You are on page 1of 36

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, puji dan
syukur terucap hanya kepada Illahi Rabbi yang selalu memberikan nikmat yang tak terhingga
kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi dan junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, keluarga beliau, sahabat-sahabat Beliau dan hamba-hamba Allah
yang suci.

Bersyukur dan bersyukur, memang tak henti-hentinya penyusun bersyukur berterima


kasih kepada Allah SWT atas semua karunianya. Selesainya makalah inipun hanyalah bagian
kecil dari nikmat Allah yang kami rasakan. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan
makalah Akuntansi Biiaya dengan judul Contributon Margin and Direct Costing. Kami
berharap dengan hadirnya makalah ini insya Allah dapat memberi sedikit pengetahuan
kepada kita semua tentang Contributon Margin and Direct Costing.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun
makalah ini. Penulis merasa makalah ini masih jauh dari yang diharapkan. Kalau terdapat
kebenaran dari makalah ini maka kebenaran itu berasal dari Allah SWT. Namun, kalau dalam
makalah ini terdapat kesalahan maka kesalahan itu datangnya dari kami sendiri. Karena itu
kritik serta saran dari semua pihak kami harapkan agar makalah ini dapat kami perbaiki lagi.
Dan semoga makalah ini bisa berguna bagi kami khususnya, dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Desember 2009

Penulis

1
DAFTAR ISI

a. Kata pengantar............................................................................................... 1
b. Daftar Isi......................................................................................................... 2
c. Isi Pokok Pembahasan Teori.......................................................................... 3
d. Tujuan Pembahasan Teori.............................................................................. 4
e. Manfaat Pembahasan Teori............................................................................ 5
f. Definisi dan Penjelasan Singkat..................................................................... 6
g. Bagan Pembahasan Teori............................................................................... 8
h. Asal-Usul Timbulnya Teori........................................................................... 10
i. Pembahasan Teori.......................................................................................... 11
j. Contoh Riil Pembahasan Teori...................................................................... 32
k. Kesimpulan.................................................................................................... 36
l. Relevansi Pembahasan Teori......................................................................... 38
m. Pengelompok Pembahasan Teori................................................................... 39
n. Daftar Pustaka................................................................................................ 40

B. ISI POKOK PEMBAHASAN TEORI

2
Contribution Margin

• Pembiayaan marjinal
• Klasifikasi biaya
• Analisis Titik Impas (BreakEvent)
• Kontribusi
• Kebijakan Penetapan Harga
Direct Costing

• Cost Driver, Cost pool dan Cost Object


• Biaya langsung
• Biaya bahan langsung
• Biaya tenaga langsung
• Biaya bahan baku langsung
• Tenaga kerja langsung

C. TUJUAN PEMBAHASAN TEORI


• Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan = biaya

• Menunjukkan suatu sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh
perusahaan

3
• Mengawasi kebijakan penentuan harga

• Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi dekat / jauh dari


titik impas

D. MANFAAT PEMBAHASAN TEORI

• Pembiayaan marjinal memberi pihak manajemen informasi lebih memadai bagi


pengambilan keputusan

4
• Pernyataan keuntungan dan kerugian tidak terganggu oleh perubahan dalam tingkat
cadangan. Penilaian cadangan tidak dibebani dengan saham biaya tak langsung tetap,
sehingga keuntungan lebih mencerminkan volume penjualan daripada volume
produksi.
• Analisis keuntungan volume didorong oleh pemakaian bagan titik impas dan grafik
keuntungan volume, dan sebagainya.
• Keputusan penetapan harga dapat didasarkan pada tingkat kontribusi tiap produk.
• Analisis kontribusi tiap faktor kunci atau sumber daya pembatas merupakan alat bantu
dalam penganggaran dan perencanaan produksi.
• Akuntansi tanggung jawab lebih efektif kalau didasarkan azas mpembiayaan marjinal
karena manajer dapat mengidentifikasi tanggung jawab mereka secara lebih jelas jika
biaya tak langsung tetap dibebankan secara semena-mena pada departemen atau
divisinya.

E. DEFINISI DAN PENJELASAN SINGKAT

Margin kontribusi

5
Kontribusi margin merupakan analisis biaya-volume-laba bagian dari manajemen
akuntansi terhadap margin keuntungan dalam penjualan per unit dan berguna dalam
melaksanakan berbagai perhitungan ataut digunakan sebagai ukuran kepengaruhan
operasional.

Total Margin Kontribusi (Total Contribution Margin (TCM)) adalah Total Pendapatan atau
Penjualan (Total Revenue(TR atau Sales) tanpa ikutan Total Biaya Variabel {Total Variable
Cost(TVC)):

TCM = TR − TVC

Unit Margin Kontribusi {Unit Contribution Margin (C)) adalah Satuan Pendapatan (Unit
Revenue (Price, P)) tanpa ikutan Satuan Biaya Variabel (Unit Variable Cost (V)):

C=P–V

Ratio Margin Kontribusi (Contribution Margin Ratio) adalah persentase Kontribusi atas
Pendapatan Total (Total Revenue), yang mana dapat dihitung dari kontribusi satuan terhadap
harga satuan atau jumlah kontribusi terhadap jumlah Pendapatan:

Margin kontribusi dapat dikemukakan sebagai pecahan dari kontribusi penjualan yang
memperseimbangkan biaya tetap atau unit margin kontribusi adalah jumlah setiap unit
penjualan menambahkan terhadap keuntungan

6
Biaya langsung

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk atau
jasa tertentu, seperti gaji yang dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll. Biaya
langsung dapat ditelusuri ke ‘cost pool’ atau dari ‘cost pool’ ke ‘cost object’ secara mudah
dan dapat dihubungkan secara ekonomi.

Biaya bahan langsung

Biaya bahan langsung meliputi biaya bahan dalam produk dan ditambah sejumlah tertentu
yang ‘reasonable’ yang berkaitan dengan sisa produksi dan unit-unit yang cacat produksi

Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari
produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.

Biaya tenaga langsung

Biaya tenaga langsung meliputi biaya biaya tenaga langsung yang digunakan untuk membuat
produk atau menyediakan jasa ditambah dengan porsi tertentu untuk waktu yang tidak
produktif yang normal dan tidak dapat dihindarkan seperti waktu istirahat dan waktu untuk
pribadi.

F. BAGAN PEMBAHASAN

CONCEPT

7
Pengertian margin contribution and
direct costing

HISTORY

MARGIN CONTRIBUTION
Proses Terbentuknya margin contribution
and direct costing

✔ Pembiayaan marjinal
✔ Klasifikasi biaya
✔ Analisis Titik Impas (BreakEvent)
✔ Kontribusi
✔ Kebijakan Penetapan Harga

DIRECT COSTING

✔ Perbedaan efisiensi tenaga kerja langsung


✔ Perbedaan tarif tenaga kerja langsung
✔ Perbedaan total tenaga kerja langsung
✔ Perbedaan campuran material langsung
✔ Perbedaan harga material langsung
✔ Perbedaan total material langsung
G. ASAL-USUL PEMBAHASAN
✔ Perbedaan TEORI
penggunaan material langsung
✔ Perbedaan hasil material langsung
Pembiayaan marjinal atau langsung telah dipraktekan dalam berbagai bentik selama
lima puluh tahun terakhir ini. Pembiayaan ini diperkenalkan pada awla tahun 1930an.
Kontroversi antara pembiayaan marjinal dan pembiayaan penyerapan berlanjut terus dan akan

