Professional Documents
Culture Documents
1, 2011
ISSN : 2087-5045
ISSN : 2087-5045
SCIENTIA
JURNAL FARM ASI DAN KES EH ATAN
TERBIT DUA KALI SETAH UN
SETIAP BULAN FEB RUAR I DAN AGUSTUS
D E W A N R E D A KS I
Penanggung Jawab :
Prof. H. Syahriar Harun, Apt
Pemimpin Umum :
DR.H.M. Husni Mukhtar,MS, DEA, Apt
Re daktur Pelaksana :
Verawati, M.Farm, Apt
Eka Fitrianda, M.Farm, Apt
Sekre tariat :
Afdhil Arel, S.Farm, Apt
Khairul
De wan Penyunting :
Prof.H. Syahriar Harun, Apt
Prof.DR.H. Amri Bakhtiar,MS,DESS, Apt
Prof.DR.H. Almahdy, MS, Apt
DR.H.M. Husni Mukhtar, MS, DEA, Apt
DR. H. Yufri Aldi, MSi, Apt
Drs. B.A. Martinus, MSi
Hj. Fifi Harmely, M.Farm, Apt
Farida Rahim, M.Farm, Apt
Revi Yenti, M.Si, Apt
Verawati, M.Farm, Apt
Ria Afrianti, M.Farm, Apt
Eka Fitrianda, M.Farm, Apt
Mimi Aria, M.Farm, Apt
Dira, MSc, Apt
Penerbit :
Sekolah Tinggi Farmasi Indone sia (STIFI) Pe rintis Padang
ISSN : 2087-5045
Alamat Re daksi/Tata Usaha :
STIFI Pe rintis Padang
Jl. Adine goro Km. 17 Simp. Kalumpang Lubuk Buaya Padang
Te lp. (0751)482171, Fax. (0751)484522
e -mail : stifpadang@gmail.com
we bsite : www.stifi-padang.ac.id
ISSN : 2087-5045
SALAM REDAKSI
Scientia edisi Agustus 2014 ini diisi oleh penelitian bioaktivitas tumbuhan obat. T umbuhan obat
merupakan sumber daya alam yang terdistribusi luas sehingga mudah diperoleh dan sangat cocok
digunakan untuk penyakit-penyakit kronis dan degeneratif. Namun perbedaan lingkungan tempat tumbuh,
iklim dan cuaca menyebabkan adanya variasi komponen Fitokimia baik dari segi kualitatif maupun
kuantitatif hal ini berakibat kepada bioktivitas tumbuhan obat dari spesies yang sama bisa menjadi
berbeda.
Oleh kerena itu sangat dibutuhkan standarisasi obat tradisional dimulai dari proses pengumpulan
tumbuhan, pembuatan ekstrak hingga pengolahannya menjadi sediaan obat. Kedepan masih sangat
terbuka luas kesempatan bagi obat tradisional berkualitas untuk dapat disejajarkan dari obat sintent ik.
Semoga kehadiran jurnal Scientia ini dapat memperkaya khazanah keilmuan para pembaca sekalian
serta memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu kefarmasian dan kesehatan.
ISSN : 2087-5045
D A F T A R IS I
46-50
51-54
55-59
60-65
66-70
71-74
75-80
81-84
ISSN : 2087-5045
Halaman 46 - 84
PENDAHULUAN
Kejadian penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk semakin meningkat, termasuk di
Indonesia yang mempunyai iklim tropis, karena
daerah beriklim tropis merupakan tempat yang
cocok untuk nyamuk berkembang biak. Usahausaha yang telah dilakukan masyarakat untuk
penanggulangan nyamuk tersebut salah satunya
yaitu dengan pemakaian obat anti nyamuk, yang
tentunya mengandung insektisida beberapa
senyawa kimia. Beberapa produk pestisida
rumah
tangga
juga
tersedia
untuk
mengendalikan hama yang mengganggu di
rumah, misalnya lalat dan nyamuk (Lu, 1995).
Insektisida merupakan salah satu golongan dari
pestisida, dimana pestisida adalah bagian dari
zat toksik (Hayes, 2001).
Salah satu kandungan obat anti nyamuk
adalah transfluthrin. Bahan kimia ini golongan
pyretroid yang merupakan bagian dari
insektisida organik sintetik (Triharso, 1994).
Analog sintetis dari insektisida alami phyretrum
yang berasal dari bunga tanaman Chrysantenim
cinerariafolium
yang
diketahui
dapat
menyebabkan immobilisasi pada serangga
dengan meracuni sistem saraf (Okine, 2004).
ISSN : 2087-5045
Untuk melihat
tingkat
keamanan
penggunaan obat nyamuk bakar ini terutama
pada manusia dan wanita usia subur, maka
penelitian ini dicobakan pada mencit. Masa
kehamilan merupakan saat yang rawan bagi
wanita terhadap pengaruh lingkungan. T idak
hanya bagi ibu tapi juga keselamatan fetus yang
dikandungnya, terutama tahap organogenesis
karena pada tahap itu sel-sel fetus sedang aktif
berpoliferasi
(Robert,
1971).
Frekuensi
pemakaian senyawa kimia yang berulang dapat
menyebabkan akumulasi pada janin sementara
janin belum mempunyai sistem metabolisme
yang berfungsi secara sempurna (Manson,
1986).
Salah satu faktor yang banyak
berpengaruh
tetapi
tidak
disadari
penggunaannya adalah paparan asap anti
nyamuk bakar selama berjam-jam saat tidur.
Apabila asap tersebut terhisap oleh wanita
hamil, kemungkinan besar akan mempengaruhi
kondisi fetus atau perkembangan embrio,
sehingga
dapat
menimbulkan
kelainan
kongenital baik berupa kelainan bentuk luar
maupun kelainan fungsional yang terlihat
setelah masa kehidupan yang lama.
Beberapa insektisida telah diketahui dapat
menyebabkan pengaruh buruk pada kelahiran
46
METO DA PENELITIAN
He wan Pe rcobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah
mencit putih betina, dengan umur lebih kurang
dua bulan dengan berat badan berkisar antara
25-30 gram, sehat, memiliki daur estrus yang
teraturyaitu 4-5 hari. Beberapa ekor mencit
jantan berumur lebih kurang tiga bulan, sehat
dan berat lebih kurang 30 gram (Almahdy,
2007).
