Secara tradisional, organisasi merepresentasikan data mereka ke dalam
suatu hirarki yang terdiri dari elemen, catatan, dan file. Elemen data merupakan unit data terkecil, dalam kartu pemilih pemilu, elemen data berupa nama, umur, jenis kelamin, dan alamat tempat tinggal. Satu tingkat hirarki yang lebih tinggi adalah catatan. Suatu catatan terdiri dari semua elemen data yang berhubungan dengan suat objek atau kegiatan tertentu. Semua catatan sejenis disusun menjadi satu file. File merupakan kumpulan catatan data yang berhubungan dengan suatu objek tertentu. Data merupakan bahan mentah dari suatu system informasi. Basis data (bahasa Inggris: database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Basis data merupakan representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu objek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, symbol, text, gambar, bunyi atau kombinasinya; markas tempat berkumpul/ bersarang/ gudang. Basis data juga dapat direpresentasikan sebaga suatu himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga kelak dapat dimanfaatka kembali dengan cepat dan mudah; kumpulan data yang saling berhubungan yang dsimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan yang tidak perlu untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Tujuan utama dari konsep database adalah meminimalkan pengulangan data dan mencapai independensi data. Pengulangan data adalah duplikasi data, artinya, data yang sama disimpan dalam beberapa file sehingga memerlukan ruang penyimpanan tambahan untuk menyimpan data. Resiko tertinggi dari pengulangan data yaitu inkonsistensi data yang terjadi ketika terjadi kesalahan dalam duplikasi data, dimana kedua nilainya tidak sama. Sedangkan independensi data merupakan kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data, yang dicapai dengan menempatkan spesifikasi data dalam table da kamus yang terpisah secara fisik dari program. Nama data field, jenis data dan karakteristik lain disimpan dalam kamus data. Teknologi yang berkembang dengan pesat menyebabkan organisasi berkembang semakin kompleks. Hal tesebut melahirkan penemuan komponen system basis data yang terdiri dari hardware, operating system, data base dan database management system. Hardware biasanya berbentuk perangkat computer sekunder dan media komunikasi untuk system jaringan. Operating system merupakan perangkat lunak yang memfungsikan, mengendalikanseluruh sumber daya dan melakukan operasi dasar dalam system computer. DBMS merupakan perangakt lunak yang digunakan untuk mengelola basis data. Contohnya Ms access dan Sybase. DBMS memungkinkan suatu organisasi untuk mengurangi pengulangan data, mencapai independensi data, mengintegrasikan data dari beberapa file, mengambil data dan informasi secara cepat serta meningkatkan keamanan. Selain keuntungan di atas, terdapat beberapa konsekuensi pemakaian DBMS. Keputusan untuk menggunakan DBMS mengikat organisasi atau pemakai untuk memperoleh perangkat lunak yang mahal, memperoleh konfigurasi perangkat keras yang lebih besar serta keharusan mempekerjakan dan mempertahankan para pengelola database atau yang biasa disebut database administrator ( DBA ). Tugas DBA terbagi dalam empat area utama yaitu perencanaan, penerapan, operasi dan keamanan. Perencanaan database meliputi kerja sama dengan para manajer untuk mendefinisikan skema organisasi dengan konsumen atau public untuk mendefinisikan subskema mereka. Penerapan database mencakup penciptaan database yang sesuai dengan spesifikasi dari DBMS yang dipilih, serta menetapkan dan menegakkan kebijakan dan prosedur penggunaan database. Operasi data base mencakup menawarkan program-program pendidikan bagi pemakai database dan menyediakan bantuan saat diperlukan. Keamanan database meliputi pemantauan kegiatan database dengan menggunakan statistic yang disediakan DBMS. Keamanan data base berarti mencegah pemakai tidak sah dan mempermudah akses pemakai sah. System manajemen database berkembang dengan pesat di dalam organisasi bisnis. IDS dari general electronic adalah contoh pertamanya dan kemudian diikuti oleh