Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Disusun Oleh :
WIJAYANTI
NIM.C2C605233
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2009
111
ABSTRACT
222
ABSTRAK
333
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
ABSTRACT.................................................................................................... v
ABSTRAK.................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
444
2.1.1 Teori Agensi ................................................................
14
16
16
Laba...................... 18
Laba................. 20
22
24
28
29
33
555
2.1.5 Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang
Umum............................................................................ 37
37
39
39
Indonesia No 8/4/PBI/2006.................................... 45
Manajemen Laba...................................................... 46
……………………………….. 48
3.1.2
Variabel
Independen…
666
………………
........................
.. 50
3.1.3 Variabel
Kontrol ..................................
......................... 51
3.2
Populasi....................................................................................... 52
Data .............................................................. 52
Data ....................................................... 53
Data ................................................................ 53
3.5.1 Statistik
777
3.5.3 Uji
Hipotesis ........................................................
.......... 56
1..................................................... 56
2..................................................... 58
1.......................................................79
Model).................................... 81
(R2).................................. 82
2.......................................................82
4.3 Pembahasan................................................................................. 83
888
4.3.1 Perbedaan Manajemen Laba Sebelum dan Setelah
Umum............................................................................ 83
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................. 88
5.2.1 Keterbatasan.............................................................. 89
5.2.2 Saran.......................................................................... 90
LAMPIRAN ....................................................................................................... 95
DAFTAR TABEL
Halaman
999
Tabel 4.8 Uji Statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov Setelah Outlier.....74
DAFTAR GAMBAR
Halaman
101010
BAB I
PENDAHULUAN
terhadap proses pelaporan keuangan kepada pihak eksternal dengan maksud untuk
111111
Skandal laporan keuangan terjadi hampir di semua sektor termasuk sektor
perbankan yang merupakan sektor yang teregulasi dan memiliki peraturan yang
lebih ketat dibandingkan sektor lain. Pada tahun 2004 terungkap skandal laporan
keuangan yang dilakukan oleh bank Global. Pengurus sekaligus pemilik bank
melakukan tindakan yang tidak patut menurut kacamata hukum. Bank Global
sebelumnya terjadi skandal laporan keuangan ganda oleh bank Lippo yang terjadi
pada tahun 2002. Bank BNI yang menduduki peringkat ketujuh dalam survei
mencapai Rp 1,209 triliun dan 52 juta dollar AS. Data hasil investigasi Bank
Republik Indonesia menunjukkan indikasi itu muncul dari 134 kasus perbankan.
Dari 134 kasus itu, 43 kasus melibatkan 33 bank umum dan 91 kasus pada Bank
lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak internal dan eksternal bank serta
laporan keuangan diatas dapat diatasi dengan adanya pengawasan yang dilakukan
oleh pihak yang independen dalam perusahaan sebagai wakil dari stakeholder.
121212
Komisaris independen merupakan pihak yang tidak terafiliasi dengan
pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain, dan
perusahaan itu sendiri baik dalam bentuk hubungan bisnis maupun kekeluargaan
di perusahaan dapat memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses
Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di Bursa (dalam Wedari, 2004)
minimum 30% dari jumlah seluruh anggota komisaris. Bapepam juga menerbitkan
131313
publik mempunyai komite audit dan harus memiliki sekurang-kurangnya satu
komisaris independen.
sebesar minimal lima puluh persen (50%) dari seluruh dewan komisaris. Berbagai
governace.
2003) menemukan bukti bahwa perusahaan yang melakukan manipulasi laba lebih
besar kemungkinan memiliki dewan direksi yang didominasi oleh manajemen dan
lebih besar kemungkinan memiliki CEO yang secara simultan juga sebagai
141414
dibandingkan dengan perusahaan yang melakukan kecurangan. Lebih lanjut,
pada tiga industri, yaitu teknologi, kesehatan, dan jasa keuangan. Pada ketiga
yang melakukan kecurangan lebih kecil (33% atau lebih kecil) dibandingkan
Peasnel, et al. (1998, dalam Nasution dan Setiawan, 2007) meneliti efektivitas
menggunakan sampel penelitian yang terdiri dari 1178 perusahaan selama periode
earnings management.
manajemen laba di Cina. Sampel penelitian terdiri dari semua perusahaan yang
terdaftar di pasar modal Shanghai dan Shenzen pada tahun 2001-2003. Lai (2005)
151515
laba ketika hanya menggambarkan minoritas. Penambahan dewan komisaris
independen yang melebihi syarat minimum yang ditentukan oleh peraturan tidak
menurunkan tingkat manajemen laba juga telah banyak dilakukan oleh peneliti di
terhadap manajemen laba. Terdapat berbagai macam proxy yang digunakan dalam
direksi, reputasi auditor, persentase saham yang ditawarkan ke publik saat IPO,
161616
Wedari (2004) meneliti hubungan proporsi dewan komisaris dan komite audit
terhadap manajemen laba. Penelitian ini memberikan bukti bahwa proporsi dewan
itu, Wedari (2004) juga memasukkan leverage sebagai variabel kontrol dalam
manajemen laba.
itu, Veronica dan Utama (2005) menggunakan variabel kontrol leverage dan
terhadap manajemen laba, dimana dalam hal ini proporsi dewan komisaris sebagai
171717
komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba pada
mempunyai hubungan positif dengan manajemen laba dan tidak signifikan. Jika
Penelitian saat ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Lai (2005).
peraturan yang dikeluarkan oleh badan pengawas pasar modal di Cina (Chinese
181818
komisaris independen yang tinggi tidak berhubungan dengan penurunan tingkat
manajemen laba. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lai (2005) dapat
dalam menurunkan tindakan manajemen laba. Selain itu peraturan bukanlah solusi
Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Ezra (2005) yang menguji
Fokus penelitian saat ini adalah untuk menguji perbedaan manajemen laba
sebelum dan setelah peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yaitu
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006. Selain itu, penelitian ini juga
manajemen laba.
