You are on page 1of 17

Bambang Wahyudi, SKom., MMSI.

Catatan
3KC27 Perancangan Sistem
{Aplikatif)

A. Pengantar

Sistem adalah kumpulan elemen yang masing-masing elemen tersebut


memiliki fungsi masing-masing, namun secara bersama-sama bekerja untuk
mencapai tujuan dari adanya sistem tersebut. Sebuah mobil dapat dikatakan
sebuah sistem karena di dalamnya terdapat kumpulan elemen (seperti
kemudi, rem, mesin, roda, kaca spion, lampu sen, dan sebagainya) yang
masing-masing elemen tersebut memiliki fungsi masing-masing, namun
secara bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan dibuatnya mobil
tersebut yaitu sebagai alat transportasi.
Sistem yang kita bahas sebagai contoh sederhana di sini adalah sistem
komputerisasi administrasi di suatu unit usaha. Misalkan unit usahanya
adalah “Mini Market ‘Rachmana Tamaya’” yang akan kita buat “sistem
penjualan barang”-nya.

A. Prosedur Singkat Penjualan Barang di “Rachmana Tamaya”

Mini market “Rachmana Tamaya” tidak melakukan pendataan pelanggan,


sehingga pembeli manapun dapat melakukan transaksi pembelian. Namun
demikian, untuk meningkatkan pelayanan kepada pembeli, di kasir (hanya
ada 1 kasir), pembeli dapat menanyakan apakah barang yang dicari tersedia
di sana, masih ada berapa unit, dan berapa harganya.
Setiap barang yang sudah dilakukan transaksi tidak dapat ditukar atau
dikembalikan, dan setiap pembelian harus dilakukan secara tunai. Meskipun
data pembeli tidak dicatat, namun di setiap struk belanja yang dicetak diberi
kode. Kode tersebut terdiri dari masing-masing 2 digit tanggal, bulan, tahun,
dan 3 digit nomor urut. Misalkan kode = “120903056” berarti, transaksi yang
terjadi pada tanggal 12 bulan September tahun 2003 di nomor urut 056.

B. Analisis (Persiapan) Merancang Sistem

Ada beberapa hal yang harus dianalisis sebelum membuat perancangan


sistem, yaitu : (1) ruang lingkup atau batasan sistem, (2) apa yang ingin
dihasilkan oleh sistem (tujuan sistem/ output), (3) siapa saja yang terlibat di
dalamnya, dan sebagainya.
Ruang lingkup sistem yang akan kita bahas adalah tentang penjualan
barang di mini market “Rachmana Tamaya”, tidak membahas pembelian
barang untuk keperluan stok di mini market tersebut, maupun bagaimana
penanganan barang rusak, kadaluarsa, dan sebagainya. Masih dalam batasan
sistem, pihak-pihak/ orang-orang yang berada di “lingkar luar” adalah
pengunjung mini market yang selanjutnya disebut dengan “Pembeli” dan
“Pemilik,” yaitu pemilik mini market yang harus diberi laporan hasil penjualan
barang setiap hari (setelah toko tutup).
Tujuan pembuatan sistem ini adalah untuk mencatat transaksi penjualan
barang di mini market tersebut (sehingga dapat digunakan untuk mengecek
uang masuk, selanjutnya juga dapat dimanfaatkan untuk menghitung
keuntungan unit usaha, dan sebagainya).
Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya (pada proses penjualan barang)
adalah kasir, dan beberapa penjaga toko yang merangkap pengontrol
keberadaan barang di rak-rak pajang).

C. Penggambaran Perancangan Sistem

Di bahasan ini, penggambaran perancangan sistem yang digunakan


adalah Data Flow Diagram (DFD), Entity/ Relationship Diagram (E/R Diagram),
dan Data Normalization. DFD dibagi menjadi tiga strata (tingkatan), yaitu
Context Diagram, Zero Diagram, dan Detail Diagram.

