Professional Documents
Culture Documents
i ii
XVI. Pengaturan Jumlah Daun ................................. XVI-1 DAFTAR GAMBAR
XVII. Penentuan Saat Panen................................... XVII-1
Gambar 1. Pelubangan Tampak Dari Atas
XVIII. Panen ............................................................XVIII-1
Gambar 2. Penutupan Lubang Tampak Dari Atas
XIX. Perlakuan Lepas Panen ................................... XIX-1
Gambar 3. Benih Direndam Dalam Larutan Campuran
XX. Penyisiran......................................................... XX-1 Trichoderma sp., Air Dan Urea
XXI. Pemeraman....................................................... XXI-1 Gambar 4. Memilih Anakan Yang Akan Dibuang Dan
XXII. Sortasi dan Pengkelasan ...............................XXII-1 Menyisakan 2 – 3 anakan
Gambar 5. Mematikan Anakan Dengan Menuangkan ½
XXIII. Pengemasan ..................................................XXIII-1
Sendok Teh Minyak Tanah
XXIV. Transportasi ..................................................XXIV-
Gambar 6. Sanitasi Kebun
Gambar 7. Pembrongsongan Pisang
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 8. Penyanggahan Tandan Buah Dengan
TIM PENYUSUN
Menggunakan Bambu
Gambar 9. Cara Panen Pisang
Gambar 10. Rak Untuk Menggantung Tandan Pisang
Yang Baru Dipanen
Gambar 11. Rumah Panen Yang Terdiri Dari Rak-rak
Untuk Menggantung Tandan Pisang
Gambar 12. Pengemasan Dengan Menggunakan Kotak
Karton
iii iv
DAFTAR PUSAKA TIM PENYUSUN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PISANG BARANGAN
Badan Pusat Statistik. Data Ekspor – Impor. 1996 s/d 1999.
Badan Pusat Satistik (BPS). Jakarta.
Tim Penyusun :
Ditjen Bina Produksi Hortikultura. 2001. Informasi
1. Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, MSc
Hortikultura dan Aneka Tanaman. Jakarta.
2. Ir. Sri Kuntarsih, MM
Ditjen Bina Produksi Hortikultura. 2002. Luas Panen, 3. Dr. Ir. Sobir, MSi
Produktivitas dan Produksi Tanaman Sayuran, Buah-
4. Dr. Herdrajat
buahan, dan Aneka Tanaman di Indonesia Tahun
2001 (Angka Tetap). Jakarta. 5. Haposan Simanjuntak, BSc
6. Ir. Atiek Saptiati, MM
Ditjen Bina Produksi Hortikultura. 2003. Standar Prosedur
7. Indra Husni, STP
Operasional (SPO) Pendekatan Sistem Jaminan Mutu
Pisang. Jakarta. 8. Apriyanti Roganda, SP
v vi
PENDAHULUAN Diantara jenis pisang yang banyak ditanam di
Indonesia, pisang varietas Barangan memiliki keunggulan
Buah pisang segar merupakan salah satu komoditas dari mutu (rasa, tekstur, aroma), dan daya simpan. Daerah
perdagangan internasional. Jejaring perdagangan global sentra produksi pisang barangan adalah provinsi Sumatera
pisang telah berkembang baik, sehingga sepanjang tahun Utara, tersebar di Kabupaten Deli Serdang, Langkat,
dapat mensuplai kebutuhan pasar khususnya di negara- Simalungun, Tapanuli Selatan dan Asahan.
negara sub-tropika.
STANDAR MUTU PISANG BARANGAN
Usaha agibisnis pisang telah menjadi salah satu
usaha agibisnis andalan dari beberapa negara di Amerika Standar mutu pisang yang dijadikan acuan untuk
Selatan misalnya Honduras, Costa Rica, dan Guatemala. menghasilkan mutu pisang barangan yang baik adalah SNI
Produknya diekspor ke berbagai negara sub-tropik seperti (Standar Nasional Indonesia) nomor 01-6153-1999.
Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Perusahaan Standar Mutu Pisang Barangan adalah sebagai berikut :
agibisnis pisang global yang terkenal misalnya Chiquita
International. Dalam perdagangan global, pisang unggulan Klasifikasi/Penggolongan ukuran
saat ini adalah “Cavendish”, salah satu kelompok AAA.
Spesifikasi Satuan Persyaratan Spesifikasi
Indonesia sebagai salah satu negara tropika di Persyaratan Besar Sedang Kecil
kawasan Asia Tenggara, memiliki keragaman Sumber Jumlah Buah > 16 14 - 15 < 14
Daya Alam (SDA) hayati berbagai varietas pisang seperti buah/sisir
Barangan, Ambon Kuning, Raja Bulu, dan lain-lain; SDA Panjang buah
agroekologi “humid-tropic”; serta Sumber Daya Manusia terpendek Cm > 15 10 - 15 < 10
(SDM) petani dan swasta yang cukup besar. Hal ini dalam sisir
menggambarkan peluang yang besar untuk pengembangan Diameter
dan peningkatan produksi pisang dengan pola-pola penampang Cm > 2,5 - 4 > 2 – 2,5 2 - < 2,5
buah
pengembangan yang terintegasi secara lintas sektoral.
1 2
kultivar Standar Prosedur Nomor Tanggal
b. Keseragaman
ukuran
% > 95 > 90 - 95 > 85 - 90 Operasional SPO PB I Desember 2004
c. Ketuaan buah Tua Tua Cukup tua Halaman Revisi
%
(85 – 90) (85 – 90) ( < 85) Pemilihan Lokasi 1/2 ..........
d. Tingkat
- - - -
kematangan
e. Tingkat I. Pemilihan Lokasi
kerusakan % ≤3 ≤5 > 5 - 10
fisik/mekanis A. Definisi :
f. Kadar kotoran % ≤3 ≤5 > 5 - 10 Memilih lokasi tanam yang menjamin agar usaha
g. Kemulusan produksi pisang dapat dioptimalkan dan mencegah
% > 97 > 95 > 90
kulit
h. Tingkat
kegagalan proses produksi, serta dapat menghasilkan
% > 97 > 95 > 90 buah sesuai dengan mutu yang ditetapkan.
kesegaran
B. Tujuan :
Mendapatkan lahan yang bebas dari penyakit layu
pisang/lahan endemis, subur dengan lapisan top soil
tanah yang cukup tebal dan banyak mengandung
humus dan sesuai untuk memproduksi pisang
Barangan.
C. Validasi :
a. Pengalaman petani Kec. STM Hilir Kab. Deli
Serdang
b. Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Provinsi Sumatera Utara.
