You are on page 1of 33

PRINSIP-PRINSIP KESEHATAN LINGKUNGAN

(Bencana meupakan masalah kesehatan lingkungan/masyarakat disaster


surveillance cycle dan Terdapat empat mitos tentang bencana)

KARYA TULIS
Diajukan memenuhi tugas mata kuliah prinsip-prinsip kesehatan lingkungan

Dr. Ir. Tb Benito A Kurnani, Dip.EST

OLEH :
RAUDATUL JANNAH

PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM PASCASARJANA-FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

2009

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...........................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................
1. Menapa bencana merupaan masalah kesehatan..............................
lingkungan dan masyarakat............................................................. 4
1.1. Jenis bencana alam......................................................................... 4
1.1.1. Bencana alam akibat prilaku manusia......................................... 5
1.1.1.1 Banjir ........................................................................... 5
1.1.1.2 Longsor .......................................................................... 6
1.1.1.3 Kebakaran Hutan...................................................................... 7
1.2. Bencana alam merupakan bahaya alam.........................................8
1.2.1 Gempa bumi ...........................................................................8
1.2.2 Tipe Gempa bumi........................................................................9
1.2.3 Penyebab Gempa bumi................................................................10
1.3 Kerusakan akibat gempa.................................................................11
1.4 Dampak kebakaran liar...................................................................14
1.5 Penyakit akibat bencana..................................................................15
1.6 Penyakit akibat asap........................................................................19
1.7 Identifikasi sumber ancaman..........................................................19
1.8 Penyakit akibat gempa....................................................................20
1.9 Pengenalan penyakit akibat gempa.................................................22
1.9.1 Leptospirosis ...........................................................................22
19.2 Malaria ...........................................................................25
1.9.3 Chikungunya ...........................................................................33
1.9.4 Tetnus ...........................................................................42

2
2. Apa yang dimaksud disaster surveillance cycle...............................46
2.1. Analisis situasi ...........................................................................46
2.2. Kebijakan ...........................................................................47
2.3. Pelayanan kesehatan dalam bencana.............................................48
2.4. Pencegahan ...........................................................................48
2.5. Bagaimana menghindari timbulnya peny pasca banjir..................49
2.6. Langkah penenggulangan bidang kesehatan..................................50
2.7 Aspek kesehatan lingkungan...........................................................51

3. Terdapat empat mitos tentang bencana............................................. 58


3.1. Tenaga medis sukarela luar negri dari berbagai latar belakang..... 58
3.2. Epidemi dan wabah tidak dapat dihindari...................................... 59
3.3. Bencana alam pembunuhan secara acak........................................ 59
3.4. Kembali secara normal.................................................................. 61

4. Kesimpulan ........................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 62

3
1. Mengapa bencana meupakan masalah kesehatan
lingkungan/masyarakat
2. Apa yang dimaksud dengan disaster surveillance cycle
3. Terdapat empat mitos tentang bencana, yaitu :
(a) tenaga medis sukarela luar negeri dari berbagai latarbelakang diperlukan
(b) epidemi dan wabah     tidak dapat dihindari setelah terjadi bencana
(c) bencana adalah pembunuhan secara acak, dan
(d) segala sesuatu kembali normal setelah beberapa minggu. 
Buatlah suatu uraian mengenai keempat hal tersebut pada kenyataannya.

1. Mengapa bencana merupakan masalah kesehatan lingkungan atau


masyarakat
Becana merupakan masalah kesehatan lingkungan atau masyarakat karena,
Bencana alam merupakan situasi yang gawat. Kehidupan sehari-hari mendadak
terganggu sehingga manusia menjadi tidak berdaya dan menderita karenanya.
Resiko kematian, resiko cedera, resiko penularan penyakit, kehilangan tempat
tinggal, kekurangan bahan makanan dan minimnya layanan kesehatan dasar saat
bencana cukup tinggi. Melihat dampak bencana yang ada, bencana merupakan
prioritas kesehatan masyarakat. Sistem kesehatan masyarakat memainkan peranan
yang penting.
Bencana alam terjadi tidak lepas dari ketamakan dan keegoisan manusia yang
tidak menjaga lingkungannya. (misalnya banjir dan tanah longsor ) akan tetapi
bencana alam bisa juga merupakan konsekuensi dari bahaya alam (misalnya letusan
gunung berapi, gempa bumi) yang bergerak dari potensi ke tahap yang aktif, dan
sebagai hasilnya akan mempengaruhi kegiatan manusia. Dalam beberapa kasus
bencana tersebut telah mengakibatkan hilangnya jutaan jiwa. Maka bencana alam
dapat digolongkan menjad dua jenis
1. Bencana alam akibat prilaku manusia
2. Bencana alam merupakan dari bahaya alam

4
1.1 Jenis-jenis bencana alam

Bencana alam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

1. Bencana alam akibat prilaku manusia


2. Bencana alam merupakan bahaya alam

1.1.1 Bencana alam akibat prilaku manusia


Bencana alam akibat prilaku manusia, seperti banjir dan longsor yang sering
terjadi sekarang ini, pada saat musim hujan kejadian sering sekali.
1.1.1.1 Banjir
Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air
yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau
pecahnya bendungan sungai. Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya
mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi
kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi
adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan
air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.
1. Penyebab Utama Banjir

Prilaku manusia yang menyebabkan terjadinya peluapan air sungai karena


sungai menyempit akibat bantaran sungai dipakai untuk bangunan hunian manusia
sehingga sungai menyempit dan dangkal. Bendungan yang tidak terpelihara
mengakibatkan bendungan jebol seperti bedungan situgintung akibat kelalaian
aparat pemerintah yang bertanggung jawab di daerah tersebut, tidak tanggap
terhadap laporan masyarakat adanya retakan tembok bendungan dan ditunjang
dengan umur bendungan yang sudah ratusan tahun yang dibuat dari jaman Belanda.