Jumlah
Hewan
5
5
5
5
5
pada hari
pada hari
pada hari
pada hari
ke-6
ke-6 dan ke-9
ke-6, 9, dan 12
ke-6, 9, 12, dan 15
Keterangan
1x
2x
3x
4x
48
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pemaparan anti nyamuk bakar yang
mengandung transflutrhin pada induk mencit
putih
selama
masa
kehamilan
dapat
menyebabkan kelainan pada fetus mencit putih
dan penurunan berat badan induk mencit.
DAFTAR PUSTAKA
Almahdy ., (2004). Uji Aktivitas T eratogenitas
Ekstrak Etanol Daun Inggu (Ruta
graveolens Linn.) pada Mencit Putih.
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 8287.
Almahdy., Arifin, H., Delvita, V. (2007).
Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap
Fetus pada Mencit Diabetes. Jurnal Sains
dan Teknologi Farmasi. 12(1). 32-40.
Almahdy. (2010). Pengaruh Ekstrak Gambir
(Uncaria gambier Roxb.) terhadap Fetus
dari Mencit Hamil yang Diinduksi
Alkohol, Majalah Farmasi Indonesia.
21(2). 115-120.
Almahdy., Marusin, N., Fitri, H. (2011). Uji
Aktivitas Vitamin A terhadap Efek
T eratogen Warfarin pada Fetus Mencit
Putih, disampaikan pada Prosiding
Seminar Nasional Biologi Dept. Biologi
FMIPA USU. Medan: USU Press.
Harbinson, R. D. (2001). T he Basic Science of
Poison in Cassaret
and Doulls
49
ISSN : 2087-5045
50
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan masalah
kesehatan yang banyak menarik perhatian
karena angka prevalensi yang bertambah setiap
tahunnya, terutama berkembang seperti di
Indonesia. Jumlah penderita diabetes mellitus
minimal 2,5 juta pada tahun 1994, tahun 2000
menjadi 4 juta dan tahun 2010 diperkirakan
minimal terdapat 5 juta penderita. Diabetes
mellitus
(DM)
merupakan
gangguan
metabolisme glukosa yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula darah dan berhubungan
dengan komplikasi akut maupun kronik
(Setiawan , 2007).
Kasus dia betes yang paling banyak
dijumpai adalah diabetes mellitus tipe II yang
mempunyai latar belakang kelainan berupa
resistensi insulin pada pasien diabetes mellitus
tipe II, pengobatannya dengan perencanaan
makanan (diet), oleh karena itu diabet es mellitus
merupakan
penyakit
degeneratif
yang
memerlukan penanganan yang tepat dan serius
(Mahdi , 2008).
Salah satu tanaman yang diketahui dapat
digunakan untuk pengobatan diabetes adalah
kulit kayu batang manis Cinnamomum burmanii
(Ness ex BI), biasanya tanaman ini ditambahkan
sebagai rempah-rempah untuk menambah cita
ISSN : 2087-5045
METO DE P ENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah Seperangkat alat
destilasi vakum dan rotary epavorator, spatel,
kapas, pinset, corong, penangas air, timbangan
analitik, vial, jarum oral, timbangan hewan,
kandang hewan, mortir dan stamfer, gunt ing,
krus, alat suntik, krus porselen, alat pengukur
glukosa
darah
Blood
Glukosa
Reader(Terumo).
Bahan-bahan yang digunakan adalah
ekstrak sisa penyulingan kulit batang kayu
manis, aquadest, margarine (Blueband), Na.
CMC 0,5 %, glibenklamid, etanol 96 %,
makanan standar pellet.
He wan Pe rcobaan
Mencit putih jantan yang berumur 2 3 bulan
dengan berat badan 20 - 30 gram.
Pengambilan Ampas Sisa Penyulingan kulit
batang kayu manis.
Sampel diambil dari pabrik PT . Forestrade
Indonesia Lubuk Minturun.
Pembuatan Ekstrak Etanol Sisa Penyulingan
kulit batang kayu manis
Ditimbang 2 kg sampel kemudian
dimaserasi dengan etanol 96% sampai seluruh
sampel terendam, biarkan selama 5 hari didalam
botol maserasi yang berwarna gelap sambil
sesekali diaduk lalu disaring dan didapatkan
filtratnya. Ampas dimaserasi kembali, lakukan
sampai 3 kali. Lalu filtrat yang didapat di
uapkan secara vakum dengan rotary evaporator
(Depkes RI, 1979).
Dosis yang digunakan
Perlakuan dengan pemberian sediaan uji
digunakan dosis 100, 300, 1000 mg/kg BB dan
glibenklamid sebagai pembanding dengan dosis
0,65 mg/kg BB
ISSN : 2087-5045
Tabe l 1. Kadar glukosa darah rata rata mencit putih jantan setelah pemberian sediaan uji.
Kelompok
14
15
18
21
I (Kontrol Negati f)
88,62,70
94,65,50
101,46,95
104,67,89
107,66,98
II (Kontrol Positif )
967,11
1181,58
123,23,11
1304,06
136,45,18
89,87,19
1155,38
113,43,78
109,44,28
102,64,56
98,41,52
114,68,79
107,210,21
102,67,50
96,46,91
985,05
1153,81
105,24,32
982,92
927,38
101,85,07
118,85,12
102,43,91
98,64,67
93,45,18
VI (Glibenklamid)
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
di ambil kesimpulan bahwa pada dosis 1000
mg/kgBB ekstrak etanol sisa penyulingan kulit
batang kayu manis menunjukkan penurunan
kadar glukosa darah sangat berbeda nyata
diambil dari perhitungan statistik, dibandingkan
kelompok ekstrak dosis 100, 300 mg/kg BB dan
kelompok pembanding glibenklamid dosis 0,65
mg/kgBB.
DAFTAR PUSTAKA
Ade T.P.2009, Uji efek anti Diabetes Melitus
TIpe II Ekstrak Etanol kayu Manis
Cinnamomum burmanii(Nees ex BI)
Terhadap Mencit Putih Jantan, Skripsi S1
sekolah
T inggi
Ilmu
Farmasi
Indonesia.Padang .
Departeman
Kesehatan
Republik
Indonesia.1979, Farmakope Indonesia,
Edisi III, Jakarta.