191919
Kebanyakan penelitian yang berkaitan dengan manajemen laba mengambil
memiliki peraturan yang lebih ketat daripada industri lain. Industri perbankan
batas regulasi.
(1995, dalam Assih, dkk, 2005) model modifikasi Jones sebagai model yang
paling baik dalam mendeteksi manajemen laba. Penggunaan model tersebut juga
Saxon seperti Amerika Serikat dan Inggris telah diadopsi oleh negara-negara lain.
Konsep tersebut seperti gerakan yang efektif dimana dewan komisaris yang
202020
independen efektif dalam melakukan pengawasan di Amerika Serikat dan Inggris.
karakteristik dari negara Anglo Saxon, hal ini merupakan alasan untuk melakukan
negara yang berbeda secara signifikan dari Amerika Serikat dan Inggris (Lai,
2005).
sebelum dan setelah peraturan Bank Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga
sebelumya pada periode 2005-200, dimana pada periode yang berbeda tersebut
keadaan ekonomi yang terjadi juga berbeda. Selain itu, penelitian ini mengambil
Apabila melihat hasil penelitian yang berbeda antara peneliti terdahulu yang
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maka permasalahan yang diajukan dalam
212121
2. Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan untuk
2. Manfaat Praktis
222222
Penelitian ini dapat menambah referensi mengenai manajemen laba dan
Bagian pertama adalah pendahuluan, bab ini menguraikan latar belakang masalah,
Bagian kedua adalah telaah pustaka, pada bab ini dipaparkan teori-teori yang telah
diperoleh penulis melalui studi pustaka dari beberapa literatur yang selanjutnya
metodologi penelitian, bab ini berisi tentang definisi operasional yang terdapat
dalam penelitian, populasi, jenis, dan sumber data, metode pengumpulan data, dan
metode analisis data. Bagian keempat adalah hasil dan analisis, bab ini
hasil. Bagian kelima adalah penutup, bab ini menguraikan kesimpulan penelitian,
232323
BAB II
TELAAH PUSTAKA
menggunakan teori agensi. Teori agensi menjelaskan bahwa hubungan antara agen
dan prinsipal akan mendatangkan masalah karena tujuan agen dan prinsipal saling
242424
memaksimalkan utilitas mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan agen untuk
konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik yang timbul ketika setiap
keagenan (agency cost). Biaya tersebut dapat berupa (Saidi, 2000) pertama,
yang terkait dengan fungsi pemantauan terhadap agen. Bentuk pemantauan yang
untuk menjamin bahwa agen akan bertindak sesuai dengan keinginan pemilik.
kemakmuran prinsipal sebagai akibat dari perbedaan antara praktek yang diambil
252525
Berdasarkan teori agensi, laporan keuangan dipersiapkan oleh manajemen
agensi antara manajemen tingkat atas dan shareholder (Lai, 2005). Hal serupa
juga dikatakan oleh Peasnel (1998, dalam Wedari, 2004) yang menyatakan bahwa
aktivitas manajemen laba yang terjadi di perusahaan dapat dibatasi dengan adanya
dalam National Code for Good Corporate Governance (2001, dalam Nasution
Salah satu ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan sebagai dasar
262626
laba sebagaimana dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Concept
(SFAC) Nomor 2 merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat
a) Definisi sempit
b) Definisi luas
(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer
Sedangkan menurut Assih (1998, dalam Setiawati dan Na’im, 2000) mengartikan
manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja, dalam
272727
batasan generally accepted accounting principles (GAAP), untuk mengarah pada
manajemen laba yang ditinjau dari sudut pandang badan penetap standar, yaitu
Definisi yang serupa juga diungkapkan oleh Scott (1997, dalam Halim, dkk,
“Given that managers can choose accounting policies from a set (for
example,GAAP), it is natural to expect that they will choose policies so as to
maximize their own utility and / or the market value of firm”
(2000, dalam Veronica dan Utama, 2005) menyatakan bahwa pada dasarnya
282828
manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan dapat bersifat efisien
dan dapat bersifat oportunis (manajemen melaporkan laba secara oportunis untuk
tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen laba yang dilakukan oleh manajer
tidak hanya dengan cara memaksimalkan laba tetapi juga dengan meminimalkan
laba.
1. Taking a bath
Disebut juga big baths, bisa terjadi selama periode dimana terjadi tekanan
teknik ini digunakan maka biaya-biaya yang ada pada periode yang akan
datang diakui pada periode berjalan. Ini dilakukan jika kondisi yang tidak
menguntungkan tidak bisa dihindari. Akibatnya, laba pada periode yang akan
2. Meminimumkan Laba
Pola meminimumkan laba mungkin dilakukan karena motif politik atau motif
profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat perhatian secara
politis. Kebijakan yang diambil dapat berupa penghapusan (write off) atas
292929
barang-barang modal dan aktiva tak berwujud, pembebanan pengeluaran
3. Mamaksimumkan Laba
Selain itu tindakan ini juga bisa dilakukan untuk menghindari pelanggaran
laba yang stabil daripada menunjukkan perubahan laba yang meningkat atau
pendapatan.
303030
rendah. Manajer menggunakan laba akuntansi untuk menentukan besarnya bonus,
Dalam rencana bonus ada istilah bogey dan cap. Bogey merupakan tingkat
laba minimum untuk memperoleh bonus. Sedangkan cap adalah tingkat laba
maksimum untuk memperoleh bonus. Jika laba ada diatas cap, ada tidaknya bonus
tergantung pada kontrak yang dilakukan antara pemegang saham dan manajer.
Jika laba berada dibawah bogey maka manajer akan semakin mengurangi laba
tambahan, atau membiarkan modal kerja dan kekayaan pemilik berada dibawah
tingkat yang telah ditentukan, yang mana semuanya menurunkan keamanan atau
Motivasi ini sejalan dengan hipotesis debt covenant dalam teori akuntansi
313131
Aspek politis tidak dapat dilepaskan dari perusahaan, khususnya perusahaan
besar dan strategis, karena aktivitasnya melibatkan hajat hidup orang banyak.
orang banyak seperti listrik, air, telekomunikasi, dan sarana infrastruktur, secara
merubah metode pencatatan persediaan menjadi LIFO agar laba bersih yang
dihasilkan rendah.
