You are on page 1of 4

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Basis Data

Secara tradisional, organisasi merepresentasikan data mereka ke dalam


suatu hirarki yang terdiri dari elemen, catatan, dan file. Elemen data merupakan
unit data terkecil, dalam kartu pemilih pemilu, elemen data berupa nama, umur,
jenis kelamin, dan alamat tempat tinggal. Satu tingkat hirarki yang lebih tinggi
adalah catatan. Suatu catatan terdiri dari semua elemen data yang berhubungan
dengan suat objek atau kegiatan tertentu. Semua catatan sejenis disusun menjadi
satu file. File merupakan kumpulan catatan data yang berhubungan dengan suatu
objek tertentu.
Data merupakan bahan mentah dari suatu system informasi. Basis data
(bahasa Inggris: database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam
komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program
komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Basis data
merupakan representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu objek yang direkam
dalam bentuk angka, huruf, symbol, text, gambar, bunyi atau kombinasinya;
markas tempat berkumpul/ bersarang/ gudang. Basis data juga dapat
direpresentasikan sebaga suatu himpunan kelompok data yang saling berhubungan
yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga kelak dapat dimanfaatka kembali
dengan cepat dan mudah; kumpulan data yang saling berhubungan yang dsimpan
secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan yang tidak perlu untuk
memenuhi berbagai kebutuhan.
Tujuan utama dari konsep database adalah meminimalkan pengulangan
data dan mencapai independensi data. Pengulangan data adalah duplikasi data,
artinya, data yang sama disimpan dalam beberapa file sehingga memerlukan
ruang penyimpanan tambahan untuk menyimpan data. Resiko tertinggi dari
pengulangan data yaitu inkonsistensi data yang terjadi ketika terjadi kesalahan
dalam duplikasi data, dimana kedua nilainya tidak sama. Sedangkan independensi
data merupakan kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa
membuat perubahan pada program yang memproses data, yang dicapai dengan
menempatkan spesifikasi data dalam table da kamus yang terpisah secara fisik
dari program. Nama data field, jenis data dan karakteristik lain disimpan dalam
kamus data.
Teknologi yang berkembang dengan pesat menyebabkan organisasi
berkembang semakin kompleks. Hal tesebut melahirkan penemuan komponen
system basis data yang terdiri dari hardware, operating system, data base dan
database management system. Hardware biasanya berbentuk perangkat computer
sekunder dan media komunikasi untuk system jaringan. Operating system
merupakan perangkat lunak yang memfungsikan, mengendalikanseluruh sumber
daya dan melakukan operasi dasar dalam system computer. DBMS merupakan
perangakt lunak yang digunakan untuk mengelola basis data. Contohnya Ms
access dan Sybase. DBMS memungkinkan suatu organisasi untuk mengurangi
pengulangan data, mencapai independensi data, mengintegrasikan data dari
beberapa file, mengambil data dan informasi secara cepat serta meningkatkan
keamanan. Selain keuntungan di atas, terdapat beberapa konsekuensi pemakaian
DBMS. Keputusan untuk menggunakan DBMS mengikat organisasi atau pemakai
untuk memperoleh perangkat lunak yang mahal, memperoleh konfigurasi
perangkat keras yang lebih besar serta keharusan mempekerjakan dan
mempertahankan para pengelola database atau yang biasa disebut database
administrator ( DBA ).
Tugas DBA terbagi dalam empat area utama yaitu perencanaan,
penerapan, operasi dan keamanan. Perencanaan database meliputi kerja sama
dengan para manajer untuk mendefinisikan skema organisasi dengan konsumen
atau public untuk mendefinisikan subskema mereka. Penerapan database
mencakup penciptaan database yang sesuai dengan spesifikasi dari DBMS yang
dipilih, serta menetapkan dan menegakkan kebijakan dan prosedur penggunaan
database. Operasi data base mencakup menawarkan program-program pendidikan
bagi pemakai database dan menyediakan bantuan saat diperlukan. Keamanan
database meliputi pemantauan kegiatan database dengan menggunakan statistic
yang disediakan DBMS. Keamanan data base berarti mencegah pemakai tidak sah
dan mempermudah akses pemakai sah.
System manajemen database berkembang dengan pesat di dalam
