Professional Documents
Culture Documents
Cara analisis
Tabel 1. Data Hasil Pengujian Rasa Asin
Kode / contoh konsentrasi (%)
Panelis 357 312 147 521 329 411 352
0 1 2 3 4 5 6
1 0 0 1 1 2 3 4
2 0 0 1 1 2 3 4
3 0 0,5 1 1 0,5 2 3
4 0 0 1 2 0 0 0
5 0 0 0,5 0,5 0,5 0 0
6 0 0 0,5 2 2 2 2
7 0 0 0,5 2 2 2 2
8 0 0 0 0,5 0,5 0,5 1
9 0 0,5 0,5 0 0 0 0,5
10 0 0,5 0,5 0,5 2 2 1
11 0 0,5 0 0 0 0 0,5
12 0 0,5 0 0 0 0 0,5
13 0 0,5 0 0 0 0 0,5
14 0 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1
15 0 0,5 0,5 1 1 1 1
16 0 0,5 0,5 1 1 1 1
17 0 0 0 0,5 0,5 0,5 1
18 0 1 1 2 2 1 1
19 0,5 0,5 0,5 1 1 1 1
20 0 1 1 1 2 2 3
21 0 0,5 0 0,5 0 0 0
22 1 1 2 2 2 3 4
23 0 0,5 0 0,5 1 2 2
24 0 0,5 0,5 0,5 3 3 1
25 0 0,5 0,5 0,5 0 0 1
26 0 0 0 1 1 1 0,5
Rata-rata 0,05 0,4 0,5 0,8 1 1,1 1,4
50 80 100
Daya deteksi (%) 5 40 100 100
A B C+D
Dari 26 orang panelis semester V gizi maka diperoleh hasil yaitu untuk kode 357
Dan kode 312 dengan masing-masing konsentrasi larutan garam sebesar 0 ml dan 1
ml tidak ada daya deteksi yang diterima. Sementara itu untuk kode 147 dengan 2 ml
konsentrasi larutan garam telah berada pada ambang mutlak, untuk kode 521 dengan
3 ml konsentrasi larutan garam telah berada pada ambang pengenalan. Sedangkan
pada kode 329 dengan 4 ml konsentrasi larutan garam telah berada pada ambang
pembedaan dimana panelis telah mampu untuk mendeteksi adanya perbedaan rasa
pada perbedaan konsentrasi, masih pada kode 329 juga telah berada pada ambang
batas dimana daya deteksi terhadap easa asin telah mencapai batas maksimumnya
dimana pada penambahan konsentrasi selanjutnya panelis sdudah tidak merasakan
adanya perbedaan rasa asin lagi.
Keterangan :
A = Ambang mutlak
B = Ambang pengenalan
C = Ambang pembendaan
D = Ambang batas
0
1 2 3 4 5 6
Berdasarkan grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara hubungan
konsentrasi larutan garam dengan daya deteksi adalah berbanding lurus dengan kata
lain semakin tinggi konsentrasi larutan garam semakin tinggi pula daya deteksinya,
begitu pula sebaliknya semakin rendah konsentrasi larutan garam maka semakin
rendah pula daya deteksinya.
Dari 26 orang panelis semester V gizi maka diperoleh hasil yaitu untuk kode 357
dengan 0 % konsentrasi larutan kopi tidak ada daya deteksi.Sedangkan dari kode 312
dengan 1 % konsentrasi larutan kopi panelis telah berada pada ambang mutlak,
ambang pengenalan , ambang pembedaan dan ambang batas, hal ini berarti bahwa
konsentrasi larutan kopi sebesar 1% mempunyai kesan rasa pahit yang sangat kuat,
pada konsentari ini panelis sudah dapat membedakan rasa larutan kopi dengan air
biasa, panelis juga sudah mampu merasakan jenis rasa larutan yaitu pahit, walaupun
konsentrasi awal 0 % namun pada konsentrasi 1% panelispun telah mampu
membedakan perbedaan rasa antara kedua konsentrasi yang berbeda, pada konsentrasi
1% inilah konsentrasi terendah dimana panelis mendapatkan kesan maksimum.