Guna wan, D., Mulyani, S.2004, Ilmu Obat Alam
(Farmakognosi) Jilid I. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Guyton, W.1998 ,Fungsi Endokrin Pankreas
dan
Pengaturan
Metabolisme
Karbohidrat,Diterjemahkan
oleh
A.Dharma dan P.Lukmanto, Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran, Ed XVII, Jakarta.
Hanafiah, K.A.2005, Rancangan Percobaan,
Teori dan Aplikasi, Edisi III, PT
Grapindon Persada, Jakarta.
Jhon, H.1997, Hormon Pangkreas dan ObatObatan Antidiabetes , Farmakologi Dasar
ISSN : 2087-5045
54
ABSTRACT
Study of the effect of varying the concentration of the absorption propilenglicol membrane wound
dressing yam starch in the healing process of burns on white mice. T he concentration of propilenglicol are
used 20%, 30%, 40% of the total analyzed poliblen. Parameter of analysis are organoleptic, membrane
thickness, pH,absorption test , antibacterial activity and pharmacological activity. The reasults show that
concentrations propilenglicol effect was not significantly different in membrane thickness formula 1 and
formula 2, but significantly different from the formula 3, the absorption test formula 3 have the better
absorption of the formula 1 and formula 2. in the healing process of burn, healing percentages were not
significantly different in each formula, but significantly different from controls.
Keywords : Yam bean, plasticizer, membrane wound dressing, burns
PENDAHULUAN
Pembalut luka (wound dressing) berfungsi
untuk menutupi atau melindungi jaringan baru,
menyerap cairan yang keluar dari luka/nanah,
mengurangi rasa sakit dan juga diharapkan dapat
mempercepat proses penyembuhan luka.
Pembalut luka primer yang kontak langsung
dengan luka saat ini pada umumnya berbahan
dasar karbohidrat antara lain kitoson dan
alginat. Dari bahan tersebut akan dihasilkan
produk pembalut luka yang berdaya serap tinggi,
mudah
digunakan/dilepaskan,
melindungi
terhadap serangan bakteri, dan menutupi luka
(Mutia, 2011).
Bengkuang (Pachyrrhizus erosus (L)
Urban) merupakan sumber daya alam yang
memiliki prospek pengembangan yang sangat
luas. Oleh karena itu dilakukan pengolahan
bengkuang yang bertujuan memanfaatkan
sumber daya alam yang tersedia menjadi produk
yang mempunyai nilai tambah yang tinggi
(Alina, 2006). Pati bengkuang telah digunakan
dalam berbagai bentuk sediaan, seperti dalam
bentuk bedak dingin, masker, pelembab, lotion,
dan bath gel (Kusnandar, 2010).
Berdasarkan uraian diatas, mendorong
peneliti untuk melakukan penelitian terhadap
ISSN : 2087-5045
METO DA PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah oven,
autoklaf, erlemeyer, cawan petri, kapas, ose,
tabung reaksi, spatel, mikrometer, kaca arloji,
beaker glass, magnetik stirer, gelas ukur,
timbangan analitik, pinset, kasa, plester,
desikator, krus porselein, buret, pipet tetes, dan
kaca arloji.
Bahanbahan yang digunakan adalah
neomisin sulfat, pati bengkuang, polivinil
alkohol, propilenglikol, nipagin, nipasol, air
suling, Staphylococcus aureus, mencit putih
jantan, NaCl fisiologis, nutrient agar (NA),
Mueller-Hilton agar, alkohol 70%, H2 SO4 2 N,
fenolftalein 0.1 %, larutan iodium dan NaOH 0,1
N.
Pembuatan pati bengkuang
Umbi bengkuang (Pachyrrhizus erozus
(L) Urban) diambil di daerah Kecamatan Koto
T angah, Padang. 3 kg umbi bengkuang yang
55
1.
Formula
Luka
Nama Zat
Neomisin sulfat(gr)
Pati Bengkuang(gr)
Polivinil
Alkohol(gr)
Propilenglikol(gr)
Nipagin(gr)
Nipasol (gr)
Aquades ad(ml)
Membran
Pembalut
F1
0,5
4
2
F2
0,5
4
2
F3
0,5
4
2
1,2
0,05
0,1
100
1,8
0,05
0,1
100
2,4
0,05
0,1
100
c. Ke te balan membran
Ketebalan membran diukur pada 5 titik
berbeda
menggunakan
mikrometer
kemudian dihitung nilai rata-ratanya
(Krochta, 1994).
d. Uji Daya Se rap
Membran di potong dengan ukuran 22 cm,
kemudian ditimbang beratnya sebagai berat
awal ( Wt). Lalu membran di rendam dalam
5 ml NaCl fisiologis selama 1, 10, 20, 30
menit. Setelah di rendam permukaan
membran dikeringkan dengan tisu kertas
dan di timbang beratnya sebagai berat akhir
(Wf) (Lachman, 1994).
Rumus :
e.
ISSN : 2087-5045
F1(%)
68,14b 10,00
156,72b 17,21
191,09a 6,52
210,89a 3,88
224,84a 4,20
F2 (%)
85,53c 18,59
156,9b 24,58
192,13a 12,25
234,99b 13,09
239,93ab 14,04
Aktifitas antibakteri
pembalut luka
Kelompok
Kontrol
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Diameter daya
hambat (mm)
0,00a 0,00
19,91b 0,0224
19,92b 0,0274
19,92b 0,0274
F3 (%
42,00a 8,31
109,55a 21,63
173,48a 69,55
242,88b 11,71
257,24b 10,21
membran
Keterangan
Resisten
Sensitif
Sensitif
Sensitif
Persen penyembuhan
Persen penyembuhan
Persen penyembuhan
pada hari ke 7
pada hari ke 14
pada hari ke 21
100 0,00
100 0,00
5,19 7,11
b
31,41 91,67
57,11 3,89
72,52 8,87
72,52 8,87
100 0,00
100 0,00
31,41 91,67
39,78 11,56
b
29,38 6,19
79,03 7,59
b
71,39 7,23
100 0,00
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ISSN : 2087-5045
58
Jamaicensis
(L)
Vahl)
Terhadap
Stapylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginods secara in vitro, Majalah
Farmasi dan Farmakologi Vol. 13 No. 3,
hal 71-75.
Jawetz E, Melnick JL dan Adelberg EA, 2012.