5
Penggundulan hutan yang mengakibat kan erosi dan yang lebih parah lagi terjadi
banjir bandang seperti di kota Medan daerah pariwisata hancur akibat adanya banjir
bandang yang menghebohkan. Kejadian tersebut setelah di telususri ternyata di
daerah hulu terjadi penggundulan hutan yang sangat besar-besaran akibat
pembalakan hutan tanpa melakukan reboisasi. Tanahnya mempunyai daya serapan
air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk
menyerap air. Hal ini terjadi akibat di kota-kota besar, akibat pembangunan jalan
tanpa drainase yang baik, tidak adanya taman resapan yang cukup sekitar 10 % dari
luas tanah perkotaan. Perilaku salah tersebut apabila terjadi hujan yang terus
menerus dengan curah hujan yang tinggi, yang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba
yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut
banjir bandang

1.1.1.2 Longsor

Hutan dieksploitasi secara besar-besaran oleh negara untuk dijadikan sebagai


penopang pembangunan ekonomi nasional. Berbagai upaya dilakukan untuk
memanfaatkan hutan semaksimal mungkin untuk meraih keuntungan ekonomis.
Secara konseptual pemanfaatan hutan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi
dilakukan sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan, namun kenyataan di
lapangan menunjukkan tidak terdapat keseimbangan antara pemanfaatan dan upaya
pelestarian. Setiap tahun hutan mengalami degradasi yang cukup tajam baik dari
segi kuantitas maupun kualitas.
Penebangan yang terus-menerus (legal dan ilegal) berdampak terhadap
hilangnya sumber air, yang didasari prinsip siklus resapan air, di mana sistem
perakaran dari pepohonan yang ada di hutan tidak lagi berfungsi sebagai resapan air
hujan. Dengan demikian, air tidak mampu diserap oleh tanah dan aliran air
permukaan hanya berfungsi untuk mencuci hara yang ada di lapisan tanah bagian

6
atas. Akibatnya, bencana longsor dan banjir  setiap tahun dirasakan oleh berbagai
daerah di negeri ini.
Sebagian masyarakat yang sama sekali tidak mengerti dan memahami fungsi
hutan menganggap hutan boleh dirambah dan diambil kayunya karena anugerah
Tuhan. Akan tetapi, aksi-aksi perambahan yang dilakukan masyarakat bukan semata
karena ketidaktahuan akan pentingnya fungsi hutan. Cukong-cukong kayu atau
pengusaha nakal yang menyalahgunakan  hak pengusahaan hutan (HPH) diduga
berdiri di belakang aksi masyarakat tersebut.
Perlu kita sadari bahwa kerusakan hutan merupakan bagian dari kerusakan
republik ini. Sektor kehutanan menghadapi masalah yang sangat kompleks akibat
tekanan luar biasa, terutama di era reformasi ini. Lemahnya upaya penegakan hukum,
praktik illegal logging yang merajalela, kebakaran hutan dan lahan, klaim atas
kawasan hutan, penyelundupan kayu, aktivitas pertambangan, perambahan dan
konversi kawasan hutan ke areal penggunaan lain serta review rencana tata ruang
yang tidak memenuhi kaidah yang berlaku merupakan penyebab dari semakin
terdegradasinya kawasan hutan.

1.1.1.3 Kebakaran Hutan

Penyebab Kebakaran liar, antara lain:

1. Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
2.Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara
sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
3.Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan
gunung berapi.
4.Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau
membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.

7
Kabut asap tahunan yang dihasilkan oleh pembakaran lahan di Indonesia
mengakibatkan polusi yang melewati batas-batas negara. Di satu sisi bagi Indonesia,
kejadian ini lebih disebabkan oleh faktor alam, ekonomi dan budaya masyarakat serta
mendatangkan kerugian bagi ekosistem di sekitar kawasan pembakaran lahan
tersebut. Tetapi bagi Malaysia dan Singapura, hal ini dianggap sebagai sesuatu yang
serius, dimana masyarakat Malaysia dan Singapura merasa dirugikan karena mereka
menerima dampak atas aktivitas pembakaran lahan yang dilakukan di Indonesia
antara lain. Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang
dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

Pencemaran udara akibat asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan
hampir terjadi setiap tahun di Indonesia. Bahkan negara tetangga, Malaysia dan
Singapura, juga terkena dampak akibat asap tersebut. Asap akibat kebakaran
mengandung partikel debu ukuran sangat kecil (10 pm & 2,5 pm) serta gas SO2, NO2
dan CO yang berbahaya bagi kesehatan manusia apabila terpapar dalam waktu lama.
Gejala yang timbul adalah iritasi saluran napas, sesak napas, iritasi kulit, iritasi mata
dan dapat memperburuk kesehatan orang-orang dengan penyakit jantung, asma dan
penyakit lainnya. Orang yang sehat pun, terutama kelompok risiko tinggi seperti bayi,
balita, usila, ibu hamil dan menyusui, apabila terpapar dalam waktu lama, daya tahan
tubuhnya akan menurun sehingga mudah terserang penyakit.

1.2 Bencana alam merupakan bahaya alam

1.2.1 Gempa Bumi

Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang membentuk
kawah (seperti Thera atau Krakatau) dapat memicu terjadinya gelombang besar yang
disebut tsunami yang menyebabkan banjir pada daerah pesisir pantai.

8
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata
gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian
gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi
terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk
dapat ditahan.

1.2.2 Tipe gempa bumi

1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang
juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya
terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik ; Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi,
getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar
area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju.
Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan
satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Gempa bumi tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan
aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan

9
lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian
(geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk
menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh
kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh
gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu,
27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,
3. Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor
atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi
4. Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur
ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat
lokal.
5. Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan
oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang
dipukulkan ke permukaan bumi.

1.2.3 Penyebab Gempa Bumi

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan


oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama
tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan
tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah
gempa bumi akan terjadi.

Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut.


Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan
kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar
terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase
pada kedalaman lebih dari 600 km.