5) Pergantian Direksi
direksi yang mendekati masa akhir penugasan atau pensiun akan melakukan
pemecatannya.
323232
Ketika perusahaan dinyatakan telah go public, informasi keuangan yang ada
digunakan sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan. Untuk
yang dilaporkan. Selain itu, motivasi pasar modal juga mempengaruhi dalam
tindakan manajemen laba. Penggunaan informasi secara luas oleh investor dan
Menurut Worthy (1984, dalam Asyik, 2000) menyatakan bahwa teknik untuk
333333
2. Memainkan kebijakan perkiraan akuntansi
terputuskan
manajemen laba. Tujuan model Jones adalah untuk memisahkan akrual kelolaan
343434
dan non kelolaan. Model modifikasi Jones mengestimasi tingkat akrual yang
Perhitungan total akrual dengan pendekatan arus kas dan laporan rugi laba
Dimana:
TA = total akrual
Earn = earnings
Seluruh persamaan diatas dibagi dengan menggunakan total aktiva awal tahun
yang dibandingkan oleh Dechow, dkk (1996, dalam Rahmawati, 2007) adalah
sebagai berikut:
total akrual (dibagi total aktiva periode sebelumnya). Healy (1985) menganggap
non discretionary accrual (NDA) tidak dapat diobservasi. Model untuk non
353535
Model De Angelo (1986) menguji manajemen laba dengan menghitung
perbedaan awal dalam total akrual dan dengan asumsi bahwa perbedaan pertama
tersebut diharapkan nol, yang berarti tidak ada manajemen laba. Model ini
NDAt = TAt-1
Keterangan:
berikut:
1
NDA t =α 1
( )
A t−1
+α 2 ( Δ REV t ) +α 3 ( PPE t )
Keterangan:
DREVt = revenue pada tahun t dikurangi revenue pada tahun t-1 dibagi total aktiva
tahun t-1
PPEt = gross property plan and equipment pada tahun t dibagi total aktiva tahun
t-1
363636
Model ini dibuat untuk mengeliminasi tendensi konjungtor yang terdapat
1
NDA t =α 1
( )
A t−1
+α 2 ( Δ REV t −Δ REC t ) +α 3 (PPE t )
Keterangan:
DRECt = net receivable (piutang bersih) pada tahun t dikurangi piutang bersih
variasi determinan dari non discretionary accrual adalah sama dalam jenis
industri yang sama. Non discretionary accrual dari model ini diperoleh dengan :
Keterangan:
c) Diragukan (D)
d) Macet (M)
373737
DNPA : selisih nonperforming assets t + 1 dengan nonperforming assets t
Semua variabel dideflasi dengan nilai buku ekuitas ditambah cadangan kerugian
pinjaman.
Keterangan:
TA = total akrual (untuk yang model akrual khusus, total akrual dihitung
DA = akrual kelolaan
Dimana:
DCFO = perubahan dalam arus kas operasi dari tahun t-1 ke tahun t
adalah sama dengan model Jones dan model Jones modifikasi, kecuali bahwa
time series (DeFond dan Jiambalvo,1994, dalam Zhang, 2002). Model cross-
bahwa korelasi antara akrual non kelolaan dan penentuan akrual, seperti
perubahan dalam pendapatan dan PPE (bruto), ditentukan oleh kelompok industri
383838
dan situasi ekonomi sekarang sedangkan model time-series mengasumsikan
runtun waktu dan secara statistik paling baik dibandingkan model-model lainnya
akuntansi yang berkaitan dengan akrual, misalnya dengan cara menaikkan biaya
amortisasi dan depresiasi, mencatat kewajiban yang besar atas jaminan produk
(garansi), kotinjensi dan potongan harga, dan mencatat persediaan yang sudah
usang (Surifah, 2001). Lebih lanjut, akrual adalah semua kejadian yang bersifat
operasional pada suatu tahun yang berpengaruh terhadap arus kas. Perubahan
berkaitan dengan laba bersih sesuai dengan yang diharapkan (Scott, 1997 dalam
393939
Perhatian terhadap corporate governance kian meningkat seiring dengan
ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin diyakini muncul karena kegagalan
kebudayaan, dan institusional yang menentukan apa yang dapat dilakukan oleh
dan bagaimana risiko dan return dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
berkenaan dengan cara untuk meyakinkan para penyedia dana perusahaan untuk
memperoleh pengembalian atau return dari kegiatan yang dijalankan oleh manajer
404040
mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah untuk semua
stakeholder.
pemegang kepentingan intern, dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak
dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan.
lainnya.
414141
3. CalPERS mengemukakan corporate governance merujuk pada hubungan
diantara berbagai pihak yang berperan serta dalam menentukan arah dan
perusahaan.
424242
pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk medapatkan perbaikan
yang dientukan oleh hukum dan mendorong kerjasama yang aktif antara
secara finansial.
harus meyakinkan bahwa pengungkapan yang tepat waktu dan akurat telah
pemegang saham.
Kelima prinsip tersebut dilandasi oleh empat unsur penting dalam corporate
1. Fairness (Keadilan)
pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing, serta menjamin
2. Transparency (Transparansi)
434343
Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan
3. Accountability (Akuntabilitas)
4. Responsibility (Pertanggungjawaban)
(two tiers system) yang menganut sistem hukum kontinental Eropa. Disini
komisaris) dan dewan manajemen (dewan direksi). Dewan direksi mengelola dan
Dewan direksi juga harus memberikan informasi kepada dewan komisaris dan
menjawab hal-hal yang diajukan oleh dewan komisaris. Sehigga dewan komisaris
444444
Dewan komisaris memegang peranan penting dalam mewujudkan corporate
penjualan aset.
perusahaan.
perlu.
perusahaan.