Mikrobiologi Kedokteran edisi 25.Jakarta
:EGC Penerbit Buku Kedokteran
Krochta JM, EA Baldwin, and MO NisperosCarriedo., 1994, Edible Coating and Film
to Improve Food Quality, T echnomic
Publishing Company, New York, NY.
Kusnandar F, 2010, Kimia Pangan Komponen
Makro, Dian Rakyat, Jakarta.
Lachman L, Lieberman and JL Kaning, 1994,
Teori dan Praktek Farmasi Industri II,
Edisi 3, alih bahasa oleh S.Suyami,
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Mutia T , Eriningsih R dan Safitri R, 2011,
Membran Alginat Sebagai Pembalut Luka
Primer dan Media Penyampaian Obat
Topikal Untuk Luka Yang Terinfeksi,
Jurnal Riset Industri Vo.V, No.2,2011,
Hal 161-174.
Wasiatmadja SM., 1997, Penuntun Ilmu
Kosmetik Medik, Universitas Indonesia,
Jakarta.
ISSN : 2087-5045
59
ABSTRACT
A study on antibacterial activity of gel formulation of patchouli oil has been carried out towards
Staphylococcus aureus. Seven different concentrations of patchouli oil 535% were formulated as gel
using 3% HPMC as a bases. Several evaluation were examined on the gel formulation including
organoleptic examination, homogeneous, pH test, skin irritation test, stability test and spreadability.
While antibacterial activity test of the obtained formulation was tested on MHA medium. Antibacterial
activity was testes by using difution method. T he result showed that patchouli oil was successfully
formulated and physically stable in gel form. The antibacterial effect test showed that FVI (patchouli oil
30%) demonstrated the strongest activity with 12,372 0,395 mm diameter of inhibition towards
Staphylococcus aureus. Antibacterial activity patchaouli oil at concentration 30% was higher than the gel
form at the same concentration with 14,708 0,859 mm diameter of inhibition.
Ke ywords : minyak nilam, patchouli oil, gel, HPMC
PENDAHULUAN
Minyak nilam, sekitar 90% produksi
dunia berasal dari penyulingan di Indonesia.
Minyak nilam pada bidang farmasi digunakan
untuk
obat
antiradang,
antimikroba,
antiserangga, antidepresi dan untuk aromaterapi
(Mangun et.al, 2012). Komponen kimia
penyusun minyak nilam terdiri dari dua
golongan yaitu golongan hidrokarbon yang
berupa senyawa seskuiterpen, berjumlah sekitar
4045% dari berat minyak dan golongan
hidrokarbon beroksigen yang berjumlah sekitar
5257% dari berat minyak (Guenther, 1990).
Komponen-komponen kimia penyusun minyak
nilam yang mempunyai persentase terbesar
adalah patchouli alcohol (32,60%), -guaiene
(23,07%), -guaiene (15,91%), seychellene
(6,95%) dan -patchoulene (5,47%) Minyak
nilam dengan fraksi yang memiliki titik didih
tinggi (Patchouli Alkohol) memiliki kemampuan
sebagai antibakteri (Aisyah et.al, 2008).
Kandungan minyak nilam tertinggi terdapat
pada bagian daun yaitu 45%. Minyak nilam
menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap
Escherichia coli, Staphylococcus aureus,
Candida albicans, Aspergillus niger dan
Microsporum gypseum (Ulfa, 2008).
ISSN : 2087-5045
METO DA PENELITIAN
Alat dan Bahan
T imbangan, neraca analitik, alat destilasi,
beaker glas, gelas ukur, batang pengaduk, spatel,
termostat, corong, spatel, wadah gel, deck glass,
pH meter, termometer, piknometer, ose steril,
kapas, kasa steril, aluminium foil, tabung
reaksi, lemari aseptis, autoclave, inkubator,
cawan petri, pipet mikro, jangka sorong.
Daun nilam, minyak nilam, Natrium
sulfat, HPMC, propilenglikol, metil paraben,
propil paraben, air suling, biakan bakteri
60
Cara Ke rja
Isolasi Minyak Nilam
Daun nilam yang telah dikeringanginkan
dimasukkan ke dalam alat destilasi, tambahkan
air suling dan dilakukan penyulingan dengan
metode uap air. Minyak atsiri yang keluar
Nama Zat
Minyak Nilam
HPMC
Propilenglikol
Metil Paraben
Propel Paraben
Air suling ad
Formula
I
II
5
10
3
3
10
10
0,15 0,15
0,05 0,05
100
100
III
15
3
10
0,15
0,05
100
IV
20
3
10
0,15
0,05
100
V
25
3
10
0,15
0,05
100
VI
30
3
10
0,15
0,05
100
VII
35
3
10
0,15
0,05
100
2.
3.
4.
5.
6.
Pemeriksaan
Pemerian
Bentuk
Warna
Bau
Homogenitas
Pengaruh perubahan suhu
Uji iritasi kulit
pH
Daya Sebar (cm2 )
Awal
Beban 5 g
Keterangan:
sp
km
bkn
bng
BS
FI
FII
FIII
FIV
FV
FVI
FVII
sp
bng
tb
hmg
tm
ti
6,80
sp
km
bkn
hmg
tm
ti
5,47
sp
km
bkn
hmg
tm
ti
5,05
sp
km
bkn
hmg
tm
ti
4,91
sp
km
bkn
hmg
tm
ti
4,81
sp
km
bkn
hmg
tm
ti
4,71
sp
km
bkn
hmg
tm
ti
4,61
sp
km
bkn
hmg
tm
ti
6,21
3,28
19,39
2,03
6,47
2,11
7,93
1,93
6,01
1,77
4,91
1,77
4,04
1,47
4,28
1,07
3,04
= setengah padat
= kuning muda
= bau khas nilam
= bening transparan
ISSN : 2087-5045
hmg
tm
ti
tb
= homogenitas
= tidak memisah
= tidak mengiritasi
= tidak berbau
62
A (mm)
FI
FII
FIII
FIV
FV
FVI
FVII
10,398 0,814
10,866 0,512
11,084 0,417
11,484 0,381
12,214 0,619
12,372 0,395
12,164 0,690
B (mm)
10,202 1,031
11,202 1,169
10,824 0,294
11,092 0,428
11,722 0,571
11,942 0,432
11,382 1,018
C (mm)
9,628 1,079
9,516 0,405
9,850 0,439
11,092 0,627
13,382 1,529
14,708 0,859
14,620 0,661
D (mm)
9,570 0,555
10,418 0,934
11,002 0,693
10,652 0,710
11,408 1,298
15,034 0,685
14,752 0,502
Keterangan:
A
B
C
D
ISSN : 2087-5045
63
KESIMPULAN
Dasar gel dan gel minyak nilam setelah
dilakukan penyimpanan selama 8 minggu tidak
mengalami perubahan bentuk, warna, bau,
homogenitas, pengaruh perubahan suhu dan
tidak mengiritasi kulit. pH mengalami
penurunan dengan konsentrasi minyak nilam
yang ditingkatkan dan penyimpanan. Daya sebar
mengalami penurunan dengan pertambahan
konsentrasi minyak nilam dan penyimpanan.