Keterangan :
A = Ambang mutlak
B = Ambang pengenalan
C = Ambang pembedaan
D = Ambang batas
Grafik hubungan besaran kesan dengan konsentrasi larutan kopi
0
1 2 3 4 5 6
Cara Analisis
40
Tabel 1. Data Hasil Pengujian Rasa Asam
20 Kode / contoh konsentrasi (%)
Panelis 357 312 147 521 329 411 352
0 0 1 2 3 4 5 6
10 20 30
1 0 40 50
0 60
0 1 1 1 2
2 0 0 0 0 0 0 0
3 0 2 0,5 0,5 0,5 0,5 0
4 0Konsentrasi 2Pahit (x10 0,5
-1
%) 0,5 0,5 0,5 0
5 0 0 1 1 1 2 3
6 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
7 0 0,5 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 1 2
9 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1 2
10 1 0,5 1 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0,5
12 0 0,5 0,5 0,5 1 1 1
13 0 0 1 0 1 1 1
14 0 0,5 0,5 0,5 1 1 1
15 0 0 0 0 0 0 0,5
16 0 0 0 0 0 0 0,5
17 0 0 0 0 0 0 0,5
18 0 2 0,5 0,5 0,5 0,5 0
19 0 2 0,5 0,5 0,5 0,5 0
20 0 0 0 0,5 0,5 0,5 0
21 0 0 0,5 1 1 1 1
22 0 0 0 0,5 0,5 0,5 0
23 0 0 0 0 0 0 0
24 0 0 0,5 0 1 0,5 1
25 0 0 0 0 0 0 0
26 0 0 0 1 1 1 2
Rata-rata 0,087 0,42 0,31 0,35 0,48 0,54 0,71
54
Daya deteksi (%) 8 42 31 35 48 71
A
Dari 26 orang panelis semester V gizi maka diperoleh hasil yaitu untuk kode 357
dengan 0 % konsentrasi larutan asam tidak ada daya deteksi, demikian pula halnya
pada konsentrasi selanjutnya yaitu konsentrasi 1% hingga 4% panelis belum dapat
mendeteksi adanya adanya perbedaan rasa antara larutan dengan air, sedangkan pada
kode 411 dengan konsentrasi larutan garam 5% sudah masuk ambang mutlak sebab
51% panelis mampu membedakan rasa larutan dengan rasa air, sementara itu pada
konsentrasi larutan 6% belum mampu mencapai ambang pembedaan sebab kuota
panelis belum mencapai 75% yang mampu membedakan perbedaan rasa pada
perbedaan konsentrasi.
Hubungan konsentrasi dengan besaran kesan
0
1 2 3 4 5 6
71
54
48
42
35
Daya deteksi (%)
31
8
10 20 30 40 50 60
Cara Analisis
Tabel 1. Data Hasil Pengujian Rasa Manis
Kode / contoh konsentrasi (%)
Panelis 357 312 147 521 329 411 352
0 1 2 3 4 5 6
1 0 0 1 1 1 1 2
2 0 0 1 1 1 1 2
3 0 0 0 0,5 0,5 0 0,5
4 0 0 0,5 0 0 0,5 0
5 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0,5 0,5 0,5 0,5 0 0
7 0 0 0 1 1 1 2
8 0 0 0 0,5 0,5 0,5 1
9 0 0 0 0 0 0 0,5
10 0 0,5 0 0 0,5 0,5 0
11 0 0,5 0,5 0 0,5 0 0,5
12 0 0,5 0,5 0 0,5 0 0,5
13 0 0,5 0,5 0 0,5 0 0,5
14 0 0 0 0 0,5 1 1
15 0 0 0 0 0 0,5 0,5
16 0 0 0 0 0 0,5 0,5
17 0 0 0 0 0 0 0,5
18 0 0 0 0 0 0 0
19 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1 1
20 0 0,5 0,5 1 2 1 2
21 0 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0,5 0,5 0 0,5 1