454545
Untuk memastikan dewan komisaris independen dapat menjalankan tugasnya
sebagai berikut :
bersangkutan
yang bersangkutan
laba yang terjadi di perusahaan dapat dibatasi dengan adanya dewan komisaris
saham dan / atau hubungan keluarga dengan anggota dewan komisaris lainnya,
464646
direksi dan / atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat
sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham
Umum. Berdasarkan peraturan tersebut, paling kurang 50% (lima puluh per
Januari 2006 sebagai bagian dari upaya membuka ruang gerak perbankan agar
474747
(Kompas, 2006). Peraturan BI No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum merupakan salah satu paket kebijakan
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dalam peraturan tersebut salah satu pasal
yang penting dalam PBI No. 8/4/PBI/2006 adalah pasal 5 ayat (2). Dalam pasal
tidak melihat apakah bank bersangkutan telah go public atau belum. Ketentuan ini
Dechow, et al. (1996) dalam Lai (2005) menyatakan perusahaan yang dekat
laba. Hal ini sesuai dengan hipotesis hutang atau ekuitas (debt/equity hypotesis).
manajer untuk memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba. Makin
tinggi rasio utang / ekuitas, makin dekat perusahaan dengan batas perjanjian atau
484848
batasan kredit dan mengurangi biaya kesalahan teknis (Watts dan Zimmerman,
Widyaningdyah (2001) perusahaan yang memiliki rasio leverage yang lebih tinggi
memenuhi kewajiban utang pada waktunya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
dan Baridwan (2007) memberikan bukti empiris tentang adanya manajemen laba
yang lebih besar pada perusahaan yang terikat perjanjian utang dengan perusahaan
yang tidak terikat perjanjian utang. Watt dan Zimmerman, (1978), dan Magnan
dan Cormer (1997) dalam Masodah (2007) membuktikan bahwa variabel debt to
pelaporan laba. Variabel total debt to total assets, total debt to total equity, long
term debt to total equity, dan komposisi modal kerja berpengaruh positif terhadap
yang tinggi. Beneish (1999, dalam Lai, 2005) menyatakan bahwa pertumbuhan
494949
manajemen laba karena perusahaan tersebut memiliki keperluan keuangan yang
lebih kuat.
Jain dan Kini (1994, dalam Assih, dkk, 2005) menunjukkan bukti bahwa
Beneish (1999, dalam Lai, 2005) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih
tua (sudah lama berdiri). Perusahaan yang relatif masih baru berdiri merupakan
tambahan modal untuk berkembang. Pada tahap ini, keadaan finansial perusahaan
masih belum kuat daripada perusahaan yang sudah lama berdiri. Oleh karena itu,
oleh perusahaan. Perusahaan yang relatif baru berdiri akan lebih memungkinkan
lama berdiri. Jadi terdapat hubungan yang negatif antara umur perusahaan dengan
505050
2.2 Peneliti Terdahulu
laba telah banyak dilakukan dibeberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris,
Cina, India, dan Taiwan. Penelitian yang dilakukan oleh Lai (2005) berusaha
Cina. Sampel penelitian terdiri dari semua perusahaan yang terdaftar di pasar
modal Shanghai dan Shenzen pada tahun 2001-2003. Lai (2005) melakukan
melebihi syarat minimum yang ditentukan oleh peraturan tidak memiliki manfaat.
Lebih lanjut Lai (2005) menguji efektivitas peraturan yang dikeluarkan oleh
CSRC) pada tahun 2001. Peraturan tersebut menghendaki semua perusahaan yang
perusahaan yang memiliki proporsi dewan komisaris independen yang tinggi tidak
Tabel 2.1
Peneliti Terdahulu
515151
No. Peneliti Variabel Hasil
(tahun)
1 Widyaningdyah Independen: reputasi Hanya leverage yang
(2001) auditor, jumlah dewan berpengaruh terhadap
direksi, leverage, manajemen laba
persentase saham yang
ditawarkan saat IPO
Dependen: Manajemen
Laba
525252
4 Veronica dan Independen: asimetri Asimetri informasi
Bachtiar informasi, kepemilikan berpengaruh positif
(2004) institusional, komite audit, terhadap manajemen laba,
dewan independen, kualitas komite audit berpengaruh
audit, nilai perusahaan negatif terhadap
Dependen: manajemen manajemen laba, dewan
laba independen berpengaruh
positif terhadap manajemen
laba.
535353
laba komisaris, pengangkatan
komisaris dapat
mempengaruhi dan
menguragi manajemen
laba.
545454
(2007) manajerial, kepemilikan direksi berpengaruh
institusional, Dewan signifikan terhadap
direksi, komite audit manajemen laba dengan
Dependen : Manajemen arah hubungan adalah
laba positif
8/4/PBI/2006
Gambar 2.1
Model Penelitian Hipotesis 1
Peraturan
Bank Indonesia
No. 8/ 4/PBI/2006
555555
2005
Sumber: Landasan teori
CSRC) pada tahun 2001. Peraturan tersebut menghendaki semua perusahaan yang
terdaftar memiliki setidaknya dua direktur yang independen. Hasil penelitian ini
perusahaan yang memiliki proporsi dewan komisaris independen yang tinggi tidak
Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Ezra (2005) yang menguji
sebagai berikut:
565656
H1: Terdapat perbedaan praktek manajemen laba sebelum dan setelah Peraturan
manajemen laba yang terjadi di perusahaan dapat dibatasi dengan adanya dewan
yang tinggi dalam perusahaan dapat menurunkan manajemen laba. Kao dan Chen
management.
H2 (-)
Leverage (+)
Pertumbuhan
Perusahaan (+) 575757
Umur
Perusahaan (-)
Variabel kontrol
manajemen laba.
BAB III
METODE PENELITIAN
585858
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Manajemen
kesejahteraan dan atau nilai pasar perusahaan (Scott, 1997 dalam Widodo, 2005).