10
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di
dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya
letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di
Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau
akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik
tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat
terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi
yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi

1.3 Kerusakan akibat bencana


Kerusakan yang diakibatkan bencana, seperti korban jiwa, kerusakan rumah
penduduk dan harta benda, kerusakan fasilitas ekonomi, dan kerusakan fasilitas
kesehatan sarana vital & infrastructure ( jalan tol , jalan protokol) , publict
transportation ( kereta api, bis, pesawat udara ) dan gedung peribadatan.

Bencana alam menimbulkan efek yang sangat besar pada diri manusia. Tidak
hanya secara fisik seperti materi dan nyawa manusia yang hilang akibat bencana,
namun juga secara psikologis menimbulkan efek yang sangat besar terutama terhadap
orang-orang yang ditinggalkan oleh sanak keluarganya. Hal ini juga lebih menjadi
perhatian apabila menyangkut keadaan anak-anak yang ditinggal mati oleh ayah dan
ibunya serta tidak ada lagi keluarga untuk berlindung seperti terjadi saat tsunami
Aceh. Para profesional di bidang penanganan bencana alam seharusnya juga sadar
akan hal ini. Mengalami dan melihat peristiwa yang mengancam jiwa serta keutuhan
fisik seseorang saat bencana akan menimbulkan suatu keadaan yang sangat tidak
menyenangkan. Perasaan seperti mengalami kembali peristiwa traumatik tersebut
(flashback), teringat kembali peristiwa tersebut yang dicetuskan oleh keadaan atau
hal-hal yang mirip dengan keadaan itu adalah sebagian dari gejala psikologis yang

11
dapat timbul beberapa hari bahkan berbulan-bulan setelah bencana usai. Tentunya
penanganan yang profesional perlu untuk mengatasi keadaan ini. Penanganan
bencana tidak hanya mementingkan masalah bantuan fisik semata juga harus dapat
memberikan bantuan psikologis kepada para korban yang masih hidup. Berbagai
profesional di bidang kesehatan jiwa seperti psikiater, psikolog, terapis, konselor atau
perawat yang peduli akan kesehatan jiwa dapat bekerja sama dalam menangani
keadaan pasca bencana ini. Tentunya yang diharapkan buka suatu tindakan yang
hanya bersifat sementara (hit and run) namun tentunya dapat bersifat lebih
berkesinambungan karena penanganan gangguan jiwa akibat peristiwa traumatik itu
membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Walaupun dalam terapi diupayakan pasien
dapat melatih dirinya untuk menghadapi dan meredakan keluhannya itu sendiri,
namun keterlibatan profesional di bidang kesehatan jiwa sangat membantu untuk
memberikan dukungan dan bantuan yang sekiranya diperlukan. Kita semua
mengharapkan para pemimpin yang terlibat dalam penanganan bencana ini
memberikan perhatian yang lebih terhadap dampak psikologis yang ditimbulkan oleh
bencana alam tersebut dan bagaimana mengatasinya. Kerjasama di berbagai bidang
juga sangat diperlukan. Para profesional di bidang kesehatan haruslah tetap melihat
seseorang secara utuh sebagai individu yang memiliki jiwa dan raga yang tentunya
dalam keadaan yang tidak baik akibat bencana yang melanda. Dengan pemikiran
seperti ini, di kemudian hari kita sebagai masyarakat juga tentunya tidak hanya
berpikir bahwa saudara-saudara kita hanya memerlukan bantuan materi namun juga
dukungan psikologis.

Tabel 1. Kejadian Bencana Alam di Indonesia

TEMPAT TAHUN JENIS JUMLAH JENIS


BENCANA KORBAN CEDRA
Kab Jemer Jawa 31-12-2005 Banjir dan 91 orang Meninggal
Timur Longsor 18 orang Luka-luka
1.996 orang Mengungsi

12
Kab Yahukimo 5-1-2006 Kelaparan 61 orang Meninggal
Papua
Kab Banjarnegara 4-1-2006 Longsor 76 orang Meninggal
Jawa Tengah 3 orang Luka-luka
857 orang Mengungsi
Purwakarta Jabar 13-1-2006 Longsor 134 orang Luka-luka
986 orang Mengungsi
Belu, NTT 19-1-2006 Tanggul Tidak ada korban
Pecah akibat jiwa
hujan terus
menerus
Lebak Banten 17-1-2006 Banjir Tidak -
menimbulkan luka
dan pengungsi
Luwu Utara, 18-1-2006 Banjir 6.317 orang Mengungsi
Sulsel 418 kasus Penyakit
pasca banjir
169 kasus Penyakit kulit
Lombok Timur 21-1-2006 Banjir 2 orang Meninggal
NTB 3.000 orang Mengungsi
600 orang Dievakuasi
Sumbawa NTB 21-1-2006 Banjir Tidak ada korban
Jiwa
2.823 KK (5.994) Terendam
DKI Jakarta, Jawa 10-2-2007 Banjir 80 orang meninggal
Barat dan Banten
Bandar Lampung, 15-1-2009 Putting 1 orang Meninggal
Lampung Beliung Tidak
menimbulkan
luka-luka

Tabel 2. Kejadian Bencana Alam di Asia Tenggara

TEMPAT TAHUN JENIS JUMLAH JENIS


BENCANA KORBAN CEDRA
Aleppo Syria 1138 Gempa Bumi 230.000 orang meninggal
Shannxi Cina 1556 Gempa Bumi 830.000 orang meninggal
Shannxi
Cina 1642 Banjir 300.000 orang meninggal
Kaifeng

13
India 1839 Badai Siklon 300.000 orang meninggal
Cina 1887 Banjir sungai 900 rb – 2 jt orang meninggal
Kuning
Cina 1931 Banjir sungai 1 jt – 4 jt orang meninggal
Kuning
Bangladesh 1970 Badai shiklon 500.000 orang meninggal
Cina 1975 Bendungan 231.000 orang meninggal
jebol
Cina 1976 Gempa Bumi 242.000 orang meninggal
Samudra 2004 Gempa Bumi 230.000 orang meninggal
Hindia
Indonesia 2004 Tsunami meninggal

1.4 Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain:

1. Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Kebakaran hutan pada


1997 menimbulkan emisi / penyebaran sebanyak 2,6 miliar ton karbon dioksida
ke atmosfer (sumber majala Nature 2002). Sebagai perbandingan total emisi
karbon dioksida di seluruh dunia pada tahun tersebut adalah 6 miliar ton.
2. Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran,
terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan
banyak spesies endemik/khas di suatu daerah turut punah sebelum sempat
dikenali/diteliti.
3. Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan
kekeringan di saat musim kemarau.
4. Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur
pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah
terpencil.
5. Kekeringan juga akan mengurangi volume air waduk pada saat musim kemarau
yang mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada musim
kemarau.