Diameter daerah hambat gel minyak nilam
dipengaruhi oleh pelepasan zat aktif dari dasar
gel, konsentrasi minyak nilam dan daya sebar.
Diameter daerah hambat gel minyak nilam yang
terbesar diberikan oleh Formula VI (30%
minyak nilam) sebesar 12,372 0,395 mm.
DAFTAR PUSTAKA
ISSN : 2087-5045
65
PENDAHULUAN
Penyakit asam urat, biasa juga dikenal
sebagai gout, merupakan suatu penyakit akibat
terjadinya penimbunan kristal mononatrium urat
di dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri
sendi (artritis gout), benjolan-benjolan pada
bagian-bagian tertentu dari tubuh (tofi), serta
gangguan dan batu pada saluran kemih.
Kejadian arthritis gout dalam beberapa
dasawarsa terakhir ini baik di negara-negara
maju maupun yang sedang berkembang semakin
meningkat terutama pada pria usia 40-50 tahun.
Di Amerika, gout menyerang lebih dari 5 juta
penduduk (Yu, 2006).
Obat sintetik yang biasa dikonsumsi untuk
mengobati asam urat oleh masyarakat adalah
allopurinol yang menginhibisi aktivitas xantin
oksidase. Xantin oksidase mengkatalisis
oksidasi xantin menjadi asam urat. Penggunaan
alopurinol yang terlalu sering atau berlebihan
dapat menimbulkan efek samping, yaitu
hepatitis, gangguan pencernaan, timbulnya ruam
di kulit, berkurangnya jumlah sel darah putih,
dan kerusakan hati. Oleh sebab itu, diperlukan
obat yang lebih aman dengan harga terjangkau.
Informasi
ilmiah
mengenai
efek
tumbuhan obat terhadap penghambatan kerja
enzim xanthin oksidase masih terbatas. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian secara
ISSN : 2087-5045
METO DE P ENELITIAN
Bahan-Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah : kulit buah manggis
(Garcinia mangostana L.), buah asam gelugur
(Garcinia atroviridis Griff. ex T . Anders.),
etanol 70%, etanol 96%, aquadest, NaOH,
xantin dari Sigma (USA), xantin oksidase dari
Sigma (USA), HCl 1 M, dikalium hidrogen
fosfat (K2 HPO4), kalium dihidrogen fosfat
(KH2PO4),
dimetilsulfoksida
(DMSO),
allopurinol.
Alat-Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian
ini adalah : botol maserasi, corong, kertas saring,
rotary evaporator, tabung reaksi, timbangan
digital, labu ukur, pipet volume, tabung reaksi
bertutup,
pH
meter,
vorteks,
kuvet,
spektrofotometer UV-Visibel.
PROSEDUR PENELITIAN
Penyiapan Ekstak
Ekstraksi Kulit Buah Manggis
Sampel dicuci, dirajang kecil lalu dikering
anginkan di udara terbuka selama lebih kurang 7
hari. Sampel yang telah ditimbang dimasukkan
ke dalam botol maserasi kemudian tambahkan
etanol 70% sampai terendam dan dimaserasi
ISSN : 2087-5045
Analisa Data
Data hasil pengukuran kadar asam urat
dianalisa dengan menggunakan metoda analisa
varian (Anova) satu arah, dan dilanjutkan
dengan Uji Lanjut Berjarak Duncan (Duncan
New Multiple Range T est), menggunakan
software statistic SPSS 17.0 for Windows
Evaluation Version.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
aktivitas antihiperurisemia ekstrak etanol kulit
buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan
buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff.
ex. T . Anders.) secara in vitro. Uji aktivitas
antihiperurisemia kedua ekstrak ini dilakukan
dengan menghitung persentase inhibisi enzim
xantin oksidase yang kemudian akan
dibandingkan dengan standar penghambat enzim
xantin oksidase yaitu allopurinol.
Parameter
pengujian
aktivitas
antihiperurisemia secara in vitro yang diamati
adalah inhibisi enzim xantin oksidase. Xantin
oksidase adalah suatu enzim yang berperan
penting dalam sintesis asam urat, yang sangat
aktif bekerja di dalam hati, usus halus, dan
ginjal. Enzim ini dapat mengoksidasi hipoxantin
menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat.
Sehingga, jika enzim ini dihambat tidak akan
terjadi peningkatan kadar asam urat dalam tubuh
(Fields et al.,1996). Uji inhibisi enzim xantin
oksidase dilakukan pada ekstrak etanol kulit
buah manggis dan buah asam gelugur, kemudian
dibandingkan terhadap zat pembanding yang
telah diakui dapat menghambat aktivitas enzim
90
%
80
70
I 60
n 50
h
i
b
i
s
i
77,3
40
70,0
63,3
55,4
55,769
49,2 46,154 50,153
39,872
30
81,2
67,051
60
manggis
asam gelugur
20
10
0
8
12
16
20
24
Konsentrasi (g/ml)
28
68
%
I
n
h
i
b
i
s
i
70
60
51,538
50
40
54,744
58,846
62,051
45,128
39,744
30
20
10
0
1
4
6
8
Konsentrasi (g/ml)
10
ISSN : 2087-5045
KESIMPULAN
Ekstrak etanol kulit buah manggis
(Garcinia m angostana L.) dan buah asam
gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex. T .
Anders.) memiliki aktivitas antihiperurisemia
secara in vitro karena dapat menghambat
aktivitas enzim xantin oksidase, sehingga
mencegah peningkatan kadar asam urat dan
secara in vivo karena dapat menurunkan kadar
asam urat tikus putih jantan.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, A. N., 2011, Ajaibnya Manggis Untuk
Kesehatan dan Kecantikan, Penerbit
Laksana, Jogjakarta
Dweck, A. C.,1999, A Review of Asam Gelugur
(Garcinia atroviridis Griff. ex. T. Anders),
www. pdf.co.id., [16 Des 2012].
