You are on page 1of 16

TERMOKIMIA

Endang Susilowati, M.Si


Prodi P Kimia FKIP UNS
2009
TERMOKIMIA
 Termokimia mempelajari perubahan panas yang mengikuti
reaksi kimia dan perubahan-perubahan fisika (pelarutan,
peleburan dsb )
 satuan panas = kalori ; joule (1 joule = 0.24 kal); kJ ; Kkal
 Untuk menentukan perubahan panas yang terjadi pada
reaksi-reaksi kimia dipakai kalorimeter
 Besarnya panas reaksi bisa dunyatakan pada :
• tekanan tetap ; qp = H
• volume tetap ; qv =  U

Hubungan  H dan  U :  H =  U+P V


H
= + maka panas diserap, reaksi endoterm
U

H
= - maka panas dilepaskan, reaksi eksoterm
U
 Panas reaksi dipengaruhi oleh :
- jumlah zat yang bereaksi
- Keadaan fisika
- Temperatur
- Tekanan
- Jenis reaksi (P tetap atau V tetap)

 Dalam menuliskan reaksi kimia harus dituliskan wujud,


koefisien dan kondisi percobaan.
 Misalnya :
reaksi pebentukan CO2 pada 1 atm dan 298 K
C(grafit)+ 2O2(g) CO2 (g) +393,515 kJ
 perubahan energi dilakukan pada tekanan tetap
(tekanan atmosfir) sehingga berlaku :
 H = qp

 Tinjau Reaksi : aA + bB cC + dD + x kJ
jika entalpi pereaksi = H1
entalpi hasil reaksi = H2
Maka :
H1 = H2 + x kJ
H2-H1 = -x kJ
H = -x kJ
Keadaan Standar
Keadaan standar suatu zat pada temperatur tertentu
adalah bentuk zat murni zat tersebut pada tekanan 1
bar (keadaan paling stabil)

Fase Keadaan Standar


Gas Gas ideal, 1 bar, suhu tertentu
Cair Cairan murni, 1 bar, suhu tertentu
Padat Kristal murni, 1 bar, suhu tertentu

Misal: keadaan standar cairan etanol pada temperatur 298 K adalah


cairan murni pada temperatur 298 K dan 1 bar
Hukum Hess
 Hukum Hess : Entalpi merupakan fungsi keadaan, karena
itu perubahannya tidak tergantung pada jalannya proses,
tetapi hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir
 Reaksi:
C + O2 CO H1
CO + O2 CO2 H2

C + O2 CO2 H3

Berdasarkan hukum Hess maka :

 H3 =  H1+  H2
Hubungan U dan H

 Definisi entalpi: H = U + PV
 Deferensialnya: dH = dU + d(PV)
 Untuk gas ideal:
dH = dU + d(nRT)
 Pada kondisi isotermal, dan terjadiperubahan jumlah
gas, maka:
H = U + nRT
Macam-macam Panas /Perub entalpi

 Panas atomisasi : Panas yang diperlukan untuk menghasilkan 1 mol


zat dalam bentuk gas dari keadaan yang paling stabil pada keadaan
standar . Contoh :
C grafit C(g)  H = 716,68 kJ

 Panas penguapan standar : panas yang diperlukan untuk


menguapkan 1 mol zat cair menjadi upanya pada keadaan standar
contoh :
H2O(l) H2O(g)  H=44,01 kJ

 Panas peleburan standar : panas yang diperlukan atau dilepas pada


peleburan .
 Contoh :
H2O(s) H2O(l)  H = 6,0 kJ

 Panas pelarutan integral: Panas yang timbul atau diserap pada


pelarutan suatu zat dalam suatu pelarut. Besarnya tergantung jumlah
zat pelarut dan zat terlarut.
 Panas pengenceran integral : panas yang timbul atau diserap jika
suatu larutan dengan konsentrasi tertentu diencerkan lebih lanjut
dengan menambahkan pelarut

 Panas pelarutan diferensial = panas yang timbul atau diserap jika 1


mol zat terlarut ditambahkan ke dalam sejumlah besar larutan tanpa
mengubah konsentrasi larutan.

 Panas Pengenceran diferensial : Panas yang timbul atau diserap jika 1


mol pelarut ditambahkan ke dalam sejumlah larutan tanpa mengubah
konsentrasi larutan tersebut.

 Panas netralisasi : panas yang diserap atau dilepaskan jika 1 mol


ekivalen asam kuat tepat dinetralkan oleh 1 mol ekivalen basa kuat.

 Panas Hidrasi : panas yang timbul atau diperlukan pada pembentukan


hidrat.
 Contoh :

CaCl2 (s) + 2H2O (l) CaCl2 .2H2O (s)  H = -7960 kal


ENERGI IKATAN
 Energi disosiasi ikatan : energi yang diperlukan untuk memutuskan
satu buah ikatan pada suatu molekul .
Contoh :
H2 (g) 2H (g) H 298 K=435,9 kJ/mol

 Energi ikatan : rata-rata dari energi disosiasi ikatan total


 Data energi ikat dapat digunakan untuk meramalkan panas reaksi
pada pembentukan molekul sederhana
 Contoh :
C2H2 (g) + 2H2 (g) C2H6 (g)  H= ?
Hr = ∑ H pemecahan + ∑ H pembentukan

dengan: H pemecahan selalu (+)


H pembentukan selalu (-)
Pengaruh suhu terhadap H

Cp  H T
p
d H  Cp
dT
T2
H 2  H1   CpdT
T1 `

Untuk Cp konstan

H 2  H 1  Cp (T2  T1 )

Untuk reaksi : A + B C + D
H  H hasil  H reaktan
 H
T
 P



H hasil   H reaksi 
T  
P  T 
P

 Cphasil  Cpreak tan  Cp

Sehingga T2 dH T2
 T1 dT
  Cp
T1

H  H   CpdT
0
T2
0
T1
Persamaan Kirchoff
 Jika kapasitas panas pada tekanan tetap
sebagai fungsi suhu, maka:
T2
H  H   Cp (T )dT
0
T2
0
T1
T1

 Hubungan Cp dengan suhu dapat ditulis:


Cp = a+bT+cT2+dT3
 a,b,c,d adalah tetapan
Cp = a+ bT+ cT2+ dT3
Contoh soal
1. Cp dari n-butana/JK-1mol-1= 19,41+ 0,233 T
Hitung q untuk menaikkan suhu 1 mol dari 25 oC ke
300 oC pada tekanan tetap
Jawab:
rumus yang digunakan:
T2

qP   nC P (T )dT
T1
 Latihan atkins 2.20 sampai 2.25
Cotoh soal
 0,3212 gram glukosa dibakar dalam kalorimeter bom
yang kapasitas kalornya 641 J K-1, temperatur naik
7,793 K. Hitung
 entalpi molar pembakaran standar,
 energi dalam pembakaran standar dan
 entalpi pembentukan glukosa standarnya.
 Jawab:
 Tentukan perub entalpi dari nilai q
 Dicari dari hub U dan H (apakah ada perub mol gas)
 Tulis reaksi pembakarannya, kemudian gunakan
perub entalpi standar pembentukan dari tabel untuk
menentukan entalpi pembentukan standar glukosa

You might also like