8
tetap berlangsung selama beberapa tahun mendatang. Baru pada tahun-tahun setelah Perang
Dunia II minat terhadap pembiayaan marjinal hanya berlaku bagi biaya produksi variabel atas
biaya produk. Salah satu perbedaan konseptual yang pokok antara pembiayaan marjinal dan
pembiayaan penyerapan ialah bahwa pembiayaan marjinal memperlakukan biaya tak
langsung tetap sebagai biaya periode yang dibebankan langsung pada pendapatan daripada
sebagai biaya produk yang dibebankan kepada unit yang dihasilkan, sehingga termasuk
dalam stok (cadangan). Meskipun ada pandangan baik dari profesi akuntansi maupun
administrasi pendapatan di Inggris dan Amerika Serikat, bahwa pembiayaan langsung
bukanlah metode yang umum diterima dalam penilaian (valuasi) stok, para penganut
pendekatan pembiayaan marjinal berpengaruh teguh kepada keyakinan bahwa memasukkan
biaya tak langsung tetap suatu pabrik dalam biaya produk merupakan langkah yang salah dan
tidak tepat. Dikemukakan bahwa bagian tetap biaya tak langsung pabrikasi merupakan fungsi
kapasitas untuk menghasilakan daripada produksi jumlah tertentu. Seperti disarikan oleh
Amey dan Egginton (1973) sebagai berikut:

Pembiayaan penyerapan melibatkan penetapan rata-rata biaya atas unit produksi,


terlepas dari apakah biaya tersebut tetap atau variabel. Hasilnya ialah biaya produk
yang merupakan rata-rata biaya pada tingkat produksi tertentu: angka biaya tidak
memberikan indikasi biaya jangka pendek untuk memproduksi unit-unit tambahan.
Pembiayaan variabel digunakan secara luas untuk tujuan manajemen internal, tetapi
jarang dipakai untuk penilaian pelaporan eksternal.

Beberapa metode alternatif menghasilakan berbagai dampak yang luas bagi


pengukuran prestasi dan keuntungan. Barangkali, yang lebih penting ialah bahaya mencolok
untuk memakai suatu pendekatan penerapan pembiayaan marjinal secara kaku. Sebagaimana
disimpulkan bahwa penyalahgunaan biaya marjinal mengakibatkan harga terlalu rendah,
sehingga tidak dapat menutupi biaya tak langsung tetap. Bagaiman pun juga, tumbuhnya
minat dan partisipasi dalam pembiayaan marjinal menunjukkan peningkatan kesadaran akan
keuntungan besar yang berkaitan dengan metode ini, seta konsep pendekatan kontribusi atas
pembiayaan dan teknik analisis biaya-volume-keuntungan.

Cukup banyak kontroversi mengenai makna biaya marjinal. Konsep akuntansi yang
ada ialah mengenai biaya variabelmengenai ‘biaya variabel’, merupakan unsur-unsur biaya
yang bervariasi dengan produksi. Biaya utama, seperti biaya bahan langsung dan biaya tenaga
kerja langsung, termasuk dalam pengeluaran variabel langsung. Konsep akuntan ini berbeda
dengan konsep ekonom, yang menganggap bahwa biaya marjinal ialah biaya bertahap untuk

9
menghasilkan satu unit tambahan produksi. Dalam membandingkan model pembiayaan
marjinal kaum ekonom dengan model serupa yang diajukan oleh para akuntan, Sizer (1961)
menyatakan bahwa:

Perbedaannya tidak begitu besar seperti yang dinyatakan yaitu sebagian karena
kurangnya pengertian dan bahwa teknik-teknik pembiayaan marjinal akuntan
merupakan penerapan praktis teori biaya marjinal dan pendapatan marjinal para
ekonom.

Pada tahun 1961, mengikuti terbitnya dua buah laporan, satu di Amerika Serikat
(National Association of Accountans) dan stu lagi di Inggris (Institute of Cost and
Management Accountants) semakin meningkat minat profesional pembiayaan marjinal dan
selama dua dekade berikutnya muncul perdebatan hangat menenai kelebihan dan kelemahan
pembiayaan marjinal.

Wright (1962) menyajikan definisi ringkas mengenai pembiayaan marjinal

Pembiayaan marjinal ialah satu sistem akuntansi yang memisahkan pengeluaran


bervariasi dengan volume pengeluaran tidak bervariasi. Dalam perusahaan produksi,
pembiayaan ini mensyaratkan bahwa hanya pengeluaran produksi langsung yang
dibebankan kepada inventaris, kemudian disesuaikan dengan pendapatan untuk
menentukan penghasilan yang terwujud. Pengeluaran periode dibebankan secara
langsung kepada keuntungan dan kerugian selama periode pembelanjaan uang
tersebut.

H. PEMBAHASAN TEORI

Contribution Margin and Direct Costing

Contribution Margin

10
Pembiayaan marjinal

Pembiayaan marjinal atau langsung telah dipraktekan dalam berbagai bentik selama
lima puluh tahun terakhir ini. Pembiayaan ini diperkenalkan pada awla tahun 1930an.
Kontroversi antara pembiayaan marjinal dan pembiayaan penyerapan berlanjut terus dan akan
tetap berlangsung selama beberapa tahun mendatang. Baru pada tahun-tahun setelah Perang
Dunia II minat terhadap pembiayaan marjinal hanya berlaku bagi biaya produksi variabel atas
biaya produk. Salah satu perbedaan konseptual yang pokok antara pembiayaan marjinal dan
pembiayaan penyerapan ialah bahwa pembiayaan marjinal memperlakukan biaya tak
langsung tetap sebagai biaya periode yang dibebankan langsung pada pendapatan daripada
sebagai biaya produk yang dibebankan kepada unit yang dihasilkan, sehingga termasuk
dalam stok (cadangan). Meskipun ada pandangan baik dari profesi akuntansi maupun
administrasi pendapatan di Inggris dan Amerika Serikat, bahwa pembiayaan langsung
bukanlah metode yang umum diterima dalam penilaian (valuasi) stok, para penganut
pendekatan pembiayaan marjinal berpengaruh teguh kepada keyakinan bahwa memasukkan
biaya tak langsung tetap suatu pabrik dalam biaya produk merupakan langkah yang salah dan
tidak tepat. Dikemukakan bahwa bagian tetap biaya tak langsung pabrikasi merupakan fungsi
kapasitas untuk menghasilakan daripada produksi jumlah tertentu. Seperti disarikan oleh
Amey dan Egginton (1973) sebagai berikut:

Pembiayaan penyerapan melibatkan penetapan rata-rata biaya atas unit produksi,


terlepas dari apakah biaya tersebut tetap atau variabel. Hasilnya ialah biaya produk
yang merupakan rata-rata biaya pada tingkat produksi tertentu: angka biaya tidak
memberikan indikasi biaya jangka pendek untuk memproduksi unit-unit tambahan.
Pembiayaan variabel digunakan secara luas untuk tujuan manajemen internal, tetapi
jarang dipakai untuk penilaian pelaporan eksternal.

Beberapa metode alternatif menghasilakan berbagai dampak yang luas bagi


pengukuran prestasi dan keuntungan. Barangkali, yang lebih penting ialah bahaya mencolok
untuk memakai suatu pendekatan penerapan pembiayaan marjinal secara kaku. Sebagaimana
disimpulkan bahwa penyalahgunaan biaya marjinal mengakibatkan harga terlalu rendah,
sehingga tidak dapat menutupi biaya tak langsung tetap. Bagaiman pun juga, tumbuhnya
minat dan partisipasi dalam pembiayaan marjinal menunjukkan peningkatan kesadaran akan
keuntungan besar yang berkaitan dengan metode ini, seta konsep pendekatan kontribusi atas
pembiayaan dan teknik analisis biaya-volume-keuntungan.