Fields, M., Charles, G. L., Mark, D. L., 1996,
Allopurinol, an inhibitor of xanthine
oxidase, reduces uric acid levels and
modififies the signs associated with
copper deficiency in rats fed fructose, J
Free Radical Biology and Medicine,
20(4):595-600.
Mackeen, M. M., Ali, A. M., Lajis, N. H.,
Kawazu, K., Hassan, Z., Amran, M.,
Habsah, M., Mooi, L. Y., Mohamed, S.
M., 2000, Antimicrobial, antioxidant,
antitumour-promoting and cytotoxic
activities of different plant part extracts of
Garcinia atroviridis Griff. ex T . Anders,
69
Journal of Ethnopharmacology, 72
(3):395-402.
Mardiana, L., 2011, Ramuan dan Khasiat Kulit
Manggis, Penerbit Penebar
Swadaya,
Jakarta.
Noro, T ., Oda, Y., Miyase, T ., Ueno, A.,
Fukushima, S., 1983, Inhibition of
Xhantine Oxidase from the Flowers and
Buds of Daphne genkwa, Chem Pharm
Bull, 31:3984-3987.
Soeroso, J., & Algristian, H., 2012, Asam Urat,
Penebar Plus, Jakarta.
Thuong, P. T., Na, M. K., Dang, N. H., Hung, T .
M., Ky, P. M., Thanh, T . V., Nam, N. H.,
Thuan, N. D., Sok, D. E., Bae, K. I., 2006,
Antioxidant Activities of Vietnamese
Medical Plants, J. Natural Prod,
Sci,12(1):29-37.
Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi, Edisi V, Ga djah Mada
University Press, Yogyakarta.
Yu Kuang-Hui. 2006. Febuxostat: a novel nonpurine selective inhibitor of xanthine
oxidase
for
the
treatment
of
hyperuricemia in Gout. 70 Recent Patents
on Inflammation & Allergy Drug
Discovery. 1:1.
ISSN : 2087-5045
70
PENDAHULUAN
Diabetes salah satu di antara penyakit
degeneratif yang akan meningkat jumlahnya di
masa yang akan datang (Sudoyo et al., 2009).
Diabetes dapat juga diseba bkan karena
penggunaan obat yang salah, penggunaan obat
dalam jangka waktu yang lama, dan penggunaan
obat yang tidak tepat indikasinya. Salah satunya
penggunan deksametason yang sering di anggap
sebagai obat dewa yang dapat menyembuhkan
berbagai penyakit. Deksametason merupakan
golongan kortikosteroid yang berkhasiat sebagai
antiinflamasi yang biasa di pakai oleh
masyarakat dalam mengobati penyakit rematik
atau inflamasi pada persendian dan alergi.
Tren gaya hidup yang mengarah
kembali ke alam atau back to nature
membuktikan bahwa hal-hal yang alami bukan
hal yang kampungan atau ketinggalan zaman.
Dunia kedokteran modern pun banyak yang
kembali mempelajari obat-obat tradisional
(Furnawanthi, 2002). Salah satu obat tradisional
yang terus dikembangkan adalah lidah buaya
(Aloe vera). Lidah buaya merupakan salah satu
ISSN : 2087-5045
ISSN : 2087-5045
Perlakuan
Suspensi Na.CMC 0,5%
Glibenklamid 0,013 mg/20 g BB
ekstrak 200mg/kg BB
IV (dosis II)
ekstrak 400mg/kg BB
V (dosis III)
ekstrak 800mg/kg BB
meminimalisir terjadinya
lipolisis
yang
menyebabkan asam lemak dan gliserol
terakumulasi di dalam aliran darah. Keadaan ini
dapat menimbulkan kegagalan kerja insulin
yang diiringi dengan timbulnya gejala-gejala
diabetes (Katzung, 2002).
Ekstrak etanol daun lidah buaya diberikan
selama 14 hari, yang di mulai dari hari ke-15
setelah hewan percobaan di induksi sampai hari
ke-28 dan pemeriksaan kadar glukosa darah
dilakukan pada hari ke-21 (7 hari setelah
pemberian ekstrak) dan hari ke-28 (14 hari
setelah pemberian ekstrak). Penentuan kadar
glukosa darah mencit dilakukan dengan
menggunakan alat digital, yakni GlucoDr . Alat
ini digunakan untuk menentukan kadar glukosa
darah
karena
lebih
praktis
dalam
pengerjaannnya, membutuhkan sedikit darah
dan kadar glukosa cepat terbaca.
Tabe l 2. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Mencit Pada Hari ke-0, 14, 21, dan 28
Kadar Glukosa Darah (mg/dL) Hewan Percobaan
Kelompok
Hari ke-0
Hari ke-14
Hari ke-21
Hari ke-28
85,6 9,788
145,6 9,236
143,4a 8,050
142,2c 6,611
II
101 6,557
140,4 3,209
127,8ab 7,050
84,2a7,855
III
85,4 9,127
151,2 6,686
138
4,950
128b 5,701
IV
78 5,874
145,6 8,562
124 a15,476
92,8a 13,274
90,4 13,390
145,2 7,171
122,8a 5,630
86,6a 9,915
bc
Keterangan: Huruf yang berbeda setelah angka pada satu kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang
bermakna pada p<0,05
Setelah dilakukan pengukuran kadar
glukosa darah pada hari ke-28 didapatkan
penurunan kadar glukosa darah mendekati
normal apabila dibandingkan dengan kadar
glukosa darah awal (hari ke-0). Sedangkan kadar
glukosa darah pada kelompok kontrol tidak
terlihat terjadinya penurunan yang berarti dalam
waktu 14 hari walaupun kenaikan kadar glukosa
darah yang diakibatkan oleh pemakaian
deksametason dosis tinggi atau jangka panjang
bersifat reversibel. Kadar glukosa darah pada
hari ke-21 (7 hari setelah pemberian ekstrak)
dan 28 (14 hari setelah pemberian ekstrak) juga
ISSN : 2087-5045
Hari ke-28
24,4
29,1
II
27,0
30,3
III
24,6
30,5
IV
25,8
29,4
28,4
29,8
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, A., 2011, Skrining Fitokima dan Uji
Penghambatan Aktivitas -glukosidase
Pada Ekstrak Etanol Dari Beberapa
Tanaman Yang Digunakan Sebagai Obat
Antidiabetes
(skripsi),
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia, Depok
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2000, Parameter Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat Edisi I, Dirjen POM
Direktorat Pengawasan Obat Tradisional,
Jakarta
Furnawanthi, I., 2002, Khasiat dan Manfaat
Lidah Buaya, Jakarta, Agro Media
Pustaka.
Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan
Klinik edisi VIII, Diterjemahkan oleh
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, Jakarta, Salemba
Medica
.Shalam, M.D., Harish, M.S., Farhana, S.A.,
2006, Prevention of Dexsamethason and
Fructose Induced Insulin Resistence in
Rats by Sh-01D a Herbal Preparation,
Indian J.Pharmacol, 38(6): 419-422
Sudoyo, W.A., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, K., Setiati, S., Editor, 2009,
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi V, Jakarta, Internal Publishing.
Sujono, T .A., Wahyuni, A.S., 2005, Pengaruh
Decocta Daun Lidah Buaya (Aloe Vera L)
T erhadap Kadar Glukosa Darah Kelinci
Yang
Dibebani
Glukosa,
Jurnal
Penelitian Sains & Teknologi, Vol (6) :
26-34.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa ekstrak etanol daun lidah buaya dapat
menurunkan kadar glukosa darah mencit jantan
hiperglikemi dengan dosis 200 mg, 400 mg dan
800 mg, dimana semakin tinggi dosis dan
semakin lama pemberian ekstrak maka akan
semakin menurunkan kadar glukosa darah
hewan uji.
ISSN : 2087-5045
74
PENDAHULUAN
T eh merupakan salah satu jenis minuman
yang disukai oleh seluruh lapisan masyarakat.
T eh dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh
(Camellia sinensis [L.] O.K.). Berdasarkan
proses pengolahannya, produk teh dibagi
menjadi empat jenis yaitu teh hijau, teh hitam,
teh putih dan teh oolong. (Rohdiana, 2003).
Bila dibandingkan dengan jenis minuman lain,
teh ternyata lebih banyak manfaatnya. Manfaat
yang dihasilkan dari minuman teh adalah
memberikan rasa segar, dapat memulihkan
kesehatan
badan
dan
terbukti
tidak
menimbulkan dampak negatif. Khasiat yang
dimiliki oleh minuman teh berasal dari
kandungan zat bioaktif yang terdapat dalam
daun teh.
T eh Kayu Aro merupakan teh kualitas
terbaik di dunia yang mempunyai aroma dan cita
rasa yang spesifik yang diproduksi oleh
perkebunan teh Kayu Aro, Kecamatan Kayu
Aro, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi.
Perkebunan teh ini tercatat sebagai perkebunan
teh tertua di Indonesia dan merupakan pabrik teh
terbesar di dunia yang menghasilkan produk teh
jenis teh hitam (Anonim, 2012).
T eh hitam adalah produk teh yang
dalam pengolahannya mengalami proses
fermentasi, penjemuran dan penggilingan.
Dalam proses pengolahan teh hitam, sebagian
besar kandungan polifenolnya teroksidasi
ISSN : 2087-5045
METO DO LO GI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat
Alat-alat
yang
digunakan
adalah
seperangkat alat Rotary evaporator, seperangkat
alat spektrofotometer UV-Visible, oven,
timbangan analitik, botol maserasi, tabung
reaksi, gelas ukur dengan berbagai ukuran,
corong, cawan penguap, krus porselen, kaca
arloji, pipet mikro, pipet gondok, batang
pengaduk, plat tetes, pipet tetes, gegep, spatel,
Kertas saring Whatman No. 1, vial, aluminium
foil, botol coklat, labu ukur dengan berbagai
ukuran, beaker glass, erlenmeyer.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah
daun teh dan produknya yaitu teh hitam seduhan
yang beredar dipasaran, aquadest, etanol 70 %,
75
ISSN : 2087-5045
3. Pemeriksaan Fenolik
Lapisan air 1-2 tetes ditambahkan 1-2 tetes
FeCl3 terbentuk warna biru menunjukkan
adanya senyawa fenolik.
4. Pemeriksaan T erpenoid dan Steroid
Lapisan kloroform 1-2 tetes dimasukkan
dalam plat tetes, biarkan kering tambahkan
asam asetat anhidrat dengan H2 SO4 2N,
warna merah menunjukkan adanya senyawa
terpenoid dan warna biru ungu menunjukkan
adanya senyawa steroid.
5. Pemeriksaan Alkaloid
Dimasukkan 2-3 tetes lapisan kloroform
dalam tabung reaksi tambahkan dengan 1
tetes H2 SO4 2N, kocok dan biarkan memisah.
Diambil lapisan asam tambahkan mayer,
terbentuknya kabut putih menunjukkan
adanya alkaloid.
Penentuan Susut Penge ringan (De pkes, 1979)
Masing-masing ekstrak kental sampel
yang telah diperoleh kemudian ditentukan susut
pengeringannya sebagai berikut :
T ata krus porselen beserta tutupnya
selama 30 menit didalam oven pada suhu 105C,
dinginkan kemudian timbang krus lalu
masukkan masing-masing ekstrak sampel
kedalam masing-masing krus seberat 1 gram
goyang krus perlahan agar ekstrak merata,
kemudian masukkan kedalam oven. Krus berisi
ekstrak dipanaskan pada suhu 105C selama 1
jam. Setelah itu keluarkan dari dalam oven, dan
dinginkan dalam desikator lalu timbang.
Lakukan hal seperti diatas sampai diperoleh
berat yang konstan dimana selisih antara dua
kali penimbangan berturut-turut tidak lebih dari
0,5 gram dan dilakukan pada masing-masing
ekstrak.
