You are on page 1of 21

PERANAN ZAT - ZAT

KIMIA TEKSTIL

Oleh : Oky Yogia Muhamad Dias


(B1A08013)
Ratih Purwasih
I. PENDAHULUAN
 Bahan tekstil adalah bahan baku untuk
membuat kain untuk pakaian. Tekstil
berasal dari bahasa latin “TEXER” yang
berarti menenun. Kain banyak yang terbuat
bukan saja dari hasil tenunan, tapi dari
beberapa metode, seperti :
vKain rajut/knitting
vKain renda/neting
vKain kempa
vKain non woven
A . Bahan dasar kain
Serat Benang Kain

Serat adalah susunan dari beberapa molekul yang


tergabung
dalam satu kesatuan yang disebut polimer.

Serat dibagi :

1.Serat Alam
2.Serat Buatan
Serat harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1.Penampang lintang
2.Kekuatan
3.Daya serap
4.Elastisitas
B . Benang

 Proses pembuatan benag dilakukan


dengan cara Pemintalan, yaitu serat tekstil
secara tersendiri atau campuran dipintal,
sehingga menjadi benang. Besar kecilnya
benang tergantung dari nomor benang
yang dibuat. Untuk benang katun/kapas,
makin besar nomor makin kecil/halus
benang yang diperoleh, sedangkan untuk
polyester makin besar nomor benang,
makin besar benang yang dihasilkan
C . Kain
 Proses pembuatan kain dapat dilakukan
dengan beberapa cara tergantung dari
bahan dasar dan tujuannya, antara lain :
1.Kain terbuat dari serat
2.Kain terbuat dari benang
3.Kain terbuat tanpa serat atau benang
 Tahap-tahap proses dalam industri
tekstil dengan skala besar meliputi :
1.Persiapan penyempurnaan
2.Dyeing
3.Printing
4.Finishing
II. PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN

Proses penyempurnaan tekstil air merupakan media


vital, bukan saja untuk keperluan boiler yang
memproduksi uap untuk pemanas, tetapi juga untuk
keperluan zat-zat, pegantar terjadinya reaksi dan
sebagai pembersih /pencuci dalam tiap proses. Air yang
digunakan jangan sampai memiliki kesadahan yang
tinggi mengandung logam berat seperti Fe, Cu, dan Mn.
Kerugian yang ditimbulkan oleh air sadah :

1.Air sadah akan meninggalkan deposit pada bahan dan


sulit dibilas sehingga bahan menjadi kasar dan
kaku.
2.Kalsium akan mengendapkan beberapa zat warna.
3.Bahan yang dicuci dengan air sadah sebelum dicelup
akan tampak garis-garis dan bercak yang lebih
gelap.
4.Apabila digunakan untuk boiler akan menimbulkan
Pada proses persiapan penyempurnaan

meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut :


1.Pengilangan bulu
2.Pengilangan kanji (Desizing)
3.Pemasakan (Scouring)
4.Pemerseran
5.Penggelantangan (Bleaching)
6.Kaustisasi kain polyester
1 . Penghilangan Bulu
Penghilangan bulu adalah proses melepaskan

atau menghilangkan ujung serat yang tersembul


pada permukaan benang atau kain.
Penghilangan bulu dapat dilakukan dengan 3
cara :
1.Proses pembakaran bulu yaitu, melewatkan
kain melalui nyala api atau logam panas
pada mesin pembakar bulu, setelah
sebelumnya dilakukan proses penyikatan.
2.Pencukuran bulu yaitu melewatkan kain
melalui pisau-pisau pencukur.
3.Penghilangan bulu dengan menggunakan
enzim selulosa. Prinsip kerjanya adalah
penghilangan bulu-bulu yang menonjol
2 . Penghilangan Kanji
Kanji pada kain mentah harus dihilangkan

dengan sempurna karena sisa-sisa kanji yang


tidak merata akan menyebabkan variasi
penyerapan zat warna. Penghilangan kanji
bergantung pada kelarutan lapisan kanji.
Menghilangkan kanji dapat dilakukan dengan
beberapa cara :
a)Perendaman
b)Asam (untuk kanji pati)
c)Alkali
d)Oksidator
e)enzim
3 . Pemasakan ( Scouring )

Tujuan dari pemasakan adalah untuk


memproduksi kain yang bebas dari kotoran


dan zat organic yang menjadi sifat seratnya
dan juga mengeluarkan zat-zat/kotoran yang
ditambahkan pada proses pembuatan kain.
Pada dasarnya pemasakan adalah proses
penyabunan, zat yang digunakan umumnya
soda kostik, soda abu atau ada pabrik yang
membuat obat khusus. Pada proses ini juga
harus ada surfaktan untuk memperkecil
tegangan permukaan antara serat dan
4 . Pemerseran