14
6. Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal
ini dapat mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena
kurangnya bahan baku dan puluhan ribu pekerja menjadi
penganggur/kehilangan pekerjaan.
7. Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas
(ISPA) dan kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi
penderita berusia lanjut dan anak-anak. Polusi asap ini juga bisa menambah
parah penyakit para penderita TBC/asma.
8. Asap yang ditimbulkan menyebabkan gangguan di berbagai segi kehidupan
masyarakat antara lain pendidikan, agama dan ekonomi. Banyak sekolah yang
terpaksa diliburkan pada saat kabut asap berada di tingkat yang berbahaya.
Penduduk dihimbau tidak bepergian jika tidak ada keperluan mendesak. Hal ini
mengganggu kegiatan keagamaan dan mengurangi kegiatan
perdagangan/ekonomi. Gangguan asap juga terjadi pada sarana
perhubungan/transportasi yaitu berkurangnya batas pandang. Banyak pelabuhan
udara yang ditutup pada saat pagi hari di musim kemarau karena jarak pandang
yang terbatas bisa berbahaya bagi penerbangan. Sering terjadi kecelakaan
tabrakan antar perahu di sungai-sungai, karena terbatasnya jarak pandang.
9. Musnahnya bangunan, mobil, sarana umum dan harta benda lainnya.

1.5 Penyakit akibat bencana


1. Penyakit akibat Banjir

Setelah banjir penyakit infeksi saluran pernafasan, diare, dan penyakit kulit
menjangkiti warga Jakarta, terutama yang berada di pengungsian. Ini
disebabkan keadaan sanitasi dan cuaca yang buruk [9]

15
Ditemui pula beberapa kasus demam berdarah[10] dan leptospirosis[11] Sebagai
akibat genangan air setelah banjir.

1. Muntaber

Penyakit diare yang disertai mual dan muntah. Penyakit ini mudah terserang
pada pasien dengan daya tahan tubuh yang menurun. Ini terjadi mengingat
kondisi kebersihan baik lingkungan maupun makanan dan minuman yang
dikonsumsi tidak sesuai dengan kualitas makanan dan minuman yang sehat.
Selain itu Umumnya para pengungsi tidur dengan alas ala kadarnya. Ada yang
dengan tikar, koran dan sebagian dengan menggunakan karpet. Umumnya
mereka juga tidur ditempat terbuka. Disisi lain cuaca tetap belum bersahabat
mengingat hujan dan angin kencang masih muncul sehingga memperburuk
kondisi para pengungsi. Kondisi tempat berteduh dan istirahat yang buruk ini
memang sangat berdampak pada korban banjir terutama pada bayi, anak-anak
dan orang tua.

2. ISPA

Infeksi saluran nafas atas dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai ISPA
(Infeksi Saluran naPas Atas) atau URI dalam bahasa Inggris adalah penyakit
infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan, hidung, sinus, faring,
atau laring. Yang termasuk gejala dari ISPA adalah badan pegal pegal
(myalgia), beringus (rhinorrhea), batuk, sakit kepala, sakit pada tengorokan.
Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri dan jamur. Kebanyakan
adalah virus. Segera, terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya
pemberian antibiotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang
dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian obat obatan terapeutik,
pemberian antibiotik dapat mempercepat penyembuhan penyakit ini
dibandingkan hanya pemberian obat obatan symptomatic, selain itu dengan

16
pemberian antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari
bakterial, pemberian, pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus
diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi resistensi kuman/baterial di
kemudian hari. Namun pada penyakit ISPA yg sudah berlanjut dengan gejala
dahak dan ingus yg sudah menjadi hijau, pemberian antibiotik merupakan
keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada bakteri yg
terlibat.

3. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Aedes Aegypti yang menularkan virus demam berdarah dengue (DBD),


genangan air akibat banjir dapat menimbulkan sarang nyamuk. Biasanya
banyak menyerang anak-anak karena daya tahan tubuh yang rendah. Gejala
demam 4-7 hari, sakit kepala, flu like syndrome, mual, muntah, pada kasus
yang parah sampai timbul mimisan, perdarahan. Bahkan bisa menyebabkan
presyok/ syok. Pertolongan dini adalah mengatasi presyok/ syok yang terjadi
dengan memberikan minum sebanyaknya,bila perlu beri cairan melalui infus,
kompres , berikan obat penurun panas. Segera rujuk ke Rumah sakit terdekat.

4. Leptosiprosis

Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Penularan penyakit


ini bisa melalui tikus, babi, sapi kambing, kuda dll. Untuk kasus banjir
penularannya melalui air kencing tikus. Dimana air kencing tikus terbawa
banjir masuk dalam tubuh manusia. Kuman Leptospira biasanya memasuki
tubuh lewat luka atau lecet kulit, dan kadang-kadang lewat selaput di dalam
mulut, hidung dan mata. Berbagai jenis binatang bisa mengidap kuman
Leptospira di dalam ginjalnya. Penyampaiannya bisa terjadi setelah tersentuh
air kencing hewan itu atau tubuhnya. Tanah, lumpur atau air yang dicemari.
Gejala dini Leptospirosis umumnya adalah demam, sakit kepala parah, nyeri

17
otot, merah, muntah dan mata merah. Aneka gejala ini bisa meniru gejala
penyakit lain seperti selesma, jadi menyulitkan diagnosa. Malah ada penderita
yang tidak mendapat semua gejala itu. Pertolongan pertama ada umumnya
dengan antibiotika seperti doxycycline atau penicillin. Rujuk ke Rumah
Sakit . Pengobatan dengan antibiotika dianggap paling efektif jika dimulai
dini.

