Professional Documents
Culture Documents
MUQODDIMAH
بسم ال الرحمن الرحيم
توكلت علىال لحول ولقوة إل بال القوي العزيز الحميد
المجيد
قيما.الحمدل الذى انزل على عبده الكتب ولم يجعل له عوجا
لينذر بأسا شديدا من لدنه و يبشر المؤمنين الذين يعملون
والصلة والسلم على محمد.الصلحت ان لهم اجرا حسنا
وعلى اهل بيته وعلى ازواجه وذريته
Amma ba’du
TABTAPENII DATANG
Edisi dua
------------
1. Tanya:
“Bagaimana bila ada yang mengatakan bahwa urusan
kepemimipinan itu nanti saja belakangan , nanti juga pemimpin
itu akan datang dengan sendirinya ?”
Jawab:
Perkataan semacam itu biasanya muncul dari satu di antara
tiga keadaan seseorang:
Dari ayat itu juga dipaham bahwa golongan syaitan dari jenis
manusia itu adalah umum, artinya tidak mesti dengan nama
yang khusus, tetapi bisa saja dengan sebutan yang sesuai
dengan kondisi dan situasi jamannya. Dengan demikian dalam
versi apapun namanya, baik itu mengatas-namakan Islam atau
bukan, tetapi jika keberadaannya tidak memiliki ketegasan
memihak kepada yang sepenuhnya ta’at terhadap Allah, maka
tetap dalam kepemimpinan “syetan”! Dalam arti tidak memiliki
“Furqoon”.
2). Dihakimi oleh diri sendiri. 3). Divonisnya pun oleh diri
sendiri, sehingga bisa dicari-cari mana yang enak atau
ringan, walau dia mampu. Disitu pula setan menyelinap pada
dirinya. Memang ringan tidak diketahui oleh orang lain, tetapi
dimanakah letaknya nilai taubat serta keikhlasan diri untuk
menjalankan hukum secara dhohir ?
2). Jelas, keluar dari yang belum paham tata-cara jihad dalam
Islam. Mengapa ? Karena, perkataan ini muncul biasanya dari
yang kelelahan mencari pemimpin. Apalagi jika yang diikuti
selama ini adalah orang yang tidak tahu atau tidak mau tahu
dengan aturan, berangan-angan melamunkan seorang pemimpin
ideal. Akhirnya bergonta-ganti pimpinan, maka ujung ceritanya
adalah kenyataan di atas: "Sudahlah tidak usah meributkan
pimpinan, yang penting kerja saja !"
3). Bisa juga perkataan di atas tadi itu timbul dari perasaan
bahwa ibadahnya sudah sempurna atau tidak lagi mempunyai
dosa, karena anggapan cukup dengan menjalankan ibadah
puasa Bulan Ramadhan. Sehingga merasa tidak perlu adanya
pemimpin. Hampir banyak yang hapal akan sabda Nabi Saw
yang bunyinya:
210
Jawab :
Dalam menjawab pertanyaan di atas itu, perlu penulis
mengutarakan secara singkat kronologis jatuhnya kekuasaan
umat Islam, yang darinya bisa diambil suatu kesimpulan dalam
melangkah ke masa depan.
Jaman dahulu banyak orang yang buta hurup, jaman dulu belum
banyak toko buku, dahulu belum banyak percetakan buku
sehingga sulit didapat buku-buku terjemahan.
---------------------------------------------------
3. Tanya :
”Berdasarkan apakah penunjuknya menurut Al-Qur’an dan
Hadist Nabi Saw bahwa kita wajib menegakkan negara yang
didasarkan kepada Al Qur’an dan Sunnah ?”
Jawab :
Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis mengambilnya dari
tulisan yang sudah terdahulu dikemukakan dalam buku
“Furqon di Indonesia”, lebih sepuluh tahun sebelum tulisan
TABTAPENI DATANG, sebagaimana di bawah ini:
b). Fi’liyah yaitu yang berupa perbuatan Nabi Saw. Pada point
kedua ini dimengerti bahwa yang dinamakan “Hadist” Nabi
SAW itu tidak semua berupa perkataan. Jadi, bila Nabi Saw itu
tidak mengucapkan kata “Negara Islam” atau “Daulah
Islamiyyah” tetapi bila nyatanya Nabi itu telah membentuk
organisasi yang setara dengan “negara”, serta menjalankan
hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan kenegaraan /
kekuasaan, maka mendirikan negara yang hukum-hukumnya
berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Saw adalah wajib bagi umat
Islam mencontohnya.
musyrikin dan militer Islam. Barisan Abu Jahal dan Abu Lahab
memiliki prajurit bersenjata, maka Nabi pun menyusun dalam
mengimbanginya ( Q.S.8:73). Rasul Saw telah bersikap tegas,
siapa saja yang menyerang negara Madinah, maka dianggapnya
sebagai musuh walau telah mengaku Islam ( Perhatikan
Q.S.4:97 dan sikap Nabi terhadap Abu Abas sewaktu menjadi
tawanan yang minta dibebaskan tanpa syarat).
----------------------------------------------
4. Tanya:
”Bagaimana terhadap perkataan “Jangan dulu memikirkan
mana pemimpin, jaga saja diri sendiri dan keluarga ?”
Jawab:
Terlebih dulu penulis kemukakan ayat yang bunyinya:
Dari ayat itu diambil arti bahwa menjaga diri sendiri itu
kewajiban yang pokok. Di akhirat pun diri ditanggung jawab
hanya oleh dirinya sendiri. Perhatikan ayat-ayat yang bunyinya:
-----------------------------------------------------
5. Tanya:
“Bagaimana jawaban kita terhadap perkataan bahwa
untuk kepemimpinan tunggu saja Imam Mahdi yang akan
membereskan semua persoalan ?”
Jawab :
Dalam menjawab pertanyaan di atas itu, penulis akan
mengemukakan tiga hadits di bawah ini:
عن عمران بن حصففين رضففي الف صففلى الف عليففه وسففلم لتففزال
طائفة من امتى يقاتلون على الحق ظففاهرين علففى مففن نففاوأهم حففتى
.( )رواه ابو داود واحمد.يقاتل اخرهم المسيح الدجال
250
عن عبد بن مغفل رضى الف عنففه قففال رسففول الف صففلى الف عليففه
ثم ينزل عيسففى بففن مريففم مصففد قففا، يلبث الدجال ما شاء ال:وسلم
251
-----------------------------------------------------------
6. Tanya :
“Timbul isyu dikalangan muslimin bahwa diantara mereka
yang mengaku sebagai pejuang NII ada yang menyepelekan
urusan syari’ah, seperti melalaikan sholat, malah ada yang
tidak mewajibkan sholat sama sekali dengan alasan bahwa
sekarang “masih di kurun Makkah”. Begitu juga dengan
menutup aurat ( berbusana muslimah), sebagian mereka malah
melarang isterinya menutup aurat, karena dianggapnya “belum
wajib”. Bagaimana keadaan yang sebenarnya ?”
253
Jawab :
Kembali kepada permasalahan pokok bahwa NII
diproklamasikan sebagai wadah terlaksananya Hukum Islam,
tempat dimana Islam dijadikan dasar segala sesuatu, negara
dimana Al Quran dan hadits yang shohih dijadikan Hukum
Tertinggi Hal demikian jelas terundangkan dalam Qonun Asasi
Negara Islam Indonesia.
7. Tanya :
260
Jawab :
Tidak benar ! Melainkan, yang benar yaitu bilamana
kondisi dalam berperang atau sedang berada dalam wilayah
yang sedang dikuasai musuh, maka tidak diperbolehkan
melaksanakan hukum had (potong tangan). Artinya, bahwa
dalam kondisi demikian , maka pelaksanaan hukum potong
tangan itu harus ditunda. Jadi, bahwa tidak boleh
dilaksanakannya hukum had itu bukan disebabkan belum
didhohirkannya Iman, melainkan karena kondisi
ketidakmampuan kaum muslimin untuk menguasai keadaan
orang yang dikenai hukum potong tangan itu, bilamana dirinya
membelot kepada musuh. Dengan demikian untuk
melaksanakan hukum had itu, bila sudah di dalam wilayah yang
sudah dikuasai dengan sepenuhnya (de facto).
-------------------------------------------------------------
8. Tanya :
Jawab:
Orang terkadang lalai dalam mencermati sejarah. Hanya
berpijak pada kata dan kata tanpa melihat konteks peristiwa, “di
jaman apa kata kata tersebut diucapkan ?”
Dari itu garis besar haluan negara kami amatlah jelas dan
berpijak pada kenyataan. Tanggung jawab pertama kami adalah
memberlakukan syari’at Islam dengan seluas luasnya dan
sesempurna sempurna di wilayah Negara Islam Indonesia, baru
setelah itu kami akan berpartisipasi aktif dalam perjuangan
Islam di dunia internasional menuju terciptanya khilafah
Islamiyyah bagi seluruh alam. Bukan langkah khayal seperti
yang diyakini beberapa kelompok sempalan, diri mereka sendiri
masih bertekuk lutut menjadi warga negara Darul Kuffar, sudah
dengan lantangnya mengaku diri sebagai khalifah bagi dunia
Islam.....
