Professional Documents
Culture Documents
JUDUL PENELITIAN
B. BIDANG KAJIAN
C. PENDAHULUAN
Di dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini dikenal dua macam cara
berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak
langsung.
Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak), merupakan komunikasi secara
langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak
langsung.
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa,
mempunyai peranan yang penting didalam kehidupan manusia. Dengan menulis
seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan
tujuannya.
Seperti yang dikatakan oleh H.G. Tarigan (dalam Suriamiharja dkk. 1983) bahwa
menulis ialah :
�... menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang � lambang grafik tersebut kalau mereka memehami bahasa dan gambar
grafik tersebut�.
Mengarang pada perinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada
angan � angan penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Setiap manusia semuanya diciptakan sebagai pengarang.
Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi kedalam
tulisan tidak muda. Banyak orang yang pandai berbicara atau berpidato , tetapi
mereka
masih kurang mampu menuangkan gagasanya kedalam bentuk bahasa tulisan. Maka
untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk
menulis. Kemampuan menulis dapan dicapai melalui proses belajar dan berlatih.
Permasalahan pun muncul seperti yang sudah penulis alami ketika melakukan
observasi di kelas V SDN Cibulan II Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka.
Dari hasil observasi itu penulis menemukan masalah, masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan ketika dalam mengajarkan mengarang, kesulitan yang dihadapi
oleh
siswa kelas II SDN Ngadirojo I ketika dalam mengajarkan mengarang antara lain :
1. Siwa kurang mampu menggunakan dan memilih kata dalam menuangkan buah
pikirnya, sering mengulang kata �lalu� dan �terus�.
2. Isi kalimat relatif tidak menggambarkan topik.
3. Kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak sinambung, paragraf yang satu
dengan paragraf yang lain tidak koheren.
D. PERUMUSAN DAN PERENCANAAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan data awal yang diperoleh dari hasil observasi
awal yang dilakukan peneliti dan untuk membatasi permasalahan yang telah diuraikan
diatas, maka penulis merumuskan permasalahan diatas, maka penulis merumuskan dalam
atau KBM siswa akan mudah merespon materi pelajaran dan aktif dalam kegiatan
belajar
mengajar.
Tindakan ini semula jarang digunakan oleh pengajar atau guru, oleh karena itu
saya merasa perlu diterapkan untuk meningkatkan pemahaman atau kemampuan siswa
dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran mengarang untuk menaraik siswa
dalam membuat suatu karangan.atau membuat suatu karya, yang bisa dibaca oleh siswa
yang lain, sehingga akan membuat para siswa yang lainnya lebih tertantang untuk
membaca atau mendengarkan karangan hasil para siswa.
E. TUJUAN PENELITIAN
Guru dapat memehami hal � hal yang perlu dilakukan untuk menyampaikan
pembelajaran secara aktif dan dan menarik siswa dalam menyamapaikan materi
sehingga siswanya mampu menyimak pelajaran yang sedang diajarkan dan apa
yang diharapakan oleh guru dapat tercapai.
Dalam penelitian ini dapat diambil manfaat bagi guru termasuk diantaranya guru
dapat memperkaya teknik pembelajaran dan guru dapat mengetahui teknik
pembelajaran dan guru dapat mengetahui teknik � teknik pembelajaran dan guru
dapat mengetahui permasalahan - permasalahan siswa dengan cara � cara
mengatasinya. Sehingga dapat mempermudah guru untuk mengatasi masalah �
masalah apa yang timbul dlam pembelajaran.Guru menjadi aktif dan kereatif
dalam mempelajarkan siswa dengan menggunakan media pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengetahui penggunaan alat
evaluasi yang sesuai untuk mengukur keterampilan menulis karangan dengan
baik.
2. Bagi Siswa
Siswa dapat lebih mudah dan semangat dalam memahami materi pelajaran.
Dengan cara pembelajaran yang menarik, dan tidak akan membosankan siswa
dalam menyimak pelajaran sehingga siswa akan menyimak pelajaran dengan baik.
siswa akan lebih akatif belajara dan mereka bisa lebih mudah dalam memahami
pelajaran,
3. Bagi Lembaga
H. KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Menulis
Menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan
lambang grafik (tulisan).
Tulisan adalah suatu system komunikasi manusia yang menggunakan tanda-tanda
yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata.
Tarigan (dalam Agus Suriamiaharja, 1996 : 1), mengembangkan bahwa :
�Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang � lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehinga orang lain
dapat membaca lambang � lambanga grafik tersebut kalau mereka memahami
bahasa dan gambaran grafik tersebut �.
