Professional Documents
Culture Documents
Sistem pembangkit daya tenaga uap merupakan salah satu mesin kalor
dengan sistem pembakaran luar. Pembakaran dilakukan di luar mesin untuk
menghasilkan energi panas yang kemudian ditransfer ke uap. Energi input tersebut
kemudian sebagian diubah menjadi kerja oleh turbin dan sebagian lagi dilepas ke
lingkungan yang memiliki temperatur yang lebih rendah. Secara skematik mesin
kalor dapat dilihat pada gambar 1.2
2.
Sistem tenaga uap sederhana siklus Rankine terdiri atas empat komponen
yakni Pompa, Boiler, Turbin dan Kondenser.
3.
4.
C. Pembatasan Masalah
Dalam seminar ini, masalah dibatasi sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
E. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam seminar fisika ini adalah
1.
2.
3.
4.
F. Manfaat
Dengan adanya seminar ini, diharapkan dapat memberikan manfaat:
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Siklus Rankine
1. Pengertian Siklus Rankine
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas
menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya
menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari
seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk
mengenang ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine.
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum
ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine
adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.
Siklus Rankine kadang-kadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot,
terutama dalam menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini
menggunakan fluida yang bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine
biasanya dibatasi oleh fluidanya. Tanpa tekanan yang mengarah pada keadaan
super kritis, range temperatur akan cukup kecil. Uap memasuki turbin pada
temperatur 565 oC (batas ketahanan stainless steel) dan kondenser bertemperatur
sekitar 30 oC. Hal ini memberikan efisiensi Carnot secara teoritis sebesar 63%,
namun kenyataannya efisiensi pada pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar
42%.
Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan
secara konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air
dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun,
terdapat dalam jumlah besar, dan murah.
Sistem siklus Rankine terdiri atas empat komponen, yaitu:
1. Pompa
2. Boiler
3. Turbin
4. Kondenser
termodinamika
bisa
didapatkan
dengan
meningkatkan
temperatur input dari siklus. Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan efisiensi
siklus Rankine. Siklus Rankine dengan pemanasan ulang, dalam siklus ini dua
turbin bekerja secara bergantian. Yang pertama menerima uap dari boiler pada
tekanan tinggi, Setelah uap melalui turbin pertama, uap akan masuk ke boiler dan
dipanaskan ulang sebelum memasuki turbin kedua, yang bertekanan lebih rendah.
Manfaat yang bisa didapatkan diantaranya mencegah uap berkondensasi selama
ekspansi yang bisa mengakibatkan kerusakan turbin, dan meningkatkan efisiensi
turbin.
Siklus Rankine regeneratif
Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang
membedakannya adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan kondenser
akan bercampur dengan sebagian uap yang belum melewati turbin kedua.
Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan mengakibatkan pencampuran
temperature, hal ini akan mengefisiensikan pemanasan primer.
Siklus Rankine Organik
Siklus Rankine Organik menggunakan fluida organik seperti n-pentana
atau toluena menggantikan air dan uap. Penggunaan kedua jenis fluida tersebut
akan mengurangi suplai panas yang dibutuhkan karena rendahnya titik didih dari
kedua jenis fluida tersebut sehingga energi matahari sudah cukup untuk mengubah
fase fluida tersebut. Meski efisiensi Carnot akan berkurang, namun pengumpulan
panas yang dilakukan pada temperatur rendah akan mengurangi banyak biaya
operasional.
Siklus Rankine sesungguhnya tidak membatasi fluida jenis apa yang
digunakan karena pada dasarnya siklus Rankine adalah mesin kalor sehingga
efisiensinya dihitung berdasarkan efisiensi Carnot. Konsepnya tidak boleh
dipisahkan dengan siklus termodinamika
10
Proses 1-2 : Fluida kerja (misalnya air) dipompa dari tekanan rendah ke tekanan
tinggi. Pada tahap ini fluida kerja berfase cair sehingga hanya
membutuhkan energi yang relatif kecil untuk proses pemompaan.
Proses 2-3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk dipanaskan. Di sini air
berubah fase menjadi uap jenuh. Proses ini berlangsung pada
tekanan konstan.
Proses 3-4: Uap jenuh berekspansi pada turbin sehingga menghasilkan kerja
berupa putaran turbin. Proses ini menyebabkan penurunan
temperatur dan tekanan uap, sehingga pada suhu turbin tingkat akhir
kondensasi titik air mulai terjadi.
Proses 4-1: Uap basah memasuki kondenser dan didinginkan sehingga semua uap
berubah menjadi fase cair. Air dipompakan kembali (Proses 1-2)
Besarnya kerja yang dibutuhkan pompa, panas yang diberikan boiler,
kerja yang dihasilkan turbin dan panas yang dibuang pada Kondenser dapat
diperhitungkan dengan bantuan tabel Enthalpy-entropy air-uap air.