11
Cukup banyak kontroversi mengenai makna biaya marjinal. Konsep akuntansi yang
ada ialah mengenai biaya variabelmengenai ‘biaya variabel’, merupakan unsur-unsur biaya
yang bervariasi dengan produksi. Biaya utama, seperti biaya bahan langsung dan biaya tenaga
kerja langsung, termasuk dalam pengeluaran variabel langsung. Konsep akuntan ini berbeda
dengan konsep ekonom, yang menganggap bahwa biaya marjinal ialah biaya bertahap untuk
menghasilkan satu unit tambahan produksi. Dalam membandingkan model pembiayaan
marjinal kaum ekonom dengan model serupa yang diajukan oleh para akuntan, Sizer (1961)
menyatakan bahwa:

Perbedaannya tidak begitu besar seperti yang dinyatakan yaitu sebagian karena
kurangnya pengertian dan bahwa teknik-teknik pembiayaan marjinal akuntan
merupakan penerapan praktis teori biaya marjinal dan pendapatan marjinal para
ekonom.

Pada tahun 1961, mengikuti terbitnya dua buah laporan, satu di Amerika Serikat
(National Association of Accountans) dan stu lagi di Inggris (Institute of Cost and
Management Accountants) semakin meningkat minat profesional pembiayaan marjinal dan
selama dua dekade berikutnya muncul perdebatan hangat menenai kelebihan dan kelemahan
pembiayaan marjinal.

Wright (1962) menyajikan definisi ringkas mengenai pembiayaan marjinal

Pembiayaan marjinal ialah satu sistem akuntansi yang memisahkan pengeluaran


bervariasi dengan volume pengeluaran tidak bervariasi. Dalam perusahaan produksi,
pembiayaan ini mensyaratkan bahwa hanya pengeluaran produksi langsung yang
dibebankan kepada inventaris, kemudian disesuaikan dengan pendapatan untuk
menentukan penghasilan yang terwujud. Pengeluaran periode dibebankan secara
langsung kepada keuntungan dan kerugian selama periode pembelanjaan uang
tersebut.

Konsep periode pembebanan ini atau biaya tetap atas keuntungan, lebih daripada
penyerapan biaya tersebut dalam produk, merupakan masalah pokok antara pembiayaan
marjinal. Dalam pembiayaan marjinal, biaya tak langsung diklasifikasikan sebagai ‘tetap’,
‘variabel’, atau ‘semi variabel’. Dari pendekatan tersebut, tidak mungkin untuk
menidentifikasi jumlah keuntungan bersih tipa produk, tetapi dimungkinkan untuk
mengidentifikasi jumlah kontribusi tiap produk terhadap biaya tak langsung tetap dan
keuntungan. Kontribusi merupakan komponen penting sistem pembiayaan marjinal dan akan

12
dibahas lebih lanjut nanti, tetapi arti pentingnya dapat dijelaskan melalui sebuah contoh
sederhana.

Jika sebuah perusahaan yang membuat empat produk memakai pendekatan


pembiayaan penyerapan, tampak bahwa salah satu dari produk tersebut menyebabkan
kerugian bersih sebesar $50.000 selama periode waktu tertentu. Dalam periode tersebut,
biaya tak langsung tetap berjumlah $835.000 dan keuntungannya sebesar $260.000. Dengan
memakai pendekatan pembiayaan marjinal, akan terungkap bahwa biaya langsung produk
tersebut $200.000. Jika penjualan produk dalam periode tersebut mencapai $400.000,
kontribusi produk itu akan sebesar $200.000.

Dalam membahas paduan produk, perusahaan mungkin akan menghentikan produk


yang menimbulakan kerugian. Karena menunjukkan kerugian bersih sebesar $50.000
dibawah pembahasan metode pembiayaan penyerapan, produk yang disebutkan di atas
menjadi calon produk tersebut tidak dihasilkan. Tidak akan ada kontribusi sebesar $200.000
dan keuntungan total sebesar $60.000.

Akan berbahaya jika memberikan kesan bahwa pembiayaan penyerapan memberi


jawaban yang ‘salah’ dan pembiayaan marjinal memberi jawaban yang ‘benar’. Pembiayaan
marjinal bukanlah obat mujarab bagi para pembuat keputusan, tetapi dapat dinyatakan bahwa
pembiayaan itu memberikan landasan lebih memadai bagi pembuatan kebijakan tingkat harga
dan volume.

Klasifikasi biaya

Pembiayaan marjinal memiliki tugas pokok untuk memnelompokkan biaya


mengelompokkan biaya tak langsung ke dalam berbagai kategori, yaitu tetap, variabel, dan
semi variabel. Dalam pengertian umum, biaya dalam kategori semi variabel dapat dianalisis
untuk memisahkan komponennya dalam unsur-unsur tetap maupun variabel. Contohnya
tagihan telepon, yang berdasarkan sewa tetap dan beban variabel tiap panggilan telepon yang
dilakukan. Biaya dapat ditampilkan secara grafis, seperti pada bagan 7.1 dengan ketiga
kategori biya tak langsung berdasarkan biaya total dan biaya per unit. Grafik tersebut
menggambarkan paradoks biaya marjinal, dalm hal bahwa sutu biaya tetap bersifat tetap
dalam biaya total, tetapi bersifat variabel dalam biaya per unit, sementara biaya variabel

13
dalam biaya total, tetapi bersifat tetap dalam biaya per unit. Tentu saja, telah diandalkan
bahwa suatu biaya tetap adalah tetap, sementara biaya variabel adalah tidak tetap dengan
produksi. Biaya tetap mungkin bersifat tetap denagn produksi. Biaya tetap mungkin bersifat
tetap hanya dalam jangka pendek. Lebih banyak pabrik yang dibutuhkan, misalnya, yang
akan meningkatkan beban depresiasi atau mungkin diperlukan lebih banyak supervisi.
Beberapa perkembangan tersebut menumbuhkan situasi ‘biaya menaik’ dan dibawah kondisi
itu biaya tetap akan bersifat tetap untuk rentang produksi tertentu, meningkat sekali pada
beberapa titik ambang, dan masih pada tingkat tetap selama rentang produksi berikutnya, dan
seterusnya. Sama halnya, suatu biaya variabel dapat berubah jika diperoleh penghematan,
meskipun jarang dengan promosi mencolok. Penjelasan perbaikan konsep melandasi seperti
ini akan dibahas kemudian.

Dalam prakteknya adalah sulit untuk menganalisis biaya dengan menggunakan


kategori, meskipun sejumlah teknik dipakai untuk menghasilkan analisis semacam itu metode
persegi terkecil (the last squares method), metode rentang (metode rentang (the range
method), metode nilai tinggi-rendah (the high-low method), grafik tebaran (the scattergraph)
dan sebagainya. Pada tahap ini, tidak perlu menggambarkan dan membicarakan tiap metode.
Tetapi, ulasan tentang the last squares method dan the scattergraph akan memperjelas analisis
proses itu. Kedua ulasan itu berdasarkan prinsip hubungan linear dengan persamaan.

Y= a + bx

dengan y adalah biaya total rata-rata, a adlah unsur tetap biaya tersebut, b unsur variabel, dan
x ukuran kegiatan. Sebagai sebuah ilustrasi, biaya perawatan dapat diperhitungkan, dengan
ukuran kegiatan, x, merupakan jam kerja mesin.

Tabel 7.1

14
Biaya Perawatan

Feb Mar Apr May Jun Total


Jam kerja 4800 4000 3600 4400 3200 20000
Biaya 21600 20000 19000 20800 18400 100000
perawatan
Analisis Feb Mar Apr May Jun ∑
persegi
terkecil
Deviasi +800 ___ -400 +400 -800 ___
jam rata-
rata (x)
Deviasi +1600 ___ -800 +800 -1600 ___
biaya rata-
rata (y)
x2 (ribuan) 640 ___ 160 160 640 1600
xy (ribuan) 1280 ___ 320 320 1280 3200

Satu Contoh

Sebuah perusahaan mengoperasikan sejumlah mesin dengan tipe sama dan data
operasional yang dianggarkan selama periode lima bulan disjikan dalam tabel 7.1. Dengan
metode the last squares, biaya total rata-rata dihitung sebagai berikut. Penyusunan kriteria
least squares dalam statistik untuk menentukan apakah suatu bgaris melalui sejumlah titik
memberikan kemungkinan terbaik yang sesuai dan deskripsi penuh dapat ditemukan dalam
banyak buku statistik. Lihat, misalnya, Freund dan Williams (1982). Rumus the least squares
untuk menghitung b, penurunan garis biaya rata-rata, ialah:

b= ∑xy∑x2

dan tabel 7.1 juga menyajikan beberapa variabel relevan untuk menghitung jumlah tersebut.
Dari nilai-nilai dalam tabel, dapat dilihat bahwa b = 3.200.000/1.600.000 atau b= $2. Biaya
bulanan rata-rat sebesar $20.000, sehingga diperoleh perhitungan berikut ini:

$20.000 = a + $2 (4.000)

dengan jam operasi rata-rata bulanan adalah 4.000. dari rumus tersebut, dihitung harga a =
$12.000.