Sedangkan Robert Lodo (dalam Suriamiaharja, 1996 : 1), mengatakan bahwa :
�Menulis adalah menempatkan simbol � simbol grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang
lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol � simbol grafiknya�.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan
seseorang dalam melukiskan lambang � lambang grafik untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain .
Pengertian Mengarang
1. Gagasan ( Idea )
2 Tuturan ( Discourse )
b. Pelukisan ( Description )
c. Pemaparan ( Exposition )
d. Perbincangan ( Argumentation )
a. Menurut Tingkatan
Karangan Permulaan
benda. Mengarang dengan bentuk gambar seri telah lebih banyak kalimatnya daripada
di
kelas II (dua) biasanya anak menggunakan kata penghubung.
Di kelas V (lima) karangan anak lebih luas dari peda kelas III (tiga). Anak
dibiasakan mengamati lingkungan sekitarnya (Pasar, Toko, Kantor, Pos, Bank, Tempat
pertunjukan dll) lebih rinci sehinga siswa kelas V (lima) telah dapat menuliskan
berpulih
� pulih kalimat tentang sesuatu.
Pada saat menceritakan gambar berseri, siswa kelas V (lima) lebih rinci
menjelaskan setiap gambar. Pengamatan gambar lebih rinci. Mulailah anak,
menentukan
pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan � karangan. Hal ini lebih mudah
dilatihkan melalui mengarang dengan bentuk gambar seri. (Ngalim Purwanto dan
Djeinah Almim, 1997 : 59).
g. Susunan Karangan
Susunan karangan atau wacana sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan dan
Sulistyaningsih (1996 : 362) adalah :
� Wacana dibentuk oleh paragraf � paragraf, sedangkan paragraf dibentuk oleh
kalimat � kalimat. Kalimat � kalimat yang membentuk palagraf itu haruslah
merangkai, kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya harus berkaitan begitu
seterusnya. Sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh atau membentuk
sebuah gagasan. Selanjutnya paragraf dengan paragraf pun merangkai secara utuh
membentuk sebuah wacana yang memiliki tema yang utuh �.
a. Kata
Setiap gagasan pikiran atau perasaan dituliskan dalam kata � kata. Kata adalah
unsur kata yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan
perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam bahasa.
Untuk dapat menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan dalam tulisan
karangan. Seorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memedai dan pemilihan
kata yang tepat. �Dalam memilih kata itu harus diberikan dua persyaratan pokok
yaitu
(1) Ketepatan (2) Kesesuaian� (Suriamiharja et � al, 1996 : 25).
Persyaratan ketepatan yaitu kata � kata yang dipilih harus secara tepat
mengungkapkan apa yang ingin di ungkapkan sehingga pembaca juga dapat menafsirkan
kata � kata tersebut tepat seperti maksud penulis.
Persyaratan kedua yaitu kesesuaian. Hal ini menyangkut kecocokan antara kata �
kata yang dipakia dengan kesempatan / situasi dengan keadaan pembaca. Apakah
pilihan
kata dan gaya bahasa yang dipergunakan tidak merupakan suasana atau tidak
menyinggung perasaan orang yang hadir.
b. Kalimat
Kalimat terbentuk dari gabungan anak kalimat, sedangkan anak kalimat adalah
gabungan dari ungkapan atau frase, dan ungkapan itu sendiri merupakan rangkaina
dari
kata � kata .
Kalimat yang dipergunakan dalam karangan berupa kalimat yang efektif yaitu
kalimat yang benar dan jelas sehinga mudah dipahami orang lain. Sebuah kalimat
efektif
haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran
pandangan atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau
pembaca.
Suryamiharja et-al (1996 : 38),
Mangemukakan bahwa :
Kaliamat efektif dalam bahasa tulis, haruslah memiliki unsur � unsur :
Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih
luas dari pada kalimat : paragraf merupakan kimpulan kalimat yang berkaitan dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan, Berkaitan dengan paragraf
akhadiah,
dkk (dalam Agus Suryamiharja, 1996 : 46), Menjelaskan bahwa �dalam paragraf
terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat utama atau
kalimat
topik, kalimat penjelas sapai kalimat penutup�.
Fungsi dari paragraf dalam karangan adalah :
1. Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide keseluruhan
karangan.
2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok karangan. (Tarigan, 1996 :
48).
