes akhir lebih besar daripada nilai-t tabel (tt).
Artinya, bahwa pada tes awal (t1), kedua kelompok eksperimen dan
kontrol memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sama pada materi ajar
signifikan. Tetapi pada tes akhir (t2), terdapat perbedaan yang signifikan antara
memperoleh angka rata-rata peningkatan sebesar 3,96 atau naik 103 %, sedangkan
2,59 atau naik 76 %. Hal ini menunjukkan bahwa media komputer cukup efektif
Nilai Peningkatan %
Kelompok Eksperimen 3,96 103
Kelompok Kontrol 2,59 76
Selisih 1,37 27
kelompok kontrol juga cukup signifikan. Hal ini terlihat pada tabel di atas, bahwa
4. Pembahasan
kontrol memiliki kemampuan yang tidak terlalu berbeda pada pembelajaran tajwid
(materi hukum bacaan nun mati/tanwin). Hal ini terlihat dari perolehan nilai rata-
rata tes awal kelompok eksperimen sebesar 3,86 dan kelompok kontrol sebesar
3,41. Kedua kelompok tersebut juga sama sekali belum pernah mempelajari
dengan materi ajar, metode, dan kegiatan pembelajaran yang sama persis.
komputer.
nilai tes akhir sebesar 7,82, sedangkan kelompok kontrol hanya memperoleh rata-
rata nilai tes akhir sebesar 6,00. Di sini terlihat bahwa kelompok eksperimen
3,96 atau naik 103 %, sedangkan kelompok kontrol hanya memperoleh rata-rata
nilai peningkatan sebesar 2,59 atau naik 76 %. Terdapat selisih nilai peningkatan
sebagai berikut:
komputer pada pembelajaran Tajwid adalah sebesar 3,96 atau naik 103 %
dari sebelumnya.
hasil belajar siswa yang memanfaatkan media komputer lebih besar daripada
dapat diterima.
BAB V
A. Kesimpulan
komputer pada pembelajaran Tajwid adalah sebesar 3,96 atau naik 103 %
dari sebelumnya.
pada pembelajaran Tajwid dapat memperoleh nilai peningkatan hasil belajar yang
hasil belajar siswa yang memanfaatkan media komputer lebih besar daripada
53
54
dapat diterima.
B. Saran
sebagai berikut:
pembelajarannya.
3. Guru juga diharapkan untuk selalu kreatif dan inovatif dalam menciptakan
Al-Abror, Ma‟sum. KDT. Belajar Praktis Ilmu Tajwid. Jakarta: Pustaka Ainun.
Supartini. 2008. Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa di SMK Al-
Hidayah 1 Jakarta Selatan. Skripsi Sarjana Pendidikan STKIP Purnama
Jakarta: Tidak diterbitkan.
Surin, Bachtiar. 1978. Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 Juz. Jakarta: Fa.
Sumatra.
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Yasin, E.J.. 2007. Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP. Jakarta: PT. Sunda
Kelapa.