Ukuran manajemen laba pada penelitian ini adalah nilai absolut discretionary
Digunakan nilai absolut karena yang menjadi perhatian dalam penelitian ini
arahnya yang positif atau negatif (Veronica dan Utama, 2005). Dalam penelitian
manajemen laba dikarenakan model ini runtun waktu secara statistik paling baik
akrual untuk tiap perusahaan i di tahun t dengan metode modifikasi Jones yaitu:
Dimana,
595959
Selanjutnya untuk mendekomposisi total akrual (TAC) menjadi akrual
kelolaan (DA) dan non kelolaan (NDA) maka digunakan model modifikasi Jones
dibagi dengan total aktiva awal periode. Nilai total akrual diestimasi dengan
TAC it 1 Δ PO it PPE it
A it −1
=ρ1
( ) (
A it −1
+ ρ2
A it −1
+ ρ3
) ( )
A it −1
+ ϖ it
(2)
1 Δ PO it −Δ PIUT it PPE it
NDAit = ρ1
(A ) (it −1
+ρ 2
Ait −1 ) ( )
+ ρ3
A it −1
(3)
berikut:
TAC it
DA it = −NDA it
A it−1
(4)
Dimana,
Δ PIUT it = Piutang bank i pada periode t – piutang bank i pada periode t-1
606060
PPEit = aktiva tetap (bruto) bank i pada akhir periode t
ρ 1 , ρ 2 , ρ3 = koefisien regresi
ρ 1 , ρ 2 , ρ3 = fitted coefisient
pengukuran rasio.
616161
Selain keberadaan dewan komisaris independen, terdapat variabel lain yang
1) Leverage
dengan menggunakan rasio nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku ekuitas
yang sudah lama berdiri cenderung kurang sehat secara financial karena
perusahaan ini mungkin menerima opini audit yang dimodifikasi oleh opini
626262
auditor mereka. Umur perusahaan diukur dengan jumlah tahun. Umur
3.2 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005-2007 yang memiliki
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
data penelitian ini meliputi tahun 2005, 2006, dan 2007 yang dipandang cukup
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif
Bursa Efek Indonesia selama periode 2005-2007 yang bisa dilihat dalam
636363
Metode pengumpulan data dilakukan dengan non-participant observation,
yaitu dengan mencatat data yang tercantum di BEI berupa laporan tahunan
Ada 3 metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji statistik
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Ada 2 cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi secara normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2006 ).
646464
Normalitas residual dapat dilihat dengan menggunakan grafik histogram yang
normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak hati-hati. Oleh
sebab itu, selain uji grafik juga digunakan uji statistik. Pada penelitian ini uji
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 5 %, maka H0 diterima berarti data
656565
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas
sempurna antara satu atau beberapa variabel independen dalam model regresi.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel bebas saling
berhubungan secara linier. Pengujian ini dilakukan dengan melihat dari tolerance
value dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance value > 0,10 dan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
(Ghozali, 2006)
titik-titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak dan tidak membentuk pola
maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model tersebut
layak dipakai. Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup
Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan
hasil. Uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
666666
2
Apabila variabel independen logaritma dari kuadrat residual ( LnU i )
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dalam penelitian ini, untuk uji
Untuk menguji hipotesis pertama maka dalam penelitian ini digunakan alat uji
paired sample t test. Uji paired sample t test digunakan untuk mengetahui apakah
676767
terdapat perbedaan tingkat manajemen laba sebelum dan setelah Peraturan Bank
Bagi Bank Umum. Paired sample t test ini dilakukan untuk menentukan apakah
sampel yang berpasangan memiliki rata-rata yang berbeda. Dua sampel yang
berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun
dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata error dari
perbedaan rata-rata dua sampel. Secara rumus hal tersebut dapat ditulis sebagai
Untuk menentukan adanya perbedaan yang signifikan atau tidak maka dapat
membuat hipotesis:
Jika nilai probabilitas (sig 2-tailed) lebih kecil dari tingkat signifikansinya
0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai variabel yang diuji.
Apabila nilai probabilitasnya (sig 2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka tidak
686868
3.5.3.2 Uji Hipotesis 2
independen, digunakan alat uji regresi linier berganda dan dengan asumsi metode
Ordinary Least Square (OLS). Dalam analisis regresi linier berganda, selain
juga menunjukan arah pengaruh tersebut. Model untuk menguji hipotesis kedua
Keterangan:
i : perusahaan
Hipotesis kedua diuji dengan menilai goodness of fit model regresi linier
1. Uji Statistik F
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat. Untuk menguji hipotesis ini
696969
digunakan uji statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai F
adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-
Statistik t)
707070
BAB IV
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005-2007. Penelitian ini
screening terhadap data penelitian, terdapat 4 buah data yang merupakan data
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Populasi
Keterangan Jumlah
Jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun
2005-2007 78
717171
Dalam penelitian ini data-data yang digunakan dalam penelitian adalah data
penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan perbankan tahun 2005-
Indonesia.
secara statistik. Berikut ini adalah tabel statistik deskriptif yang menerangkan nilai
penelitian:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
penelitian ini adalah manajemen laba yang diukur dengan menggunakan nilai
727272
absolut discretionary accrual yang dideteksi dengan menggunakan model
modifikasi Jones. Dari hasil uji statistik deskriptif dapat diketahui bahwa jumlah
rendah karena mendekati nilai nol. Nilai absolut discretionary accrual terbesar
tingkat manajemen laba cukup besar karena menjauhi nilai nol. Rata-rata (mean)
manajemen laba pada perusahaan perbankan cukup rendah. Nilai standar deviasi
adalah sebesar 0,0653733 yang artinya bahwa simpangan atau deviasi masing-
0,0653733. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini variabel absolut
dengan total jumlah dewan komisaris. Dari hasil uji statistik deskriptif diketahui
bahwa nilai minimum proporsi dewan komisaris independen adalah sebesar 0%.