D.1. Context Diagram (Diagram konteks)

Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar) sistem


yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram
konteks ini berisi “siapa saja yang memberi data (dan data apa saja) ke
sistem, serta kepada siapa saja informasi (dan informasi apa saja) yang
harus dihasilkan sistem.”
Jadi, yang dibutuhkan adalah (1) Siapa saja pihak yang akan
memberikan data ke sistem, (2) Data apa saja yang diberikannya ke
sistem, (3) kepada siapa sistem harus memberi informasi atau laporan,
dan (4) apa saja isi/ jenis laporan yang harus dihasilkan sistem.
Kata “Siapa” di atas dilambangkan dengan kotak persegi (disebut
dengan terminator), dan kata “apa” di atas dilambangkan dengan aliran
data (disebut dengan data flow), dan kata “sistem” dilambangkan dengan
lingkaran (disebut dengan process).

Pihak-pihak yang berada di luar sistem, tetapi secara


Terminator langsung berhubungan dengan sistem dalam hal memberi
data atau menerima informasi

Di dalam diagram konteks, berisi mengenai sistem yang


Process akan dibuat.

Data Flow
Berisi data atau informasi yang mengalir dari satu pihak
ke sistem dan sebaliknya.
Gambar 1. Lambang-lambang yang akan Digunakan di Diagram
Konteks

Beberapa kemungkinan (data) yang diberikan pembeli kepada kasir


adalah : (1) barang yang ditanyakan, (2) barang yang akan dibeli, dan (3)
Uang pembayaran. Sebaliknya, kemungkian informasi yang diberikan
kasir kepada pembeli adalah (1) keadaan barang yang ditanyakan, (2)
jumlah uang yang harus dibayar.
Sedangkan informasi yang diberikan kasir kepada Pemilik adalah
Laporan Jumlah Uang Masuk beserta Jumlah Barang yang Terjualnya. DFD
Konteksnya :

Barang Ditanya,
Barang Dibeli,
Uang Pembayaran

0 Laporan Penjualan
Barang
Pembeli Pemilik
Sistem Penjualan
Barang

Informasi Barang,
Jumlah Uang Harus Dibayar

Gambar 2. Contoh Diagram Konteks

D.2. Zero Diagram (Diagram Nol).

Tujuan dari diagram nol adalah untuk “memerinci” sebuah sistem


menjadi “proses-proses” yang harus dilakukan ‘orang dalam.’ Atau jika
dibuat dalam kalimat adalah : “Apa saja proses yang harus dilakukan agar
mencapai sistem tersebut ?.”
Jadi, diagram ini adalah kelanjutan dari diagram konteks, yang
“memperbanyak lingkaran,” sedangkan untuk (jumlah dan isi) terminator
serta (jumlah dan isi) data flow dari dan ke terminator tersebut harus
tetap.
Pada diagram ini pula mulai ditampilkan data store (penyimpan data/
file) yang dibutuhkan.
Data Store Data store dapat dilakukan untuk dua
keperluan, yakni (1) untuk "menulis" atau
menyimpan data baru, dan (2) untuk
atau "membaca" atau mengecek data yang sudah
ada. Data flow yang mengarah ke data store
berarti "menulis," dan sebaliknya berarti
"membaca" data.

Gambar 3. Lambang Penyimpan Data

File apa saja yang dibutuhkan di sistem ini ?. Jenis file data ada dua,
yakni (1) master file, dan (2) transaction file.. Master file adalah file berisi
(mencatat) mengenai objek yang harus ada di sebuah unit usaha yang
jika tidak ada objek tersebut maka unit usaha tersebut tidak akan berjalan
secara sempurna.
Objek-objek yang harus ada di sebuah mini market adalah : (1)
barang, (2) pengelola, (3) pembeli, dan (4) fasilitas. Jika salah satu objek
tersebut tidak ada, maka mini market tidak akan berjalan sempurna.
Dalam pencatatan penjualan barang, master file yang dibutuhkan hanya
barang, pengelola (kasir), dan fasilitas (Rak, yang digunakan untuk
memajang barang). File Pembeli tidak diperlukan karena data pembeli
tidak dicatat.
Sedangkan transaction file adalah file yang digunakan untuk
mencatat transaksi yang terjadi di mini market tersebut. Transaksi adalah
berelasinya (berhubungannya) dua master file (atau lebih). Jika kita lihat
apa saja master file yang harus ada di atas, dan mana yang berhubungan
sehingga terjadi transaksi, maka kemungkinan-kemungkinan transaksi
yang terjadi di mini market tersebut adalah :
1. “Pembeli membeli barang”
2. “Kasir menjual barang”
3. “Pembeli membeli barang, dan Kasir Menjual Barang” (gabungan
1 dan 2)