23 0 0 0,5 0,5 0 0,5 1
24 0 0,5 0 0 0,5 0,5 0
25 0 0 0,5 1 1 0,5 2
26 0,5 0,5 0,5 0,5 0 0,5 0,5
Rata-rata 0,04 0,2 0,2 0,3 0,4 0,4 0,7
70
Daya deteksi (%) 4 20 20 30 40 40
A
Dari 26 orang panelis semester V gizi maka diperoleh hasil yaitu untuk kode 357
dengan 0 % konsentrasi larutan asam tidak ada daya deteksi, demikian pula halnya
pada konsentrasi selanjutnya yaitu konsentrasi 1% hingga 5% panelis belum dapat
mendeteksi adanya adanya perbedaan rasa antara larutan dengan air, sedangkan pada
kode 352 dengan konsentrasi larutan garam 6% sudah masuk ambang mutlak sebab
70% panelis mampu membedakan rasa larutan dengan rasa air, namun pada
konsentrasi larutan 6% belum mampu mencapai ambang pembedaan sebab kuota
panelis belum mencapai 75% yang mampu membedakan perbedaan rasa pada
perbedaan konsentrasi.
Keterangan :
A = Ambang mutlak
B = Ambang pengenalan
C = Ambang pembendaan
D = Ambang batas
Grafik. Hubungan besaran kesan dengan konsentrasi larutan manis
0
1 2 3 4 5 6
90
80
70
40
30
Daya deteksi (%)
20
4
10 20 30 40 50 60
Warna Kehalusan
Panelis
876 745 269 876 745 269
P1 0 1 0 0 1 0
P2 0 1 0 0 1 0
P3 0 1 0 0 0 0
P4 0 1 0 1 0 0
P5 0 1 0 0 1 0
P6 0 1 0 0 1 0
P7 0 1 0 0 1 0
P8 0 1 0 0 1 0
P9 0 1 0 0 1 0
P10 0 1 0 0 1 0
P11 0 0 1 0 1 0
P12 0 1 0 1 1 0
P13 0 1 0 0 1 0
P14 0 1 0 0 1 1
P15 0 1 0 0 1 0
P16 0 1 0 0 1 0
P17 0 0 0 0 1 1
P18 0 1 0 0 1 0
P19 0 1 0 0 1 0
P20 0 0 0 0 0 0
P21 0 1 1 0 0 0
P22 0 1 0 1 0 0
P23 0 1 0 1 0 0
P24 0 1 0 1 1 0
P25 0 1 0 1 1 0
P26 0 1 0 0 0 0
Jumlah 0 23 2 6 19 2
Panelis 876 745 269
P1 0 1 0
P2 0 1 0
P3 0 1 0
P4 0 1 0
P5 0 1 0
P6 0 1 0
P7 0 1 0
P8 0 1 0
P9 0 1 0
P10 0 1 0
P11 1 0 0
P12 0 1 0
P13 0 0 0
P14 0 1 0
P15 0 1 0
P16 1 0 0
P17 0 1 0
P18 0 1 0
P19 1 0 0
P20 1 0 0
P21 0 0 1
P22 0 0 1
P23 0 1 0
P24 0 1 0
P25 0 1 0
P26 0 1 0
Jumlah 4 19 2
Dari hasil penilaian 26 panelis diperoleh data sebagai berikut dari segi warna
23 panelis yang menyatakan beda, dari segi kekentalan 19 panelis yang menyatakan
beda, sementara itu dari segi rasa 19 panelis yang menyatakan beda
a. Untuk criteria warna baik itu pada tingkat 5%, 1% dan 0,1% berbeda nyata
karena jumlah panelis yang menjawab dengan tepat contoh yang berbeda
memenuhi jumlah yang diperlukan pada masing-masing tingkat, yaitu masing-
masing sebanyak 14 panelis pada tingkat 5%, 15 panelis pada tingkat 1% dan 17
panelis pada tingkat 0,1%
b. Untuk criteria kekentalan baik itu pada tingkat 5%, 1% dan 0,1% berbeda nyata
karena jumlah panelis yang menjawab dengan tepat contoh yang berbeda