Menurut Suriamuharja (1996 : 48) �Paragraf baik dan efektif harus memenuhi
tiga parsyaratan, yaitu (1) Kohesi (Kesatuan ) ; (2) Koherensi (Kepaduan) ; dan
(3)
Pengembangan / Kelengkapan paragraph�.
1. Kohesi (Kesatuan)
Keraf (dalam Suriamiharja 1996 : 48) mengemukakan bahwa �yang dimaksed dengan
kohesi / kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang membina palagraf secara
2. Koherensi (Kepaduan)
h. Media Pembelajaran
Kata �Media� secara harpiah adalah �perantara atau pengantar�. Pengertian media
sebagai sumber belajar adalah �Manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan
anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan� (Djamarah dan Zein, 1996 :
136).
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting. Ketidak jelasan
guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media.
Apabila tingkatan SD yang siswanya belum mampu berfikir abstrak, masih berfikir
kongrit. Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikongritkan dengan kehadiran media,
sehinga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan
media.
Dalam penggunaan media, perlu diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran
haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan., apabila diabadikan
media pengajaran bukanya membantu proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat
Ketika fungsi � fungsi media pengajaran itu diaplikasikan kedalam proses belajar
mengajar , maka terlihatlah perannya sebagai berikut :
a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Djamarah dan Zein, 1996 : 150),
mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media pelajaran, sebagai berikut:
dipahami siswa.
c. Media yang digunakan mudah diperoleh, mirah, sederhan dan praktis
penggunaannya.
d. Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran.
e. Tersedia waktu untuk menggunakanya, sehinga media tersebut dapat bermanfaat
bagi
siswa selama pengajaran berlangsung.
f. Sesuai dengan tarap berpikir siswa.
4. Media Cerita Gambar Seri Sebagai Model Pembelajaran
Dalam kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai
dengan taraf berfikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis
karangan di
SD. Penggunaan media gambar seri dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam
keterampilan mengarang. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan
dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan.
Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (1997 : 63),
mengemukakan bahwa �Penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan
pokok pikiran yang mingkin akan menjadi karangan � karangan�, juga Tarigan (1997 :
210) mengemukakan bahwa �Mengarang melalui media gambar seri berarti melatih dan
mempertajam daya imajinasi siswa�.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar seri adalah cara
atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan
menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) ke dalam bentuk tulisan.
5. Ciri � ciri Gambar Yang Baik dan Peranannya Sebagai Media Pengajar
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang
memiliki ciri � ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al (1991 : 219), yaitu :
1. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu siswa dalam
belajar.
2. Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk lebih giat belajar.
3. Dapat membantu daya ingat siswa (retensi)
4. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat yang lain.
(Sudirman et-al 1991 : 220)
seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga
selanjutnya
diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis karangan sesuai dengan tema, ide,
pengalaman dan kejadianya
I. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan pada rumusan masalah dengan anggapan dasar yang telah diuraikan
di atas, peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: Dengan
menerapkan media GAMBAR SERI pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang
pembelajaran mengarang , maka keterampilan menulis karangan di kelas V SDN Cibulan
1.Rencana Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan
Lemahsugih Kabupaten Majalengka.Sekolah ini memiliki 6 ruangan kelas ( I, II,
III, IV, V VI) dan ruang guru, ruangan perpustakaan dan memiliki WC Guru dan
Siswa.
Masuk sekolah dari kelas I s/d VI Sekolahnya pagi mulai masuk sekolah jam
07 : 15 digunakan untuk membaca samapi pukul 07 : 30. 07 : 30 langsung masuk
kelas untuk melaksanakan proses belajar mengajar.
b. Subjek penelitian
Subjek penelitian akan dilaksanakan pada siswa � siswa kelas V SDN Cibulan
II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka. Objek penelitian
ini dalam Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM adalah siswa, dan yang menjadi
peneliti adalah guru.
c.Lama Penelitian
Lamanya penelitian akan dilaksanakan 4 bulan, dari mulai data awal
samapai mempunyai data yang sebenarnya. Atau sampai beres dengan jadual
yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya jdwalnya terlampir.
2.Prosedur Penelitian
PLAN
N
OBSERVER
ACTION
REVISED
PLAN
REFLECT
OBSERVER
REFLECT
ACTION
Pada tahap perencanaan tindakan apa yang harus dilakukan, untuk pertama kali
kita sebagai peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah untuk melakukan
penelitian,
untuk melakukan tindakan kelas, kemudian menyiapkan indikator yang akan di teliti
beserta tolak ukur keberhasilan penelitian yang akan kita laksanakan. Kemudian
mencari
guru yang akan dijadikan kolaborasi. Yang paham tentang mata pelajaran yang kan
menjadi sumber PTK.
