You are on page 1of 8

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN


PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-10/PB/2006

TENTANG

PELAKSANAAN UJI COBA MEKANISME TREASURY SINGLE ACCOUNT (TSA)


MELALUI REKENING PENGELUARAN KUASA BENDAHARA UMUM NEGARA
PUSAT/DAERAH PADA BANK UMUM

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Undang-Undang


Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara perlu
disusun Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Uang Negara;
b. bahwa guna memperoleh masukan bagi penyusunan peraturan
pemerintah sebagaimana dimaksud dalam huruf a diperlukan uji
coba teknis pelaksanaan;
c. bahwa atas dasar pertimbangan pada huruf a dan b di atas perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
PelaksanaanUji Coba Mekanisme Treasury Single Account (TSA)
melalui Rekening Pengeluaran Kuasa Bendahara Umum Negara
Pusat/Daerah pada Umum;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


TENTANG PELAKSANAAN UJI COBA MEKANISME
TREASURY SINGLE ACCOUNT (TSA) MELALUI REKENING
PENGELUARAN KUASA BENDAHARA UMUM NEGARA
PUSAT/DAERAH PADA BANK UMUM.
BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud


dengan:
1. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat perintah yang
diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan
pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.
2. Bank Umum adalah bank umum yang menjadi mitra kerja KPPN.
3. Rekening Pengeluaran Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat
pada Bank Umum (RPK-BUN-P) adalah Rekening Bendahara
Umum Negara pada bank umum di pusat yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara atau pejabat
yang dikuasakan untuk mengelola rekening pengeluaran negara.
4. Bank Operasional I (BO I) adalah Bank Operasional yang ditunjuk
untuk mencairkan/menunaikan semua SP2D kecuali SP2D gaji
bulanan.
5. Bank Operasional II (BO II) adalah Bank Operasional yang
ditunjuk untuk mencairkan/menunaikan SP2D gaji bulanan.
6. KPPN KBI Induk adalah KPPN yang bermitra dengan Kantor
Bank Indonesia (KBI) yang berlokasi satu kota dengan KPPN dan
tidak melakukan transfer dana untuk membiayai pengeluaran
anggaran kepada KPPN lainnya.
7. KPPN KBI Non Induk adalah KPPN yang bermitra dengan Kantor
Bank Indonesia (KBI) yang berlokasi satu kota dengan KPPN dan
tidak melakukan transfer dana untuk membiayai pengeluaran
anggaran kepada KPPN lainnya.
8. KPPN Non KBI adalah KPPN yang tidak sekota dengan Kantor
Bank Indonesia (KBI) dan untuk membiayai pengeluaran anggaran
dananya ditransfer oleh KPPN Induk.
9. Pernyataan penarikan dana adalah dokumen yang dikeluarkan oleh
bank pemegang RPK-BUN-P yang merupakan bukti penarikan
dana oleh BO I untuk pencairan SP2D Non gaji per KPPN
termasuk penarikan dana untuk mengisi BO II.
BAB II

ASAS-ASAS

Pasal 2

(1) Direktur Jenderal Perbendaharaan selaku Kuasa BUN Pusat


membuka satu Rekening Pengeluaran Kuasa BUN Pusat (RKP-
BUN-P) di Kantor Pusat BO I.
(2) Saldo RPK-BUN-P setiap hari kerja harus nihil.
(3) Selama masa uji coba, penggunaan Rekening BO I Gaji dan Non
Gaji adalah sebagai berikut:
a. Rekening BO I Gaji tidak dipergunakan;
b. Rekening BO I Non Gaji selanjutnya disebut Rekening
Bank Operasional I.
(4) Rekening BO I setiap akhir hari kerja harus nihil.
(5) Rekening BO II setelah pembayaran gaji bulanan harus nihil.
(6) Bank Operasional tidak diperkenankan memungut biaya transaksi
pengeluaran/penyaluran dana APBN.

BAB III

TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN UJI COBA

Pasal 3

(1) Uji coba mekanisme RPK-BUN-P pada bank umum dilaksanaan


pada KPPN Bekasi, KPPN Batam dan KPPN lain yang akan
ditetapkan kemudian.
(2) Pelaksanaan uji coba dimulai pada tanggal 1 April 2006 sampai
dengan dicabutnya Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(3) Direktur Jenderal Perbendaharaan menetapkan KPPN lain
sebagaimana pada ayat (1).