5. Cacingan

Menurut Adi Sasongko, kunci pemberantasan cacingan adalah memperbaiki


higiene dan sanitasi lingkungan. Misanya, tidak menyiram jalanan dengan air
got. Sebaiknya, bilas sayur mentah dengan air mengalir atau mencelupkannya
beberapa detik ke dalam air mendidih. Juga tidak jajan di sembarang tempat,
apalagi jajanan yang terbuka. Biasakan pula mencuci tangan sebelum makan,
bukan hanya sesudah makan. Dengan begitu, rantai penularan cacingan bisa
diputus. Obati segera semua anak yang menderita cacingan , beri obat cacing,
tak berarti masalah cacingan akan selesai saat itu juga. Cacingan telah
merugikan negara miliaran rupiah. Pekerjaannya mencuri makanan di usus
kita. Akibatnya, banyak murid SD yang seharusnya pandai menjadi kurang
gizi dan ngantukan karena cacingan.

Begitulah cacing yang hidup di perut kita. Siklus hidupnya melewati tempat-
tempat kotor. Namun, nama-nama mereka lumayan elok. Ada Trichuris
trichuria (cacing cambuk), Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Necator
americanus dan Ancylostoma duodenale (tambang), serta Enterobius
vermicularis (cacing keremi).

6. Deman Chikungunya

18
Merupakan suatu jenis penyakit akibat virus Chikungunya dengan gejala
demam mendadak, nyeri sendi terutama di sendi siku, lutut, pergelangan kaki
dan sendi-sendi kecil pergelangan tangan dan kaki, disertai juga nyeri otot
yang berlangsung selama beberapa hari sampai minggu. Pada kebanyakan
penderita, radang sendi diikuti dengan bintik bintik merah (ruam) selang
waktu sekitar 1 – 10 hari, biasanya bintik merah tersebut gatal, namun ada
juga yang tidak gatal. Penyakit ini dapat sembuh sendiri (self limiting
disease). Terjadi penyembuhan sempurna dan diikuti dengan terbentuknya
imunitas di dalam tubuh penderita. Pertolongan dini berikan obat analgetik
untuk menghilangkan nyeri , latihlah untuk mengerakkan persendiannya,
segeralah untuk dirujuk ke Rumah Sakit

1.6 Penyakit akibat asap

Frekuensi kabut Asap yang semakin meningkat dapat menimbulkan enam


penyakit berbahaya. Penyakit tersebut diantaranya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) yang terdiri dari dua bagian yaitu ISPA Pneumonia dan ISPA Non
Pneumonia, asma bronkial, iritasi mata, diare dan muntah-muntah

Asap-asap tersebut berbahaya, karena di dalam asap tersebut terdapat partikel-partikel


kecil, seperti debu, sampah dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat
menimbulkan penyakit jika masuk kedalam tubuh.

Udara Tak Sehat Angka Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukkan
111. Itu menunjukkan bahwa kondisi udara tidak sehat. Apalagi parameternya yang
paling tinggi adalah floating dust yaitu debu yang ditimbulkan dari kebakaran lahan
dan hutan.

1.7 Identifikasi sumber ancaman terhadap masyarakat yang berasal dari lingkungan

19
Untuk mengidentifikasi bagaimana sumber ancaman terhadap masyarakat dunia
yang berasal dari lingkungan, kita dapat melihat masalah ini dalam beberapa masalah
antara lain :

1. Rusaknya ekosistem termasuk didalamnya perubahan iklim, hilangya keragaman


hayati, rusaknya hutan dan bentuk-bentuk lain dari erosi, penipisan lapisan ozon
dan berbagai bentuk polusi
2. Masalah energi termasuk di dalamnya berkurangnya sumber daya alam seperti
minyak bumi, berbagai bentuk polusi dan manajemen bencana alam
3. Masalah populasi yakni pertumbuhan populasi dan kapasitas konsumsi, penyakit
epidemic dan secara umum masalah kesehatan, bertambahnya buta aksara,
migrasi yang tidak terkendali
4. Masalah makanan yakni kemiskinan, kumuh, kuman penyakit, berkurangnya
lahan pertanian yang subur, tidak tersedianya sumber daya air dan kelangkaan
distribusi makanan
5. Masalah ekonomi yakni mode produksi yang tidak berkesinambungan,
instabilitas societal dan secara struktur asimetrik dan tidak setara
6. Konflik sipil seperti perang yang disebabkan hancurnya lingkungan dan di sisi
lain kekerasan yang berkaitan dengan degradasi lingkungan.

Secara prinsipnya ada tiga keterkaitan dalam mendefenisikan ancaman


terhadap keamanan lingkungan :

1. Ancaman terhadap peradaban manusia yang berasal dari alam yang tidak
diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti gempa, letusan gunung berapi.
2. Ancaman yang berasal dari aktivitas manusia yang mengakibatkan perubahan
pada sistem dan struktur alam. Hal ini merupakan sesuatu yang terlihat sebagai
ancaman bagi peradaban manusia seperti pada level global dengan adanya
penipisan lapisan ozon sebagai dampak dari penggunaan CFC. Pada level

20
regional berhubungan pada dampak eksploitasi alam yang mengakibatkan
rusaknya dasar-dasar ekonomi dan struktur sosial sebuah negara.
3. Ancaman yang berasal dari aktivitas manusia yang mengakibatkan perubahan
pada sistem dan struktur alam dan tidak terlihat sebagai ancaman bagi peradaban
manusia seperti berkurangnya berbagai sumber daya mineral yang diakibatkan
oleh kemajuan teknologi.