sejumlah usaha serupa dari pemasok perangkat keras dan perangkat lunak lain. Pada era sebelum IDS, tiap aplikasi computer memiliki satu bagian yang menjelaskan struktur data yang diaksesnya. Contohnya, program COBOL memiliki satu bagian yang mendefinisikan struktur data yang digunakan oleh program itu. IDS tidak lagi menggunakan metode seperti program COBOL, sebaliknya menempatkannya di dalam tempat penyimpanan tersendiri. System manajemen database IDS mengikuti model atau struktur database hierarkis, yaitu, struktur kelompok data, sub kelompok data dan sub kelompok yang lebih kecil lagi yang menyerupai cabang-cabang pohon. Struktur hirarkis memanfaatkan sumber daya computer secara efisien saat sebagian besar catatan dalam database digunakan dalam aplikasi. Saat manajer hanya menginginkan sedikit catatan tertentu dari sejmlah besar data dalam data base, struktur hierarkis kurang efisien sehingga dikembangkan model atau struktur database jaringan yang memungkinkan satu cataan tertentu merujuk pada cataan lain dalam database. Kemudian, Subkomite Data Base Task Group CODASYL mengeluarkan spesifikasi struktur database jaringan. Model jaringan memecahkn masalah keharusan ntuk kembali ke tempat asal percabangan database. Secara konseptual, tiap catatan dalam data base dapat memiliki petunjuk ke tiap catatan lain di dalam database. Namun, jika diterapkan dalam ranah praktis dalam organisasi, kemungkinan koneksi yang sangat luas tersebut merupakan sebuah kelemahan. Terlalu kacau jika membiarkan tiap catatan menunjuk pada tiap catatan lain Perkembangan selanjutnya adalah membuat DBMS lebih mudah diakses dalam hal kemudahan penggunaan. System 2000 dari intel, RAMIS dari mathematica product group, IDMS dari cullinane database system dan inquire dari info data systems, semuanya menangani masalah interface. Berbagai system manajemen database ini menyediakan interface bahasa pemrograman dan query language interface. Query language memungkinkan ases sendirian ( stand-alone) ke catatan database tanpa menggunakan model database hierarkis dan model database jaringan. Query language dikembangkan oleh IBM pada pertengahan tahun 1970 dan sampai sekarang menjadi dasar bagi sebagian sistem manajemen database dengan menggunakan model atau struktur database relasional. Sebagai kelanjutan dari system management database IMS dari IBM, diluncurkanlah SEQUEL yang menggunakan konsep structured query language, sering disebut SQL, yaitu suatu perintah yang menjelaskan bagaimana caranya memproses struktur database relasional. C. J. Date dan E. F Codd keduanya menjelaskan struktur data base berdasarkan aljabar relasional. Struktur system manajemen database relasional yang menyerupai tabel-tabel merupakan format yang dapat dipahami secara cepat oleh manajer dan staf professional. Hubungan antara berbagai tabel tidak disimpan sebagai indeks alau alamat eksplisit., sebaliknya, hubungan antara berbagai tabel tersebut bersifat implisit. Bila terdapat satu kolom bersama antara dua tabel, baris-baris antara dua tabel itu dapat digabungkanbila nilai-nilai data pada kolom bersama itu sama. Kolom-kolom bersama antara berbagai tabel adalah mekanisme yang berbentuk hubungan implisit. Pada saat yang hampir bersamaan dengan terjadinya standardisasi SQL, sekitar tahun 1980 para pemasok perangkat lunak mulai mengembangkan sistem manajemen database untuk komputer mikro. DBMS berbasis komputer mikro pertama yang sangat berpengaruh adalah dBase II yang selanjutnya menganti nama menjadi Interprise. Manfaatnya sangat dirasakan oleh para manager karena akses database dapat dilakukan sendiri oleh manajer diatas mejanya, tidak perlu lagi menggunakan perantaraan programmer untuk mengakses data guna pembuatan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Gordon B. 1999. Kerangka Dasar System Informasi Manajemen: Bagian
II Struktur Dan Pengembangannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Mc Leod, Raymond. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Indeks ________________ dan George Schell. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Indeks