You are on page 1of 144

Catur Priyo Nugroho

AGRIBISNIS
TERNAK
RUMINANSIA
JILID 1

SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

AGRIBISNIS
TERNAK
RUMINANSIA
JILID 1

Untuk SMK
Penulis : Catur Priyo Nugroho

Perancang Kulit : TIM

Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

NUG NUGROHO, Catur Priyo.


a Agribisnis Ternak Ruminansia Jilid 1 untuk SMK oleh
Catur Priyo Nugroho ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
v, 144 hlm
Daftar Pustaka : Lampiran. A
Glosarium : Lampiran. B
Daftar Indeks : Lampiran. C
ISBN : 978-602-8320-00-9
ISBN : 978-602-8320-01-6

Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan
kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan
pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.
Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45
Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para pendidik dan peserta didik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada


Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan
ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi
masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk
mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada


para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik
sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008


Direktur Pembinaan SMK
KATA PENGANTAR

Buku ini disusun sebagai salah satu buku teks pelajaran siswa SMK
Pertanian, program keahlian Budidaya Ternak Ruminansia. Isi buku
membahas aspek teknis budidaya ternak ruminansia besar , dan aspek
manajemen. Aspek teknis budidaya meliputi potensi dan peran
peternakan, dasar-dasar budidaya, kaidah dan aturan K3, memilih bibit,
memberi makan, membuat kandang, merawat kesehatan, tatalaksana
pemeliharaan, bangunan, dan alat mesin. Aspek manajemen meliputi
analsis kelayakan usaha dan pemasaran. Diharapkan buku ini dapat
membekali siswa dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan pada
kurikulum.

Tingkat konsumsi susu dan daging di Indonesia masih rendah,


sedangkan kebutuhan tinggi sehingga terdapat peluang untuk usaha
peternakan ruminansia. Ternak ruminansia besar yang utama adalah
sapi perah, potong dan kerbau. Produk ternak ruminansia umumnya
terdiri atas daging, susu, kulit, dan bulu. Kontribusi peternakan sebagai
sumber protein hewani, sumber tenaga, pemanfaatan hasil limbah
pertanian, hasil ikutan pertanian, dan menyerap tenaga kerja.

Untuk dapat mengelola usaha peternakan perlu menguasai dasar


budidaya. Pengetahuan tentang identifikasi ternak, pemberian pakan,
fasilitas, pemcegahan penyakit dan pengelolaan dengan peinsip good
management practices .

Usaha peternakan perlu dilaksanakan dengan prosedur kesehatan,


keselamatan kerja (K3). K3 perlukan untuk keselamatan peternak, ternak
dan produknya.

Keberhasilan agribisnis peternakan banyak ditentukan oleh kualitas bibit


ternak. Bibit ternak yang tidak baik tidak memberikan hasil produksi yang
maksimal. Untuk dapat memilih bibit yang baik sangat diperlukan
pengetahuan tentang jenis-jenis ternak, asal-usul ternak dan performansi
masing-masing ternak.

Sistem pemeliharaan ternak di Indonesia dilakukan secara intensif, yang


ditunjukkan dengan semua kebutuhan ternak disediakan oleh peternak.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi ternak harus dihitung secara cermat agar
ternak menghasilkan daging dan susu secara optimal. Pakan yang
diberikan berupa hijauan pakan ternak dan konsentrat. Pakan yang
diberikan ternak harus semurah mungkin dengan tetap memperhatikan
nutrisinya agar menguntungkan. Penyusunan pakan konsentrat
menggunakan pendekatan least cost formula, yaitu formulasi dengan
harga termurah.

i
Kandang berfungsi sebagai tempat hidup ternak, pelindung ternak dari
iklim, dan keamanan. Pembuatan kandang disesuaikan dengan iklim di
Indonesia. Peralatan merupakan alat bantu bagi peternak agar dapat
mengelola ternak. Ketersediaan peralatan yang memadai akan
meningkatkan produktifitas peternak.

Ternak yang sehat akan memberikan produksi yang baik. Peternak perlu
menjaga kesehatan ternak, melakukan pengobatan jika ternak sakit.
Biaya pengobatan ternak lebih mahal daripada biaya mencegah penyakit,
sehingga moto mencegah lebih baik daripada mengobati diterapkan
dibidang peternakan. Peternak perlu memahami faktor penyebab
penyakit, menjaga kebersihan dan melakukan upaya - upaya
pencegahan penyakit. Diagnosa penyakit dianalisa berdasarkan gejala-
gejala penyakit. Hasil diagnosa dijadikan dasar dalam pengobatan
penyakit.

Kegiatan pemeliharaan ternak meliputi pemberian pakan, minum,


membersihkan kandang, pemeliharaan kesehatan ternak, menangani
ternak, mengawinkan ternak, membatu proses kelahiran,
mengoperasikan perlatan budidaya, memerah, dll. Pada setiap jenis
ternak memerlukan cara pemeliharaan yang khusus. Pemeliharaan
pejantan, ternak muda, ternak induk, sapi kering, memerlukan
penanganan yang berbeda.

Sebelum memasarkan suatu produk kita perlu menyusun suatu rencana


pemasaran yang berisi strategi, taktik, analisa keuangan dan
pengendalian pemasaran. Hari Raya Kurban merupakan saat dimana
kebutuhan ternak kurban meningkat dengan harga yang tinggi. Saat
tersebut membuka peluang yang baik untuk memasarkan ternak kurban.

Sistem pemeliharaan sapi perah dan potong mempunyai potensi ekonomi


yang baik. Analisis usaha dilakukan untuk sapi perah. Investasi terdiri
dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Analisa usaha dilakukan dengan
perhitungan analisis laba/rugi, neraca, dan aliran dana (cashflow)

Pemerintah berupaya memberikan dukungan dalam pengembangan


agribisnis peternakan melalui perbaikan regulasi, subsidi pembiayaan,
inovasi teknologi dan pengembangan SDM.

Penggunaan buku ini sebaiknya dikombinasikan dengan modul yang


berisi intrusksi kerja yang jelas. Selamat belajar, semoga sukses.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar……………………………………………..... i
Daftar Isi ……………………………………………………… iii

BAB 1. POTENSI DAN PERAN SEKTOR PETERNAKAN 1


1. Pengantar ……………………………………………………… 1
2. Produk Peternakan …………………………………………… 4
3. Kontribusi Peternakan ……………………………………….. 8
4. Pengolahan Hasil Ternak …………………………………… 9
5. Pemeliharaan Ternak di Indonesia …………………………. 15
6. Pengelolaan Usaha Peternakan ……………………………. 16
7. Tatalaksana Pemeliharaan ………………………………….. 20
8. Manajemen ……………………………………………………. 20
9. Kewirausahaan ……………………………………………….. 20
10. Aspek Ekonomi Ternak .................................................... 21
11. Aplikasi Konsep ............................................................... 21
12. Pemecahan Masalah ....................................................... 22
13. Pengayaan ....................................................................... 22
BAB 2. DASAR BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA BESAR 25
1. Identifikasi Ternak .............................................................. 25
2. Menentukan Umur Ternak ................................................. 51
3. Identifikasi Tingkah Laku Ternak ....................................... 54
4. Prinsip Pemberian Pakan .................................................. 57
5. Prinsip Kandang dan Peralatan ......................................... 85
6. Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit …………….. 88
7. Good Management Practices ………………………………. 103
8. Aplikasi Konsep ................................................................. 111
9. Pemecahan Masalah ......................................................... 112
10. Pengayaan ....................................................................... 112
BAB 3. MENERAPKAN KAIDAH DAN ATURAN K3 115
1. Persyaratan K3 ................................................................... 115
2. Kaidah dan Peraturan K3 ................................................... 116
3. Dasar Hukum Pelaksanaan K3 .......................................... 116
4. Penerapan Sistem Manajemen K3 .................................... 117
5. Memelihara Infrastruktur K3 ............................................... 118
6. Pedoman Penerapan dan Sistem Manajemen K3 ............ 119
7. Menyimpan Alat Produksi, Bahan Kimia dan Biologis ........ 121
8. Aplikasi Konsep .................................................................. 122
9. Pemecahan Masalah .......................................................... 122

iii
10. Pengayaan ........................................................................ 122

BAB 4. MEMILIH TERNAK UNTUK BIBIT 125


1. Anatomi dan Fisiologi Reproduksi ...................................... 125
2. Koefisien Teknis ................................................................. 140
3. Reproduksi/Perkawinan Ternak .......................................... 142
4. Seleksi Bibit Ternak ............................................................ 160
5. Pemilihan Bibit Ternak ........................................................ 161
6. Mempebaiki Genetik Ternak ............................................... 169
7. Aplikasi Konsep .................................................................. 176
8. Pemecahan Masalah .......................................................... 176
9. Pengayaan .......................................................................... 177
BAB 5. MEMBERI PAKAN 179
1. Hijauan Pakan Ternak ........................................................ 179
2. Konsentrat .......................................................................... 203
3. Peluang Bisnis Pakan ......................................................... 239
4. Pemecahan Masalah .......................................................... 247
5. Lembar Aplikasi .................................................................. 247
6. Pengayaan .......................................................................... 248
BAB 6. KANDANG DAN PERALATAN 253
1. Merancang Kandang Ternak ............................................ 253
2. Menentukan Model/Tipe Kandang ................................... 261
3. Tipe Kandang .................................................................. 262
4. Peralatan Kandang dan Sarana Pendukungnya .............. 263
5. Gudang Pakan .................................................................. 266
6. Saluran Air ....................................................................... 267
7. Tempat Penampungan Kotoran ........................................ 268
8. Unit Biogas ........................................................................ 268
9. Gudang Alat ...................................................................... 268
10. Kandang sapi potong dan Kerbau .................................... 269
11. Mengoperasikan Sarana Angkut Farm ............................. 272
12. Mengukur Suhu dan Kelembaban Ruangan ..................... 275
13. Timbangan ........................................................................ 275
14. Alat Pengangkut ................................................................ 276
15. Alat Kebersihan ................................................................. 277
16. Aplikasi konsep ................................................................. 277
17. Pemecahan masalah ........................................................ 278
18. Pengayaan ........................................................................ 278
BAB 7. MERAWAT KESEHATAN TERNAK 281
1. Diagnosa dan Gejala Ternak Sakit ..................................... 281
2. Identifikasi Penyakit dan Cara Pengobatannya .................. 290
3. Program Pencegahan Penyakit .......................................... 307
4. Membantu Kelahiran ........................................................... 310

iv
4. Aplikasi Konsep .................................................................. 316
5. Pemecahan Masalah .......................................................... 316
6. Pengayaan .......................................................................... 317

BAB 8. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN 320


1. Tatalaksana Pemeliharaan Sapi Perah ............................ 320
2. Tatalaksana Penggemukan Sapi Potong ........................... 353
3. Penanganan Ternak ........................................................... 362
4. Aplikasi Konsep .................................................................. 375
5. Kasus .......................................................... 375
6. Pengayaan .......................................................................... 375
BAB 9. PEMASARAN HASIL 377
1. Konsep Pemasaran ............................................................ 377
2. Konsep Perilaku Konsumen ............................................... 380
3. Konsep Dasar Strategi Bersaing ........................................ 384
4. Strategi Bersaing Generik Porter ........................................ 385
5. Pengembangan Strategi Bersaing ...................................... 387
6. Strategi Pemasaran ............................................................ 387
7. Taktik Pemasaran ............................................................... 388
8. Jalur Tata Niaga ................................................................. 394
9. Menyusun Rencana Pemasaran ........................................ 398
10. Memasarkan Hewan Kurban ............................................ 408
11. Peluang Kerja Pemasaran ................................................ 410
12. Aplikasi Konsep ................................................................ 410
13. Pemecahan Masalah ........................................................ 410
14. Pengayaan ........................................................................ 411
BAB 10. ANALISA KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA
RUMINANSIA BESAR 413
1. Pengantar ........................................................................... 413
2. Data Teknis Sapi Perah ...................................................... 414
3. Biaya Produksi .................................................................... 416
4. Perhitungan Pendapatan ................................................... 419
5. Akuntansi Keuangan ........................................................... 420
6. Aplikasi Konsep .................................................................. 427
7. Pemecahan Masalah .......................................................... 427
8. Pengayaan .......................................................................... 427
BAB 11. PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PETERNAKAN 429
1. Meningkatkan Koordinasi ................................................... 429
2. Meningkatkan Kapasitas Dan Pemberdayaan SDM .......... 429
3. Peningkatan Sarana Dan Prasarana ................................. 429
4. Peningkatan Inovasi dan Diseminasi .................................. 429
5. Peningkatan Pendidikan ..................................................... 429

v
6. Pengembangan Infrastruktur .............................................. 430

Daftar Pustaka ............................................................... Lampiran. A


Glosarium ....................................................................... Lampiran. B
Daftar index ................................................................... Lampiran. C

vi
BAB 1
POTENSI DAN PERAN SEKTOR PETERNAKAN

1. Pengantar berburu binatang untuk di makan


sebagai sumber protein. Sejalan
Setiap hari kita butuh makanan dengan perkembangan waktu
untuk memenuhi kebutuhan maka hewan liar mulai
hidup kita. Sumber makanan berkurang populasinya, bahkan
berasal dari tanaman, ternak dan beberapa jenis ternak mulai
ikan. Tanaman kita makan punah. Sejak itulah timbul
sebagai sumber energi, dan usaha-usaha domestikasi
vitamin. Produk ternak dan ikan binatang liar menjadi ternak
kita konsumsi sebagai sumber piaraan yang jinak dan mudah
protein, mineral dan energi. dikendalikan.
Jumlah populasi manusia dari
kehari semakin bertambah, Bangsa Mesir memelihara ayam
demikian juga kebutuhan akan 3.000 tahun sebelum masehi
makanannya. Lalu dan bangsa China memelihara
pertanyaannya, darimana 300 tahun sebelum masehi.
makanan itu didapat?. Sebagian Dalam proses domestikasi
orang membeli dan sebagian tersebut telah dikembangkan
memperoleh sendiri baik dari mutu genetisnya sesuai dengan
usaha budidaya maupun tujuan pemeliharaannya,
mencari bahan makanan dari sehingga performansnya telah
hutan. Dengan demikian perlu berbeda dengan leluhurnya.
ada orang yang menyediakan Bahkan leluhur bangsa ternak
bahan makanan tersebut. banyak yang sudah punah.
Penyediaan bahan makanan dari
produk ternak memerlukan 1.1. Domestikasi Ternak di
kegiatan budidaya, penyediaan Indonesia
sarana produksi, peraturan dan
tataniaga hasil ternak. Kegiatan Kambing Kacang adalah salah
tersebut disebut dengan satu kambing asli Indonesia.
agribisnis ternak. Agribisnis Kambing Kacang berbadan kecil
ternak memberikan peluang dan mudah beradaptasi dengan
kerja bagi orang yang lingkungan. Disamping itu, juga
memelihara, penyedia sarana, didatangkan Kambing Etawah
peneliti, pengolahan hasil ternak dari India. Kambing Etawah,
dll. dipelihara untuk menghasilkan
susu dan daging. Namun
Pemeliharaan ternak atau karena susu kambing kurang
peternakan mulai dilakukan populer, perkembangan populasi
sejak manusia ada di bumi. Kambing Etawah kurang
Pada jaman dulu manusia menggembirakan.

1
Nenek moyang sapi di Indonesia masyarakat adalah Sapi
adalah Banteng (Bos sundaicus) Peranakan Ongole (PO) yang
yang pada saat ini hanya ada di berasal dari India.
Taman Margasatwa Kerbau asli Indonesia adalah
Pangandaran, Jawa Barat, Meru Kerbau Rawa (Bubalis bubalus)
Betiri, Jawa Timur dan Ujung dan kerbau murah. Kerbau
Kulon, Banten. Rawa sering dimanfaatkan untuk
mengolah tanah dan penghasil
Setelah mengalami domestikasi daging. Kerbau murah berasal
pada waktu yang lama kemudian dari India merupakan kerbau
di kenal dengan Sapi Bali. penghasil susu. Namun karena
Selain Sapi Bali kita juga susu kerbau kurang populer
mengenal Sapi Madura yang maka populasi kerbau murah
merupakan hasil persilangan kurang berkembang. Populasi
Sapi Zebu (India) dengan Ternak di Indonesia tertera pada
Banteng. Jenis Sapi lain yang Tabel 1.
banyak dibudidayakan

Tabel 1. Populasi Ternak Indonesia Tahun 2006

POPULASI
NO TERNAK
(EKOR)
1 Sapi perah 362.313
2 Sapi potong 2,201,111
3 Kambing 14,201,111
4 Domba 8,543,206
5 Babi 7,086,709
6 Kuda 398,655
7 Ayam buras 298,431,917
8 Ayam ras petelur 95,477,601
9 Ayam broiler 972,221,463
10 Itik 34,812,057
Sumber: Deptan, Statistik Pertanian 2006

1.2. Konsumsi Protein konsumsi protein hewani di


suatu negara.
Tantangan utama dalam
pembangunan bangsa adalah Hal ini mengingat peran protein
menciptakan Sumber Daya hewani dalam membentuk
Manusia (SDM) yang cerdas, masyarakat yang sehat, cerdas,
sehat, berkualitas dan produktif. produktif dan berkualitas hampir
Kecerdasan dan kualitas suatu tidak dapat digantikan oleh
bangsa sangat berkolerasi protein nabati. Di negara-negara
dengan seberapa besar maju dapat dipastikan konsumsi
protein hewaninya sudah cukup

2
tinggi. Bahkan di Amerika, nabati dapat diperoleh dari padi-
konsumsi protein hewani padian, biji-bijian dan kacang-
mencapai 70% dari total kacangan. Protein nabati dapat
konsumsi protein, atau dua kali disebut sebagai protein tidak
lipat dari konsumsi protein lengkap karena senantiasa
nabati. Mereka sangat sadar mempunyai kekurangan satu
esensi mengkonsumsi protein atau lebih asam amino esensial.
hewani bagi kesehatan, Sementara protein hewani
produktifitas dan kecerdasan. memiliki semua asam amino
Sementara yang terjadi di esensial, hingga disebut protein
negara kita justru sebuah ironi. lengkap. Pemanfaatan protein
Bangsa yang memiliki Sumber oleh tubuh sangat ditentukan
Daya Alam (SDA) dan potensi oleh kelengkapan kandungan
peternakan cukup bagus asam amino esensial yang
ternyata konsumsi protein masih terkandung dalam protein yang
di dominasi asupan protein dikonsumsi. Semakin lengkap
nabati, dan konsumsi protein asam amino esensial dan
hewani secara nasional baru kandungannya dapat memenuhi
mencapai 5,1 gram per kapita kebutuhan tubuh, semakin tinggi
per hari. Dengan kondisi seperti nilai utilisasi protein tersebut
ini maka secara terus menerus bagi tubuh. Selain kandungan
diupayakan untuk meningkatkan asam amino, faktor nilai cerna
konsumsi protein hewani bagi dari protein juga menjadi faktor
rakyat Indonesia. penting dari manfaat protein
yang dikonsumsi. Dari hasil
Protein merupakan salah satu penelitian yang dilakukan para
zat gizi yang sangat diperlukan ahli disimpulkan bahwa nilai
oleh manusia dalam daya cerna protein hewani selalu
pertumbuhan dan lebih tinggi dari protein nabati.
perkembangannya. Protein
berperan penting dalam Sementara dari segi
pembentukan sel-sel dan pemanfaatannya (utilisasi)
jaringan baru tubuh serta protein hewani juga jauh lebih
memelihara pertumbuhan dan baik dari protein nabati. Selain
perbaikan jaringan yang rusak. itu, kaitannya dengan
Protein juga bisa menjadi bahan membangun kecerdasan
untuk energi bila keperluan bangsa, peran protein hewani
tubuh akan hidrat arang dan sangat mutlak diperlukan.
lemak tidak terpenuhi. Protein
sendiri dibagi menjadi dua Tingkat konsumsi susu di
kelompok, yaitu protein hewani Indonesia masih rendah, pada
dan nabati. tahun 2006 konsumsi susu per
kapita per tahun sekitar 7,7 kg.
Sumber protein hewani yaitu Artinya Indonesia masih kalah
daging, telur dan susu. dari negeri tetangga seperti
Sementara sumber protein Malaysia yang konsumsi

3
susunya telah mencapai lebih dan lainnya. Masing-masing
dari 23 liter per kapita per tahun. produk dijelaskan sebagai
Konsumsi susu Philipina 25 liter berikut:
dan India 44,9 liter per kapita per
tahun. 2.1. Daging

Dalam membiasakan konsumsi Daging adalah sekumpulan otot


susu di kalangan anak-anak, ada yang melekat pada kerangka.
beberapa strategi yang dapat Istilah daging dibedakan dengan
diterapkan. Salah satunya karkas. Daging adalah bagian
dengan menumbuhkan yang sudah tidak mengandung
kebiasaan minum susu di rumah. tulang, sedangkan karkas
Orang tua pun mesti terlibat berupa daging yang belum
dalam hal ini. Kemudian, untuk dipisahkan dari tulang atau
anak yang sudah duduk di kerangkanya.
bangku TK atau SD, sebaiknya Daging terdiri dari tiga
dibekali minuman susu. komponen utama, yaitu jaringan
Kampanye minum susu bisa otot (Muscle tissue), jaringan
dilakukan dengan beberapa cara lemak (Adipose tissue), dan
antara lain melalui iklan layanan jaringan ikat (Connective tissue).
masyarakat, penyuluhan di Banyaknya jaringan ikat yang
Posyandu, testimony (kesaksian) terkandung di dalam daging
dll. akan menentukan tingkat
kealotan/kekerasan daging.
Populasi ternak di Indonesia
didominasi oleh ternak ayam Kualitas daging dipengaruhi oleh
buras, ayam petelur, ayam faktor sebelum dan setelah
broiler, kambing dan sapi pemotongan. Faktor sebelum
potong. Secara rinci populasi di pemotongan yang dapat
Indonesia tertera pada Tabel 1. mempengaruhi kualitas daging
Jumlah ternak sapi dari tahun ke adalah genetik, spesies, bangsa,
tahun terus menurun karena tipe ternak, jenis kelamin, umur,
disebabkan oleh konsumsi yang pakan dan bahan aditif (hormon,
lebih tinggi dari tingkat produksi. antibiotik, dan mineral), serta
Jumlah sapi yang di potong lebih keadaan stres.
tinggi dari jumlah sapi yang lahir.
Untuk memenuhi kebutuhan Faktor setelah pemotongan yang
daging dalam negeri maka mempengaruhi kualitas daging
dilakukan impor daging sapi dan adalah metode pelayuan,
ternak sapi hidup. metode pemasakan, tingkat
keasaman (pH) daging, bahan
2. Produk Peternakan tambahan (termasuk enzim
pengemuk daging), lemak
Ternak dipelihara untuk intramuskular (marbling), metode
menghasilkan daging, telur, penyimpanan dan pengawetan,
susu, kulit, bulu, tenaga kerja macam otot daging, serta lokasi

4
otot. Jenis daging juga dapat di dewasa dan Stag sapi jantan
bedakan berdasarkan umur sapi yang dikastrasi setelah dewasa.
yang disembelih. Daging sapi
yang dipotong pada umur sangat Keunggulan daging adalah
muda (3-14 minggu) disebut mempunyai nilai gizi yang tinggi,
veal, yang berwarna sangat sumber protein hewani yang
terang. Daging yang berasal dibutuhkan oleh tubuh dan
dari sapi muda umur 14-52 sangat baik untuk pertumbuhan,
minggu disebut calf (pedet), dan salah satu komoditas
sedangkan yang berumur lebih perdagangan yang mempunyai
dari satu tahun disebut beef. nilai ekonomi yang sangat tinggi.
Berdasarkan umur, jenis Kandungan nutrisi daging
kelamin, dan kondisi seksual, dijelaskan pada Tabel 2. Daging
daging sapi (beef) berasal dari: segar dapat diolah menjadi
Steer sapi jantan yang dikastrasi produk lainnya seperti sosis,
sebelum mencapai dewasa nugget, abon, dendeng, dll.
kelamin, Heifer sapi betina yang Tingkat konsumsi daging di
belum pernah melahirkan, Cow Indonesia pada tahun 2006
sapi betina dewasa/pernah mencapai 6,5 kg per kapita
melahirkan, Bull sapi jantan

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Daging

No Komponen Sapi Ayam Domba Itik (%) Babi (%) Kuda


(%) (%) kambing (%)
(%)
1 Protein 17,5 20,2 15,7 16,2 11,9 20,0
2 lemak 22,0 12,6 27,7 30,0 45,0 4,0
3 Mineral 0,9 1,0 0,8 1,0 0,6 1,0
4 Air 60,0 66,0 56,0 52,8 42,0 74,0
Sumber : Potter, 1996.

2.2. Susu dimanfaatkan untuk kebutuhan


manusia.
Susu merupakan sekresi dari
kelenjar ambing mamalia dari Kebutuhan gizi anak ternak
ternak ruminansia. Tujuan mamalia berbeda satu dengan
produksi susu adalah memberi lainnya, sehingga komposisi
makan kepada anak ternak susu dari ternak yang satu
mamalia. Pada ruminansia berbeda dengan ternak lainnya.
kelompok perah, misalnya jenis Susu memiliki nilai gizi yang
sapi Frisien Holstein (FH), tinggi, tersusun dari sejumlah zat
produksi susunya melebihi gizi yang lengkap, mempunyai
jumlah susu yang dibutuhkan perbandingan zat gizi yang ideal
oleh anak sapi, kelebihan dibanding jenis makanan lain
produksi susu tersebut dapat dan mudah diserap dalam

5
saluran pencernaan (koefisien- Mengingat gizinya yang lengkap
cerna 100%). Komposisi ini, ibu hamil disarankan untuk
kandungan nutrisi susu tertera minum susu. Dengan
pada Tabel 3. mengonsumsi makanan bergizi
seimbang ditambah susu, maka
Fenomena yang berkembang di ibu hamil akan terhindar dari
Indonesia adalah hanya bayi dan anemia (kurang darah). Dengan
anak-anak yang perlu minum demikian, pertumbuhan otak dari
susu. Pada hakekatnya kaum janin yang dikandungpun akan
remaja, wanita dewasa, ibu maksimal. Para lansia yang
hamil, bahkan para lansia pun memiliki risiko osteoporosis
perlu minum susu. Susu (pengeroposan tulang) juga
memang minuman yang perlu sekali minum susu, karena
menyehatkan. Kandungan susu memiliki kandungan
gizinya terhitung lengkap. Susu kalsium yang tinggi. Kalsium,
mengandung kalsium yang adalah zat gizi yang sangat baik
sangat tinggi, fosfor hingga bagi kesehatan tulang. Para ahli
protein. Meski kandungan meyakini, kalsium yang terbaik
protein dalam susu terbilang untuk kesehatan tulang adalah
kecil, tapi berkualitas baik kalsium alami yang berasal dari
karena berasal dari produk susu. Kalsium susu lebih mudah
hewani. Selain itu, susu juga diserap oleh tubuh dibanding
mengandung sejumlah vitamin, kalsium dari sumber lain.
di antaranya vitamin A dan D.

Tabel 3. Komposisi Nutrisi Susu beberapa Ternak dan Manusia

Ternak Total Lemak Protein Kasein Laktose Abu


Solid Kasar

Sapi Eropa 12.60 3.80 3.35 2.78 4.75 0.70


Kambing 13.18 4.24 3.70 2.80 4.51 0.78
Domba 17.00 5.30 6.30 4.60 4.60 0.80
Kerbau 16.77 7.45 3.78 3.00 4.88 0.78
Sapi Asia 13.45 4.97 3.18 2.38 4.59 0.74
Manusia 12.57 3.75 1.63 - 6.98 0.21
Sumber : Potter, 1996.

Asupan kalsium susu ini tidak yang hanya 7 liter per kapita per
akan banyak bermanfaat jika tahun.
konsumsi protein juga tinggi.
Contoh apa yang terjadi di Namun, konsumsi protein
Amerika. Tingkat konsumsi susu masyarakat AS juga tinggi.
di kalangan penduduk AS sangat Mereka banyak mengkonsumsi
tinggi yakni mencapai 100 liter bahan pangan berupa daging
per kapita per tahun. yang kaya protein. Padahal
Bandingkan dengan Indonesia asupan protein yang berlebih

6
bisa menghambat penyerapan susu tidak banyak. Dalam satu
kalsium oleh tulang. Akibatnya, gelas susu, terkandung sekitar
kasus osteoporosis di Amerika 32 mg kolesterol. Kandungan
juga tinggi. Selain asupan kolesterol ini terhitung lebih kecil
protein tinggi, hal lain yang bisa dibanding kandungan kolesterol
menghambat penyerapan dalam sepotong daging yang
kalsium adalah konsumsi gula, mencapai 54 mg. Bahkan, kalau
kopi, dan garam yang tinggi, kita memang takut dengan
juga merokok. kolesterol, telur yang mesti kita
waspadai. Sebab, kandungan
Mengingat pentingnya manfaat kolesterol dalam satu butir telur
susu, para orang tua disarankan saja mencapai 252 mg. Jauh
untuk membiasakan anaknya lebih banyak ketimbang
minum susu sampai besar. Dan kolesterol dalam satu gelas
terus berlanjut sampai lanjut susu. Contoh salah satu produk
usia. Hanya saja, kadang- susu, tertera pada Gambar 1.
kadang para remaja putri juga
para ibu muda, enggan minum 2.3. Kulit
susu karena takut gemuk.
Padahal, gizi yang terkandung Kulit dapat dimasak menjadi
dalam susu sangat dibutuhkan produk makanan dan produk
oleh mereka. Namun pada saat bahan baku industri. Di bidang
ini produsen susu mulai makanan, kulit diolah menjadi
membuat produk susu yang krupuk krecek/rambak, dan
rendah (tanpa) lemak sehingga kerupuk kulit. Di bidang industri
tidak menyebabkan gemuk. kulit disamak untuk bahan baku
garmen antara lain jaket, sarung
Kandungan kolesterol di dalam tangan, celana, rok, ikat
susu ditakutkan banyak orang. pinggang, tas, dompet, sepatu,
Namun tidak perlu terlalu dll. Contoh Produk Kulit tertera
khawatir mengenai hal ini karena pada Gambar 2.
kandungan kolesterol dalam

Gambar 1. Susu Bubuk Gambar 2. Produk Kulit

7
2.4. Produksi Peternakan ayam broiler. Sedangkan untuk
Indonesia produksi telur yang utama
adalah telur ayam buras, ayam
Produksi peternakan di ras dan itik. Secara rinci
Indonesia pada tahun 2006 disajikan pada Tabel 4, Produksi
untuk daging yang utama dari Hasil Ternak Indonesia
sapi, babi, ayam buras dan

Tabel 4. Produksi Hasil Ternak Indonesia

No Produk Ternak Produksi No Produk Produksi


(kg) Ternak (kg)
1 Daging Sapi 389,290 8 Daging Ayam Ras Petelur 54,310
2 Daging Kerbau 39,500 9 Daging Ayam Broiler 955,760
3 Daging Kambing 53,280 10 Daging Itik 22,300
4 Daging Domba 51,890 11 Telur Ayam Buras 181,100
5 Daging Babi 179,440 12 Telur Ayam Ras 751,040
6 Daging Kuda 1,680 13 Telur Itik 201,700
7 Daging Ayam Buras 322,780
Sumber: Deptan, Statistik Pertanian 2006

3. Kontribusi Peternakan 3.2. Pengguna Limbah


Pertanian
Disamping menghasilkan produk
utama daging, telur, susu, kulit Limbah hasil budidaya pertanian
dan bulu sektor peternakan juga dapat dimanfaatkan untuk ternak
memberikan kontribusi lainnya ruminansia. Limbah tersebut
terhadap kehidupan manusia. sudah tidak bisa dikonsumsi oleh
Kontribusi tersebut antara lain: manusia. Limbah yang berasal
dari tanaman misalnya batang
3.1. Sumber Tenaga jagung, jerami padi, dll. Limbah
yang berasal dari pengolahan
Pada beberapa tempat di hasil pertanian, misalnya: bulu
Indonesia ternak kerbau dan ayam, tepung darah, bungkil
sapi masih dimanfaatkan untuk kedelai, onggok singkong,
membantu petani untuk ampas tahu dll. Dengan
mengolah sawah atau dimanfaatkannya limbah
ladangnya. Untuk sawah yang tersebut maka efesiensi usaha
lumpurnya dalam biasanya tani menjadi meningkat.
pengolahan tanahnya dengan
kerbau, sedang untuk tanah 3.3. Pemanfaat Hasil Ikutan
yang dangkal dan berpasir Pertanian
menggunakan sapi. Namun
dengan modernisasi mekanisasi Hasil ikutan usaha pertanian
pertanian peran tersebut banyak seperti dedak padi, dedak
digantikan dengan hand traktor. jagung, tetes tebu, bungkil
kelapa sawit, dll dapat

8
dimanfaatkan untuk pakan pengolahan tersebut
ternak. Dengan demikian petani ditambahkan bahan pengawet
dapat nilai ekonomi yang lebih sehingga produknya menjadi
banyak dari pemanfaatan tahan lama, tidak cepat rusak.
tersebut. Beberapa contoh gambar hasil
olehan daging tertera pada
3.4. Mendorong Industri Gambar 3.
Biji-bijian
4.1.1. Sosis
Pakan ternak banyak
menggunakan biji-bijian seperti Sosis merupakan makanan
jagung, kedelai, sorgum, kacang asing yang sudah akrab dalam
tanah, kapas dll, kebutuhan kehidupan masyarakat Indonesia
tersebut mendorong industri biji- karena rasanya enak. Namun,
bijian berkembang. Sampai saat di balik kenikmatan makanan
ini Indonesia masih mengimpor yang kaya akan zat gizi ini,
jagung, dan bungkil kedelai yang terkandung lemak dan kolesterol
dibutuhkan untuk pakan ternak. tinggi yang bisa mengganggu
kesehatan. Untuk itu, hati-hati
3.5. Menyerap Tenaga Kerja mengkonsumsi sosis.

Usaha peternakan dapat Makanan ini dibuat dari daging


menyerap tenaga kerja, baik atau ikan yang telah dicincang
sebagai peternak atau menyerap kemudian dihaluskan, diberi
tenaga buruh. Daya serap bumbu, dimasukkan ke dalam
sektor peternakan pada tahun selonsong berbentuk bulat
2005 sebanyak 2,576,940 orang. panjang simetris, baik yang
terbuat dari usus hewan maupun
4. Pengolahan Hasil Ternak pembungkus buatan (casing).
Sosis juga dikenal berdasarkan
Hasil ternak dapat diolah nama kota atau daerah yang
menjadi produk makanan memproduksi, seperti berliner
lainnya. Tujuan pengolahan ialah (Berlin), braunscheiger
untuk mengawetkan produk agar (Braunshweig), genoa salami
tahan lama, memudahkan (Genoa), dan lain-lain.
penyimpanan, meningkatkan
nilai nutrisi, meningkatkan nilai Sosis merupakan salah satu
jual dll. Makanan olahan produk olahan daging yang
tersebut dapat dijelaskan sangat digemari masyarakat
sebagai berikut : Indonesia sejak tahun 1980-an.
Istilah sosis berasal dari bahasa
4.1. Daging Latin, yaitu salsus, yang artinya
garam. Hal ini merujuk pada
Daging diolah menjadi produk artian potongan atau hancuran
sosis, corned, nugget, dendeng, daging yang diawetkan dengan
abon, burger dll. Pada penggaraman.

9
Sosis merupakan produk olahan karbohidrat maksimal 8 persen.
daging yang mempunyai nilai Kenyataannya, banyak sosis di
gizi tinggi. Komposisi gizi sosis pasaran yang memiliki komposisi
berbeda-beda, tergantung pada gizi jauh di bawah standar yang
jenis daging yang digunakan dan telah ditetapkan. Hal tersebut
proses pengolahannya. Produk menunjukkan pemakaian jumlah
olahan sosis kaya energi, dan daging kurang atau penggunaan
dapat digunakan sebagai bahan tidak sesuai komposisi
sumber karbohidrat. Selain itu, standar sosis
sosis juga memiliki kandungan
kolesterol dan sodium yang 4.1.2. Kornet
cukup tinggi, sehingga
berpotensi menimbulkan Corned beef atau daging kornet
penyakit jantung, stroke, dan semakin menjadi pilihan bagi
hipertensi jika dikonsumsi banyak orang. Produk olahan
berlebihan. daging ini juga cepat dan mudah
Ketentuan mutu sosis di olah. Meski nilai gizinya
berdasarkan Standar Nasional cukup baik, perlu kecermatan
Indonesia (SNI 01-3820-1995) dalam memilih, supaya jangan
adalah: kadar air maksimal 67 mengkonsumsi makanan yang
persen, abu maksimal 3 persen, sudah rusak.
protein minimal 13 persen,
lemak maksimal 25 persen, serta

Gambar. 3. Berbagai Produk Olahan Daging

Sosis Nugget Cornet

Salah satu kelemahan daging yang bisa diolah menjadi


segar adalah daya simpannya berbagai hidangan hanya dalam
yang rendah pada suhu kamar, waktu singkat.
sehingga harus di simpan pada
suhu dingin atau suhu beku. Kata corned berasal dari bahasa
Kelemahan lainnya adalah tidak Inggris yang berarti di awetkan
praktis dalam penggunaannya, dengan garam. Dari kata
terutama bagi mereka yang tersebut lahirlah istilah corned
selalu sibuk dengan kegiatan di beef yaitu daging sapi yang di
luar rumah. Untuk itu diperlukan awetkan dengan penambahan
kehadiran produk olahan daging garam dan di kemas dengan

10
kaleng. Dalam bahasa kemudian dikeringkan.
Indonesia, kata corned beef Umumnya pengeringan
diadopsi menjadi daging kornet. dilakukan dengan menggunakan
spray dryer atau roller drayer.
Tujuan pembuatan daging kornet Umur simpan susu bubuk
adalah untuk memperoleh maksimal adalah 2 tahun
produk daging yang berwarna dengan penanganan yang baik
merah, meningkatkan daya awet dan benar. Susu bubuk dapat di
dan daya terima produk, serta kelompokkan menjadi tiga jenis
menambah keragaman produk yaitu susu bubuk berlemak (full
olahan daging. Kornet kalengan cream milk prowder), susu
dapat disimpan pada suhu bubuk rendah lemak (partly skim
kamar dengan masa simpan milk powder) dan susu bubuk
sekitar dua tahun. Daging kornet tanpa lemak (skim milk prowder)
dapat dihidangkan sebagai (SNI 01-2970-1999)
campuran perkedel, telur dadar,
mi rebus, pengisi roti, serta Susu bubuk paling populer di
makanan lainnya. Indonesia karena praktis dan
penyimpanan tidak memerlukan
4.2. Susu peralatan khusus, cukup
disimpan pada suhu ruangan.
Susu dapat diolah menjadi susu Untuk mengganti vitamin selama
kental manis, susu bubuk, keju, proses pembuatan susu bubuk.
cream, ice cream, yoghurt, dll. Biasanya pabrikan
Masing-masing produk menambahkan vitamin dan
dijelaskan sebagai berikut: mineral pada susu bubuk.