1.8 Penyakit Akibat Gempa

Definisi trauma sangatlah susah untuk diuraikan dengan tepat dan bentuknya
tidak dapat dikenali secara langsung dengan kasat mata, namun hanya dapat diketahui
dengan melihat gejala-gejala yang diakibatkan oleh trauma. Menurut pendapat Peter
A. Livine (1998): “Ein Trauma wird durch stress erzeugende ereignisse verursacht,
die sich außerhalb normaler Menschliche Erfahrung bewegen und die auf fast jeden
Menschen stark belastend wirken. Diese Defenition schliesst die folgenden
ungewöhnlichen Erfahrungen ein: Massive Bedrohungen des Lebens oder der
körperlichen Integrität”. (arti dalam Bahasa Indonesia, kurang lebih sebagai berikut:
sebuah trauma disebabkan melalui stres, yang bergerak di luar pengalaman normal
atau di luar kesadaran manusia dan menimpa hampir setiap orang yang menderita
beban yang kuat/berat. Definisi ini dapat diringkas dari pengalaman sebagai berikut:
seperti ancaman keras terhadap kehidupan atau ancaman terhadap integritas tubuh
manusia).

Gejala-gejala trauma sebagai berikut:

1. Gangguan tidur
2. Seringkali menangis
3. Hiperaktiv
4. Sangat sensitif terhadap cahaya dan suara
5. Depresi, takut akan datang malapetaka

21
6. Kurang tertarik untuk hidup selanjutnya
7. Fluktuasi suasana hati, kadang senang dan kadang marah tanpa sebab.
8. Tidak mempunyai perasaan menolong.
9. Mimpi buruk
10. Sering terkejut
11. Takut akan kematian, dll.

Penyakit yang timbul akibat gempa sering terjadi adanya infeksi Kasus
terjadinya penyakit tetanus, dalam bencana alam gempa yang menderita tetanus
bertambah, bisa mengakibatkan meninggal dunia. Sementara itu pemberian vaksin
tetanus terhadap korban gempa yang mengalami luka telah diberikan sebagai
tindakan pencegahan.

1.9 Pengenalan Penyakit akibat Bencana

Penyakit yang timbul akibat bencana seperti banjir, longsor, kebakaran hutan,
gunung meletus dan gempa bumi. Bencana tersebut menimbulkan penyakit yang
dapat menjadikan kejadian luar biasa, hal ini terjadi karena kedaan lingkungan
sangat menurun. Banyak terjadi penyakit yang muncul, tetapi kita hanya akan
mengulas beberapa penyakit akibat banjir dan gempa secara mendalam, yaitu :

1. Leptospirosis
2. Malaria
3. Cikungunya
4. Tetanus

1.9.1 Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira


yang menyerang hewan dan manusia.Bakteri ini berbentuk spiral dan dapat hidup
didalam air tawar selama lebih kurang satu bulan. Tetapi dalam air laut, air
selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Leptospirosis adalah

22
penyakit manusia dan hewan yang ditemukan dalam air seni dan sel-sel hewan
(tikus) yang terkena.

Gambar 1. Tikus transmisi leptospirosis Gambar 2. Bakteri Leptospirosis

1. Cara penularan

Manusia terinfeksi bakteri leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau
tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan penderita leptospirosis. Penyebaran
Kuman Leptospira biasanya memasuki tubuh lewat luka atau lecet kulit, dan kadang-
kadang lewat selaput di dalam mulut, hidung dan mata. Berbagai jenis binatang bisa
mengidap kuman Leptospira di dalam ginjalnya. Penyampaiannya bisa terjadi setelah
tersentuh air kencing hewan itu atau tubuhnya. Tanah, lumpur atau air yang dicemari
air kencing hewan pun dapat menjadi sumber infeksi. Makan makanan atau minum
air yang tercemar juga kadang-kadang menjadi penyebab terjadinya infeksi. Masa
inkubasi dari bakteri ini adalah selama 4 – 19 hari.

2. Gejala klinis leptospirosis

Stadium pertama

1. Demam tinggi, menggigil

23
2. Sakit kepala
3. Malaise (Lesu/Lemah)
4. Muntah
5. Konjungtivitis (radang mata)
6. Rasa nyeri otot betis dan punggung
7. Gejala gejala diatas akan tampak antara 4 – 9 hari

Stadium kedua

1. Terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita


2. Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama
3. Apabila deman dan gejala gejala lain timbul, kemungkinan akan terjadi
meningitis
4. Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat

Karena terdapat banyak jenis kuman Leptospira yang berlainan, mungkin saja
seorang terkena jenis yang lain dan mendapat Leptospirosis lagi.

Leptospirosis dapat ditularkan kepada orang lain misalnya penularan lewat


kelamin atau air susu ibu, meskipun jarang. Kuman Leptospira dapat ditularkan
lewat air seni selama berbulan-bulan setelah terkena

3. Komplikasi leptosapirosis

1. Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6


2. Pada Ginjal : Gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
3. Pada Jantung : Berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung
yang dapat menyebabkan kematian mendadak
4. Pada paru paru : Batuk darah, nyeri dada, sesak napas

24
5. Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernapasan,
saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata ( konjungtiva )
6. Pada kehamilan : Keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati

Penyembuhan penyakit ini bisa lambat. Ada yang mendapat sakit mirip kelelahan
menahun selama berbulan-bulan. Ada pula yang lagi-lagi sakit kepala atau tertekan.
Ada kalanya kuman ini bisa terus berada di dalam mata dan menyebabkan bengkak
mata menahun.

4. Pencegahan

1. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus
2. Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan
3. Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja
di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan tempat tempat yang tercemar
lainnya
4. Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis ( petugas
kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain ) dengan
menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
5. Menjaga kebersihan lingkungan
6. Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah
7. Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang.
8. Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung.
9. Menghindari pencemaran oleh tikus.
10. Melakukan desinfeksi terhadap tempat tempat tertentu yang tercemar oleh
tikus.
11. Meningkatkan penangkapan tikus .