11
12
W
3
turbin
13
3 m
4 m
m
3h3 Wturb m
4 h4
m
(h3 h4 )
Wturb m
Dimana
W
turb : laju kerja yang dihasilkan turbin(J/s)
h
: entalpi (J/s)
Kondenser
Dalam kondenser terjadi perpindahan kalor dari uap ke air pendingin
yang mengalir dalam aliran terpisah. Uap terkondensasi dan temperatur air
pendingin meningkat. Jumlah panas yang dilepas kondenser dihitung dengan
dasar kesetimbangan massa dan energi untuk aliran steady
4
Q
out
Jumlah panas yang dilepas pada Kondenser (Qout) dapat dihitung sebagai
berikut
Dimana
14
Pompa
Kondesat cair yang meninggalkan kondenser di kondisi 1 dipompa dari
kondenser ke boiler yang bertekanan lebih tinggi. Dengan menggunakan volume
atur disekitar pompa dan mengasumsikan tidak ada perpindahan kalor dengan
sekitarnya, kesetimbangan laju massa dan energi adalah
2
Dimana :
: entalpi (J/s)
15
Boiler
Fluida kerja menyelesaikan siklus ketika cairan yang meninggalkan
pompa pada kondisi 2 yang disebut air-pengisian, dipanaskan sampai jenuh dan
diuapkan kedalam boiler dengan menggunakan volume atur yang melingkupi
tabung boiler dan drum yang mengalirkan air pengisian dari kondisi 2 ke kondisi
3
Dimana
16
)
(
Maka efisiensi thermal dari siklus Rankine dapat dinyatakan dalam bentuk
perpindahan kalor sebagai
(
( )
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi thermal siklus
ideal cenderung meningkat jika temperatur rata rata penambahan energi melalui
proses perpindahan kalor meningkat dan atau temperatur pelepasan energi
menurun.
Persamaan diatas dapat digunakan untuk mempelajari pengaruh perubahan
dalam tekanan boiler dan kondenser terhadap kinerja.
17
Gambar 2.6. Pengaruh variasi tekanan operasi pada siklus Rankine ideal
(a) pengaruh tekanan boiler (b) pengaruh tekanan kondenser
Pada gambar 2.6a dijelaskan memperlihatkan 2 siklus ideal yang
memiliki tekanan kondenser yang sama tetapi tekanan boiler yang berbeda. Dari
gambar diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan tekanan boiler pada siklus
Rankine ideal cenderung meningkatkan efisiensi thermal.
Pada gambar 2.6b memperlihatkan dua siklus dengan tekanan boiler yang
sama tetapi tekanan Kondenser yang berbeda.
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa penurunan tekanan
kondenser cenderung meningkatkan efisiensi thermal.
18
kerja yang dihasilkan turbin (Wout) menurun dan efisiensinya menurun. Hal ini
dapat diatasi dengan meningkatkan tekanan fluida yang masuk.
2. Adanya kalor yang hilang ke lingkungan sehingga kalor yang diperlukan (Qin)
dalam proses bertambah sehingga efisiensi termalnya berkurang.
Penyimpangan siklus aktual dari siklus ideal dikarenakan karena
beberapa faktor seperti gesekan fluida, kerugian panas, dan kebocoran uap.
Gesekan fluida mengakibatkan tekanan jatuh pada banyak peralatan seperti boiler,
Kondenser dan di pipa-pipa yang menghubungkan banyak peralatan.
Tekanan
jatuh
yang
besar
pada
boiler
mengkibatkan
pompa
membutuhkan tenaga yang lebih untuk memompa air ke boiler. Tekanan jatuh
juga mengakibatkan tekanan uap dari boiler ke turbin menjadi lebih rendah
sehingga kerja turbin tidak maksimal. Kerugian energi panas banyak terjadi pada
peralatan pada turbin karena proses ekspansi uap air pada sudu-sudu dan rumah
turbin banyak kehilangan panas. Kebocoran uap juga mengibatkan kerugian yang
tidak bisa diremehkan, biasanya terjadi didalam turbin. Karena sebab-sebab
tersebut mengakibatkan efisiensi menjadi turun.
Penyimpangan ini terjadi karena adanya irreversibilitas yang terjadi pada
pompa dan turbin, sehingga pompa membutuhkan kerja (Win) yang lebih besar
dan turbin menghasilkan kerja (Wout) yang lebih rendah.
19
Turbin
Irreversibilitas utama yang dialami ada hubunganya dengan ekspansi
melalui turbin. Perpindahan kalor dari turbin ke sekitarnya merupakan salah satu
bentuk rugi, tapi karena rugi ini biasanya tidak terlalu penting , maka rugi ini
diabaikan.