-------------------------------------------------------
9. Tanya :
“Ada yang mengatakan bahwa selama sholat tidak dilarang,
maka tidak perlu berperang. Bagaimanakah jawabannya ?”
Jawab :
1). “Yang dituju oleh kita bukanlah berperang, tetapi bisa
menjalankan hukum-hukum Islam secara kaffah, sehingga pula
memperoleh Keridhoan Allah. Adapun menegakkan N I I
sebagai prosesnya. Begitu juga berperang sebagai akibatnya,
bila musuh berani menyerangnya. Jadi, berperang itu bukanlah
tujuan, melainkan sekedar mempertahankan hak kita Negara
Islam Indonesia !
10. Tanya :
“Bagaimana tanggapan kita terhadap yang mengatakan
bahwa hukum Islam itu bisa diganti dengan hukum buatan
manusia sesuai dengan kondisinya, sedangkan di antara yang
mengatakan itu seorang yang berpredikat kiai atau ulama ?”
Jawab :
1). Yang mengatakan begitu berarti telah menganggap
kedaulatan Allah di muka bumi itu bisa dikalahkan oleh
manusia, atau menganggap bahwa hak Allah memerintah itu
cuma untuk waktu dulu, sedangkan sekarang sudah tidak lagi.
Sehingga bahwa Allah itu hanya sebagai simbul saja, tidak
punya perintah dan tidak punya larangan atau sebagai tuhan
yang netral, Adapun mengenai diucapkannya oleh seorang kiai
atau ulama, tidak aneh sebab ada istilah “ ‘Ulama Syu’ “ yakni
“ulama jahat” (bisa dilihat dalam banyak hadist), hal itu sudah
menjadi tabiatnya.
2). Tidak heran, sebab jangan lagi kiai atau ulama, Nabi Adam
saja pernah melanggar perintah Allah tergoda oleh Iblis. Nabi
Yunus juga hampir-hampir abadi di dalam dalam perut ikan
besar (Q.S.37:142 - 143), jika tidak segera taubat (Q.S.21:87).
Jika demikian, bukan tidak mustahil hal yang sama bisa terjadi
kepada ulama yang merasa bangga karena disanjung, bisa
bermesraan dengan para ‘setan dari jenis manusia’ (Q.S.6:112)
sehingga lupa pijakan.
267
3). Godaan setan dari segala segi kehidupan, dan segala macam
perbuatan ( Q.S.7:17), sehingga mangsanya merasa sempurna
dalam beribadah, tidak lagi punya dosa dan bersalah serta
kelemahan dirinya. tidak sadar masih ada celah-celah yang
bakal membukakan pintu neraka baginya. Yang menjadi target
bagi setan menggoda ialah supaya manusia masuk neraka
(Q.S.35:6), dengan bagaimana saja caranya, tidak mesti dari
segi shalat, puasa Ramadhan yang pasti bagi kiai sudah kuat
bahkan sejak kecil. Dengan demikian setan mencarinya dari
perbuatan lain sebagaimana dalam pertanyaan di atas tadi,
yakni kesetujuannya menggantikan hukum Islam dengan
hukum-hukum Kafir. Jika sudah begitu berhasillah setan kepada
targetnya. Kalau sudah dianggap berhasil membukakan jalan
bagi mangsanya ke neraka, maka wajar jika setan tidak repot
menggoda kiai yang dimaksudkan itu supaya meninggalkan
shalatnya yang lima waktu atau ibadah mahdhoh lainnya.
Sebab itu anda tidak usah heran !
Sama halnya anda juga tidak heran dengan orang kaya yang
rumahnya diperkirakan cukup rapat dan kuat tidak bakal
kemasukan maling. Tujuan maling masuk ke rumah itu
“mengambil harta”. Sudah tentu tidak akan membobol pintu
depan yang jelas ketat dikunci dengan segala perintangnya, juga
tidak akan mendobrak jendela sebelah kiri yang pakai terali besi.
Tidak bisa dari pintu depan dan jendela kiri, maka dicarilah dari
pintu belakang. Bila dari pintu belakang tidak bisa juga, maka
dicoba dari jendela kanan, tetapi bila ditemukan jalan yang
lebih mudah, maka dicobanya sekalipun dari atas, yang
penting bagi maling, harta itu bisa diambilnya.
Tidak aneh bila ada rumah yang diperkirakan rapat kuat, tapi
kebobolan maling, karena pemiliknya lengah, merasa tidak ada
lagi celah untuk bisa dibobol. Ada kesamaan dengan ulama yang
mendukung pemerintah R I yang jelas membela tegaknya
hukum-hukum kafir. Ulama yang seperti itu mengira hatinya
sudah tidak terayu setan, baik dari jenis jin maupun manusia.
Sekali lagi penulis katakan:”Anda tidak usah heran. Yang
penting anda harus wapada terhadap setan-setan yang terus
mengintai pada diri sampai ajal tiba”!
Bagi Allah tidak butuh Iblis bersujud, karena bila butuh bisa
menciptakan milyaran makhluk yang seperti iblis yang sujud
kepada Adam as. Dari itu diambil arti bahwa sedikit ( satu ayat)
atau banyak perintah Allah yang dibantah, tetap saja menjadi
dosa, karena menghapus nilai keikhlasan, artinya tidak
mengakui keagungan yang memerintah, logikanya jika
membantah perintah Allah berarti merasa dirinya tidak berhak
diperintah Allah, atau menganggap Allah itu kecil. Sama
halnya membantah Firman Allah yang bunyi-Nya:
------------------------------------------------------------
11. Tanya:
“Mereka yang mengaku sebagai orang-orang Islam, tetapi
memerangi kepemimpinan NII , maka matinya dalam keadaan
menganiaya diri mereka sendiri, dari mana rujukkannya ?”
Jawab :
Menjawab pertanyaan- pertanyaan di atas itu, terlebih dulu
kita perhatikan sejarah ketika Abu Abbas bin Abdul Muthalib
satu-satunya anggauta yang selamat (hidup) dari sekian orang
Islam yang ikut barisan Abu jahal, sehingga menjadi tawanan
Perang Badar. Pada waktu itu Rasulullah Saw memutuskan
bahwa semua tawanan dapat dibebaskan dengan diwajibkan
kepada mereka dengan mengeluarkan tebusan termasuk juga
Abu Abbas. Berkenaan dengan itu Abu Abbas berkata:
”Mengapa engkau memerintahkan aku supaya membayar
tebusan hai Muhammad, sedang saya keluar dari Makkah
karena terpaksa oleh kaum Quraiys, bukan dari kemauanku
sendiri, dan engkau mengerti bahwa saya ini telah masuk
Islam” ? Nabi menjawab:”Hai, pamanku saya tahu dan
mengerti bahwa engkau keluar (berperang) terpaksa, dan saya
mengerti juga bahwa engkau pamanku telah lama memeluk
Islam, tetapi dalam hukum dhohir engkau harus mengeluarkan
tebusan kepada saya, karena hanya Allah yang mengetahui
keislaman engkau, sedang saya mesti menjatuhkan hukum
sebagaimana nampaknya”.
------------------------------------------------
12. Tanya :
“Apa yang mendasari kita optimis dalam memperjuangkan
NII, meski menghadapi berbagai ujian rintangan, sedangkan
kemenangan de facto ( Futuh ) belum tentu dialami oleh kita,
karena terbatas usia dan kemampuan ?”
Jawab:
Yang menjadi dasar bagi kita optimis, ialah karena yakin
bahwa perjuangan NII ini ialah satu perjuangan yang benar
sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw. Dengan itu
kita berada didalamnya berarti sudah bisa menjalankan tugas
276
------------------------------------------------
13. Tanya :
“Al-Qur’an surat 10 ayat 62 menyebutkan “ Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu. Tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” Tapi,
apa sebabnya ada yang sesudah memasuki perjuangan N I I
ini merasa takut, sedangkan sebelumnya tidak takut ?”
Jawab:
Sebelum lanjut menjawab, terlebih dulu penulis kemukakan
satu riwayat dari Umar bin Khattab Ra, bahwasanya Rasulullah
Saw bersabda:”Sesungguhnya sebagian dari hamba Allah
terdapat sekelompok manusia. Mereka itu bukan dari golongan
Nabi, tidak pula dari golongan syuhada, akan tetapi para Nabi
dan syuhada merasa iri atas kedudukan mereka di sisi Allah.