3 4
Menetapkan waktu tanam yang tepat bagi penanaman
E. Fungsi : pisang.
a. Data iklim untuk mengetahui tingkat curah hujan
dan suhu udara tahunan di suatu daerah. B. Tujuan :
b. pH tanah untuk mengukur tingkat keasaman tanah. Diperoleh waktu penanaman yang menjamin
tumbuhnya benih pisang secara optimum dan dapat
F. Prosedur Pelaksanaan : merangsang perkembangan agensia hayati.
a. Menghubungi stasiun meteorologi terdekat untuk
mendapatkan data iklim 10 tahun terakhir. C. Validasi :
b. Mengukur pH tanah. a. Pengalaman petani Kec. STM Hilir Kab. Deli
Serdang.
G. Sasaran: b. Hasil penelitian Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT)
a. Rata-rata pH dari 5 lokasi pengukuran berkisar 5.5 - Institut Pertanian Bogor.
7.5.
b. Kelembaban udara antara 80 – 88 % dengan D. Alat dan Bahan :
intensitas penyinaran matahari antara 40 – 58 lux Data iklim 10 tahun terakhir, sejarah lahan pertanaman
dan temperatur udara harian 22,80C – 32,40C.
c. Curah hujan berkisar 1500 - 3800 mm/tahun dengan E. Fungsi :
6 bulan basah. a. Data curah iklim untuk mengetahui tingkat curah
d. Tanah bertekstur pasir, tanah aluvial, dan kaya akan hujan dan suhu udara tahunan di suatu daerah
humus. b. Sejarah lahan pertanaman untuk mengetahui sejarah
e. Lahan bebas dari patogen penyebab penyakit layu. pertanaman dari lahan yang akan dijadikan lokasi
tanam
Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB II Desember 2004
II.1
Standar Prosedur Nomor Tanggal Penentuan Waktu Halaman Revisi
Operasional SPO PB II Desember 2004 Tanam 2/2 ..........
Penentuan Waktu Halaman Revisi
Tanam 1/2 .......... F. Prosedur Pelaksanaan :
I.2
a. Hubungi kantor meteorogi terdekat untuk
II. Penentuan Waktu Tanam mendapatkan data iklim sepuluh tahun terakhir.
A. Definisi :
5 6
b. Tentukan rata-rata curah hujan bulanan, untuk Membersihkan lahan dari hal-hal yang dapat
mengetahui bulan basah daerah (curah hujan mengganggu pertumbuhan tanaman.
bulanan>120 mm/bulan).
c. Tetapkan bulan basah di daerah tersebut. B. Tujuan :
Menyiapkan lahan agar siap untuk ditanami.
G. Sasaran:
Diketahui awal bulan basah sampai dua bulan C. Validasi :
sesudahnya sebagai waktu untuk memulai pengolahan a. Pengalaman petani Kec. STM Hilir Kab. Deli
lahan. Serdang.
b. Hasil penelitian Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT)
Institut Pertanian Bogor.
E. Fungsi :
a. Parang/Golok digunakan untuk memotong dan
membersihkan semak, pohon kecil, cabang dan
ranting pohon besar yang diperkirakan dapat
menghalangi tanaman muda untuk mendapatkan
sinar matahari.
b. Cangkul digunakan untuk membersihkan tanah dari
rumput dan sisa-sisa semak yang tertinggal, juga
untuk mengolah tanah.
Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB III Desember 2004 Standar Prosedur Nomor Tanggal
Pembersihan Halaman Revisi Operasional SPO PB III Desember 2004
II.2 III.1
(Persiapan Lahan) 1/2 .......... Pembersihan Halaman
iii
Revisi
(Persiapan Lahan) 2/2 ..........
III. Pembersihan
F. Prosedur Pelaksanaan :
A. Definisi :
7 8
a. Bersihkan lahan dari benda-benda yang akan Suatu upaya untuk memperoleh posisi tanam sehingga
mengganggu sistem perakaran tanaman maupun diperoleh populasi tanam sesuai dengan standar yang
menghambat penyerapan unsur makanan. ditetapkan.
b. Buang kotoran-kotoran, daun-daun dan ranting
bekas pangkasan yang dapat menjadi sumber B. Tujuan :
penularan hama dan penyakit. Memperoleh jarak tanam yang menjamin tanaman
c. Penyiapan saluran air atau parit kebun yang bebas dapat tumbuh optimum.
dari rumput, sampah dedaunan serta kayu yang
menyumbat (untuk lokasi yang sistem drainasenya C. Validasi :
kurang baik). a. Pengalaman petani Kec. STM Hilir Kab. Deli
d. Setelah digunakan semua peralatan dicuci dan Serdang.
disimpan. b. Hasil penelitian Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT)
Institut Pertanian Bogor.
G. Sasaran:
a. Tersedianya lahan yang siap ditanami. D. Alat dan Bahan :
Ajir, Meteran
E. Fungsi :
a. Ajir (bambu) untuk menandai dan melubangi tanah.
b. Meteran sebagai alat ukur.
9 10
b. Membuat arah barisan sejajar terbit matahari atau Suatu upaya untuk membuat perakaran tanaman pisang
memotong lereng, dengan jarak 3 - 4 m. dapat menyerap sari makanan dari tanah dengan baik.
c. Membuat tanda dalam barisan dengan jarak 2 – 2,5
m. B. Tujuan :
Untuk menyediakan tempat/lubang sebagai tempat
G. Sasaran : berkembangnya perakaran tanaman pisang sehingga
Jarak lubang tanam 2 - 2,5 m (dalam barisan) dan 3 - 4 tanaman dapat menyerap sari makanan dari tanah.
m (antar barisan).
C. Validasi :
a. Pengalaman petani di Kec. STM Hilir Kab. Deli
Serdang.
b. Hasil Penelitian Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Provinsi Sumatera Utara.
E. Fungsi :
a. Cangkul untuk melubangi tanah.
b. Meteran untuk alat ukur.
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Lubang dibuat dengan ukuran :
Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB V Desember 2004
Standar Prosedur Nomor Tanggal Pembuatan Halaman Revisi
V.1
Operasional SPO PB V Desember 2004 Lubang Tanam 2/2 ..........
IV.2 iii
Pembuatan Halaman
iii
Revisi
Lubang Tanam 1/2 .......... Panjang = 50 cm, Lebar = 50 cm, Dalam = 50 cm.
b. Pada saat pelubangan pisahkan tanah lapisan atas
V. Pembuatan Lubang Tanam (arah timur/kiri) dan tanah lapisan bawah (arah
barat/kanan).