15
Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk scattegraph sebagaimana diperlihatkan
dalam bagan 7.2 dari bagan itu akan terlihat bahwa gais ‘kecocokan terbaik’ melalui lima
titik, C1 sampai C5, akan memotong sumbu vertikal pada titik yang bernilai $12.000

Asumsi bahwa biaya tetap bersifat tetap dan biaya variabel tidak bersifat tetap dengan
produksi merupakan hal pokok bagi penyajian grafik dasar data pembiayaan marjinal.
Penyajian itu terutama bermanfaat dalam hal bahwa serangkaian grafik dapat dirakit, dengan
menyediakan informasi yang mudah dipahami untuk pembuatan keputusan. Nilai utama
informasi semacam itu lebih menekankan kecepatan pemanfaatannya, lebih daripada nilai
ketepatannya.

Analisis Titik Impas (BreakEvent)

Metode sederhana seperti bagan titik impas dan analisisnya dengan cepat dan
sederhana dapat menunjukkan perkiraan hasil perdagangan berbagai tingkat kegiatan. Bagan-
bagan tersebut menunjukkan biaya tetap dan variabel serta hasil jual, sehingga keuntungan
atau kerugian pada tingkat produksi atau penjualan tertentu dapat ditetapkan. Dari grafik,
dapat ditentukan titik impas, yaitu kondisi tidak adanya keuntungan maupun kerugian, seperti
halnya dapat ditentukan titik marjin, yaitu jumlah penjualan yang dapat jatuh sebelum terjadi
kerugian. Grafik bagan 7.3 berdasarkan data sederhana berikut ini: periode biaya tetap
$300.000 biaya variabel per unit $5, harga jual per unit $15, produksi dan penjualan 40.000
unit.

Bagan tersebut menunjukkan titik impas dan marjin keamanan. Titik impas terjadi
pada penjualan 30.000 unit (pendapatan titik impas sebesar $450.000), dan marjin keamanan
sebesar 10.000 unit (pendapatan sebesar $150.000).

Titik impas juga dapat dihitung dengan rumus. Perhitungan itu membutuhkan turunan
kontribusi per unit produk dan rasio keuntungan volume, yang pada tahap ini dapat dibahas
secara singkat.

Kontribusi

16
Kontribusi ialah jumlah suatu produk mengarah ke biaya tak langsung tetap secara
keseluruhan dan keuntungan. Kontribusi dapat digambarkan sebagai hasil jual dikurangi
biaya marjinal atau biaya tetap ditambah keuntungan. Dalam contoh sederhana yang disajikan
pada bagan 7.3, kontribusi sebesar $10 per unit ($15 hasil jual dikurangi $5 biaya marjinal).

Rasio keuntungan-volume

Rasio keuntungan-volume menunjukkan kontribusi rata-rata per produk sebagai


persentase pergantian. Mungkin lebih baik jika disebut “persentase kontribusi penjualan,”
kini istilah “rasio profit-volume” digunakan secara luas. Dalam contoh sederhana pada bagan
7.3, kontribusi total sebasar $400.000 untuk hasil jual sebesar $600.000, memberikan rasio
keuntungan-volume sebesar 66,7% (dengan mengambil angaka-angka unit, $10 sebagai
persentase $15).

Dari kedua hubungan ini, dibentuklah rumus titik impas. Volume titik impas
diturunkan dari:

Bv=FC

Dengan F biaya tetap keseluruhan dan C kontribusi per unit. Rumus titik impas pendapatan:

Br = FPVR

Dengan F biaya tetap keseluruhan dan PVR rasio keuntungan-volume. Untuk contoh
sebelumnya, kedua perhitungan tersebut menghasilkan: BV = $300.000/$10 = 30.000 unit;
Br = $300.000/66,7% = $450.000. asumsi yang digunakan ialah bahwa biaya tetap masih
bersifat tetap pada tingkat produksi apapun. Jika asumsi tersebut dipermudah, akan muncul
gambaran yang lebih realistik. Jika biaya tetap diandaikan naik pada tingkat kegiatan tertentu,
dapat digunakan pendekatan stepped cost (biaya meningkat) untuk menghasilkan grafik
bagan 7.4, yang meliputi kemungkinan bahwa harga jual harus diturunkan demi menghadapi
persaingan. Selain itu, biaya variabel dapat dikurangi dalam jangka panjang.

17
Dari grafik dapat dilihat bahwa kesulitan muncul karena adanya perubahan faktor
tersebut, dan terdapat lebih dari satu titik impas dengan marjin keamanan lebih dari satu.
Perbaikan bagan titik impas ini menyebabkan kedekatan dengan kenyataan dalam analisis
melalui teknik penyusunan grafik biaya marjinal. Perkembangan lebih lanjut memasukkan
“rentang relevan” yang mencakup peramalan biaya dengan akurasi memadai. Rentang
relevan seperti itu dapat berada antara titik-titik kuantitas penjualan A dan B yang disajikan
bagan 7.4. Dampak penyempitan bidang perhatian semacam itu ialah bahwa ia memfokuskan
pada manajemen tingkat kegiatan tertentu, sehingga keputusan dapat diambil lebih tepat
dalam suatu situasi dengan perkiraan biaya lebih akurat.

Analisis titik impas memiliki banyak keterbatasan, tetapi memberikan petunjuk siap pakai
untuk pembuatan keputusan. Keterbatasan tersebut harus selalu diingat:

1. Biaya tetap tidak selalu tetap dalam jangka panjang;


2. Biaya variabel tidak selalu variabel dalam produksi;
3. Harga jual tidak selalu konstan per unit;
4. Modal terpakai tidak dimasukkan dalam perhitungan;
Faktor Kunci

Pembiayaan marjinal menunjukkan kelabihannya jika diperhitungkan sumber daya


yang langka. Kendala atau faktor pembatas yang menghambat produksi penjualan suatu
produk adalah faktor kunci analisis biaya marjinal. Faktor-faktor tersebut beraneka bentuk,
seperti kelangkaan bahan, kelangkaan tenaga ahli, permintaan penjualan rendah, atau modal
harus maksimal, sehingga kontribusi setinggi mungkin. Kalau hanya dialami satu faktor
kunci, pernyataan pembiayaan marginal sederhana dapat menunjukkan tingkat kegiatan
memaksimalkan kontribusi. Namun, kalau diperbolehkan dua atau lebih faktor kunci, penting
adanya pendekatan matematis, pemrograman linear (linear programming), seperti dibahas
sebelumnya. Dapat juga pemecahan secara grafis, tetapi hasilnya tidak selalu tepat.

Kendala Tunggal

Data dalam tabel 7.2 berhubungan dengan perussahaan produksi yang menghasilkan
empat produk dan menunjukkan tiap kontribusi dan rasio keuntungan-volume untuk setiap
produk.