4.2.1. Susu Kental Manis 4.2.3. Keju


(Sweetened Condensed
Milk) Keju diambil dari bahasa
Portugis queijo adalah makanan
Susu kental manis merupakan padat yang dibuat dari susu sapi,
susu yang sudah di pasteurisasi kambing, domba, dan mamalia
kemudian di tambahkan gula. lainnya. Keju dibentuk dari susu
Susu tersebut tidak steril tetapi dengan menghilangkan
pertumbuhan bakteri dihambat kandungan airnya dengan
oleh gula. Gula yang menggunakan kombinasi rennet
ditambahkan jumlahnya 63% dan pengasaman. Bakteri juga
dari produk akhir. digunakan pada pengasaman
susu untuk menambahkan
4.2.2. Susu Bubuk tekstur dan rasa pada keju.
Pembuatan keju tertentu juga
Susu bubuk berasal susu segar menggunakan jamur.
baik dengan atau tanpa
rekombinasi dengan zat lain Ada ratusan jenis keju yang
seperti lemak atau protein yang diproduksi di seluruh dunia.

11
Keju memiliki gaya dan rasa yang asam mempunyai cita rasa
yang berbeda-beda, tergantung lebih kuat.
susu yang digunakan, jenis
bakteri atau jamur yang dipakai, Lemak susu dapat dibiarkan
serta lama fermentasi atau menjadi asam secara spontan
penuaan. Faktor lain misalnya atau melalui penambahan
jenis makanan yang dikonsumsi inokulum murni bakteri asam
oleh mamalia penghasil susu laktat (proses fermentasi). Mula-
dan proses pemanasan susu. mula lemak susu dinetralkan
dengan garam karbonat,
Keju berharga karena umurnya kemudian di pasteurisasi dan di
yang tahan lama, serta inokulasi dengan bakteri yang
kandungan lemak, protein, dapat menghasilkan asam laktat
kalsium, and fosforusnya yang selama proses fermentasi.
tinggi. Keju lebih mudah kecil
dan lebih tahan lama dari susu. Bila perlu, ditambahkan zat
pewarna ke dalam lemak susu,
4.2.4. Butter/Mentega umumnya berupa karoten, yaitu
zat pewarna alamiah yang
Menurut Standar Nasional merupakan sumber vitamin A.
Indonesia (SNI 01-3744-1995),
mentega adalah produk Lemak memiliki komposisi
makanan berbentuk padat lunak terbesar dalam mentega jika di
yang dibuat dari lemak atau krim bandingkan dengan protein dan
susu atau campurannya, dengan karbohidrat. Kandungan protein
atau tanpa penambahan garam dan karbohidrat pada mentega
(NaCl) atau bahan lain yang dan margarin sangat rendah,
diizinkan, serta minimal yaitu sekitar 0,4-0,8 gram per
mengandung 80% lemak susu. 100 gram.
Lemak mentega berasal dari
Selain garam dapur, ke dalam lemak susu hewan, dikenal
mentega juga ditambahkan sebagai butter fat. Mentega
vitamin, zat pewarna, dan bahan mengandung sejumlah asam
pengawet (misalnya sodium butirat, asam laurat, dan asam
benzoat). Emulsi pada mentega linoleat. Asam butirat dapat
merupakan campuran 18% air digunakan oleh usus besar
yang terdispersi pada 80% sebagai sumber energi, juga
lemak, dengan sejumlah kecil dapat berperan sebagai
protein yang bertindak sebagai senyawa antikarsinogenik
zat pengemulsi. (antikanker).

Mentega dapat dibuat dari lemak Asam laurat merupakan asam


susu (terutama lemak susu sapi) lemak berantai sedang yang
yang manis (sweet cream) atau memiliki potensi sebagai
asam. Mentega dari lemak susu antimikroba dan antifungi. Asam
linoleat pada mentega dapat

12
memberikan perlindungan estrogen, testosteron, dan
terhadap serangan kanker. kortisol. Mentega juga
Meski sedikit, mentega juga mengandung semua vitamin
mengandung asam lemak larut lemak lainnya, yaitu vitamin
omega 3 dan omega 6. Selain D, E, dan K. Vitamin A
itu, mentega mengandung bersumber dari betakarotenoid
glycospingolipid, yaitu suatu atau pigmen karoten lainnya
asam lemak yang dapat yang sengaja ditambahkan
mencegah infeksi saluran sebagai pewarna kuning.
pencernaan, terutama pada
anak-anak dan orangtua. Karena Kadar vitamin A yang diharuskan
terbuat dari krim susu, mentega pada mentega adalah 1.400-
mengandung kolesterol. Kadar 3.500 IU per 100 gram,
kolesterol tinggi tidak selalu sedangkan kadar vitamin D 250-
berdampak buruk bagi 350 IU per 100 gram. Usaha-
kesehatan. Bahkan sebaliknya, usaha pengolahan tersebut
kolesterol memegang peran banyak menyerap tenaga kerja.
penting dalam fungsi organ Berdasarkan satistik pertanian
tubuh. jumlah tenaga kerja yang
Kolesterol berguna untuk bekerja pada sektor pengolahan
menyusun empedu darah, pada tahun 2006 sebesar
jaringan otak, serat saraf, hati, 152.815 orang. Contoh produk
ginjal, dan kelenjar adrenalin. olahan susu tertera pada
Kolesterol juga merupakan Gambar 4. Susus Kental Manis,
bahan dasar pembentukan Keju, dan Gambar 5. Butter.
hormon steroid, yaitu progestron,

Susu Kental Manis Keju


Gambar 4. Produk Olahan Susu

4.2.5. Yoghurt fermentasi dengan bakteri


tertentu sampai diperoleh
Yoghurt adalah produk yang keasaman, bau dan rasa yang
diperoleh dari susu yang telah di khas, dengan atau tanpa
pasteurisasi kemudian di penambahan bahan lain yang di

13
izinkan. Bakteri yang di gunakan patogen. Susu pasteurisasi
untuk kultur starter tidak lebih harus di simpan pada suhu
dari 5 jenis saja. Yang termasuk rendah (5º-6º Celcius) dan
dalam jenis bakteri asam laktat memiliki umur simpan hanya
dan digunakan sebagai kultur sekitar 14 hari.
starter adalah Enterococcus,
Lactobacillus, Lactococcus, Susu UHT (ultra high
Leuconostoc dan Streptococcus temperature) merupakan susu
yang diolah menggunakan
pemanasan dengan suhu tinggi
dan dalam waktu yang singkat
(135-145º Celcius) selama 2-5
detik (Amanatidis, 2002).
Pemanasan dengan suhu tinggi
bertujuan untuk membunuh
seluruh mikroorganisme (baik
pembusuk maupun patogen) dan
spora. Waktu pemanasan yang
singkat dimaksudkan untuk
mencegah kerusakan nilai gizi
Gambar 5. Butter susu serta untuk mendapatkan
warna, aroma dan rasa yang
4.2.6. Susu Pasteurisasi relatif tidak berubah seperti susu
segarnya.
Susu segar merupakan cairan
yang berasal dari ambing sapi 4.3. Sumber Pupuk Organik
sehat dan bersih yang diperoleh
dengan cara pemerahan yang Kotoran sapi (feces dan urin)
benar yang kandungan alaminya serta sisa hijauan pakan ternak
tidak dikurangi atau ditambah dapat di manfaatkan untuk
sesuatu apapun dan belum sumber pupuk organik. Pupuk
mendapat perlakuan apapun organik di perlukan untuk
(SNI 01-3141-1998). Dalam memperbaiki struktur tanah dan
prakteknya sangat kecil peluang penyedia unsur hara bagi
kita untuk mengonsumsi susu tanaman. Harga pupuk curah
segar definisi SNI tersebut di merah berkisar antara Rp 1000-
atas. Umumnya susu yang di 3000 per kg, namun demikian
konsumsi masyarakat adalah dengan dikemas baik dapat
susu olahan baik dalam bentuk dijual mahal , untuk digunakan
cair (susu pasteurisasi, susu sebagai pupuk tanaman hias.
UHT) maupun susu bubuk. Harga kemasan 2 kg dapat
Susu pasteurisasi merupakan mencapai harga Rp10,000 s.d
susu yang di beri perlakuan Rp15.000. dengan demikian
panas sekitar 63º-72º Celcius kotoran sapi dan limbah pakan
selama 15 detik yang bertujuan dapat memberikan kontribusi
untuk membunuh bakteri pendapatan bagi peternak.

14
5. Pemeliharaan Ternak di dengan penyebaran populasi
Indonesia ternak pada setiap propinsi
tertera pada Tabel 5.
5.1. Sapi Potong
5.2. Sapi Perah
Pemeliharaan sapi potong terdiri
dari pemeliharaan semi intensif Pemeliharaan sapi perah terdiri
dan intensif. Peternak di desa- dari pemeliharaan semi intensif
desa memelihara ternak secara dan intensif. Peternak di desa-
semi intensif. Pada sistem desa memelihara ternak secara
pemeliharaan semi intensif semi intensif. Pada sistem
tenaga kerja, dan modal tidak di pemeliharaan semi intensif;
perhitungkan secara bisnis. tenaga kerja, dan modal tidak di
Tenaga kerja di lakukan sendiri perhitungkan secara bisnis.
oleh peternak, kandang di buat Tenaga kerja dilakukan sendiri
sendiri dan hijauan di cari dari oleh peternak, kandang di buat
sekeliling tempat tinggal sendiri dan hijauan dicari dari
peternak. Mereka memelihara sekeliling tempat tinggal
beberapa ekor sapi untuk peternak. Mereka memelihara
dibudidayakan dan digemukkan. beberapa ekor sapi untuk
Pemberian pakan dengan dibudidayakan dan sapi
hijauan dan jerami dan ditambah pejantannya digemukkan.
konsentrat sedikit. Pemberian pakan dengan
hijauan dan jerami dan ditambah
Pada tahun 2000 mulai tumbuh konsentrat sedikit. Pemerahan
perusahaan sapi potong dilakukan secara manual dengan
komersial. Kebanyakan mereka tangan. Susu yang dihasilkan
mengimpor sapi dari luar negeri. kebanyakan dijual ke Koperasi
Jenis sapi yang di pelihara Unit Desa (KUD) dan kemudian
kebanyakan jenis BX (Brahman di jual ke pabrik pengolahan
Cross). Sapi BX merupakan susu. Beberapa peternak
persilangan antara sapi menjual sendiri susu yang sudah
Brahman dengan sapi daerah di pasteurisasi ke konsumen
sub tropis seperti short horn, secara langsung. Bebarapa
drought master, dll. perusahan besar memelihara
Perusahaan sapi potong sapi perah secara komersial.
memiliki sapi di atas 1000 ekor. Contoh perusahaan sapi perah:
Sistem pemeliharaan intensif Taurus Dairy Farm. Sistem
dengan pakan konsentrat yang pemeliharaan intensif dengan
lebih banyak dari pakan pemberian pakan konsentrat
hijauannya. Pada pemelihraaan yang lebih banyak. Pada
sistem intensif semua biaya dan pemeliharaan sistem intensif
modal di perhitungkan secara semua biaya dan modal di
bisnis murni. Populasi sapi perhitungkan secara bisnis
potong di Indonesia pada tahun murni.
2006 sebanyak 10.835.686 ekor,

15
Pemerahan dilakukan dengan ekor, dan 122 juta ekor
mesin perah yang dilengkapi diantaranya berada di negara
dengan pendingin susu untuk yang sedang berkembang di
menghambat pertumbuhan Asia. Kebanyakan petani
bakteri. Susu yang dihasilkan peternak di Indonesia, hanya
dipasarkan sendiri langsung ke memiliki sekitar 2 ekor,
konsumen dan dijual ke pabrik sedangkan kualitas kerbau yang
pengolahan susu. Populasi sapi ada di Pulau Jawa saat ini
perah di Indonesia pada tahun mengalami kemunduran.
2006 sebanyak 382.313 ekor,
dengan penyebaran di setiap Kemunduran tersebut
propinsi seperti tertera pada disebabkan antara lain:
Tabel 5. Jenis sapi perah yang kurangnya pakan hijauan yang
dipelihara kebanyak FH (Friesien berkualitas baik, akibat
Holstein) namun pada tahun kurangnya lahan untuk tanaman
1990 Indonesia mengimpor sapi hijauan pakan ternak, adanya
Sahiwal Cross dari Selandia perkawinan silang dalam
Baru. Sahiwal cross merupakan (inbreeding), tingkat kemunduran
sapi perah hasil persilangan sapi ternak, akibat pemotongan
Sahiwal dari India dengan sapi setiap tahunnya. Dengan melihat
FH Selandia Baru. Tujuan permasalahan tersebut di atas,
persilangan tersebut agar sapi maka penanganan ternak kerbau
perah lebih tahan panas dan melalui tatalaksana
menyesuaikan dengan pemeliharaan atau manajemen
lingkungan Indonesia. pemeliharaan perlu ditingkatkan.
Kira-kira 95% ternak kerbau di
5.3. Kerbau Indonesia merupakan kerbau
kerja. Kerbau kerja di Indonesia
Tujuan pemeliharan ternak merupakan kerbau jenis lumpur
kerbau pada umumnya adalah (Swamp type), sedangkan 5%
sebagai penghasil tenaga kerja lagi termasuk kerbau sungai
untuk menarik beban baik di (river type).
darat maupun untuk mengolah
sawah. Sedangkan tujuan yang 6. Pengelolaan Usaha
kedua adalah penghasil daging Peternakan
dan susu. Pemakaian ternak
kerbau sebagai penghasil Untuk dapat melakukan usaha
daging, hanya diberlakukan peternakan maka diperlukan
pada ternak kerbau yang tidak pengetahuan tentang teknis
produktif lagi (ternak yang sudah budidaya, manajemen dan
tua, majir atau ternak dengan kewirausahaan.
nilai ekonomis yang rendah).
Jumlah ternak kerbau didunia
kurang lebih berkisar 126 juta

16
Tabel 5. Penyebaran Populasi Ternak di Indonesia (Ekor)

Sapi Sapi
No Propinsi Kerbau Kambing Domba
Perah Potong
1 NAD 31 626.447 340.031 572.905 125.346
2 Sumut 6.780 289.278 261.308 644.663 292.965
3 Sumbar 792 428.224 211.008 250.142 7.119
4 Riau 0 109.115 52.197 266.564 3.679
5 Jambi 0 124.635 83.930 140.700 50.966
6 Sumsel 353 556.814 103.577 558.893 67.166
7 Bengkulu 194 84.943 49.024 110.611 6.655
8 Lampung 131 418.172 49.342 930.055 75.745
9 Dki 3.180 0 228 5.475 1.510
10 Jabar 109.601 267.402 156.570 1.335.222 3.860.896
11 Jateng 116.481 1.391.372 123.826 3.245.910 1.946.242
12 DIY 8.623 249.480 5.306 267.328 107.198
13 Jatim 135.056 2.524.573 54.685 2.418.714 1.415.083
14 Bali 69 596.090 7.097 68.836 29
15 NTT 0 460.188 156.468 355.272 19.659
16 NTB 0 544.134 141.236 498.348 57.805
17 Kalbar 36 164.110 5.760 114.400 0
18 Kaltim 0 63.300 16.560 41.046 4.314
19 Kalsel 122 191.771 40.613 102.825 3.478
20 Kaltim 0 70.404 13.831 60.931 0
21 Sulut 0 120.715 28 42.306 2.247
22 Sulteng 0 188.549 4.760 178.922 2.046
23 Sulsel 797 612.000 128.502 419.463 246
24 Sultengg 0 216.000 8.010 88.720 13.478
25 Maluku 0 67.976 22.943 149.146 1.050
26 Papua 68 49.957 1.304 36.853 289
27 Babel - 5.927 921 6.997 477.089
28 Banten - 25.310 145.439 685.170 0
29 Gorontalo - 213.960 0 92.944 0
30 Maluku utara - 42.564 89 104.981 0
31 Kepulauan - 10.220 341 22.550 0
Riau
32 Irja barat - 31.385 19 14.085 0
33 Sulbar - 90.526 16.157 220.179 0
Total 382.313 10.835.686 2.201.111 14.051.156 8.543.206
Sumber. Statistik Pertanian 2006, Deptan

17
6.1. Teknis Budidaya kurung (ditempatkan) dalam
suatu kandang maka kebutuhan
Materi teknis budidaya ternak di pakan tergantung dari apa yang
kelompokan kedalam materi diberikan peternak kepada
pembibitan, perkandangan, ternak tersebut. Pemenuhan
pakan, dan kesehatan ternak. kebutuhan tersebut harus di
hitung secara teliti agar ternak
6.1.1. Breeding (Pembibitan) dapat menunjukan performasi
yang baik.
Peternakan di Indonesia di
klasifikasikan menjadi ternak Kekurangan nutrisi pada ternak
unggas, ruminan dan ternak akan mengakibatkan
monogasrtik. Hewan yang menurunnya performansi ternak
masuk kelompok unggas antara artinya ternak tidak dapat
lain ayam, itik, entok, puyuh, dan berproduksi secara maksimal
beberapa burung hias. Hewan dan dalam bebrapa kasus ternak
kelompok ruminan terdiri dari menderita defisiensi nutrisi yang
sapi, kerbau, domba dan menyebabkan ternak terganggu
kambing. Sedangkan kelompok kesehatannya. Dari faktor
monogastrik terdiri dari babi dan ekonomi pemberian pakan
kelinci. Pada setiap kelompok menggunakan prinsip “Least
ternak memiliki bangsa, jenis cost formula”, yang artinya
dan strain yang berbeda. Setiap pakan yang kita berikan yang
ternak memiliki potensi produksi termurah agar dapat
yang berbeda pula, untuk itu memberikan keuntungan yang
pemilihan bibit ternak harus optimal bagi peternak
dilakukan secara teliti pemeliharaanya. Hal ini perlu di
berdasarkan tujuan hitung secara ekonomi karena
pemeliharaan ternak tersebut. pakan merupakan komponen
Disamping itu peningkatan terbesar dari biaya produksi.
performasi ternak dilakukan Pada ternak unggas pakan yang
secara terus menerus melalui diberikan berupa konsentrat
perbaikan mutu genetik agar yang disusun dari biji bijian, hasil
dapat memberikan nilai ikutan produk pertanian (dedak,
ekonomis yang lebih baik bagi onggok dll), tepung ikan/daging,
peternak pemeliharaannya. vitamin dan mineral. Pakan
ternak ternak ruminansia
6.1.2. Feed and Feeding merupakan kombinasi hijauan
(Pakan dan Pemberian dan konsentrat.
Pakan)
6.1.3. Pengendalian Penyakit
Ternak memerlukan nutrisi untuk (Disease Control)
melakukan aktifitas hidup pokok,
pertumbuhan, berkembang dan Penyakit pada ternak
produksi. Pada sistem disebabkan oleh faktor langsung
pemeliharaan dimana ternak di dan tidak langsung. Faktor

18
langsung terdiri dari stress, 6.1.4. Perkandangan dan
kedinginan, ventilasi buruk, Peralatan
populasi tinggi, tidak cukup
tempat pakan-minum. Faktor Kandang berfungsi sebagai
langsung di klasifikasikan tempat tinggal ternak untuk
menjadi penyakit infeksi dan melindungi dari pengaruh buruk
noninfeksi. Penyakit infeksi iklim (hujan, panas, angin,
disebabkan oleh virus, bakteri, temperatur) dan gangguan
protozoa, dan fungi (cendawan), lainnya seperti hewan liar dan
sedangkan penyakit noninfeksi pencurian ternak. Agar ternak
disebabkan oleh aspergilus, dapat berproduksi secara
tanaman beracun, perubahan optimal maka kandang harus
pakan yang drastis, hijauan mampu memberikan tempat
muda dll . yang nyaman bagi ternak. Dalam
Pencegahan penyakit ternak pembuatan kandang ada tiga
lebih diutamakan dari pada faktor yang harus
pengobatan penyakit. Hal ini dipertimbangkan yaitu faktor
disebabkan biaya pengobatan biologis, faktor teknis dan
lebih mahal dari biaya ekonomis. Masing-masing faktor
pencegahan, dan ternak yang dijelaskan sebagai berikut:
sudah sembuh dari sakit
biasanya tidak dapat berproduksi 6.1.4.1. Faktor Biologis
secara optimal. Ternak yang
sakit juga bisa menulari manusia Faktor biologis ternak yang perlu
seperti yang terjadi akhhir-akhir di pertimbangkan adalah
ini, penyakit flu burung (Avian sensitifitas respon ternak
Influenza) dapat menyebabkan terhadap unsur iklim. Misal
kematian pada manusia. Cara ternak yang sensitif terhada
pencegahan penyakit dilakukan panas maka perlu merancang
dengan vaksinasi, menghindari kandang agar tidak
faktor penyebab stress, hindari menyebabkan iklim didalam
penyebab penyakit non infeksi, kandang panas. Hal ini
pemberian antibiotik, sanitasi, dll bertujuan agar ternak dapat
Pengobatan ternak sakit berproduksi secara optimal.
tergantung dari penyebab
penyakitnya. Bagi ternak yang 6.1.4.2. Faktor Teknis
stress dapat diberikan obat anti
stres, penyakit infeksi biasanya Kandang ternak perlu dibuat
diobati dengan antibiotika, kuat agar dapan memberikan
penyakit yang disebabkan oleh fungsi dengan baik. Konstruksi,
virus sampai saat ini belum ada bahan dan tata letak bangunan
obat yang efektif untuk harus di hitung berdasarkan
mengobati. perhitungan arisitektur yang
sesuai.

19
6.1.4.3. Faktor Ekonomis menjaga kesehatan ternak,
pemanenan, seleksi ternak,
Tujuan pemeliharaan ternak mengafkir ternak dan pemasaran
adalah memberikan nilai hasil.
ekonomi bagi peternak
pemeliharanya. Semua faktor 8. Manajemen
dalam proses pengelolaan
ternak juga harus Usaha peternakan seperti halnya
dipertimbangkan secara bidang usaha yang lain
ekonomi. Kandang yang membutuhkan pengelolaan
merupakan investasi tetap dan aspek-aspek usaha didalamnya.
jangka panjang harus dibuat Pada perusahaan yang kecil dan
yang kuat tetapi menggunakan menengah terdapat faktor
bahan bangunan yang tidak karyawan yang mengerjakan
terlalu mahal. Efisiensi kegiatan usaha tersebut,
penggunaan bangunan memerlukan modal, aktifitas jual
dilakukan dengan mengatur tata beli, keuangan, dan sumberdaya
letak, dan merancang kapasitas lainnya. Faktor-faktor tersebut
bangunan dengan baik. perlu dikelola agar usaha
Peralatan diperlukan peternak peternakan mendatangkan
sebagai wahana kegiatan keuntungan bagi pemilik usaha
budidaya ternak dan alat bantu peternakan tersebut. Secara
untuk meningkatkan produktifitas garis besar faktor-faktor tersebut
peternak yang berfungsi dapat di kelompokkan menjadi
menurunkan biaya tenaga kerja. pengelolaan sumber daya
Sebagai wahana kegiatan manusia, keuangan dan
budidaya peralatan terdiri dari pemasaran dan sumberdaya
tempat pakan, minum, peralatan lainnya
kesehatan ternak dll. Peralatan
peningkat produktifitas terdiri 9. Kewirausahaan
dari mesin pembuatan pakan,
alat transportasi, mesin Sebelum istilah kewirausahaan
pemanen hasil ternak dll. populer seperti sekarang ini,
dulu sudah di kenal istilah
7. Tatalaksana Pemeliharaan wiraswasta. Kata wiraswasta
berasal dari Wira yang artinya
Jika peternak sudah melakukan utama, gagah, berani, luhu,
pemilihan bibit,dan pakan yang teladan atau pejuang. Sedang
baik maka hal yang tidak kalah kata swa berarti sendiri dan sta
penting adalah tatalaksana berarti berdiri. Jadi wiraswasta
pemeliharaan yang baik. berarti pejuang yang utama,
Tatalaksana pemeliharaan gagah, luhur, berani dan layak
dimulai dari persiapan kandang, menjadi teladan dalam bidang
pengadaan ternak, pengadaan usaha dengan landasan berdiri
pakan, pemberian pakan dan di atas kaki sendiri.
minum, menangani ternak,

20
Kewirausahaan adalah kesatuan ada sejak dulu hingga sekarang.
terpadu dari semangat, nilai-nilai Kontribusinya terhadap
dan prinsip serta sikap yang perekonomian nasional cukup
kuat, seni dan tindakan nyata besar karena dapat menyerap
yang sangat perlu, tepat dan tenaga kerja sebanyak 2,6 juta
unggul dalam menangani dan orang. Pada program
mengembangkan suatu penggemukan sapi potong bisa
perusahaan atau kegiatan lain diperoleh keuntungan bersih per
yang mengarah pada pelayanan ekor sebesar 1-1,5 juta rupiah
terbaik kepada pelanggan pertahun. Pada usaha sapi
termasuk masyarakat, bangsa perah keuntungan yang dapat
dan negara. Sedangkan orang diperoleh perekor Rp10,000,000
yang melakukan usaha disebut selama 1 siklus usaha 6 tahun.
dengan wirausahawan. Dengan melihat aspek ekonomi
tersebut, menunjukkan bahwa
Pengertian wirausahawan usaha perternakan cukup
sebagai seseorang yang menjajikan sebagai salah satu
mengorganisir, mengatur, dan profesi pekerjaan. Keuntungan
menanggung resiko suatu bisnis tersebut akan lebih besar lagi
atau perusahaan. Orang yang kalau peternak dapat
mau mengelola usaha menurunkan biaya produksinya.
peternakan agar berhasil Biaya produksi yang paling
haruslah memiliki jiwa besar adalah komponen pakan
kewirausahaan. Usaha yang terdiri dari hijauan pakan
peternakan seperti halnya jenis ternak dan konsentrat. Pada
usaha yang lain juga usaha pembibitan sapi potong
membutuhkan wirausahawan harus dicari upaya-upaya
yang handal. Ciri-ciri menekan biaya produksi, karena
wirausahawan yang handal harga produknya (pedet) relatif
antara lain: percaya diri, mandiri, murah yaitu sekitar 1,5-2 juta
mencari dan menangkap perekor. Biaya produksi
peluang usaha, bekerja keras pertahun harus diupayakan
dan tekun, mampu dibawah harga pedet tersebut,
berkomunikasi dan negosiasi, agar usaha pembibitan untung.
jujur, hemat, di siplin, mencintai
kegiatan usahanya, mau 11. Aplikasi Konsep
mengembangkan kapasitas
dirinya, memotivasi orang lain, Amatilah suatu usaha
mengenal lingkungan dan peternakan disekitar siswa.
bekerjasama dengan pihak Buatlah suatu wawancara
lainnya. dengan peternak tersebut, untuk
mencari informasi berapa
10. Aspek Ekonomi Ternak banyak ternaknya, apa tujuan
pemeliharaan dan berapa
Usaha peternakan merupakan kuntungan yang diperloleh dari
salah satu profesi yang terus usaha peternakan tersebut.

21
12. Pemecahan Masalah 3. Daging sapi mengandung
protein sebanyak
Diskusikan dengan teman-teman a. 17,5%
secara berkelompok beberapa b. 20,2%
persoalan faktual dibawah ini. c. 15,7%
d. 20%
a. Jika dalam sehari kita makan
susu sapi 0,4 liter, makan 4. Susu dengan kadar protein
daging sapi 300 gram, dan tertinggi adalah
makan daging domba 200 a. Sapi
gram, berapa gram protein b. Kambing
yang loya konsumsi dalam c. Domba
sehari. d. Kerbau
b. Di beberapa daerah di
Indonesia terjadi anak balita 5. Produksi daging terbanyak di
yang lapar gizi. Walaupun Indonesia adalah dari ternak
mereka cukup karbohidrat a. Sapi
tetapi lurang protein, coba b. Kerbau
diskusikan bagaimana fungsi c. Domba
protein bagi tubuh manusia. d. Kambing
c. Di Indonesia sektor
peternakan menyerap tenaga 6. Yoghurt adalah produk susu
kerja sebanyak 2,6 juta diolah dengan proses
orang. Diskusikan apakah a. Ditambah gula
sektor peternakan dapat b. Fermentasi bakteri
memberikan sesejahteraan c. Lemak susu yang
sebagai suatu profesi? dipisahkan
d. Penambahan renet
13. Pengayaan
7. Tujuan peternak memelihara
1. Manusia mengkonsumsi sapi potong adalah:
hasil ternak (susu dan a. Sebagai tabungan
daging) sebagai sumber b. Pemanfaatan limbah
a. Protein pertanian
b. Lemak c. Untuk mencari
c. Mineral keuntungan
d. Energi d. Semua jawaban benar

2. Tingkat konsumsi susu rata- 8. Sektor peternakan menyerap


rata per orang per tahun tenaga kerja Indonesia
adalah sebanyak
a. 10 kg a. 3 juta orang
b. 7,7 kg b. 2,6 juta orang
c. 23 kg c. 5 juta orang
d. 15 kg d. 4 juta orang

22
9. Susu dengan kandunga Kunci jawaban
lemak tertinggi adalah 1. a
a. Sapi 2. b
b. Kambing 3. a
c. Domba 4. c
d. Kerbau 5. a
6. b
10. Kulit sapi dapat diolah 7. d
menjadi 8. b
a. Jaket 9. d
b. Sepatu 10. d
c. Dompet
d. Semua jawaban benar

23
24
BAB 2
DASAR BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA BESAR

1. Identifikasi Ternak Kemudian dilihat


berdasarkan ukuran bobot
Ternak merupakan hewan badan atau besar tubuhnya
yang umum telah maka ternak ruminansia dapat
dibudidayakan oleh dibedakan menjadi dua
masyarakat. Ditinjau dari kelompok besar yaitu
struktur pencernakannya ruminansia besar dan
maka dapat dibedakan ruminansia kecil. Pada buku
menjadi dua golongan besar ini hanya akan dinahas ternak
yaitu ternak ruminansia dan ruminansia besar.
ternak non ruminansia. Ruminansia besar terdiri atas
beberapa jenis atau bangsa
Ternak ruminansia adalah ternak, diantaranya:
sebutan untuk semua ternak
yang mempunyai struktur 1.1. Ternak Sapi.
pencernakan ganda yaitu
terdiri atas rumen, retikulum, Sapi adalah salah satu jenis
omasum dan abomasum. ternak yang cukup dikenal oleh
Atau lebih tepat dikatakan masyarakat luas. Beternak sapi
mempunyai beberapa manfaat
bahwa ternak ruminansia
dan merupakan suatu usaha
adalah ternak yang yang mempunyai prospek yang
mempunyai sistim cukup menjanjikan. Sapi juga
pencernakan pakan yang merupakan ternak yang paling
khas sehingga menyebabkan berperan dalam memenuhi
ternak tersebut mampu kebutuhan sumber protein
mengkonversi pakan-pakan hewani.
berkualitas relatif rendah
menjadi produk bergizi tinggi, Salah satu manfaat yang
seperti daging dan susu. Ciri secara langsung dapat
khas dari ternak ruminansia dirasakan pada kita semua
adalah adanya rumen yang adalah ternak sapi sangat
merupakan ekosistem bermanfaat bagi manusia
mikroba yang berperan dalam sebagai sumber protein
penguraian bahan pakan dan hewani yang paling besar
mikroba juga berfungsi yaitu sebagai penghasil
sebagai bahan protein ternak. daging dan sebagai penghasil
air susu. Dengan kata lain

25
dikatakan bahwa kebutuhan y Dalam dan lebar,
daging sapi meningkat sejajar y Badannya berbentuk segi
dengan meningkatnya taraf empat dengan semua
hidup bangsa. bagian badan penuh berisi
daging.
Sapi yang ada di dunia pada Sapi-sapi yang termasuk
saat ini dapat dibedakan dalam tipe sapi potong
menjadi dua kelompok besar diantaranya:
yaitu kelompok sapi-sapi y Sapi Brahman
tropis dan kelompok sapi-sapi y Sapi Ongole
sub topis. Kelompok sapi y Sapi Sumba Ongole (SO)
tropis contohnya sapi Zebu, y Sapi Hereford
Bos sondaicus, sapi Bali dan y Sapi Shorthorn
sapi Madura. Sedangkan y Sapi Brangus
yang termasuk kelompok sapi y Sapi Aberden Angus
sub tropis adalah sapi y Sapi Santa Gartudis
Aberdeen angus, sapi y Sapi Droughtmaster
Hereford, sapi Shorthorn, sapi y Sapi Australian
Charolais, sapi Simmental, Commercial Cross
sapi Frisien Holland, dan y Sapi Sahiwal Cross
masih banyak lagi jenisnya. y Sapi Limosin
y Sapi Simmental
Sedangkan berdasarkan y Sapi Peranakan Ongole
tujuan dari pemeliharaan
maka bangsa sapi dapat 1.1.1.1. Sapi Brahman
dibedakan beberapa tipe
yaitu: Brahman merupakan sapi
yang berasal dari India,
1.1.1. Sapi Tipe Potong termasuk dalam Bos indicus,
yang kemudian diekspor ke
Sapi tipe potong adalah sapi- seluruh dunia. Jenis yang
sapi yang mempunyai utama adalah Kankrej
kemampuan untuk (Guzerat), Nelore, Gir, dan
memproduksi daging dengan Ongole. Sapi Brahman
cepat, pembentukan karkas digunakan sebagai penghasil
baik dengan komposisi daging. Ciri-ciri sapi Brahman
perbandingan protein dan mempunyai punuk besar,
lemak seimbang hingga umur tanduk, telinga besar dan
tertentu. Sapi potong pada gelambir yang memanjang
umumnya mempunyai ciri-ciri: berlipat-lipat dari kepala ke
y Bentuk tubuh yang lurus dada. Gambar pejantan
dan padat Brahman tertera pada

26
Gambar 6. Sapi Brahman pakan, serangan serangga,
selama berabad-abad parasit, penyakit dan iklim
menerima kondisi kekurangan yang ekstrim.

Sumber:Ensiklopedi Wikipedia, 2007


Gambar 6. Sapi Brahman Jantan

Di India menjadikan sapi cerdas serta dapat beradaptasi


Brahman mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang
dengan berbagai lingkungan. bervariasi. Sapi ini suka
Daya tahan terhadap panas juga menerima perlakuan halus dan
lebih baik dari sapi eropa karena dapat menjadi liar jika menerima
memiliki lebih banyak kelenjar perlakuan kasar.
keringat, kulit berminyak di Konsekuensinya penaganan
seluruh tubuh yang membantu sapi ini harus hati-hati. Tetapi
resistensi terhadap parasit. secara keseluruhan sapi
Brahman mudah dikendalikan.
Kharakteristik Sapi Brahman
berukuran sedang dengan berat Sapi Brahman warnanya
jantan dewasa antara 800 sd bervariasi, dari abu-abu
1100 kg, sedang betina 500-700 muda, merah sampai hitam.
kg. berat pedet yang baru lahir
Kebanyakan berwarna abu
antara 30-35 kg, dan dapat
tumbuh cepat dengan berat
muda dan abu tua. Sapi
sapih kompettif dengan jenis jantan warnanya lebih tua dari
sapi lainnya. Persentase karkas betina dan memeliki warna
48,6 s.d 54,2%, dan gelap didaerah leher, bahu
pertambahan berat harian 0,83- dan paha bawah.
1,5 kg. Sapi Brahman
mempunyai sifat pemalu dan

27
Sapi Brahman dapat populer adalah putih. Sapi
beradaptasi dengan baik jantan pada kepalanya
terhadap panas, mereka berwarna abu tua, pada leher
dapat bertahan dari suhu 8- dan kaki kadang-kadang
105 F, tanpa ganguan selera berwarna hitam. Warna ekor
makan dan produksi susu. putih, kelopak mata putih dan
Sapi Brahman banyak dikawin otot berwarna segar, kuku
silangkan dengan sapi eropa berwarna cerah dan badan
dan dikenal dengan Brahman berwarna abu tua.
Cross (BX)
Sapi ini lambat dewasa, pada
1.1.1.2. Sapi Ongole umur 4 tahun mencapai
dewasa penuh. Bobot sapi
Sapi Ongole berasal dari 600 kg pada sapi jantan dan
India, tepatnya di kabupaten 300-400 kg untuk sapi betina.
Guntur, propinsi Andra Berat lahir 20-25 kg.
Pradesh. Sapi ini menyebar persentase karkas 45-58%
keseluruh dunia termasuk dengan perbandingan daging
Indonesia. tulang 3,23 : 1.