A. Definisi :
11 12
c. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 2 minggu B. Tujuan :
agar terangin-angin. Untuk mengembalikan kelembaban tanah ke kondisi
d. Setelah dipakai semua peralatan dicuci dan semula.
disimpan.
C. Validasi :
Lapisan Atas a. Pengalaman petani di kecamatan STM Hilir Kab.
Deli Serdang.
b. Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Provinsi Sumatera Utara.
50 cm Lapisan Bawah c. Hasil penelitian Balai Perlindungan Tanaman
50 cm Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi
Sumatera Utara.
G. Sasaran : E. Fungsi :
Tersedianya lubang tanam yang sesuai dengan ukuran a. Cangkul untuk mengembalikan tanah ke lubang
yang ditentukan. tanam.
b. Pupuk kandang untuk pemupukan awal.
13 14
sebanyak 375 g dicampur dengan 10 kg pupuk
kandang/kompos dan 250 g agens hayati
(Trichoderma sp.).
b. Campurkan Trichorderma sp. dengan pupuk
kandang/kompos dan sebagian tanah, kemudian
dimasukkan ke lubang tanam.
c. Dalam penutupan lubang tanam, tanah bagian atas
(top soil) dimasukkan terlebih dahulu baru disusul
tanah bagian bawah (sub soil).
d. Penutupan lubang tanam dilakukan setelah 2
minggu lubang tanam dibiarkan terbuka.
e. Semua peralatan setelah dipakai dicuci dan
disimpan.
lapisan atas + 10 kg pupuk kandang +
375 g kapur dolomit + 250 g agens
hayati (Trichoderma sp.)
50 cm
Lapisan bawah dimasukkan setelah
lapisan atas dimasukkan terlebih dahulu
B. Tujuan :
15 16
Untuk memberikan lingkungan yang optimal terhadap c. Benih ditanam sampai sebatas 5 – 10 cm diatas
pertumbuhan tanaman sehingga memberikan hasil yang pangkal batang.
optimal. d. Lubang ditutup kembali dengan tanah galian.
e. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim
C. Validasi : hujan agar terhindar dari kekeringan kecuali
a. Pengalaman petani di Kec. STM Hilir Kab. Deli tersedia sistem drainase.
Serdang. f. Jika sarana irigasi tersedia penanaman dapat
b. Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi dilakukan kapan saja disesuaikan dengan kebutuhan
Pertanian (BPTP) Provinsi Sumatera Utara. pasar.
g. Setelah dipakai semua peralatan dicuci dan
D. Alat dan Bahan : disimpan.
Cangkul, benih
E. Fungsi :
a. Cangkul untuk membuat lubang tanam dan
mengembalikan tanah ke lubang tanam.
b. Benih sebagai bahan dasar tanaman untuk
menghasilkan buah.
17 18
Membantu penyediaan air untuk keperluan optimum
pertumbuhan.
C. Validasi :
Pengalaman petani di Kec. STM Hilir Kab. Deli
Serdang.
E. Fungsi :
Sistem irigasi dan drainase untuk membantu proses
pengairan tanaman.
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Air yang digunakan untuk penyiraman harus
berkualitas baik, tidak tercemar zat berbahaya dan
limbah pabrik serta bibit penyakit.
b. Drainase dibuat untuk lokasi yang sistem
drainasenya kurang baik.
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB VIII Desember 2004 Operasional SPO PB VIII Desember 2004
Halaman Revisi Halaman Revisi
VII.3 VIII.1
Pengairan 1/2
iii
.......... Pengairan 2iii/ 2 ..........
19 20
e. Pemberian air sebaiknya dilakukan 2x dalam satu
minggu. C. Validasi :
a. Pengalaman petani di Kec. STM Hilir Kab. Deli
G. Sasaran : Serdang.
Tersedianya air untuk keperluan optimum pertumbuhan. b. Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Provinsi Sumatera Utara.
E. Fungsi :
a. Alat pengorek/pisau untuk menghilangkan titik
tumbuh.
b. Minyak tanah untuk disuntikkan/disiramkan pada
titik tumbuh.
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Menetapkan posisi anakan yang akan dipelihara.
21 22
d. Anakan yang dipilih adalah anakan yang berasal
dari pohon induk dengan umur yang berbeda.
e. Cara mematikan anakan dilakukan dengan : Gambar 4. Memilih anakan yang akan dibuang dan menyisakan
Potong anakan sebatas permukaan tanah, congkel 2 – 3 anakan
bagian tengah batang lalu tuangkan 2-3 ml (½
sendok teh) minyak tanah.
f. Setelah dipakai semua peralatan dicuci dan
disimpan.
G. Sasaran :
Jumlah anakan setiap rumpun sesuai dengan
rekomendasi (2 – 3 anakan).
A. Definisi :
Memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman dan
perakaran bisa berkembang lebih baik.
B. Tujuan :
Mendapatkan pertumbuhan tanaman yang optimum,
produksi yang tinggi dan kualitas yang sesuai dengan
23 24
standar yang ditetapkan serta memperkuat pertumbuhan b. Pemupukan II & III dilakukan dua dan tiga bulan
tanaman pisang. setelah penanaman dengan pupuk anorganik (Urea
= 50 g, SP-36 = 30 g dan KCl = 40 g).
C. Validasi : c. Pada pemupukan ke IV, berikan campuran pupuk
a. Pengalaman petani di kecamatan STM Hilir Kab. kandang/kompos susulan sebanyak 10 kg dan 500 g
Deli Serdang. Trichoderma sp. per rumpun serta Urea = 100 g,
b. Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi KCL = 100 g.
Pertanian (BPTP) Provinsi Sumatera Utara. d. Pemberian pupuk dilakukan dengan membuat parit
c. Hasil penelitian Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) sekeliling rumpun dengan jarak 50 cm dari pohon
Institut Pertanian Bogor. yang dilanjutkan dengan tanah bumbunan.
d. Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok. e. Setelah dipakai semua peralatan dicuci dan
disimpan.
D. Alat dan Bahan :
Pupuk, Cangkul G. Sasaran :
Tanaman memperoleh pasokan kebutuhan unsur hara
E. Fungsi : sesuai dengan yang dibutuhkan.
a. Pupuk untuk menambahkan hara bagi pertumbuhan
tanaman.
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB X Desember 2004 Operasional SPO PB XI Desember 2004
Pemupukan dan Halaman Revisi Halaman Revisi
X.1 X.2
Pembumbunan 2/2
iii
.......... Sanitasi 1iii/ 3 ..........