Tabel 7.2

Perusahaan produksi empat produk

18
Produk A Produk B Produk C Produk D
Harga Penjualan 36 18 40 50
Biaya Variabel
Bahan Langsung 6 8 12 15
Tenaga Kerja Langsung 15 3 12 12
Biaya Tak Langsung
Variabel 3 1 1 5
24 12 25 32
Kontribusi ($) 12 6 15 18
Rasio Keuntungan
Volume 33,3% 33,3% 37,5% 36,0%

Misalnya faktor kunci atau kendala tersedia dari bahan langsung, kriteria memadai
ialah kontribusi per $ bahan langsung; dalam kasus keempat produk, kontribusi per $ bahan
langsung ialah sebagai berikut: produk 1 $2,00; produk 2 $0,75; produk 3 $1,25; produk 4
$1,20. Berdasarkan hal itu, produk 1 menawarkan kontribusi tertinggi per faktor pembatas.

Jika faktor kunci adalah tersedianya tenaga kerja langsung, kriteria yang tepat ialah
kontribusi per $ tenaga kerja; dalam contoh, kontribusi tersebut ialah: produk 1 $0,80; produk
2 $2,00; produk 3 $1,25; produk 4 $1,50. Berdasarkan hal itu, produk 2 menawarkan
kontribusi tertinggi per faktor kunci.

Jika tidak ada kelangkaan sumber daya atu faktor pembatas, konsentrasi produk
terbaik produk D, yang menawarkan kontribusi tertinggi per unit. Di lain pihak, kalau kriteria
mengukur keuntungan ialah rasio keuntungan-volume, produk yang lebih baik ialah produk
3, yang menunjukkan rasio keuntungan-volume sebesar $37,5 persen.

Tentu saja, sama halnya bila ada batas jumlah setiap produk yang dapat dijual di pasar
tanpa mengubah harga jual dan hubungan kontribusi. Dalam situasi tersebut, produk akan
diperingatkan berdasarkan sumbangannya, baik keseluruhan maupun faktor pembatas, atau
rasio keuntungan-volume (apapun kriteria yang digunakan). Jika, misalnya, permintaan
penjualan merupakan kendala lebih lanjut, persoalannya beralih dari kategori relatif
sederhana mengenai kendala tunggal ke arah kategori kendala majemuk yang lebih kompleks.

Kendala Majemuk

Jika beberapa faktor pembatas, akan menyulitkan persoalan analisis kontribusi dan
penetapan tingkat produksi. Jika hanya dua produk yang dibuat dengan jumlah kendala kecil,
perpaduan optimum dapat ditentukan secara grafis. Grafik tiga dimensi dapat mengatasi
kesulitan dengan ketiga produk, tetapi kompleksitas pendekatan tersebut membuat

19
pemecahan secara grafis menjadi tidak memadai. Ketiga produk, keatas tidak dapat dilakukan
visualisasi pemecahan grafis, sehingga diperlukan teknik matematis.

Pemecahan grafis sederhana dilukiskan bagan 7.5, yang menunjukkan data berikut
untuk sebuah perusahaan yang melakukan produksi dua produk. Produk A dijual $40.000 per
unit. Produk A membutuhkan 16 pon bahan seharga $0,50 per pon; memerlukan 2 jam untuk
melewati tahap pertama pemrosesan, dengan biaya $3,00 per jam, dan 4 jam melewati tahap
kedua pemrosesan, dengan biaya sebesar $4,00 per jam. Produk B dijual seharga $48,00 per
unit; ia memerlukan 19 pon bahan senilai $1,00 per pon; memerlukan waktu 3 jam pada tahap
pemrosesan pertama dan 2 jam pada tahap kedua.

Dalam periode mendatang, perusahaan tersebut menghadapi berbagai kendala berikut.


Waktu maksimal tersedia 600 jam pada proses tahap 1 (P1) dan 600 jam pada tahap 2 (P2).
Terdapat kelangkaan dua jenis bahan mentah yang digunakan, sehingga hanya 1.920 pon
bahan yang tersedia untuk produk A (M1) dan 3.420 pon bahan untuk produk B (M2).

Kendala-kendala tersebut dapat disusun seperti bagan 7.5, dan ditentukan wilayah
produksi memadai bagian palka grafik tersebut. Parameter wilayah yang mungkin dilukiskan
dengan garis-garis kendala, dan titik mendatar (a) sampai (f) menunjukkan batas setiap
kendala yang mungkin. Kontribusi setiap titik mendatar dapat dihitung sebagai berikut:

a. 0 unit A = $0 kontribusi; 0 unit B = $0 kontribusi; kontribusi total = $0


b. 120 unit A = $1.200 kontribusi; 0 unit B = $0 kontribusi; kontribusi total = $1.200
c. 120 unit A = $1.200 kontribusi; 55 unit B = $660 kontribusi; kontribusi total = $1.860
d. 75 unit A = $750 kontribusi; 150 unit B = $1.800 kontribusi; kontribusi total = 2.550
e. 25 unit A = $250 kontribusi; 180 unit B = $2.160 kontribusi; kontribusi total = $2.410
f. 0 unit A = $0 kontribusi; 180 unit B = $2.160 kontribusi; kontribusi total = $2.160

Karena itu, kontribusi optimal pada produksi 75 unit A dan 150 unit B.

Kebijakan Penetapan Harga

Salah satu fungsi terpenting sistem pembiayaan marjinal ialah sebagai alat bantu
untuk penetapan harga. Biaya marjinal dari suatu produk terdiri atas biaya utama dan biaya
tak langsung variabel, sehingga dinyatakan bahwa biaya marjinal relatif lebih akurat.

20
Barangkali lebih baik menyatakan karena biaya marjinal tidak termasuk seluruh biaya tak
langsung tetap, biaya marjinal kurang akurat dibandingkan biaya penyerapan.

Pemakaian biaya marjinal dalam menentukan harga dapat disajikan melalui kasus karcis
khusus kereta api. Untuk menarik para penggemar sepak bola dari southbury pergi ke
northbury sebagai pendukung tim mereka yang bertanding dalam sebuah kompetisi, operator
kereta api menwarkan karcis pulang pergi dengan harga khusus sebesar $5, dibandingkan
dengan harga biasa $15. Tampaklah, biaya marjinal untuk menyediakan kereta tambahan
akan tertutup; mungkin juga ada semacam kontribusi, tetapi biaya tak langsung tetap akan
tercakup dalam harga karcis biasa, mungkin terdapat kerugian dengan sistem tersebut.
Persoalan menetapkan harga jual marjinal ialah memastikan bahwa akan timbul cukup
kontribusi untuk menutupi seluruh biaya tak langsung tetap dan menciptakan keuntungan
memadai. Penetapan harga dilakukan melalui pertimbangan pasar apa yang akan membayar
atau melalui perhitungan berdasarkan ukuran keuntungan, seperti rasio keuntungan-volume.

Dalam kasus pertama, setelah penetapan biaya marjinal, dapat dibandingkan dengan
kemungkinan harga pasar dan kontribusi yang ditetapkan. Dalam kasus terakhir, produk akan
dinilai dalam arti rasio keuntungan volume yang dikehendaki. Satu contoh sederhana dapat
menjelaskan persoalan itu. Sebuah perusahaan menghasilkan enam produk, sebagaimana
dilukiskan dalam tabel 7.3, yang menunjukkan suatu keuntungan prestasi dan pernyataan
kerugian. Perusahaan meramalkan bahwa ia akan memproduksi enam produk dengan biaya
tak langsung (overhead) tetap dianggarkan pada tingkat yang ditetapkan dalam pernyataan
itu. Jika pihak manajemen memutuskan bahwa keuntungan minimal sebesar $1.000.000
diperoleh dalam periode mendatang, hasil jual keseluruhan akan diperoleh sebesar
$10.000.000. kriteria tersebut akan menentukan rasio keuntungan-volume yang dikehendaki
sebesar 40% ($4.000.000 persentase dari $ 10.000.000) dan target hasil jual tiap produk pada
tingkat yang konsisten dengan rasio

Tabel 7.3

Perusahaan Produksi Enam Produk

Produk Produk Produk Produk Produk Produk Total


A B C D E F
Hasil penjualan 1500 833 2333 1667 1000 2667 10000
Biaya marjinal 900 500 1400 1000 600 1600 6000
Kontribusi 600 333 933 667 400 1067 4000

21
Biaya tak 3000
langsung tetap
Laba 1000

keuntungan-volume sebesar 40%. Target tersebut dan tingkat produksi yang diramalkan akan
menentukan tiap harga jual produk. Angka dengan huruf miring dalam pernyataan prestasi
menunjukkan perkiraan manajemen ini berdasarkan ramalan biaya marjinal.