Mereka berkata:’Hai Rasulullah, tolong beri tahu kami
siapakah mereka itu ?’ Beliau berkata: ‘Mereka adalah satu
kaum yang saling mencintai karena Allah, bukan atas dasar
280
Soal perasaan takut dalam arti fisik itu adalah fitroh manusia
yang sedang menghadapi kekuatan musuh yang lebih besar.
sebab itu bagi mukmin merupakan ujian. Perhatikan ayat yang
bunyinya:
------------------------------------------------
14. Tanya :
“Menurut penelitian, pada dasarnya iktikad sebagian besar
yang mengaku Islam, setuju bilamana di Indonesia ini berlaku
hukum Islam yang berkaitan dengan kenegaraan secara kaffah.
Artinya, hanya pemerintah R I saja yang menjegalnya. Maka,
apa sebabnya yang mengaku Islam itu belum bersatu ?”
Jawab :
Sebelum menyimpulkan jawabannya, terlebih dulu penulis
mengungkapkan analisa mengenai posisi- posisi umat Islam di
Indonesia. Pada dasarnya di muka bumi ini hanya ada dua
jalan (Q.S.90:10), jika tidak ada pada yang Haq berarti pada
jalan yang sesat ( “dholaalah” ). Namun, sesuai dengan
pertanyaan di atas, maka di sini penulis menilainya dari sudut
iktikad atau niat yang ada pada hati masing-masing, yang
mana sudah sekian lama umat Islam terkotak-kotak sehingga
belum ada kesatuan visi untuk satu langkah. Sebab itu secara
umum, untuk sementara ini penulis menganalisanya
berdasarkan kondisi yang saat ditulisnya buku ini NII belum de
285
Pola pikir ideal dalam hal ini, yaitu yang berjuang menurut
cara yang dianggap ideal bagi dirinya. Dalam perjuangannya
itu, berpikir mana yang enak, tidak ada risiko ancaman fisik
dari musuh, bahkan dengan cara itu sebagiannya memperoleh
imbalan gaji atau tunjangan lainnya dari pemerintah yang
menjegal perjuangan tegaknya Daulah Islamiyyah. Tegasnya,
bahwa perjuangan dengan pola ideal itu dalam bentuk
kompromi. Sehingga terjadi interaksi antara mereka dengan
aparatur pemerintah R I.
Ditinjau dari sudut dan iktikad secara umum ITSLA itu untuk
menegakkan NII. Akan tetapi, karena kemunculannya diawali
oleh pengangkatan tanpa peraturan NII, yang mana tidak semua
orang tahu akan aturan serta sejarah dan nilai hukum bagi tokoh
tokoh N I I yang sudah menyerah kepada musuh, maka ITSLA
itu tidak akan bisa menjadi NII yang sebenarnya, tanpa kembali
kepada Kanun Azasy dan PDB.
292
----------------------------------------------------------------------
15. Tanya :
“Bisakah duduk dalam pemerintahan R I itu sebagai siasat,
karena di dalam hati menolak ?”
Jawab:
Menjawab pertanyaan di atas itu kita perhatikan ayat yang
berkaitan dengan siasat yang bunyinya:
Jawab :
298
Jawab :
Lembaga kepemimpinan umat Islam Indonesisa PSI I (Partai
Syarikat Islam Indonesia), pada tahun 1934 sudah mengadakan
kongres. Dalam Program Azas menetapkan tujuan perjuangan
Partai Syarikat Islam Indonesia menegakkan Negara Islam
Indonesia yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw.
Pada waktu itu ditetapkan pola hijrah fisik. Pada tahun 1935
Agus Salim mengajukan pencabutan prinsip hijrah. Maka, pada
tahun 1936 diadakan kongres XXII (Juli), pecah, yang satu
mengatas-namakan P S I I penyadar ; yang satu lagi tetap
sebagai P S I I dengan sistem hijrah fisik.
* Dalam waktu tidak kurang dari 6 bulan, dan tidak lebih dari
satu tahun sesudah ditandatangani, maka di berbagai daerah di
Jawa, Sumatra dan Madura akan diadakan pemungutan suara,
untuk menentukan apakah di daerah-daerah tersebut akan turut
dalam Republik Indonesia atau masuk di bagian lain di dalam
lingkungan Negara Indonesia Serikat.
---------------------------------------------------------
18. Tanya :
“Apa sebabnya umat Islam Indonesia meproklamasikan
negara, 7 Agustus 1949 namanya Negara Islam Indonesia,
tidak memakai nama yang mengarah kepada dunia ?”
Jawab:
1). Adanya kenyataan bahwa umat Islam untuk bersatu belum
bisa menjangkau sedunia, yang mana umat Islam di tiap-tiap
negeri masih menghadapi persoalannya masing-masing.
Sehingga belum bisa eksis, dalam arti belum bisa menguruskan
umat Islam di negeri lain. Dengan kondisi sedemikian itu, maka
untuk sementara waktu perjuangannya diserahkan kepada umat
Islam dinegerinya masing-masing.
-----------------------------------------------
19. Tanya :
“Jika tadi disebutkan bahwa perjuangan itu harus dimulai
dari yang terjangkau seperti di Indonesia, tidak usah sedunia
dulu, maka mengapa tidak bisa memproklamirkannya untuk
sekabupaten saja atau satu kecamatan ?”
Jawab :
1). Wilayah yang dijajah oleh Belanda di Indonesia pada waktu
itu seluas Indonesia. Maka, bila pada waktu itu umat Islam
Indonesia tidak mengklaim wilayah se-Indonesia, misalnya
cuma satu kabupaten, tentu masih banyak daerah yang
tersisakan dan berarti umat Islam tidak mau bersatu. Sedangkan
jauh sebelumnya, Umat Islam di Indonesia telah membentuk
kesatuan politik guna menegakkan negara yang didalamnya
memberlakukan hukum-hukum Islam.
2). Tidak seimbang dan tidak logis atau sungguh jauh dari
jangkauan jika musuhnya menguasai wilayah se-Indonesia lalu
kita memproklamasikannya cuma satu kabupaten, nanti bisa-
bisa bakal banyak negara di Indonesia, sedangkan sebelumnya
juga umat Islam di seluruh Indonesia sedang menuju persatuan.
Jawab:
Jiwa kebangsaan yang disebut ashobiyah ialah yang
mengandung arti cinta terhadap satu bangsa, hanya karena
sebangsa dengan dirinya, tanpa memperdulikan salah atau
benar. Jadi, orang yang berperang membela kebangsaan
(Ashobiyah), artinya bahwa yang menjadi dasar utama bagi
dirinya berperangnya itu ialah karena bangsanya sedang
berperang dengan bangsa lain, sehingga dirinya berpihak
kepada bangsanya itu dengan tidak memperdulikan mana yang
salah dan mana yang benar. Dalam arti lain bahwa berperang
nya itu bukan karena membela kebenaran (hukum) dari Allah.
Pengertiannya, meskipun bangsanya itu dalam posisi yang salah,
namun tetap dibela, karena satu bangsa. Sebaliknya, walaupun
dalam posisi yang benar (haq), namun karena tidak sebangsa,
maka diperanginya. Itulah yang dimaksud “Ashobiyah”.
-----------------------------------------------------------
21. Tanya:
“Apa sebabnya Proklamasi Negara Islam Indonesia,
7Agustus 1949 bukanlah proklamasi negara dalam negara ?”
Dan harus bagaimanakah kita dalam mempertahankannya ?
Jawab :
315
Selain kaum nasionalis sekuler pun pada saat itu ada lagi
golongan yang berpredikat Islam, tetapi mereka masih
mempercayai perjuangan dengan cara parlementer sehingga
menganggapnya sebagai metoda perjuangan yang cocok dengan
jaman modern. Mereka menyangka bahwa hukum -hukum
Islam itu bakal bisa ditegakkan dengan adanya partai-partai
yang memiliki wakil-wakilnya di parlemen pemerintah yang
sudah jelas menghapus kewajiban umat Islam menjalankan
hukum-hukum Islam.. Mereka tidak mau “Baro’ah”, tidak
melepaskan diri dari pemerintahan yang tidak berdasarkan pada
hukum Islam itu, mungkin karena tidak paham akan metoda
perjuangan Nabi SAW, atau juga memang sengaja maunya
begitu. Tegasnya mereka tidak berpegang pada furqon, dan
mengira bahwa yang dinamakan kafir itu hanyalah bangsa
Belanda. Sehingga berpihak kemana saja yang kuat yang
didalamnya ada harapan bagi mereka memperoleh
kedudukkan. . Atau memang sebenarnya mereka takut terhadap
kaum nasionalis sekuler yang didukung oleh Nederland.
Sehingga RIS itu dianggap lebih kuat (Q.S.4:139) daripada NII
dari segi persenjataan. Atau sebab pula kelihaian syaithan
menggoda agar manusia-manusia itu tidak merasa campur-aduk
dalam kebathilan. Dengan godaan nafsu dari syaitan yang tidak
terasa itu membuat mereka berjiwa penakut dan bersikap kecut.
Mereka lupa terhadap kebesaran Alloh, sehingga tidak
menyadari hakekatnya kemenangan di hadapan Alloh SWT.