25 26
- Membersihkan lingkungan sekitar tempat c. Memotong daun pisang yang sudah mengering dan
tumbuhnya tanaman agar tanaman dapat tumbuh daun yang sudah menguning (rusak/patah) dipotong.
dengan optimal. d. Bila memotong pelepah daun yang sudah
- Mengurangi kompetisi hara antara tumbuhan menunjukkan gejala serangan penyakit. Daun
dengan tanaman pengganggu (gulma). dikumpulkan pada satu tempat agar tidak menjadi
sumber infeksi dan dibakar.
C. Validasi : e. Herbisida digunakan dengan metode sistemik
a. Pengalaman petani di Kec. STM Hilir Kab. Deli (round up) dengan dosis sesuai anjuran pada
Serdang. kemasan.
b. Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi f. Setelah dipakai semua peralatan dicuci dan
Pertanian (BPTP) provinsi Sumatera Utara. disimpan.
E. Fungsi :
a. Arit/Sabit untuk membabat atau memotong gulma
dan daun pisang yang sudah menguning. Standar Prosedur Nomor Tanggal
b. Cangkul untuk membumbun tanaman. Operasional SPO PB XI Desember 2004
XI.2
Standar Prosedur Nomor Tanggal Halaman
iii
Revisi
Operasional SPO PB XI Desember 2004 Sanitasi 3/3 ..........
Halaman Revisi
XI.1
Sanitasi 2 III
/ 31 ..........
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Mencabut/membuang rumput dan tumbuhan
pengganggu dengan membabat rata minimal 100
cm sekeliling tanaman pisang.
b. Penyiangan jangan sampai melukai akar karena bila Gambar 6. Sanitasi Kebun
akar terluka akan menyebabkan penularan penyakit.
27 28
G. Sasaran : a. Pengalaman petani di Kec. STM Hilir Kab. Deli
Terciptanya lingkungan pertanaman yang bersih dan Serdang.
kurangnya kompetisi unsur hara. b. Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) provinsi Sumatera Utara.
c. Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok.
E. Fungsi :
a. Pisau digunakan untuk memotong jantung pisang.
b. Tangga untuk alat bantu pemotongan.
F. Prosedur Pelaksanaan :
Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB XII Desember 2004
Standar Prosedur Nomor Tanggal Pemotongan Halaman Revisi
XII.1
Operasional SPO PB XII Desember 2004 Jantung Pisang 2/2 ..........
i
Pemotongan Halaman Revisi
XI.3
Jantung Pisang 1/2
III 1
.......... a. Pemotongan ontong dilakukan bila buah terakhir
yang normal sudah melengkung ke atas.
XII. Pemotongan Jantung Pisang b. Pemotongan dengan menggunakan pisau dari arah
kanan pada 15 - 20 cm dari sisir terakhir yang
A. Definisi : normal.
Memotong jantung pisang setelah sisir terakhir keluar. c. Setelah dipakai semua peralatan dicuci dan
disimpan.
B. Tujuan :
- Untuk mengoptimalkan penyerapan unsur hara oleh G. Sasaran :
bakal buah. Penyerapan unsur hara pada saat pembentukan buah
- Mencegah penularan penyakit. optimal.
C. Validasi :
29 30
b. Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) provinsi Sumatera Utara.
c. Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok.
E. Fungsi :
a. Plastik Polyethilene biru untuk membungkus buah
sehingga terhindar dari serangan hama.
b. Tangga untuk membantu pembrongsongan pada
tanaman tinggi.
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB XIII Desember 2004 Operasional SPO PB XIII Desember 2004
XII.2
Halaman Revisi Halaman Revisi
III 1 XIII.1
Pembrongsongan 1/3 .......... Pembrongsongan 2/3
III 1
..........
31 32
d. Secara berkala dilakukan pemeriksaan untuk
mencegah tersangkutnya seludang yang sudah
terlepas serta penggenangan air pada plastik agar
tidak terjadi pembusukan pada tandan buah.
XIV. Penyanggahan
A. Definisi :
Menyanggah pohon pisang agar tidak roboh.
B. Tujuan :
Membantu agar pohon pisang tidak roboh karena
pertumbuhan tandan buah (tergantung varietas dan
besarnya tandan).
C. Validasi :
Gambar 7. Pembrongsongan Pisang a. Pengalaman petani di Kec. STM Hilir, Kab. Deli
Serdang.
G. Sasaran : b. Hasil penelitian Balai Perlindungan Tanaman
Buah bebas dari serangan hama dan penyakit dan buah Pangan dan Hortikultura (BPTPH) provinsi
mulus. Sumatera Utara.
33 34
D. Alat dan Bahan : G. Sasaran :
Bambu Pertumbuhan tandan buah optimal dan batang tidak
roboh.
E. Fungsi :
Bambu untuk menahan pohon agar tidak roboh
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Penyanggahan dilakukan dengan menggunakan
bambu.
B. Tujuan :
- Mengendalikan OPT untuk menghindari kerugian
ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan
penurunan mutu (kualitas) produk.
Gambar 8. Penyanggahan tandan buah - Menjaga kesehatan manusia dan kelestarian
dengan menggunakan bambu lingkungan hidup.
35 36
g. Alat aplikator pestisida
C. Validasi : h. Ember
a. Undang-undang (UU) Nomor 12 tahun 1992 i. Pengaduk
tentang Sistem Budidaya Tanaman. j. Takaran (skala cc, ml, dan liter)
b. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 tahun 1995 k. Kuas
tentang Perlindungan Tanaman. l. Pisau
c. Keputusan Menteri Pertanian Nomor m. Alat/sarana pelindung : sarung tangan, masker, topi,
887/Kpts/OP.210/9/97 tentang Pedoman sepatu boot, baju lengan panjang
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan.
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB XV Desember 2004 Operasional SPO PB XV Desember 2004
XV.2
Pengendalian Pengendalian
Hama dan Halaman Revisi Hama dan Halaman
III 1 Revisi
XV.1
2 / 21 .......... 3 / 21 ..........
Penyakit Terpadu III 1
Penyakit Terpadu
37 38
bordo) pada bagian tanaman yang b. Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT,
terserang/terinfeksi; dan musuh alaminya. Untuk mengenali hama atau
i. Minyak tanah untuk membakar sisa-sisa/bagian penyebab penyakit (bila tersedia) gunakan alat
tanaman yang terserang OPT; bantu berupa contoh awetan hama atau gejala
j. Deterjen untuk mencuci alat aplikator, (symptom) dari pada penyakit. Apabila ragu
mengendalikan hama dan penyakit tertentu, serta konsultasi dengan petugas Pengamat Hama dan
pencampur bahan pestisida nabati; Penyakit (PHP)/POPT/Laboratium Pengamatan
k. Alkohol 70%, formalin 4–8%, kloroks 1% Hama
(Bayclin), lysol, kalium permanganat 0.05% Standar Prosedur Nomor Tanggal
Standar Prosedur Nomor Tanggal Operasional SPO PB XV Desember 2004
Operasional SPO PB XV Desember 2004 Pengendalian
XV.4
Halaman Revisi
Pengendalian Hama dan
XV.3
Halaman Revisi 5III/121 ..........