Karakteristik Sapi ongole 1.1.1.3. Sumba Ongole (SO)


merupakan jenis ternak
berukuran sedang, dengan Sapi ongole (Bos indicus)
gelambir yang lebar yang memerankan peran yang
longgar dan menggantung. penting dalam sejarah sapi di
Badannya panjang Indonesia. Sapi jantan Ongole
sedangkan lehernya pendek. dibawa dari daerah Madras,
Kepala bagian depan lebar India ke pulau Jawa, Madura
diantara kedua mata. Bentuk dan Sumba. Di Sumba
mata elip dengan bola mata dikenal dengan sapi Sumba
dan sekitar mata berwarna Ongole.
hitam. Telingan agak kuat,
ukuran 20-25 cm, dan agak Sapi Sumba Ongole (SO)
menjatuh. Tanduknya pendek dibawa ke Jawa dan
dan tumpul, tumbuh kedepan dikawinkan dengan sapi asal
dan kebelakang. Pada jawa dan kemudian dikenal
pangkal tanduk tebal dan dengan peranakan ongole
tidak ada retakan. Gambar (PO).
sapi jantan tertera pada
Gambar 7. Warna yang

28
Sumber: Ensiklopedi Wikipedia, 2007
Gambar 7. Sapi Ongole Jantan

Sapi ongole dan PO baik murni. Upaya ini disertai


untuk mengolah lahan karena dengan memasukkan 42 ekor
badan besar, kuat, jinak dan sapi ongole pejantan, berikut
bertemperamen tenang, tahan 496 ekor sapi ongole betina
terhadap panas, dan mampu serta 70 ekor anakan ongole.
beradaptasi dengan kondisi Dalam laporan tahunan Dinas
yang minim. Peternakan Kabupaten
Sapi-sapi ongole asal India Sumba Timur (1989) tercatat,
dimasukkan kali pertama oleh pada tahun 1915, Pulau
Pemerintah Hindia Belanda Sumba sudah mengekspor
ke Pulau Sumba, pada awal enam ekor bibit sapi ongole
abad ke 20, sekitar tahun pejantan. Empat tahun
1906-1907. Dari empat jenis kemudian, pada 1919, ekspor
sapi, yang dimasukkan ke sapi ongole dari Pulau Sumba
Sumba saat itu, yaitu sapi tercatat sebanyak 254 ekor,
Bali, sapi Madura, sapi Jawa, dan pada tahun 1929,
dan sapi Ongole, ternyata meningkat mencapai 828
hanya sapi Ongole yang ekor. Sapi-sapi asal Sumba
mampu beradaptasi dengan ini pun memiliki merek
baik dan berkembang dengan dagang, sapi Sumba Ongole
cepat, di pulau yang panjang (SO).
musim kemaraunya ini. Perkembangan selanjutnya,
Sekitar tujuh atau delapan Sumba kembali ditetapkan
tahun kemudian, pada tahun sebagai pusat pembibitan
1914, Pemerintah Hindia sapi ongole murni di masa
Belanda menetapkan Pulau pemerintahan Presiden
Sumba sebagai pusat Soeharto, melalui Undang-
pembibitan sapi Ongole Undang Pokok Peternakan

29
dan Kesehatan Hewan Nomor banyak dibanding jumlah
6 Tahun 1967. ternak di Provinsi Kalimantan
Sapi ongole memang menjadi Timur (73.200 ekor) atau
ciri khas Pulau Sumba, Papua (74.000 ekor).
terutama Sumba Timur. Kabupaten seluas 7.000,50
Selain sapi, kekhasan lain kilometer persegi ini terbagi
Sumba Timur adalah padang menjadi 15 kecamatan, dan
rerumputan (sabana). rata-rata di setiap kecamatan
Bentangan sabana kering terdapat lebih dari 2.000 ekor
tampak bagaikan lautan ternak besar, baik sapi,
menguning. Kemarau panjang kerbau, ataupun kuda. Hingga
mencapai puncaknya di bulan tahun 2003, di Kecamatan
Oktober. Kondisi alam yang Pandawai tercatat terdapat
menantang ini menjadi lebih dari 6.000 ekor sapi,
rutinitas bagi sebagian sedangkan di kecamatan
penduduk di Pulau Sumba, Panguda Lodu menjadi
yang mengandalkan kecamatan yang memiliki
penghidupan mereka sebagai ternak kuda dan kerbau
penggembala. terbanyak, masing-masing
Memasuki wilayah kecamatan 6.095 ekor kuda dan 5.126
Pandawai, Sumba Timur, ekor kerbau.
misalnya terlihat kawanan
sapi berkeliaran di hamparan 1.1.1.4. Sapi Hereford
rerumputan kering. Sumba Sapi ini turunan dari sapi
Timur memang berpotensi Eropa yang dikembangkan di
mengembangkan peternakan Inggris, berat jantan rata-rata
secara ekstensif. Tidak hanya 900 kg dan berat betina 725
sapi, tetapi juga kuda dan kg. Bulunya berwarna merah,
kerbau, atau ternak-ternak kecuali bagian muka, dada,
kecil lainnya. Statistik perut bawah dan ekor
Pertanian Sumba Timur berwarna putih. Bentuk badan
(2003) menunjukkan, jumlah membulat panjang dengan
ternak sapi potong, kerbau, ukuran lambung besar.
dan kuda di kabupaten ini Sebagaian sapi bertanduk
mencapai 100.600 ekor. dan lainnya tidak. Contoh
Jumlah ternak di satu gambar sapi Hereford jantan
kabupaten ini jauh lebih tertera pada Gambar 8.

30
Sumber: VEDCA , 2007
Gambar 8. Sapi Hereford Jantan

1.1.1.5. Shorthorn punggung lurus. Pertumbuhan


Sapi ini sama dengan ototnya kompak. Sebagian
Hereford yaitu dikembangkan sapi bertanduk pendek, tetapi
di negara Inggris. Bobot sapi kebanyakan tidak bertanduk.
jantan 1100 kg dan sapi Contoh gambar sapi
berina 850 kg. bulunya Shorthorn jantan tertera pada
berbintik merah dan putih. Gambar 9.
Bentuk tubuh bagus dengan

Sumber :Ensiklopedi Wikipedia,2007

Gambar 9. Sapi Shorthorn Jantan

1.1.1.6. Brangus warna hitam dengan tanduk


Sapi Brangus merupakan kecil. Sifat Brahman yang
persilangan sapi betina diwarisi brangus adalah
Brahman dan pejantan adanya punuk, tahan udara
Angus. Ciri khasnya adalah panas, tahan gigitan serangga

31
dan mudah menyesuaikan diri dan persentase karkasnya
dengan pakan yang mutunya tinggi. Contoh gambar sapi
kurang baik. Sedangkan sapi Brangus jantan tertera pada
Angus yang diturunkan Gambar 10.
produktifitas dagingnya tinggi

Sumber : Ensiklopedi Wikipedia,2007


Gambar 10. Sapi Brangus Jantan

1.1.1.7. Aberden Angus gambar sapi Angus jantan


tertera pada gambar 11. Di
Sapi angus (Aberden Angus) Indonesia sapi angus di
berasal dari Inggris dan perkenalkan pada tahun 1973
Skotlandia. Sapi ini tidak dari Selandia Baru di di
memiliki tanduk umur dewasa beberapa tempat di Jawa
sapi Angus adalah 2 tahun, Tengah. Ciri sapi ini berbulu
hasil karkas tinggi, sebagai hitam legam, berukuran agak
penghasil daging dan tidak panjang, keriting dan halus.
digunakan untuk Tubuhnya kekar padat, rata,
menghasilkan susu. Anak panjang dan ototnya kompak.
sapi ukurannya kecil sehingga Sapi tidak bertanduk dan
induk tidak banyak mengalami kakinya pendek. Berat sapi
banyak stres pada saat jantan 900 kg, sedangkan
melahirkan pedet. Untuk betina 700 kg. persentase
memperbaiki genetik sapi karkas 60%, dengan mutu
angus sering di kawin daging sangat baik dan lemak
silangkan dengan sapi lain, menyebar dengan baik di
misalnya sapi Brahman. Hasil dalam daging.
persilangan disebut Brangus
(Brahman Angus). Contoh

32
Sumber :Ensiklopedi Wikipedia,2007
Gambar 11. Sapi Angus Jantan

1.1.1.8. Santa Gertrudis dahi agak berlekuk dan


mukanya lurus. Gelambir
Sapi ini persilangan dari sapi lebar berada di bawah leher
jantan Brahman dengan sapi dan perut. Sapi jantan
betina Shorthorn, berpunuk kecil dan kepalanya
dikembangkan pertama kali di bertanduk. Berat sapi jantan
King Ranch Texas AS tahun mencapai 900 kg sedang
1943 dan pada tahun 1973 betina 725 kg. Dibanding sapi
masuk ke Indonesia. Eropa sapi Santa Gertrudis
Bobot.jantan.rata-rata.900.kg mempunyai toleransi terhadap
dan bobot betina.725.kg. panas yang lebih baik dan
Badan sapi besar dan padat. pakan yang sederhana dan
Seluruh tubuh dipenuhi bulu tahan gigitan caplak. Contoh
pendek dan halus serta gambar sapi Santa Gertudis
berwarna merah kecoklatan. jantan tertera pada Gambar
Punggungnya lebar dan dada 12.
berdaging tebal. Kepala lebar,

Sumber : King Ranch, 2007

33
Gambar 12. Santa Gertrudis Jantan
1.1.1.9. Droughmaster besar dan otot padat. Warna
bulu merah coklat muda
Merupakan persilangan hingga merah atau cokelat
antara betina Brahman tua. Pada ambing sapi betina
dengan jantan Shorthorn, terdapat bercak putih. Contoh
dikembangkan di Australia. gambar sapi Droughmaster
Banyak dijumpai di jantan tertera pada Gambar
peternakan besar di 13.
Indonesia. Sifat Brahman
lebih dominan, badannya

Sumber :Ensiklopedi Wikipedia,2007


Gambar 13. Sapi Droughmaster Jantan

1.1.1.10. Sapi ACC (SX), Brahman Cross maupun


Sapi Australian Commercial sapi hasil persilangan sapi-
Cross (ACC) yang digunakan sapi Australia yang cenderung
sebagai sapi bakalan pada masih mempunyai darah
usaha penggemukan sapi di Brahman (Ngadiyono, 1995).
Indonesia merupakan hasil Meskipun demikian
persilangan sapi-sapi di pengamatan terhadap sapi-
Australia yang tidak diketahui sapi bakalan ACC yang
dengan jelas asal usul diimpor ke Indonesia
maupun proporsi darahnya. menunjukkan bahwa secara
Dari beberapa informasi yang fenotipik, karakteristik fisik
telah ditelusuri, diketahui sapi ACC lebih mirip sapi
bahwa sapi ACC berasal dari Hereford dan Shorthorn yakni
peternakan sapi di Australia tubuh lebih pendek dan padat,
Utara (Northern Territory). kepala besar, telinga kecil dan
Sapi ACC tersebut dapat tidak menggantung, tidak
berupa sapi Shorthorn Cross mempunyai punuk dan

34
gelambir, kulit berbulu bangsa hasil persilangan
disekitar kepala, pola warna seperti Santa Gertrudis,
bervariasi antara warna sapi Braford, Droughmaster dan
Hereford dan Shorthorn sapi-sapi persilangan lain
(Hafid, 1998). Menurut yang masih mempunyai darah
Australian Meat and Livestock Brahman.
Corporation (1991), sapi ACC Sapi Shorthorn berasal dari
merupakan campuran dari Inggris dan merupakan tipe
Bos Indicus (sapi Brahman) daging dengan bobot jantan
dan Bos Taurus (Sapi British, dan betina dewasa masing-
Shorthorn dan Hereford), masing mencapai sekitar
sehingga sapi ini mempunyai 1.000 kg dan 750 kg (Pane,
karakteristik menguntungkan 1986). Sifat yang menonjol
dari kedua bangsa tersebut, yaitu temperamen yang baik
yaitu mudah beradaptasi dan pertumbuhan yang cepat
terhadap lingkungan sub pada pemeliharaan secara
optimal seperti Brahman dan feedlot (Blakely dan Bade,
mempunyai pertumbuhan 1992). Sapi Shorthorn
yang cepat seperti sapi dimasukkan ke Australia pada
British. Hafid dan Hasnudi abad ke 19. Kemudian di
(1998) telah membuktikan CSIRO’S Tropical Cattle
bahwa sapi bakalan ACC Research Centre di
yang kurus jika digemukkan Rockhampton disilangkan
singkat (60 hari) akan sangat dengan sapi Hereford dan
menguntungkan sebab sapi menghasilkan sapi Hereford
ini menghasilkan Shorthorn (HS) dengan
pertambahan bobot badan proporsi darah 50% Hereford
harian ±1.61 kg/hari dengan dan 50% Shorthorn (Turner,
konversi pakan 8.22 1977; Vercoe dan Frisch,
dibandingkan jika digemukkan 1980).
lebih lama (90 atau 120 hari). 1.1.1.11. Sapi Brahman
Beattie (1990), menyatakan Cross
bahwa Northern Territory, Minish dan Fox (1979)
Kimberley dan Quensland menyatakan bahwa sapi
merupakan tempat Brahman di Australia secara
pengembang an sapi ACC di komersial jarang
Australia yang memiliki sapi- dikembangkan secara murni
sapi Eropa antara lain dan banyak disilangkan
Shorthorn dan Hereford serta dengan sapi Hereford
sapi India (Zebu) yaitu sapi Shorthorn (HS). Hasil
Brahman. Program ini telah persilangan dengan Hereford
menghasilkan beberapa dikenal dengan nama

35
Brahman Cross (BX). Sapi ini mortalitas lepas sapih sampai
mempunyai keistimewaan umur 15 bulan sebesar 1.2%
karena tahan terhadap suhu dan mortalitas dewasa
panas dan gigitan caplak, sebesar 0.6%, (4) daya tahan
mampu beradaptasi terhadap terhadap panas cukup tinggi
makanan jelek serta karena produksi panas basal
mempunyai kecepatan rendah dengan pengeluaran
pertumbuhan yang tinggi. panas yang efektif, (5)
Menurut Turner (1977) sapi ketahanan terhadap parasit
Brahman Cross (BX) pada dan penyakit sangat baik,
awalnya dikembangkan di serta (6) efisiensi penggunaan
stasiun CSIRO’S Tropical pakan terletak antara sapi
Cattle Research Centre di Brahman dan persilangan
Rockhampton Australia. Hereford Shorthorn (Turner,
Materi dasarnya adalah sapi 1977).
American Brahman, Hereford Menurut Winks et al. (1979),
dan Shorthorn. Sapi BX jantan kebiri sapi BX di
mempunyai proporsi 50% daerah tropik Quensland
darah Brahman, 25% darah secara normal performansnya
Hereford dan 25% darah di bawah bangsa sapi eropa.
Shorthorn. Secara fisik bentuk Pada lingkungan beriklim
fenotif sapi BX lebih sedang, steer sapi Hereford
cenderung mirip sapi lebih cepat pertumbuhannya
American Brahman karena dibandingkan sapi BX. Lebih
proporsi darahnya yang lebih lanjut dijelaskan, pada bobot
dominan, seperti punuk dan hidup finishing yang sama
gelambir masih jelas, bentuk produksi karkas sapi BX lebih
kepala dan telinga besar berat dibandingkan sapi
menggantung. Sedangkan Frisian karena memiliki
pola warna kulit sangat persentase karkas (dressing
bervariasi mewarisi tetuanya. percentage) yang lebih tinggi.
Sapi Brahman Cross (BX) Bobot karkas sapi Shorthorn
memiliki sifat-sifat seperti: terletak antara sapi Brahman
persentase kelahiran 81.2%, dan Hereford. Persentase
(2) rataan bobot lahir 28.4 kg, karkas sapi
bobot umur 13 bulan Hereford lebih rendah
mencapai 212 kg dan umur dibandingkan sapi BX dan
18 bulan bisa mencapai 295 lebih tinggi dibandingkan sapi
kg, (3) angka mortalitas Frisian. Karkas sapi Frisian
postnatal sampai umur 7 hari memiliki persentase tulang
sebesar 5.2%, mortalitas lebih tinggi dibandingkan sapi
sebelum disapih 4.4%, Shorthorn dan BX. kadar

36
lemak bervariasi mulai dari Sebagian besar sapi di
4.2% sampai 11.2%, terendah Australia merupakan sapi
pada sapi Frisian dan tertinggi American Brahman dan Santa
pada Shorthorn. Gertrudis yang di impor dari
Di Indonesia, sapi BX diimpor Amerika. Persilangan antara
dari Australia sekitar tahun kedua bangsa sapi ini dengan
1973 namun penampilan yang sapi Zebu menghasilkan
dihasilkan tidak sebaik bangsa sapi yang sama
dengan di Australia. Hasil dengan sapi American
pengamatan di ladang ternak Brahman dan Santa Gertrudis
Sulawesi Selatan yakni Brangus dan Braford.
memperlihatkan: Persilangan lebih lanjut
y persentase beranak menghasilkan sapi
40.91%, Droughtmaster yang
y calf crop 42.54%, merupakan hasil persilangan
y mortalitas pedet 5.93%, dengan komposisi darah 3/8-
y mortalitas induk 2.92%, 5/8 darah Zebu utamanya
y bobot sapih umur 8-9 American Brahman yang di
bulan 141.5 kg (jantan) impor dari Texas (Payne,
dan 138.3 kg (betina), 1970). Sementara sapi
y pertambahan bobot badan Brangus mempunyai
sebelum disapih sebesar komposisi darah 5/8 Angus
0.38 kg/hari dan 3/8 Brahman (Minish dan
(Hardjosubroto, 1984; Fox, 1979). Contoh gambar
Ditjen Peternakan dan sapi BX tertera pada Gambar
Fapet UGM, 1986). 14

Sumber: VEDCA, 2006


Gambar 14. Sapi BX

37
1.1.1.12. Sapi Limousin dan berdaging tebal. Bulunya
berwarna merah mulus. Sorot
Sapi Limousine merupakan matanya tajam, kaki tegap
keturunan sapi eropa yang dengan warna pada bagian
berkembang di Perancis. lutut kebawah berwarna
Tingkat pertambahan .badan terang. Tanduk pada sapi
.yang. cepat.perharinya jantan tumbuh keluar dan
1,1.kg. contoh sapi Limousine agak melengkung. Bobot
tertera pada gambar 15. sapi jantan 850 kg dan betina
Ukuran tubuhnya besar dan 650 kg.
panjang serta dadanya besar

Sumber: Vedca, 2007


Gambar 15. Sapi Limousin

1.1.1.13. Sapi Simmental disebar pada 6 benua. Jumlah


sapi Simental diperkirakan
Sapi simental berasal dari sekitar 60 juta ekor.
Swiss, dipublikasikan pertama
kali pada tahun 1806. Pada tahun 1990 bulu sapi
Pemanfaatan sapi Simental Simental berwarna kuning,
untuk produksi susu, mentega merah dan putih. Pada dewasa
ini kebanyakan berwarna hitam.
(butter), keju dan daging serta
Peternak berkeyakinan sapi
dimanfaatkan untuk hewan hitam mempunyai harga yang
penarik beban. Pada awal lebih baik.
1785 parlemen Swiss
membatasi ekpor sapi Sapi Simental adalah jenis sapi
Simental karena mereka jinak dan mudah untuk dikelola,
kekurangan sapi untuk dan dikenal dengan pola daging
memenuhi kebutuhan dalam yang ekstrim. Sapi yang asli
negeri. Kemudian sapi badannya besar dengan tulang

38
iga dangkal, tetapi akhir-akhir ini dikawinkan dengan sapi Friesian
ukuran sedang lebih disenangi. Holstein, untuk mendapatkan
Sapi jantan beratnya 1000 sd sapi yang performasinya lebih
1400 kg, sedang betina 600-850 baik.
kg. masa produktif sapi betina
antara 10-12 tahun. Perkawinannya dilakukan
dengan cara IB, dimana
Sapi Simental dikembangkan semen yang di pilih sudah
Indonesia tahun 1985 melalui diketahui jenis kelaminnya.
semen beku yang dikawinkan Anak simental yang
dengan sapi PO. Anak sapi dikehendaki adalah yang
yang berumur 2 bulan jantan, karena jika betina
pertumbuhannya pesat sekali. produksi susunya dan
Sapi berumur 23 bulan dapat dagingnya kurang baik contoh
mencapai bobot 800 kg dan gambar sapi Simental betina
pada umur 2,5 tahun dan jantan tertera pada
mencapai 1.100 kg. Di Jawa Gambar 16 dan 17.
sapi Simental

Sumber :Ensiklopedi Wikipedia, 2007

Gambar 16. Sapi Simental Betina

39
Sumber : Ensiklopedi Wikipedia, 2007
Gambar 17. Simental Jantan

1.1.1.14. Sapi PO Warna bulu sangat bervariasi,


tetapi pada umumnya
Sapi Peranakan Ongole (PO) berwarna putih atau putih
merupakan persilangan keabu-abuan. Banyak
antara sapi Ongole dengan terdapat di pulau Jawa
sapi-sapi lokal yg ada di Jawa terutama Jawa Tengah dan
dan Sumatera. Ponok dan Jawa Timur. Contoh gambar
gelambir kelihatannya kecil sapi PO tertera pada Gambar
atau tidak ada sama sekali. 18

Sumber: Vedca, 2007

Gambar 18. Sapi Peranakan Ongole

40
1.1.2. Sapi Tipe Pekerja bata, tetapi yang jantan
dewasa berubah menjadi
Sapi-sapi yang di masukkan hitam. Satu karakter lain yakni
dalam kelompok sapi tipe perubahan warna sapi jantan
pekerja pada umumnya kebirian dari warna hitam
mempunyai tubuh yang besar, kembali pada warna semula
perototannya kuat, tulangnya yakni coklat muda keemasan
kuat dan besar serta tidak ada yang diduga karena makin
pelekatan lemak dibawah tersedianya hormon
kulit. Mempunyai kulit kuat testosteron sebagai hasil
dan tahan terhadap berbagai produk testis. Sapi Bali
cuaca. Sapi-sapi asli dari merupakan sapi asli
Indonesia pada umumnya Indonesia, yang didomestikasi
termasuk dalam kelompok dari spesies banteng (Bibos
sapi tipe pekerja, sebagai Banteng). Contoh gambar
contoh sapi bali, sapi madura Banteng liar tertera pada
dan sapi grati. Gambar 19. Tujuan utama
pemeliharaan digunakan
1.1.2.1. Sapi Bali sebagai penghasil daging,
kerja penarik bajak, dan kultur
Ditinjau dari sistematika sosial lainnya. Sampai saat ini
ternak, sapi Bali masuk telah di distribusikan pada 22
familia Bovidae, Genus bos propinsi. Warna sapi jantan
dan Sub-Genus Bovine. yang adalah merah kecoklatan,
termasuk dalam sub-genus dengan warna putih pada
tersebut adalah; Bibos sekitas pantat. Sedangkan
gaurus, Bibos frontalis dan sapi betina kuning kemerah-
Bibos sondaicus, sedang merahan sampai coklat
Williamson dan Payne dengan warna putih pada
menyatakan bahwa sapi Bali sekitas pantan dan paha.
(Bos-Bibos Banteng) yang Bentuk tanduk pada sapi
spesies liarnya adalah jantan berbentuk U. Di
banteng termasuk Famili Sulawesi selatan sapi bali
bovidae, Genus bos dan sub- dikawinkan dengan sapi
genus bibos. Sapi Bali ongole, tetapi darah sapi bali
mempunyai ciri-ciri khusus masih dominan
antara lain; warna bulu merah

41
Sumber :Ensiklopedi Wikipedia, 2007
Gambar 19. Banteng Liar

Menurut Hardjosubroto (1994) pada ujungnya sedikit


bahwa ada tanda-tanda mengarah kebawah dan ke
khusus yang harus dipenuhi dalam, tanduk ini berwarna
sebagai sapi Bali murni, yaitu hitam. Contoh gambar sapi
warna putih pada bagian Bali tertera pada Gambar 20
belakang paha, pinggiran bibir dan 21. Saat ini penyebaran
atas, dan pada paha kaki sapi Bali telah meluas hampir
bawah mulai tarsus dan keseluruh wilayah Indonesia,
carpus sampai batas pinggir konsentrasi sapi Bali terbesar
atas kuku, bulu pada ujung adalah di Sulawesi Selatan,
ekor hitam, bulu pada bagian Pulau Timor, Bali dan
dalam telinga putih, terdapat Lombok. Pane (1989)
garis belut (garis hitam) yang menyatakan bahwa jumlah
jelas pada bagian atas sapi Bali di Sulawesi Selatan
punggung, bentuk tanduk dan Pulau Timor telah jauh
pada jantan yang paling edial melampaui populasi sapi Bali
disebut bentuk tanduk silak ditempat asalnya (Pulau Bali).
congklok yaitu jalannya Pada tahun 1991 ditaksir
pertumbuhan tanduk mula- jumlah sapi Bali di Indonesia
mula dari dasar sedikit keluar sekitar 3,2 juta, dengan
lalu membengkok keatas, jumlah terbanyak di Sulawesi
kemudian pada ujungnya Selatan (1,8 juta ekor), Nusa
membengkok sedikit keluar. Tenggara Timur (625 ekor)
dan Pulau Bali (456 ekor)
Pada yang betina bentuk (Hardjosubroto, 1994.)
tanduk yang ideal yang
disebut manggul gangsa yaitu Produktivitas adalah hasil
jalannya pertumbuhan tanduk yang diperoleh dari seekor
satu garis dengan dahi arah ternak pada ukuran waktu
kebelakang sedikit tertentu (Hardjosubroto,
melengkung kebawah dan 1994), dan Seiffert (1978)

42
menyatakan bahwa fungsi dari tingkat reproduksi
produktivitas sapi potong dan pertumbuhan.
biasanya dinyatakan sebagai

Sumber :Wikipedia encyclopedia, 2007


Gambar 20. Sapi Bali Jantan

Sumber :Wikipedia (encyclopedia)


Gambar 21. Sapi Bali Betina

Wodzicka Tomas zewska et efesiensi reproduksinya.


al. (1988) menyatakan bahwa Dalton (1987) menyatakan
aspek produksi seekor ternak bahwa produktivitas ternak
tidak dapat dipisahkan dari merupakan hasil pengaruh
reproduksi ternak yang genetik dan lingkungan
bersangkutan, dapat terhadap komponen
dikatakan bahwa tanpa produktivitas.
berlangsungnya reproduksi
tidak akan terjadi produksi. Selanjutnya Warwick dan
Dijelaskan pula bahwa tingkat Lagetes (1979) menyatakan
dan efesiensi produksi ternak bahwa performansi seekor
dibatasi oleh tingkat dan ternak merupakan hasil dari

43
pengaruh faktor keturunan sebaliknya lingkungan yang
dan pengaruh komulatif dari baik tidak menjamin
faktor lingkungan yang panampilan apabila ternak
dialami oleh ternak tidak memiliki mutu genetik
bersangkutan sejak terjadinya yang baik. Trikesowo et al.
pembuahan hingga saat (1993) menyatakan bahwa
ternak diukur dan diobservasi. yang termasuk dalam
Hardjosubroto (1994) dan komponen produktivitas sapi
Astuti (1999) menyatakan potong adalah jumlah
bahwa faktor genetik ternak kebuntingan, kelahiran,
menentukan kemampuan kematian, panen pedet (calf
yang dimiliki oleh seekor crop), perbandingan anak
ternak sedang faktor jantan dan betina, jarak
lingkungan memberi beranak, bobot sapih, bobot
kesempatan kepada ternak setahun (yearling), bobot
untuk menampilkan potong dan pertambahan
kemampuannya. Ditegaskan bobot badan. Tabel 6
pula bahwa seekor ternak menunjukkan rataan
tidak akan menunjukkan persentase kelahiran,
penampilan yang baik apabila kematian dan calf crop
tidak didukung oleh beberapa sapi potong di
lingkungan yang baik dimana Indonesia.
ternak hidup atau dipelihara,

Tabel 6. Rataan Persentase Kelahiran, Kematian dan Calf


Crop beberapa Sapi Potong di Indonesia
Bangsa Kelahiran Kematian Calf crop
Brahman 50,71 10,35 48,80
Brahman cross 47,76 5,58 45,87
Ongole 51,04 4,13 48,53
Lokal cross 62,47 1,62 62,02
Bali 52,15a 2,64b 51,40c
Sumber: Januar(1985)

Astuti et al. (1983) dan ternak sapi di negara-negara


Keman (1986) menyatakan yang telah maju dalam bidang
bahwa produktivitas ternak peternakannya, namun
potong di Indonesia masih demikian Vercoe dan Frisch
tergolong rendah dibanding (1980); Djanuar (1985);
dengan produktivitas dari Keman (1986) menyatakan

44
bahwa produktivitas sapi javanicus). Warna sapi merah
daging dapat ditingkatkan kecoklatan tanpa warna putih
baik melalui modifikasi di pantat. Keseragaman jenis
lingkungan atau mengubah sapi telah dikembangkan oleh
mutu genetiknya dan dalam orang madura. Secara umum
praktek adalah kombinasi tubuh kecil dan berkaki
antara kedua alternatif diatas. pendek. Sapi jantan
mempunyai punuk yang
1.1.2.2. Sapi Madura berkembang baik dan jelas,
sedangkan sapi betina tidak
Sapi Madura merupakan hasil berpunuk.
persilangan sapi Bali (Bibos
banteng), sapi Ongole (Bos
indicus) dan sapi Jawa (bos

Sumber : Ensiklopedi Wikipedia, 2007


Gambar 22. Sapi Madura Untuk Karapan

Pada kepala terdapat tanduk untuk lomba pacuan sapi


kecil, melengkung ke depan yang dikenal dengan karapan
dan melingkar seperti bulan sapi. Contoh gambar Sapi
sabit. Bobot sapi jantan 300 Madura untuk karapan sapi
kg dan sapi betina 250 kg. tertera pada Gambar 22.
berat pedet pada waktu lahir
12-18 kg. umur dewasa 1.1.3. Sapi Tipe Perah
kelamin 20-24 bulan.
Pertambahan berat badan Sapi perah adalah sapi-sapi
0,25-0,6 kg per hari. yang mempunyai kemampuan
Persentase karkas 48-63% memproduksi air susu dalam
dan perbandingan daging jumlah yang cukup banyak.
tulang adalah 5,84 :1. Sapi Sapi perah pada umumnya
Madura banyak digunakan mempunyai bentuk tubuh

45
bagian belakang melebar Sapi FH sangat populer
kesegala arah sehingga sebagai sapi perah. Pertama
terdapat kebebasan untuk dibawa dari pulau Fries Land
pertumbuhan ambing atau barat Belanda dan sebagian
mempunyai bentuk trapesium. dari Australia serta Selandia
Jenis sapi perah anbtara lain: baru, Amerika, Kanada, dan
y Sapi Friesian holstein (FH) Jepang. Warnanya putih dan
y Sapi Grati hitam dan sangat disukai
y Sapi Jersey peternak. Sapi FH memiliki
y Sapi Sahiwal performansi yang baik
y Sapi Brown swiss sebagai penghasil daging dan
y Sapi Guernsey susu. Distribusinya sebagian
y Sapi Ayrshire di dataran tinggi (700 m di
y Australian Illawara atas permukaan laut) dengan
Shorthorn temperatur antara 16-23º C,
y Sapi Autralian Milking lembab dan basah di pulau
Zebu Jawa. Contoh gambar sapi
FH betina tertera pada
1.1.3.1. Sapi FH Gambar 23.

Gambar 23. Sapi FH Betina

Sapi Holsteins dapat dikenali Sapi dara dapat dikawinkan


dengan cepat dari warnanya pada umur 15 bulan, jika
yaitu putih dan hitam/merah berat badan sudah mencapai
serta produksi susunya yang 400 kg, diharapkan umur
tinggi. Berat pedet yang baru pada waktu pertama kali
lahir dapat mencapai 45 kg, melahirkan antara 24-27
berat dewasa dapat mencapai bulan. Lama kebuntingan
750 kg dengan tinggi 58 inchi. sekitar 9 bulan. Dengan lama
produksi sekitar 6 tahun.

46
Produksi susunya di Amerika Sapi Jersey berasal dari pulau
8.000 liter dengan lemak 330 Jersey di Inggris, digunakan
kg dan protein 275 kg per sebagai penghasil susu.
ekor per tahun. Di Indonesia Ukuran sapi kecil berkisar 360
produksi susu masih rendah, sampai 540 kg untuk sapi
pertahun berkisar 3.000 liter. betina dan 540 sd 820 kg
untuk sapi pejantan.
1.1.3.2. Sapi Grati Kandungan lemak susu pada
susu sapi jersey tinggi. Jenis
Sapi grati merupakan hasil sapi ini belum ada di
persilangan sapi FH dengan Indonesia. Warna sapi
sapi Jawa-ongole. Sapi Grati bervariasi dari abu-abu terang
dikembangkan di dataran sampai hitam. Paha, kepala
rendah di daerah Grati, Jawa dan bahu sapi warnanya lebih
Timur. Populasi sapi Grati gelap daripada warna
sekitar 10.000 ekor. tubuhnya. Gambar sapi
Jersey betina tertera pada
1.1.3.3. Sapi Jersey Gambar 24.

Sumber: Wikipedia, 2007


Gambar 24 Sapi Jersey Betina

1.1.3.4. Sapi Sahiwal Cross (pakan). Holstein murni


memang kurang nyaman bila
Habitat asli sapi Holstein di dipaksa tinggal dan bermukim
Holland memang beda di negeri kita. Kalau dipaksa,
dengan kondisi Indonesia. tentu bisa bertahan hidup,
Kondisi disini mencakup: karena Holstein memang
iklim, fauna dan vegetasi punya daya adapatasi yang
sebagai pensuplai nutrisi cukup baik.

