You are on page 1of 2

29 oktober 2009..

seperti bayi, kamu tak takut pada


kesulitan
Hahaha, ingin menertawakan hidup, pingin merasa gagah berdiri diatas kesulitan
yang menghadang. Dengan cool sedikit cuek berkata “itu hanya masalah kecil sob!
Hidup ini adalah miliku, Allah lah yang memberinya, masa aku tak bisa
mengendalikannya?”

Huhu, but, sometime, the difficult thing make me confuse… tak apalah, pusing itu
asik kok, kamu ga akan tau sehat klo tak tau pusing. Kembalilah tertawa.

Sebenenrnya apa sih yang kamu takutkan dari kesulitan? Kesulitan itu bukan ayam
jago yang jika kamu melewat dihadapannya lalu kamu akan dipacok. Kesulitan juga
bukan gorilla ganas yang sedang kelaparan yang akan memangsamu. Kesulitan
hanya lah kesulitan. Hanya sesuatu dalam khayalmu, yang sebenernya kesulitan itu
tidak pernah ada. Jika kamu hebat.

Allah membuat kita hebat, maka berdamailah dengan kesulitan. Tak perlu takut,
takutlah hanya pada Allah saja! Kesulitan ya jangan ditinggalkan. Jangan diabaikan.
Kamu lari terbirit birit darinya. Jangan! Jangan seperti itu..kamu harus mengenal
sulit. Tanpa mengenal sulit, maka sulit pun tak akan mengenalkanmu pada
saudaranya yang bernama “kemudahan”.

Ingatlah setelah ada kesulitan, maka akan ada dua kemudahan. Setelah sulit
terlewati, maka kemudahan menghampiri. Yang kamu harus lakukan adalah, enjoy
menghadapi proses, keep cool dan terus tersenyum. Seperti bayi yang walau ia
tertatih tatih, terus jatuh untuk sulitnya ia belajar berjalan. But, the baby keep smile
n never give up. Dengan sangat gembira ia bangkit lagi, bangkit lagi. Tanpa
mengeluh “aduh susah, lebih baik aku tak usah berjalan saja”. Bayi tak bisa
mengeluh bukan karena tidak bisa bicara. Tapi karena tak ada dipikirannya tentang
kesulitan, hanya focus terhadap apa yang dilakukannya.

Saya juga ingin menjadi seperti bayi kembali. Yang dengan tenang belajar segala
hal tanpa mengeluh akan sulitnya mempelajari itu semua. Belajar mati matian
untuk berbicara. Tanpa ada yang mengajari, tanpa ada yang menjadi guru.
Autodidak. Alah, sudah besar begini, kita belajar bahasa inggris saja “merasa sulit”.
Padahal ada gurunya, ada bukunya. Tapi kenapa? Pikirkan saja olehmu sendiri. Aku
ingin kamu juga ikut berpikir..

Semakin dewasa, semakin hidup ini akrab sekali dengan yang namanya sulit. Hidup
tidak lagi menjadi mudah, banyak hal yang membuat kita depresi. Pusing. Padahal
semua hal yag sepele. Dulu ketika bayi tak mengenal uang, sekarang kita pusing
gara gara uang. Dulu kita tak pusing klo dengar kata ujian, sekarang kita pening
jika guru didepan kelas berkata “siapkan kertas selambar!”.
Hidup itu sulit, mungkin, karena semakin kesini, semakin bayak tuntutan pada
manusia. Tidak lagi bergerak berdasarkan hati dan kenginginannya sendiri. Tidak
berkembang alami seperti dulu. Banyaknya tuntutan membuatkita terpasung dalam
dunia kesulitan didalam kepala.

Jadi bagaimana taktik kita mleburkan kesulitan? Jadi bayi lagi… tak mungkin…

Kamu bebaskan saja diri dari segala belenggu, pikiran kamu tentang kata sulit itu
hapus. Lakukan saja.lakukan saja… bangkit lagi, bangkit lagi. Tanpa merasakan apa
apa, tanpa emosi apa apa. Seperti bayi.. bukan jadi bayi. Badan segede gajah gitu
mau jadi bayi? Nah itu baru sulit!

You might also like