Mereka tidak memperhatikan mengenai hal "Dhoolimi
anfusihim" (Q.S.4:97 ) perihal yang menganiaya diri mereka
sendiri hingga terlibat dalam penerapan hukum-hukum thagut,
dengan membantu langkah-langkah syaithan. Yakni ikut
memberi pengaruh kekuatan bagi pihak yang mempertahankan
tegaknya hukum-hukum kehendak syaithan, dan melawan
negara yang berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullaah
SAW.
325
22. Tanya:
“Yang dituju ialah hukum-hukum Al- Qur’an dan Sunnah
Nabi Saw berlaku di kalangan masyrakat, berarti di negara.
Dari itu apa sebabnya umat Islam tidak bisa merobah atau
memperbaiki Negara R I sehingga hukum Islam berlaku secara
totalitas di Negara RI ?”
Jawab :
1). Pancasila yang sehari sesudah Proklamasi kemerdekaan
adalah Pancasila versi baru yang disyahkan menjadi dasar
330
3). Bagi kita umat Islam bahwa hukum yang paling tinggi
adalah hukum Al-Qur’an, karena datangnya dari Allah, mutlak
harus dijalankan (Q.S.5:48). Sedangkan hukum tertinggi negara
RI ialah UUD 45 dan Pancasila. Dengan itu bagi yang
bermaksud menegakkan hukum-hukum Al-Qur’an didalam
sistem negara RI berarti:
331
-----------------------------------------------------
23. Tanya :
“Dari penjelasan telah lalu dimengerti bahwa UUD 45 dan
Pancasila itu sebagai yurisprudensi pokok atau sumber hukum
tertinggi di dalam R I, sehingga merupakan sistem Negara R I,
sehingga pula tidak bisa dipisahkan antara R I dengan UUD 45
dan pancasila, tetapi apa sebabnya masih ada saja yang
kelihatannya penasaran sehingga rame-rame berkampanye lima
tahun sekali dengan menganggap sebagai sarana pemilihan
pimpinan Islam ?”
Jawab:
Tidak semua mengerti ! Dari itu penulis kemukakan lima
kategori penyebab adanya yang penasaran, juga penyebab
rame-rame berkampanye lima tahun sekali PEMILU di negara
Pancasila:
1). Ada yang tidak paham wawasan sejarah pancasila,
dikiranya pancasila yang sehari sesudah 17 Agustus 1945 itu
masih saja seperti pancasila yang sebelum penghapusan
delapan kata dalam Piagam Jakarta. Mereka mengira bahwa
dengan ideologi pancasila itu masih ada peluang untuk
menegakkan hukum-hukum Al-Qur’an. Padahal negara yang
ideologinya sudah pancasila itu berarti tidak ada tempat bagi
Islam. Mereka tidak tahu bahwa ketuhanan dalam pancasila itu
adalah tuhan yang tidak punya rasul, tidak pernah melarang dan
tidak memerintah. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ali
Murtopo(mantan menpen. RI ) ialah tuhan demokratis.
4). Ada yang tidak mau tahu masalah dan tujuan, yang tahu
ialah perintah dari atasan, atau dari yang mereka idolakan.
Jelasnya, percaya kepada yang di atas, atau simpati kepada
yang diidolakan. Mereka ikut rame-rame hanya karena perintah.
5). Banyak yang terbawa situasi dan kondisi, dalam arti lain
tertarik arus. Kategori yang terakhir ini tidak ada motip lain
kecuali secara kebetulan ikut rame-rame sekedar hiburan pesta
bergambar seragam. Dengan maksud yang seperti itu, maka
selalu mengikuti warna lingkungan di mana mereka berada. Dan
kategori terakhir ini, adalah yang paling banyak sehingga yang
paling meramaikan.
---------------------------------------------
24. Tanya:
“Apa sebabnya menegakkan kebenaran harus ada baro’ah
atau proklamasinya ?”
Jawab:
1). Memperhatikan ayat yang bunyinya:
334
25. Tanya:
“ Ada yang mengatakan bila tegaknya Daulat Islam
didahului oleh Baro’ah yakni proklamasinya, maka akan
menimbulkan ekses revolusi yang menimbulkan kegoncangan
diri. Dengan itu bagaimana jawabannya ?”
Jawab :
1). Penumbangan terhadap sesuatu kekuasaan di manapun
bisa menimbulkan ekses revolusi yang kadarnya sesuai dengan
bentuk revolusinya. Hal demikian bukan saja antara yang haq
dan yang batil, melainkan juga antara batil melawan batil.
Sebagai contoh, anda juga bisa memperhatikan bagaimana
revolusi Perancis, juga revolusi Bolsyevik, 1917 (Rusia).
Logikanya antara sesama ideologi yang bukan Islam pun terjadi
revolusi, maka bagaimana tidak akan terjadi revolusi antara
yang haq melawan yang batil ?
--------------------------------------------------------
26. Tanya:
“Bilamana hukum Islam secara keseluruhan diberlakukan di
Indonesia, maka apakah tidak bertentangan dengan sikap
toleransi terhadap pemeluk agama-agama selain Islam ?”
Jawab:
Jelas hal itu tidak bertentangan ! Bahkan memelihara toleransi
beragama. Sebab-sebabnya antara lain yaitu:
27. Tanya:
“Ada yang mengatakan bahwa sebagian ulama salaf
(terdahulu) tidak berusaha menggantikan pemerintahan yang
dipimpin oleh raja-raja yang zalim. Bila itu benar, maka apa
sebabnya ?”
Jawab :
Sebab, bahwa pemerintah kerajaan pada masa dahulu itu
adalah memberlakukan hukum-hukum Islam di masyarakat
Islam. Para penguasa pada jaman ulama salaf itu membela
Islam, dalam arti memberlakukan hukum Islam. Tidak didapat
dalam sejarah pada masa - masa itu raja - raja yang berani
melarang berlakunya hukum Islam dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Sebab itu para ulama salaf juga
tidak ada yang menyerukan perlawanan terhadap raja-raja.
Banyak terjadi konflik antara -pihak raja-raja dengan para ulama
salaf, tetapi hal itu merupakan tindakan pribadi-pribadi raja,
dalam arti tidak karena penggantian hukum-hukum Islam
dengan hukum-hukum kafir.
-------------------------------------------------------
28. Tanya:
344
Jawab :
1). Allah berfirman yang bunyi-Nya:
Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat oleh Fir’aun dan
kaumnya dan sekaligus apa yang telah mereka bangun.”
كنا قعودا فى مسجد رسففول الف صففلى الف عليففه وسففلم وكففان بشففير
يابشير بن سعد أتحفظ حففديث:رجوليكف حديثه فجاء أبوثعلبة فقال
انففا:رسول ل ال صلى الف عليففه وسففلم فففى المففراء ؟ فقففال حديفففة
قال رسول ال صففلى:احفط خطبته فجلس ثعلبة الحشنى فقال حديفة
( تكففون النبففوة فيكففم ماشففاء الف ان تكففون ثففم1) :الف عليففه وسففلم
( ثم تكون خلفة على منهففاج النبففوة2) .يرفعها إذا شاء ان يرفعها
350
افترقت اليهود والنصارى على ثلث وسبعين فرقة كلها فى النار إل
هم الذين على مثل ما أنا: قالوا من هي يا رسول ال ؟ قال.واحدة
.عليه اليوم وأصحابى
( ) اخرجه ألترمدي و الطبراني.
“Akan berpecah belah Yahudi dan Nashara menjadi 72
golongan dan akan berpecah umatku menjadi 73 golongan.
Semuanya di neraka kecuali satu. Shahabat bertanya: Siapakah
mereka ya Rasulullah ? Beliau menjawab: mereka itu adalah
orang-orang yang mengikuti aku dan para shahabat lakukan
hari ini.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani).
: قففال رسففول الف صففلى الف عليففه وسففلم:عن عففوف بففن مالففك قففال
واحففدة فىالجنففة وثنتفان، لتففترقن امفتى علففى ثلث وسففبعين فرقفة
)رواه. الجماعفة: قيل يارسول ال مفن هفم ؟ قفال.وسبعون فىالنار
.(ابن ماجه
“Dari ‘Auf bin Malik ia berkata: Telah bersabda Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya umatku akan
terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, satu golongan
masuk surga dan tujuh puluh dua golongan masuk neraka”.
Beliau ditanya: “Ya Rasulullah, siapakah satu golongan itu ?”.
Beliau menjawab: “AL-Jama’ah”. (HR Ibnu Majah).
352
Dengan tiga point itu saja, jika jujur maka harus diakui
bahwa golongan yang mengikuti jejak Nabi Saw dan para
shahabatnya, untuk di Indonesia ini ialah umat Islam yang
mempertahankan Proklamasi Negara Islam Indonesia, 7 Agustus
1949 dengan segala pengorbanannya hingga sampai sa’at ini.