47
Holstein silangan ini tentu
Untuk di Indonesia, sapi tidak sebagus Holstein
perah biasanya dipelihara aslinya, tapi sapi hybreed ini
dengan penyediaan pakan kampiun dalam
yang tidak maksimal. mempertahankan diri
Penyediaan rumput terhadap sengatan panas dan
berkualitas rendah tidak kelembaban yg tinggi, tahan
cukup untuk mensuplai terhadap serangan serangga
kebutuhan energi untuk hidup dan parasit. Mikroba rumen
pokok. Setelah kebetuhan yang hidup di dalamnya juga
hidup pokok terpenuhi maka mampu mencerna vegetasi
ternak baru akan yang khas untuk daerah
menggunakan suplai tropis, yang notabene
energinya untuk memproduksi mengandung serat kasar dan
susu. Jadi ada korelasi yang lignin yang tinggi. Ukuran
sangat signifikan antara tubuhnya yang lebih ramping,
pakan dan poduksi susu juga lebih pas untuk daerah
disamping dukungan faktor tropis. Berat sapi dewasa
genetik. Max Dowell, ahli sekitar 300-400 kg, berat lahir
genetik sapi perah dari 18-23 kg. Produksi susu
Cornell menyarankan, sapi pertahun 1.800 kg, dengan
perah yang cocok dengan lama laktasi 220 hari, dewasa
iklim Indonesia dengan kelamin pada umur 16 bulan.
mengawinsilangkan sapi FH Contoh gambar sapi Sahiwal
dengan sapi perah daerah betina dan jantan tertera pada
tropis, misalnya sapi sahiwal Gambar 25 dan 26.
dari India. Kapasitas produksi

Sumber :Ensiklopedi Wikipedia, 2007


Gambar 25. Sahiwal Betina

48
Sumber :Ensiklopedi Wikipedia, 2007)
Gambar 26. Sahiwal Jantan

1.2. Ternak Kerbau kerbau yang ada di India,


diantaranya kerbau Murrah,
Ternak kerbau merupakan kerbau Surti, kerbau Nilli,
ternak ruminansia. kerbau Mehsana dan kerbau
Berdasarkan taksonominya Nagfuri. Sedangkan di negara
maka kerbau termasuk dalam Indonesia ada empat jenis
: kerbau yang telah
Filum : Chordata dikembangkan yaitu kerbau
Subfilum : Vertebrata lumpur, kerbau rawa, kerbau
Kelas : mammalia murrah dan kerbau lokal.
Sub famili : Bovinae Dari hasil penelitian Mason
Genus : Buballus (1969) Kerbau Indonesia
merupakan modifikasi antara
Species : bentuk antelope dan sapi, dan
y Buballus arnee digolongkan menjadi 4
y Buballus depressicornis kelompok yaitu:
y Buballus mindorensis y Anoa (Buballus depresi
y Buballus caffer cornis) adalah sekelompok
y Buballus merah anoa yang terdapat di
Sulawesi
Kerbau mempunyai beberapa y Borneo buffalo (Buballus
bangsa atau jenis, akibat dari arneehosei) adalah jenis
penyebaran dan adaptasinya kerbau lumpur yang ada di
yang luas ke berbagai daerah Kalimantan
di dunia. Menurut Rukmana R
(2003) ada beberapa jenis

49
y Kerbau-banteng Delhi: Kerbau Rawa mempunyai
yaitu Kerbau sungai, sifat yang mirip dengan
terdapat di Sumatera kerbau Lumpur yaitu suka
y Bos arni: adalah Kerbau mandi di air.
yang terdapat di Asia
Tenggara 1.2.3. Kerbau Murrah

Kerbau Murrah adalah salah


satu jenis kerbau perah yang
banyak diternakkan di
1.2.1. Kerbau Lumpur Indonesia. Kerbau ini banyak
terdapat di daerah sekitar
Kerbau lumpur banyak ditemu Medan Sumatera Utara.
di Asia Tenggara seperti Kerbau Murah merupakan
Vietnam, Laos, Kamboja, kerbau perah yang paling
Thailand, Malaysia maupun di penting.
Indonesia. Kerbau lumpur Ciri-ciri kerbau Murrah adalah:
mempunyai sifat senang y memiliki bentuk tubuh
berkubang dalam lumpur. padat
Pada umumnya kerbau y tubuhnya kuat,
Lumpur merupakan tipe punggungnya pendek dan
pekerja yang ulet, baik luas
sebagai pengolah (membajak) y leher ringan dan kepala
sawah maupun sebagai seimbang dengan bagian
penarik gerobak. Namun tubuhnya yang padat,
demikian kerbau lumpur juga y ekornya mempunyai bulu
cocok pula sebagai penghasil kipas berwarna putih yang
daging. meluas sampai separuh
bagian hock,
1.2.2. Kerbau Rawa y tanduknya melingkar
dalam bentuk spiral.
Kerbau rawa terdapat Di Kerbau Murrah
Sumatera Utara, Sumatera mempunyai ambing susu
Barat, Kalimantan Selatan, yang berukuran besar.
Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Madura, Bali, 1.2.4. Kerbau Lokal
Lombok, Sumbawa, Timor,
Selawesi utara sulawesi Kerbau lokal terdapat di
tenggara dan Sulawesi seluruh Indonesia. Warna
tengah. Di Kalimantan tubuhnya pada umumnya
Selatan kerbau rawa disebut hitam tetapi ada juga yang
dengan kerbau kalang. berwarna putih. Kerbau Lokal

50
yang berwarna hitam pada y Untuk menghindari
umumnya digunakan untuk pemalsuan pada proses
upacara keagamaan jual beli ternak terutama
sedangkanyang berwarna dipasaran
putih umumnya digunakan Ada beberapa cara yang
sebagai ternak kerja karena dapat dilakukan untuk
disamping lebih kuat juga menentukan atau menaksir
lebih tahan terhadap terik umur ternak, beberapa
matahari. diantaranya:

2. Menentukan Umur 2.1. Catatan (recording)


Ternak
Menentukan umur ternak
Penentuan umur ternak biasa dengan cara melihat catatat
dilakukan oleh peternak dilakukan dengan melihat
dengan maksud-maksud catatan dari pemilik ternak.
tertentu. Adapun tujuan Biasanya catatan (recording)
daripada penentuan umur ternak mengenahi tanggal
ternak pada umumnya adalah kawin, tanggal lahir, nama
sebagai berikut induk, tipe kelahiran, berat
y Untuk penentuan bibit lahir, berat sapih, jenis
yaitu apabila diinginkan penyakit yang pernah
memilih ternak yang menyerang, tanggal vaksinasi
setepat-tepatnya untuk dll. Metode ini adalah yang
tujuan bibit paling tepat dan akurat
y Untuk tujuan dibanding dengan cara-cara
pemeliharaan, yaitu untuk yang lain, namun biasanya
mengetahui sampai umur peternak belum banyak yang
berapa ternak tersebut melakukan rekording dalam
masih produktif untuk manajemen pemeliharaannya,
dipelihara dan apabila sehingga menemukan
dipandang sudah tidak kesulitan untuk menentukan
produktif maka harus umur ternak
berani memutuskan
merubah bentuk 2.2. Wawancara
usahanya.
y Untuk tujuan preventif, Penentuan umur dengan cara
terutama pada ternak mengadakan wawancara
yang tidak sehat/sakit agar adalah dengan menanyakan
dapat dengan tepat secara langsung pada pemilik
diketahui dosis ternak tersebut baik
pengobatannya mengenahi tanggal kawin,

51
tanggal lahir, nama induk, tipe untuk kebutuhan
kelahiran, berat lahir, berat pertumbuhan tanduk
sapih dll. Ketepatan dan sementara diperhentikan.
keakuratan hasil sangat Akibat terhentinya suplay
tergantung dari kejujuran dari makanan untuk pertumbuhan
peternak yang diwawacarai tanduk maka pertumbuhan
nya. tanduk akan terhenti dan ini
menyebabkan terjadi bentuk
2.3. Habitusnya cincin pada diameter tanduk.
(tingkahlaku) Hal ini dapat dilihat terutama
pada sapi dan kerbau yang
Kebiasaan ternak pada suplay makanan kurang.
umumnya secara alami Penentuan umur ternak
bahwa pada ternak yang dengan melihat cincin tanduk
sehat atau yang muda dapat dihitung dengan
mempunyai temperamen menggunakan rumus: Umur
yang lebih lincah dari ternak ternak = x + 2. Namun cara
yang tidak sehat atau yang ini mempunyai kelemahan
sudah tua. dipasaran, karena cincin
tanduk dapat dihapus dengan
2.4. Gelang atau Cincin cara mengikir tanduk ternak.
pada Tanduk
2.5. Pertumbuhan Bulu
Yang dimaksud dengan
melihat gelang atau cincin Pada umumnya bahwa ternak
pada tanduk adalah melihat yang masih muda
adanya tanda-tanda cincin pertumbuhan bulunya kasar
tanduk. Proses terjadinya tidak teratur dan lebih panjang
cincin tanduk adalah sebagai daripada yang tua yaitu
berikut. Selama ternak pendek, teratur dan halus.
tersebut bunting, dimana
setiap ternak mempunyai 2.6. Pertumbuhan Gigi
variasi lama bunting yang
berbeda-beda, dimana Yang dimaksud untuk melihat
didalam rahim foetus untuk gigi adalah meliputi :
dapat melakukan y Mulai timbulnya gigi
pertumbuhan nya dibutuhkan y Pergeseran bidang asah
sari-sari makanan (zat gizi) gigi
yang tidak sedikit, sehingga y Pergantian gigi
untuk memenuhinya maka y Tanggal/lepasnya gigi
sari-sari makanan yang y Mulai terbentuknya
seharusnya dipergunakan bintang gigi

52
Dalam menentukan umur
Dalam menentukan umur dengan melihat pertumbuhan
ternak dengan melihat gigi, perlu diperhatikan
pertumbuhan gigi, perlu perbedaan antara gigi
diperhatikan bentuk gigi dari temporer dan gigi permanen.
jenis ternak apakah herbivora, Perbedaan gigi seri temporer
carnivora dan omnivora. Ada dengan gigi permanent
perbedaan bentuk dan adalah :
kondisi gigi antara hewan y Bentuk gigi temporer lebih
herbivora, comnivora dan kecil daripada permanen
omnivora. Pada ternak y Gigi temporer dapat
herbivora (contoh:sapi, berganti gigi permanen
kerbau dll) mempunyai bentuk tetap
gigi yang lebih besar daripada y Warna gigi temporer putih,
gigi ternak carnivora, karena gigi permanen kekuning-
tugasnya lebih berat daripada kuningan
gigi cornivoranya. y Bagian mahkota relatif
lebih kecil bentuknya
Menurut klasifikasinya gigi daripada permanen.
dapat dibedakan atas: Ada pembagian periode
y Gigi seri (dentis incesivi) dalam penentuan umur, yaitu
y Gigi taring (dentis canimis) :
y Gigi geraham muka
(Praemolaris) yaitu molar
yang masih bisa berganti
y Gigi geraham belakang 2.6.1. Periode I (bulan I)
(Molaris) yaitu molar yang
tidak berganti Pertumbuhan gigi pada bulan
pertama ini dapat diketahui
Formula gigi ternak sebagai berikut:
ruminansia adalah : y Sebagian besar sejak lahir
I0 C0 P3 M3 = semua Id sudah tumbuh
32 y Pedet yang belum tumbuh
Formula gigi : I4 C0 P3 M3 Id 4 nya umurnya kurang
Keterangan : dari 15 hari
I : gigi seri (Incesivus) y Apabila Id semua sudah
C : gigi taring (Caninus) tumbuh dan letaknya
P : geraham depan (Pre tersusun rapi (bentuk yang
molar) mirip) umurnya sudah satu
M : geraham belakang bulan.
(Molar) y Gigi seri dalam terasah
penuh umur 10-12 bulan

53
y Gigi seri tengah dalam 2.6.4. Periode 4 th ke atas/
terasah penuh umur 14 lebih
bulan
Pada ternak yang umurnya
2.6.2. Periode bulan I- 1,5 th. lebih dari 4 tahun maka
terlihat bentuk giginya:
Pada periode ini harus sudah y Semua gigi seri permanen
memperhatikan adanya sudah tumbuh sempurna,
bidang asahan, dimana : perkiraan sapi berumur 4
y Gigi seri dalam (dent tahun
incesivus daciduil I) mulai y Luas bidang asahan pada
terasah paling sedikit umur I1 bagian yang terasah
45 hari. setengah bagian dari luas
y Gigi seri tengah dalam seluruhnya, perkiraan sapi
(dent incesivus decidual I) berumur 5 tahun
mulai terasa sesudah y Luas bidang asahan I2
berumur 50 hari) setengah bagian dari luas
y Gigi seri tengah luar ( dent seluuhnya perkiraan sapi
incisivus decidual III) mulai berumur 6 tahun
terasah sesudah umur 70 y Luas bidang asahan I3
hari. setengah bagian dari luas
y Gigi seri luar (dent seluruhnya , perkiraan
incesivus decudual IV) umur 7 tahun
sudah terasah umur 3 y Bentuk semua bidang
bulan. asahan sudah berlekuk
perkiraan umur 8-9 tahun
2.6.3. Periode I,5 - 4 tahun y Bentuk bidang asahan
bagian yang terasah
Pada periode ini perlu merupakan segi empat,
memperhatikan pergantian perkiraan umur 10 tahun
gigi temporer ke permanent, y Bentuk bidang asahan
dan hasilnya sebagai berikut : membulat perkiraan umur
y Gigi seri I berganti pada 12-13 tahun
akhir tanun ke II y Bentuk bidang asahan
y Gigi seri tengah dalam lonjong terbalik (kerucut
pada awal tahun ke III terbalik) perkiraan umur
y Gigi seri tengah luar 14-15 tahun
berganti pada awal tahun
ke IV 3. Identifikasi Tingkah
y Gigi seri luar berganti Laku Ternak
pada awal tahun ke V.

54
Seorang peternak perlu merupakan rintangan yang
memahami bagaimana akan memberhentikan
behaviour atau tingkah laku dari peternak untuk bereaksi
ternak yang akan ditanganinya. dengan tenang dan penuh
Bila memahami tingkah laku
perhatian.
sapi, dapat diduga bagaimana
sapi tersebut memberikan
Pengetahuan tentang tingkah
respon bila diberi stimulus.
laku sapi sangat mendukung
dalam pendugaan ternak
Sapi tidak dapat melihat, memberikan respon. Pendugaan
mencium bau atau reaksi sapi adalah salah satu
mendengar lingkungannya kunci penangananan sapi.
seperti yang dilakukan
manusia. Mata sapi terdapat Ternak akan memberikan respon
pada kedua sisi kepalanya. bila diberi stimulus. Sehingga
Sapi melihat dan amatlah penting untuk
memperkirakan jarak benda mengetahui respon dari sapi
disampingnya dengan satu dalam berbagai macam situasi.
mata (monocular vision) dan Stimulus yang diberikan harus
dapat dikontrol sehingga tidak
pandangan dimuka kepalanya
menciptakan respon yang tidak
dengan dua mata (binocular terkendali.
vision).
Arausal adalah kunci lain dari
Sapi cukup sensitif dengan keberhasilan penangananan
gerakan atau suara yang ternak sapi. Arausal dapat
mengejutkan. Seekor digambarkan sebagai tingkah
pejantan akan sangat agresif aktivitas dari seekor ternak. Ini
pada saat musim kawin, dapat diamati dari mulai tidur
demikian pula sapi yang baru sampai kondisi yang paling
melahirkan akan selalu ekstrim seperti menanduk atau
menendang bahkan menyerang
melindungi anaknya dengan
dengan membabi buta.
segala kekuatannya,
sehingga peternak harus Secara umum pemahaman
mengetahui apa karakteristik arausal dimaksudkan menjaga
dari sapi. Peternak harus ternak setenang mungkin,
tanggap atau respek pada sehingga mereka bergerak
kemampuan ternak sapi dengan tenang. Stimulus pada
seperti kekuatan dan ternak dalam beberapa cara
kecepatan dari sapi, sehingga dapat meningkatkan atau
tidak ada keragu-raguan atau menurunkan tingkat dari arausal.
rasa takut dalam melakukan
penangananan ternak sapi. Tingkah laku sosial sapi
bervariasi menurut umur dan
Keragu-raguan dan rasa takut

55
bangsa, dibandingkan dengan membentuk sudut 45 derajat
domba. Sapi muda tidak kearah belakang. Tetapi sapi
mengikuti induknya saat setelah yang sedang bergerak
dilahirkan seperti halnya domba. cenderung untuk menendang
Sapi muda berbaring secara kearah belakang secara lurus.
tenang diantara makanan pada
suatu tempat dimana induknya Banyak hal-hal yang berkaitan
sedang merumput. dengan sapi potong juga
diterapkan pada sapi perah.
Penjantan muda cenderung Pada sapi perah banyak tingkah
untuk bermain, tetapi hanya laku yang harus dipelajari dari
sampai umur tertentu, pengalaman. Sapi perah sering
tergantung pada bangsa dan mengalami stres, karena suatu
kemudian menjadi lebih agresif perubahan yang rutin. Hal ini
dan bahkan menguasai areal meningkatkan tingkat arausal
tertentu serta menyerang dan dapat membuatnya sukar
pengganggu-pengganggu di untuk dikendalikan serta
wilayahnya. Seorang peternak mengakibatkan produksi sapi
mungkin dapat terluka karena menurun. Sebagai contoh
ulah dari perkelahian sapi ketika perubahan rutin pada pergantian
sapi-sapi jantan tersebut dalam pemerah, isolasi sapi perah dari
keadaan yang tidak terkendali. kelompoknya untuk inseminasi
Untuk menghindari keadaan buatan dan lain-lain.
kacau akibat tingkah laku sapi
jantan tersebut, maka harus Sapi adalah hewan sosial dan
diusahakan jalan keluar yang sapi sangat mudah terpisah dari
tepat. kelompoknya, jika diganggu oleh
sapi lainnya. Sapi-sapi yang
Sapi potong betina mungkin juga baru melahirkan tidak selalu
pada suatu saat seperti setelah seagresif sapi potong betina
melahirkan, akan menyerang dalam mempertahankan
sapi lainnya atau seorang anaknya. Bagaimana seekor
peternak untuk melindungi induk sapi perah dapat berubah
anaknya. menjadi agresif, karena teriakan
atau gonggongan seekor anjing.
Sapi potong dapat melukai
peternak dan merusak fasilitas Pejantan sapi perah sering pula
yang ada, sebagai akibat menguasai tempat tertentu dan
benturan-benturan dan dapat menjadi agresif, serta
kecepatan bergerak serta berbahaya bagi peternak atau
agresifitasnya, jangan salah sapi lainnya.
menduga atau memperkirakan
kecepatan, arah dan ketepatan Sapi perah suka menggosok-
bila seekor sapi menendang. gosokkan badannya pada
Sapi yang berdiri biasanya dinding pagar dan membuatnya
menendang keluar dengan menjadi tenang. Jika ingin

56
menyentuhnya, maka usahakan
agar sapi tersebut melihat 4. Prinsip Pemberian Pakan
terlebih dahulu. Tindakan yang
mengejutkan dapat membuatnya Ternak memerlukan pakan untuk
menendang. kebutuhan pokok hidup,
pertumbuhan dan produksi.
Keberhasilan didalam Kebutuhan pokok hidup meliputi
budidaya atau pemeliharan menjaga temperatur tubuh,
ternak sangat ditentukan oleh bernafas, aktifitas, fungsi
bagaimana manajemen metabolisme tubuh dan lain-lain.
Untuk ternak yang masih muda
pemeliharaan yang
yang dalam masa pertumbuhan,
diterapkan. Apabila maka ternak akan memerlukan
manajemen budidaya atau pakan lebih banyak untuk
pemeliharaan yang diterapkan pertumbuhan badannya.
bagus, maka kemungkinan Sedangkan untuk produksi
berhasilnya suatu usaha juga tergantung dari tujuan
sangat besar. Manajemen pemeliharaan ternak, bisa
pemeliharaan ternak berupa produksi susu, atau
menyangkut bebera hal, salah daging. Pada ternak yang
satunya adalah bagaimana bunting memerlukan pakan
cara/teknik menangani atau untuk pertumbuhan janin yang
handling ternak dengan dikandungnya, disamping untuk
kebutuhan pokok hidup
benar. Sehingga tidak induknya.
menyebabkan cidera bagi
ternak dan sipelakui handling. 4.1. Kebutuhan Pakan
Hal ini sangat penting karena
penanganan ternak Kebutuhan pakan bervariasi
ruminansia akan jauh berbeda tergantung dari jenis ternak,
dengan ternak unggas. lingkungan, kecernaan pakan,
selera dll
Ternak ruminansia seperti
sapi, dan kerbau memiliki 4.1.1. Jenis Ternak
tenaga yang lebih besar/kuat
Permintaan fisiologis ternak
dibandingkan dengan ternak untuk hidup pokok, pertumbuhan
unggas. Disamping dan produksi berbeda antara
mempunyai tenaga yang ternak yang satu dengan yang
besar/kuat, ternak tersebut lainnya. Hal ini disebabkan oleh
mempunyai tanduk untuk kapasitas dari saluran
menyeruduk yang berbahaya pencernaan dari ternak yang
bagi keselamatan orang yang bersangkutan. Faktor-faktor
akan menangani serta bisa yang berpengaruh dari ternak
menendang. meliputi, bobot badan, jenis

57
kelamin, umur, faktor genetik ternak daerah panas (dataran
dan tipe bangsa ternak : rendah). Perubahan tingkat
y ternak yang bobot badannya konsumsi setiap ternak berbeda-
lebih besar akan beda. Misalnya sapi Holstein,
memerlukan pakan yang Jersey dan Brahman akan
lebih banyak. Hal ini berubah tingkat konsumsinya
dikarenakan kebutuhan pada temperatur lingkungan
nutrisi untuk kebutuhan hidup 21,1º C, 23,9º C dan 35 º C.
pokok, pertumbuhan dan
produksi makin banyak.
y jenis kelamin
y umur Kelembaban
y faktor genetic
y tipe bangsa ternak Kelembaban dapat pula
mempengaruhi mekanisme
4.1.2. Lingkungan pengaturan temperatur tubuh.
Pengeluaran panas dengan jalan
Faktor lingkungan berpengaruh berkeringat ataupun melalui
langsung dan tidak langsung respirasi akan lebih cepat di
terhadap ternak. Faktor yang daerah yang kering.
berpengaruh langsung meliputi Kelembaban ini terutama penting
temperatur, kelembaban dan di perhatikan di daerah tropis.
sinar matahari. Contoh sapi Brahman akan
menurun konsumsinya pada
Temperatur suhu 23º C dan kelembaban
udara meningkat.
Ternak perlu menjaga
temperatur tubuh idealnya. Sinar Matahari.
Perbedaan temperatur tubuh
ternak dan lingkungannya akan Tubuh ternak dapat pula
mempengaruhi kebutuhan pakan memperoleh panas secara
ternak tersebut. Semakin tinggi langsung dari sinar matahari.
perbedaan temperatur ternak Tingkat penyerapan panas
dengan lingkungannya makin tergantung pada tipe kulit hewan
banyak energi yang di perlukan bersangkutan. Warna kulit tidak
untuk menjaga temperatur gelap, licin mengkilap, akan
tubuhnya dengan demikian memantulkan cahaya lebih
semakin banyak pakan yang di banyak dari pada ternak dengan
konsumsi ternak tersebut. kulit kasar, dan gelap. Demikian
pula bulu yang melekat pada
Sebaliknya temperatur kulit dapat berfungsi sebagai
lingkungan yang tinggi akan penahan panas.
menurunkan tingkat konsumsi
ternak. Ternak di daerah dingin 4.2. Kebutuhan Nutrisi
(dataran tinggi) memerlukan
pakan lebih banyak di banding

58
Kebutuhan nutrisi untuk hidup menggunakan satuan kalori.
dan produksi ternak ruminansia Masing-masing unit satuan
dipenuhi dengan memberikan dijelaskan sebagai berikut:
pakan yang berupa hijauan dan
konsentrat. Hijuan terdiri dari Kalori (Cal)
rumput dan leguminosa. Pakan
konsentrat di susun dari Satu kalori adalah panas yang
beberapa bahan pakan diperlukan untuk menaikkan
semacam biji-bijian, bungkil temperatur 1 gram air dari
kedelai, tepung limbah ternak, 16,50C menjadi 17,50C. Karena
lemak dan campuran vitamin- panas spesifik air berubah
mineral. Bahan pakan tersebut dengan temperatur maka secara
dengan bantuan mikroba lebih akurat 1 kalori sama
didalam perut akan dengan 4,184 joules.
menghasilkan energi dan nutrisi
yang penting untuk Kilo Kalori (kcal)
pertumbuhan, reproduksi dan
kesehatan ternak. 1 kilo kalori sama dengan 1.000
kalori dan merupakan unit yang
4.2.1. Energi sering digunakan pada pakan
ternak.
Energi bukan merupakan nutrisi,
tetapi merupakan hasil dari Mega kalori
proses oksidasi bahan pakan
yang akan menghasilkan energi Satu megakalori sama dengan
dan nutrisi selama proses 1.000.000 kalori dan banyak
metabolisme. Nilai energi dari digunakan untuk
bahan pakan dapat mengekspresikan kebutuhan
diekspresikan dengan beberapa nutrisi yang lain yang
cara. Deskripsi tersebut berhubungan dengan energi
berhubungan dengan nilai pakan
energi, termasuk pengukuran
(digestible energy, metabolisme Joules
energy dll).
Satu joules sama dengan 107 erg
4.2.1.1. Pengukuran Unit (1 erg adalah jumlah energi yang
Energi diperlukan untuk mempercepat
perpindahan masa 1 gram
Unit pengukuran energi dapat dengan kecepatan 1 cm/detik)
menggunakan kalori, erg atau
Joule. Satuan tersebut dapat Gross Energy (GE)
dikonversi antara satu satuan
dengan satuan lainnya dan GE merupakan energi yang
semua unit satuan benar. Di dilepaskan sebagai panas jika
Amerika menggunakan satuan suatu substansi dioksidasi
Joules sedangkan di Indonesia menjadi karbon dioksida (CO2)

59
dan air (H2O). Pengukuran GE panas fermentasi dan gas
menggunakan bom kalorimeter pencernaan.
dengan tekanan oksigen 25
sampai 30 atmosphere. GE (Gaseous Energy)

4.2.1.2. Terminologi Energi GE berasal dari gas yang


dihasilkan oleh fermentasi
Beberapa singkatan telah pakan. Gas yang utama adalah
digunakan untuk gas metan. Gas-gas lainnya
mendeskripsikan fraksi energi adalah hidrogen, karbon
pada sistem ternak. Masing- monoksida, aseton, etana, dan
masing singkatan dijelaskan hidrogen sulfida.
sebagai berikut:
UE (Urine Energy)
IE (Intake Energy)
UE merupakan energi bruto dari
IE merupakan energi bruto yang urin. Sumber EU adalah nutrisi
terkandung dalam pakan yang yang tidak digunakan dan
dikonsumsi ternak. Nilai IE sama produk metabolisme.
dengan berat pakan yang ME (Metabolisme Energy)
dikonsumsi dikalikan dengan GE
(Gross Energy). ME merupakan gross energi
pakan yang dikonsumsi
DE (Digestible Energy) dikurangi dengan gross energi
pada feces, urine dan gas hasil
DE merupakan gross energi metabolisme.
pakan yang dikonsumsi (IE)
dikurangi gross energi pada Net Energy (NE)
kotoran sapi (feces).
NE merupakan enegi
FE (Fecal Energy) metabolisme dikurangi energi
yang hilang sebagai tambahan
FE adalah energi bruto yang panas atau panas yang timbul
terkandung dalan feces. Nilai FE dalam tubuh oleh reaksi biokimia
dihitung dengan berat feces dalam saluran pencernaan atau
dikalikan dengan energi bruto dalam sel. Di daerah dingin
yang terkandung didalamnya. FE panas tersebut dimanfaatkan
bersumber dari energi dalam untuk menjaga temperatur tubuh
bahan pakan yang tidak tercerna tetapi di daerah panas akan
(FiE) dan energi campuran dibuang melalui konveksi ke
bahan metabolik tubuh (FmE). udara sekeliling ternak. NE bisa
terdiri dari energi yang
TDE (True Digested Energy) digunakan untuk menjaga
(maintain) tubuh atau kebutuhan
TDE dihitung dari IE dikurangi hidup pokok dan produksi
dengan energi, kehilangan sehingga tidak ada NE absolut

60
pada bahan pakan. NE bisa 4. 3.1. Karbohidrat
merupakan energi yang Karbohidrat merupakan sumber
diperlukan untuk menjaga tubuh energi yang utama bagi
(NEm) dan energi untuk produksi ruminansia. Sumber karbohidrat
(NEp). berasal dari hijauan pakan
ternak dan konsentrat yang di
TDN (Total Digestible Nutrient) susun dari biji-bijian dan limbah
pertanian. Biji-bijian semacam
Sistem ini berdasarkan analisis jagung, sorgum, gandum dan
proximat yang memberi nilai DE barley merupakan bahan pakan
pada lemak dapat dicerna dan sumber karbohidrat. Di
protein dapat dicerna. Sistem Indonesia juga terdapat sumber
TDN merupakan bentuk karbohidrat seperti gaplek,
pengukuran kompromi antara onggok, dedak dll.
DE dan ME. (0,45 kg TDN setara Karbohidrat dapat di
dengan 2.000 kkal DE atau klasifikasikan menjadi 5 jenis
1,600 kkal ME. Menurut NRC yaitu monosakarida, disakarida,
(National Researh Council) nilai trisakarida, poliskarida dan
TDN hampir semua merupakan mixed polisakarida. Unit dasar
hasil konversi dari ME, dengan karbohidrat adalah gula
persamaan: 1 kg TDN = 3.615 sederhana, yaitu heksosa
Kkal ME = 4.400 Kkal DE. karena setiap molekul
Skema Energi tertera pada mengandung enam atom
Gambar 28. karbon. Sedikit heksosa bebas
dapat di temukan pada
4.3. Nutrisi Pakan tanaman. Hexosa terdiri dari
glukosa, fruktosa, galaktosa dan
Zat makanan (nutrisi) manosa.
merupakan substansi yang
diperoleh dari bahan pakan yang Sebagian besar karbohidrat
dapat digunakan ternak bila adalah bentuk disakarida, yang
tersedia dalam bentuk yang merupakan kombinasi dua gula
telah siap digunakan oleh sel, heksosa atau polisakarida-
organ dan jaringan. Zat makan polimer beberapa molekul
tersebut dapat di klasifikasikan heksosa. Disakarida yang paling
menjadi 6 kelompok yaitu penting dijumpai di alam adalah
karbohidrat, protein, lemak, sukrosa maltosa, laktosa dan
vitamin, mineral, dan air. selobiosa. Lakstosa adalah gula
Masing-masing kelompok yang dijumpai pada air susu,
diuraikan sebagai berikut: sedang sukrosa terdapat pada
sebagian besar tanaman.

61
KONSUMSI ENERGI BRUTO (GE)

ENERGI FECES (20-60%)


1. Dari makanan
2. Dari metabolisme

ENERGI TERCERNA (DE)

1. gas CH4 (Methana) (5-12%)


2. energi urin 3-5%

ENERGI METABOLISME (ME)

PRODUK PANAS (10-40%)


1. panas fermentasi
2. panas metabolisme zat makanan

ENERGI NETTO (NE)

Untuk hidup Untuk


pokok produksi
⋅ metabolism ⋅ pertumbuha
e basal n
⋅ aktivitas ⋅ penggemuk
⋅ memanask an
an tubuh ⋅ air susu
⋅ wol
⋅ kerja
Sumber: Kromann, 1973
Gambar 27. Skema Pemanfaatan Energi

Polisakarida seperti pati, tanaman terdiri dari selulosa.


selulosa, merupakan komponen Pada ternak unggas tidak bisa
penting dalam ransum ternak mencerna selulosa karena tidak
ruminansia. Selulosa merupakan memiliki enzim selulase, pada
persenyawaan organik dengan ternak ruminansia enzim
hemiselulosa dan lignin yang selulase di produksi oleh
banyak terdapat di alam. Hampir mikroba di dalam rumen
50% bahan organik pada sehingga mampu mencerna

62
selulosa. Pencernaan menghasilkan kandungan
karbohidrat akan menghasilkan protein kasar.
Volatil Fatty Acyd (asam lemak
terbang) yang disingkat dengan Kebutuhan protein sebenarnya
VFA. VFA terdiri dari sebagian lebih di tekankan pada
besar asam asetat, propionat kebutuhan asam amino yang
dan butirat dan sebagian kecil terdapat dalam pakan. Terdapat
asam format, isobutirat, valerat, 20 asam amino dalam protein
isovalerat dan kaproat. dan semuanya penting bagi
Percernaan karbohidrat ternak. Asam amino terdiri dari
menghasilkan limbah berupa gas Arginine, Cystine, Histidine,
methan yang di keluarkan ternak Isoleucine, Leucine, Methionine,
melalui proses sendawa. Lysine, Phenilalanin Threonine,
Tryptophan, Tyrosine, Valine,
VFA sebagian besar diserap Cystein, Alanine, Asam
dalam dinding rumen dan Aspastat, Asam Glutamat,
sebagian kecil lolos yang Glysine, Hydroxyl Proline,
kemudian diserap pada usus Proline, dan Serine
halus. Senyawa VFA yang
masuk sirkulasi darah akan Keberadaan mikroba di dalam
mengalami proses katabolisme rumen, mengakibatkan
yang menghasilkan energi dan metabolisme protein pada
biosintesis membentuk jaringan ruminansia berbeda dengan
tubuh dan lemak susu. monogastrik dan unggas.
Mikroba mempunyai
4.3.2. Protein dan Asam Amino kemampuan mensintesa semua
asam amino termasuk asam-
Protein adalah persenyawaan asam amino yang di butuhkan
organic komplek yang oleh induk semang. Hal ini
mengandung unsur karbon, menunjukkan bahwa kualitas
hydrogen, oksigen, nitrogen, protein tidak menjadi unsur
forfor, dan sulfur. Protein mutlak dalam ransum
tersusun oleh lebih dari 20 ruminansia.
persenyawaan organik yang
disebut asam amino. Satu Penggunaan protein pakan yang
molekul protein tersusun atas dicerna oleh ruminansia adalah
ikatan panjang beberapa asam Protein pakan didegradasi
amino yang disebut ikatan menjadi peptida oleh protease di
peptida. Oleh karena suatu dalam rumen. Peptida
protein rata-rata mengandung dikatabolisasi menjadi asam
16% nitrogen maka kandungan amino bebas lalu menjadi
protein dari bahan pakan atau amonia, asam lemak dan CO2.
karkas dapat diduga dengan
mengalikan kandungan nitrogen Amonia hasil perombakan asam
dengan 6,2, dan akan amino adalah sumber nutrien
bagi bakteri. Bakteri ini akan

63
menggunakan amonia bersama dicerna mengandung protein 70-
dengan karbohidrat mudah larut 80%, 30-40% adalah protein
(FVA) untuk membentuk asam kurang larut. Protein hijauan di
amino yang dibutuhkan dalam cerna dalam rumen sebesar 30-
rangka memenuhi kebutuhan 80%. Jumlah ini tergantung
proteinnya sendiri. Sebanyak 50- kepada waktu tinggal di dalam
80% N mikroba berasal dari rumen dan tingkat pemberian
amonia rumen, sedangkan 30% makan.
protein berasal dari sumber
selain amonia seperti peptida Pencernaan dan penyerapan
dan asam-asam amino. mikroba dan protein pakan
terjadi di usus halus ternak
Pemberian urea sebagai suplai (ruminan dan monogastrik) oleh
Non Protein Nitrogen (NPN) protease. Asam amino esensial
bertujuan untuk menyediakan N bagi semua jenis ternak.
bagi perkembangan mikro Komposisi asam-asam amino
organisme rumen. Untuk yang mencapai usus akan
memacu pertumbuhan mikro sangat tergantung kepada jenis
organisme memerlukan N dan protein, kuantitas dan kualitas
tetes tebu sebagai sumber sumber protein pensuplai.
energi. Ternak ruminansia tergantung
pada protein mikroba dan protein
Produk degradasi yang pakan yang lolos dari
terbentuk dalam rumen, pencernaan dalam rumen untuk
terutama amonia, di gunakan mensuplai asam amino esensial.
oleh mikroba bersama-sumber Fungsi protein antara lain untuk
energi untuk mensintesis protein membentuk jaringan, cairan
dan bahan-bahan sel mikroba tubuh, ensim, produksi,
seperti bahan sel yang cadangan energi, dll.
mengandung N dan asam
nukleat. Membangun dan Membentuk
Bagian amonia bebas akan Jaringan Tubuh
diserap masuk ke pembuluh y Protein berfungi membentuk
darah ternak dan di dan membangunan jaringan
transformasikan menjadi urea di tubuh, misalnya daging,
dalam liver. Sebagian besar urea pembentukan dan
tidak dapat digunakan oleh perkembangan organ-organ
ternak dan diekresikan ke dalam tubuh dan pertumbuhan bulu.
urin. Kebutuhan terhadap protein
untuk ternak yang lebih
Sel-sel mikroba (bakteri dan muda lebih tinggi dari pada
protozoa) mengandung protein untuk ternak yang lebih tua.
sebagai komponen utama, Ini disebabkan anak ternak
bersama protein pakan melalui yang sedang tumbuh
omasum dan abomasum dan memiliki banyak bagian yang
usus halus. Sel-sel pakan yang sedang tumbuh, bagian-

64
bagian tersebut memerlukan dan protein. Perbedaan lemak
protein. dan minyak pada bentuknya,
y Membangun dan membentuk pada suhu normal lemak
jaringan tubuh berbentuk padat sedang minyak
y Pembentukan cairan tubuh berbentuk cair.
dan sistem enzim. Cairan
tubuh dan enzim merupakan Molekul lemak terdiri dari
faktor terpenting bagi glycerol dan kombinasi dengan 3
kehidupan ternak. Untuk asam lemak. Asam lemak terdiri
pembentukan kedua faktor dari caprilat, caprat, laurat,
tersebut memerlukan protein. miristat, palmitat, palmitoleat,
y Produksi daging, susu dan stearat, oleat, linoleat, linolenat,
bulu membutuhkan protein arachidonat, gadoleat, behenat,
y Cadangan energi, protein eurat, lignocerat. Komposisi
juga berguna untuk kandungan lemak beberapa
cadangan energi. Walaupun bahan seperti tertera pada Tabel
prosesnya tidak efisien, 7. Sumber minyak yang baik
dalam keadaan tidak ada adalah minyak sawit, dan minyak
energi protein tubuh akan kelapa.
diubah menjadi energi. Ini
sebagai tanda betapa Pada ternak ruminansia lemak di
pentingnya energi, energi dapat dari hijauan makanan
digunakan untuk segala ternak (3% kandungan lemak).
efektifitas tubuh. Akan tetapi karena konsumsi
hijauan cukup banyak maka
4. 3.3. Lemak konsumsi absolut lemak relatif
banyak pula. Bentuk lipida dalam
Lemak murni merupakan ester daun adalah galaktoserida dan
glycerol yang memiliki asam digalakto glicerida. Pemberian
lemak rantai panjang dan pakan konsentrat pada ternak
merupakan persenyawaan ruminansia juga akan
karbon, hydrogen dan oksigen. memberikan suplai lemak.
Persenyawaan oksigennya lebih Lemak pada konsentrat
rendah dibanding karbohidrat kebanyakan dalam bentuk
sehingga energi lebih tinggi trigliserida
(2,25 kali lipat) dari karbohidrat

65
Table 7. Komposisi Lemak Nabati

No Asam lemak Jagun Biji Minyak Kernel Kedelai Minyak


g Kapas Sawit sawit kelapa
1 Caprilyc - - - 3 - 6
2 Capric - - - 4 - 6
3 Laurat - - - 51 - 44
4 Miristat - 1 1 17 - 18
5 Palmitat 13 24 48 8 12 11
6 Palmi-toeic - 1 - - - -
7 Stearat 4 3 4 2 2 6
8 Oleat 29 18 38 13 24 7
9 Linoleat 54 53 9 2 54 2
10 Linolenat - - - - 8 -
11 Arachidic - - - - - -
12 Gadoleic - - - - - -
13 Behenic - - - - - -
14 Eurat - - - - - -
15 Lignocerat - - - - - -
Sumber: Potter, 1996.