Karena Pembeli tidak dicatat, maka kita menggunakan transaksi yang


ke 2 saja, sehingga transaksi yang terjadi akan dicatat di file “JUAL”.
(Nama file terserah perancang sistem)

Mari kita susun diagram nol-nya.

Ketika “Pembeli” datang, ada 2 kemungkinan yang akan


dilakukannya, yaitu (1) bertanya keberadaan barang yang akan dibelinya,
dan (2) ia mengambil barang-barang yang akan dibelinya dan
menyerahkan kepada kasir untuk dihitung berapa yang harus dibayarnya.
Apa aksi (proses yang harus dilakukan kasir) untuk kedua kemungkinan
tersebut ?.
BARANG
1
Barang Ditanya
PEMBELI Cek
Keberadaan Stok Barang
Barang
Informasi Barang

Perhitungan
Barang Dibeli Uang Harus Harga Barang
Dibayar KASIR

Kasir yang
Jumlah Uang Harus Dibayar
Bertugas

JUAL
3
Transaksi Transaksi
Uang Pembayaran Penerimaan
Penjualan Penjualan Data
Pembayaran
Barang
4

Laporan Pembuatan
Penjualan Laporan
Barang

PEMILIK

Gambar 4. Diagram Nol

D.3. Detail Diagram (Diagram Detil).

Diagram detil adalah diagram yang memungkinkan proses yang ada


di diagram nol lebih diperinci lagi. Misalkan untuk proses 1 di atas.
BARANG
1.1.
Barang Ditanya
Masukkan
PEMBELI Berdasarkan
Merek
Barang

Informasi Barang Merek Barang

1.2.
Tampilkan
Seluruh Jenis
Barang dari
Merek Tsb. Merek Barang

Barang
Dicari
Tersedia
1.3. Stok Barang
Tampilkan
Stok Barang
Tersedia

Barang Dicari
Tidak
Tersedia
Stok Barang
1.4.
Beri Informasi
Kepada
Pembeli

Gambar 5. Diagram Detil Proses 1.

D.4. Entity/ Relationship Diagram (Diagram E/R)

Diagram E/R digunakan untuk memperlihatkan hubungan antarfile


(data store) yang ada di DFD. Di sini, file (data store) disebut dengan
entity (entitas). Bagian dari file, yaitu fields, di sini disebut dengan
attributes (atribut-atribut). Berikut lambang-lambangnya.
Adalah file (data store di DFD). Entity adalah
entity
file yang berjenis master.

Adalah file (data store di DFD). Relationship


relationship adalah file yang berjenis transaksi, digunakan
untuk menyimpan data transaksi yang terjadi

attribute Adalah bagian-bagian spesifik dari file (entitas)

Gambar 6. Lambang-lambang Diagram E/ R

Berikut contoh diagram E/R dalam kasus ini :

TTL_BYR
NM_BRG
NAMA NO_KWI
NOPEG KD_BRG HARGA

KASIR JUAL BARANG

NOPEG STOK JENIS


ALAMAT
MEREK
KD_BRG JML_BRG

Gambar 7. Diagram E/R Kasus di Atas.