Jawab :
Penyebabnya, antara lain yaitu:
6). Bisa ditakut-takuti oleh syaitan dari jenis jin dan manusia
sehingga tidak takut kepada Allah Swt. Perhatikan ayat yang
bunyinya:
Jawab:
Sebelum lanjut, perhatikan dulu bunyi ayatnya di bawah ini:
361
Tidak akan tanya dengan cara apa merekam gerak -gerik dan
suara tiap manusia, didunia saja kepada manusia telah diberikan
364
Kesimpulannya
Sungguh jelas bahwa yang dimaksud dengan “ulama” pada
ayat di atas tadi (Q.S.35:28) bukanlah yang hanya memiliki
ilmu agama, sedangkan hatinya cuma kepada kesenangan
duniawi, seperti kepada kedudukan serta kemasyhuran dalam
pandangan manusia sehingga lupa akan tempat kembali; alias
lupa terhadap hari perhitungan dari Allah. Melainkan, bahwa
yang dimaksud dengan ulama dalam ayat itu ialah orang yang
mengetahui kekuasan dan kebesaran Allah yang ditafakurinya,
baik itu yang bisa dilihat oleh mata maupun yang hanya bisa
368
-----------------------------------------------------
31. Tanya:
“Ada sebagian para penggede dari pemerintahan RI yang
apabila membaca Al-Qur’an didahului dengan Isti’adzah,
yakni mengucapkan, ”Aku berlindung kepada Allah dari
syaitan yang terkutuk”, tetapi apa sebabnya mereka masih saja
mempertahankan hukum-hukum kafir, seakan-akan belum
memperoleh perlindungan dari Allah ?”
Jawab:
Sebelum menjawab lebih lanjut, perhatikan dulu tiga ayat
di bawah ini:
Penjelasannya:
1). Kalimat “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang
terkutuk”, yang dimaksud dalam Al-Qur’an bukan hanya dalam
pengucapan, melainkan harus dalam praktek. Sebab, jika cuma
dalam ucapan alias kata-kata maka tidak bedanya dengan yang
sedang dalam berpuisi atau bersandiwara. Misalnya, seorang
wanita berkata kepada seorang pria, ”Aku berlindung
370
32. Tanya:
“Pada bulan Agutus tahun 1962 sebagian besar tokoh NII
menandatangani “Ikrar Bersama” yang secara dhohir telah
menyerah kepada musuh. Dengan itu atas dasar apa kita mesti
terkait dengan NII ?”
Jawab:
Yang menyerah itu adalah sebagian dari oknum pimpinan
NII. Artinya, bukan semuanya, tetapi sebagiannya, sehingga
masih ada estapeta kepemimpinan NII. Dengan itu sekalipun
sudah banyak oknum yang keluar dari NII, namun selama nilai
kepemimimpinannya masih ada, maka kita wajib terkait
dengannya.
Dalam hal ini kita perhatikan apa yang dialami oleh Ali
bin Abi Thalib setelah banyak ummat yang meninggalkannya,
pada suatu subuh Ali bin Abi Thalib melihat tentaranya yang
ada diperkemahan jumlah tinggal sekitar 1000 orang lagi,
Khalifah Ali tetap teguh tidak goyah, bahkan pada akhir
hayatnya mengatakan:” Tiada artinya perintah bila tidak
ditaati. Biarlah mereka pergi, cukup Allah dan Rasul-Nya
bagiku”.
373
Dari perkataan Ali r.a itu jelas bagi kita juga bahwa yang
menjadi keterkaitan kita terhadap NII itu karena nilai
kebenarannya. Dengan itu seandainya pun tinggal sendiri lagi,
namun jika masih memiliki nilai segai pelanjutnya, artinya tidak
batal dari tugasnya, maka diri tetap terkait dengan
kepemimpinan NII. Apalagi ditambah dengan aparat NII yang
tidak menyerah kepada musuh, melainkan karena pada waktu
dulu itu putus hubungan, sehingga tidak tahu keadaan yang
sesungguhnya. Sejalan dengan jawaban ini kita perhatikan ayat
yang bunyinya:
Dari ayat di atas itu diambil arti bahwa kita lepas tanggung
jawab terhadap perbuatan mereka yang telah menyimpang dari
tujuan kebenaran. Kita tetap berkewajiban melanjutkan
perjuangan tegaknya Daulah Islamiyyah, meski hanya tinggal
berberapa orang lagi. Perhatikan ayat yng bunyi-Nya:
Jawab:
Tidak benar ! Tegaknya NII berdasarkan undang-undang.
Dengan undang-undang itu, tidak berpecah-pecah. Melainkan,
tetap bersatu, yang pemerintahannya berjalan menurut dasar
yang ditetapkan dalam “Kanun Azasy”, dan sesuai dengan
pasal 3. dari Kanun Azasy tadi, sementara belum ada
Parlemen(Majlis Syuro), segala undang-undang ditetapkan
oleh Dewan Imamah dalam bentuk maklumat-maklumat yang
ditandatangani oleh Imam. Perhatikan dua petikan ayat di
bawah ini:
---------------------------------------------------------
34. Tanya:
376
Jawab:
1). Justru kita berpegang pada pedoman (undang-undang)
tersebut itu supaya kita tidak pusing, kecuali jika bagi yang
belum bisa memahaminya. Atau juga bagi yang sudah
memahami serta mengakui kebenaran yang dikandung undang-
undang itu sedang hatinya berat menerimanya. Itu satu di
antara penyakit hati ; mengaku kebenaran cuma didalam hati
menolak dalam sikap. Ada dua penyebab bagi yang
menafsirkannya menyalahi dari penafsiran yang sebenarnya,
yaitu:
Point yang kedua (2) ini biasanya terjadi pada orang yang
takut dengan undang-undang itu dirinya tergeser. Atau juga
gengsi serta malu jatuh wibawa karena sudah terlanjur
mempertahankan pendapatnya. Jadi, yang membuat umat
pecah-belah itu bukan undang-undangnya. Melainkan, jika
bukan faktor ketidakngertian, tentu sebab ketidakikhlasan sang
penafsirnya. Perhatikan ayat di bawah ini yang bunyinya:
Dari ayat itu dimengerti bahwa umat itu bisa bersatu apabila
berpegang pada "Hablulloh", garis yang ditentukan Alloh,
yaitu al-Quran dan sunnah Nabi SAW. Sebagai bukti, pada
awal berdirinya negara Islam di Madinah umat Islam yang
minoritas dan terus menghadapi berbagai gangguan fisik dari
dalam ataupun luar, namun tetap bersatu sebab semua umat
berpegang pada undang undang (piagam/undang undang
Madinah) sehingga seragam, baik itu dalam hal kepemimpinan
maupun dalam penentuan mana musuh dan mana bukan.
Dengan demikian bisa disimpulkan secara hukum bahwa yang
disebut berpecah-belah itu mereka yang tidak berundang-
undang (inkonstitusional). Perhatikan sabda Nabi SAW:
380
permainan bola saja dari setiap negeri bisa bersatu dalam satu
kompetisi, karena semua berpegang pada peraturan main bola.
Sebaliknya, meskipun cuma dalam satu kampung, namun jika
sebagian ada yang tidak mau berpegang pada peraturan main
bola, maka tidak akan jadi main bola yang sebenarnya,
melainkan main bola bohongan. Sama halnya dengan itu, bisa
disebut NII apabila memakai perundang-undangan NII. Bisa
bersatu di dalamnya jika semua pakai aturan-aturannya. Antara
lain yaitu PDB.
--------------------------------------------------
35. Tanya:
“Ada yang mengatakan, sejelek-jeleknya hasil musyawarah,
dan pengangkatan Adah Jaelani Tirtapraja pada Tahun 1978
itu di Tangerang adalah hasil musyawarah. Tapi, apa sebabnya
hal itu tidak bisa dinyatakan sebagai musyawarah NII ? ”
382
Jawab:
Musyawarah bisa disebut baik, apabila musyawarah itu
sesuai dengan undang-undang. Tetapi, karena yang menamakan
musyawarah NII, Mahoni 1978 di Tangerang itu bertentangan
dengan undang-undang NII, maka pengangkatan Adah Jaelani
Tirtapraja sebagai Imamnya itu bukan saja tidak baik,
melainkan juga secara hukum bukanlah musyawarah NII yang
sebenarnya dari Proklamasi 7 Agustus 1949. Bila ada yang
mengatakan baik, maka itu hanyalah menurut tinjauan dari
pribadi dan bukan menurut dasar hukum NII. Sebab-sebabnya
antara lain yaitu:
-----------------------------------------------------
36. Tanya:
“Ada yang mengatakan bahwa literatur informasi mengenai
menyerahnya sebagian besar pimpinan TII itu hanya dari yang
diterbitkan oleh media cetak pihak luar NII. Dengan bagaimana
menanggapi perkataan itu ?”