737373
dewan komisaris cukup tinggi karena melebihi ketentuan yang disyaratkan oleh
peraturan yang dikeluarkan oleh BI. Nilai rata-rata (mean) proporsi dewan
peraturan yang diterbitkan oleh Bapepam dan BEI yang mensyaratkan setidaknya
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum yang salah satunya
persen (50%) dari seluruh dewan komisaris. Nilai standar deviasi adalah sebesar
0,192398. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini variabel proporsi
dewan komisaris independen memiliki data yang homogen atau nilai proporsi
leverage yang dihitung dengan membagi total utang terhadap total aktiva dan
utang. Dari hasil uji statistik deskriptif diketahui bahwa nilai minimum leverage
adalah sebesar 3,75. Nilai minimum tersebut menunjukkan bahwa total hutang
perusahaan sebesar 3,75 kali total aktiva perusahaan. Sedangkan nilai maksimum
747474
total hutang perusahaan sebesar 21,59 kali total aktiva perusahaan. Nilai rata-rata
leverage adalah sebesar 10,45. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa total
hutang perusahaan sebesar 10,45 kali total aktiva perusahaan. Nilai standar
deviasi adalah sebesar 3,81134 yang artinya bahwa simpangan atau deviasi
tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini variabel leverage memiliki data
yang homogen atau nilai leverage tidak jauh dari kisaran rata-rata.
menggunakan rasio PBV yang dihitung dengan membagi nilai pasar ekuitas
dengan nilai buku ekuitas. Dari hasil uji statistik deskriptif diketahui bahwa nilai
minimum PBV adalah sebesar 0,41. Nilai minimum tersebut menunjukkan bahwa
nilai pasar ekuitas terkecil perusahaan perbankan sebesar 0,41 kali nilai buku
ekuitas. Nilai maksimum PBV adalah sebesar 4,4. Nilai maksimum tersebut
sebesar 4,4 kali nilai buku ekuitas. Nilai rata-rata PBV adalah sebesar 1,87. Nilai
perbankan sebesar 1,87 kali nilai buku ekuitas. Nilai standar deviasi adalah
sebesar 0,86808 yang artinya bahwa simpangan atau deviasi masing-masing nilai
perusahaan memiliki data yang homogen atau nilai pertumbuhan perusahaan tidak
757575
Variabel kontrol ketiga adalah umur perusahaan yang diukur dengan
umur perusahaan perbankan adalah sebesar 38,63 tahun. Nilai standar deviasi
adalah sebesar 18,231 yang artinya bahwa simpangan atau deviasi masing-masing
nilai umur perusahaan terhadap rata-rata hitungnya sebesar 18,231. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa pada penelitian ini variabel umur perusahaan memiliki data
yang homogen atau nilai umur perusahaan tidak jauh dari kisaran rata-rata.
Agar model regresi yang dipakai dalam penelitian ini secara teoritis
menghasilkan nilai parametrik yang sahih dan sesuai dengan asumsi Ordinary
Least Squares (OLS), terlebih dahulu data harus memenuhi empat uji asumsi
klasik. Adapun uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai
berikut :
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
normal atau tidak normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data, pada penelitian ini
767676
menggunakan metode analisis grafik dan melihat normal probability plot. Hasil
Gambar 4.1
Histogram
Histogram
12.5
10.0
Frequency
7.5
5.0
2.5
Gambar 4.2
Normal Probability Plot
777777
Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual
1.0
E x p e c te d C u m P ro b
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Sumber : Data sekunder yang diolah
normal yang mendekati normal. Dari gambar di atas terlihat titik-titik menyebar
dapat dikatakan berdistribusi normal dan model regresi layak untuk dipakai dalam
penelitian ini. Hasil ini diperkuat dengan menggunakan uji statistik non-
Tabel 4.3
Uji Statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
787878
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 66
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,06423758
Most Extreme Absolute ,106
Differences Positive ,106
Negative -,079
Kolmogorov-Smirnov Z ,861
Asymp. Sig. (2-tailed) ,449
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
dan tidak signifikan pada 0,449. Hal ini berarti H0 diterima yang berarti data
residual terdistribusi normal. Hasil ini konsisten dengan uji normalitas dengan
2) Uji Multikolinearitas
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
797979
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Proporsi ,889 1,125
LEV ,932 1,073
PBV ,849 1,178
AGE ,886 1,128
a. Dependent Variable: ABSDA
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal yang sama bahwa tidak ada
satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu
3) Uji Heteroskedastisitas
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
scatterplot dan uji Park untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas.
808080
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot adalah
sebagai berikut:
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
3
Regression Studentized Residual
-1
-2
-3
-2 -1 0 1 2 3 4
Regression Standardized Predicted Value
atas dan di bawah 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
Hasil ini diperkuat dengan menggunakan uji statistik Park, hasil uji
818181
Tabel 4.5
Hasil Uji Park
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -8,441 ,887 -9,515 ,000
Proporsi -,741 1,233 -,077 -,601 ,550
LEV ,107 ,048 ,281 2,250 ,028
PBV ,103 ,253 ,053 ,407 ,685
AGE ,021 ,012 ,229 1,786 ,079
a. Dependent Variable: LNKUADRATRES
Dari tabel hasil uji Park diatas, diketahui bahwa variabel leverage (LEV)
signifikan pada 0,028. Sedangkan variabel independen lain yaitu proporsi, PBV,
dan AGE tidak signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi
terjadi heteroskedastisitas. Hal ini tidak konsisten dengan analisis dengan grafik
scatterplots.