Jelas bahwa dalam dunia kenyataan, manajemen tidak akan bertujuan pada rasio
keuntungan-volume sebesar 40% untuk tiap produk, tetapi akan meragamkan tiap rasio sesuai
dengan kondisi pasar, pemakaian sumbr daya langka dan sebagainya. Namun, rat-rata rasio
keuntungan-volume sebesar 40% memberikan penuntun yang bermanfaat untuk menetapkan
harga jual tiap produk.

Kelebihan dan Kelemahan

Pada berbagai titik, kelebihan dan kelemahan pembiayaan marjianal yang


dikerangkakan sebagai persoalan yang khas, telah dibahas, dan mungkin sekarang ini baik
jika disarikan secara ringkas. Dalam banyak kasus karena pembiayaan penyerapan dan
pembiayaan marjinal lebih merupakan pendekatan saling bertentangan daripada pendekatan
saling melengkapi, maka kelebihan dari satu pendekatan merupakan kelemahan bagi
pendekatan yang stunya, dan sebaliknya.

Kelebihannya dapat disarikan sebagai berikut:

1. Pembiayaan marjinal memberi pihak manajemen informasi lebih memadai bagi


pengambilan keputusan
2. Pernyataan keuntungan dan kerugian tidak terganggu oleh perubahan dalam tingkat
cadangan. Penilaian cadangan tidak dibebani dengan saham biaya tak langsung tetap,
sehingga keuntungan lebih mencerminkan volume penjualan daripada volume
produksi.
3. Analisis keuntungan volume didorong oleh pemakaian bagan titik impas dan grafik
keuntungan volume, dan sebagainya.
4. Keputusan penetapan harga dapat didasarkan pada tingkat kontribusi tiap produk.
5. Analisis kontribusi tiap faktor kunci atau sumber daya pembatas merupakan alat bantu
dalam penganggaran dan perencanaan produksi.

22
6. Akuntansi tanggung jawab lebih efektif kalau didasarkan azas mpembiayaan marjinal
karena manajer dapat mengidentifikasi tanggung jawab mereka secara lebih jelas jika
biaya tak langsung tetap dibebankan secara semena-mena pada departemen atau
divisinya.
Sama halnya, kerugian pembiayaan dapat disarikan sebagai berikut:

1. Mungkin muncul kesulitan dalam usaha menganalisis unsur tetap dan variabel dari
biaya tak langsung.
2. Manajer mungkin merasa sulit menyesuaikan pemikiran mereka dengan pengukuran
profitabilitas dalam pengertian rasio keuntungan volume.
3. Penilaian cadangan (misalnya, dibawah SSAP 9) mungkin mensyaratkan pemakaian
metode pembiayaan penyerapan.
4. Penyalahgunaan pendekatan pembiayaan marjinal dapat berakibat pada penetapan
harga jual yang tidak memungkinkan pemuliha biaya tak langsung secara sepenuhnya.
Hal ini cenderung terjadi pada saat depresi atau meningkatnya persaingan, jika harga
ditetapkan untuk memotong pasaing mungkin tidak membuat terjadinya marjin
kontribusi yang memadai.

Direct Costing

Cost Driver, Cost pool dan Cost Object

Cost driver adalah biaya yang terjadi jika sumberdaya digunakan untuk tujuan
tertentu. Ada empat jenis cost driver yaitu: dasar aktivitas (activity-based cost driver), dasar
volume (volume based cost driver), eksekusional dan struktural. Dasar aktivitas (activity-
based cost driver), cost driver berdasarkan aktivitas dikembangkan pada level yang rinci dari
operasi dan dihubungkan dengan aktivitas pemanufakturan yang ada (aktivitas dalam
penyediaan jasa) seperti: set-up mesin, inspeksi produk, penanganan bahan atau pengepakan.
Dasar volume (volume based cost driver), cost driver berdasarkan volume dikembangkan
berdasarkan agregat yang diproduksi atau jumlah jam tenaga kerja langsung yang digunakan
dalam proses pemanufakturan. Cost driver eksekusional merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kemempuan perusahaan dalam mengelola perusahaan dalam jangka pendek
dan melaukan pengambilan keputusan untuk menurunkan biaya, seperti : keterlibatan semua
tenaga kerja, desain proses produksi, hubungan dengan pemasok/supplier. Cost driver
struktural bersifat stratejik karena cost driver tersebut melibatkan perencanaan dan

23
keputusan-keputusan yang berpengaruh dalam jangka panjang, seperti : skala, pengalaman,
teknologi, kompleksitas.

Cost pool adalah pengelompokkan biaya berdasarkan penyebab biaya tertentu. Ada
banyak cara untuk mengelompokkan biaya cost pool; pengelompokkan bisa berdasarkan jenis
biaya (biaya tenaga langsung dalam satu pool, bahan dalam pool lainnya) ; berdasarkan
sumber (departemen 1, 2 dan seterusnya) atau berdasarkan pertanggungjawaban (manajer 1, 2
dan seterusnya)

Cost object atau objek biaya adalah produk, jasa atrau unit organisasi dimana biaya
dibebankan untuk beberapa tujuan manajemen. Konsep cost object merupakan konsep yang
luas. Konsep tersebut tidak hanya meliputi produk, jasa dan departemen tetapi juga kelompok
pelanggan, supplier, provider jasa telepon dan banyak lagi yang lain.

Contoh biaya cost pool, cost object, cost driver pada industri pemanufakturan.

Cost Cost driver Cost pool Cost driver Cost objects


Biaya langsung
Motor elektrik Penelusuran Departemen Penelusuran Mesin pencuci
mesin langsung perakitan langsung piring dan cuci
Pengepakan Penelusuran Departemen Penelusuran Mesin pencuci
mesin bahan langsung pengepakan langsung piring dan cuci
Inspeksi akhir Penelusuran Tidak dapat Tidak dapat Mesin pencuci
mesin langsung diterapkan diterapkan piring dan cuci
Biaya tak langsung
Dasar alokasi: Dasar alokasi:
Jumlah Departemen Jam kerja Mesin pencuci
Supervisi karyawan perakitan dan langsung piring dan
dalam pengepakan untuk setiap mesin cuci
departemen produk
Dasar alokasi: Dasar alokasi:
Departemen Mesin pencuci
Penanganan Jumlah suku Jumlah suku
perakitan dan piring dan
bahan cadang dalam cadang dalam
pengepakan mesin cuci
produk produk

Biaya langsung

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk
atau jasa tertentu, seperti gaji yang dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll. Biaya
langsung dapat ditelusuri ke ‘cost pool’ atau dari ‘cost pool’ ke ‘cost object’ secara mudah
dan dapat dihubungkan secara ekonomi. Contohnya, biaya bahan yang dibutuhkan untuk
produk tertentu merupakan biaya langsung karena dapat ditelusuri secara langsung ke produk.
Misalya Reebok membebankan biaya ke berbagai kantor penjualan regional dan ansional,
gaji manajer penjualan di kantor Tokyo menjadi biaya langsung tersebut.

24
Biaya bahan langsung

Biaya bahan langsung meliputi biaya bahan dalam produk dan ditambah sejumlah
tertentu yang ‘reasonable’ yang berkaitan dengan sisa produksi dan unit-unit yang cacat
produksi. Misalnya tempat duduk di pesawat Boeing yang dibeli dari subkontraktor yang
kemudian di pesawat-pesawat komersialnya. Termasuk juga motor elektrik Panasonic yang
digunakan untuk pemutar CD.