Jawab:
386
------------------------------------------------------
37: Tanya:
387
Jawab:
Justru dikeluarkannya MKT No.11, tahun 1959 itu karena
NII dalam Darurat Perang yang kondisinya tidak bisa
menjalankan Bab IV Pasal 2 (Pengangkatan Imam oleh Majlis
Syuro). Karena itu, sungguh tidak masuk akal, jika
pengangkatan Imam oleh MKT No.11 (Undang-undang Produk)
tidak bisa dijalankan sedangkan oleh Kanun Azasy Bab IV
Pasal 12 Ayat 2 bisa dijalankan !
maka wajib kita berpegang dengannya. Dan ada yang tidak bisa
dijalankan, maka boleh meninggalkannya. Seperti halnya
mengenai persenjataan yang objeknya selalu mengalami
perubahan ( dulu belum ada AK 47 dan M 16). Berbeda halnya
dengan estapeta kepemimpinan Imam. Karena hal itu yang
bersangkutan dengan keutuhan negara dan persatuan
ummat, merupakan hal prinsip dan orangnya masih ada serta
utuh, kita tidak bisa meninggalkannya. Sebab, kita diwajibkan
taat kepada hukum semaksimal kemampuan (Q.S. 64:16).
Jawab:
Sudah pasti hal itu mesti didasari kriteria. Tetapi, semua
kriteria tidak boleh diluar peraturan. Sebab, dalam peraturan-
peraturan itu sudah mengandung kriteria. Justru dengan
peraturan (MKT.No.ll tahun 1959 ) itu supaya pengangkatan
pemimpin tidak keluar dari kriteria yang sudah ditentukan.
Semua pemimpin negara manapun memiliki kriteria, tetapi
semua kriteria itu tetap dalam lingkup peraturan negara.
-----------------------------------------------------
38. Tanya:
”Bukankah Undang-undang itu bisa dirubah ?”
Jawab:
Betul undang-undang itu bisa dirubah, tetapi harus oleh
yang berhak untuk merobahnya. Yaitu oleh Majlis Syuro. dan
389
----------------------------------------------------------
39. Tanya :
“Bolehkah yang menyerahkan diri kepada musuh pada tahun
1962 atau sebelumnya itu disebut sebagai ijtihad ?”
Jawab:
1). Adanya ijtihaad itu apabila menghadapi masalah yang
tidak didapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah, maka diputuskan
dengan ijtihaad, dan keputusan itu tidak menyimpang dari
Qur'an dan Sunnah. Adapun kabur dari medan perang
meninggalkan Imam kemudian datang kepada musuh
menyerahkan diri serta menyatakan setia kepada mereka itu,
jelas melanggar hukum Al- Qur'an dan Sunnah Rasul Saw.
------------------------------------------------
40. Tanya:
“Bagaimana terhadap perkataan bahwa kembali kepada
undang-undang nanti saja bilamana sudah ada kekuatan ?”
Jawab:
1). Kalau begitu ada kesamaannya dengan umat Tholut yang
apabila sudah ditunjukkan, maka menolaknya kecuali sedikit.
Perhatikan ayat-yat di bawah ini:
-------------------------------------------------
41. Tanya:
“Seandainya pada waktu dulu para komandan TII itu terus
bertahan, maka apakah mereka tidak akan habis sehingga
tidak ada sisanya yang sampai kepada kita sekarang ?”
Jawab:
1). Sebelum menjawab lebih lanjut, kita lihat ayat di bawah
ini yang bunyinya:
395
Jawab:
Permulaannya tersebar kata "Hudaibiyah" dalam kalangan TII,
setelah banyak komandan mereka yang menyerahkan diri ke
pihak musuh. Sedangkan pada waktu itu sebagian prajurit TII
terus bertahan tidak mau menyerah. Dilain pihak, sebagian eks
pimpinan mereka yang dekat dengan penguasa RI mengadakan
398
1). Ada yang tujuannya supaya pasukan TII itu turun gunung
mengikuti jejak pimpinan yang sudah menyerah sehingga
pimpinan itu dianggap masih berwibawa.
--------------------------------------------
43. Tanya:
“Bagaimana jika menyerahkan diri kepada musuh, Tahun
1962 itu sebagai siasat perang ? “
Jawab :
400
---------------------------------------------------------
44. Tanya :
"Bagaimana jika Ikrar Bersama, 1 Agustus 1962 itu
diniatkan sebagaimana yang terjadi pada Amar bin Yasir ?"
Jawab :
Adanya Ikrar Bersama 1 Agustus 1962 akibat dari pada
pelakunya itu setelah menyerahkan diri dengan sengaja
mendatangi musuh, yang akhirnya pihak musuh menyodorkan
kepada mereka supaya menandatangani pernyataan secara
tertulis untuk dijadikan bukti sejarah. Tidak bedanya dengan
yang sholat ashar kehabisan waktunya karena ia sengaja tidur
pada waktu ashar sehingga jika bangunnya pada waktu maghrib,
hal itu merupakan pelanggaran sebab didahului oleh
kesengajaan.
Jawab:
"Tidak benar !" Melainkan, menjelaskan sejarah. Sebab,
yang dikutip dalam Risalah At-Tibyan itu hanya sebatas sejarah
yang berhubungan dengan para pelaku sejarah NII. Artinya,
tidak berkaitan dengan yang bersifat pribadi. Menjelaskan
kenyataan sejarah merupakan keharusan, apalagi selaku
pimpinan NII, sehingga di dapat kejelasan. Dalam Al-Quran
disebutkan :
46. Tanya:
“Bisakah pengakuan terhadap pemimpin itu sekedar atas
pertimbangan jasanya yang terdahulu atau pernah membina
kita kepada keislaman diri ?”
Jawab :
1). Menjawab pertanyaan demikian terlebih dulu kita lihat
petikan ayat yang bunyinya: "...sebenarnya Allah Dia-lah yang
melimpahkan ni'mat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada
keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar".__
(Q.S.49/17).
oleh orang lain, maka hak pengakuan dan waris serta kewajiban-
kewajiban si anak terhadap ayahnya tetap tidak putus, walau
ayahnya itu dianggap tidak berjasa membesarkan si anak tadi.
Dari ayat itu, bisa di ambil arti bahwa amalan (jasa) yang
baik akan hapus apabila pada akhirnya diingkari. Sebagaimana
halnya yang tadi berjihad fi sabilillah, tetapi kemudian
menyesali diri.
----------------------------------------------------------
408
47. Tanya :
“Bagaimana jika di antara para mantan pimpinan /
komandan TII yang telah berbalik dari NII itu, kemudian
bertaubat bolehkah menjadi aparat lagi ?”
Jawab :
Ya, boleh apabila cara bertaubatnya itu sesuai dengan
ketentuan hukum Al-Quran, antara lain sebagai berikut :
hukum itu yang ditarik tarik, supaya lentur sesuai dengan nafsu
sendiri ???
Jawab:
1). Kata-kata "kalau menang" adalah hal lamunan atau belum
pasti. Yakni, di awang-awang. Dan dalam kenyataan sejarah ada
pihak yang tadinya dianggap lebih unggul untuk meraih
415
(b). Nyata, pihak Muawiyah yang menang, maka Ali tetap tidak
mengakuinya. Pengertiannya, kepada yang sudah jelas menang
saja, Ali tidak mengakuinya, maka apalagi kepada yang baru
"kalau menang".
(b). Kalah dalam nilai, karena menangnya itu baru kalau, yang
sudah jelas adalah rugi dalam nilai. Yakni, tidak menempati
posisi yang Haq, yaitu di luar aturan sehingga ilegal. Sesuatu
yang tidak beraturan mengandung ketidakjelasan, dan hal itu
bertentangan dengan Haq.
Jawab:
Nilai Proklamasi Negara Islam Indonesia 7Agustus 1949
hanya wilayahnya yang dikuasai musuh, tetapi nilai proklamasi
serta nilai estapeta kepemimpinannya tetap utuh. Nyatanya:
418
وإذا ففرض أنفه لتوجفد دار عفدل بفأن ليكفون خليففة المسفلمين ثفم
فعنفدئذ تصفبح دار، ليحكم بالسفلم وشفرائعه وليلفتزم النفاس بفه
وفي هذه الحالففة يجففب علففى، السل كلها دار ردة أوبدعة أو فسوق
المسلمين عامة وعلى أهل الحل والعقد خاصة فريضففة إقامففة المففام
والجهففاد معففه حففتى ترجففع أرض السففلم كلهففا فتصففبح دار عففدل
وليصح أبدا وليجوز أن يبقى المسلمون ساعة واحففدة بل خليفففة أو
. وبل دار ينفذ فيها حكم السلم، إمام
“Apabila sudah tidak ada Daarul Adli (daerah Islam yang
adil), karena tidak ada khalifah muslimin, serta tidak berlaku
hukum Islam, maka daerah itu jadi Daarul Riddah, bid’ah atau
fasik. Dalam keadaan ini wajib kepada segenap muslimin
umumnya dan kepada Ahlul Halli wal Aqdi khususnya
mengangkat Imam, serta berjihad besertanya sehingga bisa
mengembalikan bumi Islam yang semua daerahnya menjadi
daerah adil. Sebab, tidak boleh(haram) bagi muslimin
sekalipun satu jam jika tanpa khalifah atau imam, atau tidak
punya daerah yang mengarah kepada hukum Islam.”.