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model terdapat adanya
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
dalam regresi linier berganda digunakan uji Durbin Watson yang dapat dilihat
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson
828282
Model Summaryb
Nilai Durbin Watson sebesar 2.223, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai
tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah populasi 66 (n) dan jumlah
variabel independen 4 (k = 4). Oleh karena nilai Durbin Watson 2.223, lebih besar
dari batas atas (du) 1.767 dan kurang dari 4 – 1.767 (4 – du) atau berada di daerah
du < d < 4-du. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak bisa menolak
H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat
Berdasarkan 4 uji asumsi klasik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
model regresi sebelum melakukan uji regresi linier berganda. Perbaikan yang
outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan
sebagai data outlier yaitu dengan cara mengkonversi nilai data kedalam skor
standardized atau yang biasa disebut z-score, yang memiliki nilai means (rata-
rata) sama dengan nol dan standar deviasi sama dengan satu (Ghozali,2006).
Menurut Hair (1998, dalam Ghozali, 2006) untuk kasus sampel kecil (kurang dari
838383
80), maka standar skor dengan nilai ± 2.5 dinyatakan outlier. Hasil pengamatan
Tabel 4.7
Nilai Z-Score Data yang Di-outlier
Setelah data yang dinyatakan outlier dikeluarkan dari objek penelitian kemudian
dilakukan pengujian asumsi klasik kembali. Hasil pengujian asumsi klasik sebagai
berikut:
1) Uji Normalitas
Gambar 4.4
Histogram Setelah Outlier
848484
Histogram
8
Frequency
Mean =4.68E-16
0 Std. Dev. =0.967
-2 -1 0 1 2 3 N =62
Regression Standardized Residual
Sumber : Data sekunder yang diolah
Gambar 4.5
Normal Probability Plot Setelah Outlier
1.0
E x p e c te d C u m P r o b
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
normal yang mendekati normal. Dari gambar di atas terlihat titik-titik menyebar
dapat dikatakan berdistribusi normal dan model regresi layak untuk dipakai dalam
858585
penelitian ini. Hasil ini diperkuat dengan menggunakan uji statistik non-
Tabel 4.8
Uji Statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov Setelah Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 62
Normal Parametersa,b Mean -,0018701
Std. Deviation ,05668831
Most Extreme Absolute ,109
Differences Positive ,109
Negative -,069
Kolmogorov-Smirnov Z ,859
Asymp. Sig. (2-tailed) ,452
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
dan tidak signifikan pada 0,452. Hal ini berarti H0 diterima yang berarti data
residual terdistribusi normal. Hasil ini konsisten dengan uji normalitas dengan
2) Uji Multikolinearitas
868686
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas Setelah Outlier
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Proporsi ,923 1,083
LEV ,876 1,142
PBV ,761 1,314
AGE ,781 1,280
a. Dependent Variable: ABSDA
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal yang sama bahwa tidak ada
satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu
3) Uji Heteroskedastisitas
Pada penelitian ini digunakan grafik scatterplot dan uji Park untuk mendeteksi
Gambar 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Outlier
878787
Scatterplot
-1
-2
-2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
atas dan di bawah 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
Hasil ini diperkuat dengan menggunakan uji Park, hasil uji heteroskedastisitas
Tabel 4.10
888888
Hasil Uji Park Setelah Outlier
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -8,400 1,099 -7,646 ,000
Proporsi -,553 1,246 -,059 -,444 ,659
LEV ,120 ,065 ,254 1,859 ,068
PBV ,049 ,304 ,024 ,162 ,872
AGE ,015 ,014 ,155 1,073 ,288
a. Dependent Variable: LNKUADRATRES
Hasil tampilan output SPSS ini dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model terdapat adanya
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
dalam regresi linier berganda digunakan uji Durbin Watson yang dapat dilihat
898989
Tabel 4.11
Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson Setelah Outlier
Model Summaryb
Nilai Durbin Watson sebesar 2.123, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai
tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah populasi 62 (n) dan jumlah
variabel independen 4 (k = 4). Oleh karena nilai Durbin Watson 2.123, lebih besar
dari batas atas (du) 1.767 dan kurang dari 4 – 1.767 (4 – du) atau berada di daerah
du < d < 4-du. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak bisa menolak
H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat
disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
Berdasarkan 4 uji asumsi klasik di atas setelah dilakukan perbaikan maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi dengan Ordinary Least Square (OLS) ini
H1: Terdapat perbedaan praktek manajemen laba sebelum dan setelah Peraturan
909090
Untuk menguji hipotesis pertama maka analisis statistik yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu uji beda paired sample t test. Analisis ini digunakan
Governance Bagi Bank Umum. Paired sampel t test dilakukan dengan cara
membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari
perbedaan rata-rata error dari perbedaan rata-rata dua sampel. Hasil uji beda
Tabel 4.12
Hasil Uji Beda Paired Samples Statistics
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair ABSDA05 .113360 19 .0747976 .0171597
1 ABSDA07 .064969 19 .0440245 .0100999
Tabel 4.13
Hasil Uji Beda Paired Samples Test
919191
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair ABSDA05 -
.0483907 .0953613 .0218774 .0024280 .0943533 2.212 18 .040
1 ABSDA07
Berdasarkan hasil uji beda paired samples statistic, terlihat bahwa nilai rata-
Umum sebesar 0,064969. Secara absolut jelas bahwa tingkat manajemen laba
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum berbeda. Akan tetapi
untuk melihat apakah perbedaan ini nyata secara statistik maka penelitian ini
Berdasarkan hasil analisis paired samples t test dapat dilihat bahwa nilai t
hitung adalah sebesar 2,212 dengan probabilitas sig (2 tailed) = 0,04. Hal ini
berarti bahwa p-value kurang dari 0,05 yang berarti juga bahwa penelitian ini
terdapat perbedaan yang signifikan praktek manajemen laba sebelum dan setelah
identik.
929292
4.2.2.2 Uji Statistik F (Fit Model)
(proporsi dewan komisaris) dan variabel kontrol (leverage, PBV, dan umur
Tabel 4.14
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,068 4 ,017 5,070 ,001a
Residual ,192 57 ,003
Total ,261 61
a. Predictors: (Constant), AGE, Proporsi, LEV, PBV
b. Dependent Variable: ABSDA
Dari hasil uji statistik F, didapat nilai F hitung sebesar 5,070 dengan
probabilitas 0,001. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 5%, maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi ABSDA atau dapat dikatakan bahwa
discretionary accrual.