Asam lemak dibedakan menjadi mikroba akan membebaskan


asam lemak jenuh dan asam asam-asam lemak bebas,
lemak tak jenuh. Asam lemak sehingga galaktosa (gula) dan
jenuh hanya memiliki ikatan gliserol akan difermentasi
tunggal di antara atom-atom menghasilkan VFA (asam lemak
karbon penyusunnya, sementara bebas). Asam lemak tak jenuh
asam lemak tak jenuh memiliki (linoleat dan linolenat) akan
paling sedikit satu ikatan ganda dipisahkan dari kombinasi ester
di antara atom-atom karbon melalui proses biohidrogenasi
penyusunnya. oleh bakteria menghasilkan
asam stearat.
Pakan hijauan dan biji-bijian
umumnya berbentuk lemak tidak Mikroba rumen juga mampu
jenuh. Pada rumen terjadi mensintesis beberapa asam
proses hidrolisa ikatan ester dan lemak rantai panjang dari
biohidogenasi asam lemak propionat dan asam lemak rantai
jenuh. Hidrolisis lemak cabang dari kerangka karbon
trigliserida, phospholipin dan asam-asam amino valin, leusin
glycolipid oleh lipase asal dan isoleusin. Asam-asam lemak

66
tersebut akan di inkorporasikan Mengurangi Sifat Berdebu
ke dalam lemak susu dan lemak
tubuh ruminansia. Penambahan lemak dapat
Asam lemak yang dihasilkan mengikat partikel debu.
dalam rumen akan memasuki Lemak/minyak dapat
jujenum (usus halus). Sumber mengurangi sifat berdebu dari
asam lemak adalah dari bahan ransum. Pengaruhnya akan
pakan dan bakteri rumen. menurunkan kehilangan pakan
Bentuk asam lemak adalan ke udara dan meningkatkan
asam lemak bebas. Penyerapan kesenangan pekerja dalam
asam lemak bebas akan terjadi menangani ransum ternak.
pada jujenum.
Sumber Asam Lemak Esensial
Ketengikan bahan pakan
(rancidity) terjadi karena asam Ternak tidak dapat
lemak pada suhu ruang mensitesakan asam linoleat
dirombak akibat hidrolisis atau (asam lemak esensial) sehingga
oksidasi menjadi hidrokarbon, harus disediakan melalui
alkanal, atau keton, serta sedikit ransumnya. Untuk pertumbuhan
epoksi dan alkohol (alkanol). berat badan yang tinggi
Bau yang kurang sedap muncul diperlukan ransum dengan
akibat campuran dari berbagai energi tinggi, penambahan
produk ini. Penambahan lemak lemak akan membantu
pada konsentrat mempunyai nilai meningkatkan kandungan energi
posistif dan negatif. dalam pakan. Untuk
pertumbuhan sedang dan
4.3.3.1. Nilai Positif normal tidak diperlukan lemak
Menurunkan tambahan, karena energi cukup
Konsumsi Pakan dari konsentrat biasa dan
hijauan pakan ternak.
Kadar energi dalam lemak
tinggi, dengan penambahan Meningkatkan Palatabilas
sedikit pada ransum akan
meningkatkan energi sangat Penambahan lemak akan
jelas. Energi ransum yang tinggi meningkatkan daya cerna
akan menurunkan tingkat ransum, sehingga konsumsi
konsumsi pakan. Dari hasil ransum meningkat. Jika ternak
percobaan pada sapi pedaging mampu konsumsi ransum
dengan pemberian konsentrat tersebut maka pertumbuhannya
50%, kadar lemak 5%, akan juga akan membaik.
menurunkan konsumsi sebesar
2% pertambahan bobot badan
meningkat 28%.

67
Menurunkan Produksi Gas terkandung dalam hijauan akan
Metan menurun. Sebaliknya karbohidrat
yang mudah dicerna dan lemak
Didalam rumen ternak itu sendiri akan meningkat daya
ruminansia yang mengkonsunsi cernanya. Disarankan untuk
hijauan pakan ternak dalam menambahkan lemak/minyak
jumlah besar, akan meningkat pada ternak yang pemberian
produksi gas metan. konsentratnya banyak.
Penambahan lemak pada
ransum akan menurunkan 4.3.4. Mineral
produksi gas metan dan
meningkatkan efisiensi Mineral merupakan bahan
penggunaan energi. anorganik dalam bahan pakan
atau jaringan tubuh. Fungsi
Memperbaiki Rasio Asetat : mineral membantu proses
Propionat metabolisme. Mineral esensial
terdapat 15 macam dan sering di
Pemberian minyak biji rami bagi menjadi 2 kategori
(linseed) atau linolenat akan berdasarkan pada jumlah yang
menurunkan rasio asetat : diperlukan dalam pakan.
propionate sehingga Mineral yang diperlukan dalam
meningkatkan efisiensi jumlah banyak disebut mineral
penggunaan ransum. Pemberian makro dan dinyatakan dalam
minyak ikan menurunkan persen dari pakan. Mineral yang
produksi propionate sedangkan dibutuhkan dalam jumlah sedikit
penambahan lemak hewani disebut mineral mikro (trace) dan
menurunkan asetat. dinyatakan dalam ppm (part per
million) atau milligram per
4.3.3.2. Nilai Negatif kilogram.
Menurunnya
Konsumsi Dengan berkembangnya ilmu
makanan ternak beberapa
Penambahan lemak kedalam mineral diduga esensial bagi
ransum akan meningkatkan ternak, misalnya : flour (F),
tingkat konsumsi ransum. Pada silikon (Si), titanium (Ti),
batas tertentu penambahan vanadium (V), chromium (Cr),
energi yang terlalu banyak akan nickel (Ni), arsenic (As), bromine
menyebabkan tingkat konsumsi (Br), strontium (Sr), Cadmium
menurun. (Cd) dan Tin (Sn). Masing-
masing kelompok mineral
Menurunkan Kecernaan Serat dijelaskan sebagai berikut:
Kasar

Pada ternak yang diberi hijauan


pakan dalam jumlah tinggi maka
pencernaan serat kasar yang

68
4.3.4.1. Mineral Makro sebanyak 0,95 gram untuk
Mineral berfungsi membentuk setiap Kg produksi air susu.
tulang, merupakan komponen Pospor berfungsi untuk
dari organ tubuh, kofaktor enzim, pembentukan tulang,
dan menjaga tekanan osmotic. penggunaan energi, sistem
Kelompok mineral makro terdiri ensim, kesimbangan asam basa,
dari 7 jenis yaitu: calsium (Ca), translokasi lemak dan struktur
phospor (P), potasium (K), sel. Sumber P adalah tepung
Magnesium (Mg), sulfur (S), ikan, tepung kerang, tepung
natrium (Na) dan Chlorida (Cl). tulang dan kapur.
Pastura tropis rendah
Fungsi masing-masing mineral kandungan pospornya. Hijuan
makro dijelaskan sebagai yang tua dan limbah pertanian
berikut: kandungan P nya juga rendah
sehingga banyak ternak sapi
Kalsium dan Pospor yang menderita defisiensi P.
Kalsium dan pospor diperlukan Gejala defisiensi pada
untuk pembentukan dan ruminansia P antara lain :
merawat tulang. Rasio Ca-P y Tingkat pertumbuhan
pada ternak ruminansia menurun (berhenti)
dianjurkan 1:1 sampai 1:2, rasio y Pica atau Nafsu makan yang
yang terlalu lebar misalnya 8:1 aneh (makan apa saja yang
akan menurunkan produksi tidak lazim kayu, tanah,
ternak. Komposisi kalsium dan tulang)
pospor dari bagian mineral tubuh y Tidak ada estrus (birahi),
sebersar 70%. Fungsi kalsium y Tingkat konsepsi
untuk membentuk tulang, proses (perkawinan) yang rendah
pembekuan darah, kontraksi pada ternak jantan
otot-syaraf, keseimbangan y Tulang lemah, rapuh dan
asam-basa dan aktifitas kelemahan pada sendi-sendi
sejumlah ensim.
Untuk suplemen P dapat
Kebutuhan Ca-P pada ternak digunakan preparat dikalsium
sapi dihitung berdasarkan fosfat atau natriun fosfat atau
kebutuhan untuk hidup pokok amonium polifisfat. Sumber P
dan produksi, Untuk kebutuhan dalam pakan adalah bungkil-
hidup pokok 1,54 gram Ca dan bungkilan, produk hewani
2,80 gram P untuk setiap 100 kg (tepung tulang-daging), dan
berat badan ternak. Untuk tepung ikan.
pertumbuhan di hitung Ca
sebanyak 7,1 gram dan P
sebanyak 3,9 gram untuk setiap
pertambahan protein 100 gram.
Untuk produksi susu dioperlukan
Ca sebanyak 1,23 gram dan P

69
Garam harus diperhatikan, karena K
Sodium (Na), potassium dalam konsentrat kandungannya
magnesium dan klorida (Cl) rendah. Bahan yang banyak
berfungsi bersama-sama dengan mengandukng K adalah tetes.
fosfat dan bikarbonat menjaga Kebutuhan K pada ruminasia
homeostatis proses osmosis berkisar 0,5-0,8%.
dan pH badan. Sodium dan
clorine penting untuk semua Magnesium (Mg)
ternak. Dalam pakan Magnesium merupakan bagian
ditambahkan garam untuk dari jaringan tubuh dan cairan
memaksimumkan tingkat tubuh lainnya. Bahan pakan
pertumbuhan dan produksi. Jika yang mengandung Mg antara
kandungan garam tinggi maka lain dedak gandum (Pollard),
konsumsi air juga akan konsentrat nabati sumber protein
meningkat. (Bungkil kedelai) dll.

Potasium (K) Pada ternak ruminansia Mg


terdapat pada tulung dengan
Kalium (K) merupakan mineral
kandungan 0,5-0,7%. Dalam
intraseluler yang berperan dalam
jaringan daging kandungannya
metabolisme karbohidrat dan
190 mg/kg, sedangkan pada
protein, keseimbangan asam-
syaraf 100 mg/kg. Fungsi Mg
basa, pengaturan tekanan
sebagai katalisator enzim dalam
osmose, dan keseimbangan air.
metabolisme karbohidrat dan
Kekurangan mineral ini akan
protein, oksidasi sel dan
mengganggu aktifitas ternak dan
mempengaruhi aktivitas
peran mineral makro lainnya.
neuromuskular. Kebutuhan Mg
pada anak sapi diperkirakan
Pada ternak ruminansia
sebesar 12-30 mg/kg berat
kebanyakan K menyebabkan
badan. Untuk induk sapi bunting
defisiensi Na (NaCl) demikian
dibutuhkan 9 mg/kg berat badan,
juga sebaliknya. Pada ternak
sedang untuk induk laktasi
yang banyak makan hijauan,
diperlukan sebsesar 21 gr/kg
kadar K dalam hijauan lebih
berat badan per hari. Dalam
tinggi dari Na. Sapi akan lebih
pakan ternak Mg terdapat pada
banyak mengkonsumsi NaCl jika
hijauan pakan ternak dan
ransum banyak mengandung
konsentrat.
hijauan. Pakan konsentrat lebih
sedikit mengandung K dari pada
Gejala-gejala defisiensi Mg pada
hijauan.
sapi sebagai berikut:
y Sapi menegangkan leher
Hijauan yang berkualitas rendah
(opistotonus) dengan
kandungan K nya juga rendah.
mengangkat kepala setinggi
Pada pemberian konsentrat
tingginya.
yang tinggi, misal pada proses
penggemukan maka unsur K

70
y Anak sapi sering banyak mengandung sulfat. dan
menggerakkan telinga ke sebagian kecil dalam darah.
belakang dengan posisi agak Disamping sebagai materi
kebawah dan sensitif pembangun S juga berfungsi
terhadap rangsangan dari pada metabolisme protein,
luar (suara atau fisik), terjadi lemak dan karbohidrat,
tremor urat daging, konvulsi pembentukan darah, endokrin,
kemudian mati. keseimbangan asam basa.
y Gras tetany, sapi mengalami Kebutuhan ternak ruminansia
gejala seperti penyakit akan S belum jelas, diperkirakan
tetanus yaitu kejang-kejang 0,10-0,32%.
karena aktivitas daging yang
meningkat (tremor). Pakan alami biasanya sudah
Cara mengatasi kekurangan Mg mencukupi kebutuhan ternak
• Memupuk pastura dengan akan sulfur. Sumber S pada
preparat Mg (Calsined pakan ternak adalah hijauan dan
magnesite), dosis jagung atau silase jagung.
pemupukan 17 kg/ha. Namun dalam kasus defisiensi S
• Penambahan preparat Mg ternak menunjukan gejala klinis
pada konsentrat dengan penurunan nafsu makan, dan
dosis MgO2 sebanyak 5 pertambahan berat badan,
gr/400 gram pakan per hari kelemahan umum, lakrimasi,
sampai dapat terjadi kematian.
• Penambahan MgO2 pada
Sesuai dengan fungsinya maka
molase blok dengan dosis 50
defisiensi S menyebabkan
gr/hari untuk sapi dewasa
gangguan sintesis protein
dan 7-15 mg untuk anak
mikroba, gejala kekurangan
sapi.
protein, penurunan kecernaan
• Penambahan preparat Mg
selulosa, dan penimbunan asam
Pada air minum
laktat yang terlihat dalam darah
• Pemberian dosis tunggal 400 dan urin. Kadar S yang aman
ml latrutan yang adalah 0,1-0,2%, tergantung
mengandung 25% Mg sulfat jenis makanan.
atau Mg laktat pada
intravenus.
Calsium (Ca)
• Pemberian kapsul Mg alloy
sebesar 226 gram pada sapi Ca merupakan mineral yang
yang menderita tetani. paling banyak dalam tubuh.
Mineral ini dibutuhkan untuk
Belerang (S) pembentukan tulang,
perkembangan gigi, produksi air
Sulfur merupakan bagian dari
susu, telur, transmisi impuls
protein yang terdapat pada asam
syaraf, pemeliharaan
amino cystine, cystein dan
eksitabilitas urat daging yang
methionine. Disamping itu S juga
normal (bersama-sama dengan
terdapat pada vitamin biotin,
K dan Na), regulasi denyut
thiamin dan polisakarida yang
jantung, gerakan urat daging,

71
pembekuan darah dan mengandung Ca dari pada
mengaktifkan menstabilkan rumput. Biji-bijian untuk
enzim (misalnya: amilase konsentrat kadar Ca nya rendah.
pankreas). Defisiensi Ca Sumber Ca adalah kalsium
menyebabkan riketsia, karbonat, batu kapur giling,
pertumbuhan terhambat, tidak tepung tulang, dikalsium forpat,
ada koordinasi otot. kalsium sulfat, tepung ikan,
tepung kerang, tepung tulang.
Rickets, Gejala rickets di jumpai
pada sapi muda yaitu tulang 4. 3.4.2. Mineral Mikro (Trace
hewan muda terganggu. Tanda- Mineral)
tanda klinis yang nampak Trace mineral (mineral mikro)
adalah: tulang menjadi lemah, terdiri dari 8 jenis yaitu : cobalt
lembek (kurang padat), sensi- (Co) , cooper (Cu), Iodine (I),
sendi membengkak, besi (Fe), mangan (Mg),
pembesaran ujung tulang, kaki selenium (Se), cobalt (Co) dan
kaku, tulang punggung zink (Zn). Cobalt juga diperlukan
melengkung, bungkul pada tetapi sudah terdapat pada
tulang rusuk. Jika rickets vitamin B12. tembaga dan besi
dibiarkan maka akan terjadi sering sudah cukup pada bahan
kelainan pada kaki yang pakan sehingga tidak perlu
melengkung hal ini disebabkan penambahan. Trace mineral
oleh tensi urat daging dan bobot merupakan bagian dari molekul
badan yang di pikul oleh tulang organik. Besi merupakan bagian
kaki yang lemah. dari hemoglobin dan citocrom.
Yodium adalah bagian dari
Osteomalasia, Kekurangan Ca thyroxine. Tembaga, mangan,
pada ternak dewasa akan selenium, dan zink membantu
menyebabkan osteomalasia. proses enzim. Khusus untu zink
Yaitu akibat demineralisasi dari merupakan bagian dari struktur
tulang hewan yang sudah DNA.
dewasa. Kandungan Ca (dan P)
dalam tulang sifatnya dinamis, Kebutuhan trace mineral
artinya pada saat produksi dipenuhi dari bahan pakan yang
ternak tinggi akan mengambil Ca di konsumsi ternak. Pada kasus
dari tulang. Gejala klinis antara khusus tanah yang ditumbuhi
lain kelemahan tulang dan bahan pakan defisiensi trace
gampang rusak kalau kena mineral yang menyebabkan
tekanan. Kadar Ca bahan pakan kandungan trace mineral dalam
sangat bervariasi yang bahan pakan rendah. Masing-
disebabkan oleh jenis tanaman, masing mineral mikro dijelaskan
bagian dari tanaman dan umur sebagai berikut:
tanaman. Hijuan pakan ternak
yang lebih tua kadar Ca nya
akan menurun. Leguminosa atau
kacang-kacangan lebih banyak

72
Mangan (Mn) Mn. Hal ini disebabkan Mn
dalam hijauan dan pakan
Mn diperlukan untuk aktivator
konsentrat sudah cukup untuk
enzim, dan trasfer pophat dan
kebutuhan ternak. Sumber Mn
decarboxilase, mencegah
adalah hijauan, konsentrat dan
perosis, dan pertumbuhan
premix mineral buatan pabrik.
tulang. Sumber Mn adalah
hijauan dan bahan konsentrat
Copper (Cu)
seperti jagung. Didalam tubuh
ternak Mn dijumpai pada hati, Copper berperan dalam enzim
ginjal, pankreas, dan pituatary, dan ultilisasi besi dalam
dan sedikit pada jantung, urat pigmentasi kulit dan
daging dan tulang. Pada pembentukan hemoglobin.
ruminansia Mn berfungsi Beberapa enzim yang
sebagai sintesa karbohidrat, membutuhkan copper antara lain
mucoplyssacharide, sistem ceruloplasmin, cytochrome,
ensim, misalnya pyruvate oxidase, lusine oksidase,
carboxylase, arginine synthetase tryrosinase, plastocyanin, dan
dll. Kebutuhan Mn pada baemocyanin. Penyerapan
ruminansia belum banyak copper dipengaruhi oleh
diketahui tetapi kekurangan Mn beberapa faktor yaitu: keasaman
menyebabkan gejala klinis lambung, penggunaan calsium
bentuk tulang dan postur yang carbonat dan ferros sulfid akan
abnormal. Kelainan bentuk menurunkan penyerapan
tulang antara lain kaki bagian Copper. Copper yang tidak
bawah, pembengkakan sendi, terserap akan dikeluarkan lagi
humerus yang relatif pendek, melalui tinja (feces). Pada
dan tulang yang relatif rapuh. kenyataannya dari copper yang
Defisiensi Mn juga dapat dikonsumsi lebih dari 90%
menggagu proses reproduksi disekresikan kembali oleh
ternak jantan dan betina. Pada ternak. Sumber copper adalah
ternak jantan menyebabkan, pakan alami.
gangguan spermatogenesis,
degenerasi testis, dan Fungsi esensial dalam tubuh
epididimus, dan berkurangnya antara lain:
hormon kelamin yang y Pembentukan hemoglobin,
menyebabkan sterilitas. Pada penyerapan Fe dan
ternak betina dapat terlihat ertrus mobilisasi Fe dari tempat
yang tidak menentu (tidak ada), penyimpannya.
dan tidak terjadi konsepsi y Membantu metabolisme
(pembuahan) dan kalaupun tenunan pengikat
terjadi pembuahan dapat y Kofaktor ensim memerlukan
menyebabkan keguguran. Di Cu utnuk aktifitas
daerah tropis yang banyak biologisnya. Enzim tersebut
terdapat gunung berapi bisanya antara lain: cytochrome
jarang terjadi kasus kekurangan oxidase, ascorbic acid
axidase dll.

73
Dalam tubuh ternak Cu dapat kelenjar gondok membengkak,
ditemui pada hati, otak, jantung, kehilangan bulu, kekurangan
urat daging, dan lemak. Pakan hormon tiroksin yang ditandai
dengan kandungan Cu 10 ppm dengan kelemahan umum, basal
dianggap cukup untuk sapi metabolisme menurun,
pedaging. Gejala defisiensi Cu pertumbuhan lambat, pedet lahir
antara lain: terganggunya mati. Pada hewan betina
pigmentasi, menderita fibrosis menyebabkan gangguan estrus
miokardium, tulang pipih dengan sedang pada jantan
tulang rawan melebar, mudah menyebabkan menurunnya
mengalami fraktur atau libido. Sumber yodium adalah
aoetoporosis. Hampir semua pakan alami seperti tepung ikan
hijauan dapat mensuplai dan hijauan makanan ternak.
kebutuhan Cu ternak sebanyak
3-4 kali yang dibutuhkan. Namun Zinz (Zn)
tanaman yang banyak Zn (seng) berperan dalam
mengandung pitat dan lignin pengaktif dan komponen
dapat menurunkan penyerapan beberapa enzim seperti carbonic
Cu. Preparat Cu yang dapat anhydrase, carboxys peptidase,
digunakan adalah CuCO3, alkohol dehidogenase yang
CuSO4 dll. berperan dalam metabolisme
asam nukleat, sintesis protein
Iodium (I) dan metabolisme karbohidrat.
Mineral iodium terdapat dalam Dalam kulit dan jaringan tubuh
tubuh ternak kelenjar tiroid, lainnya serta tulang juga
darah, daging dan susu. terdapat Zn. Gejala klinis pada
Jaringan lain yang mengandung ruminansia adalah tidak peduli
I adalah lambung, kelenjar terhadap lingkungannya,
saliva, ovarium, kelenjar pembengkakan kaki dan
pituatary, kulit, plasenta, dan dermatitis pada leher, kepala
rambut. I diperlukan untuk dan kaki, gangguan penglihatan,
sintesis hormon oleh kelenjar banyak bersalivasi (ludah),
thyroid yang mengatur penurunan fungsi rumen, luka
metabolisme energi. Hormon sulit sembuh, dan gangguan
tiroid memegang peran dalam reproduksi ternak jantan.
termoregulasi, proses Sumber Zn adalah dedak padi
metabolisme antara, reproduksi, dan dedak gandung. Namun
pertumbuhan dan demikian defisiensi Zn jarang
perkembangan, sirkulasi dan terjadi karena dalam pakan
fungsi urat daging. Penyerapan ternak sudah tersedia cukup
yodium pada susu kecil dan kandungan Zn. Didalam
dikonsentrasikan pada kelenjar luguminosa terdapat kandungan
thyroid. Kebutuhan I belum jelas, Zn 60 ppm, biji-bijian
diperkirakan sekitar 0,05-0,8 mengandung 10-30 ppm Zn,
ppm. Defisiensi I menyebabkan sumber protein nabati
mengandung 50-70 ppm Zn,

74
sumber protein hewani dengan gejala bulu ekor rontok,
mengandung 100 ppm. hilangnya nafsu makan, kuku
Kebutuhan Zn ternak ruminansia coplok, dan bisa mati karena
sulit diperkirakan namun secara kelaparan, haus dan gangguan
umum kebutuhan tersebut 20-40 pernafasan.
mg/kg berat kering pakan.
Molibdenum (Mo)
Selenium Mo didapati pada seluruh urat
Se berperan pada proses daging-tulang dan sedikit pada
metabolisme yang normal dan hati, ginjal dan bulu ternak.
ada kaitannya dengan vitamin E. Fungsi dari Mo adalam
Vitamin E dapat menggantikan komponen esensial dari
kebutuhan mineral Se. beberapa enzim misalnya:
Kelebihan Se akan xanthine oksidase, aldehyda
menyebabkan keracunan ternak. oksidase dll. Kebutuhan Mo bagi
Sumber pakan yang ternak ruminansia belum
mengandung Se antara lain diketahui secara jelas.
jagung (20 ppm), dan dedak Kekurangan Mo jarang
gandum (55 ppm). ditemukan, tetapi kelebihan Mo
justru menyebabkan defisiensi
Dalam tubuh ternak berupa Cu dan menjadi racun yang
seleno-protein yang terdistribusi menyebabkan diare, anoreksia,
secara luas dalam tubuh. Se anemia, ataksia, dan kelainan
juga berperan dalam bentuk tulang, depegmintasi kulit
penyerapan lipid dalam saluran atau bulu. Sumber pakan yang
pecernaan, atau pengangkutan mengandung Mo adalah hijauan
melalui dinding usus. Dalam segar, sedang pada hijauan
tanaman Se terdapat dalam kering kandungan Mo menurun.
bentuk selenium amino acid
bersama-sama dengan protein. Cobalt (Co)
Kandungan Se tanaman sangat
Dalam tubuh ternak Co
tergantung dari kandungan Se
ditemukan pada hati, mata,
dalam tanah. Pada tanaman
ginjal, kelenjar adrenal, limpa
selenium terdapat pada
dan pankreas dan sedikit pada
leguminosa dan rumput.
sumsum tulang darah, susu dan
empedu. Didalam rumen sapi Co
Kebutuhan Se pada sapi yang
digunakan mikroba untuk
sedang tumbuh adalah 0,10
pembentukan B12. pada
mg/kg ransum kering, untuk sapi
makanan ternak kandungan Co
jantan dan induk yang sedang
pada rumput lebih rendah dari
bunting 0,05-0,10 mg/kg ransum
pada leguminoisa. Kebutuhan
kering. Kekurangan Se
Co pada pakan sebesar 0.1 ppm
menyebabkan daging sapi
dari bahan kering pakan.
berwarna putih, gangguan
jantung, dan paralisis. Kelebihan
Se menyebabkan keracunan

75
Pada tanah yang berpasir berperan dalam tarnspor oksigen
kandungan Co rendah sehingga dalam sel dan respirasi sel.
tanaman yang tumbuh di tanah
tersebut juga rendah kandungan Kebutuhan anak sapi berkisar
Co. Jika ternak makan tanaman 100 ppm sedangkan sapi
yang tumbuh ditanah tersebut dewasa 50 ppm dari bahan
akan mengalami defisiensi Co. kering pakan. Kelebihan Fe akan
Pada tanah yang banyak diberi di simpan dalam hati, limpa dan
kapur juga kadar Co rendah. sumsum tulang. Kadar Fe yang
Gejala defisiensi Co adalah diperlukan dalam pakan ternak
nafsu makan menurun, sebesar 100 µg/g cukup untuk
pertumbuhan terganggu, semua jenis ternak. Defisiensi
pertambahan berat badan Fe banyak terdapat pada anak
berkurang, diikuti nafsu makan sapi karena dalam air susu
yang semakin berkurang, cepat kadarnya rendah, juga bisa
kurus, anemia parah, dan hewan disebabkan oleh pendarahan
dapat mati. Dari segi reproduksi yang disebabkan parasit. Gejala
terdapat 3 gejala klinis akibat klinis dari defisiensi Fe adalah
defsiensi Co yaitu: penundaan anemia, (selaput lendir menjadi
ovulasi-estrus, estrus tidak pucat), kadar hemoglobin
teratur, dan gejala estrus tidak menurun, tingkat kejenuhan
jelas. Untuk mencegah defisiensi transferin menurun, kurang
Co dapat dilakukan upaya-upaya memperhatikan lingkungan,
sebagai berikut: nafsu makan dan pertambahan
y Pemupukan pastura dengan berat badan menurun, serta
preparat Co anthrophy pada papil-papil lidah.
y Penyuntikan viatmin B12 Pada prakteknya kebanyakan
y Penambahan Co pada pakan rumput mengandung Fe 100-250
dengan dosis 2 gram/ton ppm dan leguminosa
pakan. mengandung 200-300 ppm,
y Mencekok sapi dengan sehingga kasus kekurangan Fe
mineral yang mengandung jarang terjadi karena kandungan
Co Fe hijauan lebih tinggi dari yang
y Pemberian Co dalam bentuk dibutuhkan ternak. Bahan yang
Cobaltik Oksida dan tanah mengandung Fe tinggi adalah
lempung tepung daging dan ikan dengan
kadar Fe 400-600 ppm, biji-bijian
Fe 30-80 ppm dan bungkil 100-400
ppm. Jika diperlukan suplemen
Dalam tubuh Fe didapati pada
Fe dapat menggunakan Fe
hati, limpa, ginjal, jantung,
sulfat, fero karbodat, feri klorida
sumsum tulang, darah dan sel-
dll
sel lainnya. Fungsi Fe
dibutuhkan pada pembentukan
hemoglobin, mioglobin, enzim
satilase, dan peroksidase. Fe

76
Mineral yang Mungkin Kebutuhan vitamin dinyatakan
Esensial dalam milli gram per kilogram
pakan, kecuali vitamin A,D dan E
Fluor (F) sangat baik digunakan dinyatakan dalam Internasional
oleh tulang dan gigi. Pada Unit (IU).
jaringan lunak F paling banyak
terdapat pada ginjal. Kasus Pada ternak ruminansia
keracunan F disebabkan oleh perhitungan kebutuhan vitamin
kontaminasi makanan dan lebih rumit karena beberapa
minuman. Air dengan kadar F 3- vitamin dapat disintesa oleh
15 ppm akan berakibat racun mikroba di dalam rumen,
dan pakan yang mengandung F misalnya B komplek. Vitamin
sebesar lebih dari 2 ppm. yang larut dalam lemak tidak
Tanaman pada kondisi normal disintesa dalam rumen dan
mengandung F sebesar 1-2 beberapa didegradasi oleh
ppm. Sapi yang mengkonsumsi mikroba rumen, sehingga harus
pakan yang mengandung F ada penentuan secara khusus
sebesar 100 ppm akan tentang kebutuhan ternak
menyebabkan keracunan akut, ruminansia untuk dapat
sedang kandungan 30 ppm berproduksi yang maksimum.
dalam jangka lama akan
menyebabkan flourosis kronis. 4.3.5.1. Vitamin Yang Larut
Gejala keracunan adalah Dalam Lemak
eksitasi, tingginya kadar F dalam
darah dan urin, kaku, anorexia, Vitamin A (Retinol)
salvias berlebihan, muntah,
spasmus urinasi dan defekasi, Vitamin A terlibat dalam sistem
lemah, depresi yang berat dan penglihatan dan pengelolaan
kelainan jantung. Sumber F jaringan epitel di seluruh
adalah tepung tulang, tepung permukaan tubuh bagian luar
darah (hasil ikutan ternak), dan maupun bagian dalam serta
tepung ikan. berbagai kelenjar
endokrin/gonad. Peran vitamin A
4.3.5 Vitamin juga membantu pembentukan
protein.
Vitamin digolongkan menjadi 2
kelompok yaitu vitamin yang Pakan ternak terdiri dari bahan
larut dalam lemak dan vitamin nabati dan hewani. Pada bahan
yang larut dalam air. Vitamin hewani terdapat vitamin A sejati,
yang larut dalam lemak terdiri sedang pada pakan nabati
dari vitamin A,D, E dan K. terdapat provitamin A yang
Sedangkan vitamin yang larut berawal dari caroten. Provitamin
dalam air terdiri dari tiamin, A tersebut akan diubah menjadi
riboflavin, asam nikotenat, vitamin A oleh ternak.
folasin, biotin, asam pantotenat,
pyridoxine, B 12, dan koline.

77
Untuk ternak ruminansia disaran dan D3 cholecalcifero). Vitamin
kandungan vitamin A dalam ini berfungsi dalam penyerapan
pakan sebesar 1200 IU/Kg vitamin Ca dan P dan proses
ransum kering untuk ternak yang kalsifikasi dalam pertumbuhan
sedang tumbuh, sedang untuk tulang. Secara umum vitamin D
ternak betina laktasi dan dibutuhkan untuk membantu
pejantan disarankan 3900 IU per pertumbuhan Dengan bantuan
kg ransum kering. sinar ultra violet matahari tubuh
ternak dapat mengubah
Pada ternak ruminansia gejala provitamin D menjadi vitamin D.
defisiensi lebih banyak pada Prinsip ini dimanfaatkan
ternak muda yang cepat peternak dalam membangun
pertumbuhannya dibanding arah kandang yaitu agar dapat
ternak tua. Gejala defisiensi memanfaatkan sinar matahari
pada sapi sebagai berikut: untuk membantu proses
anoreksia diikuti dengan buta pembentukan vitamin D. Namun
malam, diare yang parah, tidak dengan berkembangnya vitamin
ada koordinasi dalam bergerak, sintesis teori tersebut tidak
banyak airmata dan ingus, selalu mutlak diterapkan dan
konvulsi, buta permanen, kornea ditambah penemuan bahwa
mata pecah, pertumbuhan lampu listrik (Neon) dapat
terganggu, berat badan mengganti peran sinar matahari.
menurun, dan bulu kulit kasar. Ternak sapi membutuhkan
Kelebihan vitamin A akan vitamin D sebanyak 275 IU per
menyebabkan ternak keracunan. Kg berat kering pakan secara
Pada sapi keracunan pada dosis rinci untuk anak sapi sebanyak 4
17.000 IU per kg ransum kering. IU/kg berat badan, untuk sapi
Keracunan pada ruminansia yang sedang tumbuh 2,5 IU/kg
menyebabkan menurunnya berat badan, dan 10 IU /kg BB
aktifitas enzim pada uantuk sapi bunting/laktasi.
metabolisme energi sehingga
mempengaruhi proses Defisiensi vitamin D pada sapi
pertumbuhan. menunjukan gejala gangguan
tulang dan riketsia pada sapi
Sumber vitamin A adalah hijauan muda, menurunnya Ca dan P
segar, silase, atau hay, jagung darah dengan tanda klinis sendi-
kuning, dan vitamin sintetis sendi membengkak dan kaku,
(asetat sintetis). Minyak hati anorexia, respirasi cepat,
merupakan sumber vitmin A iritabilitas, tetany, kelemahan,
yang terbaik tetapi jarang konvulsi, dan pertumbuhan
digunakan pada peternakan. terhambat. Pada sapi dewasa
tulang mudah fraktur (retak)
Vitamin D (Ergocalciferol) bahkan patah, jika terjadi pada
Vitamin D memiliki banyak tulang punggung akan
bentuk, tetapi yang penting bagi menyebabkan sapi lumpuh.
ternak adalah D2 (ergocalciferol)

78
Sumber vitamin D dalam pakan Vitamin K
berasal dari hijauan pakan
ternak dengan kandungan Vitamin K dikenal sebagai Anti
provitamin D sebanyak 11 IU haemoragi karena dibutuhkan
dan premix mineral buatan untuk membentuk protombin
pabrik. yang penting dalam proses
pembekuan darah jika terjadi
Vitamin E (Alfa tokoferol) luka pada ternak. Fungsi lain
Terdapat 7 vitamin E, tetapi adalah menyediakan energi
alpha tokoferol adalah yang untuk fungsi sel.
paling banyak penyebarannya
pada bahan pakan ternak. Pada ternak ruminansia vitamin
Vitamin E berfungsi menjaga K dapat disintesa oleh mikroba
kesuburan ternak atau antisteril. dalam rumen dan saluran
Peran vitamin E sebagai zat pencernaan dalam jumlah yang
makanan yang vital dalam cukup untuk memenuhi
metabolisme urat daging/syaraf, kebutuhan. Vitamain K
kontraksi urat daging, sirkulasi, merupakan satu-satunya vitamin
respirasi, pencernaan, ekskresi, yang larut dalam lemak yang
pertumbuhan, konversi kanan dapat disintesa oleh ternak
dan reproduksi. ruminansia. Pada kasus sapi
mengkonsumsi zat anti koagulan
Kebutuhan vitamin E pada anak (misal dekumarol dari jamur,
sapi 15-60 IU/Kg berat kering tanaman leguminosa/clover),
pakan, untuk sapi yang seang yang mencegah pembentukan
tumbuh 6,8-27,3 IU/Kg ransom protrombin yang
dan untuk sapi dewasa 13600 akanmenyebabkan ternak
IU/0,45 kg ransum, dan 54.600 defisiensi K.
IU/ton ransum untuk sapi dara,
laktasi dan bunting. Sumber vitamin K adalah bahan
Sumber vitamin E adalah pakan dari tanaman (K1), hewani (K2)
hijuan dan biji-bijian. Hijauan dan K3 dari vitamin sintetis.
segar mengandung 100-200 Vitamin K sintetis dikenal
mg/kg vitamin E, jagung kuning dengan menadion. Bahan pakan
25 mg/kg, juwawut 11 mg/kg, dn sebagai sumber alami Vit K
gandum 2-3 mg/kg. Nampak adalah tepung ikan, bungkil
bahwa hijuan lebih banyak kacang kedelai.
mengandung vitamin E
dibanding biji-bijian. Karena 4.3.5.2. Vitamin Yang Larut
vitamin E tidak stabil maka Dalam Air
disarankan menambahkan
premix mineral untuk suplai Vitamin yang larut dalam air
vitamin E. terdiri dari B1, B2, B6, niacin,
biotin, B12, asam folat dan C.
masing-masing manfaat dan
gejala defisiensi dijelaskan sbb:

79
Vitamin B1 (Thiamin) B2 merupakan komponen
flavoprotein yang berfungsi
Dalam tubuh ternak vitamin B1 sebagai konenzim.
berfungsi sebagai koensim Pada ruminansia gejala
kokarboxilase dalam bentuk defisiensi sebagai berikut
thiamin phyrophospahate. anoreksia, lakrimasi, salivasi
Fungsinya untuk proses berlebihan, diare, sakit disudut
enzimatis dekarbosilase asam mulut, bulu rontok, dan dapat
alpha keto atau dengan kata lain mati. Kejadian defisiensi
metabolisme asam piruvat disebabkan kandungan dalam
menjadi asetat. Secara pakan rendah dan mikroba
sederhana diuraikan bahwa rumen terganggu. Sumber
vitamin B1 membatu vitamin B2 adalah dari bahan
metabolisme karbohidrat pakan dan sintesis mikroba
menjadi energi. rumen. Disarankan untuk
Kekurangan thiamin menambah vitmain B2 sebanyak
menyebabkan akumalasi asam 65 µg/kg bobot badan pada anak
asam piruvat dan akan sapi yang diberi minum susu
menurunkan produksi asam pengganti. Sumber B2 adalah
laktat di jaringan, dan ternak jagung kuning dan bungkil
menunjukan defisiensi vitamin kedelai.
B1. Defisiensi pada ternak
ruminansia menunjukan gejala Niacin
buta, urat daging tremor, gigi
gemeretak, opisthotonus dan Niacin berberan sebagai
konvulsi. koensim yang membantu
metabolisme karbohidrat, protein
Pada ruminansia sumber vitamin dan lemak. Bentuk koensim
B1 dari pakan dan mikroba adalah nicotinamide dinucleoide
rumen. Mikroba rumen dapat (NAD) dan nicotinamide
mensintesis vitamin B1. Pada dinucleoide phosphate (NADP).
anak sapi dimana mikroba Sumber niacin adalah bekatul,
rumen belum berkembang maka tepung ikan, dedak padi, dedak
sumber B1 dari air susu yang gandum dan bungkil.
diminumnya. Jika air susu
diganti dengan susu pengganti Pada ternak ruminansia niacin
(milk replecement) maka dapat dibentuk dari tryptopan.
disarankan menambahan Reaksi ini terjadi didalam
vitamin B1 menurut NRC mikroba dan jaringan rumen.
sebanyak 65 µg/kg bobot badan. Sehingga niacin erat
hubungannya dengan
B2 (Riboflavin) thryptophan. Jika kadar
tryptopan dalam pakan rendah
Vitamin B2 berfungsi membantu (0,2%) maka baru ada
tranportasi hidrogen, kebutuhan minimal niacin.
metabolisme protein dan energi. Kandungan tryptopan 60 mg