“D
-------------------------------------------------
50. Tanya:
“Apa perbedaannya antara ambisi kepemimpinan dengan
kewajiban menyatakan sebagai pemimpin ?”
Jawab:
Pemimpin Islam berkewajiban menyatakan dirinya selaku
pemimpin. Sebagaimana Rasulullah juga menyatakan: Bahwa
aku adalah Utusan Allah (Anaa Muhammad dur rasulullah).
Berdasarkan itu, jika seseorang yang sudah jelas memiliki
legitimasi selaku pemegang estapeta kepemimpinan kemudian
selalu tampil menjelaskan fungsinya kepada ummat yang belum
tahu, maka itu adalah suatu yang Hak (kebenaran). Dan sama
sekali bukan ambisi, melainkan kewajiban.
Jawab:
1). Sabda Nabi saja bisa menjadi dho'if bila bertentangan dengan
ayat, apa lagi sekedar perkataan Imam. Seandainyapun benar
Imam berkata demikian, maka "perintah" itu batal demi
hukum ! Perhatikan Q.S.47:35.
5). Pada tanggal 4 Juni 1962, Imam itu dalam keadaan sakit,
tidak berdaya sehingga tertangkap kemudian diboyong oleh
musuh. Maka, sejak itu Imam berhalangan dari menunaikan
tugasnya. Juga sejak sa'at itu pula tugas sebagai KPSI
(Komando Perang Seluruh Indonesia) langsung beralih kepada
yang tercantum dalam Maklumat Komandemen Tertinggi atau
dengan washiat Imam tahun 1959.
426
Jawab:
Sebelum lanjut menjawab pertanyaan di atas itu, kita
kemukakan dulu bunyi amanat Imam Tahun 1959 dalam point
5. Yaitu, "Jika Imam berhalangan, dan kalian terputus
hubungan dengan panglima, dan yang tertinggal hanya
prajurit petit saja, maka prajurit petiti harus sanggup tampil
jadi Imam".
-------------------------------------------------------
53. Tanya:
“Adakah contohnya dari Nabi SAW tentang pengangkatan
pemimpin berdasarkan aturan (maklumat) ?”
Jawab:
Jelas ada ! Tentu versinya sedikit berbeda, karena kondisi
perangnya juga berbeda. Akan tetapi, nilainya sama dan
tujuannya juga sama, yakni guna kelancaran dalam menghadapi
darurat perang.
--------------------------------------------------
54. Tanya:
“Bagaimana tanggapan kita terhadap perkataan bahwa
kondisi medan perang antara Tahun 1961 - 1962, pihak T I I
itu dalam keadaan terjepit, seandainya orang yang sekarang
429
Jawab:
1). Dalam baiat T I I pada point 3 disebutkan “sanggup
berkorban dengan jiwa, raga dan nyawa. Kemudian dalam
point 5 Yaitu sanggup membela pemimpin Negara Islam
Indonesia. Dengan baiat sedemikian mestinya yang
dipermasalahkan bukan dari hal kondisi terjepit atau tidak
terjepit, melainkan mengapa tidak membuktikan baiat dengan
bersedia mengorbankan nyawa. Sebab, bagimanapun
terjepitnya, tetapi jika nyawa yang menjadi taruhannya, maka
tidak ada istilah menyerah. Perang Akhzaab pun terjepit, begitu
juga ummat Nabi Musa as sampai di Laut Merah, mereka
terjepit, tetapi karena nyawa yang dipertaruhkan maka tidak
menyerah.
mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang
menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merobah
(janjinya), ”.S.33:23).
Dengan keterangan di atas itu jelas bahwa tidak semua
orang akan menyerah kepada musuh (thagut), sebagaimana ada
ayatnya berarti ada orangnya, yang tidak mengubah pendirian,
meski “yuqtaal (dibunuh)” risikonya.
Masih dalam point ini perhatikan pula ayat yang di bawah ini
yang bunyinya:
-----------------------------------------------------------
55. Tanya:
“Kalau begitu siapakah yang memegang estapeta
kepemimpinan NII dalam darurat perang setelah Imam awal
tertangkap tanggal 4 Juni 1962 ?”
Jawab:
Guna menjawab pertanyaan di atas itu kita lihat terlebih
dulu bunyi undang-undang di bawah ini:
---------------------------------------------------
56. Tanya:
“KUKT, Abdul Fatah Wirananggapati dipenjarakan oleh
musuh dalam tahun 1953, kemudian dibebaskan pada tahun
1963. Maka, bagaimanakah hubungannya dengan MKT No. 11
yang dikeluarkan pada tahun 1959 ?”
Jawab:
Harus diperhatikan bahwa yang ditunjuk oleh peraturan itu
bukanlah ditujukan kepada pribadinya, melainkan terhadap
"jabatannya", yaitu Anggauta-Anggauta K T, termasuk
didalamnya KSU, dan K.U.K.T.. Dengan itu bilamana salah
seorang dari yang jabatannya setaraf dengan AKT(Anggaota
Komandemen Tertinggi) itu pernah ditawan musuh dari tahun
434
57. Tanya:
“Apakah tidak mungkin bila sewaktu KUKT itu ditawan
lalu ada lagi yang diangkat menjadi KUKT, sehingga KUKT
itu tidak satu ?”
Jawab:
Dalam Islam itu, kita diwajibkan menentukan hukum
dengan kenyataan atau dengan yang sudah bukti. Dengan itu
kita pun bertanya, mana buktinya ada pengangkatan K.U.K.T.,
sewaktu K.U.K.T. ditawan dari tahun 1953 - 1963 selain
daripada dirinya ? Kalau ada, maka mesti dibuktikan dengan
fakta sejarah mengenai apa yang pernah dilakukan olehnya
dalam tugas KUKT. Jika tidak berani muncul apalagi ummat
telah mencarinya, maka berarti tidak bertanggung jawab
terhadap Allah Swt., juga ummat dan Negara. Dan berati juga
telah menggugurkan jabatannya atau desersi.
436
---------------------------------------------------------
58. Tanya:
“Apakah setelah KUKT Abdul Fatah Wirananggapati
bebas dari penjara musuh pada tahun 1963, pada waktu itu
juga menyatakan dirinya sebagai pemegang estapeta
kepemimpinan NII ?”
Jawab:
Abdul Fatah Wirananggapati diangkat sebagai K.U.K.T pada
Tahun 1953 dan pada tahun itu juga tertangkap di Jakarta
setelah kembali dari Aceh melantik Daud Bereuh selaku
Panglima Wilayah V TII Cik Di Tiro. Mendekam selama
sepuluh tahun di Nusakambangan, membuat dirinya tidak
banyak dikenal oleh warga NII apalagi dalam hal jabatan
KUKT-nya.
3). Adanya sebagian eks pimpinan TII yang tidak sadar dalam
monitoring serta arahan dari pemerintah RI, sehingga
terpancing memunculkan kepemimpinan, dengan tidak
berdasar pada peraturan NII.
-----------------------------------------------------
59. Tanya:
“Apa sebabnya ketidaksukaan seseorang terhadap pemimpin
tidak menjatuhkan legitimasi pemimpin ?”
445
Jawab:
Sebab, suka atau tidak suka adalah relatif, yakni berubah-
ubah. Bisa saja sekarang tidak suka, tetapi besok suka. Dan itu
juga tergantung kepada orangnya. Lain orang;lain lagi
kesukaannya. Seandainya, legitimasinya pemimpin itu bisa
dijatuhkan oleh ketidaksukaan seseorang, maka selamanya tidak
akan ada persatuan dan terus perpecahan.
Jawab:
1). Sebab, yang pertama dituntut itu, yakni "ada"nya, dan
bukan bagusnya dulu.
446
-----------------------------------------------------------
61. Tanya:
“Bagaimana jika tidak memihak kepada yang manapun
karena diri menunggu mereka berishlah terlebih dulu ?”
Jawab:
Sebelum lanjut kita lihat ayat yang bunyinya:
---------------------------------------------
62. Tanya:
“Bukankah mukmin dilarang tersengat dua kali pada
lobang yang sama, maka bagaimanakah dengan Abdul Fattah
Wirananggapati berulang kali dipenjarakan ?”
Jawab:
Barangkali pertanyaan ini lahir dari interpretasi sabda Nabi
Saw yang bunyinya:
ليلدغ المؤمن من جحرمرتين
”Jangan sampai disengat seorang mukmin dari suatu lobang
sampai dua kali”.
450
Jawab:
Apabila Imam batal dari kepemimpinan NII, maka
penggantinya diambil dari diantara mereka yang kedudukannya
setaraf dengan para A.K.T. sebagaimana yang tercantum dalam
453
64. Tanya:
“Atas dasar apakah seseorang itu harus merubah pengakuan
terhadap pemimpin yang semula diakuinya, bila kemudian
ternyata bahwa yang selama ini diakuinya bukanlah pimpinan
yang haq ?”