Hama dan Penyakit Terpadu
Penyakit Terpadu 4III/121 ..........
dan Penyakit/Balai Perlindungan Tanaman Pangan
untuk mencucihamakan (desinfektan) alat-alat dan Hortikultura (BPTPH).
pertanian (pisau, gunting pangkas, gergaji). c. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan
l. Pisau, gunting pangkas, gergaji untuk memotong dikendalikan.
bagian tanaman yang terserang OPT; d. Berikut ini adalah daftar OPT utama yang terdapat
m. Alat pelindung untuk melindungi bagian tubuh dari pada setiap fase/stadia pertumbuhan tanaman.
cemaran bahan kimiawi (pestisida).
1. PENYAKIT
F. Waktu : a. Pengendalian Layu Fusarium (Panama disease)
a. Pengendalian OPT dilaksanakan setiap waktu, Penyebab : Fusarium oxysporum f.sp cubense (E.F.
disesuaikan dengan kondisi serangan OPT dan Smith)
fase/stadia tanaman terutama pada stadia kritis. i. Gejala :
b. Keputusan tindakan pengendalian dilakukan - Cendawan F. oxysporum menyerang tanaman
berdasarkan pengamatan terutama apabila OPT melalui akar;
dipandang perlu untuk dikendalikan. - Daun tua menguning mulai dari pinggiran daun,
tangkai daun patah, layu dan tanaman mati;
G. Prosedur Pelaksanaan : - Kadang-kadang lapisan luar dari batang palsu
a. Lakukan pengamatan OPT secara berkala terbelah mulai dari permukaan tanah;
(seminggu sekali) terhadap OPT utama.
39 40
- Tanaman yang terserang tidak mampu berbuah tanah bagian atas lalu masukkan ke
atau buahnya tidak terisi; dalam lubang. Selanjutnya diikuti oleh
- Jika pangkal batang dibelah membujur terlihat tanah bagian bawah. Lakukan
garis coklat atau hitam dari pangkal batang ke pemadatan dan penyiraman dengan air
atas, melalui jaringan pembuluh pangkal dan secukupnya
tangkai daun.
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional Operasional
XV.5PB XV
SPO Desember 2004 SPO PB XV
XV.6 Desember 2004
Pengendalian Pengendalian III 1
Hama dan Halaman
III 1 Revisi Hama dan Halaman Revisi
Penyakit Terpadu 6 / 21 .......... Penyakit Terpadu 7 / 21 ..........
41 42
atau penyiraman terhadap tanaman yang sekeliling rumpun dengan jarak 1,5 m
kekurangan air. dari tanaman, kemudian taburi arang sekam.
- Hindari terjadinya luka pada akar. 2) Cara fisik/mekanis
- Lakukan sistem pindah tanam setelah 3 kali - Eradikasi rumpun tanaman terserang sampai
panen maksimal 3 tahun. ke akar-akarnya atau segera
Standar Prosedur Nomor Tanggal
Standar Prosedur Nomor Tanggal Operasional SPO XV.8
PB XV Desember 2004
Operasional SPO PB XV Desember 2004 Pengendalian
Pengendalian Hama dan Halaman
iii Revisi
XV.7
Hama dan Halaman
iii
Revisi Penyakit Terpadu 9 / 21 ..........
Penyakit Terpadu 8 / 21 ..........
matikan tanaman dengan cara
- Lakukan pembrongsongan buah segera menyuntikkan herbisida sistemik yang
setelah ontong merunduk. (lihat SPO telah terdaftar dan diizinkan oleh Menteri
pembrongsongan) Pertanian, atau minyak tanah 2-3 ml (1/2
- Lakukan pemotongan jantung pisang sendok teh)/batang (tergantung pada ukuran
(bunga jantan) segera setelah pembentukan batang semu) pada batang semu dan anakan,
sisir berhenti. (lihat SPO pemotongan biarkan mengering. Setelah mengering,
jantung pisang) bongkar tanaman, dan buang.
- Lakukan pengapuran atau pemberian abu 3) Cara genetika
kapur untuk menaikkan atau menjaga - Gunakan varietas pisang tahan penyakit layu
kestabilan pH tanah. fusarium sesuai dengan kondisi setempat. Di
- Lakukan pengisolasian untuk mencegah Indonesia telah diketahui terdapat ras 1, 2
penyebaran patogen pada lahan baru dari dan 4. Barangan rentan terhadap ras 4.
dalam tanah dengan menggunakan arang 4) Cara biologi
sekam, dengan cara membuat parit (untuk - Gunakan agens hayati seperti Trichoderma
memisahkan lahan baru dengan lahan yang spp., Gliocladium sp., Chaetamium sp.,
terserang patogen) sedalam perakaran Pseudomonas flurescens, Bacillus subtilis
(rhizosphere) pisang. yang diintroduksi (dicampur) bersama
Taburkan arang sekam ± ¾ tinggi parit. kompos atau pada benih (100 g/benih).
Buat saluran drainase. Aplikasi agens hayati dilakukan setelah
Untuk tanaman yang dimatikan dengan tanam dan diulang secara periodik.
minyak tanah karena sakit, buat parit di
43 44
- Perlakukan bibit dengan agens hayati. - karbosulfan 5%. Nematisida tersebut
Sebelum bibit ditanam bukalah kantong berbentuk ganul (butiran) diaplikasikan
plastik dari bonggol, lakukan pencelupan dengan cara
bonggol dengan suspensi/campuran Standar Prosedur Nomor Tanggal
Standar Prosedur Operasional membuat g
Nomor Tanggal SPO PB XV Desember 2004
Operasional Pengendalian men
SPO PB XV
XV.9 Desember 2004
Pengendalian Hama dan Halaman Revisi gapl
Hama dan Halaman
iii Revisi Penyakit Terpadu 11 / 21 .......... ikas
Penyakit Terpadu 10 / 21 .......... ikan
nematisida. Bekas sarung tangan dibakar
supaya tidak digunakan lagi. Cuci tangan
agens hayati Pf (Pseudomonas atau bersihkan tubuh (mandi) dengan air
fluorescens) dengan air (perbandingan 1 : sabun. Baca dan ikuti petunjuk yang tertera
10) selama 15 menit. pada label kemasan pestisida.
