Professional Documents
Culture Documents
Kasus Temasek
Keputusan KKPU atas kepemilikan silang (cross ownership) Temasek
Holding (TH) masih menjadi berita hangat. Keputusan yang
menimbulkan kontroversi itu tampaknya akan berbuntut panjang
dengan upaya Temasek memperkarakan keputusan KPPU tersebut pada
semua forum hukum yang tersedia dengan alas an pertimbangan yang
mendasari keputusan itu memiliki banyak kelemahan. Bila
dicermati, berbagai kelemahan pertimbangan yang dikemukakan
Temasek tampaknya tidak beralasan. Sebagai contoh, pernyataan
Direktur Eksekutif Temasek Simon Peres yang menyatakan
perusahaan itu tidak memiliki saham di Telkomsel dan Indosat.
Pernyataan itu sepintas lalu ada benarnya. Ini karena secara
langsung Temasek tidak memiliki saham pada kedua operator
seluler itu. Namun, lewat Singtel dan STT yang notabene
merupakan anak-anak perusahaannya. Temasek mengantongi saham
Telkomsel maupun Indosat masing masing sebesar 35 persen dan
41,9 persen. Dengan demikian, amat aneh bila Temasek beranggapan
tidak memiliki saham di Telkomsel dan Indosat. Kepemilikan saham
pada satu atau beberapa perusahaan yang bisnisnya sejenis atau
tidak lewat anak-anak perusahaan merupakan hal yang lazim dan
secara yuridis tidak terlarang dalam berbisnis, baik secara
nasional maupun multinasional. Yang dilarang apabila kepemilikan
saham pada suatu perusahaan, baik secara langsung maupun lewat
anak perusahaannya, menimbulkan penguasaan pasar pada satu jenis
barang atau jasa tertentu secara dominan sebagaimana diatur di
Pasal 27 UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
http://www.scribd.com/doc/1979505/Kasus-Temasek