Berikut penjelasan atribut-atribut yang digunakan :

Nama File Nama Field Keterangan


(Entitas) (Atribut)
KASIR NOPEG Nomor Pegawai
NAMA Nama Pegawai
ALAMAT Alamat Pegawai
BARANG KD_BRG Kode Barang
NM_BRG Nama Barang
HARGA Harga Satuan Barang
STOK Jumlah Barang Tersedia
MEREK Merek Barang
JENIS Jenis Barang

Nama File Nama Field Keterangan


(Entitas) (Atribut)
JUAL NOPEG Nomor Pegawai
KD_BRG Kode Barang
NO_KWI Nomor Kwitansi
JML_BRG Jumlah barang yang dibeli per
kode barang
TTL_BYR Jumlah uang yang dibayar

Atribut-atribut ini disesuaikan dengan kebutuhan oleh perancang


sistemnya, misalkan, KASIR boleh saja memiliki atribut tempat dan
tanggal lahir “TT_Lahir,” tetapi karena atribut itu tidak diperlukan maka
tidak perlu dibuat/ ditulis. Tetapi harus dipatuhi bahwa setiap atribut yang
ada di entitas adalah memang merupakan atribut (identitas) dari
entitasnya. Jadi, jangan masukkan atribut “NM_BRG” di atribut KASIR,
karena nama barang bukanlah atribut si KASIR.
Entitas “JUAL” adalah entitas yang merupakan file transaksi, jadi,
(atribut-atribut) yang tercantum di sana adalah bagian-bagian transaksi
yang harus dicatat. Adapun atribut NOPEG dan KD_BRG adalah atribut
dari entitas lain yang menjadi “jembatan” untuk mengambil atribut-atribut
dari master file-nya. (Penjelasan ini ada di bagian berikutnya).

Ada kekuatan hubungan di dalam Diagram E/R yang dinamakan


dengan derajat kardinalitas (cardinality degree). Ada empat jenis derajat
kardinalitas yaitu (1) one to one (dilambangkan dengan 1 : 1), (2) one to
many (dilambangkan dengan 1 : M), (3) many to one (dilambangkan
dengan M : 1), dan (4) many to many (yang dilambangkan dengan M : M).
Untuk menetapkan derajat kardinalitas di atas, ikuti kalimat-kalimat
berikut ini :

“Satu KASIR bisa menJUAL satu atau lebih BARANG.” Satu atau
lebih = Many.

TTL_BYR
NM_BRG
NAMA NO_KWI
NOPEG KD_BRG HARGA

1 M
KASIR JUAL BARANG

NOPEG STOK JENIS


ALAMAT
MEREK
KD_BRG JML_BRG
Gambar 8. Proses Pertama Penderajatan Kardinalitas Diagram E/R

Selanjutnya, kalimat yang dibalik :

“Satu (kode) BARANG bisa diJUAL oleh satu atau lebih KASIR”

TTL_BYR
NM_BRG
NAMA NO_KWI
NOPEG KD_BRG HARGA

1 M
KASIR JUAL BARANG
M 1

NOPEG STOK JENIS


ALAMAT
MEREK
KD_BRG JML_BRG

Gambar 9. Proses Kedua Penderajatan Kardinalitas Diagram E/R

Selanjutnya, pilih yang terbesar dari masing-masing sisi :

TTL_BYR
NM_BRG
NAMA NO_KWI
NOPEG KD_BRG HARGA

M
KASIR JUAL BARANG
M

NOPEG STOK JENIS


ALAMAT
MEREK
KD_BRG JML_BRG

Gambar 10. Proses Ketiga Penderajatan Kardinalitas

Kini kita dapatkan “M” (many) di kedua sisinya yang berarti derajat
kardinalitas relasi tersebut adalah “many to many.” Namun, karena
dalam matematika, nilai M akan selalu sama dengan M, sedangkan
belum tentu kalimat (jika nilai M di atas = 10), “Sepuluh KASIR akan
selalu menJUAL sepuluh BARANG,” maka penulisan M di salah satu
sisinya diganti dengan N, tetapi pembacaannya tetap many. Jadi, nilai M
dan N bisa jadi sama, dan bisa jadi tidak sama (M = N atau M ≠ N).

