Professional Documents
Culture Documents
Just another WordPress.com weblog
search this site
4. Analisis Masalah Produksi Tanaman
ANALISIS MASALAH PRODUKSI TANAMAN Pages
1. Pedoman Perkuliahan
Agronomi Lanjut
Oleh 2. Pengertian Agronomi
3. Tantangan bagi Agronomist
4. Analisis Masalah
Roedhy Poerwanto Produksi Tanaman
5. Pertanian Masa Depan
Departemen Agronomi dan Hortikultura About
Archives
Fakultas Pertanian September 2008
Institut Pertanian Bogor Categories
Uncategorized (1)
Masalah dalam pertanian tanaman pangan saat ini antara lain
Blogroll
adalah:
<![if !supportLists] >1. <![endif]>L a h a n u n t u k p e r t a n i a n WordPress.com
tanaman pangan. Lahan pertanian terus menyempit; konversi WordPress.org
lahan sawah untuk penggunaan lain dalam kurun 5 tahun terakhir
terjadi dengan kecepatan 110 ribu ha/tahun dan dalam kurun Meta
waktu 10 tahun ke depan hingga 2017, luas konversi lahan yang Log in
telah direncanakan dalam tata ruang seluruh kabupaten di Valid XHTML
Indonesia diprediksikan mencapai 3 juta ha lahan produktif. Total XFN
lahan sawah pada tahun 2005 adalah 7.7 juta ha, sehingga luas WordPress
lahan sawah perkapita penduduk Indonesia hanya 340 m 2 . Luas
pengusahaan lahan per keluarga tani sangat sempit (rata rata 0.3
ha di Pulau Jawa, dan 1.1 ha di Pulau Sumatra) dan fragmentasi
lahan pertanian terus terjadi karena pola pewarisan. Di sisi lain
daya dukung lahan pertanian menurun karena terjadinya
degradasi lahan, alih fungsi sumberdaya air dan perubahan ekologi
termasuk bencana alam.
<![if !supportLists] >2. <![endif]>Produktivitas lahan yang
rendah dan mengalami levelling off. Produktivitas yang sudah
hampir tidak meningkat lagi terjadi karena kurang berkembangnya
teknologi, terbatasnya alih teknologi, serta rendahnya
penggunaan dan akses terhadap teknologi. Rusaknya infrastruktur
pertanian seperti irigasi, jalan usahatani dan lainnya juga menjadi
penyebab rendahnya produktivitas. Pemalsuan benih, pupuk dan
pestisida, dan aplikasi sarana produksi yang tidak tepat
menambah panjang masalah produktivitas lahan. Ramalan cuaca
yang kurang efektif, kurang bisa dipercaya dan tidak menjangkau
petani sering menyebabkan kegagalan panen, demikian pula
bencana alam banjir dan kekeringan. Di sisi lain teknologi
pemanfaatan lahan lahan dengan cekaman lingkungan abiotik
tinggi belum berkembang dengan baik.
<![i f !sup p ortL is ts] >3. <![endif]>Lemahnya sumberdaya
manusia dalam bidang pertanian, kelembagaan petani dan
kelembagaan penyuluhan. Petani walaupun dengan lahan sempit
pada umumnya mengelola lahan sempitnya secara sendiri sendiri,
tidak ada konsolidasi dalam pengelolaan lahan. Kelembagaan
penyuluh yang pernah sukses menghantar Indonesia mencapai
swasembada beras tahun 1984, sudah melemah dan kurang
berdaya. Akibat dari itu semua pendapatan rata rata petani lebih
rendah dibandingkan dengan masyarakat perkotaan.
<![if !supportLists] >4. <![endif]>Sistem agribisnis yang belum
berfungsi dengan baik karena tidak terintegrasinya sistem
agribisnis hulu hilir, rantai tata niaga yang panjang dan sistem
pemasaran yang belum adil, dan keterbatasan akses terhadap
layanan usaha, terutama permodalan.
<![if !supportLists] >5. <![endif]>Kebijakan makro seperti halnya
fiskal, peraturan ekspor dan impor, perpajakan, kebijakan industri
dan perdagangan, sering kali kurang memihak sektor pertanian.
<![if !supportLists] >6. <![endif]>Konsumsi beras per kapita
tinggi (127 kg/kapita/tahun) dan usaha diversifikasi beras masih
belum berhasil.
<![if !supportLists] >7. <![endif]>Jaminan penyediaan pangan
dari produksi dalam negeri menurun. Hal ini terlihat dari besarnya
devisa yang dihabiskan untuk impor beras, gula, jagung, kedelai,
susu, daging, dan buah buahan mencapai Rp 14,7 trilun/tahun
pada tahun 2006.
<![if !supportLists] >8. <![endif]>Ada masalah lingkungan karena
aktivitas pertanian yang tidak ramah lingkungan, seperti
pencemaran tanah & air oleh pestisida dan pupuk anorganik yang
digunakan secara berlebihan, emisi gas methan dari sawah dan
pembakaran lahan, erosi yang parah pada lahan pertanian
terutama daerah aliran sungai (DAS) curam akibat pengelolaan
yang tidak tepat.
Terkait dengan kemampuan Indonesia menghasilkan produk
pertanian yang unggul, pada Gambar di bawah ini diuraikan akar
permasalahan dalam pertanian buah buahan, sehingga produk buah
Indonesia kurang mampu bersaing secara Internasional.
Leave a Reply
Name (required)
Email (will not be published) (required)
Website
Submit Comment
c Notify me of followup comments via
d
e
f
g
email.
c Notify me of new posts via email.
d
e
f
g
Blog at WordPress.com .
Entries (RSS) and Comments (RSS) .