Seperti diilustrasikan oleh proses 1-2 pada gambar 2.8, Ekspansi
adiabatik yang aktual dalam turbin selalu disertai kenaikan entropi. Kerja yang
dihasilkan per unit massa dalam proses ini lebih kecil dari pada ekspansi
isentropik 1-2s.
Efisiensi isentropik turbin adalah
(
(
)
)
Dimana pembilang merupakan kerja yang aktual yang dihasilkan per unit
massa yang melalui turbin, dan penyebut merupakan kerja untuk ekspansi
isentropik dari daerah masuk turbin ke tekanan keluar turbin. Ireversibilitas dalam
turbin menyebabkan penurunan yang cukup signifikan dalam keluaran daya netto
dari pembangkit tenaga.
Pompa
Masukan kerja ke pompa diperlukan untuk mengatasi gesekan juga
mengurangi keluaran daya netto dari pembangkit. Jika tidak ada perpindahan
kalor ke sekelilingnya , akan terjadi peningkatan entropi di dalam aliran yang
melewati pompa. Proses 3-4 pada gambar 2.8 mengilustrasikan proses
pemompaan yang aktual. Masukan kerja untuk proses ini lebih besar daripada
untuk proses isentropik 3-4s.
Efisiensi isentropik dari pompa dengan menggunakan penomoran pada
gambar 2.8 adalah
(
20
pompa memiliki pengaruh yang lebih kecil terhadap kerja netto siklus
dibandingkan dengan Ireversibilitas dalam turbin
Ketidakidealan lainnya
Ireversibilitas turbin dan pompa yang disebutkan diatas adalah
ireversibilitas internal yang dialami oleh fluida kerja ketika mengalir dalam sirkuit
tertutup siklus Rankine. Akan tetapi sumber terpenting dari ireversibilitas untuk
keseluruhan pembangkit tenaga uap berbahan fosil adalah berkaitan dengan
pembakaran bahan bakar dan perpindahan kalor yang kemudian terjadi dari
produk pembakaran yang panas ke fluida kerja siklus.
Pengaruh lain yang timbul dilingkungan sekitar adalah pelepasan energi
ke air pendingin ketika fluida kerja mengalami kondensasi. Walaupun cukup
banyak energi yang dibawa pergi oleh air pendingin, ternyata pemamfaatannya
terbatas. Untuk kondenser dimana uap berkondensasi dekat dengan temperatur
ambien, air pendingin mengalami peningkatan hanya beberapa derajat lebih tinggi
daripada temperatur ambien ketika melalui kondenser sehingga memiliki
kegunaan yang terbatas. Oleh karena itu , signifikansi dari rugi ini jauh lebih kecil
daripada yang diduga dari besarnya energi yang dipindahkan ke air pendingin.
Selain yang sudah disebutkan sejauh ini, terdapat beberapa sumber
ketidakidealan lainnya. Sebagai contoh , perpindahan kalor liar dari permukaanpermukaan luar komponen pembangkit memiliki efek yang merugikan kinerja,
karena rugi rugi tersebut mengurangi keefektifan konversi dari masukan kalor
yang menjadi keluaran kerja. Pengaruh gesekan-gesekan yang mengakibatkan
penurunan tekanan merupakan sumber ireversibilitas internal ketika fluida kerja
mengalir melalui boiler, kondenser dan pipa yang menghubungkan berbagai
komponen.
21
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang
mengubah panas menjadi kerja. Terdapat 4 proses dalam siklus Rankine, setiap
siklus mengubah keadaan fluida (tekanan dan/atau wujud).
Proses 1
Proses 2
Proses 3
Proses 4
2. Evaluasi Kerja Utama dan perpindahan Kalor meliputi evaluasi Kerja dan
perpindahan kalor pada Turbin, Pompa, Boiler dan Kondenser.
3. Peningkatan tekanan boiler pada siklus Rankine ideal cenderung meningkatkan
efisiensi thermal, sedangkan penurunan tekanan kondenser cenderung
meningkatkan efisiensi thermal.
4. Ireversibilitas dan Rugi utama meliputi bagian pompa dan kondenser ( Internal
), Ireversibilitas dalam turbin menyebabkan penurunan yang cukup signifikan
dalam keluaran daya netto dari pembangkit tenaga, sedangkan Ireversibilitas
pompa memiliki pengaruh yang lebih kecil terhadap kerja netto siklus
dibandingkan dengan Ireversibilitas dalam turbin.
22
B. Saran
Dari
pembahasan
Makalah
Seminar
Fisika
ini,
penulis
menyarankan:
1. Untuk mengembangkan kajian mengenai Analisis siklus Rankine dalam
sistem pembangkit tenaga uap, perlu mempelajari masalah sistem pembangkit
tenaga uap secara menyeluruh/ lebih kompleks dan mempelajari materi
termodinamika sebelumnya serta menambah referensi lebih banyak yang
menunjang
23
DAFTAR PUSTAKA