TTL_BYR
NM_BRG
NAMA NO_KWI
NOPEG KD_BRG HARGA

N M
KASIR JUAL BARANG

NOPEG STOK JENIS


ALAMAT
MEREK
KD_BRG JML_BRG

Gambar 11. Proses Akhir Penderajatan Kardinalitas Diagram E/R

D.5. NORMALISASI DATA TINGKAT PERTAMA

Normalisasi data adalah salah satu cara membentuk sebuah file yang
efektif dan efisien, sehingga dapat memanfaatkan space memori
komputer seoptimal mungkin. Proses normalisasi data juga bertingkat-
tingkat, dan di sini hanya akan dibahas mulai tingkat 1 hingga tingkat 3
saja.
Normalisasi data tingkat pertama (First Normal Form/ 1NF) adalah
proses penganalisisan setiap atribut yang ada di semua file yang
terbentuk hingga Diagram E/R. Penganalisisan ditujukan agar setiap
atribut yang dibentuk dapat diolah untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan.
Syarat 1NF adalah “setiap atribut harus bersifat atomik,” artinya,
setiap atribut merupakan unsur terkecil dari identitas entitas (tidak perlu
dipecah-pecah lagi). Contoh : akan kita periksa atribut “NAMA,” apakah
atribut tersebut sudah atomik ?. Misalkan salah satu isi atribut NAMA
adalah “Rachmi Hidayat,” jika nama itu selamanya akan digunakan
demikian, maka atribut tersebut sudah atomik. Tetapi, jika nama itu
suatu saat harus dicetak menjadi “Hidayat, Rachmi,” maka atribut NAMA
tersebut belum atomik. Bagaimana mencetak “Rachmi Hidayat” menjadi
“Hidayat Rachmi” ?.
Jadi, jika di “negara barat,” biasanya atribut nama dipecah-pecah
menjadi first name (FNAME), middle name (MNAME), dan last name
(LNAME), karena memang nama mereka sering dibolak-balik.
Periksa juga atribut-atribut lainnya, seperti atribut ALAMAT, perlu
tidak dipecah-pecah. Bayangkan saja, jika panjang atribut ALAMAT 100
karakter, kemudian kita diminta mengirim surat, apa jadinya ketika di
amplop kita print alamat yang panjangnya 100 karakter ?.
D.6. NORMALISASI DATA TINGKAT KEDUA

Normalisasi data tingkat kedua (second normal form/ 2NF)


bersyarat : (1) telah memenuhi 1NF, (2) setiap atribut non key harus
tergantung secara fungsional dengan atribut key-nya. Apa itu atribut
key dan non key ?.
Key Field (Kunci Atribut)

Kunci atribut adalah atribut yang dipilih untuk dapat mewakili atribut-
atribut lain dalam sebuah record yang membedakan dengan record-
record lainnya Misalkan, untuk seorang mahasiswa, apa atribut yang
bisa mewakili dirinya yang bisa membedakan dengan mahasiswa
lainnya ?.
Jika dipilih nama, banyak nama mahasiswa lain yang sama. Jika
dipilih tanggal lahir, kemungkinan akan ada yang sama, dan sebagainya.
Bagaimana cara menentukannya ?.

Super Key (Kunci Super)

Kunci super adalah satu atau beberapa kombinasi atribut yang


mungkin dapat dipilih menjadi kunci atribut. Misalkan, File “Mahasiswa”
memiliki atribut-atribut : NPM, NAMA, KELAS, ALAMAT, dan TGL_LAHIR,
maka atribut(-atribut) yang bisa dipilih menjadi kunci atribut adalah :
(1) NPM
(2) NAMA (dengan syarat tidak ada nama mahasiswa yang sama)
(3) NPM + NAMA
(4) NPM + TGL_LAHIR
(5) NPM + NAMA + TGL_LAHIR
(6) Dan seterusnya, berbagai kombinasi yang mungkin

Candidate Key (Kunci Calon)

Kunci calon adalah kunci atribut yang merupakan (kumpulan) kunci


atribut yang jumlahnya paling sedikit di kunci super. Kita dapatkan dua
buah atribut yang merupakan kunci atribut dengan jumlah atributnya
tersedikit (1 atribut), yaitu :
(1) NPM
(2) NAMA (dengan syarat tidak ada nama mahasiswa yang sama)

Primary Key (Kunci Utama), yang sering disebut dengan key


field.