80
setara dengan 1 mg Niacin. Asam Folat
Anak sapi yang kandungan air Vitamin ini memegang peranan
susunya rendah akan menderita penting salam reaksi biokimia
defisiensi Niacin. dalam memindahkan unit C
tunggal dalam berbagai reaksi.
Pyrodoxin (B6) Fungsinya antara lain dalam
Vitamin B6 berfungsi sebagai interkonversi serin dan glysin,
koensim yang membantu proses dalam sitesa purin, degradasi
metabolisme protein. Sehingga histidin atau dalam sintesa group
perannya esensial dalam proses methyl tertentu. Purin penting
pertumbuhan. Sumber B6 dalam pertumbuhan dan
adalah pakan berasal dari reproduksi semua jaringan tubuh
hewani, bungkil kedelai, dan biji- karena purin merupakan bagian
bijian. Dalam kondisi normal dari DNA.
jarang terjadi defisiensi B6
kecuali jika pakan rusak atau Defisiensi asam folat maka
bahan pakan dipalsukan. pembentukan nucleo protein
dalam proses pendewasaan sel-
Biotin sel darah tidak terjadi dan akan
menyebabkan gejala anemia
Biotin sebagai kelompok yang spesifik. Oleh karena itu
prostetik berperan pada Folat juga dikenal dengan anti
beberapa enzim yang anemia. Pada ternak ruminansia
memantapkan katalis CO2 kebutuhan folat dipenuhi dari
kedalam jaringan organik. Enzim pakan dan sintesis mirkoba
yang mengandung Biotin adalah rumen. Sumber asam folat
acetyl koensim A karbosilasi, adalah tepung ikan dan jagung.
propionil koensim A karboxilasi
dan methyl malonyl Cyanocobalalamin (B12)
transkarbosilasi. Pada ruminan
bitoin dibutuhkan pada siklus Fungsi B12 adalah sebagai
urea, sintesis arginin, pirimidin koenzim pada beberapa reaksi
(asam nukleat penyusun DNA), metabolik. Vitamin ini dibutuhkan
lintasan ekstra mitokondrial dan untuk sintesis grup metil dari
sitesa asam lemak, sehingga karbon tunggal sebagai
penting perannya dalam proses prekusor, secara langsung
pertumbuhan. dibutuhkan dalam metabolisme
asam amino dan sintesis protein.
Sumber Biotin adalah dedak, Selain itu B12 juga berfungsi
bekatul, biji-bijian. Jarang pada metabolisme propionat
dijumpai defisiensi bitoin, namun yang penting sebagai
jika kasus terjadi gejalanya pembentuk glukosa. B12 juga
adalah perosis, pertumbuhan diperlukan oleh mikroba rumen.
lambat, kerdil dan dermatitis Defisiensi B12 pada ruminan
disekitar dan kaki. menyebabkan terakumulasi
propionat dan asetat dalam

81
darah yang akan menyebabkan Vitamin C
menurunnya nafsu makan 40-
70%. Anak sapi perlu suplai Vitamin C secara kimiawi dikenal
vitamin B12 pada makanannya, dengan L asam askorbat. Peran
sedang sapi dewasa hanya perlu vitamin C adalah pada
suplai Co agar mikroba dalam mekanisme oksidasi dan reduksi
rumen dapat mensintesis B12. di dalam sel-sel hidup. Fungsi
Kebutuhan anak sapi lain dari vitamin C adalah
diperkirakan 0,54 mg per kg mengurangi tekanan pada iklim
berat badan. tropis. Pada ternak ruminansia
vitamin C disintesa dalam rumen
Suplai Co pada ternak ternak.
ruminansia diperlukan sebagai Ringkasan Gejala Defisiensi
salah satu bahan dalam Vitamin tertera pada Tabel 8.
pembentukan vitamin B12. sapi
dara yang diberi silase akan 4.3.6. Air
memproduksi vitamin B12 lebih Air merupakan nutrisi yang
banyak daripada ternak yang penting bagi ternak. Kebutuhan
diberi hay (rumput kering). air sangat tergantung dari
temperatur lingkungan dan
Kolin (Choline) kelembaban relatif dan
komposisi pakan ternak, tingkat
Kolin merupakan substansi pertumbuhan, dan efisiensi
esensial dalam pembentukan ginjal. Jumlah air yang
dan pemeliharaan struktur sel dikonsumsi diperkirakan 2 kali
dan metabolisme lemak dalam lebih banyak dari pakan yang
hati. Kolin terdiri dari komponen dikonsumsi berdasarkan berat
asetil kolin yang berperan pada pakan, tetapi konsumsi air pada
mediator dalam aktivitas urat kenyataannya sangat bervariasi.
syaraf. Pembentukan asetil kolin Proporsi air sebesar 2/3 bagian
yang penting dalam transmisi dari masa seekor ternak, dengan
impuls syaraf membutuhkan berbagai peran dalam kehidupan
kolin. ternak.
Pada ternak ruminansia kolin 4.3.6.1. Fungsi Air
disintesa oleh mikroba rumen.
Hasil suatu percobaan pada Fungsi air terdiri dari 4
ternak sapi pedaging, dengan komponen yang terintegrasi
penambahan kolin sebanyak 500 dalam system pertumbuhan.
mg per kg ransum akan
meningkatkan total mikroba Komponen jaringan
rumen, produksi gas dan VFA Air bebas yang terikat dalam
(Volatil Fatty Acid). Hasil yang jaringan daging merupakan
diperoleh adalah kenaikan berat contoh yang baik. Perubahan
badat 7% dan efisiensi pakan keduanya (air bebas dan terikat)
2,5%.

82
Tabel 8. Ringkasan Gejala Defisiensi Vitamin

No Vit Ruminansia

1 A Anoreksia diikuti dengan buta malam, diare yang


parah, tidak ada koordinasi dalam bergerak,
banyak airmata dan ingus, konvulsi, buta
permanen, kornea mata pecah, pertumbuhan
terganggu, berat badan menurun, dan bulu kulit
kasar
2 D Gangguan tulang dan riketsia pada sapi muda,
menurunnya Ca dan P darah dengan tanda klinis
sendi-sendi membengkak dan kaku, anorexia,
respirasi cepat, iritabilitas, tetany, kelemahan,
konvulsi, dan pertumbuhan terhambat
3 E Pertumbuhan menurun, konversi makanan
menurun, reproduksi rendah, langkah tidak
terkoordinasi, syaraf tidak terkoordinasi,
4 K Jika terjadi luka darah sukar untuk membeku
protombin dalam darah rendah
5 B1 Buta, urat daging tremor, gigi gemeretak,
opisthotonus dan konvulsi.
6 B2 anoreksia, lakrimasi, salivasi berlebihan, diare,
sakit disudut mulut, bulu rontok, dan dapat mati
7 Niacin Pertumbuhan terganggu
8 B6 Pertumbuhan terganggu
9 biotin Pertumbuhan terganggu
10 Asam folat Pertumbuhan terganggu
11 B12 Propionat dab asetat dalam darah yang akan
menyebabkan menurunnya nafsu makan 40-
70%.
12 Kolin Sistem syaraf terganggu
13 C Stress
Sumber: Parakkasi, 1999

83
dapat mengubah aktivitas enzim sangat bervariasi dari 3% s.d
yang selanjutnya berpengaruh 80% tergantung jenis bahan
pada tingkat pertumbuhan urat pakannya, dan air dari hasil
daging. Jumlah air yang di ikat oksidasi. Komponen air dalam
dipengaruhi oleh fase tubuh ternak mencapai 2/3 bobot
perkembangan jaringan urat badan (55-75%).
daging. Sapi yang tua kapasitas
mengikat air lebih tinggi 4.3.6.2. Kebutuhan Air
dibanding sapi yang lebih muda. Kebutuhan air dipengaruhi oleh
kandungn bahan kering, dan
Media Fisik komponennya, temperatur
Air berfungsi sebagai pengantar lingkungan dll. Kebutuhan Air
zat makanan dari saluran Pada Berbagai Temperatur pada
pencernaan kedalam jaringan Ruminansia tertera pada Tabel
tertentu untuk sintesis komponen 9. Faktor yang mempengaruhi
tertentu guna pertumbuhan atau konsumsi air sbb:
hidup pokok sel tertentu.
Lingkungan, Pada ruminansia,
Mengatur Fungsi Osmosis jika tempertur berubah maka
Dalam Sel konsumsi bahan kering atau
Air berperan dalam memelihara energi akan menurun dan
keseimbangan konsumsi mineral konsumsi air meningkat. Ditinjau
tertentu dalam urat daging. dari segi pertumbuhan, dalam
Konsentrasi kalsium dalam urat keadaan panas meningkat maka
daging penting untuk mengatur pertumbuhan akan menurun,
metabolisme energi dan namun sebagian penurunan
kontraksi. Jika kadar mineral dapat diganti dengan
tidak seimbang akan peningkatan retensi air. Faktor
menyebabkan kontraksi dan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan urat daging konsumsi adalah:
terganggu.
Tabel 9. Kebutuhan Air
Air sebagai Pereaksi (Reagent) Kebutuhan
No Temp 0C Air (Lt/Kg
Air berberan dalam fungsi reaksi
Konsumsi
kimia untuk sintesis
Bahan
(pembangunan) jaringan.
Kering)
Contoh: reaksi hidrolisis untuk
1 15-20 3,1
sintesa asam amino untuk
pembentukan protein. 2 21-27 4,7
3 >27 5,5 atau
Air yang digunakan oleh ternak lebih
dapat berasal dari air minum, air 4 Setial 1 lt 5 liter air
yang terkandung dalam bahan susu
pakan dan air hasil proses Sumber: Parakkasi, 1999
metabolic. Air dari bahan pakan

84
Protein, Semakin tinggi terjadi secara terus menerus
konsumsi protein maka semakin sehingga harus diimbangi
tinggi konsumsi air. Air tersebut dengan konsumsi air minum.
diperlukan untuk mengeluarkan Defisiensi air akan
hasil metabolisme protein lewat menyebabkan konsumsi pakan
urin. menurun. Pada suhu 40ºC
ternak menunjukan gejala stress
Na Cl, Semakin tinggi konsumsi misalnya minum, penguapan,
NaCl maka semakin tinggi volume urin, dan tingkat respirasi
konsumsi air. Perubahan 1% diperbanyak. Jika tidak tersedia
salinitas tidak mempengaruhi jumlah air minum dalam jumlah
konsumsi air minum pada yang cukup maka bobot badan
domba. akan menurun drastis dan tanda-
tanda dehidrasi. Karena banyak
4. 3.6.3. Pengeluaran Air faktor yang mempengaruhi
tingkat konsumsi air minum
Pengeluaran air pada maka disarankan untuk memberi
ruminansia melalui urin, feces, minum secara adlibitum (tidak
penguapan via paru-paru serta terbatas) kepada ternak.
permukaan tubuh dan keringat.
Air yang keluar melalui urin lebih 5. Prinsip Kandang dan
banyak dari yang diperlukan Peralatan
untuk membilas metabolisme.
Pengeluaran melalui feces Kandang merupakan salah satu
cukup tinggi karena 70-80% sarana yang penting didalam
feces adalah air. Pengeluaran usaha peternakan, dengan
melalui penguapan terutama tersedianya kandang maka
melalui paru-paru akan tinggi jika dapat mempermudah peternak
kelembaban rendah. Pada suhu didalam mengelola usahanya.
27º C pengeluaran air melalui Penyediaan kandang yang baik
penguapan sebesar 23 dan memenuhi persyaratan
ml/m2/jam sedang pada suhu teknis, kesehatan serta aspek
41º C penguapan 50 ml/m2/jam. ekonomi merupakan modal awal
Pengeluaran air melalui keringat keberhasilan dalam berusaha.
lebih banyak (3 kali) dari
pengeluaran air lewar paru-paru. Apakah pembaca mengerti atau
Pengeluaran air melalui keringat memahami apa yang dimaksud
pada suhu 41º C sebanyak 2,99- dengan kandang ternak, bentuk
5,06 g/m2/menit. atau tipe kandang, persyaratan
yang perlu diperhatikan dalam
4. 3.6.4. Defisiensi Air membangun kandang, peralatan
dan perlengkapan yang
Tubuh tidak mempunyai diperlukan dalam kandang, cara
mekanisme untuk menyimpan air merancang atau mendesain
seperti halnya lemak depo dan kandang dan lain sebagainya.
sejenisnya. Kehilangan air akan

85
Agar kita mengerti dan bangunan kandang terletak jauh
memahami tentang kandang, dari keramaian kota dan mencari
maka mari kita kaji dan bahas areal lahan yang luas dan
bersama-sama. Yang di maksud harganya relatif murah. Dengan
dengan kandang adalah suatu harapan agar dalam usaha
bangunan kandang yang peternakan tersebut dapat
dibangun menurut desain dan mendatangkan keuntungan yang
konstruksi yang benar. Dimana maksimal.
semua persyaratan bangunan
tersebut, memenuhi standar Sebelum melangkah lebih jauh,
untuk kehidupan ternak baik itu dalam menentukan kandang
ternak sapi maupun kerbau. perlu kiranya direncanakan
terlebih dahulu dengan matang
Yang tidak kalah penting dalam jenis ternak apa yang akan
membangun kandang ternak diusahakan. Apakah ternak yang
adalah kandang tersebut harus diusahakan adalah ternak untuk
sesuai dengan kondisi alam penghasil daging dan penghasil
yang ada. Kandang yang susu. Dari masing-masing ternak
dibangun sebaiknya harus tersebut kebutuhan kandangnya
sesuai dengan jenis dan akan berbeda-beda. Begitu pula
karakteristik ternaknya. kandang untuk ternak sapi dan
kerbau, yang digemukan akan
Kandang dan peralatannya berbeda dengan kandang ternak
mempunyai dwi fungsi, yaitu sapi dan kerbau yang
selain merupakan tempat tinggal dibudidayakan. Ternak sapi dan
bagi ternak, juga merupakan kerbau yang diusahakan dengan
tempat bekerja bagi petani sistem budidaya (keuntungan
peternak dalam melayani yang diambil dari anak yang
kebutuhan sehari-hari untuk dihasilkan). Sedangkan ternak
ternak tersebut. yang diusahakan dengan sistem
penggemukan keuntungan yang
5.1. Kebutuhan Kandang diambil adalah pertambahan
berat badannya atau
Salah satu hambatan yang pertambahan daging selama
paling besar dalam usaha diusahakan.
peternakan yang berskala
industri atau berskala besar Perusahaan peternakan yang
adalah penyedian kandang. bergerak dalam bidang usaha
Dalam penyedian kandang untuk pembibitan ternak atau usaha
ternak akan selalu berkaitan dengan tujuan akhir untuk
dengan masalah tempat. menghasilkan keturunan (anak),
Dimana kandang akan dibangun pada umumnya kebutuhan
tentunya juga memerlukan areal kandang yang diperlukan dalam
yang lebih luas. Hal ini tidaklah perusahaan tersebut antara lain :
mengherankan, kalau sering kandang untuk pejantan,
dijumpai lokasi atau tempat kandang untuk induk, kandang

86
untuk beranak, kandang untuk 5.2. Manfaat Kandang
anak, kandang untuk dara dan
lain sebagainya. Adapun manfaat kandang bagi
ternak dan peternak adalah
Sedangkan kebutuhan dan sebagai berikut :
ukuran kandang dari masing- y Memberi rasa aman dan
masing ternak juga berbeda- nyaman bagi ternak yang
beda, tergantung dari jenis dan tinggal didalamnya, terutama
besar kecilnya ternak. Sebagai untuk menghindarkan dari
contoh untuk ternak sapi potong lingkungan yang merugikan.
lokal ukuran kandang kurang Contohnya ; hujan yang
lebih : 210 x 145 cm per ekor, deras, teriknya sinar
sapi import : 210 x 150 cm per matahari, angin yang
ekor atau agar sapi lebih leluasa kencang, gangguan binatang
geraknya ukuran kandang antara buas, pencurian dan lain
2,5 x 1,5 m, yang paling penting sebagainya.
adalah disesuaikan dengan y Tempat untuk istirahat ternak
besar kecilnya tubuh sapi. setelah melakukan aktifitas
sehari-hari dan tempat
Kebutuhan kandang masing- berproduksi.
masing ternak harus di y Memberi kenyamanan bagi
rencanakan dengan cermat, ternak yang berada di
berapa skala usahanya, jenis dalamnya dan memberikan
ternaknya apa, program kehangatan diwaktu malam
usahanya apa (penggemukan hari.
atau budidaya), y Memudahkan peternak
perkembangbiakan masing- dalam melakukan kegiatan
masing ternak bagaimana, lama pengawasan atau
usaha berapa bulan atau berapa pengontrolan apabila ada
tahun dan target akhir yang akan ternak yang sakit.
dicapai seperti apa dan lain y Dengan adanya kandang,
sebagainya. peternak lebih efisiensi
tenaga kerja.
Dengan memperhatikan hal-hal y Dengan adanya kandang
tersebut, maka kebutuhan maka kesehatan dan
kandang masing-masing ternak keberadaan peternak tetap
akan dapat dihitung dan terjamin.
direncanakan dalam y Dengan adanya kandang
pembangunannya. Didalam maka ternak tidak akan
pelaksanaan pembangunan merusak tanaman disekitar
kandang bisa berdasarkan lokasi usaha.
prioritasnya. y Kandang merupakan tempat
untuk mengumpulkan
kotoran atau limbah dari sisa
proses produksi, sehingga

87
tidak berceceran dimana- Penyakit yang disebabkan oleh
mana faktor luar ini dapat dibedakan
y Dan lain-lain. lagi menjadi dua yaitu :

6. Cara Pencegahan dan 6.1.2.1. Penyebab Tidak


Pengobatan Penyakit Hidup

Ternak perlu dijaga Penyakit yang disebabkan oleh


kesehatannya agar dapat agen yang tidak hidup , seperti
berproduksi dengan baik. Prinsip trauma, panas, dingin,
mencegah penyakit lebih baik keracunan zat kimia dan
mengobati ternak sapi harus defisiensi zat pakan. Penyakit
dipegang kuat oleh peternak. yang disebabkan oleh faktor
Kesehatan ternak harus terus yang tidak hidup pada umumnya
dijaga. Untuk dapat menjaga termasuk dalam golongan
kesehatan kita perlu memahami penyakit yang non infeksi.
penyebab penyakit, cara
pencegahan dan 6.1.2.1. Penyebab hidup
pengobatannya.
Agen hidup misalnya bakteri,
6.1. Penyebab Penyakit virus, protozoa dan
jamur/kapang. Penyakit-penyakit
Suatu penyakit dapat terjadi yang disebabkan oleh agen
karena penyakit endogen, hidup dimasukkan dalam
eksogen dan malnutrisi. Masing- kelompok penyakit-penyakit
masing dijelaskan sbb : infeksi. Suatu penyakit, pada
umumnya disebabkan oleh suatu
6.1.1. Faktor dari Dalam atau infeksi atau gangguan lainnya
Disebut Inernal Origin akibat dari adanya aktivitas
(Endogen). suatu mikro organisme tertentu
atau dapat juga adanya
Penyakit yang disebabkan faktor gangguan akibat dari racun atau
dari dalam biasanya disebut kekurangan suatu bahan
penyakit intrinsik. Penyakit yang tertentu. Infeksi adalah suatu
termasuk dalam kategori jenis ini proses dimana mikroorganisme
misalnya gangguan masuk kedalam tubuh dan
metabolisme, gangguan menyebabkan gangguan dari
hormonal, degenerasi alat tubuh salah satu fungsi faal alat tubuh.
karena usia lanjut (senilitas) dan Suatu infeksi biasanya diikuti
neoplasma. dengan masa inkubasi. Masa
inkubasi adalah waktu sejak
6.1.2. Faktor dari Luar atau masuknya jasad renik ke dalam
Disebut External Origin tubuh sampai timbulnya gejala
(Eksogen) penyakit. Hal-hal yang dapat
menyebabkan hewan menjadi
sakit diantaranya :

88
y pemberian jumlah makanan y penyakit infeksi viral
yang kurang y penyakit infeksi bakterial
y makanan yang kurang y penyakit infeksi oleh
bermutu (kualitas nilai protozoa
gizinya rendah) y penyakit infeksi oleh parasit
y kandang yang kurang dalam (cacing); dan
memenuhi syarat kesehatan y penyakit infeksi oleh parasit
y kebersihan kandang yang
kurang terjaga 6.2.1. Penyakit Infeksi Viral

Faktor pendukung terjangkitnya Penyakit infeksi viral adalah


penyakit dapat disebabkan suatu penyakit yang disebabkan
karena perubahan kelembapan adanya suatu infeksi dari salah
dan temperatur lingkungan yang satu jenis virus. Penyakit asal
semakin tinggi, perubahan virus sering terjadi pada
musim (misalnya dari musim peternakan yang tatalaksana
hujan kemusim kemarau atau nya tidak baik. Penyakit asal
sebaliknya) sehingga memberi virus pada umumnya tidak ada
kesempatan pada bibit penyakit obatnya, tetapi kejadiannya
untuk menyerang ternaknya. dapat dicegah dengan
kebersihan kandang, penyakit mempertinggi daya tahan ternak.
yang diturunkan dari induknya Virus ini sangat kecil dan tidak
dan kualitas ransum yang dapat dilihat dengan mata
diberikan, juga termasuk pada telanjang. Penyakit infeksi viral
faktor pendukung tersebut. yang sering terjadi pada ternak
ruminansia diantaranya penyakit
Pada dasarnya penyakit ternak mulut dan kuku, penyakit
dapat dibedakan menjadi dua ingusan, penyakit jembrana,
kelompok yaitu Penyakit menular infeksi bovine dan penyakit
dan Penyakit tidak menular lainnya.

6.2. Penyakit Menular 6.2.2. Penyakit Infeksi


Bakterial
Penyakit menular merupakan
penyakit yang cukup berbahaya Penyakit infeksi bakterial adalah
dan sangat merugikan dengan jenis penyakit yang disebabkan
alasan bahwa penyakit ini dapat adanya infeksi dari bakteri.
menyerang baik pada ternak Penyakit yang disebabkan oleh
lain, sekelompok ternak dan bakteri ini sebenarnya mudah
bahkan dapat menjalar ke disembuhkan dengan antibiotika
daerah lain apabila tidak dengan dan tidak akan berlanjut tetapi
segera diambil tindakan kadang-kadang akibat dari
pemberantasannya. terkontaminasi dengan penyakit
Termasuk dalam jenis penyakit lain atau dengan penyakit virus
yang menular adalah penyakit- akan menyebabkan semakin
penyakit karena infeksi yaitu : parah. Beberapa penyakit yang

89
disebabkan oleh bakteri yang macam cacing dan berbagai
umum terjadi pada ternak macam tempat hidupnya ada di
ruminansia, seperti penyakit dalam tubuh ternak ruminansia.
radang paha, ngorok atau SE, Beberapa penyakit yang
Salmonellosis, Tuberkulosis, disebabkan oleh cacing yang
Brucellosis, Antrax atau radang umum terjadi pada ruminansia,
limpa dan lain-lain. seperti penyakit penyakit cacing
hati, cacing gelang dan cacing
6.2.3. Penyakit Infeksi lambung.
Protozoa
Penyakit yang termasuk dalam 6.2.5. Penyakit yang
kelompok jenis infeksi protozoa Disebabkan oleh Parasit
adalah jenis penyakit yang Luar (Ektoparasit)
disebabkan oleh infeksi dari Ektoparasit adalah binatang
protozoa. Penyakit asal protozoa yang hidupnya pada bagian luar
ini dapat terjadi karena tubuh ternak, baik untuk mencari
kelemahan dalam pemeliharaan. makanan atau untuk tinggal
Apabila pemeliharaan dilakukan menetap. Seperti juga halnya
dengan baik dan benar maka penyakit yang disebabkan oleh
sebenarnya munculnya penyakit parasit dalam, penyakit oleh
ini dapat dicegah. parasit luar sebenarnya dapat
dengan mudah dicegah dan
Jenis penyakit protozoa yang seharusnya tidak perlu terjadi.
sering menyerang pada ternak Pemeliharaan yang jorok, akan
ruminansia, diantaranya penyakit mudah terserang penyakit ini.
sura, piroplasmosis (babesiosis), Pada umumnya cara hidup
anaplasmosis, berak darah parasit luar ini akan
(Coccidiosis), penyakit kelamin menimbulkan kerugian pada
menular (Trichomoniasis) ternak yang ditumpanginya.
Kerugian yang ditimbulkan oleh
6.2.4. Penyakit Infeksi Parasit ektoparasit antara lain:
Dalam (Cacing) y menimbulkan anemia karena
ektoparasit mengisap darah
Penyakit parasit sebenarnya
ternak
tidak menyebabkan kematian,
y ektoparasit berperan sebagai
baik itu oleh parasit dalam
vektor yang dapat
maupun parasit luar, tetapi
menularkan penyakit hewan
penyakit yang disebabkan oleh
menular yang disebabkan
parasit sangat merugikan ternak
oleh kuman dan parasit
yang terserang. Penyakit ini
darah.
akan menyita gizi yang diperoleh
y menimbulkan kegatalan,
ternak tersebut dan akan
sehingga ternak menjadi
menimbulkan kegelisahan.
tidak tenteram.
y menimbulkan luka pada kulit
Contoh penyakit asal parasit
dan
dalam adalah cacing. Berbagai

90
y menurunkan produksi pada 6.4. Gangguan Penyakit
prestasi kerja.
6.4.1. Gangguan Penyakit
Beberapa penyakit yang pada Sistim
disebabkan oleh parasit luar Pencernaan
yang umum terjadi pada ternak Proses pencernaan makanan
ruminansia, seperti penyakit pada hewan meliputi proses
scabies, kudis, Pediculosis dan pengambilan pakan, pencernaan
surra. yang berlangsung di mulut dan
di lambung dan penyerapan
6.3. Penyakit Tidak Menular serta pembuangan sisa-sisa
Berdasarkan penyebabnya, yang tidak berguna lagi bagi
maka penyakit tidak menular tubuh.
dapat dibedakan menjadi :
y penyakit yang tidak menular Pencernaan didalam mulut
karena infeksi, sebagai dilakukan dengan jalan
contoh penyakit Foot Rot pengunyahan, pemberian air liur
(pododermatitis necrotica), dan penelanan. Sedangkan
bronkhitis, pneumonia, pada ternak ruminansia, proses
endometritis, kalbasilosis. pencernaan makanan bersifat
y penyakit yang tidak menular lebih kompleks karena hewan-
karena gangguan hewan tersebut masih harus
metabolisme, contohnya melakukan proses ruminansi.
ketosis (acetonaemia), milk
fever (Partuient paresis), Gangguan patologik pada organ
kolik, indegesti, tetani pencernaan yang sering terjadi
rumput, gondok, icterus, pada ternak adalah penyakit
anemia dan avitaminosis pada rongga mulut seperti gigi
y penyakit tidak menular aus, radang mulut, difteri pada
karena keracunan, pedet, radang lidah maupun
contohnya keracunan HCN, radang kelenjar ludah. Jenis
ke racunan Pb (timah hitam), gangguan pada daerah tekak
keracunan pestisida, dan kerongkongan sebagai
batulisme dan keracunan contoh radang tekak, sumbatan
arsen pada tekak, kelumpuhan tekak,
y penyakit tidak menular sumbatan kerongkongan dan
karena lain-lain, sebagai kejang kerongkongan.
contoh displasia abomasum,
prolapsus uteri dan Gangguan pada lambung pada
sumbatan usus ternak ruminansia adalah
indigesti akut, indigesti vagus,
parakeratosis rumen, lambung
sarat dan sumbatan pilorus dll.
Gangguan pada usus adalah
penyakit radang usus dan
sumbatan usus. Gangguan

91
patologik pada hati seperti penyakit pencernaan,
ikterus, busung air, radang hati pernafasan, kelamin, muskulo-
akut pada kuda dan abses hati. skeletal dan kulit.
Demikian juga bermacam-
macam penyakit kolik pada Penyakit sistim urinasia, kardio
ternak kuda. vaskuler, darah, limfoid dan
syaraf adalah jarang dijumpai.
6.4.2. Gangguan Penyakit Hal ini disebabkan oleh
pada Sistem Pernafasan beberapa faktor dan salah satu
alasan adalah ternak dipotong
Pernafasan adalah proses dalam umur yang masih muda.
pertukaran zat, metabolisme dari
gas zat asam atau oksigen yang 6.4.4. Ganguan Penyakit Pada
diambil dari udara oleh paru- Kelenjar Susu
paru yang setelah mengalami
proses biokimiawi di dalam Kelenjar susu atau ambing
jaringan tubuh dibebaskan lagi merupakan kelenjar di bawah
ke alam bebas dalam bentuk gas kulit. Pada umumnya pada
karbon dioksida. ternak terletak di daerah
selangkangan yaitu di daerah
Jenis gangguan pada sistem inguinal. Pada ternak babi
pernafasan seperti gangguan terletak di daerah ventral dari
pada saluran pernafasan atas, daerah dada dan perut.
sebagai contoh mimisan, radang
mukosa hidung, radang hidung Gangguan penyakit pada
atrofik pada babi, radang sinus kelenjar susu diantaranya
maksilaris dan frontalis dan radang ambing (mastitis).
radang kantong hawa pada Radang ambing khusus yang
ternak kuda. Gangguan pada disebabkan oleh infeksi kuman-
paru-paru seperti radang paru- kuman strepto kokus,
paru kataralkuprosa-aspirasi staphylococus, kuman koliform,
atau radang paru-paru dan seterusnya. Demikian juga
bernanah. Gangguan yang dapat disebabkan oleh
terjadi pada daerah toraks gangguan lain seperti adanya
sebagai contoh radang pleura puting tambahan, air susu tidak
dan pneumotoraks. turun, busung ambing, akne
puting, dll.
6.4.3. Gangguan Penyakit
pada Sistem Urine 6.4.5. Gangguan Penyakit
pada Kulit
Penyakit sistim urinaria pada
ternak belum banyak ditemukan. Kulit terdiri atas dua lapis utama
Penyakit yang paling banyak yaitu epitel sebelah luar
dijumpai adalah menyangkut (epidermis) dan lapisan jaringan
tubuh secara keseluruhan, baru ikat di bawahnya (korium atau
kemudian diikuti oleh penyakit- dermis). Dibawah kulit terdapat

92
tedapat jaringan longgar bawah 6.5. Mencegah Penyakit
kulit yang biasa disebut jaringan
Seperti telah diketahui bahwa
sub kutis atau hipodermis.
pencegahan lebih baik dari pada
mengobati. Hal ini berarti bahwa
Hal-hal yang perlu diperhatikan
peternak harus sadar betul
dalam pemeriksaan kulit yang
bahwa kontrol terhadap kondisi
mengalami kelainan patologik
ternak adalah suatu keharusan.
meliputi perubahan dalam warna
Peternak harus mengetahui
kulit dan rambut, status
perubahan-perubahan yang
pertumbuhan rambut, sifat-sifat
terjadi pada ternak, Karena
fisik rambut, kualitas dan
perubahan yang terjadi
konsistensi kulit serta adanya
merupakan indikasi terjadinya
perubahan yang berupa lesi
penyimpangan dari normal.
primer, sekunder atau
perubahan patologik lainnya.
6.5.1. Dasar-dasar
Gangguan-gangguan pada kulit
Pencegahan Cara
diantaranya adalah gangguan
Pemberantasan
pada epidermis dan dermis,
Penyakit
gangguan pada sub kutis,
dermatomikosis, radang kulit dan Tujuan akhir dari suatu usaha
gangguan dari ektoparasit pada dibidang peternakan adalah
kulit. mendapatkan keuntungan yang
maksimal dari usaha tersebut.
Penyakit Epidermis dan Keuntungan maksimal akan
Dermis : dicapai apabila semua ternaknya
y pityriasis (ketombe) dalam keadaan sehat. Suatu
y parakeratosis ternak dikatakan sehat apabila
y hiperkeratosis dalam kondisi istirahat maka
y impetigo semua proses fisiologis tubuh
dalam keadaan normal dan
Gangguan Patologik Sub Kotis sebaliknya apabila proses
y Oedema angioneurotik fisiologisnya tidak normal berarti
y Urtikaria (biduren) ternak tersebut sakit.
y Limfangitis
y Sela karang Ada dua faktor gangguan yang
menyebabkan ternak sakit, yaitu
Dermatomikosis faktor gangguan dari dalam
y Kadas tubuhnya sendiri dan faktor
y Hifomikosis gangguan dari luar tubuhnya.
Untuk dapat melindungi
Radang Kulit gangguan yang berasal dari luar
y dermatitis tubuh, tubuh memiliki
y luka bakar kemampuan untuk menolak
penyebab gangguan tersebut.
Penyakit Ektoparasit Pada Kulit Kemampuan individu untuk
Kudis.

93
menolak sebab penyakit, sangat y mengetahui dan ikut
tergantung dari membantu melaksanakan
y kehidupan pada masa tindakan guna mencegah
embrional menjalarnya penyakit
y kehidupan setalah di lahirkan menular.
atau neonatal y Membakar atau mengubur
y adanya zat penolak yang bangkai hewan yang mati
dibekalkan oleh induknya karena penyakit menular
y keadaan lingkungan dimana Disamping tindakan-tindakan di
individu tumbuh atas, masih ada beberapa
y tersedianya makanan secara kegiatan dalam rangka
kualitatif dan kuantitatif pencegahan penyakit ternak
y adanya agen noksius yang harus diperhatikan,
disekitar individu yang seperti :
bersangkutan
y adanya faktor stress 6.5.3. Pencegahan Melalui
y sifat faktor bawaan yang Bibit
diturunkan
Pencegahan penyakit melalui
bibit ternak dapat dilakukan
Mempertahankan agar ternak
dengan pemilihan bibit yang
yang kita pelihara sehat dan
terbebas dari penyakit menular.
dapat menguntungkan, adalah
Langkah-langkah yang dapat
harapan bagi peternak. Apabila
dilakukan :
ternak yang kita pelihara sakit
y hanya membeli bibit ternak
maka harapan diatas akan sulit
dari agen yang benar-benar
didapat. Ini sebabnya maka
dapat dipercaya
program pencegahan dan
kesehatannya.
pemberantasan penyakit perlu
y menempatkan bibit ternak
diperhatikan terutama yang
yang masih muda terpisah
menyangkut bibit, pakan dan
dari ternak yang sudah tua
pengelolaannya.
(besar) karena bibit ternak
yang masih muda sangat
6.5.2. Program Pencegahan
peka terhadap penyakit yang
Penyakit
ditularkan oleh ternak
Beberapa tindakan yang dapat
dewasa.
dilakukan dalam usaha
pencegahan dan pemberantasan
6.5.4. Pencegahan Melalui
penyakit menular pada ternak
Makanan yang Memadai
diantaranya:
y mengetahui tanda-tanda atau
Pencegahan penyakit juga dapat
gejala-gejala penyakit yang
dilakukan dengan pemberian
menular
ransum atau pakan yang
y mengerti tentang cara
berkualitas tinggi dan cukup
menularnya masing-masing
jumlahnya. Pemberian pakan
jenis penyakit
yang bermutu tinggi harus

94
diberikan sejak ternak baru lahir menimbulkan stress dan
sampai dengan saat panen. akibatnya akan menimbulkan
Pemberian pakan yang baik sifat kanibalisme, hysteria
akan mampu memberikan daya dan gangguan lainnya.
tahan tubuh yang baik pula. y pakan dan air minum harus
Apabila pakan yang diberikan tersedia dalam jumlah cukup,
kurang baik serta kurang sesuai dengan kebutuhan
jumlahnya maka ternak yang baik kuantitas maupun
dipelihara akan mengalami kualitasnya
kekurangan gizi dan ternak tidak y sediakan tempat pakan dan
akan tumbuh secara maksimal. air minum sesuai dengan
Hal ini berakibat ternak tersebut kebutuhan.
tidak dapat berproduksi (secara
optimal). 6.5.6. Pencegahan Melalui
Sanitasi Kandang dan
6.5.5. Pencegahan Melalui Lingkungan
Tatalaksana (Bio-Security).
Pengelolaan yang Baik
Sanitasi adalah tindakan
Pencegahan penyakit melalui menjaga kebersihan ternak dan
kontrol manajemen merupakan lingkungan sekitarnya, yaitu
upaya pencegahan ternak dari berbagai kegiatan yang meliputi
stress/cekaman yang dapat penjagaan dan pemeliharaan
mengakibatkan penurunan kebersihan kandang dan
kesehatan ternak. Beberapa sekitarnya, peralatan dan
pedoman yang dapat digunakan perlengkapan kandang.
dalam program pencegahan
penyakit adalah : langkah-langkah pencegahan
y pilih bibit dengan teliti yang penyakit yaitu: tindakan sanitasi
terjamin kesehatannya. Oleh dan bio-security secara teratur
sebab itu seorang peternak dan berkala. Tindakan sanitasi
harus mengenal ciri-ciri dari dan bio-security mutlak
ternak yang sehat. dilakukan dalam pemeliharaan
y usahakan membeli bibit dari ternak. Dengan adanya sanitasi
peternak atau pembibit yang dan biosecurity maka bibit
benar-benar penyakit yang berasal dari
memprioritaskan kualitas lingkungan kandang maupun di
bibit sehingga diharapkan dalam kandang dapat dimatikan.
dapat diperoleh bibit ternak Kegiatan sanitasi kandang dan
sesuai dengan keinginan bio-security adalah
kita. y melakukan kegiatan
y hindarkan ternak dari stress pencucian dan
panas, hujan deras, dingin, penyemprotan kandang dan
angin kencang dll peralatannya dengan air
y kandang tidak terisi terlalu sabun (detergen) dan
padat, hal ini dapat antiseptik secara teratur.