5) Cara kimiawi
- Lakukan sterilisasi (disinfektan) semua alat b. Pengendalian Layu Bakteri/Moko disease :
yang digunakan dengan menggunakan Ralstonia solanacearum Yabuuchi
alkohol 70%, formalin 4-8%, kloroks 1% et.al.(Sinonim : Bulkholderia solanacearum
(bayclin yang diencerkan 1 : 5), lysol, atau (Smith) Yabuuchi et.al. Pseudomonas
kalium permanganat 0.05%, atau dicuci solanacearum (Smith)
bersih dengan sabun deterjen. Penyebab : Fusarium oxysporum f.sp Cubense (E.F.
- Injeksi minyak tanah atau herbisida sistemik Smith)
pada tanaman sakit dan anakannya sebanyak i. Gejala :
2-3 ml (1/2 sendok teh)/tanaman tergantung - Timbulnya gejala serangan layu bakteri pada
ukuran/umur tanaman. Injeksi dapat diulangi daun biasanya baru tampak setelah munculnya
hingga tanaman mati. tandan buah atau fase generatif;
- Aplikasi pestisida untuk nematoda - Pada awalnya daun muda berubah warna
Radopholus similis dan Meloidogyne menjadi kuning. Ibu tulang daun keluar garis
(penyebab luka pada akar) dengan
nematisida yang telah terdaftar dan Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional cokl
diizinkan oleh Menteri Pertanian. SPO PB XV Desember 2004
Pengendalian at
Nematisida yang terdaftar dan diizinkan Halaman Revisi kek
tahun 2003, misalnya kardusafos 10%, Hama dan
Penyakit Terpadu 12 / 21 .......... unin
karbosulfan 3%, g-
XV.10 XV.11
III 1 III 1
kuningan, kemudian dalam waktu satu minggu - Pengendalian secara fisik/mekanis sama
semua daun menguning lalu menjadi dengan pengendalian Layu Fusarium
coklat; (Panama disease).
- Cairan merah ke luar melalui luka pada batang, 3) Cara biologi
adakalanya cairan keluar bersamaan dengan - Pengendalian secara biologi sama dengan
keluarnya jantung pisang; pengendalian Layu Fusarium (Panama
- Pada buah gejalanya agak lambat, pada disease).
umumnya saat buah hampir menyelesaikan 4) Cara kimiawi
proses pemasakan; - Lakukan sterilisasi (disinfektan) semua alat
- Daging buah menjadi cairan seperti lendir yang digunakan dengan menggunakan
merah kecoklatan; alkohol 70%, kloroks 1% (Bayclin yang
- Buah tampak seperti dipanggang, berwarna diencerkan 1 : 5), formalin 4-8%, lysol, atau
kuning coklat, layu dan busuk. kalium permanganat 0.05%;
ii. Pengendalian : - Aplikasikan pestisida kimiawi yang telah
1) Cara kultur Teknis terdaftar dan diizinkan oleh Menteri
- Pengendalian secara kultur teknis sama Pertanian, misalnya dazomet 98%.
dengan pengendalian Layu Fusarium Aplikasi pestisida untuk nematoda
(Panama disease). Radopholus similis dan Meloidogyne (sama
- Lakukan sanitasi lingkungan dengan cara pengaplikasiannya dengan Layu Fusarium
membersihkan gulma dari lahan pertanaman (Panama disease)).
pisang. Daun-daun pisang yang telah kering
dipangkas, kemudian dibakar. c. Pengendalian Bercak Daun/Sigatoka/Black leaf
- Hindari pemindahan tanah dan tanaman/sisa streak
tanaman sakit ke daerah lainnya. Penyebab : Mycosphaerella musicola
XV.13
XV.12 III 1
III 1
- Bintik melebar menjadi noda kuning tua • Ambil fungisida, takar sesuai dosis
kemerahan sampai kehitaman, sehingga seluruh anjuran dengan menggunakan takaran
helaian daun menjadi kuning; gelas;
- Daun menjadi lebih cepat kering dan buah • Takar air sesuai volume anjuran dan
matang sebelum waktunya; masukkan ke dalam ember;
ii. Pengendalian : • Campurkan fungisida ke dalam air, aduk
1) Cara kultur teknis dengan alat pengaduk sampai rata;
- Lakukan sanitasi sumber infeksi, yaitu daun- • Masukkan campuran fungisida dan air
daun mati/sakit dipangkas lalu dibakar. ke dalam alat aplikasi kemudian
- Lakukan pemupukan berimbang, sesuai semprotkan;
anjuran setempat. • Baca dan ikuti petunjuk penggunaan
2) Cara kimiawi fungisida yang tertera pada label
- Aplikasikan pestisida (fungisida) kimiawi kemasan.
yang telah terdaftar dan diizinkan oleh
Menteri Pertanian tahun 2003, misalnya d. Pengendalian Kerdil Pisang/Bunchy top virus
hexakonazol 50 g/l, tridemorf 750 g/l, Penyebab : Virus bunchy top
mankozeb 80%, tebukonazol 250 g/l, i. Gejala :
difenokonazol 250 g/l, metil tiofanat 500 g/l, - Daun muda tampak baku, tegak, pendek, lebih
metil tiofanat 70%, klorota1onil 500 g/l, sempit, dan tangkainya pendek dari yang
klorotalonil 75%, propikonazol 250 g/l. normal;
Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional - D
SPO PB XV Desember 2004
Standar Prosedur Nomor Tanggal Pengendalian a
Operasional SPO PB XV Desember 2004 Hama dan Halaman Revisi u
Pengendalian Penyakit Terpadu 16 / 21 .......... n
Hama dan Halaman Revisi
Penyakit Terpadu 15 / 21 .......... menguning di sepanjang tepi daun, lalu
mengering. Daun menjadi rapuh dan mudah
Cara penggunaan fungisida: patah;
Gunakan alat pelindung pada saat - Tanaman terhambat perturnbuhannya dan daun-
menggunakan pestisida, yaitu masker, daun membentuk roset pada ujung batang semu.
sarung tangan, topi, sepatu boot, baju lengan ii. Pengendalian :
panjang. 1) Cara kultur Teknis
XV.14 XV.15
III 1 III 1
- Gunakan benih sehat. Jangan mengambil berwarna hitam yang menyebar pada permukaan
benih dari tanaman terserang. bonggol pisang.