Adalah kunci kandidat yang dipilih untuk dijadikan key field.


Pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan yang
tidak akan pernah sama, maka kunci atribut yang dipilih adalah NPM.

Alternate Key (Kunci Alternatif)

Kunci alternatif adalah kunci kandidat yang tidak terpilih menjadi


primary key, dalam hal ini, NAMA.

Foreign Key (Kunci Tamu)

Adalah kunci utama dari file (master) lain yang digunakan di file
(transaksi). Kunci atribut tersebut digunakan sebagai “jembatan” untuk
mengambil nilai data dari atribut-atribut lain. Perhatikan Diagram E/R
berikut ini (dari kasus sebelumnya) :

TTL_BYR
NM_BRG
NAMA *NO_KWI
*NOPEG *KD_BRG HARGA

N M
KASIR JUAL BARANG

**NOPEG STOK JENIS


ALAMAT
MEREK
**KD_BRG JML_BRG

Gambar 12. Penulisan Kunci Atribut di Diagram E/R

Di master file (entity) KASIR, kunci utamanya : NOPEG (nomor


pegawai)
Di master file (entity) BARANG, kunci utamanya : KD_BRG (kode
barang)
Di transaction file (relationship) JUAL, kunci utamanya : NO_KWI
(nomor kwitansi)
kunci tamunya : NOPEG dan KD_BRG

NOPEG sebagai kunci tamu di JUAL digunakan untuk menganbil nilai


data atribut NAMA dan ALAMAT di file KASIR. KD_BRG sebagai kunci
tamu di JUAL digunakan untuk mengambil nilai data NM_BRG, HARGA,
dan berbagai atribut di file BARANG, sehingga bisa diketahui barang
tertentu dijual oleh kasir yang mana.

Kembali ke 2NF, kata “tergantung secara fungsional” menurut


pengertiannya adalah (untuk contoh kasus file KASIR yang kunci
atributnya NOPEG ) : “jika NOPEG berubah, maka harus pasti orangnya
(NAMA, dan ALAMAT si Kasir) berubah pula.” Meski demikian, bisa saja
alamatnya tidak berubah karena dua orang kasir tinggal di alamat yang
sama, itu tidak masalah.

Kasus di atas sudah memenuhi syarat 2NF. Contoh jika belum


memenuhi syarat 2 NF adalah jika pada file BARANG terdapat atribut
NAMA (kasir), atau TGL_BYR (tanggal bayar di JUAL), dan berbagi contoh
lainnya yang pada satu file terdapat atribut yang tidak semestinya dapat
dijadikan atribut file tersebut.

D.6. NORMALISASI DATA TINGKAT KETIGA


Normalisasi data tingkat ketiga (third normal form/ 3NF) bersyarat :
(1) telah memenuhi 2NF, (2) setiap atribut non key tidak boleh
tergantung dengan atribut non key lainnya (tidak boleh terjadi
ketergantungan transitif).

Contoh transitif : Jika A → B, dan B → C, maka sudah pasti A → C.

Kebetulan, di kasus di atas tidak ada atribut yang bersifat transitif.

Contoh atribut yang bersifat transitif. Jika A = NPM, B = KODE_POS,


dan C = KOTA yang misalnya ada di file MAHASISWA, maka file tersebut
harus dipecah menjadi, file 1 (MAHASISWA) berisi atribut NPM, dan
KODE_POS, dan file 2 (KODEPOS) berisi atribut KODE_POS dan KOTA.