939393
Kekuatan pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat dapat
diketahui dari besarnya nilai koefisien determinan (R2), yang berada antara nol
dan satu.
Tabel 4.15
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
square (R2) sebesar 0,211. Hal ini berarti 21,1 % variasi discretionary accrual
dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen proporsi dewan komisaris
independen dan variabel kontrol yaitu leverage, PBV, dan umur perusahaan.
manajemen laba
Untuk menguji hipotesis kedua maka analisis statistik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu regresi linier berganda dan dengan asumsi metode Ordynary
Least Square (OLS). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
949494
Tabel 4.16
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,015 ,035 ,424 ,674
Proporsi -,009 ,040 -,025 -,215 ,830
LEV ,008 ,002 ,450 3,699 ,000
PBV -,017 ,010 -,225 -1,723 ,090
AGE ,001 ,000 ,160 1,242 ,219
a. Dependent Variable: ABSDA
Berdasarkan hasil uji statistik t dapat dilihat bahwa nilai t hitung proporsi
dewan komisaris sebesar -0,215 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,830. Hal ini
berarti nilai p-value lebih dari 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
4.3 Pembahasan
959595
50%. Berdasarkan hasil uji beda paired sample statistic dapat diketahui bahwa
Umum sebesar 0,064969. Nilai rata-rata ABSDA sebelum peraturan lebih besar
Bank Umum.
Berdasarkan hasil uji paired sample t test nilai t hitung adalah sebesar 2,212
dengan probabilitas sig (2 tailed) = 0,04. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
No. 8/4/PBI/2006 relatif tidak identik. Dengan demikian penelitian ini menerima
manajemen laba sebelum dan setelah Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006
diterima.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
969696
penelitian yang dilakukan oleh Lai (2005) dimana hasil penelitiannya
CSRC) pada tahun 2001 menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki proporsi
tingkat manajemen laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ezra (2005) yang menguji perbedaan manajemen laba sebelum dan
2002.
Manajemen Laba
variabel yang lainnya tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Hasil
tidak berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap manajemen laba. Hal
ini dapat dilihat dari tingkat signifikansinya sebesar 0.831, nilai p-value lebih
besar dari 0,05. Dengan demikian penelitian ini tidak dapat menerima hipotesis
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Veronica dan Utama (2005), Nuryaman (2008), Antonia (2008). Hasil penelitian
979797
ini berlawanan dengan penelitian Zhou (2004), Wedari (2004), Lai (2005),
Nasution dan Doddy (2007), serta penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007) yang
2007 relatif rendah yaitu 42,44% sehingga secara kolektif komisaris independen
masih lemah kompetensi dan integritasnya. Hal ini dapat terjadi karena
hal yang sifatnya sangat fundamental. Oleh karena itu persyaratan untuk dapat
989898
ketentuan regulasi saja dan tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good
BAB V
PENUTUP
999999
5.1. Kesimpulan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Selain itu, untuk membuktikan
manajemen laba. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil yang telah
dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Governance Bagi Bank Umum sehingga hasil penelitian ini tidak dapat
100100100
governance yang berpengaruh terhadap manajemen laba, misalnya
5.2.1. Keterbatasan
laba. Dengan demikian masih terdapat variabel lain yang masih belum
digunakan didalam penelitian ini yang memiliki pengaruh yang jauh lebih
101101101
5.2.2. Saran
102102102
DAFTAR PUSTAKA
Assih, dkk., 2005. “Pengaruh Manajemen Laba Pada Nilai dan Kinerja
Perusahaan.”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2, No. 2, h.
125-144
Ezra, I., 2005. “Besaran manajemen Laba Perusahaan Manufaktur yang Listing di
BEJ: Analisis Sebelum dan Sesudah Pengumuman Pengangkatan
Komisaris Independen dan Komite Audit Tahun 2002”, Skripsi,
Universitas Diponegoro.
FCGI, 2001. “Peranan Dewan komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan
Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan)”, Jakarta.
Halim, dkk, 2005. “Pengaruh Manajemen Laba Pada Tingkat Laporan Keuangan
Pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk Dalam Indeks LQ-45”,
Simposium Nasional Akuntansi VIII.
103103103
Herawati, N. dan Baridwan, Z., 2007. “Manajemen Laba Pada Perusahaan yang
Melanggar Perjanjian Utang.”, Simposium Nasional Akuntansi X.
Iqabal, S., 2007. “Corporate Governance Sebagai Alat Pereda Praktik Manajemen
Laba.” Ventura, Vol. 10, No. 3, h.29-44.
Muid, D. dan Catur, N., 2005. “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap reaksi Pasar
dan Risiko Investasi Pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta “, Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 1, No. 2, h.139-161.
104104104
Setiawati, L. dan Na’im, A., 2000. “Manajemen Laba.”, Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia, Vol. 15, No. 4, h. 424-441.
Surifah, 2001. “ Study Tentang Indikasi Unsur Manajemen Laba Pada Laporan
Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia.”, JAAI, Vol. 5, No. 1, h.81-97.
Ulfi, O., 2006. “Pengaruh Keberadaan Komite Audit, Proporsi Dewan Komisaris,
Reputasi Auditor, dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba.”,
Skripsi, Universitas Diponegoro.
Utami, W., 2005. “ Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas
(Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur)”, Simposium Nasional
Akuntansi VIII.
Widodo,E., 2005. “ Manajemen Laba: Suatu Sintesa Teori”, Jurnal Akuntansi dan
Manajemen, Vol. 16, No. 3, h. 173-181.
105105105
Zhou, J., 2004. ”Audit Committee, Board Characteristics, and Earnings
Management by Commercial Banks.”, Diakses tanggal 21 November 2008
dari www.google.com.
106106106
LAMPIRAN
107107107
LAMPIRAN A:
108108108