95
y mengubur atau membakar • Tidak berbahaya bagi ternak
ternak terutama pada maupun manusia
penyakit yang menular dan • Mempunyai daya bunuh
berbahaya seperti penyakit yang tinggi terhadap bakteri,
Anthrax. protozoa dan mikroba lain
serta telurnya.
Beberapa istilah yang perlu • Efek residunya pendek
diketahui dalam bio-sekurity • daya penetrasinya tinggi
adalah • Stabil bila dilarutkan atau
kontak dengan bahan
Desinfestasi organic lain
• Tidak merusak alat yang
Desinfestasi adalah merupakan digunakan dan mudah
proses pemusnahan hama digunakan
penyakit untuk membunuh • Tidak mengeluarkan bau
parasit, terutama parasit-parsit atau sedikit berbau dan tidak
diluar tubuh ternak (ektoparasit). terserap bahan pakan
Bahan kimia yang digunakan • Tidak mencemari lingkungan
untuk desinfestasi disebut baik udara maupun air.
desinfestan. Bahan yang umum
digunakan adalah formalin. 6.5.7. Pencegahan Penyakit
Desinfestan disemprotkan pada melalui Vaksinasi
kandang dan perlengkapannya
setelah diencerkan dengan air. y vaksin inaktif atau vaksin
Pengenceran yang dilakukan mati yaitu vaksin yang dibuat
tergantung tingkat kepekatan dengan membunuh biakan
yang dikehendaki oleh peternak. jasad renik seluruhnya atau
toksinnya saja dan hasil
Desinfeksi panenan jasad renik
kemudian diproses untuk
Desinfeksi adalah merupakan dijadikan vaksin adjuvan.
proses pemusnahan hama y vaksin hidup atau vaksin aktif
dengan membebaskan segala yaitu vaksin yang dibuat
bentuk jasad renik dengan jalan tanpa membunuh. Bibit
membunuh kuman (bakterisida) penyakit tersebut harus
dan atau menghambat terdiri dari jasad renik yang
pertumbuhan kuman tidak jahat (avirulen) atau
(bakteriostatik) dengan disebut “ attanuated strain”.
menggunakan bahan kimia.
Bahan kimia yang digunakan Vaksinasi adalah suatu tindakan
disebut desinfektan, seperti dimana hewan dengan sengaja
kreolin, lisol dsb. dimasuki agen penyakit (antigen)
Desinfestan dan desinfektan yang telah dilemahkan dengan
yang baik harus memenuhi tujuan merangsang
persyaratan sebagai berikut : pembentukan daya tahan atau

96
daya kebal terhadap penyakit yang diperoleh akibat dari
tertentu, dan aman untuk tidak vaksinasi dan kekebalan aktif
menimbulkan penyakit. alamiah yang di peroleh
akibat sembuh dari penyakit
Tujuan vaksinasi tidak hanya menular tertentu.
mengebalkan ternak yang y kekebalan pasif adalah suatu
bersangkutan, tetapi juga kekebalan yang di peroleh
mengebalkan anak-anaknya secara pasif dimana tubuh
yang baru lahir secara pasif. ternak yang disuntik tidak
Vaksinasi selain bertujuan untuk mem bentuk antibodi sendiri,
pencegahan, dapat juga tetapi telah terkandung
digunakan untuk tujuan dalam antisera atau anti
pengobatan atau terapi. toksin dan kolostrumnya.
Kekebalan pasif di golongkan
Vaksinasi akan merangsang juga menjadi kekebalan pasif
mekanisme pertahanan tubuh buatan yaitu yang diperoleh
untuk menghasilkan antibodi dari suntikan antisera atau
sampai suatu ketika dapat anti toksin dan kekebalan
digunakan melawan serangan pasif alamiah diperoleh dari
penyakit. Untuk kepentingan susu kolostrum induk yang
keselamatan terhadap resiko telah divaksinasi.
timbulnya penyakit, dapat
menggunakan virus yang telah Kekebalan individu ternak
dimatikan. sangat ditentukan oleh faktor-
faktor :
Tindakan vaksinasi merupakan
salah satu usaha agar hewan Jenis dan Mutu Vaksin
yang divaksinasi memiliki daya
kebal sehingga terlindung dari Telah diterangkan di atas bahwa
serangan penyakit. Kebal atau ada dua macam vaksin yaitu
imun adalah suatu keadaan vaksin hidup dan vaksin mati.
dimana tubuh tahan atau kebal Vaksin hidup akan menimbulkan
terhadap serangan penyakit. kekebalan yang lebih sempurna
Ada dua macam kekebalan dari pada vaksin mati. Mutu
dilihat dari cara terbentuknya suatu jenis vaksin akan
yaitu : dipengaruhi oleh :
y kekebalan aktif yaitu y bibit jasad renik yang
kekebalan yang diperoleh dipergunakan
secara aktif oleh tubuh yang y jenis media pem biakan
dihasilkan oleh pabrik y metode pengem bangbiakan
antibodi akibat rangsangan y masa antige
vaksin dan masa kekebalan y cara inaktifikasi dan adjuvan
berlangsung lama sesuai
dengan jenis vaksinnya.
Kekebalan aktif di golongkan
menjadi kekebalan buatan

97
Penanganan Vaksin Vaksin dapat diberikan dengan
cara melalui air minum,
Setiap vaksin akan mengalami makanan, melalui alat
proses penurunan kekuatan atau pernafasan yaitu dengan cara
mempunyai waktu kedaluwarsa penyemprotan atau dengan cara
dan mempunyai persyaratan diteteskan kedalam rongga
tertentu seperti : hidung. Selain cara-cara di atas,
y vaksin virus sebaiknya vaksinasi dapat juga dilakukan
disimpan dalam suhu -80 C dengan melalui penyuntikan baik
y vaksin bacteri dan toksoid secara intra kutan, intra sub
disimpan dalam ruangan kutan maupun intra muskuler
yang sejuk (+ 150 C) atau ataupun melalui intra peritoneal
lebih baik dalam refrigator (2- (kedalam rongga perut). Cara
100 C), sebaiknya di lindungi yang harus dipilih, tergantung
terhadap pengaruh langsung dari petunjuk dari pembuatan
sinar matahari dan sebaiknya vaksin yang telah dicantumkan
disimpan dalam tempat yang dalam etiket/label.
gelap.
Ada beberapa kemungkinan
Keadaan Ternak yang akan terjadi akibat
vaksinasi seperti :
Ternak yang sakit defisiensi dan y sepsis yaitu kesalahan teknis
ternak yang mengidap penyakit yang bisa memungkinkan
parasit yang parah bila timbulnya infeksi dengan
divaksinasi tidak akan mikroba dari luar yang
memperoleh kekebalan yang patogen
sempurna dan bahkan dapat y abses yaitu borok akibat dari
menyebabkan kematian. kesalahan vaksinasi
Vaksinasi yang diberikan pada y udema yaitu pembengkakan
ternak yang sedang dalam masa lokal akibat dari pengaruh
inkubasi penyakit, maka komponen vaksin
bukannya kekebalan yang akan y concurrent disease. Akan
diperoleh tetapi ternak akan terjadi pada ternak yang
menjadi lebih sakit, bahkan sedang sakit atau jelek
dapat menimbulkan kematian. kondisinya.
y Reaksi anafilaktik. Akibat
Tingkat Serangan Penyakit sampingan dari vaksinasi
bisa menyebabkan shock.
Tingkat serangan penyakit pada
kejadian wabah penyakit sangat 6.5.8. Lingkungan yang
dipengaruhi oleh keganasan dari Bersih
jasad renik penyebab penyakit
dan dosis jasad renik yang Jika ternak akan ditempatkan
masuk dalam tubuh. pada kandang yang pernah
digunakan maka perlu dilakukan:

98
y pembersihan dan sterilkan dipisahkan dan dikandangkan
kandang dan peralatan dalam suatu kandang khusus
kandang serta yang disebut kandang karantina.
pengistirahatkan kandang
y pembersihan lingkungan 6.5.11. Program Kontrol
kandang termasuk rumput Parasit
liar harus dipotong, serta air
Program kontrol parasit
yang menggenang di sekitar
merupakan upaya pencegahan
kandang harus dihilangkan.
berjangkitnya serangan penyakit,
baik parasit eksternal seperti
pencegahan berkembangnya
6.5.9. Menghindarkan Stres
serangga dan kutu di dalam
Stres adalah tekanan jiwa yang kandang dan sekitarnya maupun
menimpa ternak akibat pengaruh parasit internal yang bertujuan
lingkungan yang buruk. mencegah masuknya parasit ke
Pengaruh lingkungan itu berupa: dalam tubuh misalnya cacing.
y suhu udara yang tidak stabil Secara praktis, kontrol parasit
(terlalu panas/ terlalu dingin). dilakukan dengan cara :
y kepadatan ternak yang y pembuangan kotoran secara
terlampau tinggi. teratur untuk mencegah
y kelembaban didalam berkembang biaknya larva.
kandang yang meningkat. y pemberian larvicida dalam
y akibat bunyi-bunyian keras pakan untuk mencegah
yang mengagetkan. perkembang biakan larva
y pindah kandang. dalam kotoran
y penyemprotan kotoran dan
Hal-hal tersebut diatas dengan ruangan kandang dengan
demikian sedapat mungkin pestisida dan insektisida.
menghindarkan stress. Stres
dapat mengganggu 6.6. Pengobatan Penyakit
pertumbuhan ternak karena Pengobatan berasal dari kata
dengan stres hidup ternak jadi obat yang berarti suatu sediaan
tidak nyaman, nafsu makan yang diberikan untuk tujuan
terganggu, metabolisme penyembuhan serangan suatu
makanan akan terganggu penyakit dengan jalan
sehingga hasil akhir yang membunuh jasad renik/kuman
diharapkan tidak tercapai. penyakit penyebab penyakit
tersebut atau dengan
6.5.10. Isolasi Ternak memperbaiki kerja alat tubuh.
Isolasi terhadap ternak adalah Obat dapat membahayakan
suatu usaha untuk mengisolasi ternak sehingga penggunaan
atau memisahkan ternak yang obat harus sesuai dosis dan
sedang sakit atau mengalami sesuai petunjuk. Pemberian obat
kelainan dari ternak yang sehat dapat dilakukan denagn
dan normal. Ternak yang sakit berbagai cara yaitu ;

99
6.6.1. Pencekokan (drenching) Jenis-jenis alat suntik.
Pengobatan dengan cara ini
dilakukan dengan Alat untuk menyuntik disebut alat
mempergunakan alat pencekok suntik atau secara umum disebut
(drenching gun). Ternak yang ” Syringe/Spuit” adalah suatu
akan diobati sebaiknya alat yang biasanya dilengkapi
dimasukkan dalam kandang jepit dengan jarum yang berfungsi
supaya mudah menanganinya. untuk memasukkan obat melalui
Kepala agak diangkat sehingga pembuluh darah untuk diedarkan
obat akan mudah masuk ke ke seluruh tubuh.
dalam tenggorokan. Alat
pencekok tertera pada gambar Ada beberapa jenis alat suntik,
28 diantaranya:
Alat suntik rekord (Record
6.6.2. Pil atau bolus syringe).
Jenis alat suntik ini merupakan
Ternak ditempatkan seperti pada alat suntik yang sederhana, yang
pencekokan atau dapat tertera pada gambar 29. Alat
dipegang. Setelah mulut (oral) suntik rekord, terdiri atas :
dibuka, pil/bolus dimasukan ke • Tabung suntik
dalam mulut (oral) bagian - terbuat dr gelas, plastik/
belakang. Mulut untuk beberapa nylon atau metal
saat tetap dipegang agar tidak - ukuran : 1,2,5,10,20,sampai
membuka. 50 ml
• Penghisap dan tangkainya
- terbuat dari gelas, plastik/
nylon atau metal
• jarum suntik

Sumber. Koleksi Vedca, 2008


Gambar 28.
Drenching Gun

6.6.3. Suntikan (injeksi)

Menyuntik adalah kegiatan Sumber.Koleksi Vedca, 2008.


memasukkan obat yang Gambar. 29
berbentuk cairan (dengan Alat suntik rekord
tekanan) ke dalam jaringan
tubuh, rongga tubuh, organ Alat suntik semi otomatis
tubuh yang berongga dengan
menggunakan alat suntik. Alat suntik jenis ini bentuknya
sama dengan alat suntik record
tetapi dilengkapi dengan

100
komponen untuk mengatur dosis
yang terdapat pada tangkai
penghisapnya. Pada tangkai
penghisap terdapat skala dosis
dan sekrup pengatur dosis.
Setiap suntikan cukup dengan
memutar sekrup pengatur dosis,
maka akan diperoleh dosis
tertentu. Alat suntik semi Sumber. Soeraji, 1987
otomatis tertera pada gambar Gambar 31.
30. Alat suntik otomatis

Alat suntik “ Rautmann”

Alat suntik ini juga termasuk


dalam alat suntik multi dosis.
dosis sudah ditetapkan yakni
0,1 ml. Canullanya berukuran
pendek sekali dan lubangnya
Sumber. Soeraji, 1987 bukan pada ujungnya melainkan
Gambar 30. pada bagian sisinya. Alat suntik
Alat suntik semi otomatis. routmann biasa digunakan
untuk tuberkulinasi. Alat suntik
Alat suntik multi-dosis Rautmann tertera pada gambar
(Multidose-Syringe) 32.

Alat suntik ini baik sekali untuk


melakukan suntikan masal.
Ukuran besarnya : 30,50 ml.
Obat suntik yg disedot dapat
untuk beberapa dosis, dilengkapi
dengan alat pengatur dosis

Alat suntik otomatis (auto Sumber. Soeraji, 1987


matic syringe) Gambar 32.
Alat suntik Rautmann
Alat suntik ini sama dengan alat
suntik multi dosis, hanya alat 6.6.4. Metode menyuntik
suntik ini dapat mengisi sendiri
(self filling) obat yang akan Ada beberapa metode yang bisa
disuntikkan. Alat suntik ini hanya digunakan dalam mencegah
tidak cocok digunakan untuk dan mengobati suatu penyakit
ternak-ternak besar. Alat suntik melalui pemberian obat. Obat
otomatis tertera pada gambar dapat diberikan kepada
31. penderita dengan melalui
berbagai cara seperti melalui

101
penyuntikan, pemberiobat kemudian amati terlebih dahulu
melalui mulut atau enternal dan apakah jarum masuk ke dalam
pemberian obat melalui pembuluh darah atau tidak.
parenteral. Penggunaan metode Apabila keluar darah dari lubang
tergantung pada cepat atau jarum berarti jarum masuk
lambatnya hasil yang pembuluh darah, maka jarum
dikehendaki, lama kerja dalam harus dipindah ke lokasi lain
tubuh, bentuk atau macam obat, sampai tidak berdarah.
sifat fisis atau kimiawi obat dan
derajat absorbsi terhadap obat. Suntikan intravena
Salah satu yang sering dipakai
adalah pengobatan dengan Penyuntikan intravena adalah
menggunakan suatu obat penyuntikan yang berbahaya
tertentu dengan metode lewat sehingga pelaksanaannya harus
alat suntik. keberhasilan hati-hati dan terus-menerus
menyuntik ditentukan oleh : memperhatikan denyut
• cara penyuntikan jantungnya. Lokasi penyuntikan
• hewan yang disuntik biasanya di vena jugularis yang
• alat dan obat yang terletak didaerah pangkal leher.
digunakan.
6.6.5. Pengobatan Terhadap
Ada beberapa macam dalam Suatu Gangguan
metode menyuntik yaitu :
Sakit adalah suatu keadan
Suntikan subcutan dimana tubuh, bagian tubuh atau
organ tubuh mengalami
Penyuntikan subcutan dilakukan gangguan fungsi. Gangguan ini
untuk mendeposisikan onbat bisa bersifat fisiologis ataupun
dibawah kulit. Jarum yang mekanis. Gangguan yang
digunakan adalah jarum suntik bersifat mekanis misalnya terjadi
ukuran kecil. Sebelum karena pukulan atau perlukaan.
penyuntikan, lokasi tempat Sedangkan gangguan yang
penyuntikan diolesi alcohol 70 % bersifat fisiologis misalnya
agar steril. karena kelainan hormonal.
Pengobatan terhadap gangguan-
Suntikan intramuskular gangguan tersebut dapat
dilakukan dengan tindakan untuk
Penyuntikan intramuskuler menghilangkan keadaan tidak
dilakukan dengan cara normal tersebut. Ada berbagai
mendeposisikan obat didalam pengobatan yang dapat
jaringan daging. Penyuntikan dilakukan terhadap baik
metode ini mempunyai tujuan gangguan fisiologis maupun
agar obat lebih cepat terserap. gangguan mekanis, beberapa
Lokasi penyuntikan harus diantaranya :
disterilkan dulu dengan alcohol
70 %. Setelah jarum ditusukan,

102
6.6.6. Pengobatan Tujuan GMP adalah:
Simptomatis • Menjamin produk yang aman
dan bermutu baik
Pengobatan ini merupakan • Meningkatkan penggunaan
pengobatan yang digunakan sumberdaya alam,
untuk menghilangkan gejala kesehatan tenaga kerja dan
penyakit. Pada pengobatan ini, kondisi kerja
gejala-gejala penyakit yang ada • Menciptakan peluang pasar
akan hilang tetapi penyebab baru bagi petani dan exportir
penyakit mungkin masih ada. dari negara berkembang
Sebagai contoh pada penyakit • Menangkap keuntungan
gatal hanya gejala gatalnya yang pasar dengan memodufikasi
dihilangkan, bukan penyebab mata rantai suplai
gatalnya sendiri.
Pada bidang peternakan
6.6.7. Pengobatan Causalis terdapat 5 komponen yang
mempengaruhi GMP yaitu:
Pengobatan cusal adalah kesehatan ternak, kesehatan
pengobatan yang dilakukan pemerahan, pakan dan air
untuk menghilangkan penyebab minum, kesejahteraan ternak
munculnya gejala penyakit. Pada dan lingkungan. Masing-masing
contoh diatas penyakit gatal komponen dijelaskan sbb:
dianalisis terlebih dahulu
penyebab gatalnya, baru diobati. 7.1. Kesehatan ternak
Misalnya karena jamur, maka
diobati dengan anti jamur. Kesehatan ternak sangat penting
agar ternak dapat berproduksi
7. Prinsip Good Management dengan optimal dan produk yang
Practices (GMP) dihasilkan berkualitas baik. Pada
kesehatan ternak terdapat 4 hal
Good Management Practice yang disarankan untuk menuju
(GMP) adalah prosedur untuk GMP, masing-masing dijelaskan
membuat suatu produk yang sebagai berikut: Mencegah
baik, aman dan tidak merusak penyakit masuk ke farm, Memiliki
lingkungan. Menurut organisasi program pengelolaan kesehatan
pangan dunia yang dikenal yang efektif, Menggunakan obat-
dengan Food Agriculture obatan sesuai dengan saran
Organization (FAO) GMP dokter hewan atau sesuai aturan
diadaptasi menjadi praktek yang tertera pada label kemasan
pengelolaan pertanian yang obat, dan Melatih orang yang
baik. Hal ini bertujuan untuk sesuai.
menjaga kelestarian lingkungan,
sosial dan hasil produk pangan –
non pangan yang aman dan
berkualitas baik.

103
7.1.1. Mencegah Penyakit orang dan kendaraan yang
Masuk Ke Farm (Usaha memasuki farm. Batasi
Ternak) pengunjung dan kendaraan
sesedikit mungkin.
• Membeli Ternak yang Sehat Perlakukan pengunjung
untuk Dipelihara dan untuk meminimalkan
Mengontrol Kesehatan Sapi penyakit, misalnya jaga
Setelah Masuk Kandang. kebersihan kendaraan dari
Sebelum masuk ke usaha kotoran sapi. Pengunjung di
ternak kita, sapi harus persilahkan menggunakan
diperiksa kesehatannya pakaian dan sepatu
terutama untuk sapi yang pelindung dan catat semua
didatangkan dari daerah pengunjung, karena
yang terjangkit penyakit. Bila pengunjung dan hewan liar
dimungkinkan kita bisa dapat menyebarkan
mencari surat keterangan penyakit.
sehat dari dinas peternakan. • Memiliki Program untuk
• Menjamin Agar Alat Angkut Mengendalikan Binatang
yang Membawa Sapi ke Pengganggu . Binatang
Usaha Ternak Kita Tidak pengganggu antara lain
Membawa Bibit Penyakit. Hal tikus, burung dan serangga
ini bisa dilakukan dengan dapat menyebarkan penyakit
menghindari alat angkut ke sapi. Pastikan kita
yang habis dipakai mempunyai program
membawa ternak mati atau pengendalian binatang
ternak sakit. Bisa juga tersebut. Hal yang perlu
diakukan dengan dijaga antara lain tempat
menyemprot dengan bahan pemerahan, tempat
desinfektan semua penyimpanan pakan,
kendaraan yang masuk farm kandang dll.
kita. • Gunakan Peralatan yang
• Memiliki Pembatas Bersih. Peralatan yang
Keamanan / Pagar. Pagar digunakan pada budidaya
membatasi ternak, hewan liar sapi harus dijaga kebersihan.
memasuki farm kita. Ternak Untuk alat yang disewa dari
dari luar farm dan hewan liar luar harus dipastikan bahwa
berpotensi membawa bibit peralatan tersebut bersih dan
penyakit jika memasuki farm bebas penyakit. Perlakukan
kita. dengan hati-hati peralatan
• Membatasi Orang dan yang dipinjam dari luar.
Hewan Liar Memasuki Farm.
Orang dan kendaraan yang
mengunjungi beberapa farm
dapat menyebarkan bibit
penyakit ke ternak. Jika
diperlukan semprot terhadap

104
7.1.2. Memiliki Program anus, pengamatan tingkah
Pengelolaan Kesehatan laku sapi, kondisi tubuh, dan
yang Efektif pengujian susu. Jika hasil
diagnosis menunjukkan
• Membuat Sistem Identifikasi penyakit harus diperlakukan
Ternak. Sapi dapat dengan baik.
diindentifikasi oleh orang • Ternak Sakit Harus ditangani
yang datang untuk dengan Baik Secepat
melakukan tugas tertentu. Mungkin. Perlakukan ternak
Identifikasi harus dibuat yang sakit, luka dan kondisi
permanen dan unik sehingga kesehatannya jelek setelah
setiap ternak dapat mendapat hasil diagnosis.
diidentifikasi dari lahir sampai Tindakan diperlukan untuk
mati. Identifikasi yang mengurangi akibat infeksi
banyak digunakan adalah dan meminimkan sumber
memasang anting telinga patogen.
(ear tag), tato, freeze • Isolasi Ternak Sakit dan
branding dan microchips. Pisahkan Produksi Susu dari
• Mengembangkan Ternak Sakit atau ternak
Pengelolaan Kesehatan yang sedang Diobati. Untuk
berfokus pada Pencegahan. mengurangi penyebaran
Program pencegahan penyakit, isolasi ternak sakit
meliputi semua aspek yang pada tempat khusus.
berkaitan dengan Gunakan prosedur yang ada
pengelolaan farm. untuk memisahkan susu dari
Pencegahan kesehatan yang ternak sakit agar tidak
paling lazim adalah tercampur dengan susu dari
melakukan vaksinasi ternak. ternak sehat.
Obat-obatan pencegah • Buatlah Catatan terhadap
penyakit dapat digunakan semua Perlakukan dan
jika tidak ada strategi lain Ternak yang Pernah Diobati .
untuk mencegah penyakit, Catatan ternak yang pernah
misalnya penggunaan diobati perlu dibuat agar
antibiotika dengan dosis semua orang yang
tertentu. berkepentingan mengetahui
• Memeriksa Kesehatan perlakukan apa saja yang
Ternak jika ada Gejala pernah diberikan. Gunakan
Penyakit. Amati ternak cara untuk menandai ternak
secara reguler untuk yang sakit, misalnya
mendeteksi adanya gejala menggunakan cat untuk
penyakit. Gunakan metode menandai sapi yang
yang akurat untuk terserang penyakit mastitis.
mendeteksi dan • Menjaga Penyakit yang
mendiagnosis penyakit. dapat Menular ke manusia
Beberapa cara dapat (Zoonosis) . Peternak harus
menggunakan termometer menjaga penyakit yang dapat

105
menulari manusia pada level mampu untuk mengobati ternak
yang tidak berbahaya. sakit, misalnya dokter hewan
Produk ternak harus dijaga atau teknisi kesehatan hewan.
agar tidak terkontaminasi
penyakit, misalnya anthrax, 7.2. Kesehatan Pemerahan
bakteri pada susu, dll
Pemerahan merupakan kegiatan
7.1.3. Gunakan Bahan Kimia yang penting dalam budidaya
dan Obat-Obatan yang sapi perah. Konsumen
diperbolehkan menghendaki susu yang
berkualitas tinggi, sehingga
Bahan kimia yang banyak pengelolaan pemerahan
digunakan seperti deterjen, ditujukan untuk meminimalkan
desinfektan, pembunuh kontaminasi mikroba, bahan
serangga dll. Peternak harus kimia dan kotoran lainnya.
menjaga agar produknya (susu Pemerahan yang baik disamping
dan daging) tidak tercemari akan menghasilkan susu yang
bahan tersebut. Obat-obatan berkualitas tinggi dan menjaga
digunakan untuk mengobati kesehatan sapi.
penyakit. Peternak harus
menjamin dosis dan jenis obat 7.2.1. Pemerahan tidak
yang sesuai, penyalahgunaan Melukai Sapi dan
dapat menyebabkan ternak mati, Mengotori Susu
penyakit resisten dan produk
ternak tercemar. Bahan kimia Sapi yang diperah harus
dan obat harus disimpan dengan memiliki identifikasi, untuk
baik agar tidak rusak atau mengetahui statusnya apakah
mencemari produk. Limbah obat, sapi laktasi, kering, sedang
bahan kimia dan peralatan diobati, susunya abnormal
kesehatan harus dibuang pada karena penyakit, atau sedang
tempat khusus agar tidak diberi antibiotik. Jadi identifikasi
mencemari ternak dan diperlukan untuk menentukan
lingkungan. langkah selanjutnya.

7.1.4. Melatih Orang yang 7.2.2. Persiapan Ambing


Sesuai sebelum Pemerahan

Memiliki prosedur tertulis untuk Bersihkan dan keringkan puting


mendeteksi dan menangani sapi yang kotor. Ambing dan
ternak sakit dan bahan puting yang basah harus
kesehatan, sehingga peternak dikeringkan. Harus tersedia air
peduli pada pengelolaan bersih selama kegiatan
kesehatan farm. Petugas farm pemerahan. Periksalah ambing
harus mendapat pelatihan yang dan puting sebelum pemerahan,
cukup agar dapat melaksanakan apakah ada indikasi mastitis
tugasnya. Pilihlah orang yang atau penyakit lainnya.

106
7.2.3. Menggunakan Teknik 7.2.5. Pastikan Peralatan
Pemerahan yang Pemerahan dipasang
Konsisten dan dirawat dengan
Benar
Pemerahan harus menggunakan
teknik pemerahan yang baik, Pabrik pembuat peralaran mesin
kesalahan teknik dapat perah harus merekomendasikan
menyebabkan sapi terserang cara konstruksi, instalasi, kinerja
mastitis dan cedera atau melukai dan perawatan peralatan yang
sapi. Teknik pemerahan yang digunakan untuk pemerahan.
benar: Bahan pembersih harus dipilih
• Siapkan sapi dengan baik yang tidak mempengaruhi
sebelum pemerahan kualitas susu.
• Untuk pemerahan dengan
mesin, usahakan udara yang 7.2.6. Pastikan Tersedia
masuk sesedikit mungkin, Cukup Air Bersih
pasang dan lepas cup mesin
perah dengan halus Persediaan air bersih harus
• Untuk pemerahan dengan cukup untuk proses pemerahan
tangan, tangan pemerah harus dan pembersihan peralatan
bersih, dan dapat pemerahan. Jaringan suplai air
menggunakan sedikit paslin harus diperiksa secara rutin,
atau minyak untuk menghidari hindari kebocoran jaringan air
puting lecet, yang dapat menyebabkan ternak
• Minimumkan pemerahan kekurangan suplai air.
berlebihan
• Semprotkan larutan Iodium 7.2.7. Tempat Pemerahan
setelah pemerahan Harus Bersih

7.2.4. Pisahkan Susu dari Bangunan pemerahan harus


Sapi Sakit dan Sapi memiliki saluran air (drainase)
yang Sedang Diobati dan ventilasi yang baik untuk
mengindari sapi cedera. Ukuran
Sapi yang menghasilkan susu tempat pemerahan harus sesuai
yang tidak layak dikonsumsi dengan ukuran sapi. Tempat
manusia harus dipisahkan pemerahan harus dijaga
dengan susu yang baik. kebersihannya dari kotoran sapi,
Buanglah susu yang abnormal tanah dll. Lingkungan tempat
dengan cara yang benar agar pemerahan harus dijaga
tidak menulari sapi yang lain. kebersihannya. Rancangan
bangunan harus mudah
dibersihkan, memiliki suplai air
bersih, tersedia fasilitas
penanganan limbah, dan cukup
cahaya.

107
7.2.8. Pemerah Mengikuti 7.3.1. Menjamin Pakan dan Air
Aturan Kesehatan Kualitasnya Baik

Pemerah harus mengenakan Pakan dan air yang diberikan


pakaian yang sesuai dan bersih, harus sesuai dengan kebutuhan
menjaga kebersihan tangan dan fisiologis ternak. Suplai air harus
lengan selama pemerahan, jika disediakan, diperiksa dan
memiliki luka harus dibalut, dan dirawat secara reguler. Gunakan
tidak menderita penyakit infeksi. peralatan yang berbeda untuk
menangani bahan kimia dan
7.2.9. Susu yang Habis di bahan pakan. Bahan kimia yang
perah Harus Ditangani digunakan pada padang rumput
dengan Baik dan hijauan harus sesuai.
Gunakan bahan kimia untuk
Segera setelah susu diperah pakan pakan sesuai dengan
harus didinginkan, sesuai yang direkomendasikan.
dengan aturan yang berlaku,
misal 5°C. Lingkungan 7.3.2. Mengontrol Kondisi
penyimpanan susu harus dijaga Tempat Penyimpanan
kebersihannya. Peralatan Pakan
penyimpanan susu harus bisa
menjaga temperatur susu sesuai Usahakan tidak ada binatang
dengan yang dikehendaki. Jalan yang masuk ke gudang pakan
untuk mengambil susu harus untuk menghindari kontaminasi
dirancang untuk memudahkan pakan. Gudang harus
kendaraan tangki pengangkut berventilasi baik. Pakan harus
susu. dilindungi dari kontaminasi.
Simpan dan tangani dengan baik
7.3. Pakan Dan Air Minum bahan pestisda, biji-bijian, pakan
Ternak yang diberi obat, dan pupuk.
Herbisida harus dipisahkan dari
Produktivitas sapi tergantung bahan kimia dan pupuk. Jerami
dari kualitas pakan dan air dan pakan kering harus
minum yang tersedia. Hal yang dilindungi dari kondisi lembab.
perlu diperhatikan adalah pakan Silase dan pakan fermentasi
dan air minum kualitasnya baik, harus disimpat dalam kondisi
mengontrol kondisi gudang tertutup. Bahan pakan yang
pakan dan mengontrol bahan berjamur harus dibuang atau
pakan yang dibeli dari luar farm. tidak diberikan ke sapi.
Masing-masing dijelaskan
sebagai berikut:

108
7.3.3. Bahan Baku Pakan untuk menjamin ketercukupan
Harus Bisa Dilacak pakan hijauan dan pakan
Sumbernya tambahan. Lindungi ternak dari
pakan beracun dan bahan yang
Jika kita membeli bahan pakan, membahayakan.
pastikan penjual (supplier),
memiliki program penjaminan 7.4.2. Ternak Harus Nyaman
mutu. Buatlah pembukuan
Konstruksi kandang dan tempat
(catatan) bahan pakan dan
pemerahan harus aman, tidak
pakan yang dibeli.
membahayakan ternak dan
cukup ventilasi. Hindari jalan
7.4. Kesejahteraan Ternak
buntu dan lantai yang licin. Alas
kandang harus bersih dan ruang
Peternak harus menjaga
gerak sapi cukup. Ternak harus
kesejahteraan ternak agar
terlindung dari pengaruh iklim
mereka dapat berproduksi
yang dapat menyebabkan
dengan baik. Konsumen
kepanasan atu kedinginan.
menghargai kesejahteraan
ternak yang tinggi sebagai
7.4.3. Ternak Sehat, Bebas
indikator pangan yang aman,
Nyeri dan Cedera
sehat dan berkualitas baik.
Terdapat lima hal yang harus Ternak harus diperiksa secara
diperhatikan yaitu : reguler untuk mendeteksi
• Ternak tidak haus, lapar dan adanya cedera atau sakit.
salah makan Kandang dan tempat pemerahan
• Ternak harus nyaman lantainya tidak boleh licin untuk
• Ternak sehat, bebas nyeri dan mengurangi peluang cedera
cedera sapi. Sapi yang laktasi harus
• Ternak harus bebas ketakutan diperah secara reguler. Jangan
• Tingkah laku ternak relatif menggunakan prosedur dan
normal proses yang menyebabkan
Masing-masing aspek tersebut di ternak nyeri misal pada
atas dijelaskan sebagai berikut: dehorning (penghilangan
tanduk), kastrasi dll.
7.4.1. Ternak tidak Haus, Menyediakan fasilitas beranak
Lapar dan Salah Makan yang nyaman, dan memeriksa
secara reguler apakah sapi
Peternak harus menyediakan
memerlukan bantuan pada saat
pakan dan air dengan jumlah
melahirkan. Prosedur
yang cukup setiap hari.
pemasaran pedet harus baik,
Pemberian berdasarkan kondisi
penjualan dilakukan setelah
fisiologi ternak yaitu umur, berat
lepas sapih, dan menggunakan
badan, tahap laktasi, tingkat
alat transportasi yang memadai.
produksi, pertumbuhan,
Jika ternak harus dibunuh difarm
kebuntingan, aktivitas dan iklim.
karena sakit parah, harus
Mengatur kapasitas padang
dgunakan cara yang tidak
rumput dan pakan tambahan

109
menyakitkan. Hindari cara • Lantai kandang harus tidak
pemerahan yang salah karena licin, tangani sapi dengan
bisa menyebabkan sapi cedera. hati-hati, jika sapi yang jatuh
lebih dari 2% menunjukkan
7.4.4. Ternak Harus Bebas pengangan yang kurang
Ketakutan baik
• Pada saat memindahlan
Peternak harus terampil sapi sebaiknya dari samping
mengelola ternaknya dan bahu sapi, hindari alat bantu
menerima pelatihan yang sesuai. yang menyakitkan seperti
Menjamin ternak berperilaku cambuk, alat kejut listrik,
relatif normal, salah satunya batang besi dll
dengan menyediakan ruang
gerak yang cukup untuk betina, 7.4.6. Pemasaran Ternak
pejantan dan pedet. Peternak
harus mampu: Pada umumnya ternak dijual
• Mengenali ternaknya sehat dalam kondisi sehat dan
atau sakit phisiknya bagus. Ternak yang
• Memahami perubahan akan dijual dikumpulkan pada
tingkah laku ternak kandang khusus (pen) yang
• Paham kapan perlu tindakan dekat dengan loading ramp
pengobatan (tangga untuk menaikkan sapi ke
• Mengimplementasikan truk). Pada saat menggiring dari
program pengelolaan kandang ke pen tanpa
kesehatan menyebabkan stress. Truk yang
• Mengimplementasikan digunakan harus dirancang
program pemberian pakan khusus untuk keselamatan
dan pengelolaan padang peternak dan sapi. Sapi
rumput dinaikkan, dipindahkan dan
• Mengenali iklim untuk diturunkan dengan hati-hati dan
mempromosikan kesehatan sabar agar tidak menimbulkan
dan kesejahteraan ternak stres. Daya angkut sapi
• Mempu mengelola produksi ditentukan dengan ukuran dan
ternak berat sapi, pastikan rung dalam
• Menangani ternak dengan truk tidak terlalu padat. Jika truk
baik dan dengan cara yang tidak penuh harus diberi sekat
benar, mengantisipasi pembatas agar sapi tenang dan
penyebab masalah dan truk stabil. Pintu kendaraan dan
tindakan pencegahan. pintu gerbang loading ramp
harus cukup besar untuk dilewati
7.4.5. Penanganan Ternak sapi tanpa menimbulkan luka.
Tidak ada jarak antara bak truk
• Menyiksa ternak pada dengan loading ramp, jika ada
kondisi apapun tidak jarak dapat menyebabkan sapi
diperbolehkan terperosok dan sapi menderita
cedera.