D. PEMROGRAMAN

Setelah perancangan sistem dibuat (oleh system analys), maka kini giliran
programmer membuat programnya. File data yang harus dibuat sesuai
dengan data store yang tercipta di DFD, atau entitas di ERD, dan atribut-
atributnya mengikuti hasil final proses normalisasi data.
Program yang dibuat mengikuti langkah-langkah proses yang ada di DFD
zero dan detil, selain itu ditambah lagi dengan program umum untuk filing,
yaitu Input (memasukkan data, menyisipkan data, dan menambah data),
Proses (menghapus, mengganti, mengolah, dsb.), Output (membuat laporan/
sesuai DFD, menampilkan data, dsb.).
Selain perancangan sistem di atas, programmer perlu memanfaatkan alat-
alat bantu lain, seperti kamus data (data dictionary) yang berfungsi untuk
mendefinisikan setiap elemen data, sehingga dapat mencegah data yang
salah yang dimasukkan ke komputer. Misalkan, program harus mengecek
apakah isian tentang NPM sudah benar, jangan sampai user mengetik
misalkan NPM dengan awalan karakter ‘9’ karena NPM di Gunadarma
maksimal karakter ‘5’, dan sebagainya.
Perlu juga HIPO chart, Flowchart, dan sebagainya untuk menyusun
algoritma dan logika pemrograman. Perlu juga melakukan rancangan bentuk
input (input design), dan output (output design) agar tampilan yang
dihasilkan program tampak indah, menarik, dan komunikatif.

F. KESIMPULAN

Merancang suatu sistem administrasi komputer adalah pekerjaan yang


tidak ringan yang biasanya dilakukan secara berkelompok, sehingga tidak
boleh main-main dan diperlukan kedisiplinan waktu dan konsentrasi. Banyak
software house kini mengambil bisnis ini, dan bagi mereka yang belum
berpengalaman, kesulitan utama yang muncul adalah (1) koordinsasi
anggota, (2) estimasi waktu pengerjaan proyek, dan (3) estimasi biaya.
Untuk pertanyaan yang
akan diajukan, kirim e-
mail.

• MACAM-MACAM IMUNISASI

Filed under Artikel kesehatan

Apr 24

Imunisasi atau vaksinasi adalah pemberian vaksin kedalam tubuh untuk


memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksinasi berasl dari
bahasa latin Vacca yang berarti sapi. ini karena vaksin pertama berasal
dari virus yang menginfeksi sapi (cacar sapi)

Dikenal adanya dua kategori imunisasi yaitu wajib dan dianjurkan. dalam
program pengembangan imunisasi (PPI) kategori wajib (disubsidi oleh
pemerintah dan disediakan dipusat pelayanan kesehatan tingkat primer)
meliputi:

1. imunisasi BCG (untuk mencegah penyakit tuberkulosis atau TB)


2. imunisasi Hepatitis B (untuk mencegah penyakit Hepatitis B)
3. imunisasi Polio (untuk mencegah penyakit Polio)
4. imunisasi DPT ((untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan
tetanus)
5. campak (untuk mencegah campak)

sedangkan imunisasi yang dianjurkan (berkaitan biaya yang masih relatif


tinggi) meliputi;

1. MMR (untuk mencegah penyakit measless(campak), Mumps


(gondongan) dan

rubella (campak jerman))

2. Hepatitis A (untuk mencegah penyakit Hepatitis A)

3. Thypoid (untuk mencegah penyakit tifus dan paratifus)

4. Varisela (untuk mencegah penyakit cacar air)

5. IPD (Invasive Pneumococcal Desease) (untuk mencegah


penyakit oleh kuman

pneumokokkus (paru dan otak))

6. HiB (untuk mencegah penyakit Haemophillus Influensa tipe B


penyebab radang

paru serta radang otak)

7. Influensa (untuk mencegah penyakit infeksi saluran nafas akibat


virus influensa

tipe A dan B)

8. HPV
Imunisasi tidak 100 % menjamin tubuh menjadi kebal terhadap penyakit
tetapi bila terserang penyakit itu gejala yang muncul tidaklah berat dan
tidak sampai komplikasi yang parah.(kadar kekebalan anak yang
diimunisasi akan lebih baik daripada tidak diimunisasi).

Dampak imunisasi beragam dan bervariasi diantaranya; demam,


kehilangan nafsu makan, pembengkakan dibagian yang disuntik.

You might also like