BAB IV

PELAKSANAAN PADA RPK-BUN-P

Pasal 4

(1) RPK-BUN-P diisi setiap hari sejumlah dana untuk kegiatan


penyaluran dana APBN dari Rekening Bendahara Umum Negara
pada Bank Indonesia.
(2) Jumlah dana sebagaimana tersebut pada ayat (1) ditetapkan
berdasarkan perkiraan kebutuhan penyaluran dana APBN oleh
KPPN pada hari berkenaan.
(3) Pengeluaran dari RPK-BUN-P merupakan dana yang ditarik oleh
BO I untuk SP2D yang dibayarkan atau untuk mengisi rekening
BO II.
(4) Berdasarkan dana yang ditarik oleh BO I baik untuk SP2D yang
dibayarkan maupun untuk mengisi BO II, bank pemegang RPK-
BUN-P membuat pernyataan penarikan dana setiap hari kerja.
(5) Saldo RPK-BUN-P pada akhir hari kerja dipindahkan secara
langsung ke rekening BUN di Bank Indonesia.
(6) Pada setiap akhir hari kerja bank pemegang RPK-BUN-P
mengirimkan kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara:
a. Advis Kredit pengisian dana dari rekening BUN;
b. Pernyataan penarikan dana per BO I (Rekapitulasi per KPPN)
c. Advis Debet penihilan saldo RPK-BUN-P.

BAB V

PELAKSANAAN PADA SUBDIT ADMINISTRASI BUN

Pasal 5

(1) Kepala Subdit Administrasi BUN setiap awal membuat bilyet giro
untuk memindahkan dana dari rekening BUN ke RPK-BUN-P.
Apabila terjadi kekurangan dana pada RPK-BUN-P maka akan
diterbitkan bilyet giro sebesar kekurangan dimaksud.
(2) Setiap hari Subdit Administrasi BUN menerima Advis Kredit,
pernyataan penarikan dana per KPPN, dan Advis Debet dari RPK-
BUN-P.
(3) Subdit Administrasi BUN membukukan transaksi tersebut di atas
ke dalam Buku Bank RPK-BUN-P.
(4) Subdit Administrasi BUN mencocokan:
a. Advis Kredit yang diterima dari RPK-BUN-P dengan bilyet
giro yang diterbitkan oleh Kuasa BUN Pusat;
b. Pernyataan Penarikan dana per BO I (Rekapitulasi per KPPN)
dari RPK-BUN-P dengan Rekening Koran RPK-BUN-P;
c. Advis Debet penihilan saldo RPK-BUN-P dengan Advis Kredit
pelimpahan dari Rekening BUN.
BAB VI

PELAKSANAAN PADA BANK OPERASIONAL

Bagian Kesatu

Bank Operasional I

Pasal 6

(1) BO I menerima SP2D dan permintaan transfer dana ke BO II dari


KPPN.
(2) BO I menarik dana sejumlah SP2D dan permintaan transfer
sebagaimana tersebut pada ayat (1) dari RPK-BUN-P.
(3) Atas penarikan dana pada ayat (2) di atas, BO I membuat Advis
Kredit penarikan dana.
(4) BO I membayar kepada yang berhak, dengan menggunakan sarana
perbankan yang memungkinkan, sesuai dengan tanggal SP2D yang
disampaikan oleh KPPN.
(5) BO I setiap akhir hari kerja menyampaikan ke KPPN:
a. Rekening Koran;
b. Advis Kredit penarikan dana;
c. Advis Kredit pengisian dana BO II.

Bagian Kedua

Bank Operasional II

Pasal 7

(1) BO II menerima SP2D gaji bulanan dari KPPN.


(2) BO II menerima dana dari RPK-BUN-P melalui BO I sejumlah
SP2D yang disampaikan oleh KPPN untuk pembayaran gaji 3 hari
kerja sebelum hari pembayaran.

Pasal 8

(1) BO II membayarkan gaji bulanan kepada yang berhak pada hari


kerja setiap awal bulan, sesuai dengan tanggal SP2D gaji bulanan.
(2) BO II menihilkan saldo pada akhir hari pembayaran gaji bulanan
ke RPK-BUN-P melalui BO I.

BAB VII

PELAKSANAAN PADA KANTOR PELAYANAN


PERBENDAHARAAN NEGARA
Pasal 9

(1) Pada akhir hari kerja sebelum dimulainya uji coba, KPPN
memindahkan saldo rekening BO I Gaji dan BO I non Gaji:
a. Untuk KPPN KBI ( induk atau bukan induk) ke Rekening Kas
Negara Nomor 501.000.xxx pada BI;
b. Untuk KPPN Non KBI ke Rekening Kas Negara Nomor
501.000.xxx pada BI mitra kerja KPPN Induk.
(2) Empat hari kerja sebelum dimulainya uji coba, KPPN
memindahkan seluruh saldo yang ada pada BO II:
a. Untuk KKPN KBI (induk atau bukan induk) ke Rekening Kas
Negara Nomor 501.000.xxx pada BI
b. Untuk KPPN Non KBI ke Rekening Kas Negara Nomor
501.000.xxx pada mitra kerja KPPN Induk.