Biaya tenaga langsung

Biaya tenaga langsung meliputi biaya biaya tenaga langsung yang digunakan untuk
membuat produk atau menyediakan jasa ditambah dengan porsi tertentu untuk waktu yang
tidak produktif yang normal dan tidak dapat dihindarkan seperti waktu istirahat dan waktu
untuk pribadi. Misalnya biaya pada tenaga kerja perakitan seperti, tukang kayu, yukang batu
dan operator mesin.

Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian
integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.
Contoh bahan baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel dan minyak
tanah yang digunakan untuk membuat bensin.

Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga yang melakukan konversi bahan baku langsung
menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Tenaga kerja
langsung biasanya disebut tenaga kerja manual (toulth labour) karena tenaga kerja langsung
melakukan kerja tangan atas produk pada saat produksi.

Perbedaan Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

Perbedaan antara standar waktu sebenarnya untuk produksi yang dicapai dan
penggunaan waktu sebenarnya, dinilai pada kecepatan kerja standar.

Rumus: (waktu standar yang dihasilkan – waktu sebenarnya yang digunakan) x tarif standar
per jam.

Contoh: (11.000-12.500)x$2,0=$3.000 A

Perbedaan Tarif Tenaga Kerja Langsung

25
Perbedaan antara tarif standar dan tarif tenaga kerja langsung sebenarnya per jam
untuk seluruh jam kerja yang digunakan.

Rumus: (tarif standar per jam – tarif sebenarnya per jam) x waktu sebenarnya

Contoh: (2,0-$1,8) x 12.500 = $2.500 F

Perbedaan Total Tenaga Kerja Langsung

Perbedaan antara biaya tenaga kerja langsung standar dan biaya tenaga kerja langsung
sebenarnya yang diadakan untuk produksi yang dicapai.

Rumus: (standar waktu tenaga kerja langsung yang dihasilkan x tarif standar per jam)-(jam
kerja langsung sebenarnya x tarif sebenarnya per jam).

Contoh: (11.000x$2)-(12.500x$1,8)=$500 A

Perbedaan Campuran Material Langsung

Jika suatu proses memerlukan beberapa material berbeda yang dapat dikombinasikan
dalam suatu bagian standar, dapat dihitung suatu perbedaan campuran yang memperlihatkan
efek biaya yang berlainan dari bagian standar tersebut.

Dikenal dua cara untuk menghitung perbedaan campuran tersebut. Beberapa otoritas
menyaggah perbedaan tersebut sebagai suatu sub bagian pemakaian yang berbeda,
selanjutnya definisi dan rumusnya adalah:

Definisi: perbedaan antara kualitas total dalam bagian standar, dinilai pada harga standar dan
kuantitas material sebenarnya yang digunakan dinilai pada harga standar.

Rumus: (kuantitas standar bagian campuran-kuantitas campuran sebenarnya)x harga standar.

Perbedaan Harga Material Langsung

Perbedaan harga standar dan harga pembelian sebenarnya untuk kuantitas material
sebenarnya. Perbedaan ini dapat dihitung baik pada waktu pembelian maupun pada saat
penggunaannya. Umumnya, yang pertama disebutkan lebih disukai

Rumus: kuantitas sebenarnya x (harga standar-harga sebenarnya)

Contoh: 12.000 x ($3-$2,833)=$2.000 F

Perbedaan Total Material Langsung

26
Perbedaan antara biaya standar material langsung dari volume hasil produksi
sebenarnya dan biaya material langsung sebenarnya.

Rumus: (unit-unit standar x harga standar) – (unit-unit sebenarnya x harga sebenarnya)

Contoh: (11.000 x $3)-(12.000x$2,8833)=$1.000 A

Perbedaan penggunaan material langsung perbedaan antara kuantitas standar untuk


produksi sebenarnya dan kuantitas sebenaryna yang digunakan, pada standar harga
pembelian.

Rumus : (kualitas standar yang ditetapkan-kuantitas sebenarnya yang digunakan)x harga


standar.

Contoh : (11.000-12.000)x$3 = $3.000 A

Perbedaan Hasil Material Langsung

Terlepas dari operator atau pembuatan mesin, kuantitas pengeluaran yang dihasilkan
sering kali berbeda dengan yang direncanakan. Contohnya timbul pada tanaman untuk bahan
kimia yang mana tanaman harus menghasilkan suatu hasil melampaui suatu periode untuk
suatu masukan yang diberikan, tetapi hasil sebenarnya berbeda untuk berbagai alasan.

Definisi: Perbedaan antara hasil standar masukan material sebenarnya dan hasil sebenernya,
keduanya dinilai pada biaya standar material produksi.

Rumus: (hasil standar masukan sebenarnya-hasil masukan seenarnya) x biaya standar materil.

27
I. CONTOH RIIL PEMBAHASAN TEORI
BE =FC1-TVCTS
1- VC ratio = MIR
Rp. .....
Kontribusi Margin =FCTerjualQ - VCQ = .......Unit

Sales (BB) = FCKM Ratio = Rp........


Bahwa, jika terjadi kenaikan penjualan sebesar 1
persen. Itu akan meningkatkan margin per unit
Misal: sebesar Rp. 0,4 Naik 250.000

Total Setelah
Penjualan 500.000 750.000
TV Cost 300.000 450.000 750.000 X 60%
Kontribusi Margin 200.000 300.000
TF Cost 150.000 150.000
Net Income 50.000 150.000 250.000 X 40%

Contoh Kasus:

1. Jika bagian pemasaran merencanakan menambah biaya iklan, per bulan sebesar 2 juta
rupiah dengan harapan penjualannya bisa naik menjadi 6 juta rupiah sedangkan
Kontribusi marginnya naik sebesar 40%. Apakah perusahaan menggabil keputusan itu
atau tidak?

Jawab:

Kenaikan Kontribusi Margin 40% X 6 Juta 2.400.000


Kenaikan Biaya 2.000.000
Keuntungan 400.000

2. Perusahaan melakukan efisiensi produksi sehingga, Variabel Cost turun Rp.1000.


tetapi, berdampak unit yang diproduksi turun menjadi 80 unit. Gunakan pendekatan
kontribusi margin.

Jawab:

Sebelum Sesudah
Unit 100 80
Penjualan 5.000 5.000
Variable Cost 3.000 2.000 Turun Rp. 1000
Kontribusi Margin 2.000 3.000

28
Kontribusi Margin Sesudah 80 X 3.000 240.000
Kontribusi Margin Sebelum 100 X 2.000 200.000
Keuntungan 40.000

3. Harga Jual per unit turun Rp. 500. sedangkan unit yang diproduksi dan dijual naik
40% . Biaya iklan naik Rp. 50.000. Apa Pengaruhnya terhadap net income?

Jawab

Kontribusi Margin Sebelum 100 unit X 2000 200.000


Kontribusi Margin Sesudah 140 unit X 1500 210.000
-10.000
Kenaikan Cost 50.000
Net Income turun - 60.000

4. Bagian pemasaran merencanakan merubah gaji semula per bulan Rp. 50.000. menjadi
Rp. 1.000 per unit. Dari perubahan ini diharapkan unit yang terjual naik 25%. Apakah
manajer mengambil keputusan ini atau tidak?

Jawab:

Harga Jual / Q 5.000


VC / Q 3.000
Kontribusi Margin 2.000 3000 + 1000 =
4000
Total Setelah Perubahan
Penjualan 500.000 625.000 500.000 X 25%
TV Cost 300.000 500.000 (VC awal + 1000) X 125 Unit
Kontribusi Margin 200.000 125.000
TF Cost 150.000 150.000
Net Income 50.000 25.000 25.000

5. Pada unit yang terjual sekarang (100 unit). Kemudian ada pesanan sebanyak 250 unit
dengan permintaan harga khusus. Dimana dengan pesanan tersebut perusahaan
memperoleh tambahan keuntungan sebesar Rp. 1.000.000. Berapa harga jual khusus
per unit?