Jawab:
Pada saat ditulisnya tanya jawab ini, Negara Islam
Indonesia belum defakto kembali, maka tidak setiap ummat bisa
454
-------------------------------------------------
65. Tanya:
“Apa sebabnya K.U.K.T., Abdul Fatah Wirananggapati
tertangkap di Jakarta Tahun 1953 sepulang melantik Daud
Beureh, sebagai Panglima Wilayah V T I I Cik Di Tiro ?”
Jawab:
Karena terjerat jaring rencana lawan yang telah lama
digelar sejak dua tahun sebelumnya (1951 ), terhadap NII
secara keseluruhan, sehingga pada tahun-tahun itu yang
tertangkap di Jakarta bukan hanya Abdul Fatah W., melainkan
juga Sohby, kolonel TII, Wakil Komandan Komando Wilayah
I Sunan Rahmat.
at dari Agus Abdullah tersebut segera dibahas oleh Ukon Sukandi bersama
komandan itelijen TNI, Letnan Muda Satiri dan Komandan
Seksi I KMKB- DR, Lettu Suhadi. Dengan persetujuan Seksi I
KMKB-DR (Komando Militer Kota Besar - Djakarta Raya),
segera Ukon Sukandi dan Ali Murtado menyusun personalia
Perwakilan Pemerintah NII sebagya menanam padi saja jelas
dari mana dimulainya, serta mana yang harus didahulukannya.
Maka, apalagi berjihad menegakkan Kalimatillaahi hiyal ‘ulyaa
!
-----------------------------------------------
ya :
457
tadi disebutkan bahwa perjuangan itu harus dimulai dari yang terjangkau
seperti di Indonesia, tidak usah sedunia dulu, maka mengapa
tidak bisa memproklamirkannya untuk sekabupaten saja atau
satu kecamatan ?”
Jawab :
1). Wilayah yang dijajah oleh Belanda di Indonesia pada waktu
itu seluas Indonesia. Maka, bila pada waktu itu umat Islam
Indonesia tidak mengklaim wilayah se-Indonesia, misalnya
cuma satu kabupaten, tentu masih banyak daerah yang
tersisakan dan berarti umat Islam tidak mau bersatu. Sedangkan
jauh sebelumnya, Umat Islam di Indonesia telah membentuk
kesatuan politik guna menegakkan negara yang didalamnya
memberlakukan hukum-hukum Islam.
2). Tidak seimbang dan tidak logis atau sungguh jauh dari
jangkauan jika musuhnya menguasai wilayah se-Indonesia lalu
kita memproklamasikannya cuma satu kabupaten, nanti bisa-
bisa bakal banyak negara di Indonesia, sedangkan sebelumnya
juga umat Islam di seluruh Indonesia sedang menuju persatuan.
Jawab:
Jiwa kebangsaan yang disebut ashobiyah ialah yang
mengandung arti cinta terhadap satu bangsa, hanya karena
sebangsa dengan dirinya, tanpa memperdulikan salah atau
benar. Jadi, orang yang berperang membela kebangsaan
(Ashobiyah), artinya bahwa yang menjadi dasar utama bagi
dirinya berperangnya itu ialah karena bangsanya sedang
berperang dengan bangsa lain, sehingga dirinya berpihak
kepada bangsanya itu dengan tidak memperdulikan mana yang
salah dan mana yang benar. Dalam arti lain bahwa berperang
nya itu bukan karena membela kebenaran (hukum) dari Allah.
Pengertiannya, meskipun bangsanya itu dalam posisi yang salah,
namun tetap dibela, karena satu bangsa. Sebaliknya, walaupun
dalam posisi yang benar (haq), namun karena tidak sebangsa,
maka diperanginya. Itulah yang dimaksud “Ashobiyah”.
-----------------------------------------------------------
19. Tanya:
“Apa sebabnya Proklamasi Negara Islam Indonesia,
7Agustus 1949 bukanlah proklamasi negara dalam negara ?”
Dan harus bagaimanakah kita dalam mempertahankannya ?
Jawab :
Menjawab pertanyaan ini, penulis akan menguraikan
sebagian dari apa yang sudah dikemukakan dalam tulisan yang
berjudul “Furqon di Indonesia", pada bagian terakhir yang
ditulis pada bulan Mei 1986 M. dibawah ini:
460
--------------------------------------------------------
66. Tanya:
“Bagaimana tanggapan dari Dewan Imamah NII terhadap
petikan wawancara Abdul Fattah Wirananggapati yang dimuat
dalam Majalah Ummat halaman 25 terbitan tanggal 9
Desember 1997 ?”
Jawab :
Untuk mengetahuinya baca saja surat tanggapannya di
bawah ini:
463
464
465
67. Tanya :
“Kesimpulan surat tanggapan dari Dewan Imamah NII
tanggal 22 Desember 1996 terhadap petikan wawancara Abdul
Fattah Wirananggapati dalam Majalah Ummat tanggal 9
Desember 1996, Dewan Imamah memutuskan di antaranya
yaitu membatalkan tugas wajib sucinya terhadap Abdul Fattah
Wirananggapati. Dengan demikian siapakah Imam NII
pengganti Abdul Fattah Wirananggapati itu ?”
Jawab:
Segera setelah Dewan Hakim memutuskan vonis yakni
diberhentikan dari tugasnya sebagai Imam NII, dan diterima
keputusan itu oleh Abdul Fattah Wirananggapati, terbukti ketika
ditawarkan kesempatan untuk membela diri, beliau tetap
menerima kebersalahan dirinya tanpa memerlukan pembelaan
lebih lanjut. Maka Dewan Imamah secara bersungguh sungguh
dan penuh tanggung jawab pada hari itu juga, bermusyawarah
untuk memilih dan mengangkat Imam Negara Islam Indonesia.
466
68. Tanya:
“Bagaimanakah tanggapan kita terhadap ummat Islam yang
berada di wilayah selain Indonesia, bila mereka mendirikan
negara yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw ?”
Jawab:
Kita mendukung perjuangan Islam dimanapun mereka
berada, dan bertekad untuk menjalin kerja sama dan
persaudaraan baik dengan negara Islam berjaya maupun yang
masih berjuang menunaikan wajib sucinya. Sebab dalam
perhubungan tingkat negara itulah Khilafah Islamiyyah
diupayakan untuk kembali hadir di muka bumi. Inilah jalan yang
realistik menuju tegaknya Khilafah ‘Ala Minhaji Nubuwwah.
Tidak seperti yang dibayangkan sementara kelompok, sejak
pertama berjuang sudah mentargetkan perjuangannya pada
keIslaman yang mendunia, sementara komunitas muslimin di
tempat asalnya sendiri masih dibelenggu sistem thoghut yang
mesti dijauhi dan diingkari (S.16:36, S.39:17, S.4:60).
DR. A Hasymy
Apabila diangkat lagi dalam negeri yang telah ada imam itu,
diangkat lagi seorang imam yang lain. Maka Imam baru itu
harus dibunuh bila tidak bersedia mengundurkan diri.
Karena itu sadarlah akan hal yang demikian, yang mana sesuai
dengan kaidah dan syari’ah dalil yang mengarahkannya kesitu.
Anda tidak usyah menghiraukan pendapat yang lain, karena
perbedaan wilayah Islam di zaman permulaannya dengan
keadaan dewasa ini amatlah nyata, lebih terang daripada
matahari di siang bolong. Dan orang yang membantah
kenyataan ini, tidak layak diladeni dengan hujjah, karena
pendapatnya tidak logis.
69. Tanya :
“Bagaimana dengan pendapat bahwa kholifah itu harus
dari Quraisy ?”
Jawab :
Itu bukan pendapat tetapi sebuah hadits nabi yang shohih,
kami membenarkan hadits itu, sebab di sa’at Khilafah tegak
untuk seluruh bumi, maka sentral pemerintahan yang paling
tepat adalah di Makkah, sehingga setahun sekali muslimin di
seluruh bumi bisa datang ke ibu kota khilafah Islamiyyah untuk
menerima fatwa fatwanya ketika menunaikan ibadah haji ke
tanah suci tersebut. Sehingga dengan demikian kesatuanpaduan
ummah dengan mudah terus terjaga, begitu pula dengan
kedekatan hati Ummah pada khalifahnya.
70. Tanya :
“Apakah NII anti terhadap manhaj Salafi ?”
Jawab :
Sejak mula diproklamasikan NII menjadikan Islam sebagai
asas negara dan menjadikan Al Quran dan Hadits shohieh
menjadi hukum tertinggi yang berlaku di negara kami. Bagi
seluruh warga NII Al Quran dengan penafsirannya yang benar,
Al Hadits dengan keshohihannya adalah seutama utama ilmu
yang harus dijunjung tinggi, dipelajari, Karena itulah tulang
punggung negara kami.