memenuhi jumlah yang diperlukan pada masing-masing tingkat, yaitu masing-
masing sebanyak 14 panelis pada tingkat 5%, 15 panelis pada tingkat 1% dan 17
panelis pada tingkat 0,1%
c. Untuk criteria rasa baik itu pada tingkat 5%, 1% dan 0,1% berbeda nyata karena
jumlah panelis yang menjawab dengan tepat contoh yang berbeda memenuhi
jumlah yang diperlukan pada masing-masing tingkat, yaitu masing-masing
sebanyak 14 panelis pada tingkat 5%, 15 panelis pada tingkat 1% dan 17 panelis
pada tingkat 0,1%
Judul Praktikum : Uji Ambang Rangsang, Uji Duo Trio, Uji Segitiga
Hari/ tanggal : 4 Desember 2009
Alat dan bahan :
a. Uji ambang rangsang
• Nacl
• Sukrosa
• Asam Sitrat
• Kafein
• Air
• Gelas
• Sendok
• Form uji Ambang rasa
a. Uji duo trio
• Sirup Marjan
• Sirup ABC
• Air
• Gelas
• Sendok
• Form Uji Duo Trio
a. Uji Segitiga
• Susu
• Air
• Gelas
• Sendok
• Form uji segitiga
Prosedur Kerja
a. Uji Ambng Rangsang
Misalnya akan diuji ambang rangsangan 4 dasar maka dibuat suatu larutan
stok dari garam, gula, asam dan kafein atau kina untuk kemudian dilakukan
pengenceran hingga diperoleh 7 konsentrasi, dalam hal ini pelaru yang
digunakan adalah air bebas ion ber pH netral
Tahap-tahap penyajian contoh :
Pembuatan Larutan Stok
➢ Asin : 5,845 gr NaCl / Liter ( 1M )
➢ Manis : 34,23 gr Sukrosa/ liter ( 1 M )
➢ Asam : 21,01 gr asam sitrat/ liter ( 1 M )
➢ Pahit : 19,41 gr kafein/ liter ( 1 M )
Pengenceran Larutan
➢ Asin : 0 : 0,0064 :………: 0,4096 M
➢ Manis : 0 : 0,064:………...: 4,096 M
➢ Asam : 0 : 0,0008 :………: 0,0064 M
➢ Pahit : 0 : 0,0002 : ……...: 0,0016 M
Setiap jenis larutan tersebut disajikan berdasarkan urutan dari konsentrasi
rendah hingga konsentrasi tinggi. Cara penilaian dilakukan dengan panelis
mengisi form Uji ambang Rangsang sesuai dengan urutan rasa
a. Uji Duo Trio
Pada setiap panelis disajikan 3 contoh, dua dari contoh tersebut berasal dari
jenis contoh yang sama sedangkan 1 contoh yang lain berbeda. Dalam
penyajiannya ketiga contoh tersebut dapat diberikan secara bersamaan atau
contoh bakunya diberikan terlebih dahulu untuk dinilai. Cara penilaian
dilakukan dengan mengisi form uji Duo Trio
b. Uji Segitiga
Dalam uji segitiga ini disajikan 3 buah contoh sekaligus secara acak. Satu dari
ketiga contoh tersebut berbeda dengan dua contoh lainnya. Contoh A adalah
contoh yang berbeda dengan dua contoh B. kode diberikan secara acak pada
ketiga contoh tersebut, sebagai contoh dapat disajikan 3 jenis susu sapi
pasteurisasi dari 3 merk yang berbeda. Cara penilaian dilakukan dengan cara
mengisi Form Uji Segitiga.
TUGAS
PMM