Professional Documents
Culture Documents
Dunia serasa milik kita berdua, kata-kata indah ini mungkin yang ada dalam benak
mereka yang sedang asyik berduaan dalam satu kamar berukuran ± 1,5 x 2 meter.
Selasa, 20 Oktober 2009 lalu sepulang dari aksi di depan gedung DPRD
Banyumas menuntut realisasikan anggaran pendidikan 20 %, naikan UMK/gaji buruh,
realisasikan biaya kesehatan gratis dan beberapa tuntutan lainnya aku ngobrol dengan
kedua temanku. Salah satu temanku mengawali pembicaraan tentang adanya warnet
(warung internet) mesum di sekitar jalan Kampus-Purwokerto. "Aku pernah
memergoki pasangan siswa SMA yang sedang berbuat mesum di warnet itu",
ucapnya. Waktu itu dengan nada becanda aku menyela "ga mungkin banget, emang
bisa di tempat rame kaya gitu?". Temanku yang satu lagi pun senada dengan apa yang
aku lontarkan. Akan tetapi lama-kelamaan temanku yang sudah pernah memergoki itu
menambahkan "gini aja, sekarang aku ajak kamu ke sana buat observasi langsung,
ntar kita sambil nge'Net sebentar & jangan kawatir, tar nge'Netnya aku yang
bayarin". Setelah itu akhirnya aku pun mau ikut dengannya untuk observasi langsung
dan "dengan catatan, hal ini andaikata benar terjadi nanti akan kita tindak lanjuti".
Ucapku. Akhirnya aku dan kedua temanku mendatangi "warnet mesum" tersebut.
Kurang lebih 15 menit antre di ruang tunggu, dengan penuh rasa penasaran aku
mengamati tiap bilik/ruang internet di sekitar tempat dudukku. Tiba-tiba, "ruang 12
kosong mas", operator/kasir memanggil. Aku bersama temanku yang pernah
memergoki itu langsung saja menuju ruang 12, setelah berada dalam ruang itu aku
bertanya pada temanku "Lhah terus gimana caranya kita bisa ngintip ruang
sebelah?". Dengan berbisik temanku mengatakan "dibawah ada lubang yang ditutup
tisu, kamu cabut aja tisunya!". Ternyata memang ada tiga buah lubang yang ditutup
tisu dan hanya ada satu lubang yang tembus ke ruang sebelah. Aku mulai melihat
ruang sebelah dari lubang kecil itu, ternyata ada seorang siswa SMA yang sedang
asyik nge'Net, entah situs apa yang sedang ia buka. Tidak lama kemudian siswa SMA
itu keluar dan digantikan oleh siswa SMA lagi namun berpasangan (cowok dan
cewek).
Tidak sampai menghabiskan waktu 10 menit aku melihat si cowok langsung
menggerayangi dan membuka baju seragam si cewek. Adegan selanjutnya ternyata
tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Layaknya pasangan suami istri, mereka
bersenggama dalam sebuah bilik warnet yang sempit, serasa warnet milik kita berdua.