Pasal 10

Tiga hari kerja sebelum pembayaran gaji, KPPN menyampaikan surat


permintaan transfer dana ke BO I untuk mentransfer dana ke rekening
BO II untuk pembayaran gaji setiap bulan.

Pasal 11

Ketentuan pada pasal 9 di atas tidak berlaku bagi KPPN yang telah
melaksanakan peraturan Direktur Jenderal Perbedaharaan Nomor
09/PB/2005 tentang pelaksanaan Uji Coba Mekanisme Rekening
Pengeluaran Bersaldo Nihil pada Bank Umum Mitra Kerja kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 46/PB/2005

Pasal 12

(1) Pengiriman SP2D Non gaji ke BO I, termasuk kekurangan gaji dan


gaji susulan, dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam
satu hari kerja pada pukul 08.00 dan 12.00.
(2) Pengiriman SP2D gaji bulanan ke BO II dilakukan paling lambat 5
hari kerja sebelum awal bulan pembayaran gaji.

Pasal 13

KPPN c.q. Seksi Bank/Giro Pos atau Seksi Bendahara Umum


membukukan Advis Kredit penarikan dana pada Buku Bank BO I
sebagai penerimaan kiriman uang dari RPK-BUN-P.

Pasal 14
(1) KPPN setiap hari menyampaikan perkiraan kebutuhan dana kepada
Direktur Pengelolaan Kas Negara c.q. Kepala Subdit Data dan
Bantuan Teknis selambat-lambatnya pukul 16.00 waktu setempat
untuk pencairan hari berikutnya.
(2) Permintaan tambahan dana pada hari bersangkutan harus
disampaikan ke Direktur Pengelolaan Kas Negara c.q. Kasubdit
Data dan Bantuan Teknis selambat-lambatnya pukul 10.00 waktu
setempat.

BAB VIII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 15

(1) Bank Persepsi/Devisa Persepsi dan Kantor Pos Persepsi:


a. mitra KPPN Non KBI melimpahkan penerimaan negara
langsung ke rekening 501.000.xxx KPPN Induk pada Bank
Indonesia;
b. mitra KPPN KBI melimpahkan penerimaan negara ke rekening
501.000.xxx KPPN bersangkutan pada Bank Indonesia.
(2) Bank Operasional III:
a. mitra KPPN Non KBI mentransfer PBB/BPHTB dan upah
pungut bagian pemerintah pusat ke rekening 501.000.xxx
KPPN Induk pada Bank Indonesia.
b. mitra KPPN KBI mentransfer PBB/BPHTB dan upah pungut
bagian pemerintah pusat ke rekening 501.000.xxx KPPN
bersangkutan pada Bank Indonesia.

Pasal 16

Pelaksanaan uji coba Mekanisme Treasury Single Account (TSA)


melalui Rekening Pengeluaran Kuasa Bendahara Umum Negara
Pusat/Daerah pada bank umum pada akhir tahun anggaran mengacu
pada peraturan yang berlaku.

Pasal 17

Direktur Jenderal Perbendaharaan mempertimbangkan kemungkinan


pemberian imbalan jasa pelayanan bagi bank umum yang terlibat
dalam pelaksanaan uji coba Mekanisme Treasury Single Account
(TSA) melalui Rekening Pengeluaran Kuasa Bendahara Umum
Negara Pusat/Daerah setelah masa pelaksanaan uji coba.
Pasal 18

Pelaksanaan uji coba Mekanisme Treasury Single Account (TSA)


melalui Rekening Pengeluaran Kuasa Bendahara Umum Negara
Pusat/Daerah pada bank umum ini akan dievaluasi dan dilakukan
perubahan apabila diperlukan.

BAB IX

PENUTUP

Pasal 19

(1) Mencabut pasal 3 ayat (3) huruf b) dan c) Peraturan Direktur


Jenderal Perbendaharaan Nomor 09/PB/2005 tentang Pelaksanaan
Uji Coba Mekanisme Rekening Pengeluaran Bersaldo Nihil Pada
Bank Umum Mitra Kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor 46/PB/2005 sejak tanggal 1 April
2006.
(2) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini berlaku hanya
untuk KPPN yang menjadi tempat pelaksanaan uji coba.

Pasal 20

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku sejak


ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman


peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

You might also like