organisasi bisnis. IDS dari general electronic adalah contoh pertamanya dan
kemudian diikuti oleh sejumlah usaha serupa dari pemasok perangkat keras dan
perangkat lunak lain. Pada era sebelum IDS, tiap aplikasi computer memiliki satu
bagian yang menjelaskan struktur data yang diaksesnya. Contohnya, program
COBOL memiliki satu bagian yang mendefinisikan struktur data yang digunakan
oleh program itu. IDS tidak lagi menggunakan metode seperti program COBOL,
sebaliknya menempatkannya di dalam tempat penyimpanan tersendiri. System
manajemen database IDS mengikuti model atau struktur database hierarkis,
yaitu, struktur kelompok data, sub kelompok data dan sub kelompok yang lebih
kecil lagi yang menyerupai cabang-cabang pohon. Struktur hirarkis
memanfaatkan sumber daya computer secara efisien saat sebagian besar catatan
dalam database digunakan dalam aplikasi.
Saat manajer hanya menginginkan sedikit catatan tertentu dari sejmlah
besar data dalam data base, struktur hierarkis kurang efisien sehingga
dikembangkan model atau struktur database jaringan yang memungkinkan
satu cataan tertentu merujuk pada cataan lain dalam database. Kemudian,
Subkomite Data Base Task Group CODASYL mengeluarkan spesifikasi struktur
database jaringan. Model jaringan memecahkn masalah keharusan ntuk kembali
ke tempat asal percabangan database. Secara konseptual, tiap catatan dalam data
base dapat memiliki petunjuk ke tiap catatan lain di dalam database. Namun, jika
diterapkan dalam ranah praktis dalam organisasi, kemungkinan koneksi yang
sangat luas tersebut merupakan sebuah kelemahan. Terlalu kacau jika
membiarkan tiap catatan menunjuk pada tiap catatan lain
Perkembangan selanjutnya adalah membuat DBMS lebih mudah diakses
dalam hal kemudahan penggunaan. System 2000 dari intel, RAMIS dari
mathematica product group, IDMS dari cullinane database system dan inquire
dari info data systems, semuanya menangani masalah interface. Berbagai system
manajemen database ini menyediakan interface bahasa pemrograman dan query
language interface. Query language memungkinkan ases sendirian ( stand-alone)
ke catatan database tanpa menggunakan model database hierarkis dan model
database jaringan. Query language dikembangkan oleh IBM pada pertengahan
tahun 1970 dan sampai sekarang menjadi dasar bagi sebagian sistem manajemen
database dengan menggunakan model atau struktur database relasional.
Sebagai kelanjutan dari system management database IMS dari IBM,
diluncurkanlah SEQUEL yang menggunakan konsep structured query language,
sering disebut SQL, yaitu suatu perintah yang menjelaskan bagaimana caranya
memproses struktur database relasional. C. J. Date dan E. F Codd keduanya
menjelaskan struktur data base berdasarkan aljabar relasional. Struktur system
manajemen database relasional yang menyerupai tabel-tabel merupakan format
yang dapat dipahami secara cepat oleh manajer dan staf professional. Hubungan
antara berbagai tabel tidak disimpan sebagai indeks alau alamat eksplisit.,
sebaliknya, hubungan antara berbagai tabel tersebut bersifat implisit. Bila terdapat
satu kolom bersama antara dua tabel, baris-baris antara dua tabel itu dapat
digabungkanbila nilai-nilai data pada kolom bersama itu sama. Kolom-kolom
bersama antara berbagai tabel adalah mekanisme yang berbentuk hubungan
implisit.
Pada saat yang hampir bersamaan dengan terjadinya standardisasi SQL,
sekitar tahun 1980 para pemasok perangkat lunak mulai mengembangkan sistem
manajemen database untuk komputer mikro. DBMS berbasis komputer mikro
pertama yang sangat berpengaruh adalah dBase II yang selanjutnya menganti
nama menjadi Interprise. Manfaatnya sangat dirasakan oleh para manager karena
akses database dapat dilakukan sendiri oleh manajer diatas mejanya, tidak perlu
lagi menggunakan perantaraan programmer untuk mengakses data guna
pembuatan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Davis, Gordon B. 1999. Kerangka Dasar System Informasi Manajemen: Bagian


II Struktur Dan Pengembangannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Mc Leod, Raymond. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Indeks
________________ dan George Schell. 2004. Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta: PT Indeks

You might also like