110
7. 5. Lingkungan cairan silase, lumpur, dan bahan
polutan lainnya harus diletakkan
Konsumen makin sadar bahwa pada tempat yang aman untuk
produksi makanan harus menjaga agar tidak mencemari
seimbang dengan lingkungan. lingkungan lokal. Hindari
untuk itu peternak dalam membuang limbah pertanian
memproduksi susu dan daging atau bahan kimia pada tempat
memilih cara yang mengurangi yang dapat terkena drainase, air
kerusakan lingkungan . Masalah permukaan atau aiur tanah
utama adalah polusi dari kotoran dapat menghanyutkan dan
sapi, cairan, cairan silase dll. mencemari suplai air lokal.
Saran untuk GMP adalah Gunakan bahan kimia (pupuk,
memiliki sistem pengelolaan obat, pestyisida dll) dengan
limbah yang baik, dan menjamin benar untuk menghindari
pengelolaan ternak tidak pencemaran lingkungan.
memberikan dampak terhadap Menjamin penampilan usaha
lingkungan lokal. Masing-masing peternakan agar bersih dan
dijelaskan sebagai berikut: terawat untuk menciptakan
kesan tempat memproduksi susu
7.5.1. Memiliki Sistem dan daging yang berkualitas
Pengelolaan Limbah baik.
yang Baik
8. Aplikasi konsep
Limbah peternakan harus
ditampung pada tempat khusus Coba amati suatu usaha
untuk meminimumkan peternakan dilingkungan sekolah
pencemaran. Tempat siswa, apakah sudah
penampungan harus diperiksa melaksanakan GMP dengan
apakan sudah penuh, atau ada baik. Hal-hal yang di amati
kebocoran. Limbah lain seperti meliputi:
plastik harus dibuang pada • Mencegah Penyakit Masuk
tempat yang sesuai untuk Ke Farm (Usaha Ternak)
mencegah polusi. Kotoran sapi • Memiliki Program
dapat disemprotkan ke padang Pengelolaan Kesehatan yang
rumput. Efektif
ƒ Pemerahan tidak Melukai
7.5.2. Menjamin Pengelolaan Sapi dan Mengotori Susu
Ternak tidak • Menjamin Pakan dan Air
Memberikan Dampak Kualitasnya Baik
Terhadap Lingkungan • Ternak Harus Nyaman
Lokal • Memiliki Sistem Pengelolaan
Limbah yang Baik
Menjaga agar usaha peternakan • Ternak tidak Haus, Lapar dan
tidak memberi dampak terhadap Salah Makan
lingkungan lokal. Fasilitas
penyimpanan untuk limbah oli,

111
9. Pemecahan masalah 1. Jenis sapi asli Indonesia
adalah
9.1. Sapi perah yang dipelihara a. Brahman
didataran rendah produksinya b. Sahiwal
kebih rendah dari sapi perah c. Bali
yang dipelihara didataran tinggi. d. Angus
Diskusikan dengan teman-teman
siswa 2. Jenis ternak perah yang ada
di Indonesia adalah
9.2. Selandia Baru menyilangkan a. Sahiwal Cross
sapi FH dengan dapi sahiwal. b. FH
Hasil silangan tersebut Sahiwal c. Kerbau Murrah
cross di kespor ke Indonesia. d. Semua benar
Diskusikan apa tujuan
penyilangan tersebut? 3. Cara mengetahu umur sapi
yang paling tepat adalah
9.3. Australia menyilangkan sapi a. Dari catatan
Short horn dengan sapi b. Dari cincin tanduk
Brahman. Hasil silangan BX c. Wawancara
kemudian diekspor ke Indonesia. d. Dari pertumbuhan gigi
Diskusikan dengan teman-
teman, apa tujuan penyilangan 4. Pengetahuan tingkah laku
tersebut. ternak diperlukan untuk
a. Mempermudah
9.4. Kandang didataran rendah penanganan sapi
sebaiknya tidak menggunakan b. Menyakiti sapi
atap dari bahan seng atau c. Menendang sapi
asbes, tetapi disarankan d. Mengikat sapi
menggunakan genteng.
Diskusikan dengan teman-teman 5. Pada pakan sapi, bungkil
apa tujuan tersebut? kedelai termasuk bahan
sumber
9.5. Disuatu peternakan sapi a. Energi
potong banyak didapati sapi b. Protein
yang pincang, sehingga c. Lemak
pertumbuhan terganggu. d. Mineral
Diskusikan dengan teman-teman
apa kemungkinan 6. Dedak padi merupakan bahan
penyebabnya? pakan sumber
a. Energi
10. Pengayaan b. Protein
c. Mineral
Jawablah pertanyaan di bawah d. Vitamin
ini, dengan memilih satu
jawaban yang paling benar

112
7. Defisiensi Ca (Calsium) pada 10. Upaya mencegah penyakit
sapi menyebabkan masuk ke Farm sapi
a. Riketsia, adalah
b. Pertumbuhan terhambat, a. Mengontrol kendaraan
c. Tidak ada koordinasi otot. yang masuk
d. Semua benar b. Mengontrol orang yang
masuk
8. Fungsi kandang sapi adalah c. Membuat pagar pembatas
a. Mengontrol iklim mikro d. Semua benar
b. Memberi kenyamanan sapi
c. Menjaga keamanan ternak Kunci Jawaban
d. Semua benar 1.c
2.d
9. tujuan vaksinasi sapi adalah 3. a
a. Mengobati sapi sakit 4. a
b. Menciptakan kekebalan 5. b
tubuh 6. a
c. Menambah vitamin 7. d
d. Menyuntikkan antibiotika 8. d
9. b
10. d

113
114
BAB 3
MENERAPKAN KAIDAH DAN ATURAN KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

1. Persyaratan K3
Sistem manajemen (K3) adalah
Pada prinsipnya tanggung jawab
bagian dari sistem manajemen
terhadap keselamatan dan
secara keseluruhan yang
kesehatan kerja (K3) berada
meliputi : struktur
pada setiap orang. Setiap orang
organisasi, perencanaan,
atau karyawan yang bekerja
tanggung jawab, pelaksanaan
dalam suatu perusahaan
prosedur, proses, dan sumber
peternakan khususnya ternak
daya yang dibutuhkan bagi
ruminansia besar, harus
pengembangan, penerapan,
berpartisifasi dalam setiap
pencapaian, pengkajian dan
kegiatan keselamatan dan
pemeliharaan kebijakan
kesehatan kerja, serta
keselamatan dan kesehatan
bertanggung jawab atas
kerja dalam rangka
keselamatan dan kesehatan
pengendalian resiko yang
dirinya masing-masing
berkaitan dengan kegiatan kerja
dilingkungan kerjanya. Karena
guna terciptannya tempat kerja
dalam suatu perusahaan
yang aman, efesien dan efektif.
peternakan khususnya ternak
ruminansia besar senantiasa
Tempat kerja adalah, setiap
terdapat kegiatan-kegiatan
ruangan atau lapangan tertutup
teknis yang melibatkan juga
atau terbuka, bergerak atau
berbagai peralatan teknis dan
tetap, dimana tenaga kerja
sumber daya manusia. Maka
bekerja atau yang sering
secara keseluruhan beban
dimasuki tenaga kerja untuk
tanggung jawab atas operasinya
keperluan suatu usaha dan
suatu perusahaan peternakan
dimana terdapat sumber atau
akan berada pada pimpinan
sumber-sumber bahaya baik
perusahaan peternakan
didarat, didalam tanah,
tersebut.
dipermukaan air, didalam air,
diudara, yang berada di dalam
Penerapan sistem manajemen
wilayah kekuasaan hukum
(K3) dapat menjamin
Republik Indonesia,
keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja maupun orang yang
Perusahaan adalah setiap
berada di tempat kerja. Menurut
bentuk usaha yang
peraturan menteri Tenaga Kerja
mempekerjakan pekerja dengan
No: Per. 05/Men/1996, tentang
tujuan mencari laba/keuntungan
sistem keselamatan dan
atau tidak, baik milik swasta
kesehatan kerja.
mapun milik negara.

115
bagian dari perencanaan.
Tenaga kerja adalah tiap orang Sebagaimana alur proses sistem
yang mampu melakukan manajemen keselamatan dan
pekerjaan baik didalam maupun kesehatan kerja, maka untuk
diluar hubungan kerja guna dapat menetapkan dan
menghasilkan jasa atau barang memelihara program kerja K3
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan perlu adanya
masyarakat. tahapan-tahapan diantaranya:
pemahaman terhadap dasar
Pengusaha adalah : hukum pelaksanaan program
• Orang atau badan hukum K3, adanya komitmen dan
yang menjalankan suatu kebijakan dari
usaha milik sendiri dan untuk pengusaha/pemilik perusahaan,
keperluan itu menggunakan dan akhirnya perencanaan,yang
tempat kerja. di dalamnya termasuk program
• Orang atau badan hukum kerja.
yang secara berdiri sendiri
menjalankan sesuatu usaha 3. Dasar Hukum Pelaksanaan
bukan miliknya dan untuk Program K3
keperluan itu
mempergunakan temapat Bagi suatu perusahaan, tenaga
kerja. kerja merupakan aset yang
sangat berharga. Agar dapat
Adapun tujuan dan sasaran melakukan tugasnya secara
sistem manajemen K3 efektif dan efisien, maka
perusahaan peternakan kesejahteraan tenaga kerja perlu
khususnya ternak ruminansia diperhatikan. Salah satu bentuk
besar adalah menciptkan suatu kesejahteraan bagi tenaga kerja
sistem keselamatan dan adalah perlindungan terhadap
kesehatan kerja di tempat kerja keselamatan dan kesehatan
dengan melibatkan unsur kerja-nya. Untuk menjamin
manajemen, tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan
kondisi dan lingkungan kerja tenaga kerja maupun orang lain
yang terintegrasi dalam rangka yang berada di tempat kerja,
mencegah dan mengurangi serta menjamin keamanan
kecelakan dan penyakit akibat terhadap sumber prouksi, proses
kerja serta terciptanya tempat produksi dan dan lingkungan
kerja yang aman, efisien, dan kerja, perlu penerapan sistem
produktif. manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Kaidah dan peraturan Penerapan sistem manajemen
mengenai K3 keselamatan dan kesehatan
kerja ini sesuai dengan
Dalam sistem manajemen peraturan perundangan yang
keselamatan dan kesehatan berlaku di Indonesia. Peraturan
kerja, Program K3 merupakan

116
perundangan yang dimaksud seperti peledakan, kebakaran,
adalah: pencemaran, dan penyakit
akibat kerja wajib menerapkan
3.1. Pasal 27 ayat (2), UUD sistem manajemen K3.
tahun 1945. ”Setiap warga
negara berhak atas Sistem manajemen K3
pekerjaan dan sebagaimana dimaksut wajib
penghidupan yang layak dilakasanakan oleh pengurus,
bagi kemanusiaan”. perusahaan dan seluruh tenaga
3.2. Undang-Undang No. 13 kerja sebagai satu kesatuaan.
tahun 2003 tentang Dalam penerapan sistem
”Ketenaga kerjaan” Pasal manajemen K3 perusahaan
86 peternakan ruminansia besar,
wajib melaksanakan ketentuan-
y Setiap pekerja mempunyai ketentuan sebagai berikut:
hak untuk memperoleh y Menerapakan kebijakan
perlindungan atas: keselamatan dan kesehatan
keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin
kerja , Moral dan kesusilaan komitmen terhadap
dan perlakuan yang sesuai penerapan sistem
dengan hak-hak dan manajemen K3.
martabat manusia serta nilai- y Merencanakan pemenuhan
nilai agama. kebijakan, tujuan dan
y Untuk melindungi sasaran penerapan
keselamatan pekerja guna keselamatan dan kesehatan
mewujudkan produktifitas kerja
kerja yang optimal y Menerapkan kebijakan
diselenggarakan upaya K3 keselamatan dan kesehatan
y Perlindungan sebagaimana kerja secara efektif dengan
dimaksud pada ayat (2) mengembangkan
dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dari mekanisme
peraturan perundang- pendukung yang diperlukan
undangan yang berlaku. mencapai kebijakan, tujuan
dan sasaran keselamatan
4. Penerapan Sistem dan kesehatan kerja.
Manajemen K3 y Mengukur, memantau dan
mengevaluasi kinerja
Setiap perusahaan peternakan keselamatan dan kesehatan
ruminansia besar yang kerja serta melakukan
mempekerjakan tenaga kerja tindakan perbaikan dan
sebanyak seratus (100) orang pencegahannya.
atau lebih dan atau mengandung y Meninjau secara teratur dan
potensi bahaya yang ditimbulkan meningkatakan pelaksanaan
oleh karakteristik dari proses sistem manajemen K3
produksi yang dapat secara berkesinambungan
mengakibatkan kecelakaan kerja dengan tujuan meningkatkan

117
kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja. 5.3. Keamanan Peralatan

5. Memelihara Infrastruktur Semua peralatan yang akan


K3 dalam Perusahaan digunakan atau yang sudah
Peternakan Ruminansia dipasang, hendaknya dilakukan
Besar evaluasi ulang atau dicek ulang.
Apakah peralatan tersebut
5.1. Keselamatan Kerja sudah benar-benar layak atau
aman digunakan atau belum ?
Keselamatan kerja dalam
perusahaan peternakan 5.4. Pemasangan Instalasi
ruminansia besar adalah Pengaman
keselamatan kerja yang
menyangkut dengan unsur Setiap kali peralatan akan
manusia, mesin/peralat, bahan dipergunakan, kita harus selalu
yang dikerjakan dan ternak yang memeriksa apakah alat
diusahakan. Adapun fungsi pengamannya sudah terpasang
keselamatan kerja adalah dengan benar sesuai dengan
mencegah terjadinya kecelakaan buku manualnya. Apakah alat
di tempat kerja. Yang perlu pengaman yang dipasang sudah
diperhatikan dalam keselamatan sesuai dengan standar nasional
dan kesehatan kerja adalah untuk katagori alat tertentu.
terciptanya keamanan dan
lingkungan yang sehat di 5.5. Pemasangan Kabel
perusahaan peternakan
ruminansia besar untuk semua Kondisi yang sama harus
pekerja tanpa harus diperhatikan untuk peralatan
membedakan jenis atau yang membutuhkan arus dari
klasifikasi pekerjaan. sumbernya, jenis kabel yang
dipasang harus memenuhi
Adapun faktor-faktor yang harus standar yang ditentukan.
diperhatikan dalam
keselamatan kerja : 5.5.1. Pengaman Listrik

5.2. Keselamatan atau Petugas atau pemakai alat yang


Keamanan Personal berhubungan dengan listrik
(manusia) harus memeriksa kondisi
pengaman listrik, untuk
Setiap orang yang bekerja di mengetahui kelayakan dari
perusahaan peternakan semua pengaman listrik yang
ruminansia besar harus ada, apakah semua pengaman
menggunakan peralatan K3 yang ada telah memenuhi
pada waktu bekerja sesuai syarat teknis.
dengan spesifikasi
pekerjaannya.

118
alat pencacah rumput ( copper)
5.5.2. Pemadam Kebakaran yang ada di perusahaan
peternakan ruminansia besar
Semua gedung baik yang perlu alat penutup telinga atau
termasuk dalam instansi pelindung telingga. Disamping
pemerintah maupun swasta alat tersebut masih ada alat –
sebaiknya dilengkapi dengan alat pelindung badan lainnya
alat pemadam kebakaran yang seperti : ( alat pelindung mata,
sesuai dengan kebutuhan alat pelindung , kepala alat
bangunan. Alat pemadam pelindung tangan, alat pelindung
kebakaran dapat ditempatkan di kaki, alat pelindung hidung dan
laboratorium, bengkel, pabrik mulut dan lain sebagainya).
pakan, gudang pakan , gedung
atau kantor perusahaan 6. Pedoman Penerapan Dan
peternakan ruminansia besar. Sistem Manajemen K3
Alat pemadam kebakaran secara Perusahaan Peternakan
periodik harus dicek apakah Ruminansia Besar
berfungsi dengan baik atau
tidak. 6.1. Komitmen dan Kebijakan
Pimpinan
5.5.3. Kesehatan Kerja
6.1.1. Kepemimpinan dan
Hal-hal yang perlu diperhatikan Komitmen
yang berhubungan kesehatan
kerja dalam perusahaan Pengurus atau pemimpin
peternakan ruminansia besar perusahaan peternakan
adalah : ruminansia besar harus
menunjukan kepemimpinannya
5.5.4. Sirkulasi Udara yang dan komitmennya terhadap
Baik keselamatan dan kesehatan
kerja dengan menyediakan
Untuk menjaga agar udara sumberdaya yang memadai.
dalam ruangan kantor, kandang
ternak , pabrik pakan tetap Setiap tingkat pimpinan di
bersih dan nyaman perlu perusahaan peternakan
dipasang peralatan seperti ( ruminansia besar harus
sistem penyedot atau pengisap menunjukan komitmen terhadap
debu, kipas angin , AC dan K3, sehingga penerapan sistem
penanaman pohon pelindung manajemen K3 di perusahaan
dan lain-lai ) peternakan ruminansia besar
dapat berhasil dengan baik dan
5.5.5. Kebisingan mudah dikembangkan.

Untuk mengantisipasi kebisingan Setiap tenaga kerja atau


dalam bekerja di pabrik pakan karyawan perusahaan
atau pada saat mengoperasikan peternakan ruminansia besar

119
dan orang lain yang berada kegiatan perusahaan peternakan
ditempat kerja harus berperan ruminansia secara menyeluruh
serta dalam menjaga dan yang bersifat umum dan atau
mengendalikan pelaksanaan k3. operasional.

6.1.2. Wujud Komitmen Kebijakan K3 suatu perusahaan


peternakan ruminansia besar,
Komitmen pimpinan perusahaan sebaiknya dalam pembuatannya
berkaitan dengan keselamatan melalui proses konsultasii antara
dan kesehatan kerja dilakukan pengurus/pengelola dan wakil
dengan cara menyediakan tenaga kerja atau karyawan
sumberdaya yang memadai, dan suatu perusahaan tersebut, yang
diwujudkan dalam bentuk: kemudian harus dijelaskan,
y Membentuk Organisas dan disebarluaskan kepada seluruh
menempatkan organisasi warga atau tenaga
keselamatan dan kesehatan kerja/karyawan yang ada di
kerja pada posisi yang dapat perusahaan tersebut.
menentukan keputusan
perusahaan Kebijakan K3 yang disusun dan
y Menyediakan anggaran, disepakati bersifat dinamik dan
y Menyediakan tenaga kerja selalu ditinjau ulang, dalam
yang berkualitas rangka peningkatan kinerja K3.
y Menyediakan sarana lain
yang diperlukan untuk K3 6.2. Perencanaan
y Menetapkan tanggung
jawab, wewenang, dan Perusahan peternakan
kewajiban yang jelas dalam ruminansia besar harus
penanganan K3 membuat perencanaan yang
y Membangun dan memelihara efektif untuk mencapai
kesadaran, motivasi dan keberhasilan penerapan dan
keterlibatan seluruh pihak di kegiatan sistem manajemen K3
perusahaan dengan sasaran yang jelas dan
dapat diukur.
6.1.2.1. Kebijakan K3
Perencanaan harus memuat
Kebijakan K3 suatu perusahaan tujuan, sasaran, dan indikator
peternakan ruminansia besar kinerja yang diterapkan dengan
adalah suatu pernyataan tertulis mempertimbangkan identifikasi
yang ditanda tangani oleh sumber bahaya, penilaian dan
pengusaha dan atau pengurus pengendalian reksiko sesuai
perusahaan peternakan dengan persyaratan perundang-
ruminansia besar, yang memuat undangan yang berlaku.
keseluruhan visi dan tujuan
perusahaan, komitmen dan
tekad melaksanakan K3 , dan
program kerja yang mencakup

120
6.2. Penerapan y Kegiatan pendukung

Dalam mencapai tujuan K3 Kegiatan pendukung dari


perusahaan peternakan sistem manajemen K3
ruminansia besar harus antara lain; komunikasi,
menunjuk personal yang pelaporan dan
mempunyai kualifikasi yang pendukumentasian semua
sesuai dengan sistem yang kegiatan yang berada
diterapkan. disuatu peruhaan
peternakan ruminansia besar
y SDM, Sarana dan Dana tersebut.

Perusahaan harus 7. Menyimpan Alat- Alat


mempunyai personal yang Produksi Bahan Kimia dan
memiliki kualifikasi , sarana, Biologis
dana yang memadai sesuai
dengan sistem manajemen Alat-alat produksi seperti cangul,
K3 ember, sapu, sekop, copper,
kereta dorong, tali tambang, alat-
y Tanggung Jawab alat kesehatan, dan peralatan
lainnya disimpan di tempat yang
Dalam peningkatan K3 , aman, baik itu dari pencurian
akan efektif apabila semua maupun keamanan awetan
pihak dalam suatu ataupun keberfungsian alat
perusahaan tersebut tersebut. Untuk menyimpan alat-
didorong untuk berperan alat produksi perlu sarana
serta dalam penerapan dan pendukung seperti gudang
pengembangan sistem memenuhi persyaratan.
manajemen K3 serta Sedangkan untuk peralatan
memiliki budaya perusahaan kesehatan perlu juga disimpan
yang mendukung dan pada ruangan tertentu dan alat-
memberikan kontribusi bagi alat kesehatan sebaiknya
sistem manajemen K3 dipisahkan dengan alat-alat
untuk kegiatan produksi.
y Pelatihan dan Kompetensi
kerja Bahan – bahan kimia
sebaiknya disimpan pada
Pengembangan dan ruangan khusus, tidak dicampur
penerapan sistem dengan bahan-bahan biologis
manajemen K3 perusahaan maupun alat–alat produksi.
peternakan ruminansia besar Ruangan untuk menyimpan
yang efektif ditentukan oleh bahan kimia diusahakan
kompetensi kerja dan sedemikian rupa jauh dari ruang
pelatihan dari setiap tenaga dapur. Pada intinya pada saat
kerja diperusahaan tersebut. menyimpan semua alat-alat
produksi, bahan kimia dan

121
biologis sebaiknya sesuai menyebabkan cidera baik itu
dengan standard operating ternak maupun peternaknya ?
Procedure ( SOP).
10. Pengayaan
8. Aplikasi Konsep
1. Kepanjangan dari K3 adalah
Mengidentifikasi K3 pada
a. Kesehatan dan
perusahaan peternakan sapi
keselamatan kerja
potong:
b. Keselamatan dan
kesehatan kerja
8.1. Lakukan identifikasi sumber
c. Kesehatan keselamatan
bahaya yang berkaitan
kerja
dengan kegiatan
d. Keselamatan kesehatan
penggemukan sapi potong
kerja
yang meliputi :
y Kegiatan persiapan
2. Keselamatan kerja dalam
kandang
perusahaan peternakan
y Kegiatan pemilihan bibit
ruminansia besar adalah
atau pengadaan bibit
keselamatan kerja yang
y Kegiatan pemberian
menyangkut dengan unsur :
pakan
a. manusia, mesin/peralat,
y Kegiatan penanganan
bahan yang dikerjakan
kesehatan
dan ternak yang
y Kegiatan pemanenan
diusahakan.
8.2. Lakukan Identifikasi
b. manusia, mesin/peralat,
dampak yang ditimbulkan
dan bahan yang
akibat dari kegiatan tersebut
dikerjakan
8.3. Carilah solusi atau alternatif
c. manusia, mesin/peralat,
pemecahan dari masing-
dan ternak ternak yang
masing dampak tersebut
diusahakan.
8.4. Buatkan program K3 nya.
d. Tenaga kerja, alat, bahan
dan lingkungan
9. Pemecahan Masalah
3. Kebijakan K3 suatu
Seorang peternak sapi akan
perusahaan peternakan
melakukan kegiatan
ruminansia besar sebaiknya
penanganan ternak (
memuat tentang :
memandikan ternak) kebetulan
a. visi dan tujuan
ternaknya sulit dikendalikan.
perusahaan dan
Pada hal kegiatan memandikan
komitmen dan tekad
itu merupakan program
melaksanakan K3
penanganan kesehatan. Apa
b. visi dan tujuan
saran anda agar kegiatan
perusahaan dan program
memandikan ternak tersebut
kerja K3
berjalan lancar tanpa
c. visi dan tujuan
perusahaan dan

122
komitmen dan tekad b. Peraturan menteri
melaksanakan K3 , dan Tenaga Kerja No: Per.
program kerja yang 05/Men/1998
mencakup kegiatan c. Peraturan menteri
perusahaan peternakan Tenaga Kerja No: Per.
ruminansia secara 05/Men/1997
menyeluruh yang bersifat d. Peraturan menteri
umum dan atau Tenaga Kerja No: Per.
operasional. 05/Men/1996,
d. visi dan target
perusahaan dan 6. Undang - undang yang
komitmen dan tekad mengatur tentang
melaksanakan K3 Ketenagakerjaan adalah
a. Undang-Undang No. 13
4. Pada prinsipnya tanggung tahun 2003
jawab terhadap keselamatan b. Undang-Undang No. 13
dan kesehatan kerja (K3) tahun 2004
berada pada: c. Undang-Undang No. 12
a. Setiap perusahaan tahun 2004
peternakan d. Undang-Undang No. 12
b. Setiap organisasi tahun 2003
c. Setiap instansi
pemerintah Kunci Jawaban
d. Setiap orang 1. b
2. a
5. Peraturan Menteri Tenaga 3. c
Kerja yang mengatur tentang 4. d
sistem keselamatan dan 5. d
kesehatan kerja ( K3) adalah: 6. a
a. Peraturan menteri
Tenaga Kerja No: Per.
05/Men/1999

123
LAMPIRAN. A

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2004. Guide to Good Dairy Farming Practice 2004. A joint


publication of the International Dairy Federation
and the Food and Agriculture Organization of the United Nations
Rome, January 2004

Anonimus, 2006. Statistik Pertanian 2006, Pusat Data dan Informasi


Deptan, Deptan.

Anonimus, 2007. http://www.depkop.go.id/sipp-kukm/

Anton, A. 2006. Rencana Pembangunan Pertanian 2005-2009,


Departemen Pertanian

Annida Online : http://www.ummigroup.co.id/ Selasa, 18 Januari 05

AAK, 1991. Petunjuk Beternak Sapi Potong Dan Kerja. Kanisius


Yogyakarta

Blakely, J. 1998,. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gajah Mada


University Pess

Darmono. 1993. Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius


Yogyakarta

Eitgen W et all, 1987. Dairy Cattle Feeding and Management. John


Wiley and Son, USA.

Frandson. Penerjemah Srigandono dan Praseno K. 1992. Anatomi dan


Fisiologi Ternak. Penerbit Gajah Mada University Press.

Gasperz, V. 1997. Manajemen Bisnis Total. PT. Gramedia Jakarta

Hill, D.H. 1988. Cattle and Buffalo Meat Production in the Tropics.
Granada Publishing Ltd. London.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan.


Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Jurgenson. 1980. Approved Practices in Beef Cattle Production. The
Interstate printers and publiher. Inc.

Kotler, P.1998. Manajemen Pemasaran 9e. PT Prenhalindo, Jakarta

Kisdarto, A. 2001. Produktifitas Aktualisasi Budaya Perusahaan. PT


Gramedia , Jakarta

Lyford, S.J. 1988. Growth and Development of Rumen Digestive


System in: Church, D.C. The Ruminant Animal Digestive
Physiology and Nutrition.

Leith, P.1989. The Cook’s Hand Book. Papermack Division, Macmillan


Publ. Ltd. London

Potter, N. 1996, Food Science. Published by Van Nostrand Reinhold Co,


New York

Lengkey, HAW.1998. Teknologi dan Kesehatan Daging. Fakultas


Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.

Murtidjo, B.A. 1991.Memelihara Kerbau. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Pane, I. 1986. Pemuliabiakan Ternak Sapi. Penerbit PT Gramedia,


Jakarta.

Parakasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Penerbit


Universitas Indonesia, Jakarta

Partodihardjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara


Sumber Widya. Jakarta

Porter, M. 1980. Strategi bersaing. PT Erlangga, Jakarta

Peter, P dan Robinson, R. 1997. Consumer Behavior and Marketing


Strategy, fourth edition. Homewood, Boston

Rachman, R.N. 2004. Genetika Ternak, edisi 4. Penerbit Penebar


Swadaya. Jakarta.

Sumoprastowo. RM. 2003. Penggemukan Sapi dan Kerbau. Papas


Sinar Sinanti. Jakarta
Subronto . 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mammalia) I. Penerbit Gajah
Mada University Press. Yogyakarta

Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mammalia) II.Penerbit Gajah


Mada University Press. Yogyakarta

Sarwono, B dan Hario, B. A. 2007. Penggemukan Sapi Potong Secara


Cepat, Panebar swadaya Jakarta,

Tillman, A.D. 1990. Planned Beef Production and Marketing. Penerbit


Gajahmada University Press, Yogyakarta

Tridjoko Wisnu Murti. 2002. Ilmu Ternak Kerbau. Kanisius. Yogyakarta

Undang S. 2007. Tata Laksana Pemeliharaan ternak Sapi. Panebar


Swadaya, Jakarta
LAMPIRAN. B

GLOSARIUM

No Istilah Arti
1. Alfatokoferol : Vitamin E
2. Argali : Jenis domba dari Asia kecil
3. Artificial Insemination : Inseminasi buatan (IB)
4. Bagging : Mengemas
5. Balance sheet : Neraca
6. Bos sondaikus : Banteng
7. Breeding : Pembibitan
8. Bubalus : Kerbau
9. Butter : Mentega
10. BX : Brahman cross
11. Ca : Calcium
12. Calving interval : Interval beranak
13. Cash flow : Aliran dana
14. Catching : Menangkap ternak
15. Cesar : Operasi mengeluarkan bayi sapi
16. Cheese : Keju
17. Chopper : Mesin pencacah rumput
18. Co : Cobalt
19. Cross breed : Ternak silang
20. Cu : Copper
21. Cyanocobalalanin : Vitamin B12
22. DE : Digestible Energy
23. Deficiency : Kekurangan suatu zat gizi
24. Dehorning : Menghilangkan tanduk
25. Disease control : Pengendalian penyakit
26. Dosing : Menimbang sesuai dosis
27. DP : Digestible Protein
28. Dry period Masa sapi tidak memproduksi susu
: (kering)
29. Dry lot fattening Penggemukan sapi dengan pakan
: konsentrat
30. EAT : Earning After Tax
31. EBIT : Earning Before Interest and Tax
32. EBT : Earning before tax
33. Ergocalciferol : Vitamin D
34. Estrus : Birahi
35. Fe : Fero
36. Feces : Kotoran ternak
37. Feed : Pakan
38. Feeding : Pemberian pakan
No Istilah Arti
39. Fix Cost : Biaya tetap
40. Freemartin Anak sapi betina dari kembar
: dampit yang mandul
41. Friesian Holstein : Jenis sapi perah
42. GE : Gross Energy
43. Grading up Peningkatan mutu genetik melalui
persilangan dengan ternak yang
: mutu genetisnya lebih baik
44. Grinding : Menggiling
45. Good Management
Practices : Praktek pengelolaan yang baik
46. Handling : Penanganan ternak
47. Hay : Rumput kering
48. I : Iodium
49. Inbreeding : Kawin keluarga
50. K : Kalium
51. Kalori : Satuan energi
52. KKK (K3) : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
53. Kerbau Murah : Kerbau dari India
54. King grass : Rumput raja
55. Colostrums : Susu awal laktasi
56. KUD : Koperasi Unit Desa
57. KW : Kilo Watt
58. Laktasi : Masa produksi susu
59. Least cost formula Formula pakan dengan biaya
: termurah
60. Leguminosa : Kacang-kacangan
61. Marking : Memberi tanda ternak
62. Mastering : Menggiring ternak
63. ME : Metabolism Energy
64. Mg : Magnesium
65. Mixer Mesin pencampur pakan
: konsentrat
66. Mixing : Mencampur pakan
67. Mn : Mangan
68. Mo : Molybdenum
69. Molasses : Tetes tebu
70. NE : Net Energy
71. NPN : Non Protein Nitrogen
72. NRC : National Research Council
73. Out crossing : Silang luar
74. Ovarium : Sel telur
75. P : Phosphor
76. Pasture : Padang rumput
No Istilah Arti
77. Pelvic : Saluran kelahiran
78. Penis : Alit melamine junta
79. Penisetum Purpureum : Rumput gajah
80. Polls : Sobekan rumput
81. PPH : Pajak penghasilan
82. PPN : Pajak pertambahan nilai
83. Pyridoxine : Vitamin B6
84. Rancidity : Ketengikan
85. Retinol : Vitamin A
86. Riboflavin : Vitamin B2
87. Rpm : Rotary per Minute
88. S : Sulfur (belerang)
89. Se : Selenium
90. Silage : Rumput terfermentasi
91. Silo : Tempat pembuatan silase
92. Skrotum : Testis
93. Software : Perangkat lunak
94. Storing : Menyimpan pakan
95. Sweet Condensed Milk : Susu kental manis
96. TDN : Total Digestible Nutrient
97. Testimony : Kesaksian
98. Testosterone : Hormon ternak jantan
99. Thiamin : Vitamin B1
100. Uterus : Kandungan
101. Vagina : Alat kelamin betina
102. Variable cost : Biaya variabel
103. VFA : Volatile Fatty Acid
104. Whey : Limbah pembuatan keju
105. Zebu : Jenis sapi dari India
106. Zn : Zink
LAMPIRAN. C

DAFTAR INDEX
INDEX HAL Elelctric Koefisien teknis 135
Aberden Angus 31 dehorner 319 Kolustrum 315
Abomasum 238 Embrio transfer 153 Konsntrat 203
Air 79 Energi 56 Konsumsi
Amoniasi 199 Esopagus 235 protein 3
Ampas tahu 208 Etrus 140 Koordinasi 424
Anatomi 120 Feses 284 Kornet 10
Anthrax 290 Fertilisasi 130 Kotler 371
Asam amino 60 Nice market 380 Kudis 300
Bagging 231 Foot root 303 Kulit 7
Bakteri 86 Formula pakan 221 Laba rugi 415
BCR 419 GMP 100 Laktasi 339
Bedding (alas) 314 Gonad 121 Lama bunting 339
Bentuk kandang 270 Grading up 170 Lamtoro 179
BEP 418 Hammer mill 225 Leguminosa 177
Biaya 401 Hand mating 147 Lemak 62
Biaya produksi 411 Handling 359 Limousin 36
Biaya tetap 411 Harga 383 Manual
Biaya variabel 411 Hay 196 dehorner 320
Biji kapas 206 Hcn 305 Menggiling 224
Bio security 92 Hereford 29 Menggiring
Bos sundaicus 2 Hering bone 330 ternak 361
Botulisme 306 Heritabilitas 165 Menimbang
Brahman 25 Hewan kurban 404 sapi 356
Brangus 30 Horizontal mizer 230 Mentega 12
Bronkhitis 304 Infrastruktur 425 Menuntun sapi 365
Brucelosis 296 Inovasi 424 Merancang
Bubalis bubalus 2 Inspeksi 288 kandang 253
Bungkil kedelai 205 Investasi 415 Mesin jahit
Bungkil kelapa 206 Jagung 207 karung 231
Bungkil sawit 206 Jembrana 293 Mesin perah 330
Cacing 87 Jerami jagung 181 Mesin perah
Cacing hati 297 Kalkulasi portable 332
Caecum 239 pemasaran 400 Metode coba-
Calving interval 340 Kandang coba 220
Cash flow 417 individu 263 Milk can 265
Cervix 146 Kandang koloni 262 Milk fever 305
Cloning 155 Kapur 209 Mineral makro 65
Colon 239 Karbohidrat 58 Mineral mikro 69
Copper 198 Kebijakan K3 116 Mixing 228
Cross breeding 168 Kebuntingan 143 Molase 208
Culling 345 Kebutuhan Monitoring 402
Daging 4 pakan sapi 214 Mulut 235
Daun tebu 182 Keinginan 372 Neraca 417
Dedak 207 Keju 11 Nutrisi daging 5
Defisiensi 80 Kembung 299 Nutrisi pakan 58
Diagnose 281 Kepuasan 373 Nutrisi susu 5
Diferensiasi 380 Kerbau 16 Omasum 238
Disk mill 224 Kerbau lumpur 48 Onggok 207
Droughmaster 33 Kerbau Murrah 48 Ongole 27
Dry lot fattening 348 Kerbau rawa 48 Ovarium 127
Ear tag 320 Kereman 349 Ovulasi 129
E-commerce 386 Ketosis 304 Palpasi 288
Parasit 87,96 Rumput gajah 176 Uterus 133
Pasture 211 Rumput setaria 176 Vagina 134
Pasteurisasi 14 Sabi BX 34 Vagina buatan 150
Pearson 220 Sahiwal Cross 46 Vaksin 94
Pediculosis 301 Santa Gertrudis 32 Vaksinasi 93
Pedoman K3 115 Sapi ACC 33 Ventilasi 260
Pejantan 337 Sapi Bali 39 Vertikal mixer 229
Pembayaran 399 Sapi dara 321 Virus 86
Pemberdayaan 424 Sapi dewasa 322 Vitamin 74
Pemerahan 324 Sapi FH 44 Vulva 145
Pemotongan Sapi Grati 45 Yoghurt 13
kuku 316 Sapi Jersey 45
Penampilan Sapi kering 333
feed lot 355 Sapi Madura 40
Pendapatan 400 Sapi PO 39
Pengukuran Sarana angkut 273
ternak 163 Segmentasi 381
Penilaian 159 Seleksi 155
Penis 126 Semen 149
Penjualan 397 Shorthorn 30
Penyakit Silase 196
kelamin 302 Silo 197
Penyakit mulut Simental 37
kuku 292 Simpul 360
Penyakit ngorok 294 Scabies 299
Penyortiran 398 Skrotum 125
Peremajaan 345 Software 221
Perilaku Sosis 9
konsumen 374 Stek 188
Perkawinan Stetoskop 286
buatan 148 Storing 231
Permintaan 372 Strategi 378
Persyaratan K3 111 Sumba Ongole 27
Pertumbuhan 50 Superovulasi 151
Pols 188 Surra 301
Populasi 15 Susu 5
Produk 372 Taktik
Produksi 8 pemasaran 382
Program Tali halter 360
pencegahan 307 Targeting 394
Promosi 383 Tataniaga 388
Protein 60 Tatoo 320
Protozoa 86 TDN 58
Proximat Tempat 383
analisis 233 Tepung gaplek 209
Pubertas 139 Tepung kerang 209
Radang paha 291 Tetanus 296
Rektum 239 Timbangan 227
Rencana Tingkah laku 52
pemasaran 393 Tingkat
Reproduksi 137 konsumsi susu 3
Reticulum 236 Tractor farm 274
Rotary milking 331 Transportasi 399
Rumen 236 Tuberkulosis 295
Ruminansia 234 Urea 210
Rumpu raja 176 Urine 284

You might also like