5. Pengobatan

25
1. Pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira mudah mati
dengan antibiotik yang banyak dipasaran, seperti : Penicillin dan turunannya
(Amoxylline)
2. Streptomycine, Tetracycline, Erytromycine, Doxycycline

1.9.2 Malaria

Malaria adalah sejenis penyakit menular yang dalam manusia sekitar 350-500 juta
orang terinfeksi dan lebih dari 1 juta kematian setiap tahun, terutama di daerah tropis
dan di Afrika di bawah gurun Sahara. Untuk penemuannya atas penyebab malaria,
seorang dokter militer Prancis Charles Louis Alphonse Laveran diberikan
Penghargaan Nobel untuk Fisiologi dan Medis pada 1907.

Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata
lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa
dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin
menggigil) serta demam berkepanjangan. Dengan munculnya program pengendalian
yang didasarkan pada penggunaan residu insektisida, penyebaran penyakit malaria
telah dapat diatasi dengan cepat. Sejak tahun 1950, malaria telah berhasil dibasmi di
hampir seluruh Benua Eropa dan di daerah seperti Amerika Tengah dan Amerika
Selatan. Namun penyakit ini masih menjadi masalah besar di beberapa bagian Benua
Afrika dan Asia Tenggara. Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria terjadi setiap
tahunnya dan sekitar 1 persen diantaranya fatal. Seperti kebanyakan penyakit tropis
lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang.

Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi yang buruk, serta daerah
yang terlalu padat, membantu memudahkan penyebaran penyakit tersebut.
Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa ke kota
(urbanisasi) telah memungkinkan kontak antara nyamuk dengan manusia yang
bermukim didaerah tersebut.

26
Penyakit Malaria yang terjadi pada manusia Penyakit malaria memiliki 4 jenis,
dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap
jenis biasanya berupa meriang, panas dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam
beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali
secara periodik.

Jenis malaria paling ringan adalah malaria tertiana yang disebabkan oleh
Plasmodium vivax, dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah
gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi). Demam rimba
(jungle fever ), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika,
disebabkan oleh Plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar
kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke
otak, menyebabkan koma, mengigau, serta kematian.

Malaria kuartana yang disebabkan oleh Plasmodium malariae, memiliki masa


inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama
biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala tersebut
kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari.

Jenis ke empat dan merupakan jenis malaria yang paling jarang ditemukan,
disebabkan oleh Plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana.
Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh didalam sel hati; beberapa hari
sebelum gejala pertama terjadi, organisme tersebut menyerang dan menghancurkan
sel darah merah sejalan dengan perkembangan mereka, sehingga menyebabkan

27
demam.

Gambar 3. Plasmodium Vivax Gambar 4. Plasmodium Ovale

Gambar 5. Plasmodium falciparum Gambar 6. Plasmodium malariae

Gambar 7. Gejala malaria Gambar 8. Anopheles albimanus betina

28
Albimanus nyamuk Anopheles menggigit lengan manusia. Ini adalah vektor
nyamuk malaria dan pengendalian nyamuk adalah cara yang sangat efektif untuk
mengurangi insiden malaria.

1. Penanganan
Sejak tahun 1638 malaria telah diatasi dengan getah dari batang pohon
cinchona, yang lebih dikenal dengan nama kina, yang sebenarnya beracun dan
menekan pertumbuhan protozoa dalam jaringan darah. Pada tahun 1930, ahli
obat-obatan Jerman berhasil menemukan Atabrine (quinacrine hydrocloride)
yang pada saat itu lebih efektif daripada quinine dan kadar racunnya lebih
rendah. Sejak akhir perang dunia kedua, klorokuin dianggap lebih mampu
menangkal dan menyembuhkan demam rimba secara total, juga lebih efektif
dalam menekan jenis-jenis malaria dibandingkan dengan Atabrine atau
quinine. Obat tersebut juga mengandung kadar racun paling rendah daripada
obat-obatan lain yang terdahulu dan terbukti efektif tanpa perlu digunakan
secara terus menerus.

Namun baru-baru ini strain Plasmodium falciparum, organisme yang


menyebabkan malaria tropika memperlihatkan adanya daya tahan terhadap klorokuin
serta obat anti malaria sintetik lain. Strain jenis ini ditemukan terutama di Vietnam,
dan juga di semenanjung Malaysia, Afrika dan Amerika Selatan. Kina juga semakin
kurang efektif terhadap strain plasmodium falciparum. Seiring dengan munculnya
strain parasit yang kebal terhadap obat-obatan tersebut, fakta bahwa beberapa jenis
nyamuk pembawa (anopheles) telah memiliki daya tahan terhadap insektisida seperti
DDT telah mengakibatkan peningkatan jumlah kasus penyakit malaria di beberapa
negara tropis. Sebagai akibatnya, kasus penyakit malaria juga mengalami peningkatan
pada para turis dari Amerika dan Eropa Barat yang datang ke Asia dan Amerika

29
Tengah dan juga diantara pengungsi-pengungsi dari daerah tersebut. Para turis yang
datang ke tempat yang dijangkiti oleh penyakit malaria yang tengah menyebar, dapat
diberikan obat anti malaria seperti profilaksis (obat pencegah).

Obat-obat pencegah malaria seringkali tetap digunakan hingga beberapa minggu


setelah kembali dari bepergian. Mefloquine telah dibuktikan efektif terhadap strain
malaria yang kebal terhadap klorokuin, baik sebagai pengobatan ataupun sebagai
pencegahan. Namun obat tersebut saat ini tengah diselidiki apakah dapat
menimbulkan efek samping yang merugikan. Suatu kombinasi dari sulfadoxine dan
pyrimethamine digunakan untuk pencegahan di daerah-daerah yang terjangkit malaria
yang telah kebal terhadap klorokuin. Sementara Proguanil digunakan hanya sebagai

2. pencegahan.
Saat ini para ahli masih tengah berusaha untuk menemukan vaksin untuk
malaria. Beberapa vaksin yang dinilai memenuhi syarat kini tengah diuji coba
klinis guna keamanan dan keefektifan dengan menggunakan sukarelawan,
sementara ahli lainnya tengah berupaya untuk menemukan vaksin untuk
penggunaan umum. Penyelidikan tengah dilakukan untuk menemukan
sejumlah obat dengan bahan dasar artemisin, yang digunakan oleh ahli obat-
obatan Cina untuk menyembuhkan demam. Bahan tersebut terbukti efektif
terhadap Plasmodium falciparum namun masih sangat sulit untuk diperbanyak
jumlahnya.

