Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Kelompok III
Eko Sriyono 09120
Rio Yulistya Putra 09124
Esti Rumaningsih 09127
Aldise Dyan Rini S 09128
Hety Handayani H 09131
I. PENDAHULUAN
Zat penambah cita rasa pada konbu, tanaman seperti ganggang laut
yang digunakan sebagai sumber bumbu di Jepang, diketahui mengandung
asam £-Glutamat. Penemuan ini berperan penting dalam industri produk
monosodium £-Glutamat oleh Ajinomoto Co. Pada awalnya, asam £-
Glutamat diproduksi dengan cara hidrolisis asam pada gluten gandum atau
protein kedelai. Dalam kurun waktu lima puluh tahun, mikroorganisme
penghasil asam £-Glutamat diisolasi kemudian mulai dikembangkan
menjadi proses fermentasi asam £-Glutamat.yang menghemat biaya.
Industri fermentasi asam £-Glutamat sangat mendukung
pengembangan produksi mikroorganisme dengan metabolit primer.
Dukungan ini mendorong munculnya berbagai proyek penelitian yang
dilaksanakan sebagai usaha isolasi strain asing maupun turunan mutan
genetik yang memproduksi berbagai macam asam amino. Hasilnya,
sebagian besar asam amino komersial saat ini diproduksi dengan cara
fermentasi.
Produksi asam £-Glutamat secara fermentasi dalam setahun
mencapai lebih dari 370.000 ton. Oleh sebab itu, asam £-Glutamat menjadi
bumbu yang tersebar di seluruh dunia. Asam £-Glutamat juga digunakan
sebagai bahan awal sintesis bermacam zat kimia tertentu, misalnya starter
pembuatan N-Acylglutamate sebagai komponen biodegradable surfactant
yang tidak menyebabkan iritasi kulit dan oxopyrrolidinecarboxylic acid
(turunan asam glutamat) sebagai pelembab pada kosmetik.
II. PEMBAHASAN
A. Strain Mikrobia
Sebagian besar asam £-Glutamat diproduksi oleh bakteri gram
positif yang tidak membentuk spora, non-motile, dan membutuhkan biotin
untuk tumbuh.
B. Kondisi Kultur
1. Sumber Karbon
Bakteri penghasil asam £-Glutamat dapat menggunakan
berbagai macam sumber karbon, seperti glukosa, fruktosa, sukrosa,
maltosa, ribosa, atau silosa, sebagai substrat untuk pertumbuhan sel
dan biosintesis asam glutamat. Konsentrasi biotin pada medium
harus benar-benar dikontrol dalam level suboptimal agar
memaksimalkan pertumbuhan sehingga diperoleh asam glutamat
yang tinggi. Oleh karena itu, bahan baku kaya biotin, seperti
molase dari gula bit dan gula tebu, tidak dapat digunakan sebelum
ditemukannya pengaruh mediasi biotin pada penisilin dan asam
lemak jenuh C16 -C18. Asam oleic hanya membutuhkan akumulasi
mutan asam £-Glutamat pada medium yang kaya biotin ketika
konsentrasi asam oleic terkontrol pada level suboptimal agar
pertumbuhan maksimal.
2. Sumber Nitrogen dan Kontrol pH
Medium yang baik untuk fermentasi asam £-Glutamat
mengandung nitrogen dengan kadar 9, 5 %. Contoh sumber
nitrogen yang dapat ditambahkan ke dalam medium adalah
amonium klorida atau amonium sulfat. Bakteri yang menghasilkan
asam glutamat juga memiliki aktivitas urease yang kuat sehingga
urea juga dapat digunakan sebagai sumber nitrogen. Ion amonium
berpengaruh pada pertumbuhan sel dan pembentukan produk
sehingga konsentrasinya dalam medium harus dikontrol pada
konsentrasi rendah.
Tingkat keasaman (pH) medium sangat mudah menjadi asam
karena ion amonium terasimilasi dan dihasilkan asam glutamat.
Amonia dalam bentuk gas lebih baik daripada basa cair dalam
menjaga pH pada level 7-8, sebagai pH optimum untuk produksi
asam £-Glutamate. Amonia dalam bentuk gas berperan sebagai
agen pengontrol pH dan sebagai sumber nitrogen serta dapat
mengatasi bermacam-macam masalah teknis. Penambahan
otomatis gas amonia dapat mengontrol pH dengan tepat. Selain itu,
juga mencegah efek merugikan dari amonia dan pengenceran yang
tidak diinginkan pada cairan fermentasi.
3. Faktor Tumbuh
Bakteri penghasil asam £-Glutamat membutuhkan biotin
untuk pertumbuhan dan konsentrasinya harus dikontrol agar
memperoleh produk yang maksimal. Dampak biotin pada
fermentasi asam £-Glutamat sangat erat kaitannya dengan
permeabilitas asam £-Glutamat terhadap membran sel.
4. Ketersediaan Oksigen
Biosintesis dari asam glutamat merupakan proses aerob
yang membutuhkan oksigen selama proses fermentasinya. Untuk
mengoptimalkan produksi, kadar oksigen terlarut harus dijaga pada
kondisi optimal. Sel yang melakukan respirasi akan mengkonsumsi
oksigen dalam media hanya dalam beberapa detik sehingga
oksigen harus disuplai secara terus-menerus untuk menjaga
konsentrasi oksigen terlarut.
3 mol fosfofenolpiruvat
3 mol piruvat
suksinat α-Ketoglutarat
asam £-Glutamat
2 mol fosfofenolpiruvat
CO2
piruvat
asetil KoA
oksaloasetat sitrat
isositrat
α-Ketoglutarate
asam £-Glutamat