Tujuan proses pemerseran :


a)Meningkatkan afinitas terhadap warna


b)Meningkatkan reaktifitas kimia
c)Meningkatkan kekuatan tarik
d)Meningkatkan stabilitas dimensi
e)Meningkatkan kilau
f) Memperbaiki pegangan kain
Penggelantangan (Bleaching
Tujuannya adalah untuk menghilangkan
kotoran-kotoran organic yang terwujud sebagai
pigmen warna alami. Zat penggelantangan yang
bisa digunakan :
a)Yang bersifat oksidator : kaporit, natrium
hipoklorit, natrium klorit, hidrogen
peroksida, natrium peroksida, natrium
perborat, kalium bikromat, kalium
permanganat.
b)Reduktor : sulfur dioksida, natrium sulfat,
natrium bisulfit, natrium hidrosulfit.
Penggunaan zat penggelantang tergantung
jenis serat
 Selulosa : hidrogena peroksida, Na-hipoklorit,
. Kaustisasi Kain Polyester
Kain polyester tidak enak dipakai karena
tidak menyerap keringat, panas dan tidak
langsai. Untuk memperbaiki sifat kurang baik
dilakukan proses kaustisasi. Tujuannya
adalah :
§ Meningkatkan rasa nyaman dipakai
§ Halus seperti sutera
§ Meningkatkan estetika
Zat kimia yang digunakan adalah NaOH, dan

untuk meningkatkan penetrasi ke dalam


serat digunakan zat aktif permukaan
(surfaktan)
III . PROSES DYEING
Zat-zat kimia pada proses dyeing dapat

digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu :


1.Zat warna, adalah zat kimia yang dapat
memberikan warna terhadap bahan tekstil
(serat) dengan cara mengadakan ikatan
dengan molekul serat atau menempel pada
permukaan serat baik secara langsung
maupun bantuan zat kimia lain, sehingga
bahan jadi berwarna. Proses masuknya zat
warna kedalam serat melalui beberapa
tahapan, menurut Vickerstuf peristiwa
masuknya zat warna kedalam serat melalui
3 tahapan yaitu :
 Tahap masuknya zat warna (Diffuse) kedalam
larutan
 Tahap penyerapan (Adsorpsi)bpada
2 . ZAT PEMBANTU
Zat pembantu adalah zat-zat kimia yang

digunakan pada proses pencelupan, baik zat


kimia umum maupun kimia tekstil. Zat
pembantu ini digunakan untuk membantu
kelancaran proses pencelupan, yaitu :
 untuk membantu mengkondisikan
suasana larutan
 untuk membantu terjadinya kontak antara
zat warna dengan serat
 untuk menarik logam air.
3 . KLASIFIKASI ZAT WARNA
1.Zat warna asam, pada proses pencelupannya
mempergunakan asam untuk membantu
penyerapan.
2.Zat warna basa/kation
3.Zat warna belerang, menggunakan unsur
belerang sebagai kromofor dan zat warna
ini tidak larut dalam air, sehingga pada
pencelupannya memerlukan reduktor (Na2S
dan Na2CO3)
4.Zat warna bejana (indanthreen), merupakan
zat warna alam dan tidak larut dalam air,
sehingga memerlukan reduktor (hidrosulfit)
5.Zat warna direk
6.Zat warna disperse, kelarutan dalam air sedikit
dan merupakan larutan terdispersi
7.Zat warna mordan dan kompleks logam
IV . Proses Finishing
Jenis proses finishing :

1.Dry finishing
2.Wet finish
3.Zat-zat kimia yang digunakan
1 . Dry
Finishing
Proses penyempurnaan kering umumnya

menggunakan peralatan yang bersifat


mekanis atau fisika, umunya dengan bantuan
mesin. Untuk mendapatkan efek yang
berbeda pada permukaan kain, digunakan
mesin yang berbeda sesuai dengan
karakteristik yang diinginkan. Seperti :
vCalander machine
vSanforize machine
vComfeed machine
vStenter machine
v Standing machine
2 . Wet
Finish
Proses penyempurnaan basah yaitu proses

penyempurnaan pada kain untuk mendapatkan


efek tertentu dengan proses basah, umumnya
dengan menggunakan media air sebagai pelarut.
Pada pelaksanaannya proses penyempurnaan
basah digolongkan dalam 3 jenis, yaitu :
vChemical finish, untuk mendapatkan efek
tertentu dengan menggunakan zat kimia
sebagai zat utamanya.
vSizing finish, untuk mendapatkan efek tertentu
dengan menggunakan kanji sebagai zat
utamanya
vResin finish, untuk mendapatkan efek tertentu
3 . Zat - Zat Kimia Yang
Digunakan
1.Zat utama
2.Zat pembantu
3.Katalis
4.Air
5.Buffer
Terima
Kasih

You might also like