Jawab:

Cost plus pricing = biaya produksi + % X Q

29
= 1000 + (25% X 1000)

Harga Jual = Rp. 1.250

Jawab:

VC 3.000
1.000.000
π 4.000
250 unit
7.000

Total Per Unit Prosentase


Jumlah unit yg dipoduksi 600 unit
Penjualan 7.200.000 12.000 100%
Total Variable Cost 5.400.000 9.000 75%
Kontribusi Margin 1.800.000 3.000 25%
Total Fix Cost 2.100.000
-300.000

1. Hitung Kontribusi margin ratio awal dan titik impasnya

Jawab:

KM = KMHarga per unit = 3.00012.000X 100%


KM= 25%
Ratio
BE = TVCKM Ratio = 2.100.0000,25 = 8.400.000

BE = BEHarga per unit = 8.400.00012.000 = 700 unit

2. Jika, biaya iklan per bulan naik Rp. 400.000. diharapkan penjualan akan bertambah
sebesar Rp. 3.000.000. apakah pengaruhnya atas kebijakan tersebut terhadap
pendapatan bersih. Jika, digunakan pendekatan tambahan?

Jawab:

Jumlah unit yg dipoduksi 600 unit


Penjualan 7.200.000 10.200.000
Total Variable Cost 5.400.000 7.650.000
Kontribusi Margin 1.800.000 2.550.000
Total Fix Cost 2.100.000 2.500.000
Net Income -300.000 50.000

3. Jika harga jual per unit turun Rp. 1.000, biaya iklan naik Rp. 500.000. dengan harapan
penjualan bertambah 100%. Susunlah laporan laba-ruginya?

30
Jawab:

Sebelum Sesudah
Penjualan per unit 12.000 11.000
Variable Cost per unit 9.000 9.000
Kontribusi Margin 3.000 2.000

Kontribusi Marginal Sesudah 1.200 X 2.000 2.400.000


Kontribusi Marginal Sebelum 600 X 3.000 1.800.000
600.000
Kenaikan Biaya 500.000
Net Income 100.000

J. KESIMPULAN

Pembiayaan marjinal ialah satu sistem akuntansi yang memisahkan pengeluaran


bervariasi dengan volume pengeluaran tidak bervariasi. Dalam perusahaan produksi,
pembiayaan ini mensyaratkan bahwa hanya pengeluaran produksi langsung yang dibebankan
kepada inventaris, kemudian disesuaikan dengan pendapatan untuk menentukan penghasilan
yang terwujud. Pengeluaran periode dibebankan secara langsung kepada keuntungan dan
kerugian selama periode pembelanjaan uang tersebut.

Kontribusi margin merupakan analisis biaya-volume-laba bagian dari manajemen


akuntansi terhadap margin keuntungan dalam penjualan per unit dan berguna dalam
melaksanakan berbagai perhitungan ataut digunakan sebagai ukuran kepengaruhan
operasional.

31
Analisis Titik Impas (BreakEvent) ialah metode sederhana seperti bagan titik impas
dan analisisnya dengan cepat dan sederhana dapat menunjukkan perkiraan hasil perdagangan
berbagai tingkat kegiatan. Bagan-bagan tersebut menunjukkan biaya tetap dan variabel serta
hasil jual, sehingga keuntungan atau kerugian pada tingkat produksi atau penjualan tertentu
dapat ditetapkan. Dari grafik, dapat ditentukan titik impas, yaitu kondisi tidak adanya
keuntungan maupun kerugian, seperti halnya dapat ditentukan titik marjin, yaitu jumlah
penjualan yang dapat jatuh sebelum terjadi kerugian.

Salah satu fungsi terpenting sistem pembiayaan marjinal ialah sebagai alat bantu
untuk penetapan harga. Biaya marjinal dari suatu produk terdiri atas biaya utama dan biaya
tak langsung variabel, sehingga dinyatakan bahwa biaya marjinal relatif lebih akurat.
Barangkali lebih baik menyatakan karena biaya marjinal tidak termasuk seluruh biaya tak
langsung tetap, biaya marjinal kurang akurat dibandingkan biaya penyerapan.

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk
atau jasa tertentu, seperti gaji yang dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll. Biaya
langsung dapat ditelusuri ke ‘cost pool’ atau dari ‘cost pool’ ke ‘cost object’ secara mudah
dan dapat dihubungkan secara ekonomi. Contohnya, biaya bahan yang dibutuhkan untuk
produk tertentu merupakan biaya langsung karena dapat ditelusuri secara langsung ke produk.
Misalya Reebok membebankan biaya ke berbagai kantor penjualan regional dan ansional,
gaji manajer penjualan di kantor Tokyo menjadi biaya langsung tersebut.

Biaya bahan langsung meliputi biaya bahan dalam produk dan ditambah sejumlah
tertentu yang ‘reasonable’ yang berkaitan dengan sisa produksi dan unit-unit yang cacat
produksi. Misalnya tempat duduk di pesawat Boeing yang dibeli dari subkontraktor yang
kemudian di pesawat-pesawat komersialnya. Termasuk juga motor elektrik Panasonic yang
digunakan untuk pemutar CD.

Biaya tenaga langsung meliputi biaya biaya tenaga langsung yang digunakan untuk
membuat produk atau menyediakan jasa ditambah dengan porsi tertentu untuk waktu yang
tidak produktif yang normal dan tidak dapat dihindarkan seperti waktu istirahat dan waktu
untuk pribadi. Misalnya biaya pada tenaga kerja perakitan seperti, tukang kayu, yukang batu
dan operator mesin.

Biaya bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian
integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.
Contoh bahan baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel dan minyak
tanah yang digunakan untuk membuat bensin.

32
L. RELEVANSI DARI PEMBAHASAN TEORI
Teori yang dibahas relevan diterapkan pada perusahaan dagang maupun manufaktur.
Sebab dengan menerapkan teori-teori kontribusi margin dan biaya langsung dapat membantu
suatu perusahaan untuk memberi informasi bagi pihak manajemen dalam pengambilan
keputusan dalam penetapan harga yang didasarkan pada tingkat kontribusi tiap produk.

Selain itu teori tersebut dapat digunakan sebagi alat bantu perusahaan dalam
penganggaran dan perencanaan produksi dan dapat membantu perusahaan dalam menentukan
penggolongan biaya mana saja yang termasuk biaya langsung agar tidak terjadi kesalahan
pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.

33
K. PENGELOMPOKKAN DARI PEMBAHASAN TEORI
Materi Contribution Margin and Direct Costing termasuk ke dalam kelompok
pembahasan hardware sebab materi ini berhubungan langsung dengan barang-barang atau
benda-benda produksi. Untuk pengambilan keputusan bagi perusahaan, pihak manajemen
terlebih dahulu melakukan pengelompokkan terhadap biaya-biaya termasuk pengelompokkan
biaya langsung yang dalam prosesnya harus berhubungan langsung dengan barang-barang
atau benda-benda produksi. Selain itu pihak manajemen juga harus memperhatikan
pembagian keuntungan atau kontribusi margin sesuai dengan pengelompokkan yang
sebelumnya telah diatur dalam kebijakan perusahaan.

34
M. Daftar Pustaka

Cowe, Roger , Manajemen Akuntansi Edisi Kedua , Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
1993

Horngren, CT. , Cost Accounting Edisi Keempat, Englewood Cliffs, NJ : Prentice-Hall, 1977

Institut of Cost and Management Accountants, A Report on Marginal Costing, New York :
1961

Wright, W. , Direct Standart Cost for Desicion-marking and Control, Mac Graw-Hill, Nem
York : 1962

www.scribd.com

www.google.com

www.umb.ac.id

35
36

You might also like