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya,
malaria disebabkan oleh parasit malaria / Protozoa genus Plasmodium bentuk
aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria
( anopeles ) betina ( WHO 1981 ) ditandai dengan deman, muka nampak pucat dan
pembesaran organ tubuh manusia. Parasit malaria pada manusia yang menyebabkan
Malaria adalah Plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale dan

30
plasmodium malariae.Parasit malaria yang terbanyak di Indonesia adalah
Plasmodium falciparum dan plasmodium vivax atau campuran keduanya, sedangkan
palsmodium ovale dan malariae pernah ditemukan di Sulawesi, Irian Jaya dan negara
Timor Leste. Proses penyebarannya adalah dimulai nyamuk malaria yang
mengandung parasit malaria, menggigit manusia sampai pecahnya sizon darah atau
timbulnya gejala demam. Proses penyebaran ini akan berbeda dari setiap jenis parasit
malaria yaitu antara 9-40 hari ( WHO 1997 )

Siklus parasit malaria adalah setelah nyamuk Anopheles yang mengandung parasit
malaria menggigit manusia, maka keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk
kedalam darah dan jaringan hati. Parasit malaria pada siklus hidupnya, membentuk
stadium sizon jaringan dalam sel hati ( ekso-eritrositer ). Setelah sel hati pecah akan
keluar merozoit / kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam
eritrosit ( stadium eritrositer ), mulai bentuk tropozoit muda sampai sison tua /
matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merosoit. Merosoit sebagian besar masuk
kembali ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang
siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidup di tubuh
nyamuk (stadium sporogoni). Pada lambung nyamuk terjadi perkawinan antara sel
gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot.
Zigot akan berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk
berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, maka keluar
sporozoit dan masuk ke kelenjar liur nyamuk yang siap untuk ditularkan ke dalam
tubuh manusia. Khusus P. Vivax dan P. Ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati
(sizon jaringan), sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan
siklusnya ke sel eritrosit tetapi tertanam di jaringan hati disebut Hipnosoit (lihat
bagan siklus), bentuk hipnosoit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada
penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan
tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah/sibuk/stres atau perobahan iklim (musim
hujan), maka hipnosoit akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari dalam

31
sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul gejala
penyakitnya kembali. Misalnya 1-2 tahun yang sebelumnya pernah menderita P.
Vivax/Ovale dan sembuh setelah diobati, suatu saat dia pindah ke daerah bebas
malaria dan tidak ada nyamuk malaria, dia mengalami kelelahan/stres, maka gejala
malaria muncul kembali dan bila diperiksa SD-nya akan positif P. Vivax/Ovale.
Pada P. Falciparum dapat menyerang ke organ tubuh dan menimbulkan kerusakan
seperti pada otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya
malaria berat/komplikasi, sedangkan P. Vivax, P. Ovale dan P. Malariae tidak
merusak organ tersebut. P. falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua di
dalam otak, peristiwa ini yang disebut sekuestrasi. Pada penderita malaria berat,
sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah mengalami
sekuestrasi. Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20 ? 50 %, hampir
semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele)
pada orang dewasa. Malaria pada anak sebagian kecil dapat terjadi sekuele. Pada
daerah hiperendemis atau immunitas tinggi apabila dilakukan pemeriksaan SD sering
dijumpai SD positif tanpa gejala klinis pada lebih dari 60 % jumlah penduduk.

4. Penatalaksanaan Malaria Berat

Selalu lakukan pemeriksaan secara legaartis, yang terdiridari :

1. Anamnesis secara lengkap (allo dan/ auto anamnesis bila memungkinkan)


Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan laboratorium : parasitologi, darah tepi lengkap, uji fungsi hati, uji
fungsi ginjal dan lain-lain untuk mendukung/menyingkirkan
diagnosis/komplikasi lain, misal :: punksi lumbal, foto thoraks, dan lain-lain.
3. Penatalaksanaan malaria berat secara garis besar mempunyai 3 komponen
penting yaitu: Terapi spesifik dengan kemoterapi anti malaria.

32
Terapi supportif (termasuk perawatan umum dan pengobatan simptomatik)
Pengobatan terhadap komplikasi

Catatan:
Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena dapat menyebabkan kadar
dalam plasma sangat tinggi dengan akibat toksisitas pada jantung dan kematian.
Bila karena berbagai alasan Kina tidak dapat diberikan melalui infus, maka dapat
diberikan IM dengan dosis yang sama pada paha bagian depan masing-masing 1/2
dosis pada setiap paha (jangan diberikan pada bokong). Bila memungkinkan untuk
pemakaian IM, kina diencerkan dengan normal saline untuk mendapatkan konsentrasi
60-100 mg/ml. Apabila tidak ada perbaikan klinis setelah pemberian 48 jam kina
parenteral, maka dosis maintenans kina diturunkan 1/3 - 1/2 nya dan lakukan
pemeriksaan parasitologi serta evaluasi klinik harus dilakukan.

1. Total dosis kina yang diperlukan :


2. Hari 0 : 30 mg/Kg BB
3.
Hari I : 30 mg/Kg BB
4.
Hari II dan berikutnya : 15-20 mg/Kg BB.
5.
Dosis maksimum dewasa : 2.000 mg/hari.

Hindari sikap badan tegak pada pasien akut selama terapi kina untuk menghindari
hipotensi postural berat. Bila tidak memungkinkan dirujuk, maka penanganannya :
lanjutkan penatalaksanaan sesuai protap umum Rumah Sakit (seperti telah diuraikan
diatas),yaitu: Pengobatan spesifik dengan obat anti malaria. Pengobatan
supportif/penunjang (termasuk perawatan umum dan pengobatan simptomatik)
Ditambah pengobatan terhadap komplikasi.

33

You might also like