Pada penelitian ini yang dijadikan tolak ukur pelaksanaan media pembelajaran,
yaitu mengarang dengan menggunakan media gambara seri, yaitu (a) siswa mampu
membuat karangan dengan menggunakan media gambar seri, (b) Siswa mampu
menyusen cerita gamabar seri dengan tidak mengulang kata � kata lalu,(c) Siswa
mampu
membuat karangan sesuai dengan topik, Menurut Sudarsono dalam Kasbolah penetapan
tindakan dalam peneliti didasarkan atas (a) kajian teori atau penelitian yang
relavan, (b)
kesanggupan guru yang akan diteliti, (c) kemampuan siswa (d) pasilitas dan sarana
prasarana yang tersedia atau yang memadai, (e) iklim suasana dikelas dan fasilitas
di
sekolah, atas dasar kelima asfek diatas maka penulis memilih media pembelajaran
mengarang dengan menggunakan media gamabar seri untuk menyelesaikan
permasalahan tentang pembelajaran mengarang.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaaan tindakan yang dilaksanakan dalam pembelajaran adalah kinerja guru
dalam melaksanakan atau menerapkan media Gambar Seri dan aktivitas siswa selama
dilaksanakan atau diterapkan Media Gamabar Seri, Guru memberikan mata pelajaran
tentang mengarang dengan menggunakan media gmbar seri, dengan tahapan sebagai
berikut :
Tahapan awal pembelajaran, guru menyapaikan materi pembelajaran tentang
mengarang, lalu guru menerangkan cara mangarang dengan menggunakan media gambar
seri .
Guru memperlihatkan materi pembelajaran memgarang dengan menggunakan
media gamabar seri, guru memperlihatkan bahan yang akan diajarkan yaitu gambar
seri.
Tahapan inti pembelajaran siswa membuat karangan dengan menggunakan
gamabar seri yang sudah disediakan di depan kelas, siswa diberi keleluasaan untuk
membuat karangan dengan gamabar yang telah disediakan didepan kelas, sehingga
siswa
akan berkereasi atau akan membuat karangan menurut pengamatan siswa tentang gambar
c. Observasi
tindakan akan mengarah terhadap terjadinya perubahjan positif dalam proses belajar
sesuai dengan yang diharafkan. Dan untuk menilai apakah pelaksanaan pembelajaran
telah sesuai dengan yang sudah direncanakan.
d. Refleksi
Reflesi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan
makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan
(a)
pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan (b) ketika tindakan sedang
dilakukan, (c) setelah tindakan dilakukan, adapun kegiatan yang dilakukan pada
saat
merefleksi, melakukan analisis, dan mengepaluasia atau mendiskusikan data yang
harus
duperoleh, penyusunan rencana tindakan yang hasil diperoleh melalui kegiatan
observasi.
Data yang telah dikumpulkan dalam observasi harus secepatnya dianalisis atau
diinterprestasikan ( diberi makna ) sehingga dapat segera diberi tindakan yang
dilakukan
untuk mencapai tjuan, jika diinterprestasikan data tersebut belum mencapai tujuan
yang
diharapkan maka peneliti maka peneliti dan observer melakukan langkah � langkah
perbaikan untuk diterapkan pada siklus selanjutnya. Akan tetapi jika pada
pelaksanaan
refleksi terhadap hal � hal dianggap baik, maka hal- hal yang baik tersebut harus
terus
digali.
3. Subjek penelitian
ini para guru ingin mengetahui tentang secara dalam tentang PTK dan cara
pembelajaran
apersepsi menulis karangan dengan media gambar seri.
Peneliti sengaja meneliti kelas II Tentang mata pelajaran bahasa Indonesia, dan
dilaksankan dikelas II untuk sebagai latihan.sehingga anak akan terus berlati
menulis karangan.
Data yang dikumpulkan pada penelitian data kualitatif adalah beberapa kata �
kata tau tindakan. Kata � kata atau tindakan yang muncul pada dilaksanakan menulis
karangan dengan menerapkan media Gamabar Seri terekam de ngan cara mengamati,
wawancara, dengan sumber data. Data ini diambil dari sumber kinerja guru dan
akativitas
siswa. Hasil wawancara dengan siswa dan guru, temuan hasil observasi, catatan
lapangan dan hasil tes, hasil karya siswa yaitu perupa karangan, dengan penerapan
media
gambar seri.
b. Sumber Data
Sumber data untama dalam penelitian adalah siswa yang menjadi objek peneliti,
karena ketika menerapkan media Gambar Seri segala tindakan dan kata � kata guru
dalam penerapan media direkam diamati, diwawancara. Adapun siswa dijadikan
peneliti
ketika siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran .
1. Wawancara
2. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik evaluasi non tes yang biasa dilakukan
kapan saja.
�Obsevasi adalah teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu
kagiatan (tingkah laku)�. (dalam Kartadinata, 1998 : 34).
Penulis menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati keadaan siswa
sebelum, sedang, dan sesudah model pembelajaran menulis karangan dengan
menggunakan media gambar seri.
Tabel 3.1 : Lembar Observasi Penggunaan Media Gambar Seri Dalam
Pembelajaran Mengarang Di Kelas V
No
1
2
3
4
Suasana kelas
Penggunaan media gambar seri
Upaya melatih keterampilan
mengarang
Respon siswa terhadap
pengguanaan media gambar seri
3. Tes Perbuatan
Data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis, dengan cara mengatur urutan data,
memilih milih data yang diperlukan dan data yang tidak diperlukan. Atau memake
data tersebut yang telah ditapsirkan atau data yang telah diperoleh.
Data yang telah tersusun dikaitkan dengan teori yang relavan sesuai dengan data
yang muncul.
8. Validitas Data
Untuk menetapkan keakuratan data diperoleh pada saat penerapan media gamabar
seri diperlukan teknik pemeriksaan, ada empat karekteristikyang digunakan untuk
mendapatkan keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan, Peraliha, ketergantungan,
dan kepastian.
K. JADWAL PENELITIAN
Suriamiharja Agus, M.Pd, dkk (1996 / 1997). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta :
Depdikbud,
Sabarti Akhadiah, Dr. Prof (1996 / 1997). Menulis. Jakarta : Depdikbud
The Liang Gie (1992). Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta : Liberty
Tarigan, Djago, Drs (1996). Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan
Pengembangannya. Bandung : Angkasa
M. LAMPIRAN � LAMPIRAN
1.LAMPIRAN
I. Standar Kompetensi
Mengungkapkan pikiran perasaan , informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam
bentuk karangan,
II. Kompetensi Dasar
Menulis karangan berdasarkan media gambar seri dengan memperhatikan pilihan
kata dan penggunaan ejaan
III. Indikator
V. Materi
Mengamati gambar seri dan mengerutkanya sesuai yang diceritakan oleh
guru,kelompok yang sudah bisa mengurutkan gambar seri cepat � cepat maju
kedepedan bergiliran dengan teman kelompok yang lainnya
VI. Metode Pelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
1. Kegiatan Awal
2.Kegiatan Inti
1. Media
Gambar Seri
2. Sumber
a. Kurikulim KTSP
b. Buku bahasa Indonesia kelas V, Halaman 137, PT Erlangga,
IX. Evaluasi
Mengetahui :
Kepala sekolah,
(ENGKOS A.Ma P.d)
NIP :
Majalengka ,������..
Guru Kelas
(MARYANI T PERMANA)
NIP:
Lampiran II
NO
NAMA SISWA
Nilai
ANGGA KUSNADI
ALIPUDIN
DERENA ANGGRAENI
KIKI NURAENI
NUNUNG SUMIATI
5,5
NINDA NOVIKA
7
NANDANG YULISTIO
10
NENGSIFA
6,5
11
NABILAH JANIAR
12
OJANG JIMILAH
13
6,5
14
6,5
15
TATANG MUHAMAD
16
TINI KARTINI
17
YAYA
18
EMAN
19
20
NENG GITA
7,5
Lampiran III
Lembar Observasi
No
1
2
3
4
Suasana kelas
Penggunaan media gambar seri
Upaya melatih keterampilan
mengarang
Respon siswa terhadap
pengguanaan media gambar seri
`
Lampiran 4
NO
Nama Siswa
keaktipan
Perhatian
skor
Tafsiran
Ket
1
b
k
Kriteria Penilaian :
Baik ( B ) : Jika siswa aktif dalam mengikuti pelajaran
Cukup (C) :Jika siswa kurang aktif dalam menulis karangan
Ketang ( K) :Jika siswa diam saja
Lampiran 5
NO
Pertanyaan
Ringkasan Jawaban
Pertanyaan
Ringkasan Jawaban
Oleh :
MARYANI T. PERMANA
0709247