- Lakukan sanitasi kebun dengan - Luka pada akar dan bonggol pisang terinfeksi
membersihkan lahan dari tanaman inang lain, masuknya patogen lain seperti Fusarium
yaitu Abacca (Musa textilis), Heliconia spp., oxysporum.
bunga tasbih (Canna spp.) - Bila akar terserang berat, menyebabkan
- Bongkar rumpun tanaman yang sakit sampai tanaman mudah roboh (tumbang) terutama pada
ke akar-akarnya, kemudian dipotong-potong fase pengisian buah.
agar tidak ada tunas yang hidup. ii. Pengendalian :
2) Cara biologi - Rotasi tanaman;
- Gunakan serangga predator Cryptogonus - Penggenangan tanah selama beberapa bulan;
orbiculus (Coleoptera; Coccinellidae) untuk - Perlakuan dengan air panas;
mengendalikan serangga penular Pentalonia - Pengendalian dengan bahan kimia (nematisida)
nigonervosa (Homoptera : Aphididae).
XV.16 XV.17
III 1
1. Cara kultur Teknis b. Pengendalian Kumbang Penggerek Batang
- Kumbang penggerek dapat bertahan selama Pisang
9 bulan lebih pada batang pisang. Penyebab : Odoiporus longicollis
Oleh karena itu, lakukan pembersihan sisa- i. Gejala :
sisa bagian tanaman pisang dari kebun; - Gejala sama dengan gejala akibat serangan
- Lakukan penebangan batang pisang Kumbang Penggerek Bonggol Pisang.
serendah mungkin. Potong-potong batang ii. Pengendalian :
tanaman terserang termasuk bonggolnya 1) Cara kultur Teknis
kemudian dikubur. - Pengendalian secara kultur teknis sama
- Pastikan bahwa benih dari anakan tidak dengan pengendalian pada Kumbang
membawa telur atau larva penggerek; Penggerek Bonggol Pisang.
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional Operasional 2) C
SPO PB XV Desember 2004 SPO PB XV Desember 2004
Pengendalian Pengendalian a
Hama dan Halaman Revisi Hama dan Halaman Revisi r
Penyakit Terpadu 19 / 21 .......... Penyakit Terpadu 20 / 21 .......... a
mekanis
2) Cara mekanis Pengendalian secara kultur teknis sama dengan
- Potong bonggol lalu matikan kumbang yang pengendalian pada Kumbang Penggerek
terdapat dalam bonggol pisang. Bonggol Pisang.
3) Cara biologi 3) Cara biologi
Manfaatkan : Manfaatkan :
- Predator larva: Plaesius javanicus Er. - Predator larva: Plaesius javanus Er.
(Coleoptera: Histeridae), Hololepta sp., (Coleoptera: Histeridae), Hololepta sp.,
Chrysophilus ferrugineus, dan Ceromasra Chrysophilus ferrugineus, dan Ceromasra
sphenopori; sphenopori; Chrysophilus ferrugineus, dan
- Patogen larva: Metarrhizium sp., Beauvaria Ceromasra sphenopori;
bassiana (Balsamo) - Patogen larva: Metarrhizium sp., Beauvaria
4) Cara kimiawi bassiana (Balsamo)
- Belum ada insektisida yang terdaftar dan 4) Cara kimiawi
diizinkan untuk mengendalikan kumbang - Belum ada insektisida yang terdaftar dan
penggerek bonggol pisang. diizinkan untuk mengendalikan kumbang
penggerek batang pisang.
XV.18 XV.19
III 1
Parasitoid pupa : Brachymeria larus, B.
c. Pengendalian Ulat Penggulung Daun Pisang Thracis, Theronia zebra-zebra,
Penyebab : Erionata thrax L. Xanthopineple gamsura, serta
i. Gejala : Parasitoid lainnya : Agiommatus spp.,
- Ulat yang masih muda memotong daun mulai Anastatus sp., Brachymeria sp., dan
dari tepi secara miring, lalu menggulung hingga Pediobius erionotae.
membentuk tabung kecil; - Manfaatkan predator, misalnya burung
- Ulat memakan daun di dalam gulungan, apabila gagak dan kutilang.
daun di dalam gulungan habis maka
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB XV Desember 2004 Operasional SPO PB XVI Desember 2004
XV.20
Pengendalian Pengaturan Halaman Revisi
Hama dan Halaman Revisi Jumlah Daun
III 1
1/2 ..........
Penyakit Terpadu 21 / 21 ..........
XV.20 XV.21
III 1 III 1
E. Fungsi :
a. Pisau sebagai alat untuk memotong tangkai
daun/pelepah
b. Galah/tangga sebagai alat bantu untuk memotong
tangkai daun/pelepah yang tinggi.
XVI.1 XVI.2
III 1 III 1
b. Alat pengukur diameter dan panjang buah untuk Untuk pasar Luar Negeri (hampir 75%
mengukur buah. matang), dengan kriteria :
a. Tepi buah masih jelas.
F. Prosedur Pelaksanaan : b. Warna kulit buah hijau terang.
a. Kriteria panen pisang berbeda-beda, tergantung dari c. Daun bendera pada tanaman sudah
jarak pasar : mengering.
Untuk pasar lokal (90% matang), dengan Standar Prosedur Nomor Tanggal
kriteria : Operasional SPO PB XVII Desember 2004 G.
Standar Prosedur Nomor Tanggal Penentuan Halaman Revisi
Operasional SPO PB XVII Desember 2004 Saat Panen 3/3 .......... Sasa
Penentuan Halaman Revisi ran :
Saat Panen 2/3 .......... Saat panen yang tepat.
XVII.1 XVII.2
III 1 III 1
b. Lakukan pemanenan pisang pada waktu pagi (jam
07.00 – 10.00) atau sore hari (jam 15.00 – 17.00)
dalam keadaan cerah. Pemanenan tidak dianjurkan
pada waktu hujan karena dapat
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB XVIII Desember 2004 Operasional SPO PB XVIII Desember 2004
Halaman Revisi Halaman Revisi
Panen 1/3 .......... Panen 2/3 ..........
E. Fungsi :
a. Parang/golok untuk memotong tandan buah.
b. Tangga untuk alat bantu pemanenan pada tanaman
yang tinggi.
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Gunakan parang yang tajam dan bersih.
XVII.3 XVIII.1
III 1 III 1
Gambar 9. Cara Panen Pisang
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB XVIII Desember 2004 Operasional SPO PB XIX Desember 2004
Halaman Revisi Perlakuan Lepas Halaman Revisi
Panen 3/3 .......... Panen 1/2 ..........
B. Tujuan :
Untuk menjaga mutu buah tetap baik, terhindar dari
noda getah dan kerusakan karena gesekan antar tandan.
C. Validasi :
Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Sumatera Utara.