% susut pengeringan = [ (B-A) (C-A) ] x 100%
(B A)
Dimana :
A = Berat krus setelah dioven
B =Berat krus berisi ekstrak sebelum dioven
C = Berat krus berisi ekstrak setela dioven
Pembuatan Re agen (Wate rhause, 1999)
A. Pembuatan Larutan Natrium Karbonat
1M
Ditimbang 5,3 g natrium karbonat
kemudian masukkan dalam labu ukur 50 ml,
76
y = absorban Sampel
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
x = Konsentrasi sampel
ISSN : 2087-5045
A. % Inhibisi
% inhibisi =
Dimana :
Absorban kontrol = serapan larutan radikal
DPPH 35 g/mL pada
panjang
gelombang
serapan maksimum
Absorban sampel = serapan larutan sampel
ditambah larutan radikal
DPPH
35
g/mL
dikurangi serapan larutan
sampel tanpa DPPH pada
pada panjang gelombang
serapan maksimum
B. Nilai IC50
Nilai IC50 dihitung dengan menggunakan
persamaan regresi linear.
78
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan terdapat
perbedaan kadar fenolat
dan aktivitas
antioksidan dari daun teh dengan produk t eh
hitam yang beredar dipasaran dengan nilai P <
0,05
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2012.http://mursyidyusmar.wordpress.c
om/tag/teh-kajoearo/.Access on (Agustus
2012).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
1979, Farmakope Indonesia, Edisi III,
Ditjen POM, Jakarta.
Harborne, J. B 1987, Metode Fitokimia :
Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, Edisi Kedua, Penerjemah : K.
Padmawinata & I. Soediro. Penerbit IT B,
Bandung.
Hartoyo, A. 2003, Teh dan Khasiatnya bagi
Kesehatan.
Penerbit
Kanisius,
Yogyakarta.
Keinenan, M, and J-T , Riitta, 1996. Effect of
Sample Preparation Method on Birch
ISSN : 2087-5045
80
PENDAHULUAN
Aktivitas fisik berpotensi meningkatkan
frekuensi denyut nadi karena semakin tinggi
aktivitas tubuh
maka
semakin tinggi
peningkatan aliran darah untuk mensuplai zat
makanan dan oksigen ke jaringan otot sehingga
jantung berkontraksi lebih cepat dan kuat yang
berakibat pula pada peningkatan panas dalam
tubuh.Dalam keadaan istirahat dan kerja
penggunaan energi berbeda.Waktu istirahat
energi yang digunakan otot hanya sedikit dan
meningkat seiring meningkatnya intensitas
latihan.Apablia suhu tubuh berubah 1 o C, terjadi
perubahan laju metabolisme sebesar 10%
(Wiriarto, 2013).
Peningkatan
panas
dalam
tubuh
mengakibatkan air yang berada pada sirkulasi
darah
akan
menyerap
panas
dan
mengeluarkanya melalui kulit yang biasa disebut
evaporasi keringat. Banyaknya keringat berkisar
500 ccm sampai 2.000 ccm setiap hari,
tergantung dari kebutuhan tubuh akan
ISSN : 2087-5045
METO DE P ENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Universitas
Negeri Padang dengan sampel berasal dari atlet
taekwondo
dojang
Universitas
Negeri
Padang.Penelitian yang digunakan adalah
eksperimental pretest posttest dengan jumlah
sampel 19 orang yang dipilih dengan kriteria
tertentu yaitu taekwondoin dojang Universitas
Negeri Padang yang berumur 19-24 tahun, berat
badan 48-65 kg dan tinggi badan 165-175 kg
dalam keadaan sehat dan menyatakan bersedia
mengikuti penelitian ini. Setiap sampel
melakukan test awal untuk lari 2,4 km kemudian
mengukur denyut nadinya setiap menit sampai
menit kelima tanpa memberikan minuman
isotonik sebelum melaksanakan lari 2,4 km
namun hanya diberi minuman berupa air
mineral biasa. Kemudian pada tes berikutnya
dilakukan test akhir pada seluruh sampel untuk
kembali lari 2,4 km kemudian mengukur denyut
nadinya sampai menit kelima namun 30 menit
sebelum melakukan lari 2,4 km sampel
diberikan minuman isotonik.Pengukuran denyut
nadi dilakukan mengunakan menggunakan Polar
RS 400.
Denyut nadi diukur sebelum latihan dan
pada menit ke-5 setelah latihan. Hasil penelitian
dianalisis, uji normalitas lilliefors dan uji beda
dependent.
82
L tanpa
diberikan
0.051
L
diberikan
0.039
L
tabel
0.195
19
Ratarata
119
Simp.
Baku
11.42
19
118
10.94
n
Waktu pemulihan
(DNP 5) tanpa
diberikan isotonic
Waktu pemulihan
(DNP 5) diberikan
isotonic
Beda
T hitung
T table
0.22
1.69
83
KESIMPULAN
T idak terdapat pengaruh yang signifikan
pada waktu pemulihan yang diukur dari
parameter denyut nadi akibat pemberian
minuman isotonik sebelum latihan.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Aji Budi. (2013). Diet Sehat Air
Kelapa. Yogyakarta: Media Pressindo.
Famelia, Ruri (2010). Ikhtisar Kimia Terapan.
Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang.
Lutan, Rusli dkk. (1991). Manusia dan
Olahraga.Bandung: IT B dan FPOK/IKIP
Bandung.
Syafrizar & Welis, Wilda.(2008). Ilmu
Gizi.Padang:WinekaMedia.
Wiarto, Giri (2013). Fisiologi dan
Olahraga.Yogyakarta: Graha Ilmu.
ISSN : 2087-5045
84
g. Daftar Pustaka (kutipan dari buku dengan susunan : nama penulis, tahun, judul buku
(tulis miring), penerbit, kota terbit; kutipan dari jurnal dengan susunan : nama
penulis, tahun, judul artikel, judul jurnal (ditulis miring), volume, nomor halaman)
5. Tabel dan gambar harus diberi judul dan keterangan yang jelas
6. Redaksi berhak merubah naskah tanpa mengurangi isi dan maksud naskah
7. Redaksi berhak menolak naskah yang kurang layak untuk dipublikasikan. Naskah akan
dikembalikan jika dilengkapi perangko secukupnya
8. Nama penulis ditulis lengkap dengan gelar dan lembaga/instansi tempat penulis bekerja
9. Pada bagian akhir naskah dicantumkan riwayat hidup penulis
10. Naskah & softcopy dapat dikirimkan ke :
Alamat : Jl. Adinegoro/Simp. Kalumpang Km. 17 Lubuk Buaya Padang-25173
e-mail : stifipadang@gmail.com (khusus softcopy)
Telp
: (0751) 482171