E. Fungsi :
a. Rumah panen untuk menyimpan hasil panen
sementara sebelum dilakukan tindakan pasca panen.
b. Rak untuk menggantung tandan pisang yang baru
dipanen.
XVIII.3
XVIII.2 III 1
III 1
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB XIX Desember 2004 Operasional SPO PB XIX Desember 2004
Perlakuan Lepas Halaman Revisi Perlakuan Lepas Halaman Revisi
Panen 2/3 .......... Panen 3/3 ..........
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Bawa tandan pisang yang telah dipanen ke rumah
panen dalam keadaan tandan pisang menghadap ke
bawah.
b. Pastikan getah pisang telah habis lalu gantungkan
tandan pisang pada tempat penggantungan untuk
menghindari kerusakan pascapanen pada buah
pisang
c. Usahakan dalam penyimpanan sementara pisang
tidak saling berbenturan.
d. Terhindar dari panas dan hujan. Gambar 11. Rumah panen yang terdiri dari rak-rak untuk
e. Jaga suhu rumah panen (jangan terlalu menggantung tandan pisang
lembab)/cukup ventiliasi.
G. Sasaran:
Mutu buah baik dan daya simpan yang panjang.
XIX.2 XIX.3
III 1 III 1
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB XX Desember 2004 Operasional SPO PB XX Desember 2004
Halaman Revisi Halaman Revisi
Penyisiran 1/2 .......... Penyisiran 2/2 ..........
XX. Penyisiran d. Tangkai sisiran diberi daun atau kertas koran, untuk
menghindari getah buah agar tidak
A. Definisi : menetes/menempel pada buah.
Proses memisah-misahkan bagian sisir buah e. Setelah dipakai semua peralatan dicuci dan
disimpan.
B. Tujuan :
Untuk memudahkan pemeraman, grading, pengemasan, G. Sasaran :
pengangkutan, dan pemasaran pisang Untuk mempermudah proses pemeraman, grading,
pengemasan, pengangkutan dan pemasaran.
C. Validasi :
Hasil penelitian Pusat Kajian Buah-buahan Tropika
(PKBT) Institut Pertanian Bogor
E. Fungsi :
Pisau/golok untuk memotong sisir buah dari tandannya.
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Penyisiran dengan menggunakan pisau/golok yang
tajam dengan memotong batang tandan disekitar
sisiran buah.
b. Penyisiran dimulai dari sisir buah yang paling
bawah lalu ke atas.
c. Hindari luka pada buah saat penyisiran (luka irisan)
agar kemulusan buah tetap terjaga.
XX.1
III 1 XX.2
III 1
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB XXI Desember 2004 Operasional SPO PB XXI Desember 2004
Halaman Revisi Halaman Revisi
Pemeraman 1/2 .......... Pemeraman 2/2 ..........
C. Validasi :
Pengalaman petani di Kec. STM Hilir Kab. Deli
Serdang.
E. Fungsi :
a. Kantong plastik untuk membungkus tandan pisang
yang diperam.
b. Karbit atau ethrel untuk menstimulator pematangan
buah.
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Masukkan tandan/sisir pisang yang akan diperam
kedalam kantong plastik.
b. Tempatkan karbit (5 gr/kantong) didalam tumpukan
bungkus pisang.
c. Ikat dan tutup rapat dan biarkan selama 24 jam.
XXI.2
XXI.1 III 1
III 1
Standar Prosedur Nomor Tanggal Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB XXII Desember 2004 Operasional SPO PB XXII Desember 2004
Sortasi dan Halaman Revisi Sortasi dan Halaman Revisi
Pengkelasan 1/2 .......... Pengkelasan 2/2 ..........
XXII. Sortasi dan Pengkelasan telah disortasi menjadi kelompok kelas sesuai
ukuran besar, kecil, bentuk tingkat kemasakan buah,
A. Definisi : berat buah, keseragaman warna.
Melakukan pemilihan dan pemisahan berdasarkan c. Kelas A : jumlah buah per sisir lebih dari 16 buah
kondisi kualitas buah. dengan bobot per sisir lebih besar 2,5 kg.
Kelas B : jumlah buah per sisir 14 – 15 buah dengan
B. Tujuan : bobot per sisir 2 – 2,5 kg.
Untuk mengelompokkan dalam kelas-kelas yang telah Kelas C : jumlah buah per sisir kurang dari 14 buah
ditentukan. dengan bobot per sisir kurang dari 2 kg.
C. Validasi : G. Sasaran :
Pengalaman petani di Kec. STM Hilir Kab. Deli Pengelompokkan buah sesuai kelas yang ditentukan.
Serdang
E. Fungsi :
Untuk memilah buah pisang sesuai dengan standar
mutu yang ditetapkan.
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Memilih dan memisahkan antara buah pisang yang
baik dan yang tidak baik, cacat, rusak atau busuk.
b. Kemudian dilakukan pengkelasan/pengelompokan Standar Prosedur Nomor Tanggal
buah pisang yang Operasional SPO PB XXIII Desember 2004
XXII.1
III 1 XXII.2
III 1
Halaman Revisi Halaman Revisi
Pengemasan 1/3 .......... Pengemasan 2/3 ..........
C. Validasi :
Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Sumatera Utara.
XXIII.1 XXIII.2
III 1 III 1
Halaman Revisi Standar Prosedur Nomor Tanggal
Pengemasan 3/3 .......... Operasional SPO PB XXIV Desember 2004
Halaman Revisi
G. Sasaran : Transportasi 1/2 ..........
Mutu buah tetap terjaga.
XXIV. Transportasi
A. Definisi :
Proses memindahkan buah pisang ke pasar.
B. Tujuan :
Untuk mengangkut buah dari tempat penyimpanan ke
pasar dalam keadaan baik.
D. Fungsi :
Alat transportasi/pengangkutan berfungsi untuk
mengangkut buah dari tempat penyimpanan.
E. Prosedur Pelaksanaan :
a. Angkut buah pisang yang sudah dikemas ke
kendaraan atau gerobak pengangkutan.
b. Di dalam pengangkutan, dalam bentuk :
Tandan, letakkan posisi tandan pisang tegak
lurus (posisi tangkai buah menghadap ke
bawah). Bila didalam kemasan lebih dari satu
tandan, antara tandan diberi penyekat serasah.
Sisir, lapisi tiap sisir dengan daun pisang
kering/serasah.
XXIII.3 XXIV.1
III 1 III 1
Standar Prosedur Nomor Tanggal
Operasional SPO PB XXIV Desember 2004
Halaman Revisi
Transportasi 2/2 ..........
F. Sasaran :
Buah sampai di tangan konsumen dalam keadaan baik.
XXIV.2
III 1